Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN

PROFILAKSIS PASCA PAJANAN

2016

Rumah Sakit Bedah Surabaya


Jl. Raya Manyar no. 9 Surabaya
Phone 031-5999339, 5999369
Fax 031-5995284
www.rsbs.co.id
Email sekretariat@rsbedah-sby.com
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT BEDAH SURABAYA
NOMOR : /KEP/DIR/II/2016

TENTANG

PANDUAN PROFILAKSIS PASCA PAJANAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT BEDAH SURABAYA

Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan maka perlu dibuatkan
panduan Profilaksis Pasca Pajanan guna menindaklanjuti penanganan kejadian
pajanan dalam proses pemberian pelayanan;
2. Bahwa agar pemberian pelayanan dapat berjalan dengan baik dan lancar serta
pengambilan keputusan yang tepat maka diperlukan panduan pelaksanaan;
3. Bahwa untuk pelaksanaan butir 1 (satu) dan 2 (dua) tersebut di atas perlu
ditetapkan dengan Keputusan Direktur.

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/Menkes/SK/per/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
270/Menkes/III/2007 tentang Pedoman Manajerial Pencegahan Pengendalian
Infeksi di rumah sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
382/Menkes/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1075/Menkes/SK/VII/2003 tentang Sistem Informasi Kesehatan dan
Keselamatan Kerja;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
10.Akta Notaris Yahya Abdullah Waber, S.H. nomor 3 tanggal 24 Juni 2008
yang disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI nomor : AHU
05560.AH.01.01 tgl 27/02/2009 tentang Pendirian Perusahaan PT Besturi
Delta Medika dan terakhir dirubah dengan Akta nomor 14 tanggal 28 Oktober
2013 dihadapan Notaris Yahya Abdullah Waber, S.H.
11.Surat Keputusan Direktur PT. Besturi Delta Medika No. 035A/BDM/X/2015
tanggal 9 Oktober 2015 tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Bedah
Surabaya.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : PANDUAN PROFILAKSIS PASCA PAJANAN :

KESATU : Memberlakukan Panduan Profilaksis Pasca Pajanan di Rumah Sakit Bedah


Surabaya sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan Direktur;

KEDUA : Apabila dikemudian hari terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penetapan
keputusan ini maka akan diadakan perubahan dan perbaikan sebagaimana
mestinya;

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.

Ditetapkan di : Surabaya
Pada tanggal : Februari 2016
RUMAH SAKIT BEDAH SURABAYA
DIREKTUR

WIDORINI SUNARYO, dr., MARS


DAFTAR ISI

BAB I DEFINISI.................................................................................................................................5
BAB II RUANG LINGKUP................................................................................................................6
BAB III TATA LAKSANA..................................................................................................................7
BAB IV DOKUMENTASI..................................................................................................................11
BAB V PENUTUP..............................................................................................................................12
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT BEDAH SURABAYA
NOMOR : /KEP/DIR/II/2016
TANGGAL: Februari 2016

PANDUAN PROFILAKSIS PASCA PAJANAN


RUMAH SAKIT BEDAH SURABAYA

BAB I
DEFINISI

Kewaspadaan Standar merupakan prioritas utama


1. Setiap Rumah Sakit perlu memiliki protokol tatalaksan pasca pajanan/ pengobatan
2. Selalu melakukan pemantauan dan pencatatan setiap pajanan pada kecelakaan kerja
Pajanan pada Kecelakaan
a. Pajanan
1) Perlukaan kulit
2) Pajanan pada selaput mukosa
3) Pajanan melalui kulit yang luka
4) Gigitan yang berdarah
b. Bahan Pajanan
1) Darah
2) Cairan bercampur darah yang kasat mata
3) Cairan yang potensial terinfeksi: semen, cairan vagina, cairan
serebrospinal, c. sinovia, c. pleura, c peritoneal, c. perickardial, c amnion
4) Virus yang terkonsentrasi

Panduan Profilaksis Pasca Pajanan 1


BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup panduan Profilaksis Pasca Pajanan meliputi seluruh unit di Rumah Sakit Bedah
Surabaya sebagai berikut :
1. Memastikan adanya data pelaporan kejadian pajanan yang tercatat pada form pajanan
2. Rencana Tindak Lanjut dari dokter karyawan/dokter jaga IGD
3. Koordinasi Tim PPI untuk menindaklanjuti pemberian profilaksis

Panduan Profilaksis Pasca Pajanan 1


BAB III
TATA LAKSANA

3.1 Tatalaksana Pajanan:


1. Tatalaksana pasca pajanan : I
Jangan Panik, tapi selesaikan dalam < 4 jam
2. Tatalaksana pasca pajanan : II
Segera :
a. Luka tusuk àbilas air mengalir dan sabun / antiseptik
b. Pajanan mukosa mulut à ludahkan dan kumur
c. Pajanan mukosa mata à irigasi dg air/ garam fisiolofis
d. Pajanan mukosa hidung à hembuskan keluar dan bersihkan dengan air
e. Jangan dihisap dengan mulut, jangan ditekan
f. Disinfeksi luka dan daerah sekitar kulit dengan salah satu:
1) Betadine (povidone iodine 2.5%) selama 5 mnt
2) Alcohol 70% selama 3 mnt
Catatan:
Chlorhexidine cetrimide bekerja melawan HIV tetapi bukan HBV
3. Tatalaksana pasca pajanan : III
Laporkan
a. Catat dan laporkan
1) Panitia PIN, Panitia K3, Atasan langsung
2) Agar secepat mungkin diberi PPP
b. Perlakukan sebagai keadaan darurat à Obat PPP harus diberikan sesegera
mungkin bila diperlukan (dalam 1-2 jam)
c. PPP setelah 72 jam tidak efektif
d. Tetap berikan PPP bila pajanan risiko tinggi meski hingga satu minggu setelahnya
(maks)
e. Pantau sesuai dengan protokol pengobatan ART
f. Hitung sel darah, LFT, kepatuhan, dukungan
4. Tatalaksana pasca pajanan : IV
Pertimbangkan Profilaksis Pasca Pajanan (PPP)
a. Didasarkan
1) Derajat pajanan
2) Status infeksi dari sumber pajanan
3) Ketersediaan obat PPP
b. Konseling
c. Tindak lanjut dan Evaluasi

Panduan Profilaksis Pasca Pajanan 2


3.2 Alur PPP pada pajanan HIV:
1. Menentukan Kategori Pajanan (KP)

Kulit yg tak utuh atau selaput mukosa

2. Menentukan Kategori/ status HIV sumber pajanan (KS-HIV)

Tak perlu PPP

Pada umumnya Tak


perlu PPP,
Perlu telaah kasus
per kasus

Panduan Profilaksis Pasca Pajanan 3


3. Menentukan Pengobatan Profilaksis Pasca Pajanan
Kategori Kategori Sumber Rekomendasi Pengobatan
Pajanan (KP) pajanan (KS HIV)
1 1 (rendah Obat tidak dianjurkan
Risiko toksisitas obat > dari risiko terinfeksi HIV
1 2 (tinggi) Pertimbangkan AZT + 3TC + Indinavir
Pajanan memiliki risiko yang perlu dipertimbangkan
2 1 (rendah) Dianjurkan AZT + 3TC + Indinavir
Kebanyakan pajanan masuk dalan kategori ini
2 2 Dianjurkan AZT + 3TC + indinavir atau nelfinavir
3 1 atau 2
Anjuran pengobatan selama 4 minggu dengan dosis:
AZT: 3 kali sehari @ 200 mg, atau 2 kali sehari @ 300mg
3TC: 2 kali sehari @ 150mg
Indinavir: 3x sehari @ 800mg 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan banyak
minum, diet rendah lemah

Sebagai bahan catatan :


a. Tanggal dan jam kejadian (pajanan)
b. Uraian kejadian lebih rinci
c. Sumber pajanan bila diketahui
d. Pengobatan PPP secara rinci bila mendapatkannya
e. Tindak lanjut
f. Hasil pengobatan
g. Simpan semua data pajanan

3.3 Tatalaksana PPP


1. Konseling prates untuk petugas kesehatan yang terpajan
2. Lakukan pemeriksaan awal
a. HIV
b. Hepatitis B and C
c. Sifilis
d. Malaria
3. Beri konseling untuk tidak menjadi donor darah, harus berperilaku seksual dan
suntikan yang aman sampai hasil diketahui
4. Konseling pasca tes dan berikan hasil tes awal secepat mungkin kepada terpajan

Panduan Profilaksis Pasca Pajanan 4


3.4 Informasi kepada orang yang terpajan
1. Risiko transmisi HIV setelah Pajanan Darah = 0.3% jika sumber pasien adalah
HIV positif
2. Risiko transmisi sesuai dengan jenis kecelakaan
3. PPP tergantung pada kegawatan pajanan dan status HIV dari sumber pasien
4. PPP tidak 100% efektif
5. Minum ARV
6. Efek samping ARV
7. Hindari hubungan seks yang tak terlindungi sampai konfirmasi setelah 3 bulan

Panduan Profilaksis Pasca Pajanan 5


BAB IV
DOKUMENTASI

Pendokumentasian yang dilakukan dalam pemberian profilaksis pasca pajanan disesuaikan dengan
pedoman dan panduan yang telah disusun dan berlaku di Rumah Sakit Bedah Surabaya.

Panduan Profilaksis Pasca Pajanan 6


BAB V
PENUTUP

Panduan Profilaksis Pasca Pajanan ini dibuat dan ditetapkan sebagai panduan bagi seluruh
personil di Rumah Sakit Bedah Surabaya dalam memberikan pelayanan serta upaya dalam pencegahan
dan pengendalian infeksi di rumah sakit. Bilamana ada perkembangan dan perbaikan terhadap
panduan ini maka dapat dilakukan koreksi demi kemajuan pelayanan di Rumah Sakit Bedah Surabaya.

Ditetapkan di : Surabaya
Pada tanggal : Februari 2016
RUMAH SAKIT BEDAH SURABAYA
DIREKTUR

WIDORINI SUNARYO, dr., MARS

Panduan Profilaksis Pasca Pajanan 7


TIM PERUMUS
PANDUAN PROFILAKSIS PASCA PAJANAN

Pokja Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Pokja Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Yunus, dr., Sp.OT Siti Asror Ruhailah, AMd. Kep


Ketua Sekretaris

Pokja Pencegahan dan Pokja Pencegahan dan Pokja Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi Pengendalian Infeksi Pengendalian Infeksi

Ari Novianti, A.Md.Kep. Dita Apreasi Tanti, A.Md.Kep. Farid Abdillah, A.Md.
Anggota Anggota Anggota

Panduan Profilaksis Pasca Pajanan 8

Anda mungkin juga menyukai