100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
30 tayangan2 halaman
Dokumen ini memberikan pedoman penanganan petugas kesehatan yang terpajan jarum suntik atau cairan tubuh pasien, meliputi langkah-langkah awal seperti membersihkan daerah luka, melaporkan kejadian, dan melakukan pemeriksaan kesehatan sesuai saran dokter untuk mencegah penularan infeksi.
Dokumen ini memberikan pedoman penanganan petugas kesehatan yang terpajan jarum suntik atau cairan tubuh pasien, meliputi langkah-langkah awal seperti membersihkan daerah luka, melaporkan kejadian, dan melakukan pemeriksaan kesehatan sesuai saran dokter untuk mencegah penularan infeksi.
Dokumen ini memberikan pedoman penanganan petugas kesehatan yang terpajan jarum suntik atau cairan tubuh pasien, meliputi langkah-langkah awal seperti membersihkan daerah luka, melaporkan kejadian, dan melakukan pemeriksaan kesehatan sesuai saran dokter untuk mencegah penularan infeksi.
NO DOKUMEN No.Revisi Halaman 1/2 008/PPI/RSHML/I/2018 01 Ditetapkan Tanggal Terbit Direktur Utama,
SPO
16 Januari 2018 dr.Erik Maruapey,MARS
PENGERTIAN Suatu kejadian yang tanpa disengaja yang dapat menyebabkan
terinfeksi oleh Mikroorganisme dari darah (Bloodborne Pathogen) atau cairan tubuh lain
TUJUAN Untuk mencegah penularan infeksi dari pasien terhadap petugas
akibat terpajan
KEBIJAKAN 1. Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainya.DepKes RI 2. SK Direktur nomor 003 /SK/DIR/RSHML/I/2018 tentang panduan pencegahan dan pengendalian infeksi RS Hosana Medica
PROSEDUR 1. Jangan panik, bersihkan daerah yang tertusuk dengan sabun
di air mengalir selama 1 menit dan jangan dipencet 2. Jika tertusuk jarum beri cairan antiseptik seperti alkohol dan betadin 3. Lapor ke atasan / penanggung jawab di ruangan 4. Bila kejadian pada saat jam kerja lapor ke PPI, dan diarahkan ke tim PPI bila pasien dengan HIV positif 5. Bila kejadian di luar jam kerja lapor ke Penanggung jawab shift di masing - masing unit untuk diteruskan ke direktur RS dan untuk penanganan dilakukan oleh dokter penyakit dalam yang berkordinasi dengan tim PPI RS 6. Melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai advis dokter penyakit dalam 7. Membuat laporan kejadian dan menyerahkan ke tim K3 RS 8. Melakukan tindak lanjut pemeriksaan ulang pada pasien hasil negatif (3, 6 bulan) setelah kejadian 9. Tindakan konseling dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan bila hasil HIV positif, kerahasiaan menjadi prioritas yang utama . 10. Meminta ijin sumber yang dicurigai ( pasien ) untuk pemeriksaan sampel darah : a. bila pasien menolak untuk harus dianggap bahwa pasien membawa virus. b. Sampel darah yang ada pada jarum juga dapat diperiksa serologi.