PENDAHULUAN
RUANG ECG
RUANG
PEMERIKSAAN
RUANG SAMPLING
DAN ADMINISTRASI
TOILET WASTAFEL
PINTU UNIT
LAB
1 Gedung Permanen
2 Ventilasi 1/3 luas lantai
3 Penerangan lampu Cukup
B. Peralatan Laboratorium
Tabel 3.2 Peralatan Laboratorium di Puskesmas Wates
NO JENIS STANDAR JUMLAH /
KELENGKAPAN LAB KETERSEDIAAN
PUSKESMAS DI
Non rawat PUSKESMAS
inap
1 Blood cell counter 1 0
2 Bunsen Burner 1 1
3 Differensial cell counter 1 0
4 Electrolyte Analizer 0 0
5 Gelas pengaduk Sesuai 0
kebutuhan
6 Incubator 1 1
7 Kaca objek Sesuai Ada sesuai
kebutuhan kebutuhan
8 Kaca penutup Sesuai Ada sesuai
kebutuhan kebutuhan
9 Kapiler Hematokrit Sesuai Tidak Ada
4.2 METODE
4.2.1 PEMERIKSAAN LABORATORIUM
A. Hematologi
Laboratorium Puskesmas Wates memiliki 1 alat hematologi
analiser Pemeriksaan laboratorium lain yang tercakup dalam
hematologi adalah
Lecosit,erytrosit,Trombosit,Hematokrit,Hemoglobin,hitung jenis.
B. Kimia Klinik
Parameter Kimia klinik dilaboratorium Pkm.Wates yang tersedia
adalah parameter untuk pemeriksaan fungsi hati, fungsi ginjal, profil
lemak, dan diabetes.
C. Urinalisa
Urinalisa Memakai Parameter dalam monitoringnya dengan
menggunakan carik celup, sedangkan mikroskopis sel masih manual,
yaitu pembacaan dengan mikroskop binokular
PARAMETER HASIL
WBC < 0.5 x 103/mcL atau > 30 x 103/mcL
Hematocrit < 20% atau > 65%
Hemoglobin (bayi <30 hari) < 8.0 g/dL atau > 24.0 g/dL
Hemoglobin (dewasa) < 6.0 g/dL atau > 21.0 g/dL
Trombosit (bayi dan anak) < 60 x103/mcL atau > 1000 x 103/mcL
Trombosit (dewasa) < 40 x 103/mcL atau > 1000 x 103/mcL
Glucose (bayi, <30 hari) < 40 atau > 200 mg/dL
Glucose (dewasa) < 50 or > 500 mg/dL
Kreatinin > 10.0 mg/dL
Pengelolaan Serum
1. Darah dibiarkan membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama
10-20 menit, kemudian dicentrifuge pada 3000 rpm selama 5-15
menit.
2. Serum dipisahkan dari komponen darah yang lain. Serum yang
memenuhi syarat apabila tidak lisis (kelihatan merah) atau keruh
(lipemik).
Pengelolaan darah EDTA
1. Spesimen darah yang telah diambil dan mengalir ke dalam tabung
yang telah berisi EDTA dicampurkan dengan cara membolak-
balikkan tabung dengan hati-hati sebanyak 8 kali.
2. Pada saat hendak dilakukan pemeriksaan dilakukan pencampuran
kembali dengan cara dibolak-balikkan sebanyak 5 – 10 kali.
Pengelolaan Plasma (EDTA)
1. Spesimen darah yang telah diambil dan mengalir ke dalam tabung
yang telah berisi EDTA dicampurkan dengan cara membolak-
balikkan tabung dengan hati-hati sebanyak 4 kali.
2. Plasma dipisahkan tidak boleh lebih dari 2 jam setelah pengambilan
spesimen.
3. Plasma yang memenuhi syarat tidak kelihatan merah (lisis) atau
keruh (lipemik).
Pengelolaan Urine
Untuk uji carik celup, urine tidak memerlukan perlakuan khusus, kecuali
pemeriksaan harus segera dilakukan dalam waktu 1 jam, sedangkan
untuk pemeriksaan sedimen harus dilakukan pengeloaan terlebih dahulu
6.1 PENGERTIAN
Keselamatan Pasien / Patient Safety adalah keadaan dimana pasien
bebas dari harm atau cedera, yang dapat meliputi penyakit, cedera fisik,
psikologis, sosial, penderitaan, cacat, kematian dan lainnya, yang seharusnya
tidak terjadi.
Di Laboratorium, Keselamatan Pasien bertarti semua standar prosedur
operasional yang sudah dibuat untuk kegiatan pelayanan laboratorium harus
ditaati, tidak ada kesalahan sampling / spesimen, tidak ada kesalahan analisa,
tidak ada kesalahan pencetakan hasil dan penyerahan hasil, serta tidak ada
kesalahan ekspertisi hasil. Melaporkan segera nilai kritis kepada dokter
pengirim merupakan salah satu tindakan untuk keselamatan pasien.
Keselamatan pasien di laboratorium, berarti juga semua fasilitas yang
dipakai adalah fasilitas yang aman untuk pasien. Dimulai dari standar
bangunan, mebeler, peralatan pengambilan spesimen sampai alat-alat analiser
yang dipilih adalah alat yang menunjang mutu dan keselamatan pasien.
Keselamatan pasien di laboratorium juga meliputi pencegahan infeksi
nosokomial yang berhubungan dengan tindakan laboratorium dengan cara
mengikuti standar pengendalian infeksi mulai dari cuci tangan dan
penggunaan alat pelindung diri ( APD ).
6.2 TUJUAN
6.2.1 TUJUAN UMUM :
Memenuhi standar keselamatan pasien di laboratorium
Puskesmas Wates
7.1 PENGERTIAN
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomer 43 tahun 2013
Bab VIII menyatakan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
laboratorium merupakan bagian dari pengelolaan laboratorium secara
keseluruhan.Laboratorium melakukan berbagai tindakan dan kegiatan
terutama berhubungan dengan spesimen yang berasal dari manusia maupun
bukan manusia.
Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak dengan spesimen, maka
berpotensi terinfeksi kuman patogen. Potensi infeksi juga terjadi dari petugas
ke petugas lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi
bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat.Petugas harus
memahami keamanan laboratorium, mempunyai sikap dan kemampuan untuk
melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SPO,serta
mengontrol bahan/spesimen secara baik menurut praktik laboratorium yang
benar.
Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
dimaksudkan untuk menjamin :
a. Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatan dalam melakukan kerja.
b. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu
berada dalam keadaan sehat dan selamat.
c. Agar fakto-faktor produksi dapat dipakai dan dijalankan secara
efisien.
7.2 TUJUAN
Tujuan dari Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah
supaya setiap pekerja laboratorium aman dari kecelakaan akibat kerja,
termasuk aman dari paparan cairan tubuh yang infeksius dan zat-sat kimia
lainnya.