Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Laboratorium Puskesmas merupakan salah satu sarana penunjang
diagnostik yang mempunyai kedudukan, fungsi dan peranan penting bagi
tercapainya keberhasilan serta peningkatan mutu pelayanan kesehatan di
Puskesmas. Laboratorium Puskesmas memiliki peran untuk melayani
pemeriksaan spesimen klinik berupa cairan tubuh, untuk mendapatkan
informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang diagnosis
penyakit, penyembuhan penyakit, monitoring pemulihan kesehatan, dan
deteksi dini keadaan kesehatan seseorang.
Upaya peningkatan dan pengembangan pelayanan Laboratorium
Puskesmas senantiasa akan terus dilakukan dan ditingkatkan sesusi dengan
tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang meningkat pula. Untuk maksud
tersebut, maka disusunlah Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT
Puskesmas Dawarblandong Kota Mojokerto. Pedoman ini diharapkan akan
dapat membantu para petugas laboratorium dalam melaksanakan tugasnya
sehari-hari, sehingga diharapkan upaya pelayanan Laboratorium Puskesmas
dapat lebih ditingkatkan di masa mendatang.
Laboratorium sebagai unit pelaksanan teknis di dalam struktur organisasi
Puskesmas menyusun Pedoman Pelayanan Laboratorium ini dengan harapan
agar dapat dimanfaatkan bagi semua pihak terkait yang terlibat dalam
pengelolaan Laboratorium Puskesmas.

1.2 TUJUAN PEDOMAN


1.2.1 TUJUAN UMUM
Terlaksananya pelayanan Laboratorium yang bermutu di Puskesmas
Dawarblandong.
1.2.2 TUJUAN KHUSUS
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan
berdasarkan hasil Pemeriksaan Laboratorium yang akurat di Puskesmas
Dawarblandong.
1.3 SASARAN PEDOMAN
Pedoman ini disusun untuk digunakan bagi para pihak terkait, yaitu tenaga
Pelaksana analis kesehatan di Puskesmas

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 1


1.4 RUANG LINGKUP
Laboratorium UPT Puskesmas Dawarblandong kota Mojokerto
melaksanakan pelayanan spesimen klinik dibidang hematologi, kimia
klinik,dan imunologi klinik. Beberapa parameter pemeriksaan yang tidak
dapat dikerjakan di laboratorium UPT Puskesmas Dawarblandong akan di
rujuk ke laboratorium rujukan yang bekerja sama dengan LABKESDA Dinas
Kesehatan Kota mojokerto.
Pelayanan laboratorium di Laboratorium UPT Puskesmas
Dawarblandong adalah pasien rawat jalan, pasien yang atas kemauannya
sendiri ingin mendapatkan pelayanan laboratorium Dawarblandong melalui
proses pendaftaran pasien.
Untuk pelayanan laboratorium rujukan dipilih berdasarkan
rekomendasi dari Penanggung Jawab Laboratorium dan dipilih berdasarkan
reputasi yang baik dan memenuhi standar Undang-Undang serta adanya
pemberitahuan informasi secara jelas kepada pasien apabila ada
pemeriksaan yang dirujuk ke laboratorium di luar Puskesmas.

1.5 BATASAN OPERASIONAL


Laboratorium UPT Puskesmas Dawarblandong buka setiap hari, 6
hari seminggu dan menerima parameter pemeriksaan patologi klinik,
beberapa parameter untuk mikrobiologi, dan parameter yang tidak dapat
dikerjakan di laboratorium UPT Puskesmas Dawarblandong akan di rujuk ke
laboratorium rujukan.

1.6 LANDASAN HUKUM


Pelaksanaan kegiatan pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas
Dawarblandong didasarkan pada :
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
b. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
c. Pedoman Keamanan Laboratorium Mikrobiologi dan Biomedis
Departemen Kesehatan, 1997
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 411 /Menkes/Per/III/2010 tentang
Laboratorium Klinik
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011
tentang Keselamatan Pasien.
f. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 81/MENKES/SK/I/2004 tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 2


Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit.
g. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 370/MENKES/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Teknologi Laboratorium Kesehatan.
h. Pedoman Pengelolaan Laboratorium Klinik Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan 1998.
i. Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar, Departemen Kesehatan,
2004.
j. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
k. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1075/MENKES/SK/VII/2003
Tentang Pedoman Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Kerja.

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 3


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1 KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Laboratorium UPT Puskesmas Dawarblandong merupakan merupakan
laboratorium klinik yang memiliki seorang dokter umum sebagai penanggung
jawab teknis, Koordinator Laboratorium, dan 1 tenaga analis kesehatan.
Kualifikasi sumber daya manusia laboratorium adalah sebagai berikut :
a Penanggung jawab teknis : dokter umum
b Analis Kesehatan : lulusan D3 analis kesehatan (bergelar
AMd.AK)

2.2 DISTRIBUSI KETENAGAAN


Sumber daya manusia laboratorium dibagi dalam tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut :
a. Penanggungjawab teknis : dr. Iting Za’imatus S.
b. Analis Kesehatan : Atina Aulia Rohma,A.Md.AK
Oky Mulyo,AMAK

2.3 JADWAL KEGIATAN


Jadwal kegiatan yang dilakukan di Laboratorium UPT Puskesmas
Dawarblandong adalah sebagai berikut :

- Senin s/d Kamis : 08.00 – 13.00


- Jumat : 08.00 – 11.00
- Sabtu : 08.00 – 12.30

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 4


2.4 STRUKTUR ORGANISASI
(DILAMPIRKAN)

2.4 URAIAN TUGAS


1. Menyusun rencana kegiatan pelayanan laboratorium berdasarkan data
program Puskesmas dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
sebagai pedoman kerja.
2. Melaksanakan kegiatan pelayanan laboratorium sesuai dengan prosedur dan
ketentuan perundangan-undangan yang berlaku.
3. Mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan laboratorium secara keseluruhan.
4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan
informasi dan pertanggungjawaban kepada kepala Puskesmas.
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Puskesmas.

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 5


BAB III
STANDAR FASILITAS

3.1 DENAH RUANG


Ruangan Laboratorium terdiri dari satu ruangan

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 6


3.2 STANDAR FASILITAS
A. Gedung dan Prasarana

NO JENIS KELENGKAPAN JUMLAH / KETERANGAN

1 Gedung Permanen
2 Ventilasi 1/3luas lantai
3 Penerangan lampu Cukup
4 Air mengalir , bersih Ada
5 Daya Listrik Cukup
6 Tata Ruang :
a) Ruang tunggu Ada
b) Ruang ganti Tidak ada
c) Ruang Pengambilan Ada
spesimen
d) Ruang administrasi Tidak Ada
e) Ruang pemeriksaan Ada
f) Ruang sterilisasi Tidak Ada
g) Ruang makan / minum Tidak Ada
h) WC pasien Ada
i) WC pegawai Tidak Ada
7 Tempat penampungan
/pengelolaan sederhana Tidak Ada
limbah cair

B. Peralatan Laboratorium
NO JENIS STANDAR JUMLAH /
KELENGKAPAN LAB MADYA KETERANGAN
1 Blood cell counter 1 0
2 Bunsen Burner 1 1
3 Differensial cell counter 1 1
4 Electrolyte Analizer 0 0
5 Gelas pengaduk Sesuai 2
kebutuhan
6 Incubator 1 1
7 Kaca objek Sesuai Ada sesuai
kebutuhan kebutuhan
8 Kaca penutup Sesuai Ada sesuai
PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 7
kebutuhan
kebutuhan
9 Kapiler Hematokrit Sesuai Tidak Ada
kebutuhan
10 Koagulometer 0 0
11 Lancet / klik pen Sesuai Ada sesuai
kebutuhan kebutuhan
12 Loop ose 2 1
13 Mikroskope binokuler 2 2
14 Mikropipet 4 4
15 Peralatan gelas Sesuai Ada sesuai
kebutuhan kebutuhan
16 Rak pengecatan 1 1
17 Rak tabung reaksi 1 5
18 Refrigerator 1 1
19 Rotator 0 1
20 Sentrifuse Elektrik 1 1
21 Sentrifuse Hematokrit 1 0
22 Semprit jarum Sesuai Ada sesuai
kebutuhan kebutuhan
23 Spektrofotometer 1 1
24 Sterilisator 1 1
25 Stopwatch 1 1
26 Tabung reaksi Sesuai Ada sesuai
kebutuhan kebutuhan
27 Tabung sentrifus Sesuai Ada sesuai
kebutuhan kebutuhan
28 Tempat tidur pasien 1 0
29 Termometer 10 –100 C 1 0
30 Timer 1 1
31 Tips Pipet Sesuai Ada sesuai
kebutuhan kebutuhan
32 Torniquet 1 Ada sesuai
kebutuhan
33 Votrex mixer 1 0
34 Waterbath 1 0
35 Westergreen 1 set Ada sesuai

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 8


kebutuhan
( disposable )
36 Kimia klinik - 1
Auto Analyzer
37 Hematologi - 1
Auto Analyzer
38 Urinalysis Analyzer - 1

C. Perlengkapan Keselamatan dan Keamanan Laboratorium


NO JENIS STANDAR JUMLAH /
KELENGKAPAN LAB MADYA KETERANGAN
1 Alat Pemadam Api Sesuai 0
Ringan (APAR) kebutuhan
2 Desinfektan Sesuai Ada sesuai
kebutuhan kebutuhan
3 Wadah sampahjarum Sesuai Ada sesuai
kebutuhan kebutuhan
4 Pemancur air 0 0
5 Perlengkapan PPPK 1 0
6 Sarung tangan Sesuai Ada sesuai
kebutuhan kebutuhan
7 Masker Sesuai Ada sesuai
kebutuhan kebutuhan
8 Jas lab kancing Sesuai jumlah Ada sesuai
belakang, lengan petugas lab jumlah
panjang dengan karet petugas lab
pada lengan
9 Alas kaki tertutup Sesuai Ada sesuai
kebutuhan kebutuhan
10 Wastafel dengan 1 1
sabun cair
11 Handscrub 0 Ada sesuai
kebutuhan

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 9


BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1SOP PELAYANAN LABORATORIUM


1. SOP Identifikasi pasien
2. SOP Penyimpanan bahan habis pakai medis dan non medis
3. SOP Pencatatan dan Pelaporan
4. SOP informed consent
5. SOP Koordinasi antar ruangan dengan unit pelayanan lain di puskesmas
6. SOP penanganan pasien berisiko tinggi
7. Pencegahan dan pengendalian infeksi :
1) SOP penggunaan alat pelindung diri
2) SOP kebersihan tangan/ cuci tangan
3) SOP etika batuk
4) SOP praktek menyuntik yang aman
5) SOP sterilisasi alat medis di puskesmas
8. SOP Rujukan
9. SOP Pelimpahan tugas & wewenang
10. SOP Identifikasi dan penanganan keluhan pelanggan layanan klinis
11. SOP penanggulangan dan penanganan KTC,KPC,KNC,KTD
12. SOP Pelayanan Klinis :
1) SOP Permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan
dan penyimpanan spesimen
2) SOP Pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan lab, hasil
pemantauan, tindak lanjut pemantauan,
3) SOP penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil, hasil evaluasi dan
tindak lanjut hasil evaluasi,
4) pelayanan di luar jam kerja,
5) kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas,
6) SOP Penanganan dan pembuangan bahan berbahaya danberacun
7) SOP pengelolaan limbah hasil pemeriksaan laboratorium,
8) SOP pemantauan waktu penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium
untuk pasien urgen/gawat darurat
9) SOP Pengelolaan , penyimpanan dan pendistribusian reagensia di lab
10)SOP Pengendalian mutu lab
11)SOP Kalibrasi/validasi instrumen/alat
12)SOP rujukan laboratorium,

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 10


13)SOP pelaporan program keselamatan dan pelaporan insiden,
14)SOP orientasi prosedur dan praktik keselamatan/keamanan kerja
15)SOP Pemeriksaan lab yang beresiko tinggi ( spesimen, sputum darah
dll)
16)Pemeriksaan Darah Lengkap
17)Pembuatan dan pemeriksaan slide sediaan TB
18)Pemeriksaan asam urat
19)Pemeriksaan Dengue (IgG dan IgM)
20)Pemerikssan golongan darah
21)Pemeriksaan laju endapan darah
22)Pemeriksaan test kehamilan
23)Pemeriksaan urine lengkap
24)Pemeriksaan widal
25)Pemeriksaan HIV

4.2 PENDAFTARAN DAN PENCATATAN


Pasien yang datang kelaboratorium terdiri dari beberapa jenis
berdasarkan permintaan pemeriksaan laboratorium, sebagai berikut :
a. Pasien dari ruangan pemeriksaan umum UPT Puskesmas
Dawarblandong
b. Pasien dari ruangan kesehatan gigi dan mulut UPT Puskesmas
Dawarblandong
c. Pasien dari ruangan KIA
d. Pasien dari ruangan Gizi
e. Pasien dari ruangan gawat darurat
f. Pasien dari ruangan rawat inap
g. Pasien dari Puskesmas Pembantu
h. Pasien dari dokter luar UPT Puskesmas Dawarblandong
Pendaftaran untuk pasien UPT Puskesmas Dawarblandong dilakukan di
loket setelah itu dilakukan pemeriksaan di ruangan pemeriksaan yang dituju,
petugas ruangan tersebut mengantar form rujukan internal, dan form tersebut
disimpan dilaboratorium sebagai arsip dan hasil laboratorium dicatat di form
jawaban rujukan, serta dalam bentuk softcopy (program komputer) maupun
hardcopy di buku pencatatan hasil kegiatan laboratorium.
Pendaftaran untuk pasien yang membawa formulir permintaan
pemeriksaan laboratorium dari dokter luar dan Puskesmas Pembantu,
langsung dilakukan di laboratorium dan hasil laboratorium dicatat di form
jawaban rujukan serta dalam bentuk softcopy (program computer) maupun

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 11


hardcopy di buku pencatatan hasil kegiatan laboratorium.

4.3 PENGELOLAAN SPESIMEN


a. Spesimen infeksius
b. Spesimen tidak infeksi
Semua bahan pemeriksaan/sampel dianggap infeksius karena berasal
dari manusia yang tidak diketahui apakah infeksius atau tidak. Semua bahan
pemeriksaan (sampel) diberikan identitas pasien. Identitas pasien ini menurut
nama, alamat, nomor rekam medis, dan umur.
Pada surat permintaan pemeriksaan laboratorium juga ditulis :
 Tanggal permintaan
 Jam pengambilan sampel
 Identitas pasien yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat,
nomor rekam medis.
 Diagnosis dan keterangan klinis.
 Pemeriksaan laboratorium yang diminta.
 Nama pengambil sampel.

Pengelolaan Serum
1. Darah dibiarkan membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama 10-20
menit, kemudian dicentrifuge pada 3000rpm selam 5-15 menit.
2. Serum dipisahkan dari komponen darah yang lain. Serum yang memenuhi
syarat apabila tidak lisis (kelihatan merah) atau keruh (lipemik).

Pengelolaan darah EDTA


1. Sampel darah yang telah diambil dan mengalir ke dalam tabung yang telah
berisi EDTA dicampurkan dengan cara membolak-balikkan tabung
denganhati-hati sebanyak 8 kali.
2. Pada saat hendak dilakukan pemeriksaan dilakukan pencampuran kembali
dengan cara dibolak-balikkan sebanyak 5 – 10 kali.

Pengelolaan Plasma
1. Sampel darah yang telah diambil dan mengalir ke dalam tabung yang telah
berisi natrium sitrat 0,38% dicampurkan dengan cara membolak-balikkan
tabung dengan hati-hati sebanyak 4 kali.
2. Plasma dipisahkan tidak boleh lebih dari 2 jam setelah pengambilan
sampel.
3. Plasma yang memenuhi syarat tidak kelihatan merah (lisis) atau keruh

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 12


(lipemik).

Pengelolaan Urine
Untuk uji carik celup, urine tidak memerlukan perlakuan khusus, kecuali
pemeriksaan harus segera dilakukan dalam waktu 1 jam, sedangkan untuk
pemeriksaan sedimen harus dilakukan pengelolaan terlebih dahulu dengan
cara :
1. Urine sebanyak ± 10 ml dimasukkan ke dalam tabung centrifuge
2. Urine dicentrifuge selama 5 menit 3000rpm
3. Supernatan urine dibuang dengan menyisakan 1 ml, kemudiaan dikocok
untuk meresuspensikan sedimen.
Serum yang akan dikirim ke laboratorium lain sebaiknya dalam bentuk yang
relatif stabil. Untuk itu persyaratan yang dipenuhi untuk pengiriman sampel :
 Stabilitas serum tidak melampaui batas waktu yang ditentukan.
 Tidak terkena sinar matahari langsung.
 Dimasukkan ke dalam sample cup yang tertutup rapat.
 Untuk pemeriksaan mikrobiologi menggunakan media
transport.

4.4 PEMERIKSAAN LABORATORIUM


A. Hematologi
Laboratorium UPT Puskesmas Dawarblandong memiliki 1 alat
hematologi analiser Pemeriksaan laboratorium lain yang tercakup dalam
hematologi adalah Leukosit, erytrosit, Trombosit, Hematokrit, Hemoglobin,
pemeriksaan hapusan darah/ morfologi darah.

B. Kimia Klinik
Parameter Kimia klinik dilaboratorium Puskesmas Dawarblandong
yang tersedia adalah parameter untuk pemeriksaan fungsi hati, fungsi ginjal,
profil lemak, dan diabetes.

C. Urinalisa
Urinalisa Memakai Parameter dalam monitoringnya semiautomatik,
karena tes kimiawi dibaca hasilnya dengan alat, sedangkan mikroskopis sel
masih manual,yaitu pembacaan dengan mikroskop.

D. Imunoserologi
Tes imunoserologi yang ada merupakan rapid tes, dan sebagian

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 13


merupakan tes aglutinasi manual . Tidak ada autoanalyzer untuk
pemeriksaan imunoserologi.

E. Mikrobiologi
Parameter mikrobiologi yang dilakukan pengecatan Ziel Nielsen untuk
pemeriksaan Bakteri Tahan Asam dan pengecatan Gram untuk pemeriksaan
Gonorrhoe.

Untuk pemeriksaan Laboratorium Hasilnya dapat diketahui :


Semua pemeriksaan dilakukan tidak lebih dari 1,5 jam (standart waktu
tunggu ≤ 90 menit).
Bila ditemukan hasil yang kritis dari pemeriksaan diagnostik dilaporkan
dengan sistem pelaporan yang formal (yang benar), yaitu :
1. Laboratorium Puskesmas menetapkan nilai ambang kritis bagi setiap jenis
pemeriksaan, bila ada hasil yang kritis segera dilaporkan oleh petugas
laborat ke dokter yang meminta secara langsung atau via telepon,
sebelum hasil dikeluarkan dan didokumentasikan di buku laporan.
2. Hasil pemeriksaan dicatat di form hasil pemeriksan laboratorium.
3. Hasil pemeriksaan tersebut diketik di komputer rangkap dua untuk pasien
umum, kopi pertama untuk arsip di rekam medis dan ditempel, kopi kedua
diberikan kepada pasien. Rangkap tiga untuk pasien BPJS dan asuransi,
kopi pertama untuk arsip direkam medis, kopi kedua untuk klaim
asuransi / BPJS, kopi ketiga untuk diberikan kepada pasien.

4.5 DAFTAR NILAI NORMAL DAN NILAI KRITIS


a. Nilai Normal
N Tes Nilai Normal Nilai Normal Satuan
o Pria Wanita
1. Haemoglobin 13,2 – 17,3 11,7 - g/dl
2. Hematokrit 40 – 52 35 - 47 %
3. MCV 80 -100 80 -100 fl
4. MCH 26 – 34 26 - 34 pg
5. MCHC 32 – 36 32 - 36 g/dl
6. RBC 4,4 – 5,9 3,8 – 5,2 10^6/ul
7. RDW 11,5 – 14,5 11,5 – 14,5 %
8. Jumlah lekosit 3,8 – 10,6 3,6 - 11 10^3/ul
9. Hitung jenis 3 diff
- Limfosit 25 – 40 25 - 40 %

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 14


- Monosit 2-8 2-8 %
- Granulosit 50 – 70 50 - 70 %
10. Trombosit 150 – 440 150 – 440 10^3/ul
11. MPV 6,8 – 10 6,8 – 10 fl
12. LED 0 – 10 0 – 20 mm/jam
13. PPT 12,3 12,3 detik
14. APTT 24,4 24,4 detik
15. Waktu perdarahan 1–8 1–8 menit
16. Waktu pembekuan 8 – 18 8 – 18 menit
17. Retikulosit
19. Malaria Negatif Negatif
20. Retraksi bekuan − −
21. Gula darah puasa 74 – 106 74 – 106 mg/dl
22. Gula darh 2 j PP < 120 < 120 mg/dl
23. Gula darah sesaat < 200 < 200 mg/dl
24. HbA1C <= 6,5 <= 6,5 %
25. Kolesterol Total 100 – 200 100 – 200 mg/dl
26. HDL kolesterol >45 >45 mg/dl
27. LDL kolesterol <100 <100 mg/dl
28. Trigliserid <150 <150 mg/dl
29. SGOT 8 – 33 8 – 33 U/L
30 SGPT 4 – 36 4 – 36 U/L
31. Bilirubin Total 0,1 – 1,0 0,1 – 1,0 mg/dl
32. Bilirubin direct 0 – 0,2 0 – 0,2 mg/dl
33. Bilirubin indirect
34. Total protein 6–8 6–8 g/dl
35. Albumin 3,4 – 4,8 3,4 – 4,8 g/dl
36. Globulin g/dl
37. Ureum 24 – 50 24 – 50 mg/dl
38. BUN
39. Kreatinin 0,8 – 1,3 0,6 – 1,0 mg/dl
40. Asam Urat 4,3 – 7,6 2,9 – 6,5 mg/dl
41. Kreatinin klearens
42. Natrium 135 – 147 135 - 147 mmol/L
43. Kalium 3,5 – 5 3,5 – 5 mmol/L
44. Chlorida 95 – 105 95 – 105 mmol/L
45. Calsium ion 1,16 – 1,32 1,16 – 1,32 mmol/L
46. Calsium total 8,8 – 10,0 8,8 – 10,0 mg/dl
PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 15
47. Widal :
- Typhi O Negatif Negatif -
- Typhi H Negatif Negatif -
- Paratyphi A Negatif Negatif -
- Paratyphi B Negatif Negatif -
48. IgM Salmonella Negatif Negatif -
49. Anti dengue IgG IgM Negatif Negatif -
50. HbsAg Negatif Negatif -
51. Anti Hbs Negatif Negatif
52. Troponin I Negatif Negatif
53. TB/ICT Negatif Negatif −
54. Dengue NS1 Negatif Negatif −
55. Urine lengkap :
- Warna − − −
- Kekeruhan − − −
- PH 4,8 – 7,4 4,8 – 7,4 −
- Berat jenis 1,015 – 1,025 1,015 – 1,025 g/mL
- Protein Negatif Negatif
- Glukosa Negatif Negatif
- Keton Negatif Negatif
- Bilirubin Negatif Negatif
- Urobilinogen Negatif Negatif
- Eritrosit Negatif Negatif −
- Lekosit Negatif Negatif −
- Nitrit Negatif Negatif −
Sedimen urine :
- WBC 0–5 0–5 /lpb
- RBC 0–1 0–1 /lpb
- Silinder Negatif Negatif −
- Epitel Negatif Negatif −
- Kristal Negatif Negatif −
- Bakteri Negatif Negatif −
56. Pemeriksaan Feses :
- Warna − − −
- Konsistensi − − −
- Bau − − −

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 16


- Lender Negatif Negatif
- Darah Negatif Negatif
- Parasit Negatif Negatif
- Sel Epitel Negatif Negatif
- WBC feses 0–1 0-1 /lpb
- RBC feses 0–1 0–1 /lpb
- Telur Negatif Negatif
- Kista Negatif Negatif
- Benzidine Negatif Negatif
- Karbohidrat Negatif Negatif
- Lemak Negatif Negatif
- Sisa makanan - - -
- Darah samar Negatif Negatif -

b. Nilai Kritis

PARAMETER HASIL
WBC < 0.5 x 103/mcL atau > 100 x 103/mcL
Hematocrit < 20% atau > 65%
Hemoglobin (bayi <30 hari) < 8.0 g/dL atau > 24.0 g/dL
Hemoglobin (dewasa) < 6.0 g/dL atau > 21.0 g/dL
Trombosit (bayi dan anak) < 60 x103/mcL atau > 1000 x 103/mcL
Trombosit (dewasa) < 40 x 103/mcL atau > 1000 x 103/mcL
Bilirubin (Bayi < 30 hari) > 12.0 mg/dL
Bilirubin (Dewasa) > 15.0 mg/dL
Calcium, ionized < 0.78 atau > 1.58 mmol/L
Calcium, total < 6.0 atau > 13.0 mg/dL
Glucose (bayi, <30 hari) < 40 atau > 200 mg/dL
Glucose (dewasa) < 50 or > 500 mg/dL
Glucose POCT (bayi <30 hari) < 50 or > 200 mg/dL
Glucose POCT (dewasa) < 50 or > 500 mg/dL
INR ≥ 5.0
APTT > 120 detik
PT > 45 detik
Phosphate < 1.0 mg/dL
Potassium (Kalium) < 2.5 atau > 6.0 meq/L
Sodium (Natrium) < 120 atau > 160 meq/L

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 17


Kreatinin > 10.0 mg/dL
T4 (bayi <30 hari) < 3.5 atau > 18.0 mcg/dL
T4 (dewasa) > 18.0 mcg/dL
FT4 > 9.0 ng/dL
Troponin I (per 48 jam) ≥ 0.40 ng/mL
Kultur (darah, urine, sputum,
Positif
dll)
Malaria (tetes tipis/tebal) Positif
Direct Smear Positif

4.6 PARAMETER YANG DI RUJUK

Beberapa parameter yang tidak dapat dikerjakan dilaboratorium akan


di rujuk ke laboratorium rujukan yaitu Laboratorium Kesehatan Daerah.
Parameter yang cukup banyak dirujuk akan diusahakan untuk diadakan.
Keputusan pengadaan parameter baru berdasarkan evaluasi, efisiensi dan
efektifitas.

4.7 PENGELOLAAN LIMBAH


a. Sampah Medis berupa peralatan flebotomi, tabung spesimen akan
dibuang di tempat sampah khusus dan diteruskan masuk ke Bak
Penampungan Sampah Medis Sementara.
b. Sampah Medis berupa sisa spesimen/cairan tubuh akan dibuang ke
bak pencucian. Sampah bukan medis, seperti kertas, tissue, plastik
dan lain-lain akan dibuang ke tempat sampah non medis dan akan
dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir Puskesmas.

4.8 LAPORAN HASIL DAN ARSIP


Laporan hasil laboratorium akan dibuat arsip dalam bentuk hardcopy
dan softcopy. Rekapitulasi hasil laboratorium juga dibuat dalam bentuk Buku
Laporan Kinerja Laboratorium dan dalam bentuk Laporan Bulanan.

4.9 PEMELIHARAAN DAN KALIBRASI ALAT


Pemeliharaan alat-alat laboratorium dilakukan oleh prinsipal alat
dengan jadwal 1x/ bulan. Perawatan harian dan mingguan dilakukan oleh

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 18


analis pekerja laboratorium. Kalibrasi alat dikerjakan sesuai dengan
kebutuhan. Untuk alat kimia klinik kalibrasi akan dilakukan bila kontrol kualitas
tidak baik (tidak masuk dalan batas kontrol/tidak terkontrol). Sementara itu
beberapa mikropipet akan dikalibrasi 1-2x / tahun dengan mengirimnya ke
Badan Kalibrasi tersertifikasi.

4.10 TROUBLE SHOOTING

Pemecahan masalah dalam laboratorium terutama masalah dengan


pemeriksaan diatur dalam panduan trouble shooting.

4.10 ALUR PELAYANAN

LOKET PENDAFTARAN

RUANG TUNGGU

PASIEN UMUM PASIEN RUJUKAN UNIT LAIN

PEMANGGILAN PASIEN,
PENCOCOKAN IDENTITAS,
PENARIKAN FORM
PEMERIKSAAN

PENGAMBILAN SAMPLE

ANALISIS

PENCATATAN

PENYERAHAN HASIL

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 19


BAB V
LOGISTIK

Untuk keperluan logistik laboratorium diatur sesuai dengan peraturan dan


proses yang ditetapkan Puskesmas yaitu :
A. Permintaan barang
a. Mengisi formulir permintaan non stok
b. Permintaan harus disetujui oleh Kepala Puskesmas (tanda tangan )
c. Formulir yang sudah disetujui diberikan kepada Kepala Bagian Logistik /
Pengadaan

B. Permintaan barang rutin (reagen / alkes )


a. Mengisi buku pemesanan barang
b. Disetujui oleh Kepala Puskesmas( tanda tngan )
c. Diserahkan Ke bagian logistik farmasi

C. Pengambilan barang ke gudang logistik (ATK, BHP Rumah tangga )


a. Mengisi buku pemesanan barang
b. Diantar oleh bagian Perbelanjaan ke masing – masing ruangan

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 20


BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

6.1 PENGERTIAN
Keselamatan Pasien / Patient Safety adalah keadaan dimana pasien
bebas dari harm atau cedera, yang dapat meliputi penyakit, cedera fisik,
psikologis, sosial, penderitaan, cacat, kematian dan lainnya, yang seharusnya
tidak terjadi.
Di Laboratorium, Keselamatan Pasien bertarti semua standar prosedur
operasional yang sudah dibuat untuk kegiatan pelayanan laboratorium harus
ditaati, tidak ada kesalahan sampling / spesimen, tidak ada kesalahan
analisa, tidak ada kesalahan pencetakan hasil dan penyerahan hasil, serta
tidak ada kesalahan ekspertisi hasil. Melaporkan segera nilai kritis kepada
dokter pengirim merupakan salah satu tindakan untuk keselamatan pasien.
Keselamatan pasien di laboratorium, berarti juga semua fasilitas yang
dipakai adalah fasilitas yang aman untuk pasien. Dimulai dari standar
bangunan, mebeler, peralatan pengambilan spesimen sampai alat-alat
analiser yang dipilih adalah alat yang menunjang mutu dan keselamatan
pasien.
Keselamatan pasien di laboratorium juga meliputi pencegahan infeksi
nosokomial yang berhubungan dengan tindakan laboratorium dengan cara
mengikuti standar pengendalian infeksi mulai dari cuci tangan dan
penggunaan alat pengaman diri ( APD ).

6.2 TUJUAN
6.2.1 TUJUANUMUM :
Memenuhi standar keselamatan pasien di laboratorium UPT
Puskesmas Dawarblandong

6.2.2 TUJUAN KHUSUS :


a. Menurunkan angka Kejadian Tidak Diharapkan di Laboratorium UPT
Puskesmas Dawarblandong
b. Mengumpulkan , menganalisa , mengevaluasi data dan mengusulkan
jalan keluar pemecahan KNC, KTD dan Sentinel Event yang terjadi yang
berhubungan dengan laboratorium
c. Menganalisa resiko klinis dari suatu sistem yang diterapkan di
Laboratorium

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 21


6.3 TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN
Tata laksana keselamatan pasien di laboratorium adalah sebagai
berikut:
a. Mulai dengan membuat standar operasional prosedur (SOP)
b. Melakukan SOP di semua segi pelayanan laboratorium
c. Mencatat dan menuliskan laporan kejadian bila terjadi kejadian yang
tidak diharapkan (KTD)
d. Kepala Instalasi Bersama pihak yang terkait melakukan penyelidikan
terhadap KTD, mencari jalan keluar bila perlu merubah sistem sehingga
lebih baik dan lebih aman untuk pasien, membuat tindak lanjut dan
mensosialisasikan tindak lanjut untuk dilakukan bersama dan
mengevaluasi sistem yang baru tersebut
e. Melaporkan Indikator keselamatan pasien setiap bulan dalam rapat kerja
bulanan dengan direksi yaitu :
i. Kejadian yang berhubungan dengan ketidakcocokan
indentitas pasien
ii. Kejadian yang berhubungan dengan komunikasi yang
efektif
iii. Kejadian pasien jatuh
iv. Kejadian yang berhubungan denga transfusi darah
v. Kejadian yang berhubungan dengan standar
pengendalian infeksi ( cuci tangan )
vi. Melakukan semua standar pengendalian infeksi
vii. Memilih peralatan yang bermutu dan aman bagi pasien

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 22


BAB VII
KESELAMATAN KERJA

7.1 PENGERTIAN
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomer 43 tahun
2013 Bab VIII menyatakan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
laboratorium merupakan bagian dari pengelolaan laboratorium secara
keseluruhan. Laboratorium melakukan berbagai tindakan dan kegiatan
terutama berhubungan dengan spesimen yang berasal dari manusia maupun
bukan manusia.
Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak dengan spesimen, maka
berpotensi terinfeksi kuman patogen. Potensi infeksi juga terjadi dari petugas
ke petugas lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi
bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus
memahami keamanan laboratorium, mempunyai sikap dan kemampuan untuk
melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuai
SOP,serta mengontrol bahan/spesimen secara baik menurut praktik
laboratorium yang benar.
Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
dimaksudkan untuk menjamin :
a. Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan
dalam melakukan kerja.
b. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada
dalam keadaan sehat dan selamat.
c. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan dijalankan secara efisien.

7.2 TUJUAN
Tujuan dari Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah
supaya setiap pekerja laboratorium aman dari kecelakaan akibat kerja,
termasuk aman dari paparan cairan tubuh yang infeksius dan zat-sat kimia
lainnya.

7.3 TATA LAKSANA


7.3.1 Gedung
a. Design laboratorium harus memiliki sistem ventilasi yang memadai dengan
sirkulasi udara yang adekuat
b. Design laboratorium harus mempunyai alat pemadam api yang tepat bahan
kimia berbahaya

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 23


c. Design laboratorium harus dibuat sedemikian rupa agar dapat menghindari
panas sejauh mungkin, dengan memakai alat pembakarg as yang terbuka
untuk menghindari bahaya kebakaran
d. Dua pintu / jalan harus disediakan untuk keluar dari kebakaran dan
terpisah sejauh mungkin
e. Tempat penyimpanan reagen didesign untuk mengurangi resiko sampai
sekecil mungkin
f. Harus tersedia alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( P3K )
g. Sistem pembuangan limbah yang aman

7.3.2 Peralatan Laboratorium


a. Semua alat di laboraotirum memiliki kemanan sedemikian rupa sehingga
pekerja tidak terpapar aliran listrik
b. Memiliki safety cabinet untuk bekerja saat pengecatan bakteri.

7.3.3 Alat Pengaman Diri


Jenis alat pelindung yang digunakan petugas laboratorium meliputi :
sarung tangan, jas kerja, masker, sepatu. Sarung tangan harus selalu dipakai
pada saat melakukan tindakan diperkirakan akan terjadi kontak dengan
darah, cairan tubuh,secret, dan benda yang terkontaminasi. Cuci tangan
harus selalu dilakukan pada saat sebelum memakai dan melepas sarung
tangan. Sarung tangan harus berbeda untuk setiap pasien.
Jas kerja berupa gaun pelindung merupakan salah satu jenis pakaian
kerja wajib digunakan selama di laboratorium. Tujuan pemakaian gaun
pelindung untuk melindungi petugas dari kemungkinan genangan atau
percikan darah atau cairan tubuh yang lain yang dapat mencemari baju atau
seragam. Baju kerja harus segera diganti bila terkena kotoran, darah atau
cairan tubuh yang lain.
Sepatu kerja digunakan di area pemeriksaan laboratorium sehingga
dapat mencegah terperciknya sampel ke kaki petugas dan mencegah
terlukanya kaki petugas karena terkena tusukan benda tajam yang terjatuh.

7.3.4 Monitoring Kesehatan


Keadaaan kesehatan petugas laboratorium harus memenuhi standar
kesehatan yang telah ditentukan di laboratorium. Untuk menjamin kesehatan
para petugas laboratorium dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Pemeriksaan foto toraks bagi pegawai yang bekerja dengan bahan yang
diduga mengandung bakteri tuberculosis.

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 24


2. Pemberian imunisasi
3. Pemantauan kesehatan pegawai dilakukan setiap 6 bulan sekali secara
rutin.

7.3.5 Petunjuk Pencegahan Infeksi Untuk Petugas Kesehatan


1. Mencegah penyebaran bahan infeksi :
- Melakukan dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan
yang sesuai setiap habis kerja.
- Menempatkan sisa spesimen dalam wadah yang tahan bocor
2. Mencegah bahan infeksi tertelan atau terkena kulit serta mata selama
bekerja
- Mencuci tangan dengan sabun/desinfektan sebelum dan sesudah
bekerja.
- Menggunakan alat pelindung mata/muka jika terjadi resiko percikan
bahan infeksi saat bekerja.
3. Mencegah infeksi melalui tusukan.
- Bila terjadi luka tusukan maka setiap pekerja wajib melakukan
pemeriksaan/test Panel Hepatitis dan HIV.

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 25


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

8.1 PRA ANALITIK


Pra analitik adalah suatu rangkaian kegiatan sebelum spesimen siap
diperiksa.Cakupan kegiatan pranalitik adalah persiapan pasien, penulisan
pesanan laboratorium (order test) , identitas pasien, persiapan pengambilan
spesimen, metode pengambilan spesimen, waktu pengambilan spesimen,
pemilihan tabung/wadah spesimen, transportasi spesimen, penempelan
identitas pada tabung spesimen, preparasi spesimen (sentrigugasi,
pipetisasi , dll) sebelum dilakukan tes pada alat analitik. Kegiatan-kegiatan
pra analitik diatas sangat mempengaruhi hasil akhir suatu tes laboratorium.
Pengendalian mutu pre analitik harus dimulai dari sejak persiapan
pasien sampai sentrifugasi spesimen. Hal-hal yang diukur untuk melihat mutu
preanalitik adalah :
1. Apakah persiapan pasien sudah benar ?
2. Puasa ?
3. Apakah form permintaan berisi identitas pasien ?
4. Apakah pesanan tes sudah benar ?
5. Berapa tusukan yang dilakukan saat pengambilan darah ?
6. Apakah jumlah spesimen dan tabung / tempat spesimen sudahbenar
?
7. Apakah sampel hemolitik ?

8.2 ANALITIK
Kegiatan analitik dimulai dengan memastikan reagen dan alat yang
dipakai dalam kondisi baik sebelum pemeriksaan dilakukan. Cara
memastikan alat dan reagen dalam kondisi baik adalah dengan cara
melakukan kontrol kualitas dengan langkah sebagai berikut :
1. Nyalakan alat sesuai standar prosedur operasional
2. Lakukan pemeriksaan bahan kontrol
3. Cek hasil kontrol apakah sesuai dengan nilai jarak nilai yang
ditetapkan; bila sesuai,
4. Lihat grafik kontrol harian, apakah sesuai dengan “rule” yang
ditetapkan, bila sesuai alat dan reagen siap untuk dipakai
5. Bila hasil tidak sesuai dengan jarak nilai yang ditetapkan, cek bahan
kontrol, cek reagen, cek panjang gelombang pada alat,pada cek
cuvet baca pada alat, cek lampu ada alat; perbaiki semua hal ini bila

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 26


dianggap ada masalah.
6. Lakukan kalibrasi, cocokan nilai kalibrasi
7. Lakukan langkah 2 – 4

8.3 PASCA ANALITIK


Kegiatan mutu paska analitik adalah kegiatan untuk memastikan hasil
laboratorium tertera dengan benar pada formulir hasil dan diterima oleh
pasien yang benar dalam waktu yang tepat. Kegiatan mutu paska analitik
termasuk didalamnya adalah :
1. Validasi hasil pemeriksaan laboratorium
2. Validasi pengetikan hasil laboratorium
3. Ekpertisi dokter
4. Validasi Penyerahan hasil laboratorium

8.4 PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME)


Kegiatan mutu eksternal adalah kegiatan Mutu yang dikerjakan dengan
(minimal) menjadi peserta Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal
(PNPME), dan dapat diperluas dengan mengikuti Pemantapan Mutu
Laboratorium secara Internasional (EQAS).
PNPME dikerjakan 2x dalam setahun dengan cara melakukan
pemeriksaan sampel yang diberikan oleh lembaga penyelenggara dan
menerima hasil kontrol kualitas tersebuat dalam bentuk sertifikat.

JUDUL Kesesuaian jenis pelayanan laboratorium dengan standar


TUJUAN Membentuk SDM yang memiliki pengetahuan, ketrampilan dalam
melaksanakan tugas keprofesiannya dengan baik
DEFINISI Ketentuan mengenai keharusan memenuhi kriteria dalam
OPERASIONAL penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas yang diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan ini merupakan persyaratan
minimal yang harus dimiliki oleh setiap Puskesmas. Dengan
mempertimbangkan kompleksitas pelayanan Puskesmas bisa
berbeda-beda tergantung pada daerah/pengembangan wilayah
setempat, maka persyaratan minimal ini pun dapat dilengkapi
sesuai kebutuhan.
ALASAN DAN Kompetensi harus dikembangkan secara berkelanjutan terutama
IMPLIKASI dalam pendidikaan dan pelatihan Analis Kesehatan agar
pelayanan yang diberikan ke pasien sesuai standard, aman,
cepat dan tepat.

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 27


FORMULA Jumlah jenis pelayanan yang tersedia : Jumlah standar jenis
pelayanan

x 100% = ___%

NUMERATOR Jumlah jenis pelayanan yang tersedia


DENOMINATOR Jumlah standar jenis pelayanan
TARGET 100%
KRITERIA INKLUSI keseluruhan jenis pelayanan yang tersedia di puskesmas
KRITERIA Keseluruhan jenis pelayanan yang tidak bisa dilakukan
EKSKLUSI pemeriksaan di laborat puskesmas
PENCATATAN Setiap hari kerja, oleh Petugas pelayanan laborat
REKAPITULASI Setiap bulan, oleh Tim Audit Internal
UNIT
ANALISA & Setiap 6 bulan, kepada Tim Manajemen Mutu dan Kepala
PELAPORAN Puskesmas
FORMAT No Kriteria Jumlah
PENCATATAN 1 Jumlah jenis pelayanan yang tersedia
2 Jumlah standar jenis pelayanan

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 28


JUDUL Ketepatan waktu tunggu penyerahan hasil pelayanan laboratorium
<120 menit
TUJUAN Tersedianya Pelayanan di Ruang Laboratorium pada hari kerja di
Puskesmas yang mudah, akurat dan cepat diakses oleh pasien
DEFINISI Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai form permintaan
OPERASIONAL pemeriksaan diserahkan kepada petugas sampai pengembalian form
permintaan pemeriksaan beserta hasilnya kurang dari 120 menit
ALASAN DAN Jumlah pasien yang banyak, analisis spesimen yang membutuhkan
IMPLIKASI waktu tertentu,diperlukan pelayanan petugas yang efektif efisien demi
kenyamanan pasien
FORMULA Jumlah pasien dengan waktu tunggu penyerahan hasil pelayanan
Laboratorium < 120 menit : Jumlah seluruh pemeriksaan x 100 % =
____%

NUMERATOR Jumlah pasien dengan waktu tunggu penyerahan hasil pelayanan


Laboratorium < 120 menit
DENOMINATOR Jumlah seluruh pemeriksaan
TARGET 100%
KRITERIA Seluruh pasien yang melakukan pemeriksaan di laborat puskesmas
INKLUSI
KRITERIA Seluruh pasien yang tidak melakukan pemeriksaan di laborat
EKSKLUSI puskesmas
PENCATATAN Setiap hari kerja, oleh petugas pelayanan laborat
REKAPITULASI Setiap bulan, Tim Audit Internal
UNIT
ANALISA & Setiap 6 bulan,Tim Manajemen Mutu dan Kepala Puskesmas
PELAPORAN
FORMAT No Tanggal Nama Waktu Waktu TTD
PENCATATAN pasien/ pengambilan penyerahan penerima
alamat sampel hasil laborat hasil laborat

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 29


BAB IX

PENUTUP

Demikianlah Pedoman Pelayanan ini dibuat, supaya menjadi pedoman dalam


semua kegiatan pelayanan laboratorium. Bila ada perubahan yang harus dilakukan
untuk tujuan Keselamatan pasien dan peningkatan mutu, maka Pedoman ini dapat
dirubah mengikuti standar yang ada dan yang diharuskan.

PEDOMAN USAHA KESEHATAN PERORANGAN LABORATORIUM 30

Anda mungkin juga menyukai