Anda di halaman 1dari 22

PEDOMAN PELAYANAN

LABORATORIUM

RUMAH SAKIT UMUM PRIMA HUSADA


JL. LETJEN SUPRAPTO NO 3 KEPUH KIRIMAN
WARU SIDOARJO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kahadirat Allah SWT atas segala nikmat dan anugerah yang
telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Panduan Pedoman Pelayanan Laboratorium
RSUS Harapan Sehat ini dapat selesai disusun.

Buku pedoman ini merupakan Panduan kerja bagi seluruh staf Laboratorium Rumah
Sakit dalam pelayanan laboratorium di RSUS Harapan Sehat.

Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam – dalamnya atas bantuan
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Pedoman Pelayanan Laboratorium RSUS
Harapan Sehat.

Tim Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelayanan laboratorium klinik di RSUS Harapan Sehat merupakan pelayanan


kesehatan yang terintegrasi dengan semua pelayanan di rumah sakit, yang berfungsi untuk
menegakkan diagnose, memantau pemberian pengobatan, mematau hasil pengobatan, dan
menilai prognosa suatu penyakit. Pelayanan ini wajib memenuhi standar yang telah
ditentukan secara nasional, dan memenuhi peraturan dan undang-undang yang ada di
Indonesia.
Pelayanan laboratorium yang sesuai stadar tersebut merupakan upaya untuk
memberikan jaminan mutu (quality assurance) pelayanan baik kepada dokter maupun
pihak pasien. Disamping itu pihak pengguna baik dokter ataupun pasien menuntut
pelayanan laboratorium dalam waktu yang cepat namun tetap akurat, sehingga tepatnya
waktu pelaporan hasil juga merupakan satu hal yang penting untuk memberikan kepuasan
kepada pihak pengguna.
Buku pedoman pelayanan laboratorium ini memuat pedoman-pedoman sebagai acuan
pelaksanaan pelayanan, sehingga pelayanan dapat terstandarisasi dan menjamin mutu
pelayanan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan Pelayanan Laboratorium RSUS Harapan
Sehat.

B. TUJUAN
Tujuan Umum

Sebagai pedoman dan acuan laboratorium / Instalasi Laboratorium Klinik dalam memberikan
pelayanan yang berkualitas kepada pasien.

Tujuan Khusus
1. Memberikan pedoman / acuan tata laksana pelayanan
2. Memberikan pedoman pengadaan logistik
3. Memberikan pedoman pasien safety dan keselamatan kerja
4. Memberikan pedoman pengendalian mutu.
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
1. Pelayanan Laboratorium Laboratorium Klinik secara rutin meliputi :
a. Pemeriksaan Hematologi
b. Pemeriksaan Kimia Klinik
c. Pemeriksaan Imunnologi
d. Pemeriksaan Penyakit Infeksi dan Mikrobiologi
2. Pelayanan Laboratorium Klinik Cito:
Pemeriksaan GDS, DL, Urea, Creatinin.
3. Pelayanan Laboratorium Klinik pada Unit di lingkungan RSUS Harapan Sehat meliputi :
a. Instalasi Rawat Jalan
b. Instalasi Rawat Inap
c. Pasien tamu diluar RSUS Harapan Sehat.

D. LANDASAN HUKUM
1. Undang - undangRI nomor : 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang–undang RInomor : 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Undang-undang RI nomor : 32 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor : 269/Menkes/Per/2008, tentang Rekam
Medik

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

1. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


1. Dokter Penanggung Jawab Laboratorium : adalah seorang dokter spesialis patologi
klinik
2. Kepala Instalasi Laboratorium : seorang Analis kesehatan
3. Petugas pengganti kepala analis : analis yang mempunyai tanggung jawab,
mempunyai kempuan memecahkan permasalahan dan telah berpengalaman bekerja
di laboratorium.
4. Pelaksana/ petugas analis : petugas yang mempunyai kompetensi bekerja sebagai
analis laboratorium, bertanggung jawab dan mendapat kewenangan dari Direktur
untuk bekerja sebagai analis
2. DISTRIBUSI KETENAGAAN
1. Penanggung jawab laboratorium klinik : 1
2. Kepala Instalasi Laboratorium : 1

3. PENGATURAN JAGA
1. Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis dibuat dan dipertanggung jawabkan oleh Kepala
Ruangan Laboratorium dan disetujui oleh Ka. Instalasi Laboratorium.
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu 1 (satu) bulan dan direalisasikan ke analis
pelaksana laboratorium setiap satu bulan
3. Tenaga analis yang memiliki kepentingan penting pada hari tertentu dapat mengajukan
permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan
tenaga yang ada (apabila tenaga cukup dan berimbang serta tidak mengganggu kinerja
pelayanan, maka permintaan dapat disetujui)
4. Jadwal dinas terbagi menjadi dinas pagi, dinas sore, libur dan cuti. Apabila ada tenaga
analis jaga yang karena sesuatu hal tidak dapat jaga sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan (terencana), maka analis yang bersangkutan harus memberitahu Karu
laboratorium. Sebelum memberitahu Karu laboratorium, diharapkan analis yang
bersangkutan sudah mencari analis pengganti. Apabila analis yang bersangkutan tidak
memperoleh pengganti jaga, maka Karu laboratorium akan mencari tenaga analis
pengganti, yaitu analis yang hari itu libur
Pelayanan laboratorium di Instalasi Laboratorium Klinik RSUS Harapan Sehat adalah 12 Jam
dengan jam dinas sebagai berikut:

Jadwal Dinas Waktu

Tenaga Teknis Analis

Dinas Pagi 08.00 – 14.00 WIB

Dinas Siang 14.00 – 20.00 WIB

Administrasi
Dinas Pagi 08.00 – 14.00 WIB

Dinas Siang 14.00 – 20.00 WIB

BAB III
STANDAR DAN FASILITAS

A. RUANG LABORATORIUM
1. Ruangan di Laboratorium RSUS Harapan Sehat meliputi :
a. Ruang pemerikasan yang terpisah dari ruang lainnya, dan dilengkapi dengan air
conditioning. Ruang pemeriksaan ini dipisahkan untuk tempat pemeriksaan,
tempat preparasi specimen, dan tempat pencucian alat.
2. Konstruksi ruangan laboratorium sebagai berikut :
a. Langit-langit tingginya sekitar 4 m dari lantai, terbuat dari bahan kuat, berwarna
terang, berwarna terang, dan mudah dibersihkan
b. Pintu dibuat dari bahan yang kuat dan rapat
c. Stop kontak dipasang 1,5 m dari lantai
d. Lantai terbuat dari bahan keramik yang kuat, berwarna terang, dan mudah
dibersihkan, tahan terhadap bahan kimia, permuikaan rata dan tidak licin.
e. Meja terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, mudah dibersihkan.
Meja yang dipergunakan untuk alat elektronik tahan terhadap getaran.

B. STANDAR FASILITAS
Laboratorium klinik harus mempunyai persyaratan minimal yang meliputi
bangunan, prasarana, peralatan, dan kemampuan pemeriksaan specimen klinik sesuai
dengan klasifikasinya (Peraturan Menteri Kesehatan RI No.411/menkes/Per/III/2010 dan
permenkes no. 43 tahun 2013 Bab II).
1. Sumber Listrik
Untuk dapat memberikan pelayanan laboratorium yang baik diperlukan aliran listrik yang
cukup, dengan tegangan yang konstan dan tidak ada giliran listrik terputus. Hal ini perlu bukan
saja supaya pemeriksaan tidak terhenti, tetapi mengingat jenis peralatan, reagensia dan specimen
memerlukan perawatan dan penyimpanan pada suhu tertentu dan tetap. Idealnya.
Pengadaan air bersih yang mengalir secara terus menerus merupakan hal yang mutlak bagi
sebuah laboratorium. Karena itu air bersih harus selalu tersedia setiap saat dan cukup.
2. Peralatan Pemeriksaan
Perkembangan teknologi dalam dunia kedokteran umumnya dan bidang laboratorium
khususnya, makin pesat. Produsen peralatan laboratorium berlomba meningkatkan kualitas serta
kecanggihan alat untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat serta kecanggihan
pemberi jasa laboratorium. Untuk memberikan pelayanan laboratorium yang berhasil guna dan
berdaya guna, pemilihan jenis dan jumlah alat laboratorium harus disesuaikan dengan pelayanan
medik yang dibutuhkan. Disamping penyesuaian dengan pelayanan medik dalam memilih alat
laboratorium faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan adalah:
 Kemampuan alat
 Kemudahan penyediaan reagensia yang digunakan pada alat tersebut
 Kemudahan operasional
 Ketelitian dan ketepatan alat
 Kemudahan pemeliharaan
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pendaftaran dan Pencatatan


Pengertian : Proses kegiatan penerimaan pasien dan atau spesimen pemeriksaan Laboratorium
Klinik sebagai bentuk pelaporan dokumentasi yang harus dilakukan dan tercatat dalam buku
register masing-masing unit kerja Instalasi Laboratorium Klinik yang meliputi :

a. Nomor urut laboratorium, nomor rekam medis dan identifikasi lain.


b. Identifikasi pasien (nama, TGL LAHIR, jenis kelamin, alamat, dll)
c. Nama dokter
d. Tanggal dan jam spesimen diambil
e. Tanggal dan jam spesimen diterima
f. Tanggal dan jam spesimen diperiksa dan oleh siapa
g. Jenis pemeriksaan yang diminta
h. Jenis spesimen yang diambil dan diterima.
Tujuan :

1. Identifikasi pasien dan spesimen berdasarkan jenis pelayanan dan jenis pembayaran
Laboratorium Klinik
2. Memberikan nomer urut laboratorium sesuai jenis pelayanan Laboratorium Klinik
3. Membantu menentukan turn around time/respons time pemeriksaan lab.
Tata Laksana
1. Pendaftaran
a. Siapkan buku agenda pemeriksaan Laboratorium klinik.
b. Menerima formulir pemeriksaan laboratorium
c. Catat pemeriksaan yang diminta pada lembar joblist
d. Cocokkan identitas pasien, jenis spesimen dan jumlah spesimennya.
e. Bahan spesimen diberi label nomor urut sesuai buku register laboratorium
f. Menginformasikan pengambilan hasil dan kapan hasil selesai.

B. SPECIMEN LABORATORIUM
1. Macam Specimen
Specimen yang berasal dari manusia dapat berupa :
Serum
Plasma
Darah (whole blood)
Urin
Tinja
Sperma

Sampel dapat diartikan sebagai bagian dari specimen manusia atau dapat berupa bahan
pemeriksaan bersumber lingkungan (nonklinis)
2. Persiapan Pasien
Persiapan pasien secara umum
a. Persiapan pasien untuk pengambilan specimen dalam keadaan basal
 Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa selama 8-10 jam sebelum
diambil darah
 Pengambilan specimen sebaiknya pagi hari antara pukul 08.00-09.00
Tabel Pemeriksaan Yang Perlu Puasa
GDP (Gula darah puasa) Puasa 8-10 jam
2 jam PP 2 jam
Trigliserida Puasa 8-10 jam
Kolesterol Puasa 8-10 jam
Kolesterol HDL Puasa 8-10 jam
Kolesterol LDL Puasa 8-10 jam
Asam urat Puasa 8-10 jam

b. Menghindari obat-obatan sebelum specimen diambil :


 Untuk pemeriksaan dengan specimen darah, tidak minum obat 24 jm sebelum
pengambilan sampel
 Untuk pemeriksaan dengan specimen urin, tidak minum obat 72 jam sebelum
pengambilan sampel
 Apabila pemberian pengobatan tidak dapat diberhentikan, harus
diinformasikan kepada petugas laboratorium
c. Diet
Makanan minuman dapat mempengaruhi hasil beberapa jenis pemeriksaan baik
langsung ataupun tidak langsung
d. Obat-obat.
Obat-obat yang diberikan baik secara oral maupun lainnya akan menyebabkan
respon tubuh terhadap obat tersebut. Disamping itu pemberian obat secara
intramuskuler akan menyebabkan jejas pada otot sehingga menyebabkan enzim
yang dikandung dalam sel otot masuk kedalam darah, yang akan mempengaruhi
hasil pemeriksaan antara lain pemeriksaan Creatinin Kinase (CK) dan Lactic
Dehydrogenase (LDH).
e. Merokok
Merokok menyebabkan terjadinya perubahan cepat dan lambat pada kadar zat-zat
tertentu yang diperiksa. Perubahan cepat terjadi dalam 1 jam hanya dengan
merokok 1-5 batang dan terlihat akibatnya berupa peningkatan kadar asam lemak,
efinefrin, gliserol bebas, aldosterone, dan kortisol. Ditemukan peningkatan kadar
HB pada perokok kronik. Ditemukan peningkatan kadar HB pada perokok kronik.
f. Alkohol
Konsumsi alkohol juga menyebabkan perubahan cepat dan lambat beberapa kadar
analit. Perubahan cepat terjadi dalam waktu 2-4 jam setelah konsumsi alcohol dan
terlihat akibatnya berupa peningkatan pada kadar glukosa, laktat, asam urat, dan
terjadi asidosis metabolic. Perubahan lambat berupa peningkatan pada kadar
glukosa, laktat, asam urat, dan terjadi asidosis metabolic.
g. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik edapat menyebabkan terjadinya pemindahan cairan tubuh anytara
kompartemen di dalam pembuluh darah dan intersisiel, kehilangan cairan karena
berkeringat, dan perubahan kadar hormone. Akibatnya akan terjadi perbedaan
yang besar antara kadar gula darah di arteri dan di vena serta terjadi perubahan
konsentrasi gas darah, kadar asam urat, keratin, aktivitas CK, AST, LDH, Hb,
hitung sel darah dan produksi urin.
3. Penampungan
a. Peralatan, secara umum peralatan harus memenuhi persyaratan sbb :
 Bersih
 Kering
 Tidak menggandung zat kimia atau detergen
 Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam specimen
 Mudah dicuci dari bekas specimen sebelumnya
 Pengambilan specimen untuk biakan harus menggunakan peralatan yang steril.
Pengambilan specimen yang invasive harus menggunakan peralatan yang steril.
b. Wadah, wadah specimen harus memenuhi persyaratan sbb :
 Terbuat dari kaca atau plastik
 Tidak bocor atau tidak merembes
 Harus dapat ditutup rapat dengan tutup beulir
 Tidak menggandung bahan kimia atau detergen
 Bersih
 Kering
 Tidak mempengaruhi zat-zat dalam specimen
 Untuk specimen urin, tinja sebaiknya menggunakan wadah yang bermulut
lebar
4. Pemberian Identitas
Pemeberian identitas pada spesimen pasien merukan hal yang penting, baik saat
pengisian permintaan/ formulir pemeriksaan, pendaftaran, pengisian wadah specimen.
Pada surat pengantar/ formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sebaiknya ditulis
lengkap sbb :
 Tanggal permintaan
 Tanggal dan jam pengambilan sampel
 Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat/ruang) termasuk nomor
rekam medik
 Diagnosa/keterangan klinik
 Pemeriksaan laboratorium yang diminta
 Jenis specimen
 Volume sampel
 Nama pengambil sampel
Label wadah specimen yang akan dikirim atau diambil ke laboratorium harus memuat :
 Tanggal pengambilan specimen
 Nama dan nomor pasien
5. Pengolahan
Beberapa contoh pengolahan specimen seperti contoh di bawah ini :
 Darah (whole blood)
Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung yang telah diberikan antikoagulan
yang sesuai, kemudian dihomogenisasi dengan cara membalik-balikan tabung 10-
12 kali secara pelan-pelan dan merata
 Urin
Untuk uji caarik celum, urin tidak memerlukan perlakukan khusus, kecuali urin
harus sudah diperiksa sebelum 1 jam. Sedangkan untuk pemeriksaan sedimen
harus dilakukan pengolehen terlebih dahulu dengan cara sbb :
 Wadah urin digoyang-goyangkan agar memperoleh sampel yang homogeny
 Masukkan 15 ml urin ke dalam tabung sentrifus
 Putar selama 5 menit dalam 1500-2000 rpm
 Buang sepernatannya, sisakan 1 ml, kocoklah tabung meresuspensikan
sedimen
 Suspense sedimen ini sebaiknya diberi cat sternheimer malbin untuk
memperjelas struktur unsur sedimen
6. Penyimpanan dan pengiriman
a. Penyimpanan
Specimen yang sudah diambil harus segera diperiksa karena stabilitas specimen
dapat berubah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilas specimen antara lain :
 Terjadi kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia
 Terjadi metabolisme pada sel-sel hidup pada specimen
 Terjadi penguapan
 Pengaruh suhu
 Terkena sinar matahari
b. Pengiriman
Specimen yang akan dikirim ke laboratorium rujukan, sebaiknya dikirim dalam
bentuk yang stabil. Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan pengiriman specimen
antara lain :
 Waktu pengiriman jangan melewati masa stabilitas specimen
 Tidak terkena sinar matahari langsung
 Kemasan harus memenuhi persyartan keamanan kerja laboratorium termasuk
pemberian label yang bertuliskan “BAHAN PEMERIKSAAN INFEKSIUS”
atau “BAHAN PEMERIKSAAN BERBAHAYA”
 Suhu pengiriman harus memenuhi syarat
 Penggunaan media transport untuk pemeriksaan mikrobiologi

C. METODE PEMERIKSAAN
1. Dasar pemilihan
Beberapa faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam memilih metode
yaitu:
Tujuan pemeriksaan :
Tujuan melakukan pemeriksaan antara lain untuk uji saring, uji diagnostik, dan
evaluasi hasil pengobatan, serta surveilans. Tiap tujuan pemeriksaan memerlukan
sensitivitas dan spesifitas yang berbeda-beda, sehingga perlu dipilih metode yang
sesuai karena setiap metode mempunyai sensitivitas dan spesifitas yang berbeda-beda.
2. Evaluasi
Metode yang dipergunakan perlu dikaji ulang secara periodic mengingat :
 Ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan dari waktu ke waktu;
Untuk memastikan bahwa metode tersebut masih tetap memiliki makna klinis
sebagaimana dibutuhkan.

D. PERALATAN LABORATORIUM
1. Dasar Pemilihan Alat
Pemilihan alat pemeriksaan berdasarkan :
a. kesesuaian spesifikasi alat dengan kebutuhan yang meliputi jenis pemeriksaan, jenis
dan volume specimen, dan jumlah pemeriksaan;
b. kesesuaian spesifikasi alat dengan fasilitas ruangan, listrik, air, sreta suhu dan
kelembaban ruangan;
c. ketersediaan dan kualifikasi tenaga yang mengoperasionalkan alat;
2. Evaluasi Peralatan Baru
Evaluasi alat baru atau uji fungsi alat dilakukan sebelum dan sesudah pembelian.
Tujuan untuk mengenal kondisi alat, yang mencakup kesesuaian spesifikasi alat dengan
brosur, kesesuaian alat dengan lingkungan, dan hal-hal khusus bagi penggunaan secara
rutin.
3. Penggunaan dan Pemeliharaan Alat
Setiap peralatan dilengkapi dengan petunjuk penggunaan (instruction manual)
yang disediakan pabrik. Petunjuk penggunaan ini ada dalam standar operasional
prosedur petunjuk penggunaan alat. Semua peralatan dilakukan pemeliharaan yang
rutin sesuai dengan petunjuk dari pabrik yang dituangkan dalam standar operasional
pemeliharaan alat. Setiap alat mempunyai kartu pemeliharaan yang dilakukan dan
kelainan-kelainan yang ditemukan. Bila terdapat gangguan atau kelainan, wajib
dilaporkan kepada petugas penanggung jawab alat untuk dilakukan perbaikan

Tabel Pemeliharaan Peralatan


Jenis peralatan Jenis kegiatan Frekuensi
 Periksa kebersihan kurvet  Tiap hari dan tiap akan
(cuci dengan aquades, air melakukan analisis,
demineral, atau air suling)  Tiap minggu
Fotometer
 Rendam kurvet dalam dextran  Tiap hari
5%
 Bersihkan fotodetektor
Bersihkan bagian dalam dan luar Tiap bulan
Inkubator
dengan desinfektan
Bersihkan menurut cara yang
Kamar hitung Tiap kali selesai dipakai
benar
Bersihkan dan defrost Tiap bulan
Lemari es/freezer
Catat suhu Tiap pagi dan sore
Bersihkan lensa dengan kertas
Mikroskop Tiap pagi dan sore
lensa
Setelah dipakai direndam dengan
Pipet gelas larutan antiseptic, kemudian Tiap kali pakai
dicuci
Bersihkan bagian luar
Kencangkan sekrup pada rangka
pengocok
Rotator Seperlunya
Minyak mesin
Periksa keausan sikat dan bagian
berputar lainnya
Bersihkan dinding dalam Tiap hari atau tiap kali ada
Sentrifus
desinfektan tabung pecah
Catat waktu pemakaian lampu
Spektrofotometer Periksa sumber daya (lampu) Tiap hari
Periksa kebersihan monokromator

4. Pemecahan Masalah (Trouble shooting) Alat


Pada saat pemeriksaan sering kali terjadi ketida kcocokan hasil, malfungsi alat, ataupun
kondisi yang tidak diinginkan yang mungkin disebabkan karena gangguan pada
peralatan. Dalam hal ini diperlukan upaya pemecahan masalah (trouble shooting)
Trouble shooting adalah proses untuk mencari penyebab terjadinya penampilan alat
yang tidak memuaskan dan memilih cara penanganan yang benar untuk mengatasinya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan bila terjadi permasalahan peralatan:
1. Tetaplah tenang dan berpikiran jernih
2. Pastikan masalahnya. Jangan membuat asumsi tentang kemungkinan
permasalahannya
3. Bila penanganan sederhana gagal, minta bantuan supervisor atau atasan, atau
menghubungi agen untuk menanyakan permasalahan tersebut
5. Kalibrasi Alat
Kalibrasi alat sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium
yang terpercaya yang menjamin penampilan hasil pemeriksaan. Kalibrasi alat
dilakukan saat awal, ketika alat baru diinstal dan uji fungsi, dan selanjutnya dilakukan
secara berkala sesuai instruksi pabrik. Kalibrasi alat dapat dilakukan oleh tehnisi
penjual alat, petugas laboratorium yang memiliki kompetensi dan pernah dilatih, atau
institusi yang berwenang.
Kalibrasi serta fungsi peralatan dan sistem analitik, secara berkala harus dipantau dan
dibuktikan memenuhi syarat / sesuai dengan standar laboratorium. Harus ada dokumen
untuk pemeliharaan, tindakan pencegahan sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat.
Semua instruksi pabrik untuk penggunaan dan pemeliharaan alat harus dijalankan.
6. Penanggung Jawab Alat
Berbagai jenis alat yang dipergunakan di laboratorium mempunyai cara operasional
dan pemeliharaan yang berbeda-beda, dan biasanya dipergunakan oleh lebih dari satu
orang. Walaupun pihak distributor alat menyediakan tehnisi untuk perbaikan apabila
terjadi kerusakan, namun untuk pemeliharaan alat harus dilakukan sendiri oelh pihak
laboratorium. Oleh karena itu harus ditunjuk seorang petugas penangggung jawab atas
kegiatan pemeliharaan atas kegiatan pemeliharaan alat dan operasional alat melalui
kegiatan pemantauan dan mengusahakan perbaikan apabila terjadi kerusakan.

E. PENCATATAN dan PELAPORAN


Kegiatan laboratorium diperlukan perencanaan, pemantauan dan evaluasi serta
pengambilan keputusan untuk peningkatan pelayanan laboratorium, untuk pelaporan
kegiatan ini harus dilakukan secara cermat dan teliti, karena kesalahan dalam pencatatan
dan pelaporan akan mengakibatkan keslahan dalam menetapkan suatau tindakan.
a. Pencatatan
Pencatatan kegiatan laboratorium dilakukan sesuai dengan jenis kegiatannya antara
lain
1. Pencatatan kegiatan pelayanan
2. Pencatatan logistic
3. Pencatatan mutu internal, keamanan laboratorium, dll
b. Pelaporan
1. Laporan hasil kegiatan laboratorium setiap bulan
2. Laporan hasil pemeriksaan tepat waktu
3. Komponen hasil pemeriksaan laboratorium harus berisi memuat antara lain:
 Nama pasien
 ID pasien
 Dokter yang meminta
 Jenis pemeriksaan
 Metode pemeriksaan
 Hasil pemeriksaan
 Jam pengambilan, jam pemeriksaan, jam selesai pemeriksaan
 Nilai rujukan
 Tanda tangan pemeriksa

BAB V

KESELAMATAN PASIEN

A. Definisi

Suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem
tersebut meliputi ; pengkajian resiko, identifikasi dan pengelolaan resiko pasien, laporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi meminimalkan resiko.

B. Tujuan :
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Instalasi Laboratorium
2. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi insiden berulang.
C. Standar Pasien Safety

Implementasi Keselamatan Pasien di Instalasi Laboratorium mengikuti aturan dan


kebijakan dari Komite Patient Safety Rumah Sakit yang berpedoman dari buku Panduan
Nasional KPRS (Depkes RI, 2006) yaitu : tujuh langkah menuju keselamatan rumah sakit
(KPRS) dan tujuh standar keselamatan pasien rumah sakit.

Kegiatan Patient Safety di Instalasi Laboratorium Klinik:

a. Pembuatan Protap tentang patient safety, pelaporan, assessment


b. Pelaksanaan patient safety di Instalasi Patologi Anatomi :
 Terlaksananya Identifikasi pasien dan labelisasi spesimen. (Protap terlampir)
 Terlaksananya personal hygiene (sosialisasi program cuci tangan, kelengkapan
fasilitas penunjang program cuci tangan) (Protap terlampir)
 Komunikasi yang efektif antar tenaga kesehatan di Lab.
 Pencatatan rutin untuk pelaporan keselamatan pasien
 Kurangi resiko pasien jatuh pada pasien risiko tinggi jatuh
 Evaluasi kegiatan
c. Pertemuan rutin untuk evaluasi program kerja

BAB VI

KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja di Instalasi Laboratorium Klinik dilakukan berdasarkan Keputusan


Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.

Berikut beberapa tindakan keselamatan kerja berdasarkan bahaya-bahaya potensial yang ada
di Instalasi Laboratorium Klinik:

a. Bahaya Kimia
- Tiap pengadaan/pembelian bahan kimia harus dicantumkan dengan jelas tentang
informasi bahan berupa labelling nama bahan, tanda/informasi dampak bahaya serta
cara penanganan dan tindakan khusus yang berhubungan dengan keadaan darurat di
dalam penanganan bahan berbahaya tersebut.
- Tempat penyimpanan bahan kimia berbahaya dibuat agar aman dari pengaruh alam dan
lingkungan, yaitu dengan menyimpannya di tempat yang memiliki sirkulasi udara yang
baik, suhu ruangan terjaga konstan dan aman, serta aman dari gangguan biologis (tikus,
rayap, dll).
b. Bahaya Biologi
- Penggunaan APD yang sesuai dan memadai.
- Sirkulasi udara ruangan yang baik.
- Penerapan Hand Hygiene.
- Tersedianya tempat/wadah pembuangan sesuai dengan jenis sampah/limbah yang
dihasilkan.
Usaha-usaha pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran terdiri dari :

1. Tindakan Preventif

Merupakan segala usaha yang dilakukan agar tidak terjadi kebakaran.


Berikut beberapa usaha yang dapat dilakukan
- Sosialisasi penentuan tempat evakuasi / tempat berkumpul sementara bila terjadi
kebakaran
- Menempatkan barang-barang yang mudah terbakar di tempat yang aman dan jauh
dari api
- Tidak merokok dan melakukan pekerjaan panas di tempat barang-barang yang mudah
terbakar
2. Tindakan Represif
Merupakan usaha yang dilakukan pada saat terjadi kebakaran yang bertujuan untuk
mengurangi kerugian akibat kebakaran.

Hal-hal yang perlu dilakukan pada saat terjadi kebakaran :

- Tidak panik dan mencari sumber api


- Mencari APAR terdekat, kemudian berusaha memadamkan api sebisa mungkin
- Melaporkan kepada Pemadam kebakaran
- Melakukan evakuasi bila api sulit dipadamkan
3. Tindakan Rehabilitasi
Merupakan usaha yang dilakukan setelah terjadi kebakaran.

BAB VIII

PENUTUP

Instalasi Laboratorium Klinik RSU Prima Husada sebagai salah satu unit pelayanan di
RSUS Harapan Sehat yang memberikan pelayanan laboratoriun bidang Laboratorium Klinik
berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien. Berdasar uraian tentang
pelayanan di Instalasi Laboratorium Klinik dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :

1. Jenis pelayanan laboratorium yang terdapat di Instalasi Laboratorium Klinik RSUS Harapan
Sehat dimana Rumah Sakit type D masih kurang jika dibandingkan dengan standar
Kementrian kesehatan menurut Keputusan Dirjen Yanmed No:HK00.063.3/98 tentang
pedoman pengelolaan Laboratorium Klinik.
2. Kualifikasi SDM di Instalasi Laboratorium Klinik RSUS Harapan Sehat terdiri dari Pranata
Lab Kesehatan. Berdasarkan analisis beban kerja dan rencana pengembangan layanan baru,
kualifikasi SDM di Instalasi Laboratorium Klinik RSUS Harapan Sehat masih kurang
3. Secara umum, semua kategori pelayanan Laboratorium Klinik yang ada di RSUS Harapan
Sehat telah memiliki standar fasilitas yang tergolong lengkap sesuai dengan tipe rumah sakit
kelas D. Namun hal tersebut masih belum sesuai, terutama dalam hal fasilitas bangunan
fisik/gedung.
4. Dalam hal tata laksana pelayanan, telah dibuat buku Pedoman Pelayanan dan SPO sebagai
acuan dalam operasional pelayanan di Instalasi Laboratorium Klinik RSUS Harapan Sehat
5. Kebutuhan Logistik baik yang medik maupun non medik di Instalasi Laboratorium Klinik
RSUS Harapan Sehat secara umum berkaitan erat dengan pihak terkait terhadap permintaan
tergolong baik.
6. Kebijakan tentang Patient Safety di rumah sakit mendasari Instalasi Laboratorium Klinik
RSUS Harapan Sehat untuk membuat kebijakan dan SPO tentang keselamatan pasien
dengan menerapkan beberapa sasaran keselamatan pasien di Unit kerja. .
Penyusunan pedoman pelayanan Instalasi Laboratorium Klinik diharapkan berguna sebagai
acuan dasar pelayanan sekaligus sebagai evaluasi atas kekurangan yang terdapat di Instalasi
Laboratorium Klinik RSUS Harapan Sehat.

Demikian Pedoman Pelayanan Instalasi Laboratorium Klinik ini dibuat. Semoga dapat
bermanfaat dan berguna. Atas perhatian dan bantuan semua pihak, disampaikan banyak terima
kasih.

Ditetapkan : Meulaboh
Pada Tanggal : 31 Januari 2023
Direktur,
RSUS Harapan sehat

dr. Putri Nusa Gusmalia Sari

Anda mungkin juga menyukai