Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta,memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan
standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegaham dan
pengobatan penyakit, serta pemulihan kesehatan. Sebagai komponen penting dalam
pelayanan kesehatan, hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk penetapan
diagnosis, pemberian pengobatan dan pemantauan hasil pengobatan, serta penentuan
prognosis. Oleh karena itu hasil pemeriksaan laboratorium harus selalu terjamin
mutunya.
Untuk meningkatkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium, mutlak perlu
dilaksanakan kegiatan pemantapan mutu (Quality Assurance), yang mencakup
berbagai komponen kegiatan. Salah satu komponen kegiatan adalah “Praktek
Laboratorium yang Benar”.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka di Instalasi Laboratorium perlu dibuat
standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara
pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien. Berkaitan dengan hal tersebut maka
dalam melakukan pelayanan laboratorium di RS Islam Gorontalo harus berdasarkan
Pedoman Pelayanan Laboratorium RS Islam Gorontalo.
B. Tujuan Pedoman
Buku pedoman pelayanan Laboratorium ini disusun untuk digunakan sabagai bahan
acuan bekerja di Laboratorium RS Islam Gorontalo. Dengan harapan agar pelayanan
Laboratorium di RS Islam Gorontalo bisa mendapatkan hasil yang maksimal sehingga

1
dapat menunjang ketepatan dalam pemberian pengobatan sehingga pasien dapat
tertangani dengan baik dan kepuasan pelanggan dapat tercapai.
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pelayanan Laboratorium RS Islam Gorontalo meliputi:
1. Pasien Rawat Inap
Yaitu pasien yang dirawat di ruang perawatan RS Islam Gorontalo yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium.
2. Pasien Rawat Jalan
Yaitu pasien dari Poli klinik Rawat Jalan RS Islam Gorontalo yang memerlukan
pemeriksaan laboratorium.
3. Pasien Rawat Darurat
Yaitu pasien yang dirawat di Rawat Darurat RS Islam Gorontalo yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium.
D. Batasan Operasional
1. Pemeriksaan Darah
Tidak semua pemeriksaan darah dapat dikerjakan di Laboratorium RS Islam
Gorontalo.
Beberapa pemeriksaan darah yang bisa dikerjakan adalah :
a. Darah lengkap (Hb, lekosit, tormbosit, eritrosit, hematocrit, diff count, CT/BT),
morfologi darah tepi,golongan darah
b. Kimia darah (Glukosa, Asam Urat, Albumin, SGOT/SGPT, Ureum/Creatinin,
Profil Lipid, Elktrolit)
c. Serologi darah (HbSAg, Widal, Malaria, IgG/IgM Dengue)
2. Pemeriksaan Urine
a. Urin rutin
b. Urin sedimen
E. Landasan Hukum
1. Undang- undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
2. Undang- undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1966 tentang Tenaga Kesehatan

2
4. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 157/Menkes/Per/XI/2005 tentang organisasi
dan Tata Kerja Departemen Kesehatan
5. Keputusan Mentri Kesehatan Nomor 298/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman
Akreditasi Laboratorium Kesehtan
6. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 657/Menkes/VIII/2009 tentang Pengiriman dan
Penggunaan Spesimen Klinik,Materi Biologik dan muatan informasinya.
7. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 658/Menkes/VIII/2009 tentang Jejaring
Laboratorium Diagnosisi Penyakit Infeksi New Emerging dan Re- Emerging
8. Keputusan Mentri Kesehatan Nomor 835/Menkes/SK/PSK/IX/2009 tentang
Pedoman Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan Biomedik.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 04/Menkes/SK/I/2001 tentang Laboratorium
Kesehatan Swasta.

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi dan Distribusi Sumber Daya Manusia


Kualifikasi dan distribusi pegawai perlu dilakukan dalam merencanakan kebutuhan
tenaga Laboratorium. Sedangkan distribusi Sumber Daya Manusia adalah tindakan
pengelompokan pegawai sesuai dengan ilmu dan daya koptensi yang dimiliki.
Struktur ketenagaan di Laboratorium
1. Penganggung Jawab Laboratorium
a. Kompetensi
Dokter spesialis patologi klinik
b. Tugas
Sebagai penanggung jawab atas pemeriksaan yang dilakukan oleh
Laboratorium Rumah Sakit
c. Kebutuhan
Sejumlah 1 orang
2. Ka.Ruangan/Koordinator Lab
a. Kompetensi
Minimal lulusan D-III Analis Kesehatan yang berpengalaman sekurang-
kurangnya 1 tahun dalam bidang Laboratorium Klinik
b. Tugas
Mengorganisir, mengatur serta mengontrol kinerja dari staf Laboratorium agar
pemeriksaan tetap berjalan dengan baik
c. Kebutuhan
Sejumlah 1 orang
3. Staf Laboratorium
a. Kompetensi
Minimal lulusan D-III Analis Kesehatan untuk Laboratorium
b. Tugas
1. Memiliki dasar pengetahuan tentang patologi klinik
2. Mampu melaksanakan tugas-tugas Ka.Inst yang di delegasikan
3. Mampu bekerjasama dengan pelanggan external maupun internal

4
4. Mampu mendokumentasikan setiap kegiatan dilaboratorium.
5. Mampu membuat laporan kegiatan di laboratorium Patologi Klinik
6. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan berbahaya maupun
infeksius pada petugas dan klien
7. Mampu melaksanakan penyimpanan reagen dan bahan berbahaya sesuai
dengan prosedur tetap
8. Mampu bekerja sama baik sesama profesi maupun team kesehatan lain
9. Mampu bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik serta mengutamakan
kepuasan pelanggan
10. Menguasai komputer minimal MS World
c. Kebutuhan
Sejumlah 4 orang
B. Distribusi Ketenagaan
Sumber daya manusia laboratorium dibagi dalam tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
a) Penanggung Jawab/Kpl. Instalasi Laboratorium : KOSONG
b) Analis Kesehatan :
1. Kepala Ruangan/Analis : Siti Boki Tuheteru,AMAK
2. Penanggung jawab Hematologi : Irma Yunita Sangadji,AMAK
3. Penanggung jawab Kimia Klinik : Nuning Mohammad Amd.KES
4. Penanggung jawab Imunologi dan Urinalisa: Wasrin N. Liputo,Amd.AK
C. Pengaturan Jaga (Jadwal Pelayanan Laboratorium)
1. Jadwal
a. Setiap hari kerja
b. Shift 24 jam
2. Pengaturan jaga
a. Shift pertama : 08.00 – 14.00 Wita
b. Shift kedua : 14.00 – 21.00 Wita
c. Shift ketiga : 21.00 – 08.00 Wita
3. Pelayanan gawat darurat
a. Setiap hari

5
b. 24 jam

6
BAB III
STANDAR DAN FASILITAS

A. Denah Ruangan Laboratorium

Meja
Lemari Loker Kursi
Registrasi

Kursi

ALAT

Kulkas
Reagen

Westafel ALAT

Keterangan :
1. Luas ruangan
2. Ruangan kering dan tidak lembab
3. Memiliki cahaya yang cukup
4. Lantai terbuat dari keramik
5. Meja alat dan pemeriksaan terbuat dari keramik
6. Dinding dicat warna cerah
7. Ruangan ber AC
B. Standar Fasilitas
1. Tatanan Ruang Laboratorium
Tatanan ruang laboratorium terdiri dari
a. Ruang pemeriksaan Laboratorium
2. Alat dan bahan pemakaian

7
a. Pemeriksaan darah
1. Hematologi darah rutin
- Hematologi analyzer
- Tabung K3EDTA
- Raka tabung
2. Kimia darah
- Spektofotometer
- Tabung Red Plain
- Mikropipet
- Blue tips & yellow tips
- Rak tabung
- Centripuge
- Accu-chek
- Spotchem El Se-1520
3. Pemeriksaan imunoserologi
- Plate
- Tusuk gigi
4. Pemeriksaan urinalisa
- Dirui H-100
- Stik urin
- Objek glas
- De glas
- Mikroskop

8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Persyaratan Pelayanan
1. Persyaratan Umum :
a. Pasien sudah terdaftar di sistim rekam medic rumah sakit sesuai dengan
jaminan perawatan masing-masing.
b. Untuk pasien rawat jalan, pasien datang langsung ke Laboratorium dengan
membawa formulir permintaan pemeriksaan dari dokter yang telah diisi
lengkap
c. Untuk pasien rawat inap, formulir permintaan yang telah diisi lengkap dikirim
ke Laboratorium atau menghubungi petugas Laboratorium melalui
telephone/HT (Handy Talky), dan kemudian petugas Laboratorium mengambil
sampel pemeriksaan di ruangan.
2. Persyaratan Khusus :
Sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan, seperti puasa, tidak
minum obat-obatan, tidak pada saat haid untuk pemeriksaan Urine Lengkap (UL)
terkecuali jika pemeriksaan memang harus dilakukan.
B. Alur Pelayanan Laboratorium
1. Alur Pemeriksaan Laboratorium
Alur pemeriksaan Laboratorium RS Islam Gorontalo adalah sebagai berikut

9
Pasien Rawat Jalan Pasien Rawat Inap

Pasien Datang Pengantar Lab

Pemeriksaan di
memeriksa
Rujuk
identitas

Sampling
Sampling

Pemeriksaan
Specimen Pemeriksaan
Ya Ya
Specimen

 Validasi oleh Analis


Ya Validasi oleh Analis

Hasil Kritis Ya
Cetak Hasil
C.

Pelaporan
Nilai Kritis

Pencatatan pada Cetak Hasil


buku register RJ/RI

Penyerahan Hasil

10
2. Jenis – Jenis Pemeriksaan Pelayanan Laboratorium RS Islam Gorontalo
No Spesimen Jenis Pemeriksaan
1. Darah  Hematologi
- Darah Lengkap
- Darah Rutin
- CT/BT
- Golongan Darah
 Imunoserologi
- Widal
- HBsAg
- Malaria
- IgG/IgM
 Kimia Klinik
- Glukosa
- SGOT/SGPT
- Ureum/Creatinin
- Asam Urat
- Kolesterol
- Trigleserida
- HDL
- LDL
- Albumin
- Elektrolit
2. Urin  Urinalisa
- Makroskopik urin
- Kima urin
- Sedimen urin

11
3. Rujukan
Dalam melaksanakan pemeriksaan specimen yang tidak tersedia atau tidak
mampu melakukan pemeriksaan di Laboratorium,maka specimen di kirim ke
laboratorium lain (di rujuk) ke laboratorium yang sudah ber KPS dengan
Laboratorium RS Islam Gorontalo. Pengambilan sampel dan pengiriman hasil di
lakukan oleh petugas dari Laboratorium rujukan.
4. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan hasil Laboratorium baik dengan hasil normal, kritis
dan CITO dilakukan pada :
a. Buku register Laboratorium
b. Buku hasil pemeriksaan Laboratorium
c. Buku hasil kritis Laboratorium
d. Formulir hasil Laboratorium
C. Jam Pelayanan Laboratorium RS Islam Gorontalo
1. Jam Pelayanan
a. Setiap hari
b. 24 Jam
2. Waktu Penyerahan Hasil Pemeriksaan Pelayanan Laboratorium
Lama

nnN Bahan Pemeriksaan


Jenis Pemeriksaan (menit)
O

1. Darah Rutin Darah EDTA 2 mL 15

2. Urin Rutin Urin segar ±2 mL 30

3. Glukosa Sewaktu Plasma/Serum/ 1 mL 30

4. Asam Urat Plasma/Serum 1 mL 30

5. Chol Total Plasma/Serum/ 1 mL 30

6. Trigleserida Plasma/Serum/ 1 mL 30

12
7. SGOT Plasma/Serum/ 1 mL 30

8. SGPT Plasma/Serum/ 1 mL 30

9. Ureum Plasma/Serum/ 1 mL 30

10. Creatinin Plasma/Serum/ 1 mL 30

11. HDL Plasma/Serum/ 1 mL 45

12. Albumin Plasma/Serum/ 1 mL 30

13. Elektrolit Serum/ 1 mL 60

14. HBsAg Plasma/Serum 1 mL 30

15. Widal Plasma/Serum/ 1 mL 15

16. Malaria Plasma/Serum/ 1 mL 30

17. IgG/IgM Plasma/Serum/ 1 mL 30

Darah kapiler/whole
18. Golongan Darah 5
boold

3. Waktu Penyerahan hasil Laboratorium CITO


Setelah mendapatkan intruksi pemeriksaan laboratorium Cito dilakukan
pemeriksaan Laboratorium secepatnya, setelah ada hasil langsung dilaporkan ke
pengirim.
D. Pemeriksaan Laboratorium Beresiko Tinggi
Jenis pelayanan beresiko tinggi di Laboratorium RS Islam Gorontalo antara lain :
HIV,Hepatitis.
1. Prosedur Kerja
Setiap kegiatan yang dilakukan di Laboratorium RS Islam Gorontalo dapat
menimbulkan bahaya/resiko terhadap petugas yang berada di laboratorium
maupun lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi/menegah bahaya yang terjadi,

13
setiap petugas laboratorium harus melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
Dalam melaksanakan praktek laboratorium yang benar, petugas laboratorium
mengerti dan melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya yang ,ungkin
terjadi, dapat menggunakan setiap peralatan laboratorium dan peralatan kesehatan
dan keselamatan kerja dengan benar, serta mengetahui cara mengatasi apabila
terjadi kecelakaan di laboratorium.
Kemudian untuk pencegahan tersebut, petugas wajib memakai alat pelindung
diri (jas laboratorum,sarung tangan,masker,dan alas kali tertutup) yang sesuai
selama bekerja dan jas laboratorium bersih dipakai terus-menerus selama bekerja
dalam laboratorium dan dilepaskan serta ditinggalkan di laboratorium. Petugas
mencuci tangan secara higienes dan menyeluruh sebelum dan setelah selesai
melakukan aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju proteksi sebelum
meninggalkan ruang laboratorium.
2. Pengelolaan Spesimen
 Setiap specimen diperlakukan sebagai bahan infeksius
 Setiap petugas mengetahui dan melaksanakan cara pengambilan,
pengiriman dan pengelolaan specimen dengan benar
 Semua specimen darah dan cairan tubuh di simpan pada wadah yang
memilki kontruksi yang baik
 Setiap orang memproses specimen darah dan cairan tubuh (contoh
membuka tabung vakum) harus menggunakan sarung tangan dan masker
 Setelah memproses specimen – specimen tersebut harus cuci tangan dan
mengganti sarung tangan.
3. Pengelolaan Limbah Beresiko Tinggi
 Limbah padat seperti jarum yang telah digunakan harus di perlakukan
sebagai limbah infeksius dan dikumpulkan dalam safety box dan dikelola
Oleh pihak ketiga yang bekerja sama dengan rumah sakit/dinas kesehatan.
 Sedangkan limbah cair infeksius di tangani dengan di alirkan ke Instalasi
Pengelolaan Limbah Cair RS Islam Gorontalo
E. Reagensia dan Rentang Nilai dan Nilai Kritis Pemeriksaan Laboratorium

14
1. Jenis Reagen Esensial dan Bahan Lain Yang Harus Tersedia
No Nama Reagen Jenis Pemeriksaan
Swalab Diluent Darah Rutin
Swalab Lyse Darah Rutin
Salmonella Typhi O Widal
Salmonella Paratyphi AO Widal
Salmonella Paratyphi BO Widal
Salmonella Paratyphi CO Widal
Salmonella Typhi H Widal
Salmonella Paratyphi AH Widal
Salmonella Paratyphi BH Widal
Salmonella Paratyphi CH Widal
Antigen A Golda
Antigen B Golda
Antigen AB Golda
Antigen D (Rhesus) Golda
Choleterol Choleterol
Glucose Glukosa
HDL Choleterol HDL-Choleterol
(Precipitan)
Trigleserides Trigleserida
Urid Acid Asam urat
Urea Ureum
Creatinin Creatini
AST SGOT
ALT SGPT
Urin 10 parameter Urin
Pharma Diagnostik Malaria Imunoserologi
Pharma Diagnostik Dengue Imunoserologi

15
2 Rentang Nilai yang menjadi rujukan hasil
No Pemeriksaan Nilai Normal
Hemoglobin 11.0-17.0 g/dl
Leukosit 5.0-10,0 10^3 ul
Limfosit 25,0-50,0 %
Monosit 2,0-10,0 %
Granulosit 50,0-80,0 %
Eritrosit 4,00-6,20 juta/ul
Hematokrit 35,0-55,0 %
MCV 80.0-100.0 um^3
MCH 26,0-34,0 pg
MCHC 31,0-35,5 %
Trombosit 150-450 10^3/ul
Widal Negatif
Golongan Darah
HCG Negatif
HBSAG Negatif
HIV Negatif
IGG/IGM Negatif
Glukose <200 mg/dl
HDL >45 mg/dl
LDL <110 mg/dl
Trigleserides 50-150 mg/dl
Urid Acid 3,4-7,0 mg/dl(LK)
2,4-5,7mg/dl(PR)
Ureum 10 – 50 mg/dl
Creatinin 0,7-1,2 mg/dl (LK)
0,5-0,9 mg/dl (PR)
SGOT L <50 U/L P <35 U/L
SGPT L <50 U/L P <35 U/L

16
Urin
Na 135-145 mmol/L
K 3,5-5,5 mmol/L
Cl 98-105 mmol/L

3 Nilai Kritis Pemeriksaan Laboratorium


NO PEMERIKSAAN KURANG DARI LEBIH DARI
1 Hemoglobin < 6 g/dL 20 g/dL
2 Hematokrit <20 % >60%
3 Trombosit < 50.000/ul >1.000.000/ul
4 Leukosit <2000/ul >30.000/ul
5 Glukosa <50 mg/dL >500 mg/dL
6 Natrium < 120 mmol/L > 160 mmol/L
7 Kalium < 2,8 mmol/L > 6,5 mmol/L

4 Penanganan dan Pembuangan Bahan Berbahaya


Setiap kegiatan yang dilakukan di Laboratorium RS Islam Gorontalo dapat
menimbulkan bahaya/resiko terhadap petugas dan pasien yang berada di dalam
Laboratorium maupun lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi atau mencegah bahan
yang terjadi, setiap petugas laboratorium harus melaksanakan penanganan dan
pembuangan bahan berbahaya sesuai dengan ketentuan atau standar prosedur yang
berlaku.
1. Pengelolaan Limbah
a. Limbah padat, terdiri dari limbah/sampah umum dan limbah khusus seperti
benda tajam,limbah infeksius,limbah kimia,limbah B3dan limbah plstik
1. Tempat pengumpulan sampah
Terbuat dari bahan yang kuat,cukup ringan,tahan kuat kedap air dan
mempunyai permukaan halus pada bagian dalamnya. Mempunyai tutup yang
muda dibuka dan ditutup,minimal 1 buah untuk sati kegiatan. Kantong
plastic yang mengisi bagian dalamnya diangkat setiap hari atau apabila 2/3

17
bagian telah terisi sampah. Setiap pengumpulan sampah harus dilapisi
plastic sebagai pembungkus sampah dengan warna dan label.
2. Tempat pembuangan sampah akhir
- sampah infeksius dikelola sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku
- sampah umum dibuang ke tempat pembuangan akhir sesuai ketentuan
yang berlaku
b. Limbah cair, terdiri dari limbah cair umum/domestic, limbah cair infeksius dan
limbah cair kimia
cara menangani limbah
- limbah cair umum dialirkan masuk kedalam septic tank
- limbah cair infeksius dan kimia di kelola sesuai dengan ketentuan yang
berlaku melalui IPAL

18
BAB V

LOGISTIK

Pengadaan bahan-bahan logistic Laboratorium RS Islam Gorontalo sesuai dengan barang


apa saja yang dibutuhkan.

Unit Laboratorium mempunyai perencanaan pemesanan bahan logistic sesuai dengan


jumlah pasien dan jumlah pemeriksaan yang dilakukan setiap harinya. Bahan logistic ada
yang bias langsung di ambil di apotik da nada yang langusung dipesan ke bagian logistic.

1. Amfrak ke Apotik
- Spuit
- Hanscond
- Masker
- Kapas kering
- Aquades
- Alkohol 70%
2. Amfrak ke Logistik
- Reagent
- Peralatan Lab : Tabung EDTA,Tabung Red Plain,Obyek glas,De glas dll.

19
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah daya dan upaya yang dilakukan petugas laboratorium
ketika melakukan sampling atau pengambilan specimen agar pasien merasa aman dan
terhindar dari kecelakaan yang mengakibatkan pasien kesakitan.
B. Tujuan
1. Pasien merasa aman ketika dilakukan pengambilan darah
2. Menghindari kesakitan yang lebih besar ketika dilakukan pengambilan darah
3. Diperoleh specimen yang representatife
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien
1. Pedoman umum:
Sistem keselamatan pasien di laboratorium perlu dilaksanakan sebab
a. Banyaknya jenis/item pemeriksaan dan persiapannya
b. Banyaknya jenis spesimen pemeriksaan
c. Banyaknya jenis wadah penampung/container
d. Jumlah konsumen yang banyak
e. Jumlah staf yang tidak memadai potensial bagi terjadinya kesalahan
2. Manfaat keselamatan pasien
a. Budaya safety meningkat dan berkembang (blame-free culture, reporting
culture, learning culture)
b. Komunikasi dengan pasien berkembang
c. Kejadian tidak diinginkan menurun
d. Keluhan dan litigasi (tuntutan hukum) berkurang
e. Mutu pelayanan meningkat
f. Citra laboratorium dan kepercayaan masyarakat meningkat diikuti
peningkatan kepercayaan dan kepuasan diri
3. Standar keselamatan pasien
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga

20
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien
e. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
f. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
4. Sasaran pasien safety di laboratorium
a. Melakukan identifikasi pasien secara tepat (pasien rawat jalan : tanyakan
nama, tanggal lahir dan pasien rawat inap tanyakan nama dan rekam madis)
b. Meningkatkan komunikasi yang efektif (lakukan read back saat menerima
pesan melalui telepon)
c. Meningkatkan keamanan pengeluaran hasil lakukan doble check untuk
verifikasi hasil laboratorium (maker dan checker)
d. Mengurangi resiko salah lokasi, salah pasien, salah pemeriksaan dan salah
penggunaan bahan/reagen.
Ada 8 prinsip benar antara lain : permintaan pemeriksaan, persiapan pasien,
spesimen dan penampungan, transportasi, pengolahan dan penyimpanan, jenis
pemeriksan, hasil pemeriksaan, dokumentasi.
e. Mengurangi risiko infeksi dengan mengimplementasikan praktek pencegahan
infeksi (kewaspadaan standar) antara lain :
* Kebersihan tangan
* Penggunaan alat pelindung diri
* Penanganan limbah dan benda tajam
* Pengendalian lingkungan
* Peralatan perawatan pasien
* Penanganan linen
* Penyuntikan yang aman, kesalahan karyawan dan etika batuk.
5. Istilah dalam keselamatan pasien
a. Kondisi potensial cidera: Kondisi atau situasi yang sangat berpotensi untuk
menimbulkan cidera, akan tetapi belum terjadi insiden. Contoh : jumlah
pasien banyak, jumlah staf kurang, nilai kritis tidak dilaporkan

21
b. Kejadian nyaris cidera: terjadinya insiden yang belum terpapar ke pasien.
Contoh: salah mengerjakan item pemeriksaan (yang diminta serologi DHF
tetapi dikerjakan Igm anti Salmonella typhi/diketahui sebelum hasil
dikeluarkan)
c. Kejadian sentinel: Kejadian tidak diharapkan yang menyebabkan kematian
atau cidera yang serius yang biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat
tidak diharapkan atau tidak dapat diterima. Contoh : amputasi atau operasi di
bagian tubuh yang salah.
d. Kejadian tidak cidera : suatu insiden yang sudah terpapar ke pasien akan tetapi
tidak timbul cidera. Contoh : hasil BUN/SC pasien yang seharusnya normal
tetapi hasil yang dikeluarkan tinggi sehingga pasien menjalani cuci darah,
pasien dengan glukosa normal dikeluarkan hasil glukosa rendah sehingga
dilakukan koreksi glukosa (terjadi karena salah sampel/terjadi gangguan pada
proses pemeriksaan).
e. Kejadian tidak diharapkan: Kejadian yang mengakibatkan cidera kepada
pasien akibat melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan,
dan bukankarena penyakit dasarnya. Contoh: pasien DHF yang diphlebotomi
dengan needle tidak disposable, dan pasien tersebut akhirnya terjangkit HIV
(needle pakai pasien HIV).
6. Grading risiko kejadian :
a. Biru : Kejadian sangat jarang (> 5 tahun /kali), tidak signifikan, tidak ada
cidera.
b. Hijau : jarang/unlikely (>2 – 5 tahun/kali), minor, cidera ringan, dapat diatasi
dengan pertolongan pertama.
c. Kuning : mungkin/possible (1- 2 tahun/kali), moderat, cidera sedang/luka
robek, berkurangnya fungsi reversible, kasus yang memperpanjang perawatan.
d. Kuning : sering/likely (beberapa kali/tahun), mayor, cidera luas/berat (cacat,
lumpuh), kehilangan fungsi (irreversible)
e. Merah : Sangat sering/almost certain (tiap minggu/kali, katastropik, kematian
yang tidak berhubungan)

22
7. Pengalaman kasus pasien safety
a. Salah memberikan hasil (hasil yang diberikan ke pasien adalah hasil yang
salah/ belum dikonfirmasi)
b. Hasil yang tertukar semua/sebagian (fungsi checker tidak berjalan)
c. Salah memberikan hasil (salah sampel, salah prosedur)
d. Hasil laboratorium/sampel tidak ada (koordinasi dengan bagian yang lain
kurang efektif)
8. Utamakan Keselamatan Pasien
Bila ada kejadian, segera tindak lanjuti dengan :
a. Membuat laporan insiden
b. Menelaah akar permasalahan, mengapa terjadi?.... hingga menemukan fakta
system yang belum berfungsi optimal
c. Menentukan solusi dan rekomendasi
d. Analisa kasus dengan FISH BONE

23
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

A. Pedoman Umum
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Laboratorium merupakan bagian dari
pengelolaan laboratorium secara keseluruhan. Laboratorium melakukan berbagai
tindakan dan kegiatan terutama berhubungan dengan spesimen yang berasal dari
manusia maupun bukan manusia. Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak
dengan spesimen, maka berpotensi terinfeksi kuman pathogen. Potensi infeksi juga
dapat terjadi dari petugas ke petugas lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat.
Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas
harus memahami keamanan laboratorium dan tingkatannya, mempunyai sikap dan
kemampuan untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuai
SOP, serta mengontrol bahan/spesimen secara baik.
B. Tata laksana keselamatan kerja
1. Pra Analitik
a. Mencegah tertular bahan berbahaya dan terkontaminasi bahan infeksius pada
kulit, mulut, mata atau luka, cuci tangan, pakailah jas laboratorium, sarung
tangan dan masker
b. Sesudah mengambil spesimen (darah), kumpulkan jarum dan semprit di
tempat tertentu dan cegah jangan sampai tertusuk jarum tersebut
c. Spesimen dimasukkan ke dalam wadah tertentu yang tahan bocor dan tertutup
rapat dengan label identitas pasien
d. Petugas tidak boleh makan, minum atau merokok waktu sampling
e. Penyimpanan spesimen di dalam lemari es jika tidak segera dilakukan tes
2. Analitik
 Penggunaan Pipet
a. Pengolahan spesimen dan melakukan tes harus hati-hati dan menganggap
semua bahan infeksius

24
b. Mencegah tertular bahan berbahaya dan atau terkontaminasi bahan
infeksius pada kulit, mulut, mata atau luka, pakailah jas laboratorium,
masker dan sarung tangan
c. Jangan memipet dengan mulut, gunakan alat bantu pipet
d. Jangan meniup udara maupun mencampur bahan infeksius dengan cara
menghisap atau meniup cairan lewat pipet
 Tindakan jika terjadi tumpahan bahan kimia:
a. Beritahu petugas keamanan kerja laboratorium dan jauhkan petugas yang
tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan
b. Upayakan pertolongan bagi petugas laboratorium yang cedera
c. Jika bahan kimia yang tumpah adalah bahan yang mudah terbakar, segera
matikan semua api dan gas dalam ruangan tersebut dan ruangan yang
berdekatan. Matikan peralatan listrik yang mungkin mengeluarkan bunga
api
d. Jangan menghirup bau dari bahan yang tumpah
 Penggunaan Sentrifus
a. Gunakan sentrifus sesuai instruksi pabrik
b. Sentrifus diletakkan pada ketinggian tertentu sehingga petugas yang
pendek pun dapat melihat ke dalamnya dan menempatkan tabung setrifus
dengan mudah
c. Periksa rotor sentrifus dan selongsong secara berkala untuk melihat tanda
korosi dan keretakan
d. Gunakan air untuk menyeimbangkan, jangan NaCl atau hipochlorit
karena bersifat korosif
e. Setelah dipakai disimpan selongsong dalam posisi terbalik agar cairan
penyeimbang dapat mengalir keluar
 Mencegah penyebaran infeksi:
a. Lingkaran sengkelit harus penuh, panjang tangkai maksimal 6 cm
b. Gunakan alat inseransi mikro untuk membakar sengkelit karena bila
menggunakan bunsen menimbulkan percikan bahan infeksius
c. Jangan lakukan uji katalase di atas kaca objek, sebaiknya gunakan tabung

25
d. Tempatkan sisa spesimen dan biarkan yang akan disterilkan dalam wadah
yang tahan bocor
e. Dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan setiap kali
habis kerja
 Mencegah tertelan dan terkenanya kulit serta mata oleh bahan infeksius:
a. Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun/desinfektan
b. Jangan menyentuh mulut dan mata selama bekerja
c. Jangan makan, minum, merokok di dalam laboratorium
d. Jangan memakai kosmetik di dalam laboratorium
e. Gunakan alat pelindung muka dan mata jika terdapat percikan bahan
infeskius saat bekerja
3. Pasca Analitik
a. Jarum/benda tajam yang terkontaminasi dimasukkan ke dalam wadah tahan
tusukan kemudian diinsenerasi
b. Limbah cairan infeksius/darah dan produknya dimasukkan ke dalam jerigen ¾
penuh kemudian petugas sanitasi mengambil jerigen tersebut kemudian diolah
c. Limbah padat berupa sampah infeksius dimasukkan ke dalam kantung plastik
warna kuning dan sampah rumah tangga dimasukkan ke dalam kantung plastic
hitam
C. Penanganan Keadaan Darurat di Laboratorium
1. Kebakaran
a. Beri pertolongan pertama pada orang yang terkena, kalau perlu dipindahkan ke
unit lain
b. Beri peringatan kepada orang yang berada di sekitar lokasi
c. Putus aliran listrik bila diperlukan pemadaman dengan APARTulis berita acara
kejadian
2. Spesimen yang tumpah
a. Tumpahan dan wadahnya ditutup dengan kain atau tisu yag dibasahi
desinfektan
b. Kain tersebut dibuang di wadah infeksius

26
3. Luka tusukan jarum
a. Keluarkan darah dengan pijatan keras sekitar luka tusuk tadi di bawah pancuran
air selama kurang lebih 1-2 menit
b. Tutup luka dengan kapas betadin kemudian diplester
c. Tulis dalam berita acara kejadian dan kirim ke instalasi rawat darurat
4. Pecahan gelas
a. Gunakan sarung tangan
b. Kumpulkan dengan forsep atau serokan
c. Masukkan ke dalam kantung plastik berwarna kuning
d. Buang sarung tangan ke dalam kantung plastik tersebut
e. Tutup kantung masukkan ke wadah jarum atau wadah tahan tusukan
f. Cuci tangan
5. Tumpahan bahan kimia
a. Upayakan pertolongan pertama pada orang yang terkena
b. Jauhkan yang tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan
c. Pakailah masker dan sarung tangan
d. Bila tumpahan mudah terbakar, matikan semua api, gas dan listrik yang
mungkin mengeluarkan api
e. Bahan kimia asam dan korosif, netralkan dengan abu soda atau natrium
bikarbonat
f. Bahan kimia alkali, taburkan pasir di atasnya, bersihkan dan angkat dengan
serokan dan buang dalam kantung plastic bahan beracun.
D. Pemakaian Alat Pelindung Diri
1. Pakaian kerja atau jas laboratorium
Fungsi : pelindung tubuh dari bahan kimia atau specimen
2. Alat pelindung diri (masker)
Fungsi : mencegah penularan penyakit lewat udara dan melindungi dari bau yang
menyengat
3. Sarung tangan (Hanscoon)
Fungsi : mencegah penularan penyakit dari specimen yang infeksius dan melindungi
tangan dari bahan-bahan kimia yang merusak tangan.

27
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Upaya pengendalian mutu pelayanan laboratorium klinik merupkan serangkaian


kegiatan yang komprehensif dan integral yang menyangkut struktur, proses dan outcome
secara objektif, sistematik dan berlanjut, memantau dan menlai mutu dan kewajaran
pelayanan terhadap pasien.

Sasaran upaya peningktan mutu pelayanan laboratorium di Rumah Sakit adalah :

a. Meningkatkan kepuasan pelanggan (pasien,dokter,dan pemakai jasa laboratorium


lainya)
b. Meningkatkan efesiensi dan efektifitas pelayanan laboratorium
c. Meningkatkan efesiensi penggunaan sumber daya yang dimiliki.

Cakupan peningkatan mutu meliputi :


a. Kegiatan teknis laboratorium
- Pemantapan mutu internal (pra-analitik,amalitik,pasca-analitik)
- Pemantanpan mutu eksternal
b. Kegiatan yang bersifat administarsi
- Pendaftaran pasien/specimen
- Pelayanan administrasi keuangan
- Pelayanan hasil pemeriksaan
c. Manajemen laboratorium
- Pemberdayaan sumber daya yang ada
- Penatalaksanaan logistic dan
- Pemberdayaan SDM
Tahap – tahap pemeriksaan Laboratoriuma.
a. Pra – analitik
Proses pra-analitik dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu pra-analitik ekstra
laboratorium dan intra laboratorium. Proses tersebut meliputi :
4. Persiapan pasien

28
5. Persiapan pengumpulan specimen
6. Pengambilan sampel
7. Penanganan specimen
8. Pengiriman sampel ke laboratorium
b. Analitik
Analitik adalah proses mengerjakan specimen sesuai dengan permintaan yang diminta
oleh dokter atau pasien sendiri. Specimen diperiksa sesuai dengan standar prosedur
yang ada.
c. Pasca analitk
Proses pasca analitik meliputi pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium
d. Pemantapan mutu eksternal (PME)
PME harus dilaksanakan sebagai kegiatan pemeriksaan yang biasa dilakukan oleh
petugas yang biasa melakukan pemeriksaan dengan reagen/peralatan/metode yang
biasa digunakan sehingga benar-benar dapat mencerminkan penampilan laboratorium
tersebut yang sebenarnya. Setiap nilai yang di peroleh dari penyelengaraan harus
dicatat dan di evaluasi untuk mempertahankan mutu pemeriksaan atau perbaikan-
perbaikan yang diperlukan untuk peningktan mutu pemeriksaan.

29
BAB IX

PENUTUP

Buku pedoman ini kami susun semampu kami dan kami sesuaikan dengan keadaan dan
kondisi peralatan yang ada di RS Islam Gorontalo.

Kami sadari bahwa buku ini jau dari sempurna, namun harapan kami agar buku pedoman
ini dapat digunakan untuk menunjang kelancaran tugas pelayanan di laboratorium RS Islam
Gorontalo, sehingga hasilnya dapat mendukung diagnose dan pengobatan yang dilakukan
dalam pelayanan pasien dapat lebih tepat dan akurat. Dengan harapan kesembuhan pasien
serta kepuasan pelanggan dapat tercapai maksimal sesuai dengan harapan RS Islam
Gorontalo.

Untuk itu masukan dan krtik yang bersifat membangun kami harapkan agar dapat menjadi
bahan evaluasi kami bersama.

Evaluasi bersama akan secara teratur kami laksanakn guna perbaikan teknik pemeriksaan
pelayanandan up grade peralatan sesuai dengan perkembangan ilmu yang ada. Dan
tentunya kami akan mengadakan perbaikan-perbaikan sesuai dengan kebutuhan yang ada.

30

Anda mungkin juga menyukai