Anda di halaman 1dari 16

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH JAWA TIMUR


KLINIK PRATAMA POLRES JEMBER

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM


KLINIK PRATAMA POLRES JEMBER

JEMBER 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomi dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya
tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya
transisi epidemiologi penyakit, perubahan struktur demografi, otonomi daerah,
serta masuknya pasar bebas, maka Klinik diharapkan mengembangkan dan
meningkatkan mutu layanannya. Untuk meningkatkan mutu pelayanan yang
optimal, maka diperlukan kegiatan yang dapat menentukan diagnosa penyakit
secara pasti yaitu pelayanan laboratorium yang bermutu.
Laboratorium Klinik melaksanakan pengukuran, penetapan, dan
pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis
penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di wilayah kerja
Klinik.

B. RUANG LINGKUP :
Ruang lingkup pelayanan laboratorium mencakup mulai dari
menerima surat permintaan dari dalam Klinik, melakukan pemeriksaan
sampai proses penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium kepada pasien
.

C. BATASAN OPERASIONAL
Laboratorium Klinik melaksanakan pengukuran, penetapan, dan
pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan
jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang
dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di
wilayah kerja klinik.
1. Tujuan
Melakukan pemeriksaan penunjang kesehatan guna membantu
menegakkan diagnosa penyakit.
2. Kegunaan
Tempat pemeriksaan, pengujian, penetapan dan pengukuran terhadap
bahan (sample) tertentu untuk mendapatkan hasil sebagai informasi
guna membantu menegakkan diagnosa penyakit.

D. LANDASAN HUKUM
1. Undang Undang nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pemeriksaan
Laboratorium
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 411 Tahun 2010 tentang
Laboratorium Klinik
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 tentang PPI
(Pencegahan Pengendalian Infeksi)
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. POLA KETENAGAAN
Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan
pelayanan Laboratorium, Laboratorium klinik Polres Jember mempunyai pola
ketenagaan yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM di Laboratorium adalah :


No Jenis Tenaga Kualifikasi Jumlah Keterangan

1 Penanggung Dokter 1 Ka. klinik


jawab

2 Tenaga Teknis 1

B. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

A. Penanggung Jawab Laboratorium Klinik


Penanggung jawab Laboratorium Klinik mempunyai tugas dan
tanggung jawab:
1. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium
2. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil
pemeriksaan laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam
pelayanan laboratorium
3. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan
laboratorium
4. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu

B. Tenaga Teknis

Tenaga teknis Laboratorium Klinik mempunyai tugas dan tanggung


jawab:
1. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai
kompetensi dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan
standar prosedur operasional
2. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium
3. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan
4. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja
laboratorium
5. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau
tenaga kesehatan lain
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN
Ruangan laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini
adalah ruangan laboratorium Klinik. Ruangan yang ada di laboratorium di Klinik
Polres Jember terdiri dari 1 ruangan diantaranya ruang ruang pemeriksaan sampel
yang bergabung dengan meja pengambilan sampel. Ruangan laboratorium di Klinik
Polres Jember bisa dilihat pada denah berikut ini :

5
1

6 7

2 3

Keterangan :
1. Meja registrasi dan pengambilan sampel

2. Lemari kaca

3. Meja

4. Tempat duduk petugas

5. Tempat duduk pasien

6. Tempat sampah medis

7. Tempat sampah non medis

8. Wastafel

B. Standar Sarana
Ruangan laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
laboratorium Klinik. Persyaratan sarana/ruangan laboratorium Klinik adalah
sebagai berikut :
a. Ruangan yang ada di laboratorium terdiri dari 1 ruangan diantaranya ruang
registrasi, pengambilan sampel. Langit langit berwarna putih dan mudah
dibersihkan.
b. Dinding berwarna terang, berbahan keras, tidak berpori pori, kedap air, dan
mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia ( keramik).
c. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin, warna terang, dan mudah
dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia.
d. Pintu diruang pemeriksaan memakai kaca yang telah berstiker sehingga
tidak bisa dilihat dari luar.

C. Peralatan
Peralatan yang ada di klinik :
1. Meja pengambilan sampel darah
a. Menggunakan meja kayu ukuran 1m x 50cm
b. Diatas meja terdapat kaca ukuran 1m x 50cm
c. Mempunyai laci
2. Kursi petugas laboratorium dan kursi pasien :
a. Kursi mempunyai sandaran baik, kursi petugas maupun kursi pasien
b. Berbahan material kuat dari besi
3. Wastafel
a. Wastafel dilengkapi keran yang mengalirkan air bersih
b. Dilengkapi saluran/pipa pembuangan air kotor menuju sistem
Pengolahan air limbah Klinik.
4. Meja pemeriksaan
a. Ukuran meja adalah 1m x 50cm
b. Meja terdiri dari dua tempat dalam ruang pemeriksaan. Meja satu untuk
tempat alat hematologi analyzer, meja kedua untuk tempat pemeriksaan
urine. Meja terbuat dari bahan kayu berwarna coklat.
5. Lemari
a. Berfungsi untuk menyimpan alat
b. ukuran sesuai kebutuhan
c. bahan terbuat dari almunium dan rak dari kaca
d. Tempat untuk mikroskop dan tabung urine
e. Tempat untuk menyimpan berkas
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN LABORATORIUM

A. PROSEDUR PELAYANAN LABORATORIUM


1. Persiapan petugas
Mengenakan perlengkapan keselamatan kerja antara lain masker, jas
laboratorium, sarung tangan sebelum memulai aktifitas, menyiapkan
formulir serta alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Persiapan Pemeriksaan
 Menerima formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.
 Petugas laboratorium memanggil pasien sesuai nomor urut antrian.
 Petugas mencocokkan identitas pasien.
 Petugas laboratorium memberi penjelasan kepada pasien cara
pengambilan sampel pemeriksaan laboratorium yang akan
dilakukan.
 Bila tidak dapat dikerjakan karena keterbatasan alat meminta pasien
kembali ke pengirim/perujuk untuk dirujuk ke tingkat lebih lanjut.
3. Pemeriksaan
 Petugas mengambil sampel sesuai jenis pemeriksaan
 Petugas mengambil darah/sampling pasien maksimal 3 kali apabila
darah tidak keluar

 Menulis hasil pemeriksan pada formulir hasil pemeriksaan


laboratorium.
 Petugas menulis identitas pasien dan hasil pemeriksaan
pada buku register dan formulir hasil pemeriksaan serta
menandatanganinya.

4. Penyerahan hasil
 Melakukan verifikasi hasil pemeriksaan sebelum diserahkan
 Menyerahkan hasil pemeriksaan laboratorium
 Petugas tandatangan pada formulir hasil pemeriksaan
 Pasien diminta kembali ke pengirim/perujuk
B. ALUR PELAYANAN LABORATORIUM

Petugas menerima blangko rujukan


poli pemeriksaan

Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut

Petugas mengecek blangko dan mencocokkan


identitas pasien

Tidak
Meminta dokter untuk
Lengka
melengkapi
p

Ya

Mempersiapkan alat dan bahan

Edukasi pasien

Mengambil sampel

Melakukan pemeriksaan

Mencatat hasil

Memverifikasi dan menandatangani hasil

Menyerahkan hasil laboratorium ke


pasien dan meminta untuk kembali
ke dokter pengirim
C. KEMAMPUAN PEMERIKSAAN, METODE DAN REAGEN

1. KEMAMPUAN PEMERIKSAAN
Kemampuan pemeriksaan laboratorium di klinik meliputi pemeriksaan
pemeriksaan dasar seperti :
a. Kimia Klinik : Glukosa, Asam Urat, Kolesterol (Rapid Test).

2. METODE
Metode pemeriksaan laboratorium klinik menggunakan metode
automatik.

D. PENGADAAN LOGISTIK

1. REAGEN
Reagen yang ada di laboratorium Klinik Polres Jember meliputi reagen
stik untuk pemeriksaan gula, asam urat dan kolesterol.
Penanganan dan penyimpanan reagen sesuai persyaratan antara lain :
a. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.
b. Pemakaian reagen dengan metode First Expired First Out ( masa
kadaluwarsa yang terdekat harus keluar lebih dulu).
c. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam
sediaan induk.
d. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan, yang
terjadi pada sediaan reagen.
e. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
BAB V
KESELAMATAN PASIEN

Setiap kegiatan yang dilakukan di Laboratorium Klinik dapat menimbulkan


bahaya/resiko terhadap petugas yang berada di dalam laboratorium maupun lingkungan
sekitarnya. Untuk mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas
laboratorium melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan
tersebut merupakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium, untuk
pelabelan atau identifikasi sampel dilaksanakan teliti dengan memberikan nama, umur,
alamat, nomor RM. Reagen untuk pemeriksan laboratorium selalu dicek tanggal
kadaluarsa serta dicek ketersediaannya.
BAB VI
KESEHATAN DAN KESELAMATAN PEKERJA

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


A. Di Tempat Kerja dan Lingkungan Kerja
1. Desain Tempat Kerja Yang Menunjang K3
 Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan proses kerja di
laboratorium
 Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja
 Pencahayaan cukup dan nyaman
 Ventilasi cukup dan sesuai
 Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah dijangkau jika
diperlukan
 Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya
2. Sanitasi Lingkungan
 Semua ruangan harus bersih, kering dan higienis
 Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan kantong
plastik dan diberi tanda khusus
 Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak dapat dimasuki/
menjadi sarang serangga atau binatang pengerat
 Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan dibersihkan
secara teratur
 Petugas laboratorium dilarang makan dan minum dalam laboratorium
 Dilarang meletakkan hiasan dalam bentuk apapun di dalam laboratorium

B. Proses Kerja, Bahan dan Peralatan Kerja


1. Melaksanakan praktek laboratorium yang benar setiap petugas laboratorium
harus mengerti dan melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya yang
mungkin terjadi, dapat menggunakan setiap peralatan laboratorium dan
peralatan kesehatan dan keselamatan kerja dengan benar, serta mengetahui
cara mengatasi apabila terjadi kecelakaan di laboratorium.
2. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan keselamatan kerja, seperti
tempat cuci tangan dengan air yang mengalir.
3. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium, masker, sarung
tangan, alas kaki tertutup) yang sesuai selama bekerja.
4. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus selama bekerja
dalam laboratorium dan harus dilepaskan serta ditinggalkan di laboratorium
(hati-hati dengan jas laboratorium yang berpotensi infeksi).
5. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh sebelum dan
setelah selesai melakukan aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju
proteksi sebelum meninggalkan ruang laboratorium.
6. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air) dan merokok di
tempat kerja.
7. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih.
8. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/ peti kuning
(menjadi limbah medis/ infeksius).
9. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
10. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada penanggung jawab
Laboratorium.
11. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat yang ditentukan.
12. Pengelolaan spesimen
 Setiap spesimen diperlakukan sebagai bahan infeksius.
 Setiap petugas mengetahui dan melaksanakan cara pengambilan dan
pengolahan spesimen dengan benar.
 Semua spesimen darah dan cairan tubuh disimpan pada wadah yang
memiliki konstruksi yang baik.
 Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati guna menghindari
pencemaran dari luar kontainer atau laboratorium.
 Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairan tubuh (contoh:
membuka tutup tabung vakum) harus menggunakan sarung tangan dan
masker.
 Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cuci tangan dan
mengganti sarung tangan.
 Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah infeksius
dan dikelola sesuai ketentuan yang berlaku.
 Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus
Didekontaminasi dengan desinfektan setelah selesai melakukan kegiatan
laboratorium.
13. Pengelolaan bahan kimia yang benar
 Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan kimia yang
benar (antara lain penggolongan bahan kimia, bahan kimia yang tidak
boleh tercampur, efek toksik dan persyaratan penyimpanannya).
 Semua bahan kimia yang ada harus diberi label/etiket dan tanda
peringatan yang sesuai.
14. Pengelolaan Limbah
a. Limbah Padat
Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum dan limbah khusus
seperti benda tajam, limbah infeksius, limbah sitotoksik, limbah toksik,
limbah kimia, limbah B3 dan limbah plastik. Fasilitas Pembuangan
Limbah Padat:
1. Tempat Pengumpulan Sampah
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air
dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya.
Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup, minimal terdapat
satu buah untuk masing-masing kegiatan. Kantong plastik diangkat
setiap hari atau apabila 2/3 bagian telah terisi sampah. Setiap tempat
pengumpulan sampah harus dilapisi plastik sebagai pembungkus
sampah dengan label dan warna.
2. Tempat Penampungan Sampah Sementara

Tersedia tempat penampungan sampah yang tidak permanen, yang


diletakkan pada lokasi yang sudah dijangkau kendaraan pengangkut
sampah. Tempat penampungan sampah sementara dikosongkan dan
dibersihkan sekurang-kurangnya satu kali dalam 24 jam.
3. Tempat Pembuangan Sampah Akhir
 Sampah infeksius dan sampah toksik dikelola sesuai prosedur dan
peraturan yang berlaku.
 Sampah umum (domestik) dibuang ke tempat pembuangan
sampah akhir yang dikelola sesuai dengan prosedur dan peraturan
yang berlaku.
BAB VII

PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan Laboratorium dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan


indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan petugas pelaksana pemeriksaan
2. Ketepatan hasil penyerahan Laboratorium
3. Hasil Pemantapan Mutu Internal (PMI)
4. Hasil Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
BAB VIII
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Laboratorium di Klinik ditetapkan sebagai acuan pelaksanaan


Pelayanan Laboratorium di Klinik. Untuk keberhasilan pelaksanaan standar Pelayanan
Laboratorium di Klinik ini diperlukan komitmen dan kerja sama semua pihak yang
terkait, sehingga hal tersebut akan menjadikan pelayanan Laboratorium di Klinik dapat
optimal dan dapat memberikan kepuasan kepada pasien atau masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai