Pemeriksaan Laboratorium dilakukan oleh petugas yang kompeten dan berpengalaman untuk
melakukan atau menginterperstasikan hasil pemeriksaan.
Elemen Penilaian 1
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
7. Bagan Alir
Pasien datang langsung
mendaftar
Pemeriksaan spesimen
11.Rekaman Historis
perubahan
8.1.2. Terdapat Kebijakan dan Prosedur Spesifik untuk setiap jenis pemeriksaan Laboratorium
Elemen Penilaian 1- 11.
PERMINTAAN , PEMERIKSAAN
LABORATORIUM,PENERIMAAN
SPESIMEN,PENGAMBILAN DAN
PENYIMPANAN SPESIMEN
No. Kode :UKP/PKM-BT/2017
Terbit :
SOP No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman : 1/7
5. Prosedur 1. Alat :
a. Buku register laboratorium
b. Botol urine
c. Label atau etiket
d. Potsputum
e. Pot feases
2. Bahan
a. Kapas alkohol
b. Lancet steril
c. Turniket
d. Syringe/spuit
B. Penerimaan spesiemen
Setelah dilakukan pengambilan spesiemen oleh petugas
laboratorium spesiemen diberi label identitas pasien.
Spesiemen diterima oleh analis yang bertugas
C.Pengambilan spesiemen
1.Pengambilan darah vena
Petugas laboratorium melakukan desinfeksi darah vena
mediana cubitidengan kapas alkohol 70 %
A. Penyimpanan spesiemen
Petugas laboratorium menyimpan spesiemen jika
pemeriksaan ditunda atau dikirim kelaboratorium lain
Perhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa
11.Rekaman Historis
No Yang diubah Isi Tanggal
perubahan mulai
diberlakukan
PEMANTAUAN PELAKSANAAN
PROSEDUR PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
7.Bagan Alir
Tim mutu puskesmas melakukan perencanaan penilaian ketepatan
waktu penyerahan hasil
8.Hal-hal yang 1. Penyerahan hasil pemeriksaan harus sesuai dengan standar yang
perlu telah ditentukan.
diperhatikan 2. Hasil pemeriksaan pasien harus segera di tindak lanjuti sedini
mungkin.
9.Unit Terkait 1. Petugas laboratorium
2. Koordinator UKP
3. Koordinator tim mutu
4. Kepala puskesmas
10.Dokumen
Terkait
BT/2017
SOP Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
UPTD Ichsan Nur Hamdan
Puskesmas
Babat Toman NIP.1983100920090210
02
1. Pengertian Pelayanan laboratorium untuk memenuhi kebutuhan pasien di luar jam
kerja.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tercapainya pelayanan
laboratorium dengan mutu cakupan dan evisiensi yang optimal melalui
pelayanan laboratorium di luar jam kerja.
3. Kebijakan SKPimpinan Puskesmas Babat Toman No. /UKP/PKM-BT/2017
Tentang pelayanan diluar jam kerja.
4. Referensi
5. Prosedur Alat
1. Alt Tulis
2. Blanko pemeriksaan
3. Buku register
Bahan
1. Spesimen pasien
7. Bagan Alir
Terbit :
No. Revisi :
Halaman :
UPTD
Puskesmas Babat Toman
5. Prosedur
Alat :
1. Wadah Spesimen
2. Spidol
3. Alat pelindung diri (APD)
Bahan
1. Darah
2. Urine
3. Sputum
4. Feses
5. Bahan cairan tubuh
6. Reagen Klorin 1%
6. Langkah-langkah
1. Bahan spesimen darah
- Bahan spesimen darah setelah selesai pemeriksaan darah dibuang kedalam saluran IPAL
- Sedangkan tabung direndam dalam wadah yang berisi larutan klorin 1%.
2. Bahan Urine
- Wadah Urine menggunakan wadah pot plastik dengan tutup berulir agar rapat dan tidak
mudah tumpah
- Setelah selesai pemeriksaan, Urine dibuang dalam saluran SPAL sedangkan wadahnya
direndam dalam air yang telah diberi bahan desinfektan klorin 1%
3. Bahan Feses
- Wadah feses menggunakan wadah pot plastik dengan tutup berulir agar rapat
- Diperiksa sesuai dengan permintaan pemeriksaan dari dokter
- Setelah pemeriksaan faeses dan wadahnya ditampung dalam plastik sampah medis.
- Langsung hari itu juga dibawah kebagian insenarator untuk dimusnahkan.
4. Bahan Sputum
- Pengambilan sputum dilakukan dengan menggunakan wadah pot plastik dengan tutup
berulir agar rapat
- Setelah selesai pemeriksaan Sputum dalam wadah di tuangi klorin 1% (1:1) dan
didiamkan 30 menit kemudian ditampung dalam plastik sampah medis bersama wadahnya
dibuang kebagian insenarator untuk dimusnakah pada hari itu juga.
5. Bahan cairan tubuh
- Bahan dipindahkan kedalam botol atau pot plastik dengan tutup berulir agar rapat
- Setelah selesai pemeriksaan cairan tubuh dibuang kedalam saluran IPAL dan wadah
direndam dalam air yang telah di beri larutan klorin 1%.
7. Bagan Alir
1. Bahan spesimen darah
Bahan spesimen darah setelah selesai pemeriksaan darah
dibuang kedalam saluran IPAL
Mencuci Tangan
2. Bahan Urine
Wadah Urine menggunakan wadah pot plastik dengan tutup berulir
agar rapat dan tidak mudah tumpah
3. Bahan Feses
Wadah feses menggunakan wadah pot plastik dengan tutup berulir agar
rapat
4. Bahan sputum
8. Hal-hal yang Mencegah Kejadian Atau Peristiwa Yang Tidak Diinginkan Yang Dapat
perlu Merugikan Petugas Dan Pasien.
diperhatikan
9. Unit terkait Laboratorium
10. Dokumen
terkait
11. Rekaman
historis No Yang diubah Isi Tanggal mulai
perubahan perubahan diberlakukan
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG
DIRI
No. Kode : UKP/PKM-BT/2017
Terbit :
No. Revisi :
SOP Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
UPTD Ichsan Nur Hamdan
Puskesmas Babat NIP. 198310092009021002
Toman
1. Pengertian Alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan oleh
petugas laboratorium untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuh terhadap
kemungkinan adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja.
Penggunaan alat pelindung diri adalah cara untuk menggunakan alat
pelindung diri sesuai standar sehingga petugas dapat terlindung dari bahaya
dan keselamatan kerja.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah Petugas untuk
menggunakan pelindung diri agar tidak tertular penyakit.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Babat Toman No. /UKP/PKM-BT/2017
tentang penerapan manejemen mutu.
4. Referensi 1. Buku Good Laboratory Practice 2008.
10.Dokumen
Terkait
11.Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Tanggal mulai
Perubahan perubahan diberlakukan
PEMANTAUAN TERHADAP
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG
DIRI
No. Kode : UKP/PKM-BT/2017
Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
SOP Halaman :
UPTD Ichsan Nur Hamdan
Puskesmas Babat NIP. 198310092009021002
Toman
1. Pengertian Pemantauan yang dilakukan oleh tim mutu Puskesmas terhadap petugas
laboratorium dalam pemakaian penggunaan alat pelindung diri dan sarana serta
prasarana yang dikenakan saat bekerja dilaboratorium agar terhindar dari
kecelakaan kerja dan paparan penyakit yang ditimbulkan dilaboratorium.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memantau pemakaian alat
pelindung diri bagi petugas laboratorium yang bertujuan agar melindungi
kesehatan dan keselamatan petugas laboratorium itu sendiri.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. /UKP/PKM-BT/2017 Tentang Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja UPT Puskesmas Babat Toman.
4. Referensi 1. Buku pedoman kesehatan dan keselamatan kerja Puskesmas.\
2. Peraturan menteri kesehatan no. 37 tahun 2012 tentang penyelenggaraan
laboratorium Puskesmas.
3. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia no. 75 tahun 2014 tentang
pusat kesehatan masyarakat.
5. Prosedur Alat dan bahan :
1. APD(masker, jas laboratorium, hand scoon, sepatu tertutup)
2. Alat tulis
3. Buku monitoring pemantauan
7.Bagan Alir
Petugas laboratorium harus menggunakan alat pelindung diri
dalam bekerja di laboratorium
8.Hal-hal yang Penggunaan Alat Pelindung Diri Dan Sarana Serta Prasarana Yang Dikenakan
perlu Saat Bekerja Dilaboratorium Agar Terhindar Dari Kecelakaan Kerja Dan
diperhatikan Paparan Penyakit Yang Ditimbulkan Dilaboratorium.
9. Unit terkait 1. Tim mutu
2. Petugas laboratorium
10.Dokumen
Terkait
11.Rekaman No Yang diubah Isi Tanggal mulai
Historis perubahan diberlakukan
perubahan
PENGELOLAAN BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN
No. Kode : UKP/PKM-
BT/2017
SOP Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
UPTD Ichsan Nur Hamdan
Puskesmas Babat NIP.198310092009021002
Toman
1. Pengertian Pengolahan bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah suatu kegiatan
mengolah termasuk menyimpan menggunakan atau membuang bahan
yang bersifat atau konsistensinya atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan merusak lingkungan,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengelola bahan
berbahaya dan beracun (B3) berupa proses pengadaan, pemindahan,
penyimpanan, penggunaan, penanganan, dan pembuangan limbah B3
untuk mencegah dan mengendalikan dampak lingkungan yang akan
muncul sebagai konsekuensi atas penggunaan bahan tersebut.
3. Kebijakan SK kepala puskesmas No. /UKP/PKM-BT/2017 Tentang pengelolaan
bahan berbahaya dan beracun.
6. Langkah-langkah 1. Pengadaan B3
a. Petugas memastikan tiap pengadaan B3 harus terlampir lembar
MSDS, Labeling B3 informasi dampak bahaya dan informasi
P3K dan APDnya,
2. Pemindahan B3
b. Petugas memastikan kelengkapan administrasi sebelum bongkar
B3 berupa daftar nama B3 yang akan dibongkar, prosedur kerja
dan perizinan, dan daftar petugas dan penanggung jawab.
c. Petugas harus mengetahui resiko bahaya B3, cara pencegahan
dan penanggulangan.
d. Petugas menggunakan APD yang sesuai, petugas menghindari
tindakan tidak aman seperti merokok, makan dan minum di
dekat bahan B3 dan lain-lain.
3. Penyimpanan B3
a. Petugas memastikan tempat penyimpanan B3 di buat agar aman
dari pengaruh alam dan lingkungan, memiliki sirkulasi udara dan
ventilasi yang baik, dan aman dari gangguan biologis (tikus,
rayap dll.)
b. Petugas melakukan pemisahan dan pengelompokkan
penempatan B3 untuk menghindari reaktivitas
c. Petugas melakukan penyusunan yang tidak melebih batas
maksimum agar tidak roboh dan rapi.
d. Petugas memastikan penyimpanan B3 harus dilengkapi dengan
simbol label B3 (label isi,safety, resiko bahaya) serta cara
pencegahan dan pertolongan pertama.
4. Penggunaan B3
e. Petugas menerapkan perencanaan dan penerapan K3 dalam
penggunaan B3
f. Petugas menggunakan APD yang sesuai dengan faktor resiko
bahayanya APAR & P3K harus siap dan cukup
g. Petugas pengguna B3 menggunakan peralatan kerja yang layak
pakai
h. Petugas pengguna B3 harus bekerja sesuai SOP yang aman dan
efektif
i. Petugas pengguna B3 membersihkan dan mengamankan alat-alat
kerja, lingkungan kerja dan wadah sisa B3 jika telah selesai
j. Melepas APD setelah selesai melakukan pengelolaan B3 dan
cuci tangan.
Memastikan penyimpanan B3
harus dilengkapi dengan simbol
label B3
Memastikan perlengkapan
administrasi sebelum bongkar B3
8. Hal-hal yang 1. Petugas menggunakan APD yang sesuai dengan faktor resiko
perlu bahaya nya APAR dan P3K harus siap dan cukup
diperhatikan
9. Unit terkait Petugas laboratorium
10.Dokumen
terkait
11.Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Tanggal mpeulai
Perubahan perubahan diberlakukan
PENGELOLAAN LIMBA HASIL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No. Kode : UKP/PKM-BT/2017
Terbit :
No. Revisi :
SOP Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
UPTD Ichsan Nur Hamdan
Puskesmas Babat Toman NIP.198310092009021002
1. Pengertian Limbah medis adalah limbah yang berupa limbah imfeksius,
limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah
sitotosi, limbah kimiawi, limbah radio aktif, limbah container
bertekanan dan limbah dengan kandungan logam berat yang
tinggi. Limbah medis di Puskesmas berasal dari kegiatan
pengobatan dan perawatan, limbah yang dihasilkan antara lain
limbah infeksius, limbah farmasi, limbah yang berasal dari
Laboratorium dan limbah benda tajam.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah Mencegah terjadinya
penularan penyakit akibat limbah medis, Mencegah terjadinya
kecelakaan kerja akibat limbah medis, Mencegah terjadinya infeksi
nosokomial
3. Kebijakan
4. Referensi .
5. Prosedur Alat dan bahan :
safety box
tempat sampah medis
kantong plastik
6. Langkah- 1. Menyediakan tempat untuk limbah medis (yang kuat, tahan
Langkah bocor dan tertutup) di dekat sumber sampah .
2. Menyedian safety box tempat sampah khusus benda tajam
(spuit, jarum, ampul)
3. Melapisi tempat sampah medis dengan kantong plastik
4. Masukkan sampah medis hasil kegiatan balai pengobatan,
UGD, KIA-KB, Laboratorium dan bagian obat farmasi
kedalam tempat sampah medis dan tertup kembali
5. Masukkan ketempat penampungan sampah medis sementara
yang lebih besar (kuat, tahan air, tahan bocor, tertutup) atau
disimpan di dalam tempat penyimpanan limbah medis dengan
syarat :
a. Lokasi penyimpanan bebas banjir
b. Tidak rawan bencana
c. Berada diluar kawasan lindung
d. Sesuai dengan rencana tata ruang
7. Bagan alir
Menyediakan tempat untuk limbah medis (yang kuat,
tahan bocor dan tertutup) di dekat sumber sampah
8. Hal-hal yang Hindari terjadinya penularan penyakit, kecelakaan kerja, dan infeksi
perlu nosokomial akibat limbah medis disekitar lingkungan puskesmas.
diperhatikan
9. Unit terkait Kesehatan lingkungan
10. Dokumen
terkait
11. Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Tanggal mulai
perubahan diberlakukan
PENGELOLAAN REAGEN
No. Kode : UKP/PKM-BT/2017
Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
SOP Halaman :
UPTD Ichsan Nur Hamdan
Puskesmas Babat NIP.198310092009021002
Toman
1 Pengertian Protap ini memuat langkah langkah yang harus dilakukan dalam
penyimpanan reagen
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah Sebagai pedoman bagi petugas
laboratorium dalam penyimpanan reagen.
3.Kebijakan Penyimpanan reagen yang benar dapat menjaga kualitas dan mutu reagen
tersebut, sehingga dapat mendukung hasil pemeriksaan laboratorium yang
lebih akurat
3. Referensi
4. Prosedur Alat dan Bahan :
1. Label
2. Spidol
3. Reagen
4. Kartu stok pemakaian reagen
5. Langkah- 1. Petugas menggunakan kaedah pertama masuk pertama keluar (FIFO)
langkah first in first out yaitu reagen yang lebih dulu masuk persediaan harus
digunakan lebih dahulu.
2. Petugas menggunakan reagen yang mempunyai masa kadaluarsa
pendek untuk dipakai terlebih dahulu (FIFO) first in first out guna
menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan lama.
3. Petugas menyimpan larutan bewarna dan larutan organik dalam botol
coklat.
4. Petugas menempatkan reagen pada tempat yang steril
5. Petugas menyimpan reagen pada tempat yang tidak terkena sinar
matahari
6. Petugas menyimpan reagen pada suhu kamar atau suhu dingin (2 oc
8oc) tergantung jenis reagen.
7. Petugas membuat kartu stok pemakaian reagen
6. Bagan Alir
Petugas menggunakan kaedah pertama masuk pertama
keluar (FIFO) first in first out yaitu reagen yang lebih duluh
masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu
7. Hal-hal yang 1. Menyimpan reagen pada tempat yang tidak terkena sinar matahari.
perlu 2. Menyimpan reagen pada suhu kamar atau suhu dingin (2oc 8oc)
diperhatikan tergantung jenis reagen.
8. Unit terkait
9. Dokumen
terkait
10. Rekaman
historis No Yang diubah Isi Tanggal mulai
perubahan perubahan diberlakukan
PENGELOLAAN LIMBA
No. Kode : UKP/PKM-BT/2017
Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
SOP
UPTD Ichsan Nur Hamdan
Puskesmas Babat NIP.198310092009021002
Toman
1. Pengertian Limbah medis adalah limbah yang berupa limbah infeksius, limbah patologi,
limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotosi, limbah kimiawi, limbah
radio aktif, limbah container bertekanan dan limbah dengan kandungan logam
berat yang tinggi. Limbah medis di Puskesmas berasal dari kegiatan pengobatan
dan perawatan, limbah yang dihasilkan antara lain limbah infeksius, limbah
farmasi, limbah yang berasal dari Laboratorium dan limbah benda tajam.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah Mencegah terjadinya penularan
penyakit, kecelakaan kerja dan infeksi nosokomial akibat limbah medis.
3. Kebijakan Sesuai SK Kepala Puskesmas No. /UKP/PKM-BT/2017 Tentang pengelolaan
limbah.
4. Referensi .
5. Prosedur Alat dan bahan :
1. Tempat sampah
2. Safety box
3. Kantong plastik
4. Alat pelindung diri (APD)
6. Langkah- 1. Menyediakan tempat untuk limbah medis (yang kuat, tahan bocor dan
langkah tertutup) di dekat sumber sampah
2. Menyedian safety box tempat sampah khusus benda tajam (spuit, jarum,
ampul)
3. Melapisi tempat sampah medis dengan kantong plastik
4. Masukkan sampah medis hasil kegiatan balai pengobatan, UGD, KIA-KB,
Laboratorium dan bagian obat farmasi kedalam tempat sampah medis dan
tertutup kembali
5. Masukkan ketempat penampungan sampah medis sementara yang lebih
besar (kuat, tahan air, tahan bocor, tertutup) atau disimpan di dalam tempat
penyimpanan limbah medis dengan syarat :
a. Lokasi penyimpanan bebas banjir
b. Tidak rawan bencana
c. Berada diluar kawasan lindung
d. Sesuai dengan rencana tata ruang
6. Mengirim limbah medis yang telah dikumpulkan di dalam tempat
penampungan sampah sementara dengan alat angkut yang kuat, tahan air
dan tertutup.
7. Bagan alir
Menyediakan tempat untuk limbah medis (yang kuat, tahan
bocor dan tertutup) di dekat sumber sampah
8. Hal-hal yang 1) Tempat Penampungan Sampah Medis Sementara Yang Lebih Besar
perlu (Kuat, Tahan Air, Tahan Bocor, Tertutup)
diperhatikan 2) Khusus Benda Tajam (Spuit, Jarum, Ampul) Dimasukkan Kedalam
Safety Box Khusus.
9. Unit terkait
10. Dokumen
terkait
11. Rekaman
historis No Yang diubah Isi Tanggal mulai
perubahan perubahan diberlakukan
8.1.3. Hasil Pemeriksaan Laboratorium selesai dan tersedia dalam waktu sesuai dengan ketentuan
yang di tetapkan.
Elemen Penilaian 2`
PEMANTAUAN WAKTU
PENYAMPAIAN HASIL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
UNTUK PASIEN URGENT / GAWAT
DARURAT
No. Kode : UKP/PKM-BT/2017
Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
SOP Halaman :
UPTD Ichsan Nur Hamdan
Puskesmas Babat NIP. 198310092009021002
Toman
1. Pengertian Pemantaun waktu penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium yang telah
diperiksa oleh petugas laboratorium untuk pasien urgent dalam kegiatan
pelayanan laboratorium`
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk digunakan sebagai perencaan,
pemantauan, dan evaluasi serta pengambilan keputusan dalam suatu tindakan
untuk peningkatan pelayanan laboratorium.
1. Kebijakan Sesuai kebijakan Kepala Puskesmas Babat Toman No.
4. Referensi .
5. Prosedur
6. langkah-langkah A. Penyampaian Hasil pemeriksaan hasil lewat tertulis
1. Laporan hasil pemeriksaan dengan menyerahkan hasil tertulis yang telah diketik
kepada bagian yang menangani pasien.
2. Cocokkan identitas hasil dengan identitas pasien dibagian yang menangani
pasien.
3. Periksa kembali pemeriksaan laboratorium yang diminta
4. Tulis bukti pelaporan hasil yang diterima : nama, paraf, dan waktu pada buku
serah terima hasil pemeriksaan laboratorium
B. Penyampaian Hasil pemeriksaan hasil lewat telepon
1. Laporkan hasil pemeriksaan dengan membacakan hasil lewat telepon yang telah
selesai dikerjakan
2. Menanyakan keberadaan pasien
3. Membacakan hasil pemeriksaan laboratorium dan nilai rujukan dengan benar
kepada penerima telepon yang menangani pasien tersebut.
4. Meminta penerima telepon untuk membaca ulang dengan benar
5. Menulis dibuku serah terima hasil pemeriksaan laboratorium (hasil lewat
telepon) nama, paraf dan waktu pembacaan.
6. Dokter atau petugas Laboratorium, radiologi dan perawatan yang melakukan
perekaman EKG menyampaikan hasil kritis bila tidak bisa dihubungi, dokter
atau petugas Laboratorium, radiologi dan perawatan yang melakukan perekaman
EKG langsung menghubungi dokter atau perawat unit perawat inap, rawat jalan,
dan unit gawat darurat.
7. Dokter atau petugas yang melaporkan hasil urgent (CITO) mencatat tanggal dan
waktu menelpon, nama lengkap petugas yang di hubungi dan nama lengkap
yang menelpon.
8. Dokter atau perawat ruangan yang menerima hasil kritis menggunakan teknik
kemunikasi perbal tulis (Write back) / baca (Read back)/konfirmasi proses
pelaporan ini ditulis di dalam rekam medis catatan perkembangan terintergrasi
9. Dokter atau perawat rungan yang menerima laporan hasil urgent langsung
menghubungi DPJP atau PPDS yang merawat pasien. Penerima pesan boleh
tidak melakukan pembacaan kembali (read back) bila tidak memungkinkan
seperti di kamar situasi gawat darurat di IGD.
8.Hal-hal yang
perlu diperhatikan
9. Unit Terkait
10. Dokumen
Terkait
11. Rekaman
Histris No Yang diubah Isi Tanggal mulai
perubahan perubahan diberlakukan
8.1.4. Ada Prosedur melaporkan hasil tes diagnostik yang kritis
Elemen Penilaian 1-5.
PELAPORAN HASIL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
YANG KRITIS, REKAM MEDIS
No. Kode : UKP/PKM-BT/2017
Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
UPTD SOP Ichsan Nur Hamdan
Puskesmas Babat NIP. 198310092009021002
Toman
1. Pengertian Pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis adalah pelayanan hasil
laboratorium yang menggambarkan kondisi potovisiologi pasien yang
nilainya diluar batas normal yang telah disepakati bersama, baik dibawah atau
diatas nilai normal dimana pasien memerlukan intervensi tindakan medis
segera karena dapat membahayakan keselamatan pasien.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah Prosedur ini ditujukan untuk
menjadi pedoman buku petugas laboratorium memberikan laporan hasil
segera yang dianggap kritis dan berhubungan dengan keselamatan pasien
sehingga dokter yang merawat segera melakukan intervensi tindakan medis
segera.
3. Kebijakan SK kebijakan kepala Puskesmas No. :
Prosedur ini berada dibawah tanggung jawab koordinator laboratorium dan
kepala Puskesmas
5.Prosedur
6. Langkah- 1. Petugas melaporkan hasil laboratorium yang kritis kepada penanggung
Langkah jawab laboratorium
2. Petugas memeriksa kondisi spesimen
3. Petugas memeriksa ulang hasil laboratorium
4. Petugas memeriksa kondisi klinis pasien
5. Petugas melakukan proscek menggunakan alat yang lain bila
memungkinkan.
6. Petugas bisa menuliskan hasil laboratorium apabila didapatkan hasil
pemeriksaan Duplo yang sama
7. Petugas melakukan verifikasi hasil dan legalisasi hasil laboratorium kepada
penanggung jawab laborat.
8. Petugas segera melaporkan hasil laboratorium kepada dokter.
7.Bagan Alir
Petugas laporkan hasil laborat yang kritis ke dokter
penanggung jawab laboratorium
8.Hal-hal yang
diperhatikan
7. Bagan Alir
Petugas menentukan
tujuan evaluasi ketepatan petugas
waktu menentukan jenis
pemeriksaan
8.Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9.Unit Terkait
10.Dokumen
Terkait
11.Rekaman
historis No Yang diubah Isi Tanggal mulai
perubahan perubahan diberlakukan
8.1.5. Reagensia Esensial dan bahan lain yang diperlukan sehari-hari selalu tersedia dan
dievaluasi untuk memastikan akurasi dan presisi hasil.
Elemen Penilaian 1 5.
PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI
REAGENSIA
No. Kode : UKP/PKM-BT/2017
Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
SOP Halaman :
UPTD Ichsan Nur Hamdan
Puskesmas Babat NIP. 198310092009021002
Toman
1. Pengertian Penyimpanan dan distribusi reagen adalah merupakan kegiatan dalam
melakukan pengendalian reagen melalui penerimaan penyimpanan dan
mendistribusikan reagen.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengawasi operasional
laboratorium agar mendapatkan hasil yang optimal dan berkualitas.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas
4. Referensi Pedoman Praktek laboratorium yang benar, Depkes RI 2008.
5. Prosedur 1. Reagensia
2. Kartu stok reagensia
3. ATK
6. Langkah- 1. Penerimaan reagensia
langkah 1. Petugas laboratorium memeriksa dokter reagen yang datang
2. Memeriksa keadaan kemasan reagensia, kemasan reagen dalam keadaan
tersegel tidak terbuka dan tidak rusak maupun robek.
3. Reagen yang datang di periksa tanggal kadaluarsa
2. Penyimpanan reagensia
1. Reagensia yang datang diperiksa tanggal kadaluarsa dan disimpan
sesuai prosedur penyimpanan yang tertera dalam kemasan reagen.
2. kulkas tempat penyimpanan reagen harus selalu diperiksa suhunya agar
sesuai dengan syarat suhu dalam penyimpanan reagen dengan cara :
letakkan termometer dalam kulkas
3. Atur suhu kulkas sesuai dengan syarat suhu dalam penyimpanan reagen
4. usahakan kulkas agar selalu dalam keadaan hidup
5. catat suhu setiap hari dalam checklis pemantauan suhu
6. bersihkan kulkas setiap 2 bulan.
2. Penyimpanan reagensia
Reagensia yang datang diperiksa tanggal kadaluarsa dan disimpan
sesuai prosedur penyimpanan yang tertera dalam kemasan reagen
8. Hal-hal yang
perlu diperhatikan
9.Unit terkait 1. Laboratorium
2. Poli umum
3. Poli gigi
4. IGD
5. KIA
10.Dokumen terkait 1. FORM hasil laboratorium
2. Buku register
3. Buku ekspedisi hasil laboratorium
11.Rekaman
historis perubahan No Yang diubah Isi Tanggal mulai
perubahan diberlakukan
PENYEDIAAN REAGENSIA
No. Kode : UKP/PKM-BT/2017
Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
SOP Halaman :
UPTD Ichsan Nur Hamda
Puskesmas Babat Toman NIP. 198310092009021
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. prosedur
6. langkah-langkah
7. bagan alir
8. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
9.Unit terkait
10.Dokumen terkait
11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Tanggal mulai
perubahan diberlakukan
8.1.6. Ditetapkan nilai normal dan rentan nilai yang digunakan untuk interpestasi dan pelaporan
hasil laboratorium.
Elemen Penilaian 4.
7.Bagan alir Petugas laboratorium melalui petugas pengelola barang medis puskesmas
mengajukan rencana program kalibrasi dan validasi instrumen ke Dinas
Kesehatan
8. Hal-hal yang
perlu diperhatikan
9.Unit Terkait Laboratorium
10. Dokumen terkait
11.Rekaman
Historis perubahan No Yang diubah Isi Tanggal mulai
perubahan diberlakukan
8.1.7. Pengendalian mutu dilakukan, ditindak lanjuti dan di dokumentasi untuk setiap
pemeriksaan laboratorium.
Elemen Penilaian 1 6.
PENGENDALIAN MUTU
LABORATORIUM
No. Kode :UKP/PKM-BT/2017
Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
SOP Halaman :
UPTD Ichsan Nur Hamda
Puskesmas Babat Toman NIP. 198310092009021
1. Pengertian Semua kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan kete
hasil pemeriksaan laboratorium
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mendapatkan
pemeriksaan laboratorium yang tepat dan teliti
3. Ruang lingkup Unit pelayanan kesehatan Puskesmas khususnya laboratorium
4. Referensi Kepala Puskesmas Babat Toman
5. Prosedur
6. Langkah-langkah 1. Petugas mendapatkan pendidikan dan pelatihan baik di dalam laborato
maupun diluar laboratorium.
2. Petugas melaksanakan kegiatan pemantauan mutu internal pada seluruh p
pemeriksaan laboratorium mulai dari persiapan pasien sampai pencatata
pelaporan hasil.
3. petugas mengikuti program pemantapan mutu eksternal
4. Petugas melakukan validasi hasil melalui pemeriksaan chroscek
5. Petugas melaksanakan keamanan laboratorium untuk melindungi petuga
masyarakat sekitar dari resiko penyakit dan gangguan kesehatan akiba
kegiatan pemeriksaan laboratorium.
6. Petugas melaksanakan praktek laboratorium secara benar untuk mendap
hasil yang baik.
7.Bagan alir
Petugas mendapatkan pendidikan dan pelatihan baik di
dalam laboratorium maupun diluar laboratorium
5. Prosedur 1. Alat
a. Alat pemeriksaan laboratorium
2. Bahan
a. Specimen pemeriksaan laboratorium
6.Langkah-langkah
7.Bagan Alir
8.hal-hal yang
perlu diperhatikan
9. Unit terkait Laboratorium
10.Dokumen
Terkait
11.Rekaman
Historis Perubahan No Yang diubah Isi Tanggal mulai
perubahan diberlakukan
5. Prosedur
Alat : Buku PemeriksaanLaboratorium
Laboratoriumpenguji mengirimkan
sampel atau ......
6. Langkah- 1. Pihak laboratorium penguji akan mengirimkan sampel atau persediaan k
Langkah laboratorium yang akan diuji.
2. Petugas laboratorium yang diuji melaksanakan pemeriksaan terhadap sampe
sediaan dari laboratorium penguji.
3. Hasil pemeriksaan petugas dikembalikan kepada laboratorium penguji
4. Petugas laboratorium yang diuji akan mendapatkan nilai dan sertifikat
laboratorium penguji.
7. Bagan Alir
Pihak laboratorium penguji akan mengirimkan sampel atau persediaan
kepada laboratorium yang akan diuji
PME dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau internasional dan diikuti oleh semua
laboratorium, baik milik pemerintah maupun swasta dan dikaitkan dengan akreditasi
laboratorium kesehtan serta perizinan laboratorium kesehatan swasta.
Tidak ada kewajiban bagi laboratorium untuk melakukan PME karena sifatnya sukarela.
PME ini dilakukan secara periodik dalam jangka waktu tertentu. Prosedurnya adalah lembaga
penyelenggara PME mengirimkan suatu sampel yang harus diperiksa oleh laboratorium peserta,
kemudian hasil dari laboratorium-laboratorium peserta ini dikumpulan untuk mendapatkan nilai
referensinya. Dari nilai referensi inilah dapat dinilai apakah akurasi suatu laboratorium itu baik,
sedang, kurang atau buruk. Karena itu semakin banyak peserta misalnya pada PME yan
dilakukan secara global (internasional) maka semakin baik nilai reeensi yang dihasilkan. Pihak
penyelenggara biasanya memberikan feecback untuk perbaikan yang bisa dilakukan di
laboratorium. Masalah biaya dan keengganan pimpinan laboratorium kembali menjadi penyebab
suatu laboratorium untuk melaksanakan PME.
Karena PMI dan PME ini sangat berkaitan dengan metode dan alat yang digunakan masing-
masing laboratorium, maka hasil PMI dan PME ini juga spesifik untuk laboratorium tersebut
berada, sebaai contoh, apabila seseorang mempunyai lima laboratorium di tempat yang berada
maka hasil PMI dan PME untuk satu tempat tida dapat digunakan untuk keempat laboratorium
lainnya karena variasi tiap alat, metode, kondisi ruangan dan kemampuan operator masing-
masing tempat juga berbeda.
Kesimpulan
Perbedaan Pemantapan Mutu Internal dan Pemantapan Mutu Eksternal
7.Bagan Alir
Tim pengelola barang mengidentifikasi alat ukur yang akan divalidasi
dan dikalibrasi
8.Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit terkait Laboratorium
10.Dokumen
Terkait
11.Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Tanggal mulai
Perubahan perubahan diberlakukan
Jika alat yang rusak akan dibawa oleh petugas, maka petugas
inventaris akan membuat catatan bahwa alat sedang dalam perbaikan
Setelah selesai perbaikan petugas segera mengembalikan alat yang
sudah diperbaiki ke laboratorium dan meminta tanda tangan
kordinator laboratorium sebagai bukti
8.Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit terkait 1. Pimpinan puskesmas
2. IGD
3. Laboratorium
10.Dokumen
Terkait
11.Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Tanggal mulai
Perubahan perubahan diberlakukan
RUJUKAN LABORATORIUM
No. Kode : UKP/PKM-BT/2017
SOP Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
UPTD Ichsan Nur Hamda
Puskesmas Babat NIP. 198310092009021
Toman
1. Pengertian Rujukan laboratorium adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk me
jenis pemeriksaan laboratorium yang tidak dapat dikerjakan.
2. Tujuan Agar pelayanan lebih optimal dan pasien terlayani dengan baik
3. Kebijakan Keputusan kepala UPTD Puskesmas no. ......tentang rujukan laboratorium
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9.Unit terkait
10.Dokumen
terkait
PELAPORAN PROGRAM
KESELAMATAN
No. Kode : UKP/PKM-BT/2017
SOP Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
UPTD Ichsan Nur Hamda
Puskesmas Babat NIP. 198310092009021
Toman
1. Pengertian Pelaporan program keselamatan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pe
laboratorium untuk memberikan informasi tentang program keselamaan p
yang dilakukan di puskesmas.
2. Tujuan 1. Agar diketahui kegiatan keselamatan pasien yang dilakukan di
laboratorium
2. Untuk dilakukan evaluasi dan perbaikan
3. Kebijakan 1. UU RI Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. Kepmenkes RI no. 364/Menkes/SK/III/2003 tentang laborat
kesehatan.
3. Kepmenkes RI no. 298/Menkes/SK/III/2008 tentang pedoman akre
laboratorium kesehatan
4. Kepmenkes RI No.37 tahun 2012 tentang penyelenggaraan laborat
pusat kesehatan masyarakat.
4. Referensi
5. Prosedur
6.Langkah- 1. Melakukan kegiatan keselamatan pasien di unit laboratorium
Langkah 2. Bekerja sesuai dengan panduan keselamatan pasien puskesmas
Toman
3. Mencatat semua upaya keselamatan pasien yang telah dilakukan
4. Melaporkan upaya keselamatan pasien di unit laboratorium
5. Melakukan evaluasi terhadap upaya keselamatan pasien yang
dilakukan.
6. Melakukan perbaikan jika ada yang masih harus diperbaiki
7. Mendokumentasikan tindakan perbaikan dalam buku bukti pelaks
perbaikan.
10.Dokumen
Terkait
11.Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Tanggal mulai
Perubahan perubahan diberlakukan
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN
PASIEN DI LABORATORIUM
No. Kode : UKP/PKM-BT/2017
SOP Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
UPTD Ichsan Nur Hamda
Puskesmas Babat NIP. 198310092009021
Toman
1. Pengertian Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian yang tidak disengajah dan
diharapkan yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cidera
pasien.
2. Tujuan Telaksananya sistem pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan pasi
laboratorium
3. Kebijakan 1. SK Kepala puskesmas Babat Toman no. 133 tahun 2016 te
pemberlakuan standar operasional prosedur unit laboratorium puske
Babat Toman.
2. SK Kepala puskesmas Babat Toman no. 55 tahun 2016 te
pengendalian mutu laboratorium puskesmas Babat Toman
5. Prosedur
6. Langkah- 1. Bila terjadi insiden keselamatan pasien di laboratorium, pe
Langkah laboratorium segera memberikan pertolongan pertama
a. Bila pasien tiba-tiba pingsan atau sock petugas segera menemp
pasien pada tempat yang nyaman dan melonggar ikatan baju/c
Pasien segera dibawah unit gawat darurat (UGD) atau tim keselam
pasien yang berwenang.
b. Bila terjadi pendarahan atau cidera pada pasien petugas segera me
luka/cidera dan segera membawa ke Unit Gawat Darurat (UGD
tim keselamatan pasien yang berwenang.
2. Petugas laboratorium segera membawa pasien ke unit Gawat Darurat (U
untuk segera mendapat penanganan.
3. Petugas laboratorium segera melaporkan kejadian kepada dokter jaga
tim keselamatan yang bertugas.
4. Petugas laboratorium membuat laporan tentang insiden keselamatan p
(IKP)
5. Laporan meliputi kejadian yang tidak diharapkan (KTD) kejadian n
cidera (KNC atau Near Miss) dll.
7. Bagan Alir
Insiden keselamatan pasien (IKP)
8.Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9.Unit terkait Laboratorium, rawat jalan, rawat inap, UGD
10.Dokumen
Terkait
11.Rekaman
historis No Yang diubah Isi Tanggal mulai
perubahan perubahan diberlakukan
PENANGANAN DAN PEMBUANGAN
BAHAN BERBAHAYA
No. Kode : UKP/PKM-BT/2017
SOP Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
UPTD Ichsan Nur Hamda
Puskesmas Babat NIP. 198310092009021
Toman
1. Pengertian Bahan infeksius adalah bahan yang mengandung mikro organisme hidup s
bakteri, virus riketsia, parasit, jamur atau suatu rekombina hibrid atau m
yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia dan hewan. Penangana
pembuangan bahan berbahaya adalah suatu kegiatan dalam menangani
berbahaya dan pembuangan agar dilakukan dengan baik sehingga
membahayakan diri kita sendiri dan lingkungan di sekitarnya
2. Tujuan Mencegah terjadinya penularan dan infeksi nosokomial baik kepada pe
maupuan lingkungan dari segala sesuatu yang disebabkan oleh bahan infe
yang berada di laboratorium sebagai akibat dari proses kerjanya.
3. Kebijakan
4. Referensi 1. Keputusan menteri kesehatan no. 1267/Menkes/SK/XII/2004
2. Pedoman praktek laboratorium yang benar Depkes RI
5. Prosedur
6. Langkah-
langkah A. LIMBAH INFEKSIUS
1. Petugas laboratorium harus dilatih sehingga memiliki keahlian k
untuk menangani mikroorganisme patogen.
2. Petugas laboratorium yang pertama datang harus mematikan lampu
yang terpasang.
3. Pekerjaan dilakukan dalam kabinet keamanan biologis bilah
menghasilkan Aerosol
4. Pintu laboratorium harus dalam keadaan tertutup
5. Petugas laboratorium dengan resiko tinggi untuk terkena infeksi,
diperbolehkan masuk ke laboratorium.
6. Semua bahan dari laboratorium sebelum dibuang harus di dekontam
sesuai dengan peraturan yang ada.
7. Semua bahan yang akan didekontaminasi di luar ruang
laboratorium harus ditempatkan dalam kantong khusus yang te
rapat.
8. Petugas laboratorium yang terakhir pulang harus menyalakan l
UVI.
8.Hal-hal yang
diperhatikan
9. Unit terkait Semua unit pelayanan klinis
10.Dokumen
Terkait
11.Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Tanggal mulai
perubahan perubahan diberlakukan
PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO
LABORATORIUM
No. Kode : UKP/PKM-BT/2017
SOP Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
UPTD Ichsan Nur Hamdan
Puskesmas Babat NIP. 1983100920090210
Toman
1. Pengertian Manajemen resiko merupakan kombinasi dari kemungkinan suatu kejadian
konsekuensinya (ISO 2008)
2. Tujuan Mewujudkan pengolaan laboratorium yang berkualitas den
mengindentifikasi dan menganalisis resiko serta mengelola konsekuensinya.
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
6. langkah-
langkah Evaluasi Risiko
Tindak lanjut risko
Status risiko
Identifikasi
Kemungkinan Dampak Peta Rangking
risiko
profil risiko
risiko
Belum
tersedianya 1,0 100 100 Tinggi 1. Rekrutmen
tenaga labor atau 2. Diklat
teknisi lab 3. Pembinaan
4. Penempatan
Belum ada yang 1. Rekrutmen
memiliki 1,0 50 50 Sedang 2. Diklat
kompetensi 3. Pembinaan
kepala Lab. 4. Penempatan
Belum adanya
komitmen kuat 05 100 50 Sedang 1. Pendapatan
untuk mengelola pengelolaan labor
lab. Secara sebagai indikator
profesional kerja petugas
2. Review kinerja
reward atau
punisment
Belum bertanya
lembaga labor 1,0 100 100 Tinggi Membentuk unit
7.Bagan Alir
8.Hal-hal yang
perlu diperhatikan
9. Unit terkait Laboratorium
10.Dokumen
terkait
11.Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Tanggal mulai
Perubahan perubahan diberlakukan
PELATIHAN DAN PENDIDIKAN UNTUK
PROSEDUR BARU, BAHAN BERBAHAYA,
PERALATAN BARU, BUKTI
PELAKSANAAN, PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN
No. Kode : UKP/PKM-BT/2017
SOP Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
UPTD Ichsan Nur Hamdan
Puskesmas Babat NIP. 19831009200902100
Toman
1. Pengertian Suatu kegiatan yang bertujuan mengimpormasikan kepada petug
laboratorium guna penggunaan prosedur baru, bahan berbahaya atau alat baru
2. Tujuan Guna mengimpormasikan tentang tata cara penggunaan prosedur baru, baha
berbahaya ataupun peralatan yang baru.
3. Kebijakan 1. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelatihan dan pendidikan untu
prosedur baru, bahan berbahaya dan peralatan yang baru.
2. pelaksanaan pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahay
dan peralatan yang baru sesuai dengan SPO
4. Referensi Pedoman good laboratory Practice
5. Prosedur
6. Langkah-
Langkah 1. Ka. TU melaporkan kepada direktur klinik bahwa akan ada pelatihan da
pendidikan untuk prosedur, bahan yang berbahaya atau alat yang baru ba
petugas labor.
2. Direktur klinik menginstruksikan kepada petugas labor untuk mengiku
pelatihan dan pendidikan untuk prosedur yang baru, bahwa berbahaya ata
alat yang baru.
3. Petugas melaporkan kepada petugas direktur klinik bahwa pelatihan da
pendidikan untuk prosedur yang baru, bahan berbahaya dan alat yang ba
telah dilaksanakan.
4. Petugas membuat laporan hasil pelatihan pendidikan untuk prosedur yan
baru bahan berbahaya dan alat yang baru.
5. Petugas menyampaikan hasil pelatihan dan pendidikan melalui rap
laboratorium klinik.
6. Petugas membuat SPO penggunaan prosedur yang baru, bahan berbahay
atau alat yang baru.
7. Petugas menerapkan pelatihan pendidikan untuk prosedur yang baru, baha
berbahaya dan alat yang baru melalui kegiatan pelayanan di labor.
8. Petugas berusaha meningkatkan kinerja pelayanan labor di klinik sesu
SPO.
9. Koordinator layanan klinik melakukan evaluasi pelaksanaan penggunaa
prosedur yang baru, bahan berbahaya atau alat yang baru menggunaka
daftar tilik.
7.Bagan Alir
Ka. TU melaporkan kepada direktur klinik bahwa akan ada pelatihan
dan pendidikan
8.Hal-hal yang
perlu diperhatikan
9. Unit terkait
10.Dokumen
Terkait
11.Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Tanggal mulai
perubahan perubahan diberlakukan