No. Kode :
SOP Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
PUSKESMAS BABAT dr. Ichsan Nur Hamdan
TOMAN
1. Pengertian Pemeriksaan menunjang laboratorium untuk menentukan kasus penyakit
Pemeriksaan spesimen
Selesai
5. Prosedur / 1. Alat :
a. Buku register laboratorium
b. Botol urine
c. Label atau etiket
d. Potsputum
e. Pot feases
2. Bahan
a. Kapas alkohol
b. Lancet steril
c. Turniket
d. Syringe/spuit
9. Rekaman terkait
PEMANTAUAN PELAKSANAAN
PROSEDUR PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
No. Kode :
SOP Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
PUSKESMAS BABAT dr. Ichsan Nur Hamdan
TOMAN
1. Pengertian Pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan laboratorium adalah
kegiatan memantau petugas dalam melaksanakan pemeriksaan.
2. Tujuan Agar pemeriksaan laboratorium sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan agar pasien terjamin keamanan dan keselamatannya.
3. Kebijakan Sebagai pedoman pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan
laboratorium di Puskesmas Babat Toman.
4. Referensi
5. Prosedur / 1. Tim Mutu Puskesmas melakukan pemantauan pelaksanaan prosedur
langkah-langkah pemeriksaan laboratorium.
2. Tim Mutu Puskesmas membuat instrumen penilaian pemantauan
pelaksaan prosedur pemeriksanaan laboratorium.
3. Tim Mutu Puskesmas merencanakan jadwal pemantauan pelaksanaan
prosedur pemeriksaan laboratorium.
4. Tim Mutu Puskesmas pembagian tugas antar anggota dalam
melakukan pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan
laboratorium.
5. Tim Mutu Puskesmas melaksanakan kegiatan pemantauan
pelaksanaan prosedur pemeriksaan laboratorium sesuai dengan
rencana pelaksanaan.
6. Tim Mutu Puskesmas mengisi instrumen pemeriksaan berdasarkan
hasil pengamatan.
7. Tim Mutu Puskesmas menyampaian hasil pemeriksaan pelaksanaan.
6. Unit terkait
5. Prosedur / 1. Dokter menulis dan memberikan jenis pelayanan laboratorium yang akan
langkah-langkah dilakukan oleh petugas laboratorium
2. Petugas laboratorium mengambil sampel pasien yang akan di periksa
3. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan sampel sesuai instruksi
dokter yang telah diberikan sesuai jenis pelayanan laboratorium apa yang
akan dilakukan
4. Hasil pemeriksaan laboratorium diberikan kepada dokter untuk ditindak
lanjuti.
7. Diagram Alir
Tim K3 Laboratorium membuat
rencana orientasi prosedur praktek
keselamatan kerja
5. Prosedur / langkah- 1. Petugas laboratorium menyiapkan alat pelindung diri (APD) yang
langkah akan dipakai
2. Petugas laboratorium mencuci tangan terlebih dahulu sebelum
menggunakan APD
3. Petugas laboratorium memakai jas laboratorium yang berstandar
4. Petugas laboratorium memakai masker sesuai standar
5. Petugas laboratorium memakai sarung tangan saat pemeriksaan.
6. Petugas laboratorium melepaskan semua APD sesuai dengan prosedur,
bila petugas memakai ketiga APD (jas lab, dan sarung tangan) maka
urutan melepaskan APD yang pertama adalah melepaskan sarung
tangan, kedua masker dan yang terakhir jas laboratorium
7. Petugas laboratorium melakukan cuci tangan dengan sabun sesuai
dengan ketentuan cuci tangan yang benar.
6. Unit terkait Petugas laboratorium
PEMANTAUAN TERHADAP
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG
DIRI
No. Kode :
SOP
Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
PUSKESMAS BABAT dr. Ichsan Nur Hamdan
TOMAN
1. Pengertian Pemantauan yang dilakukan oleh tim mutu Puskesmas terhadap petugas
laboratorium dalam pemakaian penggunaan alat pelindung diri dan sarana serta
prasarana yang dikenakan saat bekerja dilaboratorium agar terhindar dari
kecelakaan kerja dan paparan penyakit yang ditimbulkan dilaboratorium.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memantau pemakaian alat
pelindung diri bagi petugas laboratorium yang bertujuan agar melindungi
kesehatan dan keselamatan petugas laboratorium itu sendiri.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. Tahun tentang kesehatan dan keselamatan kerja
UPT Puskesmas Babat Toman.
4. Referensi 1. Buku pedoman kesehatan dan keselamatan kerja Puskesmas.\
2. Peraturan menteri kesehatan no. 37 tahun 2012 tentang
penyelenggaraan laboratorium Puskesmas.
3. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia no. 75 tahun 2014
tentang pusat kesehatan masyarakat.
5. Prosedur / langkah- 1. Petugas laboratorium harus menggunakan alat pelindung diri dalam
langkah bekerja di laboratorium.
2. Petugas laboratorium harus memperlakukan semua sampel sebagai
bahan yang berisiko tinggi dan memperlakukan sempel sesuai
standar operasional prosedur.
3. Alat pelindung diri bagi petugas laboratorium diantaranya adalah
pemakaian masker, jas laboratorium, hand scoon, sepatu tertutup.
4. Tim mutu memantau setiap hari apakah petugas laboratorium sudah
memakai alat pelindung diri dalam bekerja di laboratorium.
5. Tim mutu mencatat dan memberikan penilaian hasil pemantauan
alat pelindung diri.
6. Tim mutu mengevaluasi hasil pemantauan pemakaian alat
pelindung diri melalui rapat monitoring.
7. Tim mutu memberikan hasil evaluasi kepada kepala Puskesmas
untuk di tindak lanjuti.
8. Kepala puskesmas berhak memberikan teguran atau binaan kepada
petugas laboratorium apabila terdapat pelanggaran terhadap
pemakaian APB di laboratorium.
6. Unit terkait Petugas laboratorium
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN
No. Kode :
SOP Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
PUSKESMAS BABAT dr. Ichsan Nur Hamdan
TOMAN
1. Pengertian Pengolahan bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah suatu kegiatan
mengolah termasuk menyimpan menggunakan dan atau membuang bahan
yang karena sifat atau konsistensinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk
hidup lainnya.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengelola bahan
berbahaya dan beracun (B3) berupa proses pengadaan, pemindahan,
penyimpanan, penggunaan, penanganan, dan pembuangan limbah B3 untuk
mencegah dan mengendalikan dampak lingkungan yang akan muncul
sebagai konsekuensi atas penggunaan bahan tersebut.
3. Kebijakan SK kepala puskesmas no.
c. Kantong plastik.
d. Label B3
6. Prosedur / 1. Pengadaan B3
langkah-langkah a. Petugas memastikan tiap pengadaan B3 harus terlampir lembar
MSDS, Labeling B3 informasi dampak bahaya dan informasi P3K
dan APDnya,
2. Pemindahan B3
b. Petugas memastikan kelengkapan administrasi sebelum bongkar B3
berupa daftar nama B3 yang akan dibongkar, prosedur kerja dan
perizinan, dan daftar petugas dan penanggung jawab.
c. Petugas harus mengetahui resiko bahaya B3, cara pencegahan dan
penanggulangan.
d. Petugas menggunakan APD yang sesuai, petugas menghindari
tindakan tidak aman seperti merokok, makan dan minum di dekat
bahan B3 dan lain-lain.
3. Penyimpanan B3
a. Petugas memastikan tempat penyimpanan B3 di buat agar aman
dari pengaruh alam dan lingkungan, memiliki sirkulasi udara dan
ventilasi yang baik, dan aman dari gangguan biologis (tikus, rayap
dll.)
b. Petugas melakukan pemisahan dan pengelompokkan penempatan
B3 untuk menghindari reaktivitas
c. Petugas melakukan penyusunan yang tidak melebih batas
maksimum agar tidak roboh dan rapi.
d. Petugas memastikan penyimpanan B3 harus dilengkapi dengan
simbol label B3 (label isi,safety, resiko bahaya) serta cara
pencegahan dan pertolongan pertama.
4. Penggunaan B3
e. Petugas menerapkan perencanaan dan penerapan K3 dalam
penggunaan B3
f. Petugas menggunan APD yang sesuai dengan faktor resiko
bahayanya APAR & P3K harus siap dan cukup
g. Petugas pengguna B3 menggunakan peralatan kerja yang layak
pakai
h. Petugas pengguna B3 harus bekerja sesuai SOP yang aman dan
efektif
i. Petugas pengguna B3 membersihkan dan mengamankan alat-alat
kerja, lingkungan kerja dan wadah sisa B3 jika telah selesai
j. Melepas APD setelah selesai melakukan pengelolaan B3 dan cuci
tangan.
Memastikan tiap Melakukan penyusunan yang
pengadaan B3 harus tidak melebihi batas
terlampir lembar MSDS, maksimum agar tidak roboh
Labeling, B3,Informasi dan rapi.
7. Bagan alir dampak bahaya dan
informasi P3K dan APD nya
Memastikan tempat
Pengguna B3 harus bekerja
penyimpanan B3 agar
sesuai SOP yang aman dan
aman dari pengaruh alam
efektif
dan lingkungan
4. Referensi .
5. Prosedur /
langkah-langkah 1. Menyediakan tempat untuk limbah medis (yang kuat, tahan bocor dan
tertutup) di dekat sumber sampah
6. Unit terkait
PENGELOLAAN REAGEN
No. Kode :
SOP Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
PUSKESMAS BABAT dr. Ichsan Nur Hamdan
TOMAN
1 Pengertian Protap ini memuat langkah langkah yang harus dilakukan dalam
penyimpanan reagen
2. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas laboratorium dalam penyimpanan reagen.
3. Kebijakan Penyimpanan reagen yang benar dapat menjaga kualitas dan mutu reagen
tersebut, sehingga dapat mendukung hasil pemeriksaan laboratorium yang
lebih akurat
5. Petugas menyimpan reagen pada tempat yang tidak terkena sinar mata
hari
5. Referensi .
6. Prosedur /
langkah-langkah 1. Menyediakan tempat untuk limbah medis (yang kuat, tahan bocor dan
tertutup) di dekat sumber sampah
7. Unit terkait
PEMANTAUAN WAKTU
PENYAMPAIAN HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM UNTUK PASIEN
URGENT / GAWAT DARURAT
No. Kode :
SOP Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
PUSKESMAS BABAT dr. Ichsan Nur Hamdan
TOMAN
1. Pengertian Pemantaun waktu penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium yang telah
diperiksa oleh petugas laboratorium untuk pasien urgent dalam kegiatan
pelayanan laboratorium`
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk digunakan sebagai
perencaan, pemantauan, dan evaluasi serta pengambilan keputusan dalam
suatu tindakan untuk peningkatan pelayanan laboratorium.
3. Kebijakan Sesuai kebijakan Kepala Puskesmas Babat Toman No.
4. Referensi .
5. Prosedur /
langkah-langkah Tertulis :
4. Tulis bukti pelaporan hasil yang diterima : nama, paraf, dan waktu pada
buku serah terima hasil pemeriksaan laboratorium
Telepon :
5. Prosedur /
langkah-langkah 1. Petugas melaporkan hasil laboratorium yang kritis kepada penanggung jawab
laboratorium
2. Petugas memeriksa kondisi spesimen
Petugas
merencakan
personal
evaluasi
7. Unit terkait
PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI
REAGENSIA
No. Kode :
SOP Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
PUSKESMAS BABAT dr. Ichsan Nur Hamdan
TOMAN
1. Pengertian Penyimpanan dan distribusi reagen adalah merupakan kegiatan dalam
melakukan pengendalian reagen melalui penerimaan penyimpanan dan
mendistribusikan reagen.
2. Tujuan Untuk mengawasi operasional laboratorium agar mendapatkan hasil yang
optimal dan berkualitas.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas
4. Referensi Pedoman Praktek laboratorium yang benar, Depkes RI 2008.
5. Input
1. Reagensia
3. ATK
2. Penyimpanan reagensia
a. reagensia yang datang diperiksa tanggal kadaluarsa dan disimpan
sesuai prosedur penyimpanan yang tertera dalam kemasan reagen.
b. Kulkas tempat penyimpanan reagen harus selalu diperiksa
suhunya agar sesuai dengan syarat suhu dalam penyimpanan
reagen dengan cara :
1. letakkan termometer dalam kulkas
2. atur suhu kulkas sesuai dengan syarat suhu dalam penyimpanan
reagen
3. usahakan kulkas agar selalu dalam keadaan hidup
4. catat suhu setiap hari dalam checklis pemantauan suhu
5. bersihkan kulkas setiap 2 bulan.
7. Output Pemeriksaan Hb tersedia
8. Hal-hal yang perlu Memencet-mencet ulang jari kapiler berulang-ulang dapat berpengaruh
diperhatikan terhadap hasil pemeriksaan disebabkan karena adanya cairan jaringan.
9. Unit terkait 1. Laboratorium
2. Poli umum
3. Poli gigi
4. IGD
5. KIA
10. Dokumen terkait 1. FORM hasil laboratorium
2. Buku register
3. Buku ekspedisi hasil laboratorium
PENYEDIAAN REAGENSIA
No. Kode :
SOP Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
PUSKESMAS BABAT dr. Ichsan Nur Hamdan
TOMAN
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Input
6. Proses
7. Output
8. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
11. Unit terkait
12. Dokumen terkait 1.
EVALUASI TERHADAP RENTANG
NILAI
No. Kode :
SOP Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
PUSKESMAS BABAT dr. Ichsan Nur Hamdan
TOMAN
1. Pengertian Kalibrasi dan kalidasi instrumen adalah kegiatan untuk menentukan
keberadaan nilai penunjukkan instrumen atau alat ukur dan bahan ukur
dengan cara membandingkannya dengan standar ukur yang punya
kemampuan telusuran kestandar nasional atau internasional.
2. Tujuan Untuk melaporkan hasil pemeriksaan labor yang terpercaya, menjamin
penampilan hasil pemeriksaan.
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 013 N tahun 2015 tentang
pengendalian mutu laboratorium.
2. Kalibrasi instrumen peralatan secara berkala harus pantas dan
dibuktikan memenuhi syarat sesuai standar laboratorium.
4. Referensi 1. Permenkes No. 37 tahun 2012 tentang penyelenggaraan
laboratorium pusat kesehatan masyarakat.
2. Permenkes No. 43 tahun 2013 tentang cara penyelenggaraan
laboratorium klinis yang baik
3. Pemahaman dan penerapan ISO/ IEC 17025/2005
5. Prosedur /
langkah-langkah 1. Petugas laboratorium melalui petugas pengelola barang medis
puskesmas mengajukan rencana program kalibrasi dan validasi
instrumen ke Dinas Kesehatan
4. Petugas labor meminta bukti kalibras dan validasi instrumen yang telah
dilakukan.
6. Bagan alur
5. Prosedur / 1. Alat
langkah-langkah a. Alat pemeriksaan laboratorium
2. Bahan
a. Specimen pemeriksaan laboratorium
5. Prosedur /
langkah-langkah Alat : Buku Pemeriksaan Laboratorium
Prosedur :
4. Petugas laboratorium yang diuji akan mendapatkan nilai dan sertifikat dari
laboratorium penguji.
5. Diagram alur
Laboratorium penguji mengirimkan
sampel atau ......
PME dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau internasional dan diikuti oleh semua
laboratorium, baik milik pemerintah maupun swasta dan dikaitkan dengan akreditasi laboratorium
kesehtan serta perizinan laboratorium kesehatan swasta.
Tidak ada kewajiban bagi laboratorium untuk melakukan PME karena sifatnya sukarela. PME ini
dilakukan secara periodik dalam jangka waktu tertentu. Prosedurnya adalah lembaga penyelenggara
PME mengirimkan suatu sampel yang harus diperiksa oleh laboratorium peserta, kemudian hasil dari
laboratorium- laboratorium peserta ini dikumpulan untuk mendapatkan nilai referensinya. Dari nilai
referensi inilah dapat dinilai apakah akurasi suatu laboratorium itu baik, sedang, kurang atau buruk.
Karena itu semakin banyak peserta misalnya pada PME yan dilakukan secara global (internasional)
maka semakin baik nilai reeensi yang dihasilkan. Pihak penyelenggara biasanya memberikan feecback
untuk perbaikan yang bisa dilakukan di laboratorium. Masalah biaya dan keengganan pimpinan
laboratorium kembali menjadi penyebab suatu laboratorium untuk melaksanakan PME.
Karena PMI dan PME ini sangat berkaitan dengan metode dan alat yang digunakan masing-
masing laboratorium, maka hasil PMI dan PME ini juga spesifik untuk laboratorium tersebut berada,
sebaai contoh, apabila seseorang mempunyai lima laboratorium di tempat yang berada maka hasil PMI
dan PME untuk satu tempat tida dapat digunakan untuk keempat laboratorium lainnya karena variasi
tiap alat, metode, kondisi ruangan dan kemampuan operator masing-masing tempat juga berbeda.
Kesimpulan
Perbedaan Pemantapan Mutu Internal dan Pemantapan Mutu Eksternal
2. Tujuan Agar perbaikan peralatan baik medis dan non medis di laboratorium dapat
dilakukan dengan cepat dan sesuai dengan standar.
3. Kebijakan 1. Semua proses kegiatan perbaikan peralatan harus melalui prosedur yang
sudah ditetapkan pimpinan puskesmas
2. Perbaikan alat non medis/medis dilaporkan ke penanggung jawab
inventaris puskesmas.
4. Referensi
5. Prosedur / 1. Kordinator ruangan mengisi bangko perbaikan alat dan melaporkan
langkah-langkah kerusakan peralatan yang perlu diperbaiki kepada penanggung
jawab sarana prasarana puskesmas.
2. Penanggung jawab inventaris akan melakukan pengovekan peralatan
tersebut masih bisa dperbaiki atau tidak. Termasuk biaya yang
diperlukan dan kemungkinan perlu menunjuk pihak luar untuk
pelaksanaan perbaikan selanjutnya.
3. Bila kegiatan perbaikan tersebut memerlukan biaya, penanggung
jawab inventaris terlebih dahulu melaporkan kepada pimpinan
puskesmas untuk mendapatkan persetujuan
4. Pimpinan puskesmas akan memberikan pertimbangan tentang
perbaikan alat tersebut, apakah dapat dilakukan perbaikan oleh
bagian pemeliharaan puskesmas atau perbaikan dengan pihak ketiga.
5. Petugas atau pihak luar segera melakukan perbaikan peralatan di
laboratorium yang mengalami kerusakan.
6. Jika alat yang rusak akan dibawa oleh petugas, maka petugas
inventaris akan membuat catatan bahwa alat sedang dalam
perbaikan.
7. Setelah selesai perbaikan petugas segera mengembalikan alat yang
sudah diperbaiki ke laboratorium dan meminta tanda tangan
kordinator laboratorium sebagai bukti bahwa perbaikan alat sudah
selesai di lakukan.
6. Unit terkait 1. Pimpinan puskesmas
2. IGD
3. Laboratorium
RUJUKAN LABORATORIUM
No. Kode :
SOP Terbit :
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
PUSKESMAS BABAT dr. Ichsan Nur Hamdan
TOMAN
1. Pengertian Rujukan laboratorium adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk merujuk
jenis pemeriksaan laboratorium yang tidak dapat dikerjakan.
2. Tujuan Agar pelayanan lebih optimal dan pasien terlayani dengan baik
3. Kebijakan Keputusan kepala UPTD Puskesmas no. ......tentang rujukan laboratorium
Pasien
Pasien KIE
datang
ke lab pasien
ke
Puskes
4. Referensi
5. Prosedur / 1. Melakukan kegiatan keselamatan pasien di unit laboratorium
langkah-langkah 2. Bekerja sesuai dengan panduan keselamatan pasien puskesmas Babat
Toman
3. Mencatat semua upaya keselamatan pasien yang telah dilakukan
4. Melaporkan upaya keselamatan pasien di unit laboratorium
5. Melakukan evaluasi terhadap upaya keselamatan pasien yang telah
dilakukan.
6. Melakukan perbaikan jika ada yang masih harus diperbaiki
7. Mendokumentasikan tindakan perbaikan dalam buku bukti
pelaksanaan perbaikan.
5. Diagram Bagan
Alir
Insiden keselamatan pasien (IKP)
6. Unit terkait