Anda di halaman 1dari 7

ASKEP KOLELITIASIS (BATU EMPEDU)

TINJAUAN TEORI

A.    Pengertian

Kolelitiasis adalah batu yang terbentuk oleh colesterol, kalsium, bilirubinat atau

campuran yang disebabkan oleh perubahan pada komposisi empedu ( Marlyn E

Doengoes, 2000).

Batu empedu adalah endapan satu atau lebih komponen empedu berupa kolesterol,

bilirubin, garam-garam empedu, kalsium dan protein (Sylvia A Price,1998).

Kolelitiasis adalah obstruksi pada saluran empedu (duktus koledukus) yang

disebabkan oleh batu, yang kemudian menghambat aliran empedu dan menyebabkan

proses inflamasi akut ( Susan Martin Tucker, 1998 ).

Kolelitiasis adalah adanya batu empedu dan dapat langsung diteruskan dengan

pembedahan eksplorasi ( Theodore R. Schorock, MC, 1995)

Dari beberapa pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa kolelitiasis

adalah endapan satu atau lebih komponen empedu berupa kolesterol, bilirubin,

garam-garam empedu, kalsium dan protein, yang kemudian menghambat aliran

empedu dan menyebabkan proses inflamasi akut.

B. Patofisiologi
Jenis jenis batu empedu :
 

1.      Batu colesterol : pembentukan batu ini dipengaruhi oleh factor makanan

2.      Batu pigmen hitam : terbentuk karena gangguan keseimbangan metabolik pada

anemia hemolitik ataupun sirosis hepatis

3.      Batu kalsium : berbentuk kecil-kecil, tidak teratur, berjumlah banyak, berwarna

kecoklatan, kemerahan atau hitam.

C.     Penatalaksanaan

1.      Penatalaksanaan medis

a.       Penatalaksanaan operatif
1)      Kolesistektomi : Bandung empedu dibuka, batu dan cairan empedu dikeluarkan.

Sebuah drain ditempatkan dalam kandung empedu dan dibiarkan menjulur keluar

lewat luka operasi untuk mengalirkan darah, cairan serosanguinus dan getah

empedu.

2)      Koledosistotomi : insisi pada duktus koledukus untuk mengeluarkan batu

b.      Penatalaksanaan instrumentatif

1)      ESWL (Extra Corporeal Shock Wave Litotripsi) : memecah batu dengan gelombang

kejut

2)      ERCP (Ekstra Corporeal Reseksi Colangio Prosedur) : memotong serabut mukosa

spikter addi sehingga spinkter terbuka. 

c.       Penatalaksanaan  konservatif

1)      Dengan pengobatan simtomatik : antibiotic, anti emetic, vit K

2)      Diet rendah lemak

3)      Pemberian obat Urodoksikolat (pelarut batu )

2.      Penatalaksanaan keperawatan

a. Meredakan nyeri

b. Memperbaiki status nutrisi

c. Pengaruran diet TKTP, rendah lemak

d. Support Mental pada pre operasi

D.    Asuhan Keperawatan

1.      Data Dasar Pengkajian

a.       aktivitas dan istirahat ( gelisah, kelemahan )

b.      sirkulasi : takikardi, berkeringat

c.       eliminasi : perubahan warna urine/feses, teraba masa pada kwadran atas abdomen

d.      makanan dan cairan : anoreksia, mual, muntah

e.       nyeri/ kenyamanan : kolik adomen menyebar ke punggung dan bahu kanan, distensi

abdomen dan nyeri tekan pada kwadran abdomen atas

f.       pernapasan : peningkatan frekuensi pernapasan, napas pendek dan dangkal

g.      keamanan : demam, menggigil, ikterik, berkeringat dan gatal


h.      penyuluhan / pembelajaran : kecenderungan keluarga untuk menjadi batu empedu,

adanya kehamilan / melahirkan : riwayat DM, penyakit inflamasi usus

Pemeriksaan Diagnostik

a.       Darah lengkap : lekositosis sedang

b.      Bilirubin dan amilase : meningkat

c.       Enzim hati serum-AST(SGOT);ALT(SGPT);LDH;agak meningkat, ditandai obstruksi

bilier

d.      Kadar protrombin : menurun bila obstrksi aliran empedu dalam usus menurunkan

absorsi vitamin K

e.       Ultrasond : menyatakan kalkuli dan distensi kandung empedu dan / duktus empedu

f.       Kolangiopankreatografi retrograd endoskopik : memperlihatkan percabangan bilier

dengan kanulasi duktus koledukus melalui duodenum

g.      Kolangiografi transhepatik perkutaneus : pembedaan gambaran denganfluoroskopi

antara penyakit kandung empedu dan kanker pankreas (bila ikterik ada)

h.      Kolesistogram ( untuk kolesistitis kronik ) : menyatakan  batu pada sistem

empedu. Kontraindikasi pada kolesistitis karena pasien terlalu lemah untuk menelan

zat lewat mulut

i.        Skan CT : dapat menyatakan kista kandung empedu, dilatasi duktus empedu dan

membedakan antara ikterik obstruksi / non obstruksi

j.        Skan hati ( dengan zat radioaktif ) : menunjukkan obsruksi percabangan bilier

k.      Foto abdomen ( multiposisi) : menyatakan gambaran radiologi (kalsifikasi) batu

empedu, kalsifikasi dinding atau pembesaran kandung empedu

l.        Foto dada : menunjukkan pernapasan yang menyebabkan penyebaran nyeri

2.      Diagnosa keperawatan

1)      Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi, spasme, proses iflamasi, iskemik

jaringan, infeksi

2)      Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang tidak adekuat

akibat muntah
3)      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

makanan yang tidak adekuat akibat mual, muntah, dispepsia

4)      Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan pengobatan berhubungan

dengan salah interpretasi informasi

3.      Perencanaan

Dx 1 : Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi, spasme, proses iflamasi, iskemik

jaringan, infeksi

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang

Kriteria hasil : melaporkan nyeri berkurang, menunjukkan keterampilan relaksasi,

mempertahankan ekspresi yang rileks.

Intervensi : observasi dan catat lokasi, beratnya dan karakter nyeri; tingkatkan tirah

baring; beri posisi yang nyaman, dorong menggunakan teknik relaksasi; kontrol suhu

lingkungan, berikan obat analgetik sesuai program.

Dx 2 : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang tidak

adekuat akibat muntah

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan cairan

terpenuhi

Kriteria Hasil : klien mengatakan sudah tidak muntah lagi, membran mukosa lembab,

turgor kulit elastis, dan pengisian kapiler baik.

Intervensi : pertahankan masukan dan haluaran akurat, awasi tanda/gejala

peningkatan/berlanjutnya muntah, hindarkan dari lingkungan yang berbau, lakukan

kebersihan oral dengan pencuci mulut, sarankan untuk minum banyak kurang lebih 8

gelas/hari, dan berikan obat antiemetik sesuai program.

Dx 3 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

makanan yang tidak adekuat akibat mual, muntah, dispepsia

Tujuan : setelah dilakukan tidakan keperawatan diharapkan nutrisi klien terpenuhi

Kriteria hasil : mual muntah hilang, menunjukkan kemajuan pencapaian BB atau

mempertahankan BB klien.
Intervensi : kaji distensi abdomen, pantau bising usus, timbang BB,berikan suasana

menyenangkan pada saat makan, sajikan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan

kedaan hangat, hitung pemasukan kalori, kolaborasi untuk konsul dengan ahli diet.

Dx 4 : Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan pengobatan berhubungan

dengan salah interpretasi informasi

Tujuan : setelah dilakukan tidakan keperawatan diharapkan pengetahuan klien

bertambah

Kriteria hasil : pasien menyatakan pemahaman proses penyakit, pengobatan,

mengngkapkan pengertian tentang kebutuhan perencanaan diet potensial dan

peningkatan distres kandung empedu

Intervensi : beri penjelasan, kaji ulang proses penyakit, kaji ulang program obat,

diskusikan pentingya program penurunan berat badan bila diindikasikan, anjurkan

klien untuk menghindari makanan tinggi lemak.

DAFTAR PUSTAKA

 Brunner and Suddarth. 2001. Keperawatan Mendikal Bedah volume 2 edisi 8.  Jakarta: EGC

Carpenito, Lynda Jull.1998. Diagnosa Keperawatan edisi 6. Jakarta: EGC

Dr.Tambayon jan.2000. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakata: EGC

 Marilynne Doengoes dkk.1999. Rencana Asuhan keperawatan edisi 3.Jakarta: EGC

 Nealon F Thomas,William H Nualan.1996. keterampilan pokok ilmu bedah edisi IV. Jakarta: EGC

Price A. Sylvia, lorraine M Wilson.2005. Patofisiologi konsep-konsep klinis proses-proses penyakit,

edisi 6, volume 1. Jakarta: EGC

 Soeparman.1994. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 edisi 2. Jakarta. FKUI

 Sudarmaji, Walid.2007.Hand out KMB 3.Asuhan Keperawatan Batu Empedu. Jakarta: AKPER

RSPAD Gatot soebroto

Tucker Martin susan dkk.1998. Standar perawatan pasien volume 2. Jakarta: EGC

Keperawatankita’s blog dari Http://Keperawatan kita.wordpress.com/2009/02/11/kolelitiasis-definisi-

serta-askepnya/diambil tanggal 26 Januari 2010

Anda mungkin juga menyukai