PRODI D3 KEPERAWATAN
KOLESISTITIS
A. Pengertian
- Kolesistitis adalah inflamasi kandung empedu (Suzanne C. smeltzer dan Brenda G. bare. 2001
: 2004).
- Kolesistitis adalah inflamasi dinding kandung empedu yang disertai keluhan nyeri perut
kanan atas, nyeri tekan dan panas badan (prof. dr. H.M. Sjaifoellah Noer: 1996)
- Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan reaksi inflamasi akut dinding
kandung empedu disertai keluhan nyeri keluhan perut kanan atas, nyeri tekan dan panas
badan ( www.google.com)
B. Etiologi
Penyebab terjadinya kolesistitis adalah statis cairan empedu, infeksi kuman dan
iskemia dinding kandung empedu. Bagaimana stasis di duktus sistitis dapat menyebabkan
kolesistitis dalam belum jelas. Banyak factor yang berpengaruh seperti kepekatan cairan
empedu, kolesterol, lisolesitin dan prostaglandin yang merusak lapisan mukosa dinding
Selain factor-faktor di atas kolesistitis dapat terjadi juga pada pasien yang dirawat
cukup lama dan mendapat nutrisi secara parentesal pada sumbatan karena keganasan kandung
empedu, batu disaluran emepedu atau merupakan salah satu komplikasi penyakit lain seperti
Jenis kolesistitis dapat dibagi menjadi 2 menurut waktu timbulnya penyakit, yaitu:
kandung emepdu menyumbat saluran keluar empedu. Getah emedu yang tetap berada pada
kandung empedu akan menimbulkan suatu reaksi kimia: terjadi otolisis serta edema, dan
pembuluh darah dalam kandung empedu akan terkompresi sehingga suplay vaskulernya
terganggu. Sebagai konsekuensinya dapat terjadi gangrene pada kandung empedu disertai
perforasi. Bakteri kurang berperan dalam kolesistitis akut, meskipun demikian, infeksi
sekunder oleh E. coli dan kuman enteric lainnya terjadi pada sekitar 40% pasien.
Merupakan inflamasi kandung empedu akut tanpa adanya obstruksi oleh batu emped.
Kolesistitis akulkulus timbul sesudah tindakan bedah mayor trauma brat atau luka baker.
Factor-faktor lain yang berkaitan dengan tipe kolesistitis ini mencangkup obstruksi duktus
sistikus akibat terinfeksi primer bacterial pada kandung empedu dan tranfusi darah yang
yang menyertai tindakan bedah mayor atau trauma mempersulit penegakan diagnosis keadaan
ini.
Tanda dan gejala untuk kolesistitis akut adalah nyeri perut kanan atas serta kenaikan
panas tubuh. Kadang-kadang rasa sakit menjalar ke pundak / scapula kanan dan dapat
berlangsung selama 60 menit tanpa reda. Pada pemeriksaan fisi teraba masa kandung
E. Pathofisiologi
Ada 2 tipe utama batu empedu: batu yang terutama tersusun dari pigmen dan batu
Batu pigmen kemungkinan akan terbentuk bila pigmen yang tak terkontinyugasi dalam
emepdi mengadakan presipitasi (pengendapan) sehingga terjadi batu. Batu ini bertanggung
jawab atas sepertiga dari pasien-pasien batu empedu di Amerika Serikat. Resiko terbentuknya
batu semacam ini semakin besar pada pasien sirosis, hemolisis dan infeksi percabangan bilier.
Batu ini tidak dapat dilarutkan dan harus dikeluarkan dengan jalan operasi.
Batu kolesterol bertanggung jawab atas sebagian besar kasus yaitu emedu lainnya di
Amerika Serikat. Kolesterol yang merupakan unsure normal pembentuk empedu bersifat
tidak larut dalam air. Kelarutannya bergantung pada asam-asam empedu dan lesitin
(fosfolipid) dalam empedu. Pada pasien yang cenderung menderita batu empedu akan terjadi
penurunan sintosis asam empedu dan peningkatan sintesis kolesterol dalam hati : keadaan ini
mengakibatkan supersaturasi getah empedu oleh kolesterol yang kemudian keluar dari getah
empedu, mengendap dan membentuk batu. Getah empedu yang jenuh oleh kolesterol
merupakan predisposisi untuk timbulnya batu empedu dan berperan sebagai irisan yang
Pemeriksaan untuk mengetahui adanya radang pada kandung empedu atau kolesistitis
adalah :
Sebaiknya dilakukan secara rutin dan sangat bermanfaat untuk memperlihatkan besar, bentuk,
penebalan dinding kandung empedu, batu dan saluran empedu ekstra hepatic. Nilai kepekatan
sedikit lebih rendah dari USG tapi teknik ini tidak mudah. Terlihatnya gambaran duktus
koledokus tenpa adanya gambaran kandung empedu pada pemeriksaan kolesistografi oral
Kurang sensitive dan biayanya mahal tapi mampu memperlihatkan adanya abses perikolestik
yang masih kecil yang mungkin tidak terlihat pada pemeriksaan USG.
G. Penatalaksaan
Pemberian buah yang masak, nasi / ketela, daging tanpa lemak, kentang yang dilumatkan,
Hindari telur, krim, daging babi, gorengan, keju dan bubu-bumbu berlemak.
2. Farmakoterapi
digunakan untuk melarutkan batu empedu radiolusen yang berukuran kecil terutama
Diperlukan terapi selama 6 hingga 12 bulan untuk melarutkan batu empedu dan selama terapi
pasien yang menolak pembedahan atau yang dianggap terlalu beresiko untuk menjalani
pembedahan.
Obat-obatan tertentu lainnya seperti estrogen, kontrasepsi oral, klofibrat dan kolesterol
1. Nyeri berhubungan dengan / spasme dutus. Proses implamasi istemik jaringan / naktosis.
setelah dilakukan tindakan 1 x 24 jam masalah nyeri sudah dapat teratasi dengan criteria hasil.
Menunjukkan penggunaan ketrampilan dan aktivitas hiburan sesuai indikasi untuk situasi
individual.
Intervensi :
a) Observasi dan catat lokasi (sala 0 – 10) dan karakter nyeri rasionalnya: mambantu
b) Nyeri respon terhadap obat, dan laporkan pada dokter bila nyeri hilang.
c) Tingkatkan tirah baring, biarkan pasien melakukan posisi yang nyaman.
Rasionalnya : tirah baring pada posisi fawler rendah menurunkan tekanan intra abdoman.
d) Gunakan sprei halus / katun : kompres dingin / lembab sesuai indikasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam kekurangan volume cairan dapat
Menunjukkan keseimbangan cairan adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, membrane
mukosa lembab.
Intervensi
penggantian.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, muntah akibat
kolesistitis.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam nutrisi kebutuhan tubuh dapat
Intervensi
empedu
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam kurang pengetahuan dapat diatasi
a. Menyatakan perubahan pola hidup dan berpartisipaso dalam program pengobatan.
b. Melakukan perubahan pola hidup dan berpartipasi dalam program pengobatan.
Intertevensi :
kondisikionis.
Rasional : meningkatkan aliran empedu dan relaksasi umum selama proses pencernaan awal
PENUTUP
Kolesistitis adalah radang pada kandung empedu yang merupakan reaksi inflamasi
akut dinding kandung empedu disercal keluhan nyeri perut kanan bawah, nyeri tekan dan
panas badan.
Kolesistitis dapat disebabkan oleh statis cairan empedu infeksi kuman dan iskemia
dinding kandung empedu, penyebab lainnya sepertu kepekatan cairan empedu, kolesterol,
lisolesitin dan prostaglandin yang merusak lapisan mukosa dinding kandung empedu.
Jenis kolesistitis dapat dibagi menjadi 2, yaitu kolesistitis kalkulus dan kolesistitis
akulkulus. Test diagnostic pada kolesistitis dilakukan dengan cara pemeriksaan ultrasonografi
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn C. 2006. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT. Gramedia Pustaka Utama :
Jakarta
Smeltzer, Suzanne c, dkk. 2001. Keperawatan medical bedah EGC: Jakarta
www.geogle.com