Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di era seperti saat ini berbagai penyakit bisa saja menyerang kita.Salah satunya
dapat terjadi karena terjadi peradangan pada organ pencernaan, misalnya kolesistasis.
Kolestasis ini adalah peradangan yang terjadi pada daerah kantung empedu. Yang akan
menyebabkan nyeri hebat.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas timbul permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep dasar penyakit Kolesistitis?
2. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan untuk penyakit Kolesistitis?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep dasar penyakit Kolesistitis.
2. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan untuk penyakit
Kolesistitis.

1.4 METODE
1. Metode kajian pustaka
2. Metode penelusuran

1
BAB II
PEMBAHASAN

I. KONSEP DASAR PENYAKIT


KOLESISTITIS

A. DEFINISI
Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan inflamasi akut
dinding kandung empedu disertai nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan panas
badan. Dikenal dua klasifikasi yaitu akut dan kronis (Brooker, 2001).
B. ETIOLOGI
a. Obstruksi duktus sistikus dengan distensi dan iskemia vesika bilaris.
Sumbatan batu empedu pada duktus sistikus menyebabkan distensi kandun
gempedu dan gangguan aliran darah dan limfe, bakteri komersial kemudian
berkembang biak.
b. Cedera kimia (empedu) dan atau mekanik (batu empedu pada mukosa).
c. Infeksi bakteri .
Adanya kuman seperti E. Coli, Salmonela typhosa, cacing ascaris atau karena
enzim-enzim pankreas.

C. FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor resiko terjadinya kolesistitis kronis adalah adanya riwayat
kolesistitis akut sebelumnya (www.medicastore.com).

D. PATOFISIOLOGI
Stasis empedu dalam kandung empedu dapat mengakibatkan supersaturasi
progresif, perubahan susunan kimia, pengendapan. Gangguan kontraksi sfingter odci
dan kandung empedu dapat juga menyebabkan statis. Faktor hormon (kehamilan)
menyebabkan pengosongan kandung empedu. Akibat satis, terjadilah sumbatan empedu
(saluran). Adanya batu akibat statis yang progresif tadi memungkinkan terjadi trauma
dinding kandung empedu, hal ini dapat memungkinkan infeksi bakteri lebih cepat

2
E. JENIS KOLESISTITIS

a. Kolesistitis Akut
Kolesistitis Akut adalah peradangan dari dinding kandung empedu, biasanya
merupakan akibat dari adanya batu empedu di dalam duktus sistikus, yang secara
tiba-tiba menyebabkan serangan nyeri yang luar biasa (www.medicastore.com).

Etiologi :
Umunya kolesistitis disebabkan oleh batu empedu. Sumbatan batu empedu pada duktus
sistikus menyebabkan distensi kandung empedu dan gangguan aliran darah darah dan
limfe, bakteri komensal kemudian berkembang biak. Penyebab lain adalah kuman E.
Coli, salmonella typhosa, cacing askaris, atau karena pengaruh enzim – enzim pankreas

Mekanisme klinis :
a. Gangguan pencernaan, mual muntah
b. Nyeri perut kanan atas atau kadang tidak enak diepigastrium
c. Nyeri menjalar kebahu atau skapula
d. Demam dan ikterus (bila terdapat batu diduktus koledokus sistikus)
e. Gejala nyeri perut bertambah bila makan banyak lemak
f. Diam karena menahan nyeri
Pemeriksaan fisik :
Pasien tampak sakit akut, nyeri lokal dandefans muskular,demam, takikardi, kandung
empedu membengkak, nyeri tekan disertai tanda – tanda peritonitis lokal, teraba vesika
biliaris pada sepertiga pasien.

Pemeriksaan penunjang :
a. Leukositosis ringan
b. Bilirubin serum meningkat 4 mg/100 ml
c. Fosfatase alkali dan serum transaminase meningkat
d. Foto polos radiologi : kadang terlihat batu empedu
e. Koleskintigrafi radionuklida (Scan Tc – HIDA) : memperlihatkan obstruksi
duktus sistikus
f. ERCP atau PTC : untuk menyingkirkan atau mengkonfirmasi adanya abstruksi
duktus sistikus

3
Penatalaksanaan :
1. Konservatif pada keadaan akut
· Hidrasi intravena
· Istirahat baring
· Mendekompresi lambung bila ada ileus puasa, intubasi nasogaster mencegah
rangsangan vesika biliaris bersamaan dengan analgesia parenteral
· Antibiotika : sefalosporin generasi kedua, kombinasi aminoglikosida, ampisilin
dan klindamisin atau metronidazol
2. Koleksistektomi 4 sampai 6 minggu kemudian

Komplikasi :
a. Septikemia
b. Pembentukan abses di dalam lumen vesika biliaris
c. Nekrosis dengan perforasi lokal (abses perikolesistik)
d. Fistulisasi ke organ berongga lain : duodenum, lambung atau kolon
e. Peritonitis empedu
f. 6) Kolesistitis emfisematosa : proses peradangan akut yang melibatkan
organisme virulen pembentuk gas
g. Empisema vesika biliaris : berlanjut supurasi (banyak pus dalam vesika
biliaris)

b. Kolesistitis kronik
Kolesistitis Kronis adalah peradangan menahun dari dinding kandung empedu,
yang ditandai dengan serangan berulang dari nyeri perut yang tajam dan hebat
(www.medicastore.com).

Etiologi
a. Serangan berulang obstruksi duktus sistikus
b. Nekrosis / iritasi tekanan, ulserasi dan peradangan reaksi lokal
c. Invasi bakteri primer : E Coli, Klebsiella, Enterokokus dan Salmonela

4
Manifestasi klinis
a. Kolik bilier : nyeri parah, berkualitas menetap, biasanya dalam kuadran kanan
atas atau epigastrium dialihkan ke skapula kanan
b. Mual dan muntah
c. Nyeri biasanya pada malam hari
d. Kolik bilier timbul penekanan makanan berlemak
e. Dispepsia, salah cerna, kembung dan bersendawa

Penatalaksanaan
a. Menghindari makanan yang digoreng dan berlemak
b.Kolesistektomi bisa dilakukan melalui pembedahan perut maupun melalui
aparoskopi.
c.Bisa diberikan antasid dan obat-obat antikolinergik.
Komplikasi
a. Infeksi luka
b. Abses intra abdomen
c. Peritonitis empedu, cedera duktuis bilier besar ke penyediaan darah hati

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- CT scan perut
- Kolesistogram oral
- USG perut.
- blood tests (looking for elevated white blood cells

5
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
a. Aktivitas dan istirahat
S : kelemahan
O : kelelahan
b. Sirkulasi
Takikardi, Diaphoresis
c. Eliminasi
S : perubahan warna unrine dan feses,
O :Distensi abdomen, teraba masa di abdomen atas / quadran kanan atas, urine
pekat
d. Makan / minum
S : anoreksia, nausea /vomiting, tidak ada troleransi makan lunak yang
mengandung gas, regurgitas ulang, eruption, flatunasi, rasa seperti terbakar
pada epugastrik, ada peristaltik, kembung dan dispepsia
O: kegemukan, kehilangan berat badan (kurus)
e. Nyeri / kenyamanan
S : nyeri abdomen menjalar ke punggung sampai ke bahu,nyeri epigastrium
setelah makan, nyeri tiba-tiba dan mencapai puncak setelah 30 menit
O : cenderung teraba lembut pada kolelitiasis, teraba otot meregang / kaku, hal ini
dilakukan pada pmeriksaan RUQdan menunjukkan tanda marfin (+)
f. Respirasi
Pernapasan panjang / pendek, nafas dangkal,rasa tak nyaman
g. Keamanan
Demam menggigil, jundice, kulit kering dan pruritus, cenderung perdarahan
(defisiensi vit K)
h. Pengetahuan
Pada kellllluarga dan pada kehamilan cenderung mengalami batu kandung
empedu. Juga pada riwayat DM dan gangguan / peradangan pada saluran cerna
bagian bawah

6
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dx1. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi / spasmeduktus, proses inflamasi,
iskemia jaringan / nekrosis
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan nyeri terkontrol, teradaptasi.
Kriteria hasil :
- penurunan respon terhadap nyeri (ekspresi)
- laporan nyeri terkontrol
Intervensi :
1. Observasi catat lokasi, tingkat dan karakter nyeri
R: membantu mengidentifikasi nyeri dan memberi informasi tentang
terjadinya perkembangannya
2. Catat respon terhadap obat nyeri
R: nyeri berat yang tidak hilang dengan tindakan rutin dapat menunjukkan
terjadinya komplikasi
3. Tingkatkan tirah baring (fowler) / posisi yang nyaman
R: posisi fowler menurunkan tekanan-tekanan intra abdominal
4. Ajarkan teknik relaksasi (nafas dalam)
R: meningkatkan istirahat dan koping
5. Ciptakan lingkungan yang nyaman (turunkan suhu ruangan)
R: mendukung mental psikologik dalam persepsi tentang nyeri
6. Kompres hangat
R: dilatasi dingin empedu spasme menurun
7. Kolaborasi
- Antibiotik
- Analgetik
- Sedatif
- Relaksasi otot halus

7
Dx2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah, distensi dan
hipermotilitas gaster.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan kebutuhan cairan terpenuhi.
Kriteria hasil :
- Turgor kulit yang baik
- Membran mukosa lembab
- Pengeluaran urine sesuai dengan pemasukan
- TTV stabil
- Tidak ada muntah
Intervensi :
1. Pertahankan intake dan output cairan
R: mempertahankan volume sirkulasi
2. Awasi tanda rangsangan muntah
R: muntah berkepanjangan, aspirasi gaster dan pembatasan pemasukan
oral menimbulkan degfisit natrium, kalium dan klorida
3. Anjurkan cukup minum (1 botol aqua 1500 ml/hr)
R: mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh
4. Kolaborasi :
- Pemberian cairan IV
- Pemasangan NGT

Dx3. Ketidakseimbangnan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan gangguan pencernaan lemak, mual muntah, dispepsia, nyeri.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan BB klien stabil
Krieteria hasil :
- BB stabil
- laporan tidak mual muntah
Intervensi :
1. Kaji perkiraan kebutuhan kalori tubuh
R: mengidentifikasi jumlah intake kalori yang diperlukan tiap hari
2. Timbang BB sesuai indikasi
R: mengawali keseimbangan diet
3. Diskusi menu yang disukai dan ditoleransi
R: meningkatkan toleransi intake makanan

8
4. Anjurkan gosok gigi sebelum atau sesudah makan
R: menjaga kebersihan mulut agar tidak bau dan meningkatkan nafsu
makan
5. Konsultasi pada ahli gizi untuk menetapkan diit yang tepat
R: berguna dalam membuat kebutuhan nutrisi individual melalui rute
yang paling tepat
6. Anjurkan mengurangi makanan berlemak dan menghasilkan gas
R: pembatasan lemak menurunkan rangsangan pada kandung empedu
dan nyeri
7. Berikan diit rendah lemak
R: mencegah mual dan spasme
8. Kaji distensi abdomen, berhati-hati, menolak gerak
R: menunjukkan ketidaknyamanan berhubungan dengan gangguan
pencernaan, nyeri gas
9. Ambulasi dan tingkatkan aktivitas sesuai toleransi
R: membantu dalam mengeluarkan flatus, penurunan distensi abdomen
10. Kolaborasi :
- nutrisi total
- garam empedu

Dx4. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berhubungan dengan


salah interpretasi informasi
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan kurangnya pengetahuan
tentang penyakit dan pengobatan kolesistitis dapat teratasi.
Kriteria hasil : Melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam
pengobatan
Intervensi :
1. Kaji informasi yang pernah didapat
R: mengkaji tingkat pemahaman klien
2. Beri penjelasn tentang penyakit dan tindakan diagnostik
R: memungkinkan terjadinya partisipasi aktif
3. Anjurkan untuk menghindari makanan atau minuman tinggi lemak
R: mencegah / membatasi terulangnya serangan kandung empedu
4. Diskusikan program penurunan berat badan
R: kegemukan adalah faktor resiko terjadinya colesistitis

9
5. Kaji ulang program obat, kemungkinan efek samping
R: batu empedu sering berulang, perlu terapi jangka panjang

C. EVALUASI

1. Mencapai peredaan gangguan rasa nyaman


a. Melaporkan peredaan rasa nyeri (skala nyeri 0)
b. Klien tampak lebih rileks, tidak meringis

2. Menunjukkan keseimbangan cairan yang adekuat


a. Turgor kulit baik
b. Membran mukosa lembab
c. Pengeluaran urine sesuai dengan pemasukan
d. TTV stabil
e. Tidak ada muntah

3. Kebutuhan nutrisi tercukupi Menunjukkan kestabilan BB


a. Menunjukkan kestabilan BB
b. laporan tidak mual dan muntah

4. Mencapai pemahaman terhadap penyakit dan pengobatan kolesistitis


a. Menyatakan pemahaman terhadap penyakit
b. Melakukan perubahan pola hidup
c. Berpartisipasi dalam pengobatan

10
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Jadi Kolesistitis merupakan radang kandung empedu yang merupakan inflamasi akut
dinding kandung empedu disertai nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan panas
badan. Dikenal dua klasifikasi yaitu akut dan kronis (Brooker, 2001).
Kolesistitis dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Kolesistitis Akut
Kolesistitis Akut adalah peradangan dari dinding kandung empedu, biasanya
merupakan akibat dari adanya batu empedu di dalam duktus sistikus, yang
secara tiba-tiba menyebabkan serangan nyeri yang luar biasa.
2. Kolesistitis Kronis
Kolesistitis Kronis adalah peradangan menahun dari dinding kandung empedu,
yang ditandai dengan serangan berulang dari nyeri perut yang tajam dan hebat.
Penyebab Kolesistitis diantaranya :
a.Obstruksi duktus sistikus dengan distensi dan iskemia vesika bilaris. Sumbatan
batu empedu pada duktus sistikus menyebabkan distensi kandun gempedu dan
gangguan aliran darah dan limfe, bakteri komersial kemudian berkembang biak.
b. Cedera kimia (empedu) dan atau mekanik (batu empedu pada mukosa).
c.Infeksi bakteri .
Adanya kuman seperti E. Coli, Salmonela typhosa, cacing ascaris atau karena
enzim-enzim pankreas.

11
DAFTAR PUSTAKA

Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan. Jakarta : EGC.


http://arifs45.multiply.com
http://kamus.landak.com
http://www.mamashealth.com
http://www.medicastore.com
Nanda.2005-2006
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula, Edisi I. Jakarta : EGC.
Syaifudin, H, B.Ac, Drs. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat, Edisi 2.
Jakarta: EGC.

12

Anda mungkin juga menyukai