Anda di halaman 1dari 150

BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Batasan BBLR

 Bayi yang lahir dengan berat lahir < 2.500


gram tanpa memandang masa kehamilan
Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang
dalam 1 jam setelah lahir
Untuk keperluan bidan di desa berat lahir
ditimbang dalam 24 jam pertama setelah lahir
Penyebab BBLR

 Penyebab BBLR amat kompleks.

 BBLR dapat disebabkan oleh:


– kehamilan kurang bulan
– bayi kecil untuk masa kehamilan
– atau kombinasi keduanya
Bayi Kurang Bulan

 Bayi kurang bulan adalah bayi yang lahir


sebelum umur kehamilan 37 minggu.
 Sebagian bayi kurang bulan belum siap
hidup di luar kandungan & mendapatkan
kesulitan untuk mulai bernapas,
menghisap, melawan infeksi & menjaga
tubuhnya agar tetap hangat.
Bayi KMK
 adalah bayi yang tidak tumbuh dengan baik
di dalam kandungan
 Tiga kelompok bayi KMK :
– KMK lebih bulan
– KMK cukup bulan
– KMK kurang bulan
 Bayi KMK cukup bulan kebanyakan mampu
bernapas dan menghisap dengan baik
KURVA PERTUMBUHAN JANIN (LUBCHENCO)
Bayi
Bayi Lebih
Bayi Kurang Bulan
Cukup Bulan
Bulan
Faktor-faktor yang berhubungan
dengan BBLR
 Umur ibu < 20 tahun atau > 35 tahun
 Jarak kehamilan < 1 tahun
 Ibu dengan keadaan:
– Mempunyai BBLR sebelumnya
– Melakukan pekerjaan fisik beberapa jam
tanpa istirahat
– Sangat miskin
– Kurang gizi
– Perokok, pengguna obat terlarang, alkohol
Faktor-faktor yang berhubungan
dengan BBLR
 Ibu hamil dengan:
– Anemia berat
– Pre eklampsia atau hipertensi
– Infeksi selama kehamilan
– Kehamilan ganda

 Bayi dengan:
– Cacat bawaan
– Infeksi selama dalam kandungan
Masalah-masalah BBLR

 Asfiksia
 Gangguan napas
 Hipotermi
 Hipoglikemi
 Masalah pemberian ASI
 Infeksi
 Ikterus
 Masalah perdarahan
Gambaran Klinis
BBLR – Kurang Bulan

 Kulit tipis dan mengkilap


 Tulang rawan telinga sangat lunak
 Lanugo banyak terutama pada punggung
 Jaringan payudara belum terlihat jelas
 Perempuan:
labia mayora belum menutupi labia minora
Laki-laki:
skrotum belum banyak lipatan,testis belum turun
..... Gambaran Klinis
BBLR – Kurang Bulan

 Garis telapak kaki < 1/3 bagian atau


belum terbentuk
 Kadang disertai dengan pernapasan tidak
teratur
 Aktifitas dan tangisannya lemah
 Menghisap & menelan tak efektif / lemah
BBLR Kurang Bulan murni
Gambaran Klinis
BBLR – KMK
 Janin dapat cukup, kurang atau lebih
bulan tetapi BB < 2.500 g
 Gerakan cukup aktif, tangis cukup kuat
 Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis
 Bila kurang bulan jaringan payudara
kecil, puting kecil.
Gambaran Klinis
BBLR – KMK
 Bayi perempuan bila cukup bulan labia
mayora menutupi labia minora
 Bayi laki-laki testis mungkin telah turun
 Rajah telapak kaki mungkin lebih dari
1/3 bagian
 Mengisap cukup kuat
BBLR - KMK
Bayi Berat Lahir Normal
Bayi Berat Lahir Rendah
Telinga
Kehamilan 32 minggu: Kehamilan 36 minggu-matur:
peningkatan kartilago daun telinga kaku,
lengkung luar daun lengkung terbentuk baik
telinga
Payudara
Kehamilan 32 minggu:
areola terlihat,
jaringan payudara kecil

Kehamilan 36 minggu:
areola terlihat baik,
nodul payudara
Genitalia perempuan
Kehamilan 32 minggu: Kehamilan 36 minggu-matur:
Deposit lemak pada labia mayora hampir
labia mayora meningkat menutupi labia minora
Genitalia laki-laki

Kehamilan 32 minggu: Kehamilan 36 minggu-matur:


testis turun, ruga pada testis sudah turun,
sebagian skrotum pigmentasi skrotum meningkat
Rajah telapak kaki

Kehamilan 32 minggu: Kehamilan 36 minggu-matur:


rajah pada 1/3 anterior rajah pada hampir seluruh
telapak kaki telapak kaki
Tatalaksana Setelah Lahir

 RIWAYAT
Tanyakan tanggal perkiraan kelahiran atau
umur kehamilan
 PERIKSA
– Timbang berat bayi dalam 0-24 jam
Bayi stabil
Timbangan telah ditera, dilapisi kain
hangat agar tidak menjadi dingin
– Pemeriksaan Fisik
….. Tatalaksana Setelah Lahir

BBLR dengan berat ≥ 2000 gram,


tanpa masalah / komplikasi
boleh dirawat oleh bidan

BBLR dengan berat < 2000 gram,


Atau > 2000 gram tapi dengan
masalah / komplikasi
 harus dirujuk
….. Tatalaksana Setelah Lahir
 Jaga bayi tetap hangat:
– Kontak kulit bayi dengan kulit ibu
– Tutupi ibu-bayi keduanya dengan kain hangat
– Tutup kepala bayi dengan kain atau topi
– Memandikan bayi setelah usia 24 jam dan suhu
tubuh stabil
– Dorong ibu meneteki/ memberikan ASI dengan
cangkir/sendok sesegera mungkin
 Periksa napas, warna kulit dan suhu
….. Tatalaksana Setelah Lahir
 Minum ASI dini dan eksklusif
 Beri dosis tunggal Vitamin K1 1 mg IM paha kiri
 Pencegahan infeksi
– Beri salep mata Tetrasiklin 1%
– Perawatan tali pusat: kering, bersih dan terbuka
– Sarankan Ibu dan keluarga cuci tangan sebelum
dan sesudah memegang bayi
 Jika suhu aksila turun dibawah 36,50C
– Hangatkan ruangan  pakai sumber panas
– Tutupi bayi dan ibu keduanya dengan kain yang
lebih HANGAT
….. Tatalaksana Setelah Lahir
 Jika BBLR membiru / terjadi gangguan napas
 stimulasi
 rujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap menggunakan Pedoman Rujukan

 Jika bayi tidak menghisap dengan baik


 peras & beri ASI menggunakan cangkir/
sendok
 rujuk ke fasilitas kesehatan lebih lengkap
….. Tatalaksana Setelah Lahir

 Kunjungi bayi minimal 2 X dalam minggu I dan


selanjutnya 1 X tiap minggu sampai BB bayi 2.500
g dengan mempergunakan MTBM

 Pantau dengan cermat: Masalah Minum nya

 BBLR mungkin turun beratnya hingga 10 -15%


dalam 10 hari pertama, kemudian harus naik
sekurangnya 15 g/hari atau 100 g/minggu.
ASUHAN BBLR SEHAT

 BBLR sering mempunyai masalah selama


minggu-minggu pertama kehidupannya

 Gunakan langkah-langkah pemecahan


masalah sebagai pedoman untuk
memberikan perawatan selama kunjungan
Asuhan BBLR sehat yang harus
diberikan:

 PENGHANGATAN BAYI: PMK

 PEMBERIAN ASI DINI DAN EKSKLUSIF

 PENCEGAHAN INFEKSI

 PEMBERIAN IMUNISASI

 PEMANTAUAN TANDA BAHAYA &


PERSIAPAN PRA RUJUKAN BILA PERLU
ASUHAN BBLR SEHAT
Bagaimana PMK membantu Bayi?
– Pernapasan bayi menjadi teratur dan stabil
– Suhu bayi stabil normal (36,5 -37,50C)
– Mengurangi kejadian infeksi
– BBLR menetek dengan baik dan berat
badan meningkat dengan cepat
– Istirahat / tidur bayi lebih banyak
– Bayi merasa aman dan nyaman
ASUHAN BBLR SEHAT

Tiga komponen PMK:

1. Kontak kulit dengan kulit antara bagian


depan tubuh bayi dengan dada dan
perut ibu dalam baju kanguru.
2. ASI eksklusif
3. Memberikan dukungan terhadap ibu
dan bayi
ASUHAN BBLR SEHAT

Bagaimana PMK membantu Ibu ?


 Ibu menjadi lebih dekat dengan bayinya
secara emosional
 Ibu menjadi merasa mampu merawat bayinya
 Produksi ASI cukup / banyak sehingga tidak
perlu tambahan susu formula
 Ibu percaya diri, sindroma ASI kurang (-)
 Menghemat pengeluaran biaya RT
ASUHAN BBLR SEHAT

BAGAIMANA MENYELIMUTI /
MEMBUNGKUS BAYI DAN IBU ?
 Letakkan bayi diantara payudara ibu
dengan kaki bayi di bawah payudara ibu
dan tangan bayi di atasnya.

 Kulit bayi harus melekat pada dada ibu


(kontak kulit-kulit) dengan kepala bayi
menoleh pada satu sisi (kiri/kanan).
ASUHAN BBLR SEHAT
...BAGAIMANA MENYELIMUTI/ MEMBUNGKUS BAYI & IBU ?
 Gunakan baju kanguru/selendang/kain panjang untuk
membungkus bayi dan ibu dengan nyaman.
– Letakkan bagian tengah kain menutupi bayi di dada ibu.
– Bungkus dengan kedua ujung kain mengelilingi ibu di
bawah lengannya ke punggung ibu.
– Silangkan ujung kain dibelakang ibu, bawa kembali ujung
kain ke depan.
– Ikat ujung kain untuk mengunci di bawah bayi.
– Topang kepala bayi dengan menarik pembungkus ke
atas hanya sampai telinga bayi.
Perawatan Metode Kangguru, 1997
Meletakkan bayi dalam kain gendongan
RS Sardjito,
1986
Posisi Perawatan BBLR

Bayi diantara
payudara ibu

Kepala menoleh
Ke satu sisi

Posisi
“Kaki kodok”
….. Posisi Perawatan BBLR
Ayah juga dapat berperan dalam perawatan metode
kangguru
(Kangaroo Mother Care, WHO, 2003)
ASUHAN BBLR SEHAT

NASIHATI IBU dan keluarga UNTUK:


 Tidur dengan bagian atas tubuh lebih tinggi (+300)
untuk menjaga posisi kepala bayi di atas.
 Meneteki sesuai permintaan bayi, minimal tiap 2 jam
 Gunakan kontak kulit dengan kulit terus-menerus
 Anggota keluarga dapat menggantikan ibu ketika ibu
mandi atau harus melakukan kegiatan lain.
 Lakukan kontak kulit dengan kulit sampai berat bayi
minimal 2500 gram
!!!

Cara memberi
ASI dini dan eksklusif
yang benar
PEMBERIAN ASI PADA BBLR

ASI adalah makanan sempurna untuk semua


bayi (sesuai usianya)

ASI sesuai untuk bayi prematur / BBLR

Semua BBLR membutuhkan ASI lebih sering

ASI eksklusif dan tidak dibatasi adalah bagian


penting dari PMK
….. PEMBERIAN ASI PADA BBLR

Dengan bayi yang sangat dekat dengan


ibunya, akan tercium bau ASI dan mulai
menghisap ketika lapar

BBLR berisiko untuk tidak mendapatkan


cukup minum. Mereka memiliki sedikit lemak
dan cadangan gizi lainnya di tubuh mereka
….. PEMBERIAN ASI PADA BBLR

BBLR memiliki lambung yang kecil dan


tidak dapat minum dalam jumlah banyak.
Mereka mudah lelah

BBLR memerlukan minum yang cukup


untuk pulih dari saat lahir dan untuk
tumbuh, tetapi mereka tidak punya cukup
energi untuk menghisap lama-lama.
….. PEMBERIAN ASI PADA BBLR

BBLR membutuhkan pemberian minum


minimal tiap 2 jam

Bila BBLR tumbuh, mereka mampu untuk


minum lebih banyak dan tidak perlu
menetek sesering sebelumnya
Posisi Menyusui yang Benar

 Pastikan posisi yang benar dengan


melihat hal-hal berikut ini:
– Kepala dan tubuh BBL dalam posisi lurus.
– BBL menghadap ke payudara dengan
hidung menempel di puting ibu.
– Tubuh BBL menempel pada tubuh ibu.
– Seluruh tubuh BBL ditahan, tidak hanya
bagian leher dan bahu saja.
… Posisi Menyusui yang Benar
Posisi Perlekatan yang benar
Bibir melipat keluar Mulut bayi terbuka lebar

Bagian
Dagu bawah
menyentuh areola
payudara tidak
terlihat
Memeras ASI, memberi minum dengan gelas
(Konseling menyusui, WHO 2004)
Tips untuk menolong ibu meneteki BBLR

– Cari tempat yang tenang untuk meneteki


– Sistem saraf BBLR belum matang. Suara,
cahaya dan aktivitas dapat mengganggu isapan
– Peras beberapa tetes ASI di puting payudara
untuk membantu bayi mulai menghisap
– Berikan bayi istirahat sejenak selama meneteki
– Menetek adalah pekerjaan berat bagi BBLR
.....Tips untuk menolong ibu meneteki BBLR

– Air susu yang terlalu deras pada bayi


kecil menyebabkan bayi batuk dan
cegukan untuk itu lakukan:
Hentikan pemberian ASI untuk sementara
Mulai menyusu kembali setelah nafas normal
Apabila ASI masih terlalu deras 
posisi ibu setengah baring
.....Tips untuk menolong ibu meneteki BBLR

– Jika BBLR tidak memiliki cukup tenaga untuk


menghisap lama atau memiliki refleks
menghisap yang cukup kuat:
Ajari ibu untuk memeras ASI
Ajari ibu untuk menyuapi bayinya dengan ASI
perasan menggunakan cangkir/ sendok

Bayi 2000 g sehat bisa menghisap, menelan


 rujuk bila ada masalah
CARA MEMERAS ASI:

a. Letakkan jari dan ibu jari


tiap sisi dari areola dan
tekan kedalam keluar
dinding dada
b. Tekan di depan putting
dan areola antara ibu
jari dan jari telunjuk
c. Tekan dari samping
untuk mengosongkan
semua segmen
Pencegahan infeksi

 Penyebab utama
kematian BBL

 Infeksi lokal yang


kecil dapat meluas
dan berbahaya
 Sepsis neonatorum
adalah infeksi
sistemik berat pada
masa neonatal
Pencegahan sepsis neonatorum

 Upaya pencegahan infeksi selama


persalinan & setelah lahir
 Cuci tangan sebelum & sesudah
memegang bayi
 Ajari ibu & keluarganya untuk melakukan
PI terutama dengan cuci tangan
 Obati ibu hamil yang mengalami infeksi
…. Pencegahan sepsis neonatorum

 Berikan ASI eksklusif

 Hindari bayi kontak dengan orang yang sakit,


isolasi bayi yang sakit
 Ajari ibu dan keluarga untuk menghindarkan
bayi dari orang yang sakit
 Apabila ada infeksi intrapartum (ibu panas >
380 C + KPD, air ketuban keruh dan bau) ibu
diberi antibotika dan dirujuk in utero
7 langkah higiene tangan
7 langkah higiene tangan
7 langkah higiene tangan
7 langkah higiene tangan
Pemberian Imunisasi pada BBLR

 Hepatitis B
– BB > 2000 g
– Tanpa penyulit BBLR
– Diberikan paling cepat 1 - 2 jam
setelah pemberian vitamin K1

 Pemberian imunisasi lain di PKM


ASUHAN MINGGUAN
TANYAKAN IBU:
– Apakah bayi menghisap dengan baik?
– Berapa sering bayi diteteki?
– Berapa kali bayi kencing dalam 1 hari?
– Apakah bayi kelihatan sangat mengantuk?
– Apakah sulit untuk membangunkannya?
– Bagaimana BAB(frekuensi,konsistensi,lendir,darah)?
– Apakah ada hal-hal yang membuat ibu cemas?

Lihat catatan lahir: adakah masalah saat lahir?, berat lahir?


PEMERIKSAAN

 Lihat bayi:
– Warna kulit, adanya ruam atau nanah
 Pada BBLR Ikterus tampak lebih awal,
lebih lama dan kadarnya lebih tinggi
– Frekwensi napas, sesak ?
– Kepala : UUB, caput suksedaneum, sepalhematom
– Mata bernanah
– Mulut, lidah, mukosa dengan bercak putih
– Tali pusat (kemerahan, berbau busuk atau berair)

 Raba suhu tubuh / periksa suhu aksila


MASALAH /  Tentukan apakah berat bayi bertambah
KEBUTUHAN
 Tentukan apakah bayi mempunyai
masalah

 Perhatikan apakah kebutuhan bayi


terpenuhi :
Kehangatan, pencegahan infeksi, ASI,
keamanan, kasih sayang dan tidur.
Tanda Bahaya & pra rujukan
RENCANA
PERAWATAN Rujuk jika BBLR memiliki tanda bahaya:

• Masalah pemberian ASI, tak dapat menghisap


• Letargi
• Gangguan napas
• Kejang
• Demam
• Teraba dingin
• Perdarahan tali pusat
• Ikterus
• Muntah terus-menerus, perut kembung/ tegang
• Infeksi berat tali pusat, mata atau kulit

Ingat : Cantumkan dalam surat rujukan informasi


tentang obat yang telah diberikan (jenis, dosis & waktu
RENCANA
PERAWATAN Jika BBLR tumbuh dan tak ada tanda bahaya:

 Periksa apakah dapat diberikan imunisasi


 Buat rencana perawatan untuk beberapa
masalah yang tidak dikehendaki
 Saran pada ibu tentang perawatan bayi:
oJaga bayi tetap hangat - “kontak kulit_kulit”
oLindungi dari infeksi (cuci tangan, hindari orang sakit)
oBerikan ASI eksklusif, sesuai keinginan bayi
oBicara dengan bayi dan buat bayi nyaman
oTunjukkan kasih sayang kepada bayi
oJaga bayi tetap aman
oPerhatikan tanda-tanda bahaya
RENCANA Jika BBLR tumbuh dan tak ada tanda bahaya:
PERAWATAN

 Ingatkan ibu apa yang harus dilakukan jika


ada tanda bahaya

 Rencana kunjungan selanjutnya yang


diperlukan untuk pemantauan:
-- Imunisasi: pakai jadwal yang sama
dengan bayi dengan berat badan normal
-- Sarankan ibu menggunakan kontrasepsi
untuk menjarangkan kehamilan berikutnya
PEMANTAUAN/
FOLLOW-UP

 Kunjungi BBLR setiap minggu untuk

memeriksa pertumbuhannya dan


untuk menemukan permasalahan
sampai beratnya 2.500 g

 Saat berat bayi mencapai 2.500 g


mulailah dengan berangsur-angsur
mengurangi lamanya “kontak kulit
dengan kulit”
Tugas untuk tenaga kesehatan
 Berikan pesan-pesan kesehatan kepada
masyarakat untuk mencegah BBLR:
– Melahirkan anak antara umur 20-35 tahun
– Jarak kelahiran anak 2-3 tahun
– Mendorong pemakaian metode kontrasepsi modern untuk
menunda dan menjarangkan kelahiran anak
– Membuat masyarakat peduli kebutuhan ibu dan calon ibu
untuk sehat dan aman selama hamil dan bersalin
– Membantu ibu dan calon ibu mendapatkan kebutuhannya
untuk sehat selama kehamilan
...... Tugas untuk tenaga kesehatan

 ...Berikan pesan-pesan kesehatan kepada


masyarakat untuk mencegah BBLR:
– Ibu hamil tak boleh minum obat/ mendapatkan tindakan
selama kehamilan tanpa saran dari tenaga kesehatan.
– Ajari ibu dan calon ibu untuk mengetahui kelainan selama
kehamilan.
– Ajari ibu dan calon ibu pentingnya penanganan masalah
yang terjadi selama kehamilan.
 Mengenali dan merawat BBLR.
 Memberi konseling dan saran pada ibu dan keluarga

tentang perawatan BBLR:


– Bagaimana menjaga BBLR tetap hangat.
ASFIKSIA PADA BAYI
BARU LAHIR
dan
GAWAT JANIN
BATASAN

 Asfiksia pada bayi baru lahir (BBL)


adalah kegagalan napas secara
spontan dan teratur pada saat lahir
atau beberapa saat setelah lahir.
Fisiologi pernapasan bayi baru lahir

 O2 sangat penting
– Sebelum dan sesudah persalinan.
– Dalam rahim,: melalui mekanisme difusi
melalui plasenta yang berasal dari ibu
diberikan kepada darah janin.
– Sebelum lahir, alveoli paru bayi
menguncup dan terisi oleh cairan . Paru
janin tidak tidak berfungsi sebagai sumber
oksigen atau jalan untuk mengeluarkan
CO2 ( karbon dioksida) sehingga paru
tidak perlu diperfusi atau dialiri darah
dalam jumlah besar.
Fisiologi pernapasan bayi baru lahir

 O2 sangat penting
– Setelah lahir, beberapa saat sesudah
lahir paru harus segera terisi oksigen
dan pembuluh darah paru harus
berelaksasi untuk memberikan perfusi
pada alveoli dan menyerap oksigen untuk
diedarkan ke seluruh tubuh.
Reaksi bayi pada masa transisi normal

 Biasanya BBL menghirup udara ke dalam paru


nya
 Mengakibatkan cairan paru keluar dari alveoli ke
jaringan interstitial di paru sehingga oksigen dapat
dihantarkan ke arteri ulmonal dan menyebabkan
arteriol berrelaksasi
 Jika keadaan ini terganggu maka arteriol pulmonal
akan tetap konstriksi dan pembuluh darah arteri
sistemik tidak mendapat oksigen sehingga tidak
dapat memberikan perfusi ke oragan organ tubuh
yang penting seperti otak, jantung , ginjal dan lain
lain.
Reaksi bayi pada masa transisi normal

 Bila keadaan ini berlangsung lama


maka akan menyebabkan kerusakan
jaringan otak dan organ lain yang dapat
menyebabkan kematian atau kecacatan
Fisiologi pernapasan BBLlahir
Patofisiologi

 Asfiksia adalah keadaan BBL tidak bernafas


secara spontan dan teratur.
 Sering sekali seorang bayi yang mengalami
gawat janin sebelum persalinan akan
mengalami asfiksia sesudah persalinan.
 Masalah ini mungkin berkaitan dengan
kondisi ibu, masalah pada tali pusat dan
plasenta atau masalah pada bayi selama
atau sesudah persalinan.
Reaksi bayi pada masa transisi

udara

Cairan
paru-paru
janin

Napas pertama Napas kedua Napas


selanjutnya
Patofisiologi
Penyebab Asfiksia

Faktor ibu,
Faktor bayi
Faktor tali pusat atau
plasenta
Faktor ibu :

Kurangnya aliran darah ibu melalui plasenta----


hipoksia janin ----- Gawat Janin -----
Asfiksia :
Preeklampsia dan eklampsia
Perdarahan antepartum
abnormal ( plasenta previa
atau solusio plasenta)
Partus lama atau partus
macet
Faktor ibu :

Kurangnya aliran darah ibu melalui plasenta----


hipoksia janin ----- Gawat Janin -----
Asfiksia :
Demam sebelum dan selama
persalinan
Infeksi berat ( malaria, sifilis,
TBC, HIV)
Kehamilan lebih bulan ( lebih
42 minggu kehamilan
Faktor plasenta dan talipusat

Penurunan aliran darah dan oksigen melalui


talipusat bayi ------- Asfiksia :
Infark plasenta
Hematom plasenta
Lilitan talipusat
Talipusat pendek
Simpul talipusat
Prolapsus talipusat
Faktor bayi

 Keadaan bayi yang dapat mengalami


asfiksia walaupun kadang kadang tanpa
didahului tanda gawat janin:
 Bayi kurang bulan/prematur ( kurang 37
minggu kehamilan)
 Air ketuban bercampur mekonium
 Kelainan kongenital yang memberi
dampak pada pernapasan bayi
DIAGNOSTIK

 Anamnesis :
– Gangguan atau kesulitan waktu
lahir (lilitan tali pusat, sungsang,
ekstraksi vakum, ekstraksi forsep,
dll).
– Lahir tidak bernafas/menangis.
– Air ketuban bercampur
mekonium.
DIAGNOSTIK

 Pemeriksaan fisis :
– Bayi tidak bernapas atau napas
megap-megap.
– Untuk diagnosis asfiksia tidak
perlu menunggu nilai Skor Apgar
APAKAH GAWAT JANIN ?

Reaksi ketika janin tidak memperoleh


oksigen yg cukup.
BAGAIMANA MENGETAHUI
GAWAT JANIN ?

 DJJ < 120 atau > 160


 Berkurangnya gerakan janin.
(Normal > 10 /hari ).
 Air ketuban bercampur mekonium pada
letak kepala.
BAGAIMANA MENCEGAH
GAWAT JANIN ?
 Gunakan Partograf untuk memantau
persalinan.
 Anjurkan ibu utk sering ganti posisi
pada waktu persalinan.Ibu berbaring
terlentang dapat mengurangi aliran
darah ke rahimnya.
BAGAIMANA CARA
MENGIDENTIFIKASI GAWAT
JANIN DLM PERSALINAN ?
 Periksa DJJ tiap 30 menit pada kala I
dan tiap 15 menit pada pemb.lengkap.
 Periksa ada air ketuban bercampur
meconium atau tidak.(warna hijau).
BAGAIMANA MENANGANI
GAWAT JANIN ?
 Bila ada tanda gawat janin :
Tingkatkan O2 pada janin dg cara :
Merubah posisi tidur ibunya.
Cairan Oral/IV pada ibu
Beri O2 bila tersedia.
Periksa ulang DJJ.
Bila DJJ tidak normal -> Rujuk
TATA LAKSANA SAAT LAHIR

Penilaian BBL

Keputusan

Tindakan
Penilaian BBL

 Sebelum lahir:
Air Ketuban bercampur mekonium
(Letak Kepala)

 Setelah Lahir:
Bayi tidak menangis/ tidak bernapas
spontan/ bernapas megap-megap
Bila bayi bernapas spontan/menangis &
air ketuban tidak tercampur mekonium

 Berikan bayi kepada ibu :


letakkan di dada ibu (kontak kulit –kulit)
 Anjurkan menyusui ASI dengan membelai
 Asuhan BBL tanpa asfiksia :
– Vit K 1 1 mg IM paha kiri
– Antibiotika salep mata
– Perawatan tali pusat: kering, bersih & terbuka
– Vaksin Hepatitis B IM paha kanan
CATATAN
Menurut Pedoman resusitasi yang baru
dari AAP (2005), untuk bayi yang lahir
dengan ketuban tercampur mekonium,
pengisapan intra partum setelah kepala
bayi lahir – sebelum bahu dilahirkan
tidak lagi dilakukan secara rutin
Kapan menghentikan resusitasi
Resusitasi dinilai tidak berhasil jika:
 Bayi tidak bernapas spontan
 Tidak terdengar denyut jantung
 Setelah dilakukan resusitasi secara
efektif selama 20 menit.
….. Tatalaksana Setelah Lahir

Asuhan Pasca resusitasi


 pantau 2 jam pertama
(bidan berada di tempat bayi)
TINDAKAN SETELAH RESUSITASI

 Pemantauan Pasca Resusitasi


 Dekontaminasi, mencuci dan
mensterilkan alat
 Membuat Catatan Tindakan Resusitasi
 Konseling pada Keluarga
Tatalaksana Setelah Lahir

 RIWAYAT
Tanyakan tanggal perkiraan kelahiran atau
umur kehamilan
 PERIKSA
– Timbang berat bayi dalam 0-24 jam
Bayi stabil
Timbangan telah ditera, dilapisi kain
hangat agar tidak menjadi dingin
– Pemeriksaan Fisik
….. Tatalaksana Setelah Lahir
 Jaga bayi tetap hangat:
– Kontak kulit bayi dengan kulit ibu
– Tutupi ibu-bayi keduanya dengan kain hangat
– Tutup kepala bayi dengan kain atau topi
– Memandikan bayi setelah usia 6-24 jam dan
suhu tubuh stabil
– Dorong ibu meneteki/ memberikan ASI dengan
cangkir/sendok sesegera mungkin
 Periksa napas, warna kulit dan suhu
….. Tatalaksana Setelah Lahir
 Minum ASI dini dan eksklusif
 Beri dosis tunggal Vitamin K1 1 mg IM paha kiri
 Pencegahan infeksi
– Beri salep mata Tetrasiklin 1%
– Perawatan tali pusat: kering, bersih dan terbuka
– Vaksin Hepatitis B IM paha kanan
– Sarankan Ibu dan keluarga cuci tangan sebelum dan
sesudah memegang bayi
 Jika suhu aksila turun dibawah 36,50C
– Hangatkan ruangan  pakai sumber panas
– Tutupi bayi dan ibu keduanya dengan kain yang lebih
HANGAT
….. Tatalaksana Setelah Lahir
 Jika BBL membiru / terjadi gangguan napas
 stimulasi
 rujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap menggunakan Pedoman Rujukan

 Jika bayi tidak menghisap dengan baik


 peras & beri ASI menggunakan cangkir/
sendok
 rujuk ke fasilitas kesehatan lebih lengkap
….. Tatalaksana Setelah Lahir

 Kunjungi bayi minimal 2 X dalam minggu I dan


selanjutnya 1 X tiap minggu dengan
mempergunakan MTBM

 Pantau dengan cermat: Masalah Minum nya


PRINSIP DASAR
Anamnesis :
 Riwayat ibu:
 infeksi, KPD, persalinan tindakan, penolong/
lingk persalinan < higienis.
 Riwayat bayi:
 asfiksia, BKB, BBLR,
 malas minum, klinis cepat memburuk.
 Riwayat air ketuban:
 keruh, purulen / mekonium +
 Keadaan bayi: lunglai, mengantuk, aktivitas -,
iritabel /rewel, malas minum, Hiper/ hipotermi, gg
napas, ikterus, sklerema/ skleredema, kejang.
Pemeriksaan fisis

 Keadaan umum: gangguan suhu, perfusi,


kesadaran, nafas, minum.
 Gastrointestinal :
 Muntah, diare, perut kembung, hepatomegali
 Kulit:
 pucat, sianosis, ruam, ikterik, sklerem
 Kardiopulmuner:
 takipnu, gangguan nafas, takikardi, hipotensi
 Neurologis:
 iritabilitas, penurunan kesadaran, kejang, ubun-
ubun membonjol,
 kaku kuduk.
KATEGORI A KATEGORI B
 Persalinan di lingkungan
kurang higienis.  Tremor,
 Gangguan nafas: apnea,  Letargi/ lunglai,
napas  60 kali/ menit,  Iritabel/ rewel
retraksi dinding dada, 
merintih, sianosis sentral) Kurang aktif
 Gangguan kesadaran,  Gangguan minum,
muntah,
 Kejang.
 Kembung.
 Hipo/hipertermi.
 Tanda-tanda mulai
 Kondisi memburuk muncul sesudah hari ke
secara cepat dan empat
dramatis
Manajemen umum
Dugaan sepsis: Kecurigaan besar sepsis.
 Pada bayi umur sampai
dengan 3 hari
 Jika tidak ditemukan
 Bila ada riwayat ibu dengan
riwayat infeksi intra uteri, infeksi rahim, demam
ditemukan satu kategori A dengan kecurigaan infeksi
dan satu atau dua kategori berat atau (ketuban pecah
B maka kelola untuk tanda dini) atau bayi mempunyai
khususnya ( misalnya 2 atau lebih Kategori A ,atau
kejang). Lakukan 3 atau lebih Kategori B
pemantauan.  Pada bayi umur lebih dari
 Jika ditemukan tambahan tiga hari
tanda sepsis maka dikelola  Bila bayi mempunyai dua
sebagai kecurigaan besar atau lebih temuan Kategori
sepsis. A atau tiga atau lebih
temuan Kategori B.
Manajemen

Manajemen Umum Manajemen Khusus


 Patensi jalan nafas,  Penyakit penyerta
oksigenisasi  Komplikasi
 Perbaiki sirkulasi
 Antibiotik

Stabilisasi → Rujukan
Pemantauan
Tumbuh Kembang
Tabel 2: Dosis antibiotik untuk sepsis
Antibiotik Cara Pemberian Dosis dlm mg
Hari 1-7 Hari 8+

Ampisilin IV, IM 50 mg/kg setiap 12 jam 50mg/kg setiap 8jam


Ampisilin utk IV 100mg/kg setiap 12 jam 100 mg/kg setiap 8jam
meningitis
Sefotaksim IV, IM 50mg/kg setiap 12 jam 50 mg/kg setiap 8 jam
Sefotaksim utk IV 50mg/kg setiap 6 jam 50 mg/kg setiap 6 jam
meningitis
Gentamisin IV, IM < 2 kg
4mg/kg sekali sehari 3,5mg/kg setiap 12 jam

 2 kg

5mg/kg sekali sehari 3,5mg/kg setiap 12 jam


HIPOTERMI
 Batasan
Suhu tubuh kurang dari 36.5ºC.

 Prinsip dasar
BBLR >> Hipotermi
Sebab  paparan suhu rendah
Tanda bahaya.
Mekanisme :
Evaporasi
Radiasi
Konveksi

Konduksi
Langkah Promotif/Preventif
 Ruang hangat , bebas aliran angin.
 Jangan letakkan pada /dekat benda dingin
 Jaga bayi tetap hangat
 Tetap berpakaian atau diselimuti setiap saat,
 Berikan tambahan kehangatan bila perlu
 Ukur suhu tubuh sesuai jadwal
Cara menghangatkan bayi

CARA PETUNJUK PENGGUNAAN

Kontak kulit - Untuk semua bayi


- Apabila cara lain tidak mungkin dilakukan
KMC - BB < 2500 g,
- Tidak sakit berat .

Pemancar panas - Untuk bayi sakit / BB ≥ 1500 g


- Untuk pemeriksaan bayi, tindakan, atau hipotermi

Lampu penghangat - Bila tidak tersedia pemancar panas ,

Inkubator - BB < 1500 g


- bayi sakit berat
Boks penghangat - Bila tidak tersedia inkubator,

Penghangat - Untuk merawat bayi dengan berat < 2500 g


Ruanganan - Tidak untuk bayi sakit berat
Kotak penghangat.
Radiant warmer
Suhu kamar untuk bayi dengan pakaian

BB Suhu ruangan
1500 – 2000 g 28 – 30oC
> 2000 g 26 – 28oC

Catatan: jangan digunakan untuk bayi < 1500 g


Diagnostik
Anamnesis
 Riwayat
- bayi tidak dikeringkan
- tidak dijaga kehangatannya.
- terpapar lingkungan yg dingin
- melakukan tindakan
tanpa tambahan kehangat.

 Pemeriksaan fisik
Klasifikasi Hipotermi

Temuan
Anamnesis Pemeriksaan Klasifikasi
- suhu lingkungan rendah - 36ºC – 36.4ºC Hipotermia sedang
- < 2 hari - Gangguan napas
- Denyut jantung<100 X/mnt
- Malas minum, Letargi

- suhu lingkungan rendah - Suhu tubuh < 36ºC Hipotermia berat


- < 2 hari - Tanda lain hipotermia sedang
- Kulit teraba keras
- Napas pelan dan dalam

- Paparan suhu berlebihan (-) - Suhu tubuh berfluktuasi Suhu tubuh tidak
antara 36ºC - 39ºC meskipun stabil
berada di suhu lingkungan ( Dugaan sepsis)
yang stabil
- Fluktuasi terjadi sesudah
periode suhu stabil
Manajemen

Hipotermi berat

 Hangatkan bayi
 Hindari paparan panas yang berlebihan
 Pasang jalur IV
 Periksa kadar glukose darah, sampel darah
 Nilai tanda bahaya
 Kelola jika ada penyulit lain  g. napas, hipoglikemi,
infeksi
 Anjurkan ibu menyusui segera setelah bayi siap
 Periksa suhu tubuh bayi setiap jam- 2 jam.
 Periksa juga suhu alat.
Hipotermi Sedang

 Hangatkan bayi
 Berikan ASI.
 Periksa kadar glukose darah.
 Nilai tanda bahaya,
 Periksa suhu tubuh bayi setiap jam- 2 jam
 Jika suhu tidak naik /<0,50C  sepsis?
 Jika suhu tlh normal  12 jam
 Jika tidak ada masalah lain  rwt. jalan
HIPOGLIKEMI
Batasan
Kadar glukose darah < 45 mg/dL (2,6 mmol/L)

Prinsip Dasar
 Glukosa merupakan sumber kalori
 Setiap stress  cadangan glukosa ↘
 BBLR  cadangan glukosa↘
 BBLR  Hipoglikemi ↗  kejang  hipoksia
otak
Tujuan Umum
Mampu menjelaskan penyebab, manajemen hipoglikemi

Tujuan khusus
 Melakukan langkah promotif / preventif
 Menjelaskan tanda , gejala, diagnosis,manajemen.

Langkah Promotif/Preventif
 Penganan/ pengendalian kadar glukosa ibu DM
 Penanganan  BBLR.
 Penanganan keadaan ↗ penggunaan glukosa
 Pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Diagnosis
Anamnesis
 Riwayat bayi
asfiksia, hipotermi, hipertermi , g. pernapasan
prematur, KMK , BMK , PJB
 Riwayat bayi dengan ibu DM

Pemeriksaan klinis
 Asimtomatis,
 Tremor , lemah, apatis ,letargik, keringat dingin, sianosis
 Apne atau nafas lambat, tidak teratur, masalah minum
 Tangis melengking atau lemah merintih.
 Kejang, hipotoni , nistagmus
Manajemen

 Bolus glukose 10% 2 mL/kg IV (5 menit).


 Jika jalur IV tidak dapat  NGT
 Infus glukose 10% sesuai kebutuhan
rumatan kemudian dirujuk
 Berikan ASI.
 Penanganan penyulit
IKTERUS/
HIPERBILIRUBINEMIA
Batasan
Pewarnaan kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa
Hiperbilirubinemia : bilirubin > 5 mg% ( 85 µmol/L).

Prinsip Dasar
 Ikterus > minggu pertama kehidupan, bayi krg bulan.
 Normal/ fisiologis dan patologis.
 Gejala awal penyakit.
 Sebab: pembentukan ↗, pengeluaran ↘
 Bilirubin sel syaraf  otak terganggu  cacat/
kematian
Tujuan Umum
Mampu menjelaskan tentang ikterus , penyebab,
manajemen

Tujuan khusus
 Melakukan langkah promotif / preventif
 Menjelaskan tanda , gejala, diagnosis,manajemen.

Langkah Promotif/Preventif
 Menghindari penggunaan obat pada ibu hamil
 Penanganan penyebab BBLR.
 Penanganan infeksi maternal, KPD.
 Penanganan asfiksia , trauma persalinan.
 Pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Diagnostik
Anamnesis
 Riwayat ikterus ,anemi.
 Riwayat penggunaan obat, infeksi maternal, ketuban
pecah dini
 Riwayat trauma persalinan, asfiksia.

Pemeriksaan
 Pemeriksaan pencahayaan yang memadai.
Tekan hidung / dahi; lengan / tungkai; tangan& kaki.
 Ikterus : wajah  kaudal tubuh, dan ekstremitas.
 Pemeriksaan penunjang: bilirubin serum.
 Tentukan tk keparahan metode Kremer.
Pembagian ikterus menurut metode Kremer

Derajat Daerah Ikterus Perkiraan


Ikterus kadar
bilirubin

I Daerah Kepala dan leher 5,0 mg %

II Sampai badan atas 9,0 mg%

III Sampai badan bawah hingga 11,4 mg%


tungkai

IV Sampai daerah lengan, kaki 12, 4 mg %


bawah, lutut.

V Sampai daerah telapak tangan 16,0 mg%


dan kaki
Diagnosis banding ikterus
Temuan
Anamnesis Pemeriksaan P. Penunjang Diagnosis

Saat lahir - hari ke 2 Sangat Ikterus Hb < 13 g/dl, Ikterus hemolitilk


Riwayat ikterus Sangat pucat Ht < 39%
Riwayat penyakit keluarga

Saat lahir - hari ke 2/> Sangat Ikterus Lekositosis, Ikterus diduga


Infeksi maternal Tanda infeksi lekopeni, infeksi/ sepsis
(malas minum, trombositopenia
<aktif, lemah, suhu
abnormal)
Timbul pada hari 1 Ikterus Ikterus akibat obat
Riwayat ibu pengguna
obat
Diagnosis banding ikterus
Temuan
Anamnesis Pemeriksaan P.Penunjang Diagnosis
Ikterus hebat hari ke 2 Sangat ikterus Ensefalopati
Ensefalopati hari ke 3 - 7 Kejang bilirubin
Ikterus hebat yang tidak Postur abnormal,
atau terlambat diobati letargi
Ikterus menetap setelah Ikterus berlangsung Urin gelap, Ikterus
usia 2 minggu > 2 mg bayi ckp bl feses pucat. berkepanjangan
3 minggu bayi < bl
hari ke 2 /> lebih. Bayi tampak sehat Ikterus pada bayi
BBLR prematur
Hari ketiga bayi cukup bulan, Ikterus fisiologis
berat lahir lebih
2500 gram, tampak
sehat
Manajemen

 Ikterus fisiologis  rawat jalan


 ASI dini dan ekslusif & > sering
 Bayi dapat cukup sinar mata hari pagi.
 Kelola faktor risiko
 Rujuk jika:
Ikterus timbul dalam 24 jam I.
Ikterus kremer III/>
Faktor risiko :
BBLR, inkompatibilitas, asfiksia /asidosis,
hipoksia, trauma serebral, atau infeksi

Pemulangan dan pemantauan lanjutan


Nasehati ibunya mengenai pemberian
minum dan membawa kembali jika
menjadi semakin kuning

Anda mungkin juga menyukai