A. LATAR BELAKANG
Keadaaan bencana atau kedaruratan merupakan keadaan Kejadian atau situasi yang
menunjukkan terjadinya acaman terhadap rumah sakit baik bangunan maupun penghuninya
serta bencana yang menimpa masyarakat yang dapat berpengaruh terhadap kondisi rumah
sakit. Kondisi kedaruratan dapat disebabkan oleh alam maupun perbuatan manusia. Kondisi
kedaruratan yang disebabkan oleh alam antara lain gempa bumi dan tsunami sedangkan
kedaruratan yang disebabkan oleh manusia antara lain kebakaran, banjir, ancaman ledakan
bom dan lain-lain.
Semua ancaman bencana baik yang terjadi di masyarakat maupun di dalam rumah
sakit sendiri akan sangat mempengaruhi aktivitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Rumah sakit memiliki fungsi kritis dalam manajemen bencana, demikian yang dikatakan
Robert Powers (Pinkowski, 2008). Konferensi PBB tentang Pengurangan Bencana
menegaskan bahwa rumah sakit wajib mengoperasikan beberapa fasilitas segera setelah
bencana untuk membatasi dampak dari bencana hilangnya nyawa. Rumah sakit memiliki
fungsi kritis yang tidak dimiliki bisnis lain. Artinya, jika rumah sakit gagal untuk berfungsi
selama bencana, mereka akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap dampak
bencana di masyarakat
Penanganan korban bencana yang terjadi di masyarakat berujung di rumah sakit. Apalagi
jika bencana tersebut terjadi di dalam rumah sakit sendiri. Kondisi seperti ini menyebabkan
rumah sakit harus memiliki pedoman manajemen kesiapan dalam menghadapi bencana baik
yang terjadi di masyarakat maupun yang terjadi di dalam rumah sakit.
Program Kewaspadaan Bencana bertujuan untuk memberikan panduan bagi
manajemen dan karyawan rumah sakit dalam menjalankan program menghadapi dan
menanggulangi kejadian bencana yang terjadi baik di Rumah Sakit Umum Ganesha maupun
di lingkungan sekitarnya.
1
B. TUJUAN
Tujuan umum :
Tujuan umum penyusunan Pedoman Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan
adalah untuk mendukung tercapainya visi dan misi Rumah Sakit Umum Ganesha
Tujuan khusus :
1. Mengidentifikasi bencana yang mungkin terjadi di dalam Rumah Sakit Umum Ganesha
(internal) dan bencana di masyarakat sekitar (ekternal)
2. Menyusun organisasi penanggulangan kebencanaan
3. Membuat alur penanggulangan bencana
4. Menginventarisasi sarana/peralatan yang berhubungan dengan penanganan bencana
5. Mengidentifikasi peran dan tanggung jawab staf selama kejadian
6. Membuat jalur evakuasi
7. Membuat pelatihan system penanggulangan bencana
8. Tersusunnya pelaporan dan evaluasi yang baik
2
g. Mengelola keadaan darurat bila terjadi pertentangan antara tanggung jawab staf
secara pribadi dengan tanggung jawab rumah sakit dalam hal penugasan staf
untuk pelayanan pasien
2. Melakukan uji coba kesiapan menghadapi bencana/kedaruratan
Uji coba kesiapan menghadapi bencana/kedaruratan merupakan kegiatan yang
akan membantu seluruh karyawan menghadapi bencana/kedaruratan yang
sesungguhnya. Uji coba membuat karyawan mengetahui apa yang mesti dikerjakan atau
peran apa yang mesti diambilnya saat menghadapi kenyaataan suatu bencana. Dalam
uji coba ini melibatkan seluruh unit dan unit independen di Rumah Sakit Umum
Ganesha. Unit Independen harus mematuhi rencana kesiapan menghadapi bencana
Rumah Sakit Umum Ganesha
Pada akhir uji coba akan dilakukan kegiatan Tanya jawab (debriefing)
mengenai uji coba yang telah dilakukan. Mengingat uji coba ini memerlukan kesiapan
sarana yang cukup lengkap, maka kegiatan ini akan dilakukan setelah sarana
kedaruratan terpenuhi dengan baik di Rumah Sakit Umum Ganesha.
3. Menyiapkan fasilitas untuk kegiatan kewaspadaan bencana/ kedaruratan dan fasilitas uji
coba bencana / kedaruratan, seperti :
a. Menyiapkan jalur evakuasi untuk bencana di dalam rumah sakit
b. Memperbaiki system komunikasi (pengeras suara) yang menjangkau semua unit
atau menggantinya bila ternyata system lama tidak dapat diperbaiki lagi
3
Kegiatan ini adalah kerjasama antara K3RS dengan Pokja MFK dan bagian Logistik serta
Bagian pemeliharaan
3. Tim K3 RS bekerjasama dengan bagian Kepegawaian dan Diklat dalam melakukan uji
coba menghadapi bencana/kedaruratan. Selain itu dalam uji coba juga mengundang
BPBD Provinsi Bali. Semua karyawan diharapkan ikut dalam uji coba ini untuk
memberikan bayangan jika terjadi kejadian yang sesungguhnya.
E. SASARAN
1. Mengidentifikasi bencana yang mungkin terjadi di dalam Rumah Sakit Umum Ganesha
(internal) dan bencana di masyarakat sekitar (ekternal)
2. Menyusun organisasi penanggulangan kebencanaan
3. Membuat alur penanggulangan bencana
4. Menginventarisasi sarana/peralatan yang berhubungan dengan penanganan bencana
5. Mengidentifikasi peran dan tanggung jawab staf selama kejadian
6. Membuat jalur evakuasi
7. Membuat pelatihan system penanggulangan bencana
Tersusunnya pelaporan dan evaluasi yang baik
4
G. EVALUASI KEGIATAN
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan enam bulan sekali pada bulan Juli dan
Desember. Evaluasi meliputi hasil evaluasi dan tindak lanjutnya. Berikut ini dijabarkan
evaluasi pelaksanaan kegiatan dalam bentuk tabel.
No Kegiatan Evaluasi Tindak
lanjut
1 Identifikasi risiko terjadinya bencana dan
penyusunan panduan kewaspadaan bencana
2 Perbaikan jalur evakuasi
3 Perbaikan system pengeras suara untuk
komunikasi saat terjadi bencana
4 Pelatihan kewaspadaan bencana
5 Uji coba / simulasi penanganan bencana di RSU
Ganesha
I. IDENTIFIKASI BENCANA
Adapun jenis-jenis bencana yang mungkin terjadi di dalam Rumah Sakit Umum
Ganesha Jenis dan Kemungkinan terjadinya bencana dan konsekwensinya :
5
NO JENIS KEMUNGKINAN KONSEKWENSI
BENCANA TERJADI
INTERNAL
1 Ledakan tabung Bisa terjadi tapi Terjadinya kebakaran dan korban luka
gas belum pernah ada. bakar sehingga perlu disiapkan
ruangan perawatan luka bakar dan
logistic medis/non medis dengan
jumlah yang memadai
2 Keracunan gas Bisa terjadi tapi Sesak nafas sehingga dibutuhkan
belum pernah ada penanganan tambahan O2 dan
kemungkinan perawatan intensif
3 Keracunan Bisa terjadi tapi Terjadinya gangguan pada pencernaan
makanan belum pernah ada dan kekurangan cairan sehingga
dibutuhkan terapi cairan
4 Kebakaran Bisa terjadi tapi Kehilangan material dan dibutuhkan
belum pernah ada ruangan perawatan luka bakar,
persiapan tindakan operasi untuk
kemungkinan kasus cedera
5 Gempa bumi Kadang-kadang Disiapkan area aman berkumpul dan
area luas untuk penanganan pasien
6 Ledakan bom Tidak pernah Kehilangan material dan dibutuhkan
ruangan perawatan luka bakar,
persiapan tindakan operasi untuk
kemungkinan kasus cedera
EKSTERNAL
1 Gempa bumi Kadang-kadang Disiapkan area aman berkumpul dan
Disiapkan Ruangan perawatan
emergency dan logistic medis/non
medis dan kamar operasi
2 Ledakan bom Jarang Disiapkan Ruangan perawatan
6
emergency dan logistic medis/non
medis dan kamar operasi
3 Kecelakaan lalu Jarang Disiapkan Ruangan perawatan
lintas (missal) emergency dan logistic medis/non
medis dan kamar operasi
4 Keracunan Jarang Terjadinya gangguan pada pencernaan
makanan dan kekurangan cairan sehingga
dibutuhkan terapi cairan
5 Wabah penyakit Sering Disiapkan ruangan rawat khusus
sesuai jenis penyakit dan ruang isolasi
untuk penyakit menular
6 Tsunami Belum pernah Disiapkan Ruangan perawatan
emergency dan logistic medis/non
medis dan kamar operasi
7
2. Bidang Keperawatan : Manajer Keperawatan
3. Bidang Penunjang Medis : Manajer Penunjang Medis
4. Bidang Rekam Medis : Ka. Instalasi Rekam Medis
5. Bidang Persediaan farmasi : Ka. Instalasi Farmasi
6. Bidang Persediaan Logistik : Ka Logistik
7. Bidang Pemeliharaan utilisasi : Ka Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
8. Bidang Reaksi cepat penanggulangan bencana : teknisi, sopir dan satpam
9. Bidang Humas : Bagian Marketing dan Rekam Medis
8
c. Memutuskan penambahan personil perawatan bila diperlukan saat bencana/kebakaran
d. Membantu ketua dalam evaluasi kegiatan bila ada bencana/kebakaran
5. Bidang Penunjang Medis : Manajer Penunjang Medis
a. Membantu ketua dalam membuat perencanaan terutama di bidang laboratorium dan
radiologi pada saat terjadi bencana/kebakaran
b. Melaksanakan kegiatan sesuai bidang masing-masing, bila perlu dengan pemanggilan
personil untuk mempercepat pelayanan korban bencana
6. Bidang Rekam Medis : Ka. Instalasi Rekam Medis
a. Membantu ketua dalam membuat perencanaan terutama di bidang rekam medis pada
saat terjadi bencana/kebakaran
b. Melaksanakan kegiatan rekam medis saat terjadi bencana dan mengupayakan laporan
data korban secepatnya
c. Bila perlu dapat dilakukan pemanggilan personil untuk mempercepat pelayanan
korban bencana
7. Bidang Persediaan farmasi : Ka. Instalasi Farmasi
a. Membantu ketua dalam membuat perencanaan terutama di bidang persediaan
perbekalan farmasi pada saat terjadi bencana/kebakaran
b. Melaksanakan kegiatan pelayanan farmasi saat terjadi bencana dan mengupayakan
penambahan stock perbekalan farmasi
c. Bila perlu dapat dilakukan pemanggilan personil untuk mempercepat pelayanan
korban bencana
8. Bidang Persediaan Logistik : Ka. Logistik
a. Membantu ketua dalam membuat perencanaan terutama di bidang persediaan
perbekalan logistic non medis pada saat terjadi bencana/kebakaran
b. Membantu ketua dalam pembuatan jalur evakusi pasien, karyawan dan pengunjung
serta pembuatan titik aman berkumpul
c. Melaksanakan kegiatan pelayanan barang non medis saat terjadi bencana dan
mengupayakan penambahan stock logistic
9
d. Bekerjasama dengan Unit Pemeliharaan untuk memastikan semua system APAR,
hydrant dan jalur evakuasi selalu berada dalam kondisi siap pakai atau aman untuk
dilewati.
9. Bidang Pemeliharaan utilisasi : Ka Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
a. Melakukan pengecekan dan pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana yang
meliputi system kelistrikan, genzet, penangkal petir, lift, APAR dan hydrant.
Memastikan semua system APAR dan hydran selalu pada kondisi siap pakai
b. Mematikan atau menghidupkan listrik bila di perlukan sesuai dengan kondisi bencana
serta memasang larangan/himbauan yang diperlukan saat kondisi darurat/
bencana/kebakaran
c. Mengecek kerusakan yang diakibatkan oleh bencana dan memperbaikinya dengan
bekerja sama dengan rekanan bila diperlukan.
10. Bidang Reaksi cepat penanggulangan bencana : tim reaksi cepat
a. Melaksanakan penanganan bencana secepatnya sesuai dengan bencana yang terjadi
b. Melaporkan setiap kegiatan penanganan bencana yang telah dilakukan kepada
Sekretariat / Ketua Tim Penaggulangan Bencana/Kebakaran
c. Berkoordinasi dengan semua unit dalam penanganan bencana/kebakaran
d. Berkoordinasi dengan BPBD dalam penanggulangan bencana
11. Bidang Humas : Bagian Marketing dan Rekam Medis
a. Membantu ketua dalam membuat perencanaan terutama di bidang humas pada saat
terjadi bencana/kebakaran
b. Operator telephone sebagai bagian dari struktur Manajer Marketing dan Rekam
Medis menjadi pusat pelaporan semua unit bila terjadi bencana/kebakaran. Operator
melanjutkan informasi kepada Ketua Tim
c. Melaksanakan kegiatan pemberian informasi kepada masyarakat dan media
d. Bekerjasama dengan semua unit untuk dapat memberikan informasi terkini kepada
masyarakat dan media
10
L. ALUR PENANGGULANGAN BENCANA
Bila terjadi bencana, maka alur pelaporannya adalah sebagai berikut :
Bencan
a
Peran pemadam
Peran evakuasi
Bantuan Kepala bencana
eksternal
K3
11
M. PERAN EVAKUASI
Saat terjadi bencana petugas evakuasi melakukan evakuasi pasien sesuai dengan jalur
evakuasi yang sudah ada untuk menuju ke tempat titik aman berkumpul . Posisi titik aman
berkumpul sbb :
Depan Pos Satpam
Parkir mobil di sebelah selatan Rumah Sakit
O. PELATIHAN BENCANA
Pelatihan penanganan bencana dilakukan bersamaan dengan pelatihan dasar lainnya
kepada staf yaitu pelatihan hand hygiene, BHD, identifikasi gelang pasien dan APD.
Sedangkan khusus untuk pelatihan penanganan bencana akan melibatkan dari BPBD Provinsi
Bali. Pelatihan bencana ini dikoordinir oleh Bagian Diklat dan bekerja sama dengan Tim
Penanganan Bencana.
12