Anda di halaman 1dari 12

1.

PENDAHULUAN

Kebakaran merupakan salah satu bencana yang memerlukan tindakan penanganan


secara cepat dan tepat. Semakin cepat dan tepat penanganan bencana kebakaran, maka
kerugian (baik kerugian berupa hilangnya nyawa, cederanya manusia maupun kerugian
materiil) yang timbul akibat kebakaran semakin kecil. Tidak terkecuali apabila bencana
kebakaran terjadi di puskesmas.
Untuk mencegah dan mengurangi bahaya kebakaran khususnya terhadap pasien,
pengunjung dan pekerja, perlu dilakukan upaya-upaya pengamanan kebakaran dan evakuasi
dengan menetapkan pedoman manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di Puskesmas
yang sejalan dengan peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku. Mulai dari perencanaan
darurat kebakaran, organisasi/unit penanggulangan kebakaran, penyediaan jalur evakuasi,
penyediaan sarana dan fasilitas dalam menghadapi kebakaran serta pembinaan dan
pelatihan.
Pengelolaan bencana kebakaran juga bukan sekedar menyediakan alat pemadam atau
melakukan pelatihan pemadam kebakaran, namun diperlukan suatu program yang terencana
dalam suatu sistem manajemen yang merupakan upaya terpadu untuk mengelola resiko
kebakaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan tindak lanjutnya.

2. LATAR BELAKANG

Program Kerja Pengamanan Kebakaran yang dilaksanakan pada tahun 2021 di Puskesmas
Rejowinangun belum optimal, karena :
1. Belum tersedia dokumen Identifikasi area yang berisiko kebakaran dan penyebab
kebakaran contohnya puntung rokok, kabel terkelupas, kebocoran gas baik gas elpiji
maupun gas medis.
2. Ketersediaan sistem proteksi kebakaran belum lengkap. Tidak memiliki proteksi aktif
berupa sprinkle, smoke detector, dan hydrant
3. Belum ada sosialisasi atau simulasi kebakaran.
4. Tim tanggap darurat kebakaran belum dibentuk

1
Kondisi saat ini di Puskesmas Rejowinangun terdapat sistem proteksi kebakaran aktif berupa
APAR di lokasi berikut ini :

AREA JUMLAH LOKASI APAR JUMLAH


APAR HYDRANT
Lantai 3 -
Depan Ruang Pemeriksaan Umum
1
Depan Ruang Rekam Medis
Depan Ruang Vaksinasi
Lantai 1 Di Ruang Pertemuan -
2

2 Cadangan -

Pelatihan kebakaran pernah dilakukan pada tahun 2019 tetapi tidak mendalam dan tidak fokus
karena hanya pelatihan penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Untuk itu perlu
adanya pelatihan dan simulasi yang diadakan minimal 1 tahun sekali. Puskesmas
Rejowinangun belum memiliki peralatan pemadam api otomatis (sprinkle) sehingga perlu
adanya petugas yang memonitoring area menggantikan fungsi sprinkle selama 7 hari
seminggu dan 24 jam sehari.

2. TUJUAN UMUM & KHUSUS

a. Tujuan Umum :

Memastikan seluruh penghuni puskesmas aman dari kebakaran, asap, dan kedaruratan
lain

b. Tujuan Khusus :

- Terlaksananya sistem tanggap darurat pada bahaya kebakaran

- Terpeliharanya sistem proteksi kebakaran gedung

- Kesiapan petugas dalam menghadapi kebakaran

2
3. KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN
Kegiatan Pokok

Untuk menjalankan manajemen tanggap darurat kebakaran maka akan dilakukan


kegiatan berikut ini :
1. Identifikasi pengurangan resiko kebakaran
2. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
3. Meminimalkan kedaruratan kebakaran
4. Sosialisasi dan pelatihan kebakaran

5. Pembuatan jalur evakuasi

B. Rincian Kegiatan

1. Identifikasi pengurangan resiko kebakaran


Melakukan identifikasi area yang berisiko terjadi kebakaran serta menetapkan
upaya mitigasi untuk mengurangi resiko dan asesmen risiko kebakaran pada saat
renovasi dan pembangunan

2. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran


a. Penambahan sistem proteksi kebakaran
- Menambah jumlah APAR yang ada di Puskesmas berdasarkan
jumlah kebutuhan yang ditentukan
- Pengadaan sistem proteksi kebakaran
b. Pencegahan kebakaran terhadap bahan mudah terbakar
Melakukan penyimpanan bahan mudah terbakar berdasarkan kategori B3
explosif, B3 gas mampat, B3 cairan mudah menyala yang dilengkapi
dengan rambu dan label.
c. Pemeriksaan, uji fungsi peralatan kebakaran dan pemeliharaan peralatan
d. Pembuatan video safety briefing
Membuat video safety briefing dibuat sebagai informasi publik mengenai
jalur evakuasi yang berada di dalam gedung puskesmas.
3. Meminimalkan Kedaruratan Kebakaran

3
a. Penetapan Fire Marshal di puskesmas yang bertugas memimpin tim
tanggap darurat kebakaran
b. Pembentukan tim tanggap darurat kebakaran yang meliputi :
i. Tim Merah untuk memadamkan api
ii. Tim Kuning untuk evakuasi peralatan medis
iii. Tim Putih untuk evakuasi dokumen
iv. Tim Biru untuk evakuasi pasien
c. Membuat daftar alat medis yang berada di setiap lantai
Menentukan prioritas alat medis yang harus di evakuasi jika terjadi
kebakaran di puskesmas

d. Membuat daftar dokumen penting yang berada di setiap lantai Bekerjasama


dengan unit terkait untuk menentukan dokumen
penting dan letak penempatannya apabila terjadi kebakaran maka
dokumen tersebut mudah untuk di evakuasi.
4. Sosialisasi dan Pelatihan Kebakaran

Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan kebakaran serta diadakan


simulasi secara rutin bagi seluruh petugas puskesmas
5. Pembuatan Jalur Evakuasi
Membuat jalur yang aman untuk evakuasi petugas dan pasien saat terjadi
kebakaran.

4. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

A. Identifikasi Pengurangan Resiko Kebakaran


1. Melakukan Identifikasi area yang berisiko terjadi kebakaran dan
menetapkan upaya mitigasi resiko :
No Area Resiko Kebakaran Upaya Mitigasi
1 Dapur Adanya tabung LPG untuk Penyediaan APAR
. memasak yang berisiko liquid di bagian dapur
meledak
2 Genset Adanya generator dan pane l Penyediaan APAR

. listrik CO2 di ruang genset

4
3 Panel Bisa terjadi korsleting listrik Penyediaan APAR CO2
. listrik di dekat area panel listrik
4 dsb

2. Asesmen risiko kebakaran pada saat renovasi dan pembangunan Melakukan


asesmen risiko kebakaran pada saat renovasi dan
pembangunan Gedung puskesmas yang meliputi……..

B. Pencegahan Penanggulangan Kebakaran


1. Penambahan sistem proteksi kebakaran
a. Penambahan APAR berkapasitas 2 ( dua ) kg yang terpasang minimal
satu buah untuk setiap 15 (lima belas) m2 area puskesmas
b. Pengadaan sistem proteksi kebakaran aktif dengan melihat kondisi
keuangan puskesmas dan prioritaskan pengadaan untuk alarm
kebakaran.
2. Pencegahan kebakaran terhadap bahan mudah terbakar
Melakukan penyimpanan bahan mudah terbakar berdasarkan kategori dan
melengkapinya dengan rambu dan label :
a. B3 explosif

 Pewadahan dan penandaan

Mengikuti pola pewadahan dan penandaan B3 dengan benar dan


teliti sesuai dengan macam dan tingkat bahaya
 Kondisi ruangan

a. Bahan & kondisi bangunan memiliki kontruksi yang


kuat, tahan ledakan, tahan api, tahan gempa

b. Lantai tidak lembab, bersih, bebas karat, bebas debu


c. Kedap air

d. Pintu dari bahan yg baik dan kuat disertai kunci

e. Terhindar dan terlindung dari getaran, dilengkapi

5
dengan penangkal petir

f. Ruangan diberi tanda peringatan untuk B3 gol


Eksplosif dan pemberitahuan dilarang merokok
b. B3 gas mampat

 Pewadahan dan penandaan

Mengikuti pola pewadahan dan penandaan yang berlaku dengan


benar dan akurat sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya

 Kondisi ruangan

a) Bahan kontruksi tahan terhadap api, getaran,


tersedia penangkal petir
b) Pengaturan suhu / panas / cahaya

 suhu sejuk dan kering

 hindari cahaya langsung matahari

 hindarkan instalasi litrik, sumber panas

 Hindarkan kenaikan suhu

c) Pengaturan udara
Ventilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik
dan suhu ruangan tetap optimal
c. B3 cairan mudah menyala

 Pewadahan dan penandaan

a) Wadah/pembukus/kemasan harus dapat melindungi isinya


terhadap saluran dari luar

b) Wadah/pembungkus/kemasan harus dapat bertahan terhadap


daya kemas isinya Wadah harus tertutup dengan kedap /
disegel

 Kondisi ruangan

6
a) Bahan & konstruksi bangunan :

 Tahan terhadap B3 yang disimpan (tidak


interaksi)
 Mempunyai ventilasi secukupnya

 Udaranya harus terisolir dari udara zat atau


cairan mudah menyala
b) Bebas dari sumber penyebab terjadinya bahaya

 Wadah, tutup, kran, kemasan harus berfungsi baik


 Mencegah terjadinya gangguan mekanik

 Mencegah kotak langsung dengan B3

 Mencegah kenaikan suhu dan cahaya yang


berlebihan

C. Pemeriksaan, uji fungsi peralatan kebakaran dan pemeliharaan peralatan Melakukan


pemeriksaan, uji fungsi dan pemeliharaan peralatan kebakaran minimal 1 tahun sekali.

D. Pembuatan video safety briefing


Adapun untuk video safety briefing akan dibuat dengan isi materi sebagai berikut
1. Memberikan keterangan lokasi dimana keberadaan penonton video saat ini
2. Menginformasikan tentang peraturan dilarang merokok.

3. Menampilkan gambar pintu keluar dari ruang serba guna (function hall)

4. Menampilkan letak Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

5. Menampilkan alarm yang berbunyi saat terjadi kebakaran dan memberikan


bahasa visual jika terjadi kebakaran maka yang harus dilakukan adalah :

7
a) Jangan panik, segera keluar dari ruangan;

b) Mengikuti petunjuk jalur evakuasi dengan menggunakan tangga, jangan


menggunakan lift atau elevator;
c) Menuju titik kumpul;

d) Dahulukan orang tua atau orang yang sakit.

E. Meminimalkan Kedaruratan Kebakaran

1. Penetapan Fire Marshal

Ditunjuk 1 (satu) orang shift leader dari petugas security yang sedang
bertugas di puskesmas

2. Pembentukan tim tanggap darurat kebakaran

Dibuat papan jadwal per hari untuk tim tanggap darurat sesuai kode warna
yang menerangkan tugasnya masing – masing seperti berikut ini :

HARI/TANGGAL SHIFT PAGI SHIFT SIANG SHIFT


MALAM
TIM MERAH 1. 1. 1.
2. 2. 2.

TIM KUNING 1. 1. 1.
2. 2. 2.
TIM PUTIH 1. 1. 1.
2. 2. 2.
TIM BIRU 1. 1. 1.
2. 2. 2.

a. Tim Merah yang bertugas memadamkan api dapat ditunjuk dari


petugas keamanan / security.
b. Tim Kuning yang bertugas mengamankan peralatan medis di lokasi
kebakaran dapat ditunjuk dari petugas unit ……..
c. Tim Putih yang bertugas mengamankan dokumen yang
berada di lokasi kebakaran dapat ditunjuk dari petugas

8
administrasi.
d. Tim Biru yang bertugas mengevakuasi pasien dapat ditunjuk dari
perawat dan pengemudi ambulance.

Struktur Tim Kebakaran

FIRE MARSHAL

TIM MERAH TIM KUNING TIM PUTIH TIM BIRU

3. Membuat daftar alat medis yang berada di setiap ruangan


Melakukan pendaftaran alat medis yang dimiliki puskesmas setiap 1
Tahun sekali yang dilakukan oleh petugas ………………...
4. Membuat daftar dokumen penting yang berada di setiap ruangan
Bekerjasama dengan unit terkait untuk menentukan dokumen penting dan
letak penempatannya apabila terjadi kebakaran maka dokumen tersebut
mudah untuk di evakuasi.

F. Sosialisasi dan Pelatihan Pemadam Kebakaran

Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan kebakaran serta diadakan simulasi yang


wajib diikuti oleh seluruh petugas puskesmas minimal 1 tahun sekali bekerjasama
dengan …………………..

G. Pembuatan Jalur Evakuasi


Membuat jalur evakuasi dengan memperhatikan hal – hal sebagai berikut :

1. Jalur evakuasi harus mengarah ke titik kumpul atau titik aman yang telah
ditentukan sebelumnya
2. Jalur evakuasi dilengkapi dengan safety sign (penanda) yang jelas dan mudah
terlihat

9
3. Jalur evakuasi bebas dari barang yang menghalangi gerak serta barang yang
mudah terbakar dan tidak melewati ruang yang dapat dikunci

5. SASARAN

Adapun sasaran dalam program ini adalah sebagai berikut:


1. Terpenuhinya fasilitas pengaman kebakaran di puskesmas
2. Terlaksananya sistem tanggap darurat pada bahaya kebakaran
3. Terpeliharanya sistem proteksi kebakaran gedung
4. Terciptanya pemahaman pada stakeholder tentang bahaya kebakaran di tempat kerja

6. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No Kegiatan Rencana Kegiatan Tahun


Bulan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Identifikasi
pengurangan resiko
kebakaran
a. Identifikasi area
b. asesmen resiko
kebakaran saat
pembangunan/reno
vasi
2 Pencegahan &
Penanggulangan
Kebakaran
a. Penambahan
system proteksi

10
kebakaran
b. Pencegahan
kebakaran terhadap
bahan mudah
terbakar
c. Pemeriksaan, uji
fungsi peralatan
kebakaran &
pemeliharaan
peralatan
d. Pembuatan video
safety brifing
3 Meminimalkan
kedaruratan
kebakaran
a. Penetapan fire
marshal
b. Pembentukan tim
tanggap darurat
kebakaran
c. Membuat daftar
alat medis yg ada di
setiap ruangan
d. Membuat daftar
dokumen penting di
setiap ruangan
4 Sosialisasi dan
Pelatihan Pemadam
Kebakaran
5 Pembuatan jalur
evakuasi

11
7. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dilakukan dengan cara :

1. Melakukan pemantauan kesesuaian pelaksanaan kegiatan terhadap


pedoman cara melaksanakan kegiatan

2. Melakukan pemantauan kesesuaian waktu pelaksanaan kegiatan terhadap


pelaksanaan kegiatan berdasarkan jadwal yang direncanakan

3. Melakukan pencatatan dan pelaporan terhadap hasil pelaksanaan kegiatan (berupa


tabulasi data dann analisa data) minimal 1 tahun sekali

4. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut hasil pelaporan bersama seluruh tim MFK
minimal 1 tahun sekali

8. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

1. Melakukan pencatatan dan pelaporan dari seluruh hasil evaluasi dan tindak lanjut
program pengamanan kebakaran
2. Melakukan evaluasi seluruh kegiatan program pengamanan kebakaran
bersama kepala puskesmas minimal 1 tahun sekali

12

Anda mungkin juga menyukai