Anda di halaman 1dari 70

Dr.

Anince K, SpA

Bayi berat lahir rendah


BBLR
 20 juta / th, terutama
di negara
berkembang
 Indonesia: 7-14%
(SDKI 02/03 )
 4 jt kematian
neonatal, BBLR >
20%
 Indonesia: 29.2%
(Depkes 2004)
Perawatan konvensional bblr
 Jumlah terbatas
 Suku cadang terbatas
 Perawatan sulit dan
mahal
 Masalah listrik
 Pengaturan suhu sulit
 Pemantauan bayi
tidak optimal
Survey Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007

AKN: 20 per 1000 kelahiran hidup.

Dalam 1 tahun + 86.000 neonatus meninggal 


tiap 6 menit ada 1 neonatus meninggal

Penyebab utama kematian neonatal :


BBLR (30,3%)
Asfiksia (27%).
Kelahiran BBLR

 Asia Selatan : 22%


 DKI Jakarta
 Rumah Sakit Pusat Rujukan: 15-20%

 Jawa Barat
 Rumah Sakit Pusat Rujukan: 20-25%
 BBLSR di RS Dati II meninggal saat neonatal !
 Pedesaan (Kec.Tanjung Sari Kab.Sumedang) : 10,5 %
▪ BBLR < 2000 gram meninggal saat neonatal !
Batasan BBLR

 Bayi yang lahir dengan berat < 2.500 gram tanpa


memandang masa kehamilan
Berat lahir adalah berat badan yang ditimbang
dalam 1 jam setelah lahir
Untuk keperluan bidan di desa berat lahir
ditimbang dalam 24 jam pertama setelah lahir
Bayi ditimbang dalam keadaan tidak berpakaian, pada
timbangan yang telah ditera sebelumnya.
Timbangan dilapisi dengan kain hangat
Klasifikasi BBLR

 Bayi dari kehamilan kurang bulan


 Bayi kecil untuk masa kehamilan
 Kombinasi keduanya
Bayi Kurang Bulan

 Bayi kurang bulan adalah bayi yang lahir


sebelum umur kehamilan 37 minggu.
 Sebagian bayi kurang bulan belum siap
hidup di luar kandungan, kesulitan untuk
mulai bernapas, menghisap, melawan
infeksi & menjaga tubuhnya agar tetap
hangat.
Bayi KMK
 Adalah bayi yang tidak tumbuh dengan baik di
dalam kandungan
 Tiga kelompok bayi KMK :
 KMK lebih bulan
 KMK cukup bulan
 KMK kurang bulan
 Bayi KMK cukup bulan kebanyakan mampu
bernapas dan menghisap dengan baik
Faktor-faktor yang berhubungan dengan BBLR

 Umur ibu < 20 tahun atau > 35 tahun


 Jarak kehamilan < 1 tahun
 Ibu dengan keadaan:
 Mempunyai BBLR sebelumnya
 Melakukan pekerjaan fisik beberapa jam tanpa
istirahat
 Sangat miskin
 Kurang gizi
 Perokok, pengguna obat terlarang, alkohol
Faktor-faktor yang berhubungan
dengan BBLR
 Ibu hamil dengan:
 Anemia berat
 Pre eklampsia atau hipertensi
 Infeksi selama kehamilan
 Kehamilan ganda

 Bayi dengan:
 Cacat bawaan
 Infeksi selama dalam kandungan
Gambaran Klinis BBLR – Kurang Bulan

 Kulit tipis dan mengkilap


 Tulang rawan telinga sangat lunak
 Lanugo banyak terutama pada punggung
 Jaringan payudara belum terlihat jelas
 Perempuan:
labia mayora belum menutupi labia minora
Laki-laki:
skrotum belum banyak lipatan,testis belum turun
..... Gambaran Klinis
BBLR – Kurang Bulan

 Garis telapak kaki < 1/3 bagian atau belum


terbentuk
 Kadang disertai dengan pernapasan tidak
teratur
 Aktifitas dan tangisannya lemah
 Menghisap & menelan tak efektif / lemah
BBLR Kurang Bulan murni
Gambaran Klinis BBLR – KMK

 Janin dapat cukup, kurang atau lebih bulan


tetapi BB < 2.500 g
 Gerakan cukup aktif, tangis cukup kuat
 Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis
 Bila kurang bulan  ditemukan tanda-
tanda yang sesuai dengan bayi kurang
bulan
Gambaran Klinis BBLR – KMK
 Bayi perempuan bila cukup bulan labia
mayora menutupi labia minora
 Bayi laki-laki testis mungkin telah turun
 Rajah telapak kaki mungkin lebih dari 1/3
bagian
 Mengisap cukup kuat
BBLR - KMK
Bayi Berat Lahir Normal
Bayi Berat Lahir Rendah
Telinga
Kehamilan 32 minggu: Kehamilan 36 minggu-matur: daun
peningkatan kartilago lengkung telinga kaku, lengkung terbentuk baik
luar daun telinga
Payudara
Kehamilan 32 minggu:
areola terlihat,
jaringan payudara kecil

Kehamilan 36 minggu:
areola terlihat baik,
nodul payudara
Genitalia perempuan
Kehamilan 32 minggu: Kehamilan 36 minggu-matur: labia mayora
Deposit lemak pada hampir menutupi labia minora
labia mayora meningkat
Genitalia laki-laki
Kehamilan 32 minggu: Kehamilan 36 minggu-matur: testis
testis turun, ruga pada sebagian sudah turun, pigmentasi skrotum
skrotum meningkat
Rajah telapak kaki

Kehamilan 32 minggu: Kehamilan 36 minggu-matur: rajah


rajah pada 1/3 anterior telapak pada hampir seluruh telapak kaki
kaki
Skor NEW BALLARD
….. Skor NEW BALLARD
MATURITAS FISIK
Tingkat Maturitas
(Skor New Ballard)
Skor Total Usia Kehamilan (minggu)
-10 20
-5 22
0 24
5 26
10 28
15 30
20 32
25 34
30 36
35 38
40 40
45 42
50 44
KURVA PERTUMBUHAN JANIN (LUBCHENCO)

Bayi
Bayi Lebih
Bayi Kurang Bulan
Cukup Bulan
Bulan
Masalah-masalah BBLR

 Asfiksia
 Gangguan napas
 Hipotermi
 Hipoglikemi
 Masalah pemberian ASI
 Infeksi
 Ikterus
 Masalah perdarahan  IVH & PVH
Hipotermi adalah suhu tubuh kurang dari 36.5ºC pada pengukuran suhu
melalui ketiak

HIPOTERMI
PRINSIP DASAR
 Hipotermi sering terjadi pada neonatus terutama pada BBLR
karena pusat pengaturan suhu tubuh bayi yang belum
sempurna, permukaan tubuh bayi relatif luas, kemampuan
produksi dan menyimpan panas terbatas.
 Suhu tubuh rendah dapat disebabkan oleh karena terpapar
dengan lingkungan yang dingin (suhu lingkungan rendah,
permukaan yang dingin atau basah) atau bayi dalam
keadaan basah atau tidak berpakaian.
 Hipotermi merupakan suatu tanda bahaya karena dapat
menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh
yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung paru
dan kematian
Mekanisme kehilangan panas

 Radiasi: dari bayi ke lingkungan dingin


terdekat.
 Konduksi: langsung dari bayi ke sesuatu yang
kontak dg bayi
 Konveksi: kehilangan panas dari bayi ke
udara sekitar
 Evaporasi: penguapan air dari kulit bayi
LANGKAH PROMOTIF / PREVENTIF

 Rawat bayi kecil di ruang yang hangat (tidak kurang 25C


dan bebas dari aliran angin).
 Jangan meletakkan bayi dekat dengan benda yang dingin
(misal dinding dingin atau jendela) walaupun bayi dalam
inkubator atau di bawah pemancar panas.
 Jangan meletakkan bayi langsung di permukaan yang dingin
(mis. alasi tempat tidur atau meja periksa dengan kain atau
selimut hangat sebelum bayi diletakkan).
 Pada waktu dipindahkan ke tempat lain, jaga bayi tetap
hangat dan gunakan pemancar panas atau kontak kulit
dengan perawat.
 Bayi harus tetap berpakaian atau diselimuti setiap saat, agar
tetap hangat walau dalam keadaan dilakukan tindakan.
Misal bila dipasang jalur infus intravena atau selama
resusitasi dengan cara:
LANGKAH PROMOTIF / PREVENTIF

 Memakai pakaian dan mengenakan topi.


 Bungkus bayi dengan pakaian yang kering dan lembut dan
selimuti.
 Buka bagian tubuh yang diperlukan untuk pemantauan atau
tindakan.
 Berikan tambahan kehangatan pada waktu dilakukan
tindakan (mis. menggunakan pemancar panas).
 Ganti popok setiap kali basah.
 Bila ada sesuatu yang basah ditempelkan di kulit (mis. kain
kasa yang basah), usahakan agar bayi tetap hangat.
 Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan
dingin.
 Ukur suhu tubuh sesuai jadwal pada tabel (lihat lampiran)
Frekuensi
Keadaan bayi
Pengukuran
Bayi sakit Tiap jam
Bayi kecil Tiap 12 jam
Bayi keadaan
Sekali sehari
membaik

Berat Suhu inkubator (oC) menurut umura


bayi 35 oC 34 oC 33 oC 32 oC

< 1500 1-10 11 hari – 3-5 >5


g hari 3 minggu minggu minggu
1500- 1-10 hari 11 hari–4 >4
2000 g minggu minggu
2100- 1-2 hari 3 hari-3 >3
2500 g minggu minggu
> 2500 1-2 hari > 2 hari
a
Bilagjenis inkubatornyaberdinding tunggal, naikkan suhu inkubator 1 oC setiap
perbedaan suhu 7 oC antara suhu ruang dan inkubator.
CARA PETUNJUK PENGGUNAAN
Kontak kulit  Untuk semua bayi
 Untuk menghangatkan bayi dalam waktu singkat,
atau menghangatkan bayi hipotermi (32 – 36,4oC)
apabila cara lain tidak mungkin dilakukan
Kangaroo  Untuk menstabilkan bayi dengan berat badan <
Mother Care 2500 g, terutama direkomendasikan untuk
(KMC) perawatan berkelanjutan bayi dengan berat badan
< 1800 g
 Tidak untuk bayi yang sakit berat (sepsis, gangguan
napas berat).
 Tidak untuk Ibu yang menderita penyakit berat
yang tidak dapat merawat bayinya.
 Pada ibu yang sedang sakit, dapat dilakukan oleh
keluarga (pengganti ibu)
CARA PETUNJUK PENGGUNAAN
Pemancar  Untuk bayi sakit atau bayi dengan berat 1,500
panas g atau lebih
 Untuk pemeriksaan awal bayi, selama
dilakukan tindakan, atau menghangatkan
kembali bayi hipotermi
Lampu  Bila tidak tersedia pemancar panas, dapat
penghangat digunakan lampu pijar maksimal 60 watt
dengan jarak 60 cm
Inkubator  Penghangatan berkelanjutan bayi dengan
berat < 1,500 g yang tidak dapat dilakukan
KMC
 Untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan
napas berat)
METODA KANGURU

Metoda alternatif untuk memenuhi kebutuhan dasar BBLR/prematur


NUTRISI KANGURU
(KANGAROO NUTRITION)
Hipoglikemi adalah keadaan hasil pengukuran kadar glukose darah
kurang dari 45 mg/dL (2.6 mmol/L)

HIPOGLIKEMIA
PRINSIP DASAR
 Hipoglikemi sering terjadi pada BBLR, karena cadangan
glukosa rendah.
 Hipoglikemi adalah masalah serius pada bayi baru lahir,
karena dapat menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya
hipoksi otak. Bila tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan kerusakan pada susunan saraf pusat bahkan
sampai kematian.
 Kejadian hipoglikemi lebih sering didapat pada bayi dari ibu
dengan diabetes melitus.
 Glukosa merupakan sumber kalori yang penting untuk
ketahanan hidup selama proses persalinan dan hari-hari
pertama pasca lahir.
 Setiap stress yang terjadi mengurangi cadangan glukosa
yang ada
Diagnosis
Pemeriksaan klinis
Hipoglikemi sering asimtomatis, pada keadaan ini terapi sudah
harus dilakukan agar prognosis menjadi lebih baik.
Gejala yang sering terlihat adalah:
 tremor ("jitteriness")
 bayi lemah, apatis, letargik, keringat dingin
 sianosis
 kejang
 apne atau nafas lambat, tidak teratur
 tangis melengking atau lemah merintih.
 hipotoni
 masalah minum
 nistagmus gerakan involunter pada mata
MANAJEMEN
 Berikan glukose 10% 2 mL/kg secara IV bolus pelan
dalam lima menit
Infus Glukose 10% sesuai kebutuhan rumatan,
kemudian lakukan rujukan
 Anjurkan ibu menyusui. Bila bayi tidak dapat
menyusu, berikan ASI peras dengan menggunakan
salah satu alternatif cara pemberian minum
IKTERUS /
HIPERBILIRUBINEMIA

Pewarnaan kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa


yang terjadi karena meningkatnya kadar bilirubin
dalam darah. Disebut hiperbilirubinemia apabila
didapatkan kadar bilirubin dalam darah > 5 mg%
( 85 µmol/L)
PRINSIP DASAR
 Bayi sering mengalami ikterus pada minggu pertama
kehidupan, terutama bayi kurang bulan.
 Dapat terjadi secara normal atau fisiologis dan patologis.
 Kemungkinan ikterus sebagai gejala awal penyakit utama
yang berat pada neonatus.
 Peningkatan bilirubin dalam darah disebabkan oleh
pembentukan yang berlebihan dan atau pengeluaran yang
kurang sempurna.
PRINSIP DASAR
 Ikterus perlu ditangani secara seksama, karena bilirubin akan
masuk ke dalam sel syaraf dan merusak sehingga otak
terganggu dan mengakibatkan kecacatan sepanjang hidup
atau kematian (ensepalopati biliaris)
Langkah Promotif / Preventif

 Menghindari penggunaan obat pada ibu hamil yang dapat


mengakibatkan ikterus (sulfa, anti malaria, nitro furantoin,
aspirin)
 Penanganan keadaan yang dapat mengakibatkan BBLR.
 Penanganan infeksi maternal, ketuban pecah dini (Lihat Bab
Infeksi Maternal)
 Penanganan asfiksia, trauma persalinan.
 Pemenuhan kebutuhan nutrisi rumatan dengan minum ASI
dini dan ekslusif
Diagnosis
Anamnesis
 Riwayat ikterus pada anak sebelumnya
 Riwayat penyakit anemi dengan pembesaran hati, limpa
atau pengangkatan limpa dalam keluarga.
 Riwayat penggunaan obat selama ibu hamil
 Riwayat infeksi maternal, ketuban pecah dini
 Riwayat trauma persalinan, asfiksia.
 Riwayat infeksi maternal, ketuban pecah dini
Diagnosis
Pemeriksaan
 Pemeriksaan klinis dilakukan dengan pencahayaan yang
memadai. Ikterus akan terlihat lebih berat bila dilihat dengan
sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan yang
kurang. Tekan kulit dengan ringan memakai jari tangan untuk
memastikan warna kulit dan jaringan subkutan:
 Hari 1 tekan pada ujung hidung atau dahi;
 Hari 2 tekan pada lengan atau tungkai;
 Hari 3 dan seterusnya, tekan pada tangan dan kaki.
 Ikterus muncul pertama di daerah wajah, menjalar ke arah
kaudal tubuh, dan ekstremitas. Pemeriksaan penunjang
kadar bilirubin serum total saat tanda klinis ikterus pertama
ditemukan sangat berguna untuk data dasar mengamati
penjalaran ikterus ke arah kaudal tubuh.
Pemeriksaan
 Tentukan tingkat keparahan ikterus secara kasar dengan
melihat pewarnaan kuning pada tubuh metode Kremer.
Pemeriksaan kadar bilirubin
 Pemeriksaan tanda klinis lain seperti gangguan minum,
keadaan umum, apnea, suhu yang labil, sangat membantu
menegakkan diagnosis penyakit utama disamping keadaan
hiperbilirubinemianya.
 Tindak lanjut pada neonatus yang menderita
hiperbilirubinemia harus dilakukan setelah bayi dipulangkan
terutama pada 7 hari pertama pasca kelahiran.
 Bila ikterus menetap sampai minggu ke 2 pasca kelahiran,
dianjurkan untuk pemeriksaan kadar billirubin serum total
dan direk, serta kadar bilirubin dalam urin.
Pembagian ikterus menurut metode Kremer

Derajat Daerah Ikterus Perkiraan


kadar
Ikterus bilirubin
I Daerah kepala dan 5.0 mg%
leher
II Sampai badan atas 9.0 mg%
III Sampai badan bawah 11.4 mg%
hingga tungkai
IV Sampai daerah 12.4 mg%
lengan, kaki bawah,
lutut.
V Sampai daerah 16.0 mg%
telapak tangan dan
kaki
Perkiraan Klinis derajat ikterus

Usia Ikterus terlihat pada Klasifikasi


Hari 1 Setiap ikterus yang
terlihat­a­
Hari 2 Lengan dan tungkai b
Ikterus berat
Hari 3 dan Tangan dan kaki
seterus
nya

a
Bila ikterus terlihat di bagian mana saja dari tubuh bayi pada hari 1,
menunjukkan kondisi bayi sangat serius. Lakukan terapi sinar sesegera
mungkin, jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil pemeriksaan
kadar bilirubin serum.
b
Bila ikterus terlihat pada lengan dan tungkai sampai ke tangan dan kaki
pada hari 2, menunjukkan kondisi bayi sangat serius. Lakukan terapi sinar
sesegera mungkin, jangan menunda terapi sinar dengan menunggu hasil
pemeriksaan kadar bilirubin serum
Diagnosis banding

Pemeriksaan
Kemungkinan
Anamnesis Pemeriksaan penunjang / diagnosis
diagnosis
lain
 Timbul saat lahir Sangat Ikterus Hb < 13 g/dl, Ht < 39% Ikterus hemolitilk
sampai dengan hari ke Sangat pucat Bilirubin >8 mg/dl pada akibat
2 hari ke 1 atau inkompatibilitas
 Riwayat ikterus pada Kadar Bilirubin > darah
bayi sebelumnya 13mg/dl pada hari ke 2
 Riwayat penyakit ikterus/ kadar bilirubin
keluarga : ikterus, cepat
anemi, pembesaran Bila ada fasilitas:
hati, pengangkatan Inkompatibilitas gol.
limpa, defisiensi G6 PD Darah ABO atau Rh

 Timbul saat lahir Sangat Ikterus Lekositosis, leukopeni, Ikterus diduga


sampai dengan hari ke Tanda tersangka trombositopenia karena infeksi
2 atau lebih infeksi/sepsis berat/ sepsis
 Riwayat infeksi (malas minum, (tangani dugaan
maternal kurang aktif, tangis infeksi berat dan
lemah, suhu tubuh foto terapi bila
abnormal diperlukan)
Diagnosis banding

Pemeriksaan
Kemungkinan
Anamnesis Pemeriksaan penunjang /
diagnosis
diagnosis lain
 Timbul pada hari 1 Ikterus Ikterus akibat obat
 Riwayat ibu hamil
pengguna obat
 Ikterus hebat timbul pada Sangat ikterus Bila ada fasilitas: Ensefalopati
hari ke 2 Kejang Hasil tes Coombs bilirubin (Kern-
 Ensefalopati timbul pada Postur abnormal, positif ikterus) (obati
hari ke 3 - 7 letargi kejang dan tangani
 Ikterus hebat yang tidak Ensefalopati
atau terlambat diobati bilirubin)
 Ikterus menetap setelah Ikterus Faktor pendukung: Ikterus
usia 2 minggu berlangsung > 2 Urin gelap, feses pucat berkepanjangan
minggu pada bayi Peningkatan bilirubin (Prolonged
cukup bulan dan > direk ikterus)
3 minggu pada
bayi kurang bulan
 Timbul hari ke 2 atau lebih. Bayi tampak sehat Ikterus pada bayi
 Bayi Berat Lahir Rendah prematur
MANAJEMEN
 Ikterus fisiologis tidak memerlukan penanganan khusus dan dapat
rawat jalan dengan nasehat untuk kembali jika ikterus
berlangsung lebih dari 2 minggu.
 Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk menyusui secara
dini dan ASI eksklusif lebih sering minimal setiap 2 jam.
 Jika bayi tidak dapat menyusui, ASI dapat diberikan melalui pipa
nasogastrik atau dengan gelas dan sendok.
 Letakkan bayi ditempat yang cukup mendapat sinar mata hari
pagi selama 30 menit selama 3-4 hari. Jaga agar bayi tetap
hangat.
 Kelola faktor risiko (asfiksia dan infeksi) karena dapat
menimbulkan ensefalopati biliaris.
 Setiap Ikterus yang timbul sebelum 24 jam pasca kelahiran adalah
patologis dan membutuhkan pemeriksaan laboratorium lanjut;
minimal kadar bilirubin serum total, pemeriksaan kearah adanya
penyakit hemolisis.
 Pada bayi dengan Ikterus Kremer III atau lebih perlu dirujuk ke
fasilitas yang lebih lengkap setelah keadaan bayi stabil
Pedoman Hiperbilirubinemia pada Bayi
Usia Gestasi ± 34 minggu

Pediatrics 2005;115;824-5 59
Panduan untuk Terapi Sinar pada Bayi dengan
Usia Gestasi 35 Minggu atau Lebih

American Academy of Pediatrics, Juli 2004


60
… panduan untuk terapi sinar pada bayi dengan
usia kehamilan 35 minggu atau lebih

 Gunakan bilirubin total.


 Faktor risiko: penyakit hemolitik isoimun, defisiensi G6PD, asfiksia,
letargi, instabilitas suhu, sepsis, asidosis, atau albumin <3,0 g/dL
(jika diperiksa).
 Pada bayi sehat UG 35-37 6/7 minggu dapat menggunakan kadar
bilirubin serum total (BST) untuk intervensi pada garis risiko
menengah. Dapat dipilih untuk intervensi pada kadar BST lebih
rendah untuk bayi UG sekitar 35 minggu dan kadar BST yang lebih
tinggi pada UG sekitar 37 6/7 minggu.dgn faktor resiko.
 Dapat dipertimbangkan untuk menggunakan fototerapi
konvensional di rumah sakit atau di rumah bila kadar BST 2-3
mg/dL (35-50 mmol/L) di bawah grafik tersebut tetapi fototerapi di
rumah tidak dapat dilakukan pada bayi dengan faktor risiko.

61
Panduan terapi sinar berdasarkan kadar bilirubin serum (jika
fasilitas tersedia)

Saat timbul Bayi cukup bulan Bayi dengan faktor


ikterus sehat risiko
kadar bilirubin, mg/dl; (kadar bilirubin,
(umol/l) mg/dl;umol/l)

Hari ke 1 Setiap terlihat ikterus Setiap terlihat ikterus

Hari ke 2 15 (260) 13 (220)


Hari ke 3 18 (310) 16 (270)
Hari ke 4 20 (340) 17 (290)
dst

Faktor risiko : BBLR, penyakit hemolisis karena inkompatibilitas gologan


darah, asfiksia atau asidosis, hipoksia, trauma serebral, atau infeksi sistemik
Fototerapi dan Transfusi Tukar pada BBLSR
(Cashore WJ, Clin Pediatr 2000)

???
Memulai Berat (g) Pertimbangkan
fototerapi transfusi tukar
(mg/ dl) (mg/ dl)
5- 8 500 - 750 12- 15

6 - 10 750 - 1000 > 15

8 - 10 1000 - 1250 15 - 18

10 - 12 1250 – 1500 17 - 20

63
MASALAH PEMBERIAN MINUM
 Bayi yang semula minum baik menjadi malas
minum
 Bayi malas minum sejak lahir
 Berat bayi tidak naik
 Ibu cemas tentang cara pemberian minum,
terutama pada bayi kecil, atau bayi kembar
Diagnosis Banding

Kemungkinan
Anamnesis Pemeriksaan
diagnosis
Malas / tidak mau minum Bayi tampak sakit Curiga Infeksi
Sebelumnya minum dengan Tanda infeksi : (sepsis)
baik Kesulitan bernapas, suhu tubuh
Timbul 6 jam atau lebih tidak stabil, iritabel, kejang,
setelah lahir tidak sadar, muntah,
Riwayat infeksi maternal
Malas atau tidak mau Bayi berat lahir < 2500 gram Bayi kecil
minum, sebelumnya minum atau kehamilan kurang dari 37
baik minggu
Timbul sejak lahir
Ibu tidak dapat menyusui Bayi kelihatan sehat Cara pemberian
atau tidak berhasil minum salah
menyusui Kecemasan pada
Ibu cemas dan khawatir ibu
tidak dapat menyusui
Waktu timbul 1 hari atau
lebih
Diagnosis Banding

Kemungkinan
Anamnesis Pemeriksaan
diagnosis
Bayi regurgitasi, Celah antara palatum dan Celah langit-
beberapa kali tersedak mulut atau keluar minum lewat langit
dan batuk setelah minum hidung
Timbul pada hari ke 1
atau lebih
Bayi regurgitasi sejak Pipa lambung dapat masuk Iritasi lambung
pertama minum Bayi kelihatan sehat
Waktu timbul 1 hari
Air ketuban bercampur
mekonium
Bayi batuk, tersedak dan Pipa lambung tidak dapat Kelainan Bedah
regurgitasi sejak pertama masuk.
kali minum Keluar air liur atau cairan dari
Minum dimuntahkan mulut, walaupun tidak diberi
Waktu timbul sejak lahir minum
Memberi Minum Bayi Kecil

 Terangkan bahwa ASI nya adalah minuman


yang paling baik.
 Beri penjelasan bahwa bayi kecil mungkin
tidak dapat minum dengan baik pada hari-hari
pertama dan hal ini normal karena:
▪ Mudah capai dan menghisap masih lemah
▪ Menghisap dengan singkat kemudian berhenti
▪ Tertidur saat sedang minum;
▪ Ada waktu jeda yang cukup panjang antara hisapan
▪ Ingin minum lebih sering dibanding bayi yang lebih
besar.
 Yakinkan ibu bahwa menyusui dengan ASI
akan lebih mudah bila bayi sudah lebih besar
Memberi Minum Bayi Kecil
 Hendaknya ibu mengikuti prinsip umum menyusui ASI:
 Yakin bahwa bayinya disusui minimal 8 kali 24 jam (siang dan malam) sampai berat 2500 gram.
Bila bayi tidak dapat bangun sendiri sewaktu mau minum, hendaknya ibu membangunkannya
untuk menyusu.
 Bila bayi melepaskan hisapannya dari satu payudara berikan payudara lainnya
 Selalu memberi minum ASI sebelum memeras ASI. Bila perlu ibu dapat meningkatkan aliran ASI
dengan sedikit memeras sedikit ASI nya sebelum menempelkan bayi ke payudaranya.
 Biarkan bayi menyusu untuk waktu yang lebih lama. Ibu harus membiarkan waktu jeda yang
cukup panjang antara hisapan atau hisapan yang pelan dan lama. Jangan menghentikan bayi
menyusu selama bayi masih berusaha atau ingin tetap menyusu. Jangan memaksakan bila bayi
belum mau menyusu.
 Anjurkan agar ibu hanya memberi ASI untuk 4-6 bulan pertama.
 Bila bayi tidak menghisap dengan baik untuk menerima sejumlah ASI yang cukup, anjurkan ibu
untuk memberikan ASI peras dengan menggunakan alternatip cara pemberian minum dengan
cangkir, sendok atau pipa lambung.
 Bila suplai ASI cukup (dilihat bayi minum 6 kali atau lebih dalam 24 jam) tetapi berat bayi tidak naik
dengan adekuat (kurang dari 60 gram selama 3 hari), ibu hendaknya memeras ASI dalam dua
cangkir yang berbeda. Hendaknya ibu memberikan pertama kali kepada bayinya pertama kali ASI
peras dalam cangkir ke dua yang mengandung lebih kaya lemak kemudian baru ASI yang ada di
dalam cangkir bila bayi masih memerlukan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai