Anda di halaman 1dari 102

Dr.

Poppy Indriasari, Mked(Ped), SpA


BAYI BERAT LAHIR RENDAH
 BATASAN
Bayi lahir dengan berat < 2500 g
tanpa memandang masa gestasi

 PRINSIP DASAR
BBLR  kematian neonatal 29 % (SKRT’01)
Penyulit Hipotermia, Hipoglikemia,
Hiperbilirubinemia, Infeksi dan
gangguan minum
Penyebab
 Persalinan kurang bulan / prematur
 Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan

Faktor predisposisi
 Faktor ibu
 Faktor plasenta

 Faktor janin
Faktor Ibu :

 Umur ibu < 20 tahun atau > 35 tahun


 Jarak kehamilan < 1 tahun
 Ibu dengan keadaan:
 Mempunyai BBLR sebelumnya
 Melakukan pekerjaan fisik beberapa jam
tanpa istirahat
 Sangat miskin
 Kurang gizi
 Perokok, pengguna obat terlarang, alkohol
 Ibu hamil dengan:
 Anemia berat.

 Pre eklampsia atau hipertensi

 Infeksi selama kehamilan

 Kehamilan ganda
 Faktor Bayi

Bayi dengan:
 Cacat bawaan
 Infeksi selama dalam kandungan
Langkah Promotif / Preventif

 Mencegah persalinan prematur

 Periksa hamil teratur yang berkualitas

 Meningkatkan status nutrisi ibu


Pemeriksaan fisik
 Berat lahir < 2500 gram
 Kurang Bulan
 Tanda prematuritas (+)

Tulang rawan telinga belum terbentuk

Masih terdapat lanugo

Refleks refleks masih lemah

Alat kelamin luar


Pemeriksaan fisik

 Kecil untuk Masa Kehamilan :


 Tanda prematuritas (-)
 Kulit keriput
 Kuku lebih panjang
BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Bayi Kurang Bulan Bayi Cukup Bulan

Bayi Lebih Bulan


BBLR prematur murni
BBLR
Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)
Kecil untuk Masa
Kehamilan
TANDA PREMATURITAS Telinga
Kehamilan 32 minggu: Kehamilan 36 minggu-matur:
peningkatan kartilago daun telinga kaku,
lengkung luar daun lengkung terbentuk baik
telinga
Payudara

Kehamilan 28 minggu :
Tdk ada jaringan payudara
Areola samar

Kehamilan 32 minggu:
areola terlihat,
jaringan payudara kecil

Kehamilan 36 minggu:
36 weeks
areola gestation
terlihat baik, :
well-defined
nodul areola,
payudara
breast nodule
Genitalia perempuan
Kehamilan 32 minggu: Kehamilan 36 minggu-matur:
Deposit lemak pada labia mayora hampir menutupi
labia mayora meningkat labia minora

Prematur Matur
Genitalia Laki-laki

Kehamilan 28 minggu : Kehamilan 36 minggu-matur:


Testis masih tinggi di testis sudah turun, pigmentasi
scrotum skrotum meningkat
Telapak kaki

Kehamilan 36 minggu-matur:
Kehamilan 32 minggu : rajah pada hampir seluruh telapak
Rajah < 1/3 anterior kaki
Penilaian Klinik
TEMUAN
Anamnesis Pemeriksaan P. penunjang diagnosis
Lemah, < aktif
Malas minum,
Kulit teraba dingin
Terpapar
Kulit mengeras
suhu rendah Suhu < 36,5 0 C Hipotermi
kemerahan
< 2 hari
Frek. jantung < 100 X
Napas pelan dan
dalam
Lahir - hari ke 3 Kejang, tremor, letargi GDS < 45 mg/dL Hipoglikemia
ibu DM atau tidak sadar (2.6 mmol/L)

Lahir - hari ke 3 Kulit , konjungtiva Ikterus


> 3 minggu. berwarna kuning
Riwayat Maternal Pucat
Penilaian Klinik

TEMUAN
Anamnesis Pemeriksaan P.Penunjang Diagnosis
Tidak berhasil Bayi kelihatan bugar Kenaikan berat bayi Masalah
menyusui kurang 20 gram/hari pemberian
Malas / tidak mau selama 3 hari minum
Sejak lahir
Ibu demam Hiper/ hipotermi Laboratorium darah : Infeksi / Sepsis
KPD letargi/kurang aktip Lekosit
Persalinan tindakan Gangguan napas trombosit
Asfiksia Ikterus Darah tepi
Malas minum Sklerema/skleredema
Kejang
Bayi KMK /> bulan + Tali pusat berwarna Pemeriksaan SAM
+ mekonium kuning kehijauan radiologi
Riwayat asfiksia (Jika ada fasilitas)
Manajemen Umum
 Stabilisasi suhu, Jaga jalan napas

 Nilai segera kondisi bayi

 Kelola kondisi spesifik / komplikasinya


Bayi 1750 – 2500 grm
Bayi Sehat
 Menerima ASI  cukup
 Timbang bayi setiap hari,
BB 1750 - 2500 g  penurunan < 10%.
 Bila beratnya naik 20 g/hari  3 hari
timbang bayi 2 kali seminggu.
 Jika tidak  Masalah kenaikan BB tidak
adekuat
Bayi Sakit
 + Gangguan napas, minum, kejang 
rujuk.
 Bila perlu cairan IV  24 jam I
 Berikan cairan IV dan ASI menurut umur

Bayi <1750 gram  rujuk


Jumlah cairan rumatan yang dibutuhkan bayi (mL/kg)
Hari ke
1 2 3 4 5+
Berat
> 1500 g 60 80 100 120 150
< 1500 g 80 100 120 140 150

Jumlah cairan IV dan ASI untuk bayi sakit 1750 - 2500 g

U m u r (hari)
Pemberian 1 2 3 4 5 6 7
Kecepatan cairan IV (mL/jam atau 5 4 3 2 0 0 0
tetes mikro/menit)
Jumlah ASI setiap 3 jam (mL/kali) 0 6 14 22 30 35 38
Pemantauan
 ↑ berat badan & pemberian minum
- Berat lahir tercapai 14 hari
Peningkatan BB 20-35 g/hari
- Bila ASI penuh, > 7 hari
- Tingkatkan ASI 20 cc/KgBB/hr 
180 – 200 cc/KgBB/hr
- Kenaikan BB tdk adekuat  masalah
 Tanda kecukupan asi

 Pemulangan penderita
1. HIPOTERMI
 Batasan
Suhu tubuh kurang dari 36.5ºC.

 Prinsip dasar
BBLR >> Hipotermi
Sebab  paparan suhu rendah
Tanda bahaya.
Mekanisme :
Otak Bayi Prematur !!!
hyperthermia

Moderate hypothermia
Metode kehilangan panas :
1. Evaporasi : Kehilangan panas ke udara di dalam
ruangan melalui kulit atau selaput mukosa (kulit
basah karena cairan amnion)
2. Konduksi : Terjadi jika BBL diletakkan pada
permukaan yang dingin dan padat (alas bayi)
3. Radiasi : panas berpindah dari BBL ke benda padat
lainnya tanpa melalui kontak langsung (lemari besi)
4. Konveksi : Kehilangan panas dari kulit BBL ke
udara yang bergerak (dekat jendela,AC)
CONVECTION
RADIATION
Langkah Promotif/Preventif

 Ruang hangat , bebas aliran angin.


 Jangan letakkan pada /dekat benda dingin
 Jaga bayi tetap hangat
 Tetap berpakaian atau diselimuti setiap saat,
 Berikan tambahan kehangatan bila perlu
 Ukur suhu tubuh sesuai jadwal
Cara menghangatkan bayi
CARA PETUNJUK PENGGUNAAN
Kontak kulit - Untuk semua bayi
- Apabila cara lain tidak mungkin dilakukan
Metode Kanguru - BB < 2500 g,
- Tidak sakit berat .
Pemancar panas - Untuk bayi sakit / BB ≥ 1500 g
- Untuk pemeriksaan bayi, tindakan, atau hipotermi

Lampu - Bila tidak tersedia pemancar panas ,


penghangat
Inkubator - BB < 1500 g
- bayi sakit berat
Boks penghangat - Bila tidak tersedia inkubator,

Penghangat - Untuk merawat bayi dengan berat < 2500 g


Ruanganan - Tidak untuk bayi sakit berat
Perawatan Metode Kanguru
 tiga komponen:
1. Kontak kulit dengan kulit antara bagian
depan tubuh bayi dengan dada dan perut
ibu dalam baju kanguru.
2. ASI eksklusif

3. Memberikan dukungan terhadap ibu dan


bayi
Keuntungan Perawatan Metode Kanguru
bagi Ibu :
 Ibu menjadi lebih dekat dengan bayinya
secara emosional
 Ibu menjadi merasa mampu merawat bayinya

 Produksi ASI cukup / banyak sehingga tidak


perlu tambahan susu formula
 Ibu percaya diri, sindroma ASI kurang (-)

 Menghemat pengeluaran biaya Rumah


Tangga
Keuntungan Perawatan Metode Kanguru
bagi Bayi :
 Pernapasan bayi menjadi teratur dan stabil
 Suhu bayi meningkat dan stabil pada suhu
normal (36,5 -37,50C)
 Mengurangi kejadian infeksi (terutama
infeksi saluran napas dan cerna)
 BBLR menetek dengan baik dan berat badan
meningkat dengan cepat
 Istirahat / tidur bayi lebih banyak
 Bayi merasa aman dan nyaman
Posisi Perawatan Bayi BBLR

Kepala menoleh
Bayi diantara Ke satu sisi
payudara ibu

Posisi
“Kaki kodok”
Ayah juga dapat berperan dalam perawatan metode kangguru
(Kangaroo Mother Care, WHO, 2003)
Kotak penghangat.
Radiant warmer
Suhu kamar untuk bayi dengan pakaian

BB Suhu ruangan
1500 – 2000 g 28 – 30oC
> 2000 g 26 – 28oC

Catatan: jangan digunakan untuk bayi < 1500 g


Diagnostik
Anamnesis
 Riwayat
- bayi tidak dikeringkan
- tidak dijaga kehangatannya.
- terpapar lingkungan yg dingin
- melakukan tindakan
tanpa tambahan kehangat.
Klasifikasi Hipotermi

Temuan
Anamnesis Pemeriksaan Klasifikasi
- suhu lingkungan rendah - 32ºC – 36.4ºC Hipotermia sedang
- < 2 hari - Gangguan napas
- Denyut jantung<100 X/mnt
- Malas minum, Letargi
- suhu lingkungan rendah - Suhu tubuh < 32ºC Hipotermia berat
- < 2 hari - Tanda lain hipotermia sedang
- Kulit teraba keras
- Napas pelan dan dalam
- Paparan suhu berlebihan (-) - Suhu tubuh berfluktuasi Suhu tubuh tidak
antara 36ºC - 39ºC meskipun stabil
berada di suhu lingkungan ( Dugaan sepsis)
yang stabil
- Fluktuasi terjadi sesudah
periode suhu stabil
Manajemen
Hipotermi berat
 Hangatkan bayi
 Hindari paparan panas yang berlebihan
 Pasang jalur IV
 Periksa kadar glukose darah, sampel darah
 Nilai tanda bahaya
 Kelola jika ada penyulit lain  g. napas,
hipoglikemi, infeksi
 Anjurkan ibu menyusui segera setelah bayi siap
 Periksa suhu tubuh bayi setiap jam- 2 jam.
 Periksa juga suhu alat.
Hipotermi Sedang

 Hangatkan bayi
 Berikan ASI.
 Periksa kadar glukose darah.
 Nilai tanda bahaya,
 Periksa suhu tubuh bayi setiap jam- 2 jam
 Jika suhu tidak naik /<0,50C  sepsis?
 Jika suhu tlh normal  12 jam
 Jika tidak ada masalah lain  rwt. jalan
2. HIPOGLIKEMI
Batasan
Kadar glukose darah < 45 mg/dL (2,6 mmol/L)
Prinsip Dasar
 Glukosa merupakan sumber kalori
 Setiap stress  cadangan glukosa
 BBLR  cadangan glukosa
 BBLR  Hipoglikemi  kejang  hipoksia otak
Diagnosis
Anamnesis
 Riwayat bayi asfiksia, hipotermi, hipertermi ,
g. pernapasan, prematur, KMK , BMK , PJB
 Riwayat bayi dengan ibu DM
Pemeriksaan klinis
 Asimtomatis,
 Tremor , lemah, apatis ,letargik, keringat
dingin, sianosis
 Apne atau nafas lambat, tidak teratur,
masalah minum
 Tangis melengking atau lemah merintih.
 Kejang, hipotoni , nistagmus
Manajemen

 Bolus glukose 10% 2-5 mL/kg IV (5


menit).
 Jika jalur IV tidak dapat  NGT

 Infus glukose 10% sesuai kebutuhan


rumatan kemudian dirujuk
 Berikan ASI.

 Penanganan penyulit
3.IKTERUS/
HIPERBILIRUBINEMIA
Batasan :
Pewarnaan kuning di kulit, konjungtiva dan
mukosa
Hiperbilirubinemia : bilirubin > 5 mg% ( 85
µmol/L).
Prinsip Dasar
 Ikterus > minggu pertama kehidupan, bayi krg
bulan.
 Normal/ fisiologis dan patologis.
 Gejala awal penyakit.
 Sebab: pembentukan >, pengeluaran <
 Bilirubin sel syaraf  otak terganggu 
cacat/ kematian
Langkah Promotif/Preventif
 Menghindari penggunaan obat pada ibu
hamil
 Penanganan penyebab BBLR.
 Penanganan infeksi maternal, KPD.
 Penanganan asfiksia , trauma persalinan.
 Pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Diagnostik
Anamnesis
 Riwayat ikterus ,anemi.
 Riwayat penggunaan obat, infeksi
maternal, ketuban pecah dini
 Riwayat trauma persalinan, asfiksia.
Pemeriksaan
 Pemeriksaan pencahayaan yang memadai.
Tekan hidung / dahi; lengan / tungkai;
tangan& kaki.
 Ikterus : wajah  kaudal tubuh, dan
ekstremitas.
 Pemeriksaan penunjang: bilirubin serum.

 Tentukan tk keparahan metode Kremer.


Pembagian ikterus menurut metode Kremer
Derajat Daerah Ikterus Perkiraan
Ikterus kadar
bilirubin
I Daerah Kepala dan leher 5,0 mg
%
II Sampai badan atas 9,0 mg%
III Sampai badan bawah 11,4 mg%
hingga tungkai
IV Sampai daerah lengan, 12, 4 mg
kaki bawah, lutut. %
V Sampai daerah telapak 16,0
tangan dan kaki mg%
Diagnosis banding ikterus
Temuan
Anamnesis Pemeriksaan P. Penunjang Diagnosis
Saat lahir - hari ke 2 Sangat Ikterus Hb < 13 g/dl, Ikterus
Riwayat ikterus Sangat pucat Ht < 39% hemolitilk
Riwayat penyakit
keluarga
Saat lahir - hari ke 2/> Sangat Ikterus Lekositosis, Ikterus diduga
Infeksi maternal Tanda infeksi lekopeni, infeksi/ sepsis
(malas minum, trombositopenia
<aktif, lemah,
suhu abnormal)
Timbul pada hari 1 Ikterus Ikterus akibat
Riwayat ibu obat
pengguna obat
Temuan
Anamnesis Pemeriksaan P.Penunjang Diagnosis
Ikterus hebat hari ke 2 Sangat ikterus Ensefalopati
Ensefalopati hari ke 3 - 7 Kejang bilirubin
Ikterus hebat yang tidak Postur abnormal,
atau terlambat diobati letargi
Ikterus menetap setelah Ikterus berlangsung > 2 Urin gelap, Ikterus
usia 2 minggu mg bayi ckp bl 3 minggu feses pucat. berkepanjangan
bayi < bl
hari ke 2 /> lebih. Bayi tampak sehat Ikterus pada bayi
BBLR prematur
Hari ketiga bayi cukup bulan, berat Ikterus fisiologis
lahir lebih 2500 gram,
tampak sehat
Pemeriksaan penunjang

 Puskesmas : pemeriksaan atau


penajaman klinis
sangat diutamakan
 Bila tersedia : gol darah, kadar biliribun
Manajemen

 Ikterus fisiologis  rawat jalan


 ASI dini dan ekslusif & > sering

 Bayi dapat cukup sinar mata hari pagi.

 Kelola faktor risiko

 Rujuk jika:

Ikterus timbul dalam 24 jam I.


Ikterus kremer III/>
Faktor risiko :
BBLR, inkompatibilitas, asfiksia /asidosis,
hipoksia, trauma serebral, atau infeksi
Pemulangan dan pemantauan lanjutan :
Nasehati ibunya mengenai pemberian
minum dan membawa kembali jika menjadi
semakin kuning
4. MASALAH PEMBERIAN MINUM.
 Prinsip Dasar
 Masalah minum : BBL, BBLR,sakit berat.

 Mengurangi risiko sakit & tumbang bayi.

 Masalah paling sering


 Semula minum baik menjadi malas minum

 Malas minum sejak lahir

 Berat bayi tidak naik

 Ibu cemas
Langkah Promotif / Preventif

 Perawatan antenatal.

 Mencegah kelahiran BBLR

 Penanganan infeksi maternal

 Perawatan pasca natal


Diagnostik
 Anamnesis
 Riwayat cara pemberian minum bayi

 Riwat terjadinya masalah pembeian


minum
 Riwayat penimbangan bayi

 Riwayat infeksi maternal , KPD


Diagnosis Banding Masalah minum
Temuan
Anamnesis Pemeriksaan Diagnosis
Malas / tdk mau minum, Bayi tampak sakit Curiga Infeksi
Sebelumnya baik Tanda infeksi :
6 jam/ > Kesulitan bernapas, suhu tubuh tidak
Infeksi maternal , stabil, iritabel, kejang, tidak sadar,
Ketuban pecah dini muntah,
Malas / tdk mau minum, Bayi berat lahir < 2500 gram atau bayi kecil
sebelumnya baik kehamilan < 37 minggu
Sejak lahir
Ibu tdk dpt/ tidak berhasil · Bayi kelihatan sehat Cara pemberian
menyusui minum salah
Ibu cemas & kawatir Kecemasan pada
Hari 1 / lebih ibu
Diagnosis Banding Masalah minum

Temuan
Anamnesis Pemeriksaan Diagnosis
Regurgitasi, Celah palatum - mulut Celah langit-langit
Tersedak & batuk keluar minum lewat hidung
setelah minum
Hari ke 1 atau lebih
Regurgitasi sejak Pipa lambung dapat masuk Iritasi lambung
pertama minum Bayi kelihatan sehat
· Hari 1
·Air ketuban bercampur
mekonium
Regurgitasi , batuk, Pipa lambung tidak dapat masuk. Kelainan Bedah
tersedak pertama kali Keluar air liur atau cairan dari mulut
minum
Sejak lahir
Manajemen Umum
 Bila bayi malas minum sejak pertama

 infeksi  persiapan rujuk.


 Kemungkinan kelainan bedah

pasang jalur infus , tunda minum.


Persiapan rujukl
 Bila pipa lambung berhasil masuk,

 pastikan pipa masuk kelambung,


kemungkinan diagnosis  dirujuk
Manajemen Khusus
Ibu tidak dapat / tidak berhasil menyusui

Kecemasan pada ibu


 Memberikan pengertian & pemberian ASI yang
tepat.
 Perhatikan & catat berat bayi setiap hari
 BB meningkat minimal 60 gr /3 hari  ASI cukup.
 BB meningkat < 60 gr/3hari  tidak adekuat.
 Periksa penyebab berat tidak naik sebelumnya
 Apakah sesuai rencana.

 Apakah suhu lingkungan bayi optimal.

 Cari tanda infeksi  pengobatan.

 Bila tidak ditemukan penyebab pasti  Tingkatkan


ASI
 Bila kenaikan berat masih < 20 gram/ hari
 Tambahan susu peras.

 Bila tidak dapat  beri 10 ml pengganti ASI.

 Jika BB meningkat 20 gr/ hr (3 hr) turunkan


PASI stop.
DUKUNGAN PSIKOLOGI BAGI IBU
untuk MENYUSUI

Motivasi ibu
Pedoman Menyusui yang Baik dan Benar

 Berikan ASI
 Setelah 30 menit setelah melahirkan

 Kolostrum

 Sesering mungkin & semau bayi

 Secara eksklusif

 Dari kedua payudara

 Ibu sekamar dengan bayi


 Perhatikan posisi menyusui
Bagaimana Posisi Menyusui
yang Benar ?
1. Bayi tenang

2. Mulut bayi terbuka


lebar & menutupi
daerah gelap sekitar
putting susu
3. Perut bayi menghadap
ke perut ibu

4. Dagu bayi
menempel ke payudara

5. Telinga & lengan bayi


berada dlm satu garis lurus
Posisi Perlekatan yang benar
CALM
Bibir melipat keluar Mulut bayi terbuka lebar

Bagian
Dagu bawah
menyentuh areola
payudara tidak
terlihat
Memeras ASI, memberi minum dengan gelas
(Konseling menyusui, WHO 2004)
TETAP MENYUSUI
PADA BAYI-BAYI BERMASALAH

 BBLR atau bayi prematur


 BAYI KEMBAR
 BAYI SUMBING
 BAYI SAKIT
 BAYI IKTERUS
Memberi Minum BBLR/ Prematur

 ASI terbaik, termudah.


 Bayi kecil mungkin tdk dpt minum baik
 Prinsip umum menyusui ASI:
 minimal 8 kali 24 jam
 Bila bayi melepaskan hisapannya dari satu
payudara berikan payudara lainnya
 Selalu memberi minum ASI sebelum peras ASI.
 Biarkan bayi menyusu untuk waktu lebih lama..
 Anjurkan agar ibu hanya memberi ASI untuk 4-6
bulan pertama.
 Tidak menghisap dg baik / BB tak naik adekuat 
ASI peras
 Komposisi ASI dari ibu yang melahirkan BBLR
kurang bulan berbeda dengan ASI dari ibu yang
melahirkan bayi cukup bulan
 Bila bayi tidak bisa
menghisap ASI, ASI peras
bisa diberikan melalui
sonde, sendok atau
pipet/alat tetes (metode saat
ini dengan “CUP”/ cangkir
kecil)
Memberi Minum Bayi Kembar

 Yakinkan ASI nya cukup untuk kedua


bayinya.
 Memerlukan waktu utk menyusui mantap

 Yakin bahwa bayi yang lebih lemah dpt cukup


ASI
 Beri ASI peras jika perlu

 Secara bergantian menggilir payudara.


BAYI KEMBAR
POSISI SEPERTI MEMEGANG
BOLA
Football or clutch position
Cradle-V position
BAYI DENGAN BIBIR SUMBING

 TETAP DIBERI ASI :


untuk pertumbuhan yang optimal siap
menjalani operasi bibir sumbing

 KEUNTUNGAN MENYUSUI :
MELATIH KEKUATAN OTOT RAHANG DAN
LIDAH
POSISI YG DIANJURKAN PADA
BAYI DENGAN BIBIR SUMBING

 POSISI IBU DUDUK DENGAN BAYI TEGAK / VERTIKAL


 PEGANG PUTTING DAN AEROLA SELAGI MENYUSUI,
UNTUK MEMBANTU BAYI MENDAPAT ASI CUKUP
 IBU JARI IBU SEBAGAI PENYUMBAT CELAH BIBIR BAYI
 SUMBING PADA BIBIR DAN LANGIT-LANGIT :
 SENDOK / PIPET
 DOT KHUSUS
BAYI IKTERUS

 IKTERUS AKAN LEBIH BURUK PADA BAYI YG TIDAK


MENDAPAT ASI
 ASI MEMBANTU AGAR IKTERUS TIDAK MENJADI
PARAH
 BAYI HARUS MULAI MENYUSU LEBIH AWAL,
SEGERA SETELAH DILAHIRKAN (kolostrum)
 HARUS SERING DIBERI ASI TANPA BATASAN
 BAYI YANG DIBERI SUSU PERAS HARUS MENDAPAT
20% ASI LEBIH BANYAK
Perawatan payudara
 Pastikan puting susu dan areola mamae selalu dalam
keadaan bersih
 Gunakan kain bersih untuk menyeka puting susu
dan gunakan sedikit ASI sebagai pelembab
 Lecet dan retak bukan alasan untuk menghentikan
pemberian ASI, ajarkan cara menyusukan yang
benar untuk menghindarkan lecet/retak dan
kurangnya asupan untuk bayi
 Ajarkan cara untuk mengenali dan mencari
pertolongan bila terjadi bendungan ASI atau
mastitis
MASALAH-MASALAH
DALAM MENYUSUI
1. PUTING SUSU DATAR/ TERBENAM
- Usahakan puting susu keluar dengan tangan atau dengan
pompa
- Jika tidak bisa tetap disusui dengan menekan aerola
membentuk dot
- alternatif akhir : peraslah susu dan berikan dalam “cup”

2. PUTING SUSU TIDAK LENTUR


- Dapat diatasi seperti pada putting susu terbenam
3. PUTING SUSU LECET

- Jika masih memungkinkan tetaplah menyusui


- Jika nyeri parah, istirahatkan (24 jam) dan peras
- dengan tangan (jangan menggunakan pompa)
- cegah terjadinya putting lecet :
- olesi puting susu dengan ASI
- tidak membersihkan putting susu dengan sabun,
alkohol atau obat-obatan yang merangsang puting
susu
4. PAYUDARA BENGKAK

 Cegah dengan selalu memberikan ASI “on demand”


 Bayi TETAP disusui, sehingga mengurangi rasa
membengkak
 Setiap kali menyusui payudara harus sampai kosong
 Gunakan BH yang dapat menopang dengan nyaman
 Kompres dingin dapat mengurangi rasa tidak enak/ nyeri
5. SALURAN SUSU TERSUMBAT
cegah dengan :
• Perawatan payudara pasca persalinan secara
teratur.
• Memakai BH yang menopang dan tidak
terlalu ketat.
• Mengeluarkan ASI dengan tangan atau
pompa bila setelah menyusui payudara masih
terasa penuh.
Bila ibu merasa nyeri, dapat dikompres dengan air
hangat dan dingin.

KOMPRES HANGAT sebelum


menyusui supaya bayi lebih mudah mengisap
putting susu

KOMPRES DINGIN setelah


menyusui untuk mengurangi rasa nyeri dan
pembengkakan.
6. MASTITIS DAN ABSES PAYUDARA

• Dokter memberikan pengobatan ANTIBIOTIKA dan


SIMPTOMATIK terhadap nyeri.
• KOMPRES AIR HANGAT.
• ibu CUKUP ISTIRAHAT DAN BANYAK MINUM.
• sebelum terbentuk abses, menyusui harus terus
diteruskan, dimulai dari bagian yang sakit.
Jika sudah terjadi abses, payudara yang sakit tidak boleh
disusukan, mungkin perlu juga tindakan bedah. Tapi
payudara yang sehat harus tetap digunakan menyusui,
dengan perawatan dan kebersihan yang sebaik mungkin.
Teknik Pengeluaran dan Penyimpanan ASI
 Indikasi
 Kurang pengalaman ibu

 Pembengkakan payudara

 Neonatus sakit dan berisiko yang memerlukan


asupan alternatif
 Tempat kerja tidak layak untuk menyusui dan ASI
harus disimpan
 Meningkatkan produksi ASI.

 Mencegah dan melegakan pembengkakan payudara.


Panduan Penyimpanan ASI
Milk Storage Methods and Their Maximum Storage Times
Waktu Penyimpanan
Metode Penyimpanan
Maksimal
Suhu Kamar 1 jam

Lemari pendingin (-4°C/24°F) 48 jam


Lemari pembeku (Lemari es 1
Tidak dianjurkan
pintu)
3 bulan untuk Neonatus
Lemari pembeku (Lemari es 2 tidak sehat
pintu) 6 bulan untuk neonatus
sehat

Anda mungkin juga menyukai