Anda di halaman 1dari 60

DETEKSI DINI MASALAH &

PENYULIT KALA III-IV


PERSALINAN & BBL

Sultanah Zahariah
Akademi Kebidanan Jember
Kontrak Pembelajaran
*Pokok Bahasan: Deteksi dini
Persalinan dengan penyulit
kala III dan IV serta BBL
*Kontrak waktu : 150 menit
*Metode : CTJ
*Evaluasi : tes sumatif
CAPAIAN
Pembelajaran
Pada akhir pembelajaran
mahasiswa semester III
mampu melakukan Deteksi
dini Persalinan dengan
penyulit kala III dan IV serta
BBL
TAMBAHAN DETEKSI DINI PENYULIT KALA I & II

RUPTUR UTERI
Merupakan robekan atau diskontinuitas dinding
rahim akibat dilampauinya daya regang
miometrium.
Penyebab ruptura uteri adalah disproporsi janin dan
panggul, partus macet atau traumatik.
Robekan tersebut dapat mencapai kandung kemih
dan organ vital di sekitarnya.
Gejala: wanita dalam persalinan lama mengeluh
nyeri hebat pada perut bawah, diikuti dengan
syok dan perdarahan pervaginam.
Klasifikasi

Ruptur uteri komplit : dimana dinding


uterus robek, lapisan serosa(peritoneum)
robek sehingga janin dapat berada dalam
rongga perut.
Ruptur uteri inkomplit : dinding uterus
robek sedangkan lapisan serosa tetap utuh
DETEKSI DINI PENYULIT KALA III & IV
PERSALINAN
Temuan Rencana asuhan
Retensio Plasenta: Plasenta tampak  PTT; dorsokrania;
Plasenta tidak lahir setelah 30’ ibu meneran  lahirkan plasenta 
sejak bayi lahir (15’ setelah massage
oksitosin kedua) Plasenta tidak nampak  VT 
plasenta di vagina  keluarkan sambil
dorsokranial
plasenta di dalam uterus 
perdarahan minimal  pasang infus;
rujuk; dampingi ibu
Plasenta di dalam uterus dengan
perdarahan banyak  pasang infus;
plasenta manual; jika tidak dapat
dilakukan plasenta manual  rujuk;
dampingi; tawarkan bantuan di RS
Temuan Rencana asuhan
Avulsi (Tali Pusat Putus): Cek kontraksi
Tali pusat putus Minta ibu mengejan saat ada
Plasenta tidak lahir kontraksi
Lahirkan plasenta dengan ptt dan
tekanan dorsokranial
Massage uterus
Jika tidak lahir dalam 30’ sejak bayi
lahir  tata laksana retensio plasenta
Sisa plasenta (tertinggal di VT  keluarkan selaput ketuban
dalam uterus): danbekuan darah
Tepi lateral plasenta tidak Massage uterus
dapat diraba/dikenali jika perdarahan banya; kontraksi
Selaput ketuban tidak uterus baik  cek kemungkinan laserasi
lengkap
Perdarahan pasca
persalinan
Temuan Rencana asuhan
Atonia Uteri: Tata laksana atonia uteri:
Perdarahan pasca salin KBI
Uterus lembek KBE
Pasang infus drip oksitosin
Injeksi ergometrin/ misoprostol per
rektal
KBI ulang/ KAA
Kondom kateter
Rujuk
Dampingi ibu
Robekan jalan lahir: Pemeriksaan jalan lahir
Perdarahan pasca salin Laserasi derajat 1 & 2  penjahitan
Plasenta lengkap Laserasi derajat 3 & 4/ robekan
Uterus berkontraksi serviks:
Pasang infus
Rujuk
Dampingi ibu
Temuan Rencana asuhan
Syok: Posisi miring kiri
Nadi > 100x/menit naikkan tungkai (posisi syok)
Sistolik < 90mmHg pasang infus RL/NS 1 L/ 15-20 menit
Pucat pertama; lanjut hinga 2L dalam 1 jam
Keringat dingin; kulit pertama  lanjut 500cc/jam
lembab Rujuk
Rr > 30x/menit Dampingi ibu
Gelisah, delirium/ tidak
sadar
Urine < 20 cc/jam
Dehidrasi: Anjurkan ibu minum
Nadi > 100x/menit Lakukan pemantauan kala IV
S > 38 derajat Celcius Jika jam pertama tidak membaik,
Urin < 20 cc/ jam dan pasang infus RL/NS 500 cc/jam
pekat Jika suhu tetap tinggi  tata laksana
infeksi
Rujuk
Dampingi ibu
Temuan Rencana asuhan
Infeksi: Posisi miring kiri
Nadi > 100x/menit Pasang infus RL/NS 500cc/jam
S > 38 derajat celcius Berikan ampisilin/ amoksilin 2gram
Keringat dingin per oral
Lochea berbau Rujuk
Dampingi ibu

Preeklampsia: Nilai TD tiap 15 menit


TD > 140/90 mmHg Jika diastolik > 110 mmHg, pasang
Proteinuria + infus RL/NS 100 cc/jam
Miring kiri
MgSO4 Loading dose
Rujuk
Dampingi ibu
Temuan Rencana asuhan

Retensi urine: Kosongkan kandung kemih


Teraba bantalam air (kateterisasi jika perlu)
suprasimfisis Massage uterus
TFU di atas pusat Jika terdapat perdarahan  cek
Uterus terdorong ke kanan penyebabnya
Inversio Uteri
KLASIFIKASI INVERSIO UTERI

Sampai dengan OUI


Tingkat I

●Teraba fundus hilang/ terdapat lekukan



●Seluruh endometrium terbalik, tidak
Tingkat II nampak di vulva
●Fundus uteri tidak teraba


●Seluruh endometrium terbalik, hingga
Tingkat III nampak di vulva
●Fundus sama sekali tidak dapat diraba

PENYEBAB INVERSIO UTERI

Spontan

Tekanan
Kelemahan
Grande intra
Atoni uteri alat
multipara abdominal
kandungan
yang tinggi
FAKTOR PREDISPOSISI

Tonus otot rahim yang lemah


Tekanan atau tarikan pada fundus (tekanan
intraabdominal, tekanan dengan tangan, tarikan
pada tali pusat)
Canalis servikalis yang longgar.
Gejala Klinik

Fundus
Syok neurogenik perdarahan
menghilang
PENATALAKSANAAN
Ask for help

Memberikan tokolitik/MgSO4

Reposisi Manual

Manual plasenta (jika plasenta belum lepas)

Tangan dipertahankan di dlm uterus sambil diberikan uterotonika (infus/IM)  Tangan


dilepaskan

Antibiotika & transfusi darah

Reposisi manual gagal  laparatomi/ histerektomi


Reposisi manual
Haemoragic Postpartum
(HPP)
adalah kehilangan darah sebanyak 500 mL
atau lebih dari genitalia setelah
melahirkan
JENIS & PENYEBAB

HPP ●
Uterus atonik
Trauma genital
PRIMER


Inversi uterus
(<24JAM)

HPP ●
Fragmen plasenta atau selaput ketuban yang
tertahan
SEKUNDER ●


Pelepasan jaringan mati setelah persalinan macet
Terbukanya luka pada uterus
(> 24JAM-6 MGG PP)
PENATALAKSANAAN
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam
menolong persalinan dengan komplikasi
perdarahan postpartum adalah sebagai
berikut :
Menghentikan perdarahan.
Mencegah timbulnya syok.
Mengganti darah yang hilang.
SYOK KEBIDANAN
* Syok adalah berkurangnya darah dalam
peredaran darah umum disertai gangguan
perfusi darah dalam jaringan pada tingkat
pembuluh-pembuluh darah kapiler jaringan
tubuh

* Syok obstetric adalah syok yang dijumpai


dalam kebidanan yang disebakan baik oleh
perdarahan, trauma dan sebab-sebab lain
Syok Hemoragik

Syok Neurogenik

Syok Kardiogenik

JENIS SYOK Syok Endotoksik/ Septik

Syok Anafilaktik

Syok oleh sebab lain (emboli, kombinasi)


GEJALA & PENATALAKSANAAN
GEJALA UMUM

PENATALAKSANAAN UMUM
TD menurun

Nadi cepat & lemah

Airway
Pucat, keringat dingin, sianosis ekstrimitas

Sesak nafas, pengelihatan kabur, gelisah, oliguria/anuria


Breathing

Circulation
ROBEKAN JALAN LAHIR

Biasa terjadi pada persalinan


• Manipulatif
• Traumatik
• Sebagai akibat episiotomi, robekan perineum
spontan, trauma forceps atau vacum
ekstraksi, atau karena versi ekstraksi
TANDA DAN GEJALA
ROBEKAN JALAN LAHIR

Tanda dan gejala yang selalu ada

darah segar Uterus


Pendarahan yang Mengalir Plasenta
segera setelah
kontraksi
segera baik
bayi lahir baik
PENYEBAB
ROBEKAN JALAN LAHIR

Partus
presip
F. ●
Janin F. ●
Cara
memi
F.
itatus besar

Menge Ma ●
Prese Jan mpin
menge Pe
jan
terlalu
kuat
ter ntasi
defle
in ●
jan
Tindak nol
an

Perine
um nal ksi
mendo on
rapuh

Prese rong
dan
odema
ntasi fundus g

Primi Boko ●
Ketera
para ng mpilan

Kesem menah

Disto
pitan an
PBP sia perine

Varise Bahu um
s
Vulva

Kelai ●
Anjura

Kelent nan n
uran Kong posisi
jalan mener
lahir enital an
ROBEKAN PERINEUM

- Derajat I: sampai mukosa vagina, komisura posterior tanpa


mengenai kulit perineum.
- Derajat II: mengenai mukosa vagina, komisura posterior,
kulit perineum dan otot perineum
- Derajat III: mengenai mukosa vagina, komisura posterior,
kulit perineum, otot perineum hingga otot sfingter ani
*IIIa: Ruptura <50% ketebalan sfingter ani
eksterna
*IIIb: Ruptura >50% ketebalan sfingter ani
eksterna
*IIIc: Ruptura melibatkan sfingter ani eksterna dan
interna
- Derajat IV : mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum, otot sfingter ani sampai ke dinding depan rektum
Robekan perineum...

Derajat Laserasi
Penatalaksanaan

Robekan perineum tingkat I & II


Dapat dilakukan penjahitan dengan memakai catgut
secara jelujur

Robekan perineum tingkat III & IV  rujuk konsul


SpOG
ROBEKAN VAGINA
Sering terjadi di sekitar orifisium urethrae
eksternum dan klitoris.
Bersifat luka tersendiri atau merupakan
lanjutan robekan perineum.
Terjadi o/k regangan jalan lahir yang
berlebihan dan tiba-tiba
Lebih sering sering terjadi akibat ekstraksi
dengan cunam/ tindakan
Klasifikasi robekan vagina

Kolpaporeksis : robekan melintang atau


miring pada bagian atas
Fistula : menandakan perlukaan pada
vagina yang menembus kandung kencing
atau rectum
Penatalaksanaan

Robekan dinding vagina harus dijahit


Pada kasus kolporeksis dan fistula
visikovaginal harus di rujuk ke rumah sakit
ROBEKAN SERVIKS
Robekan serviks yang luas mengakibatkan
perdarahan dan dapat menjalar ke segmen
bawah uterus.
Etiologi
partus presipitatus
trauma karena pemakaian alat-alat
melahirkan kepala pada letak sungsang secara
paksa padahal pembukaan belum lengkap
partus lama dimana telah terjadi servik
oedema
Penatalaksanaan

Robekan serviks paling sering terjadi pada jam


3 dan jam 9
Bibir depan dan bibir belakang serviks dijepit
dengan klem fenster. kemudian servviks ditarik
sedikit untuk menentukan letak robekan dan
ujung robekan. Selanjutnya robekan dijahit
dengan catgut cromic dimulai dari ujung
robekan untuk menghentikan perdarahan.
ASFIKSIA
adalah gagal napas spontan pada bayi baru
lahir atau beberapa saat setelah dilahirkan
yang berlanjut dengan gangguan sistemik

Faktor Penyebab

Faktor Faktor Faktor tali


ibu (pre- pusat atau
eklampsia- bayi
plasenta
eklampsia, (premat (lilitan, tali
perdaraha ur dan pusat
n, partus pendek,
kelainan prolaps tali
macet,
infeksi, kongenit pusat, infark
plasenta)
posterm) al)
Asfiksia...

Resusitasi Bayi Baru Lahir

Persiapan keluarga

Persiapan tempat

Persiapan alat

Persiapan penolong
Asfiksia...
Penilaian Kebutuhan Resusitasi

Keputusan Resusitasi
Sebelum lahir

* Bayi tidak cukup bulan


Sebelum lahir, setelah ketuban pecah
* Bayi megap-megap/ tidak bernapas
* Tonus otot bayi tidak baik

Segera setelah lahir

Air ketuban bercampur


mekonium
Asfiksia...
Manajemen
Ketuban Jernih
Ketuban Jernih

Potong Tali Pusat


Ketuban Mekonial
Informed concent

Langkah Awal

Menangis spontan  sama


Penilaian
dengan ketuban jernih

Ventilasi

Tindakan Pasca Resusitasi

Megap-megap  bersihkan jalan


lahir; lanjutkan langkah awal dst
Asfiksia...
Langkah Awal (HAIKAP)
Asfiksia...
Evaluasi
Untuk Menentukan apakah perlu tindakan resusitasi lebih
lanjut ?!
Nilai :
Usaha nafas
Frekuensi Jantung
Warna Kulit  diganti dengan Tonus otot
Jarak resusitasi dengan penilaian Cuma 30 detik,
sementara bayi baru lahir memerlukan waktu
mencapai tingkat saturasi O2 90% ( ± 3 – 5 menit)
Posisi VTP

Hitungan dlm VTP

Frekuensi : 40-60 x/ menit


Asfiksia...
Asuhan pasca resusitasi
1. Resusitasi berhasil: bayi menangis dan bernapas normal sesudah
langkah awal atau sesudah ventilasi; asuhan yang diberikan:
pemantauan tanda bahaya bayi, pemantauan dan perawatan tali pusat,
bila napas bayi dan warna kulit normal berikan bayi pada ibu,
pencegahan hipotermi, pemberian vitamin K1, pencegahan infeksi,
pemeriksaan fisik, pencatatan dan pelaporan, asuhan pascalahir.
2. Resusitasi belum/ kurang berhasil: bayi perlu rujukan yaitu
sesudah resusitasi 2 menit belum bernapas atau megap- megap atau
pada pemantauan didapatkan kondisinya memburuk
3. Resusitasi tidak berhasil: sesudah resusitasi 10 menit dihitung
dari bayi tidak bernapas dan detak jantung 0
60 detik
Resusitasi dgn VTP dan Kompresi Dada

Kompresi dada dimulai bila:


 Frekuensi jantung < 60
x/mnt, setelah dilakukan
VTP
 Diperlukan 2 orang untuk

melakukan kompresi dada


yang lainnya melanjutkan
VTP
VTP + Kompresi dada

Dalamnya tekanan + 1/3 diameter antero


posterior dada

Irama kompresi dada dgn ventilasi 3 : 1


BBLR
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) didefinisikan sebagai
bayi lahir dengan berat kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa gestasi

Klasifikasi

Prematuritas Dismaturitas
(NKB- KMK;
murni NCB-KMK;
(NKBSMK) NLB- KMK)
BBLR...
Masalah yang biasa dialami oleh BBLR-KMK

Peningkata
Respirator
Aspirasi Hipoglike Hipokalse n Hiponatre
Polisitemia Hipotermia y Distress
mekonium mia mia viskositas mia
Syndrome
darah
BBLR...
Manajemen umum BBLR:
 Stabilisasi suhu, jaga bayi tetap hangat
 Jaga jalan napas bayi
 Segera nilai kondisi bayi (pernapasan, denyut
jantung, warna kulit dan aktifitas)
 Bila bayi mengalami gangguan napas, segera
tanggulangi
 Bila bayi kejang, diberikan anti konvulsan
 Bila bayi dehidrasi, lakukan restorasi cairan secara
intravena atau oral
 Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau
komplikasi
Pemantauan BBLR: BBLR...
 Bayi akan kehilangan 10% berat lahir selama 7-10 hari
pertama.
 Apabila kenaikan berat tidak adekuat, tingkatkan jumlah
pemberian ASI sampai 200mL/kg/hari
 Apabila kenaikan berat tetap kurang setelah penambahan
pemberian ASI lebih dari seminggu, lakukan rujukan
 Tanda kecukupan pemberian ASI, jika: kencing minimal
6 kali dalam 24 jam, bayi tidur lelap setelah pemberian
ASI, peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama
sebanyak 20 gram setiap hari
 BBLR dapat ditangan di rumah apabila: bayi suhu stabil,
toleransi minum per oral baik, diutamakan pemberian
ASI, dan ibu sanggup merawat BBLR di rumah.
HIPOTERMIA
Batasan pada kondisi hipotermia adalah suhu aksiler
kurang dari 36,50C.
Hipotermia...
Anamnesis Pemeriksaan Klasifikasi
- Bayi terpapar suhu - *Suhu tubuh 320 – Hipotermia sedang
lingkungan yang 36,40C
rendah - Gangguan napas
- Waktu timbulnya - Denyut jantung kurang dari
kurang dari 2 hari 100x/menit
- Malas minum
- Letargi
- Bayi terpapar suhu - *Suhu tubuh < 320 C Hipotermia berat
lingkungan yang - Tanda lain hipotermia sedang
rendah - Kulit teraba keras
- Waktu timbulnya - Napas pelan dan dalam
kurang dari 2 hari
- Tidak terpapar - *Suhu tubuh berfluktuasi Suhu tidak stabil (dugaan
dengan dingin antara 360-390 C meskipun sepsis)
berada di suhu lingkungan
yang stabil
- Fluktuasi terjadi sesudah
periode suhu stabil

Keterangan: * syarat diagnosa ditegakkan; tanda dan gejala lainnya sebagai data penunjang penegakan
diagnosis
Hipotermia...
Manajemen Hipotermia

Hipotermia Berat

Anjurka
Ambil
Ganti Hindari n ibu Periksa
Pasang Nilai sampel
baju paparan Periksa menyus suhu
jalur IV tanda darah
hangatk yang panas kadar ui tubuh
dan beri kegawat dan beri
an bayi dingin yang glukosa segera bayi
cairan an pada antibioti
dan berlebih darah setelah setiap
IV bayi ka
basah an bayi jam
sesuai
siap
Hipotermia...

Perawatan metode kanguru

Kontak kulit dengan kulit

ASI Ekslusif

Memberikan dukungan terhadap ibu dan bayi

Anda mungkin juga menyukai