KOMPRESI BIMANUAL
A. Pengertian
Kompresi bimanual adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk
menghentikan perdarahan secara mekanik. Proses mekanika yang digunakan
adalah dengan aplikasi tekanan pada korpus uteri sebagai upaya pengganti
kontraksi myometrium ( yang untuk sementara waktu tidak dapat
berkontraksi). Kontraksi myometrium dibutuhkan untuk menjepit anyaman
cabang-cabang pembuluh darah besar yang berjalan diantaranya.
Prosedur ini dilakukan dari luar (kompresi bimanual eksternal) atau
dalam (kompresi bimanual internal) , tergantung tahapan upaya mana yang
diberikan hasil atau dapat mengatasi perdarahan yang terjadi. Bila kedua
upaya tersebut belum berhasil, segera lakukan usaha lanjutan, yaitu kompresi
aorta abdominal.
B. Tujuan :
diharapkan mampu untuk:
1. Melakukan deteksi perdarahan post partum sekunder
2. Menetukan tanda dan gejala adanya perdarahan post partum sekunder
3. Menentukan data subyek dan obyektif perdarahan post partum sekunder
4. Melakukan penatalaksanaan perdarahan post partum sekunder
C. Indiksi:
D. Kontraindikasi
Atonia uteri:
1. Pemberian oksitosin tidak lebih dari 3 liter larutan,
2. Pemberian Ergometri: Indikasi kontra pada pasien pre eklamsia,vitium
kordis, hipertensi
3. Misoprostol: Indikasi kontra/ hati-hati: nyeri kotraksi , asma
2
DAFTAR TILIK
PERSIAPAN PEMERIKSAAN KOMPRESI BIMANUAL EKSTERNAL,
KOMPRESI BIMANUAL INTERNAL, AORTA ABDOMINAL,
PLASENTA MANUAL (I)
Total skor
Nilai akhir = X 100
(jumlah aspek yang dinilai x 2)
Palembang, 2020
Evaluator
( )
4
DAFTAR TILIK
KOMPRESI BIMANUAL EKSTERNAL (II)
TOTAL SCORE :
B. CONTENT
6. Menggunakan APD (celemek, topi,
masker, atas kaki)
7. Memakai sarung tangan pendek
pada kedua tangan
8. Melakukan massage uterus untuk
mengeluarkan dan membersihkan
bekuan darah dan / atau selaput
ketuban dari vagina dan lubang
serviks
9. Mengosongkan kandungan kemih
10. Melakukan pemeriksaan dengan
benar untuk memastikan perdarahan
karena atonia uteri
11. Meletakkan satu kepala tangan
(tekan ujung jari telunjuk, tengah
dan manis) di dinding abdomen dan
dinding dengan corpus
12. Meletakkan tangan lain pada
dinding abdomen dan dinding
belakang korpus uteri, dan dorong
uterus kearah korpus uteri bagian
depan
13 Menggeser perlahan-lahan kepalan
tangan (ujung ketiga jari tangan
pertama) Kearah fundus sehingga
telapak tangan menekan korpus
uteri bagian depan
5
Total skor
Nilai akhir = X 100
(jumlah aspek yang dinilai x 2)
Palembang, 2020
Evaluator
6
( )
DAFTAR TILIK
KOMPRESI BIMANUAL INTERNAL(III)
DAFTAR TILIK
KOMPRESI AORTA ABDOMINAL(IV)
Total skor
Nilai akhir = X 100
(jumlah aspek yang dinilai x 2)
Palembang, 2020
Evaluator
( )
10
MANUAL PLASENTA
A. Pengertian
Retensio plasenta adalah apabila plasenta belum lahir atau tertahan dalam 30
menit setelah bayi lahir atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir.
Perdarahan hanya terjadi pada plasenta yang sebagian atau seluruhnya telah
lepas dari dinding rahim. Melalui periksa dalam atau tarikan pada tali pusat
dapat diketahui apakah plasenta sudah lepas atau belum dan bila lebih dari 30
menit maka dapat melakukan manual plasenta.
B. Tujuan :
diharapkan mampu untuk:
1. Melakukan deteksi perdarahan post partum sekunder
2. Menetukan tanda dan gejala adanya perdarahan post partum sekunder
3. Menentukan data subyek dan obyektif perdarahan post partum sekunder
4. Melakukan penatalaksanaan perdarahan post partum sekunder
C. Indiksi:
D. Kontraindikasi
1. Pemberian oksitosin Tidak lebih dari 3 liter larutan,
2. Pemberian Ergometri: Indikasi kontra pada pasien pre eklamsia,vitium
kordis, hipertensi
3. Misoprostol: Indikasi kontra/ hati-hati: nyeri kotraksi , asma
11
DAFTAR TILIK
PLASENTA MANUAL (V)
NO NILAI Keterangan/
LANGKAH tanda tangan
0 1 2 3
1 Melakukan Informed Consent
2 Mempersiapkan pasien :
a. Infus dalam keadaan
terpasang
b. Atur posisi litotomi
c. KALA II sudah berlangsung
3 Mempersiapkan diri/penolong :
Mencuci tangan dengan air mengalir
dan sabun kemudian keringkan
dengan handuk pribadi
PENETRASI KE KAVUM UTERI
4 Memberikan sedative
(valium/diazepam IV) 10 mg secara
IV atau analgetik (ketamin 0,25-0,5
mg/kg BB/IV)
5 Memasang sarung tangan dan
lakukan vulva hygiene
6 Mengosongkan kandung kemih
7 Melakukan dekontaminasi sarung
tangan pada larutan klorin kemudian
bilas dengan menggunakan air DTT
8 Memakai sarung tangan panjang
sampai siku pada tangan kanan
MELEPAS PLASENTA
12 a. Dengan bagian lateral jari-jari
tangan mencari pinggir insersi
plasenta yang terlepas
b. Membuka tangan obstetri menjadi
seperti memberi salam, jari-jari di
rapatkan secara berlahan,
gerakkan tangan menyisir dengan
gerakan kekanan dan kiri yang
sangat lembut sampai seluruh
plasenta terpisah dari dinding
rahim
c. Curigai adanya plasenta akreta
jika plasenta sulit di lepaskan dan
siapkan tindakan bedah
MENGELUARKAN PLASENTA
13 Melakukan eksplorasi kavum uteri
setelah plasenta telah lepas , untuk
memastikan tidak ada bagian
plasenta yang masih melekat
14 Melakukan massase dari luar dengan
tangan kiri, bila plasenta telah lepas
seluruhnya dan berada pada telapak
tangan
15 Menarik plasenta secara hati-hati
dengan tangan kanan pada waktu
uterus berkontraksi
16 Memindahkan tangan kiri ke supra
simpisis untuk menahan uterus pada
saat plasenta di keluarkan
17 Setelah plasenta keluar, pastikan
uterus berkontraksi
18 Melakukan pemeriksaan
kelengkapan plasenta
19 Memberikan 0,2 mg ergometrin IM
untuk membantu kontraksi uterus
20 Melakukan dekontaminasi alat dan
pencegahan infeksi pasca tindakan
21 Memberikan antibiotik profilaksis
dosis tunggal :
13
a. Ampicillin 2 gr IV +
metronidazol 500 mg
b. Cefatazol 1 gr IV +
metronidazole 500 mg
22 Melakukan asuhan Kala IV
23 Melakukan pendokumentasian
Keterangan
Skor 0 : Tidak dikerjakan sama sekali
Skor 1 : Dikerjakan masih terdapat kesalahan
Skor 2 : Dikerjakan benar dengan bantuan
Skor 3 : Dikerjakan benar tanpa bantuan
Total skor
Nilai akhir = X 100
(jumlah aspek yang dinilai x 2)
Palembang, 2020
Evaluator
( )
A. Pengertian
Persalinan letak sungsang mengandung resiko kematian janin yang lebih
besar daripada presentasi kepala. Di RS Karjadi Semarang, RSU Dr. Pringadi
Medan, dan RHS Bandung masing-masing 38,58%, 29,4% dan 16,84%.
Eastman melaporkan angka kematian perinatal antara 12-14%. Sebab kematian
terpenting adalah prematuritas, penanganan persalinan kurang sempurna
dengan akibat hipoxia/ perdarahan di dalam tengkorak.
Salah satu pertolongan persalinan sungsang adalah pertolongan dengan
tenaga ibu sendiri yang disebut pertolongan secara bracht. Pada pertolongan
secara bracht setelah bokong anak lahir, bokong diangkat ke atas searah dengan
punggung anak supaya badan searah dengan searah dengan paksi jalan lahir
dan tidak dilakukan tarikan.
Penolong bersikap konservatif sampai pusat lahir, setelah tali pusat lahir
tali pusat dilonggarkan kemudian dilakukan hiperlordosis yaitu punggung janin
diletakkan janin didekatkan ke perut ibu dan anak lahir maksimal 8 menit
setelah pusat lahir.
Pertolongan persalinan letak sungsang memerlukan perhatian karena
dapat menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen sampai dengan
kematian bayi. Menghadapi kehamilan letak sungsang dapat diambil tindakan
melalui versi luar ketika hamil. Persalinan diselesaikan dengan pertolongan
pervaginam dengan pertolongan fisiologis secara brach, ekstraksi parsial
(secara klasik, Mueller, loevset), persalinan kepala (secara mauriceau veit
smellie, menggunakan forcep ekstraksi). Ekstraksi bokong totalis (ekstraksi
bokong, ekstraksi kaki) atau pertolongan persalinan dengan sectio caesaria
(Manuaba, 2010).
B. Tujuan:
Mampu melakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan maternal masa
persalinan kala I dan II
C. Indikasi
1. Pembukaan benar-benar lengkap
2. Kulit ketuban sudah pecah
3. His adekuat dan
4. Tafsiran berat badan janin < 3600 gram.
D. Kontraindikasi
1. Presentasi kaki,
2. Hiperekstensi kepala janin
3. Berat bayi > 3600 gram
4. Tidak adanya informed consent
5. Tidak adanya petugas yang berpengalaman dalam melakukan
pertolongan persalinan.
DAFTAR TILIK
15
Palembang, 2020
Evaluator
( )
DAFTAR TILIK
PERTOLONGAN PERSALINAN SUNGSANG SPONTAN
DENGAN METODE BRACHT
Total skor
Nilai akhir = X 100
(jumlah aspek yang dinilai x 2)
18
Palembang, 2020
Evaluator
( )
DAFTAR TILIK
PERTOLONGAN PERSALINAN LETAK BOKONG DENGAN PERASAT
KLASIK-MOURICEAU
19
Total skor
Nilai akhir = X 100
(jumlah aspek yang dinilai x 2)
Palembang, 2020
Evaluator
( )
DAFTAR TILIK
PERTOLONGAN PERSALINAN LETAK BOKONG DENGAN
PERASAT MULLER – MOURICEAU
22
Total skor
Nilai akhir = X 100
(jumlah aspek yang dinilai x 2)
Palembang, 2020
Evaluator
( )
PERTOLONGAN PERSALINAN SUNGSANG
TEHNIK LOVSET
24
D. Kontraindikasi
1. Presentasi kaki,
2. Hiperekstensi kepala janin
3. Berat bayi > 3600 gram
4. Tidak adanya informed consent
5. Tidak adanya petugas yang berpengalaman dalam melakukan
pertolongan persalinan.
DAFTAR TILIK
PERTOLONGAN PERSALINAN LETAK BOKONG DENGAN PERASAT
LOVSET – MOURICEAU
SCORE :
Keterangan
27
Total skor
Nilai akhir = X 100
(jumlah aspek yang dinilai x 2)
Palembang, 2020
Evaluator
( )
A. Pengertian
28
Distocia bahu adalah suatu keadaan yang tidak dapat diduga sebelumnya dan
suatu kegawatdaruratan obstretrik. Distocia bahu terutama disebabkan oleh
derfomitas panggul, kegagalan bahu untuk melipat kedalam panggul (misal
pada makrosomia), disebabkan oleh fase aktif dan persalinan kala II yang
pendek pada multipara, sehingga penurunan kepala yang terlalu cepat
menyebabkan bahu tidak dapat melipat pada saat melalui jalan lahir atau
kepala telah melalui pintu tengah panggul setelah mengalami pemanjangan
kala II sebelum bahu berhasil melipat masuk ke dalam panggul.
Tanda yang harus diwaspadai terhadap distocia bahu :
1. Kala II persalinan yang memanjang.
2. Kepala bayi melekat pada perineum (recoil of head on perineum-
turtle’s sign).
B. Tujuan:
Mampu melakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan maternal masa
persalinan kala I dan II
C. Indikasi :
1. Kondisi vital ibu cukup memadai.
2. Masih memiliki kemampuan untuk mengedan.
3. Jalan lahir dan pintu bawah panggul memadai untuk akomodasi tubuh
bayi.
4. Bayi masih hidup atau diharapkan dapat bertahan hidup.
5. Bukan monstrum atau kelainan kongenital yang menghalangi keluarnya
bayi.
6. Makrosoia
7. Ibu hamil yang memiliki ukuran dan bentuk tulang panggul terlalu kecil
atau sempit
D. KONTRA INDIKASI
1. Distosia mekanis
DAFTAR TILIK
PERSIAPAN PERTOLONGAN PERSALINAN DENGAN DISTOCIA
BAHU SECARA MANUVER MCROBERTS, MANUVER MASSANTI
MANUVER RUBIN, MANUVER CRORKSCREW WOODS, MANUVER
SCHWARTZ & DIXON (IX)
29
NILAI Keterangan/
NO LANGKAH Tanda tangan
0 1 2 3
1 Melakukan Informed Consent
2 Mempersiapkan Alat Instrumen :
Partus set, Hecting set, Infus set,
abocath dan cairan infus.
3 Obat-obatan : Oksitosin,
Methergin, Likoidin.
4 Bahan: Spuit 3 cc dan 5 cc, Kassa
dalam tempatnya, Kapas dalam
tempatnya, Pengikat tali pusat.
5 Alat bokong
6 Pelengkapan ibu dan bayi
7 Tensimeter dan Stetoskop
8 Monoaural.
9 Meja dan peralatan resusitasi.
DAFTAR TILIK
PERTOLONGAN PERSALINAN DISTOSIA BAHU
NILAI Keterangan/
NO LANGKAH Tanda tangan
0 1 2 3
1 Melakukan Informed Consent
3 Mempersiapkan Pasien :
Infus sudah terpasang
Manuver Rubin
15 Masukkan tangan penolong pada
bahu depan sampai bahu/ spakula
dan bahu ditekan kearah dada untuk
dibebaskan. Jika bahu belum lahir,
lakukan Manuver Crorkscrew
Woods.
Manuver Crorkscrew Woods.
16 Memasukan dua jari tangan di
bagian depan pada bahu belakang
untuk mengeluarkan bahu belakang
janin.
17 Meminta asisten untuk melakukan
penekanan supra simfisis ke arah
bawah
18 Memutar bahu belakang bayi
dengan kedua jari tangan operator
(penolong persalinan) ke arah
depan (ventral terhadap ibu)
sehingga lahir bahu belakang.
(Perhatikan posisi punggung bayi
32
Total skor
Nilai akhir = X 100
(jumlah aspek yang dinilai x 2)
Palembang, 2020
Evaluator
( )
A. Pengertian
Vakum ekstraktor sama amannya dengan forceps bila digunakan oleh operator
yang terlatih dan kompeten. Persalinan menggunakan vakum ekstraktor tidak
meningkatkan mortalitas ibu dan bayi.
34
B. Tujuan
Mampu melakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan maternal masa
persalinan kala I dan II
C. Indikasi :
Kala II lama dengan presentasi kepala/verteks (pemantauan partograf) biasanya
kepala tidak lahir karena lemahnya ekspulsi, inertia uteri dan malposisi.
D. Kontra indikasi : malpresentasi (dahi, puncak kepala, muka bokong) dan
panggul sempit (disproporsi kepala panggul). Sesuai dengan Kepmenkes RI no.
369/ Menkes/ SK/III/2007, bidan diperkenankan untuk melakukan vakum
ekstraktor pada pembukaan lengkap dan kepala di dasar panggul.
DAFTAR TILIK
PERSIAPAN PERTOLONGAN PERSALINAN DENGAN EKSTRAKSI
VAKUM, PERSALINAN DENGAN EKSTRAKSI CUNAM (XII)
SCORE:
Total skor
Nilai akhir = X 100
(jumlah aspek yang dinilai x 2)
Palembang, 2020
Evaluator
( )
DAFTAR TILIK
PERTOLONGAN DENGAN EKSTRAKSI VAKUM (XIII)
PENARIKAN
19 Pada fase acme (puncak dari his, minta
pasien untuk mengedan secara simultan
lakukan penarikan dengan pengait
mangkuk, dengan arah sejajar lantai
(tangan luar menarik pengait, ibu jari
tangan dalam pada mangkuk, telunjuk
dan jari tengah pada kulit kepala bayi).
20 Bila belum berhasil pada tarikan pertama,
ulangi lagi pada tarikan kedua. Pada saat
kepala mendorong perineum dan tidak
masuk kembali, Lakukan episiotomi
Rujuk jika pada tarikan ketiga yang
dilakukan dengan benar bayi belum lahir
atau jika mangkuk vakum terlepas hingga
2 kali.
21 Saat suboksiput berada di bawah simfisis,
arahkan tarikan ke atas hingga lahirlah
berturut-turut dahi, muka dan dagu.
22 Segera setelah kepala lahir menghentikan
pemberian tekanan dengan melepaskan
selang antara pompa dengan mangkok
vakum.
MELAHIRKAN BAYI
23 Kepala dipegang biparietal, menggerakan
ke bawah untuk melahirkan bahu depan,
kemudian gerakkan ke atas untuk
melahirkan bahu belakang, kemudian
lahirkan seluruh tubuh bayi.
24 Meletakkan bayi pada perut ibu
keringkan kepala dan badan, kemudian
Melakukan Manajemen Aktif Kala III
Keterangan
Skor 0 : Tidak dikerjakan sama sekali
Skor 1 : Dikerjakan masih terdapat kesalahan
Skor 2 : Dikerjakan benar dengan bantuan
Skor 3 : Dikerjakan benar tanpa bantuan
Total skor
Nilai akhir = X 100
(jumlah aspek yang dinilai x 2)
Palembang, 2020
Evaluator
( )
DAFTAR TILIK
PERTOLONGAN DENGAN EKSTRAKSI CUNAM (XIV)
3 Persiapan
1) Persiapan untuk ibu
a. Posisi tidur lithotomi
b. Rambut vulva di cukur
c. Kandung kemih dan rektum di
kosongkan
d. Desinfeksi vulva
e. Infus bila diperlukan
f. Narkosis bila di perlukan
g. Kain penutup pembedahan
h. Gunting episiotomi
i. Alat – alat untuk menjahit
robekan jalan lahir
j. Uterotonika
2) Persiapan untuk janin
a. Alat – alat pertolongan persalinan
b. Alat penghisap lendir
c. Oksigen
d. Alat – alat untuk resusitasi bayi
3) Persiapan diri
a. Mencuci tangan
b. Sarung tangan suci hama
c. Baju operasi suci hama
4 Cara pemasangan cunam
Di tinjau dari posisi cunam terhadap
kepala janin dan panggul ibu pada waktu
cunam tersebut dipasang, maka
pemasangan cunam di bagi :
1. Pemasangan sefalik( pemasangan
41
Keterangan
Skor 0 : Tidak dikerjakan sama sekali
Skor 1 : Dikerjakan masih terdapat kesalahan
Skor 2 : Dikerjakan benar dengan bantuan
Skor 3 : Dikerjakan benar tanpa bantuan
Total skor
Nilai akhir = X 100
(jumlah aspek yang dinilai x 2)
Palembang, 2020
Evaluator
( )
RESUSITASI NEONATUS
A. Pengertian
45
Asfiksia menyebabkan sekitar 19% dari 5 juta kematian neonates setiap tahun
di seluruh dunia (WHO 1995). Sebagian besar bayi tidak mendapatkan
resusitasi yang adekuat. Tindakan ABC resusitasi sama pada bayi maupun
dewasa . pastikan bahwa jalan nafas terbuka dan bersih, pastikan pernapasan
spontan maupun dengan bantuan dan pastikan sirkulasi darah yang
teroksigenisasi sudah adekuat.
B. Tujuan
1. Mampu menentukan apakah bayi baru lahir memerlukan resusitasi
2. Mampu membuka jalan napas dan memberikan langkah awal resusitasi
3. Mampu melakukan resusitasi bila air ketuban bercampur meconium
4. Mampu memberikan oksigen aliran bebas pada bayi
C. Indikasi
Apabila bayi pucat terbukti ada kehilangan darah atau bayi tidak memberikan
respon yang memuaskan terhadap resusitasi
D. Kontraindikasi
1. Fraktur kosta, trauma thorax
2. Pneumothorak
3. Cardiac tamponade
4. Cardiac arrest
5. Gagal ginjal kronis
DAFTAR TILIK
PERSIAPAN RESUSITASI-PASCA RESUSITASI-ASUHAN PASCA
LAHIR BBL (XV)
46
PENILAIAN
N RESUSITASI BBL
O I II III IV V
I Persiapan Keluarga
1 Membahas dengan keluarga persiapan
resusitasi BBL
II Persiapan Tempat:
2 Menyiapakan ruangan yang bersih,hangat,tidak
angin,terang.
3 Menyiapkan tempat resusitasi yang
datar,rata,keras,bersih,kering,hangat.
III Persiapan Alat Resusitasi
4 Menyediakan alat dan bahan untuk resusitasi
BBL
5 Membawa alat resusitasi steril dan siap pakai
dalam box.
6 Menyediakan alat penghisap lendir De Lee dan
atau balon karet didalam box dekat tempat
resusitasi
7 Menyediakan tabung dan sungkup atau balon
dan sungkup di dalam box
8 Meletakkan kain ke 1 di perut ibu/kira-kira 45
cm dari perineum ibu
9 Menggelar kain ke 2 menutupi tempat
resusitasi
10 Menggulung ke 3 untuk ganjal bahu bayi.
11 Menyediakan jam/menghidupkan pencatat
waktu (stopwatch)
47
DAFTAR TILIK
RESUSITASI-PASCA RESUSITASI-ASUHAN PASCA LAHIR BBL
(XVI)
B. PENILAIAN-KEPUTUSAN-TINDAKAN
48
C TINDAKAN RESUSITASI
BBL:LANGKAH AWAL .
Bila Bayi Tak Bernafas Atau Megap-Megap,Lakukan Langkah Berikut:
I Jaga Bayi Tetap Hangat
di bawah bahunya.
27 Mengatur posisi kepala bayi sedikit Ektensio
agar jalan napas terbuka
III Isap Lendir
JUMLAH A +B+C
UJI DIRI :
Berlatih Mandiri Dan Uji Diri Apakah Mampu Melakukan:
Langkah Awal Dengan Benar Seluruh Nya Dalam 30 Detik.
No LANGKAH RESUSITASI
I II III IV V
D. VENTILASI
I PASANG SUNGKUP
45 Memasang sungkup pada muka bayi,menutup
hidung,mulut,dagu
Lakukan Ventilasi 2x
46 Meniup udara melalui alat tabung &
sungkup /memopa alat balon& sungkup ke
mulut & hidung bayi 2X (dengan tekanan 30
cm air)
47 Melihat apakah dada bayi mengembang saat
ditiup atau di pompa
Jika dada bayi tidak berkembang:
55 Menghentikan ventilasi
56 Melakukan asuhan pasca resusitasi
Jika megap-megap/tidak bernafas
Palembang, 2020
Evaluator
( )
DAFTAR PUSTAKA
Astuti Indria, Noviyanti, Nurhayati Fitri. 2012. Panduan Belajar Praktikum Asuhan
Kebidanan Patologi. Jakarta. CV.Trans Info Media
LAMPIRAN:
PSKb 5 Reg A1
Keompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5
Trianti hermalini Rini murniasih Maya kartanti Elta rianti Venti vebriani
Milda Tini windari Ellyza anggraini Reta lisni Eka sasmita
Tiara Anggita Kadek intan Yeyen malena Zulaiha Eliya purnama
Anggraini Asnah fatmawati Inta puspitasari Rani rantika Yuni puspitasari
Monika sari Levi juwitasari Nanda rizki O Ganta febioa Okky diah W
Dewi wulasari Suntari idrianti Dinda meliani Defiana aprilia Ondiana
Sri Rahayu
PSKb 5 Reg A2
Keompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5
Sri rahayu Mayang dwi R Ayu mulia A Dela gustiana Siti magvira
Alya tri utami Dwi ayu masitoh Utari indriani Nini arinda Nadia nurmalisa F
Novia kharisma Fifi febriani Yuliana N Angelica A Masyitoh
Bayumi Vivin tri indah sari Ririn armida Grecy novella Intan safhira
Sely khansa dinata Ari handayani Anggun septiana Ambar yanti Adelia suji P
Echi margaressa Presti indah sari Sania ceviria Cici anggraini Marija
Desti putri Satria mini L
55