Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL TESIS

ANALISIS POLA PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB


PADA PUS SELAMA MASA PANDEMI COVID-19
DI SUMATERA SELATAN
PADA TRIWULAN II TAHUN 2022

Oleh :
NAMA : DWI SEPTIANIS
NPM : 20131011014

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA
PALEMBANG
2022

STIK Bina Husada Palembang


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia masuk ke Indonesia sejak


Maret 2020 dengan jumlah kasus konfirmasi Covid-19 yang semakin bertambah
dan puncaknya terjadi pada bulan Juli 2021. Menurut situs resmi WHO, sampai
dengan Januari 2022, jumlah kasus terbanyak berada di Amerika Serikat yaitu
sebesar 74,3 juta, sementara Indonesia pada urutan ke-16 terbanyak dengan
jumlah kasus sebesar 4,34 juta.

Sejak ditetapkannya COVID-19 sebagai bencana nasional berdasarkan


Keputusan Presiden Nomor 12 tahun 2020, memberikan efek yang sangat besar
untuk seluruh aspek kehidupan salah satunya adalah dalam pelayanan kesehatan
masyarakat termasuk pelayanan kontrasepsi. Diberlakukannya kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dapat mengakibatkan terhambatnya
distribusi dan akses untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi sehingga dapat
menyebabkan akseptor drop out KB atau putus kesertaan ber-KB. Hal ini akan
sangat berpengaruh terhadap terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan (KTD),
oleh karena penurunan jumlah pemakaian kontrasepsi dari masing-masing jenis
alat kontrasepsi. Keadaan ini diindikasikan oleh karena pasangan usia subur (PUS)
yang memerlukan pelayanan kontrasepsi tetapi tidak mampu mengakses layanan
dan menunda ke fasilitas pelayanan kesehatan selama pandemi COVID-19 yang
disebabkan oleh kekhawatiran PUS yang akan tertular COVID-19 (Kemenkes RI,
2020).

Hasil Pendataan Keluarga BKKBN tahun 2021 menunjukkan pemakaian


kontrasepsi modern (mCPR) di Sumatera Selatan sebesar 60,7%, hal ini lebih
rendah dibandingkan target yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja tahun
2021 yaitu sebesar 65,69%. Sejalan dengan ini, jumlah Pasangan Usia Subur
(PUS) yang ingin menunda kehamilan serta tidak ingin anak lagi tetapi tidak
menggunakan kontrasepsi atau yang disebut dengan unmetneed sebanyak 15,1%,

STIK Bina Husada Palembang


hal ini juga lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 7,7%.
Tingginya angka kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmetneed) ini
kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi pandemi sehingga akseptor KB mengalami
hambatan dalam mengakses pelayanan kontrasepsi.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Viya, 2020), setidaknya ada 3


faktor yang berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan penggunaan
kontrasepsi di Sumatera Selatan yaitu usia kawin pertama, wilayah tempat tinggal,
dan pengetahuan tentang KB. Dalam penelitian lanjutan diperoleh hasil bahwa
faktor sosiodemografi dan keterpajanan informasi KB melalui petugas KB
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan kontrasepsi.
Penelitian terkait lainnya tentang perilaku penggunaan kontrasepsi pada
pasangan usia subur dalam masa pandemi COVID-19 di Puskesmas Kuta Utara
Provinsi Bali yang dilakukan oleh (Widiastuti dan Arini, 2020) menunjukkan
bahwa sebagian responden saat ini menggunakan kontrasepsi dimana dukungan
suami yang paling dominan berpengaruh terhadap perilaku penggunaan
kontrasepsi.
Kota Palembang sebagai ibukota Provinsi Sumatera Selatan dengan jumlah
penduduk terbanyak serta dengan angka kejadian kasus Covid-19 tertinggi saat
pandemi. Sampai dengan Maret 2022 (3 April 2022), jumlah kasus konfirmasi
positif di Kota Palembang sebanyak 43.803 kasus atau sebesar 54,57% dari total
kasus di Sumatera Selatan. Dalam hal pemenuhan kebutuhan kontrasepsi KB,
jumlah kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmetneed) di Kota Palembang
berdasarkan data PK21 sebanyak 26 % dengan rincian 6,7% unmetneed pada PUS
yang ingin menjarangkan kehamilan dan sebanyak 19,3% unmetneed pada PUS
yang tidak ingin anak lagi. Angka unmetneed Kota Palembang ini paling tinggi
dan berada diatas rata-rata tingkat provinsi. Adapun angka unmetneed tertinggi
berada di Kecamatan Ilir Timur I Kota Palembang sebesar 39,17%.

1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian


Kondisi Pandemi Covid-19 memberikan efek yang sangat besar untuk

STIK Bina Husada Palembang


seluruh aspek kehidupan salah satunya adalah dalam pelayanan kesehatan
masyarakat termasuk pelayanan kontrasepsi. Adanya pembatasan kegiatan dan
interaksi di masayrakat sebagai upaya untuk pencegahan dan penanggunalan
pandemi mengakibatkan terhambatnya distribusi dan akses untuk mendapatkan
pelayanan kontrasepsi sehingga dapat menyebabkan akseptor drop out KB atau
putus kesertaan ber-KB. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap terjadinya
kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) pada Pasangan Usia Subur (PUS).
Keadaan ini diindikasikan oleh karena PUS yang memerlukan pelayanan
kontrasepsi tetapi tidak mampu mengakses layanan dan menunda ke fasilitas
pelayanan kesehatan selama pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh
kekhawatiran PUS yang akan tertular Covid-19.
Angka pemakaian kontrasepsi modern (mCPR) di Sumatera Selatan
berdasarkan hasil Pendataan Keluarga (PK) 2021 sebesar 60,7%, hal ini lebih
rendah dibandingkan target yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja tahun
2021 yaitu sebesar 65,69%. Sejalan dengan ini, jumlah Pasangan Usia Subur
(PUS) yang ingin menunda kehamilan serta tidak ingin anak lagi tetapi tidak
menggunakan kontrasepsi atau yang disebut dengan unmetneed sebanyak 15,1%,
hal ini juga lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 7,7%. Data
tersebut menunjukkan adanya penurunan angka capaian kinerja pemakaian
kontrasepsi pada tahun 2021. Berdasarkan rumusan tersebut, peneliti merasa perlu
melakukan penelitian tentang bagaimana pola pemakaian kontrasepsi KB pada
PUS selama masa pandemi covid-19 di Kecamatan Ilir Timur I Kota Palembang
pada Triwulan I Tahun 2022.

1.3 Tujuan Penelitian


a. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pemakaian kontrasepsi KB
pada PUS selama Pandemi Covid-19 di Kecamatan Ilir Timur I Kota Palembang
Tahun 2022.

b. Tujuan Khusus

STIK Bina Husada Palembang


1. Menganalisis distribusi frekuensi penggunaan kontrasepsi, jenis kontrasepsi
yang digunakan PUS, usia istri, usia kawin pertama, tingkat Pendidikan,
status pekerjaan.
2. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh usia istri terhadap penggunaan
kontrasepsi.
3. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh usia kawin pertama perempuan
terhadap penggunaan kontrasepsi.
4. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh pendidikan istri terhadap
penggunaan kontrasepsi.
5. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh pekerjaan istri terhadap
penggunaan kontrasepsi.
6. Menganalisis jenis kontrasepsi yang digunakan PUS selama pandemi.
7. Menganalisis alasan PUS tidak menggunakan kontrasepsi atau putus pakai
kontrasepsi selama pandemi.

1.4 Manfaat Penelitian


I.4.1. Manfaat Akademik
1. Mendalami kajian penggunaan kontrasepsi KB pada pasangan usia subur
(PUS).
2. Sebagai bahan referensi bagi peminat studi keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi baik di tingkat mahasiswa, dosen, peneliti, dan masyarakat secara
umum.

I.4.2. Manfaat Pelayanan Masyarakat


1. Dapat mengidentifikasi jenis kotrasepsi yang digunakan serta mengetahui
alasan utama PUS tidak menggunakan kontrasepsi selama pandemi, sehingga
dapat memperoleh gambaran pola pemakaian kontrasepsi KB di masyarakat
Sumatera Selatan sebagai bahan intervensi dalam meningkatkan kesertaan
KB di masyarakat.
2. Sebagai bahan referensi bagi pembuat kebijakan di provinsi dalam menyusun
strategi peningkatan kesertaan Program Bangga Kencana.

STIK Bina Husada Palembang


3. Teridentifikasinya faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemakaian
kontrasepsi selama pandemi sehingga dapat berkontribusi dalam
meningkatkan kesertaan ber KB di Sumatera Selatan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup dalam penelitian ini tentang pemakaian kontrasepsi KB pada
PUS di Kecamatan Ilir Timur I Kota Palembang pada Triwulan II Tahun
2022. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang diambil selama
bulan Mei 2022 dengan desain Cross Sectional.

STIK Bina Husada Palembang


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Program Keluarga Berencana (KB)


2.1.1. Pengertian Program KB
2.1.2. Tujuan Program KB
2.1.3. Kotrasepsi KB

2.2. Perilaku Kesehatan Masyarakat


2.2.1. Konsep Perilaku
2.2.2. Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku

Teori Green (Theory Lawrence Green) adalah sebuah teori menganalisis perilaku
manusia dengan tingkatan kesehatan seseorang maupun masyarakat dipengaruhi
oleh faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-behavior
causes). Perilaku seseorang maupun masyarakat ditentukan oleh pengetahuan,
sikap, kepercayaan, tradisi dan sebagainya.
 
Berdasarkan teori dasar yang dikembangkan oleh Lawrence Green (1991) dalam
Notoatmodjo (2014) menjelaskan faktor perilaku (behavior causes) dipengaruhi
oleh faktor predisposisi yang meliputi umur, pekerjaan, pendidikan, pengetahuan
dan sikap, faktor pemungkin yang terwujud dalam lingkungan fisik dan jarak ke
fasilitas kesehatan dan faktor penguat yang terwujud dalam dukungan yang
diberikan oleh keluarga maupun tokoh masyarakat. 

Notoatmodjo (2003), perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu
sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas yakni berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, kuliah, belajar, dan sebagainya. Berdasarkan uraian tersebut
dapat disimpulkan perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas baik
diamati langsung maupun tidak diamatai langsung oleh pihak lain.
 

STIK Bina Husada Palembang


Faktor - Faktor :  Teori Green (Theory Lawrence Green)

Ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku petugas terhadap kesehatan juga akan
mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Lawrence Green (1993)
dalam Notoatmodjo (2014) bahwa kesehatan seseorang maupun masyarakat
dipengaruhi oleh faktor perilaku dan faktor diluar perilaku, selanjutnya perilaku
itu sendiri ditentukan atau dibentuk dari tiga faktor sebagai berikut.

1. Faktor Predisposisi (predisposing factors) ang terwijud dalam


pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai - nilai dan sebagainya.
2. Faktor Pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam lingkungan
fisik, tersedianya atau tidak tersedianya fasilitas - fasilitas atau sarana dan
prasarana.
3. Faktor Pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas yang meruapakan kelompok referensi dari perilaku
masyrakat.

Kegiatan atau aktivitas manusia yang dapat diamati langsung maupun tidak bisa
diamati langsung oleh pihak luar, hal ini merupakan keyakinan mengenai
tersedianya atau tidaknya kesempatan dan sumber yang diperlukan. Dalam
Notoatmodjo (2014) menjelaskan bahwa semua orang menghadapi perilaku baru
dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan sebagai berikut.

1. Kesadaran dimana orang tersebut menyadari dalam artian mengetahui


terlebih dahulu terhadap struktur atau objek (Awareness).
2. Dimana orang atau seseorang mengalami adanya ketertarikan (Interest).
3. Menimbang baik dan buruknya stimulus tersebut (Evaluation).
4. Dimana orang telah mencoba perilaku baru (Trial).
5. Dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan terhadap
stimulus (Adoption). 

STIK Bina Husada Palembang


Theory Lawrence Green

Predisposisi :
umur, umur kawin pertama, pekerjaan, pendidikan, pengetahuan dan sikap, sosial
ekonomi (pendapatan)

pendukung :
jarak rumah ke fasilitas Kesehatan, ketersediaan tenaga pelayanan Kesehatan,
ketersediaan alokon di faskes.

Pendorong :
SIkap dan perilaku petugas Kesehatan, tokoh agama dan masyarakat, peraturan
pemerintah.

STIK Bina Husada Palembang


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross
sectional. Penelitian cross sectional ialah penelitian non-eksperimental dalam
rangka mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek
yang berupa penyakit atau status kesehatan tertentu, dengan model pendekatan
point time. Variable-variabel yang termasuk faktor risiko dan variabel yang
termasuk efek diobservasi sekaligus pada saat yang sama. Pengertian yang sama
disini bukan berarti pada satu saat observasi dilakukan pada semua subyek untuk
semua variabel, tetapi setiap subyek hanya diobservasi satu kali saja, dan faktor
risiko serta efek diukur menurut keadaan atau status waktu diobservasi (Pratiknya,
2014).
Faktor yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari faktor predisposisi,
faktor pendorong dan faktor penguat yang berpengaruh terhadap pola penggunaan
kontrasepsi KB pada PUS yaitu usia, umur kawin pertama, pekerjaan, pendidikan,
pengetahuan dan sikap tentang alat/cara KB, sosial ekonomi (pendapatan)
keluarga, jarak rumah ke fasilitas kesehatan, ketersediaan tenaga pelayanan
kesehatan, ketersediaan alat dan obat kontrasepsi di Faskes, sikap dan perilaku
petugas kesehatan, sikap tokoh agama dan tokoh masyarakat.

STIK Bina Husada Palembang


3.2. Kerangka Konsep

Karakteristik PUS
1. Usia
2. Umur kawin pertama
3. Pekerjaan
4. Pendidikan
5. Pengetahuan dan sikap
tentang alat/cara KB
6. Sosial ekonomi
(pendapatan) keluarga

Faktor Pendorong
1. Jarak rumah ke fasilitas
kesehatan
2. Ketersediaan tenaga Penggunaan
pelayanan kesehatan Kontrasepsi KB
3. Ketersediaan alat dan
obat kontrasepsi di
Faskes

Faktor Penguat
1. Dukungan
keluarga/suami
2. Sikap dan perilaku
petugas kesehatan
3. Sikap tokoh agama dan
tokoh masyarakat

Kerangka Konsep

STIK Bina Husada Palembang


3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian dapat ditarik kesimpulannya (Masturoh and Nauri, 2018).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pasangan Usia Subur yang berada di
Kecamatan Ilir Timur I Kota Palembang yang berjumlah 6.053 pasang.
Sampel merupakan bagian dari jumlah populasi yang akan diteliti dan
diambil kesimpulannya (Masturoh dan Anggita, 2018). Sampel dalam penelitian
ini yaitu PUS yang tidak sedang hamil serta tinggal dan menetap di Kecamatan
Ilir Timur I selama pandemi covid-19 (Maret 2020 s.d Maret 2022).

3.4. Besar Sampel


Sampling merupakan sebuah cara untuk memilih elemen atau bagian dari
populasi untuk diteliti. Sedangkan sampel merupakan bagian dari elemen populasi
yang akan dihasilkan dari proses sampling (Swarjana, 2015).
Pada penelitian ini proses sampling dilakukan dengan teknik purposive
sampling.

n = 1,96
p = Proporsi PUS yang menggunakan kontrasepsi
d = limit dari error atau presisi absolut

3.5. Definisi Operasional


3.6. Hipotesis
3.7. Manajemen dan Analisis Data

STIK Bina Husada Palembang


DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. Daftar negara menurut jumlah penduduk.


https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_negara_menurut_jumlah_penduduk

Alfania Putri. 2021. Implementasi kebijakan program kb pada Masa pandemi covid-19 di
puskesmas sako.
https://repository.unsri.ac.id/52428/11/RAMA_13201_10011281722075_0910038601_0
1_front_ref.pdf

B. Kemenkes RI, “Panduan Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi


Dalam Situasi Pandemi COVID-19,” kemenkes RI, p. 5, 2020.

STIK Bina Husada Palembang

Anda mungkin juga menyukai