Anda di halaman 1dari 11

JOMIS (Journal of Midwifery Science) P-ISSN : 2549-2543

Vol 5. No.2, Juli 2021 E-ISSN : 2579-7077

PERILAKU PENGGUNAAN KONTRASEPSI PADA PUS SELAMA PANDEMI COVID-


19 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUTA UTARA
1)
Ni Made Rai Widiastuti, 2) Ketut Novia Arini
Diploma III Kebidanan, Politeknik Kesehatan Kartini
Bali Jl Piranha No 2 Pegok Sesetan Denpasar Bali
1)
raiwidiastuti@gmail.com 2) ktnovia85@gmail.com

ABSTRAK
Kata Kunci:
Perilaku; Kontrasepsi; Pemerintah Indonesia telah menetapkan penyebaran virus COVID-19 sebagai Bencana
Pandemi, COVID-19 Nasional, dan untuk pencegahan penularannya dilakukan dengan menerapkan kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kebijakan ini secara tidak langsung berdampak
pada semua aspek kehidupan salah satunya adalah dalam pelayanan KB. Secara Nasional
hasil pelayanan KB pada masa pandemi COVID-19 terdapat penurunan jumlah penggunaan
alat kontrasepsi yang mencapai 40% dan terjadi diseluruh wilayah di Indonesia (BKKBN,
2020). Hal ini dapat menimbulkan berbagai masalah diantaranya terjadi peningkatan angka
kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy) dan baby boom atau peningkatan
angka kelahiran. Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku
penggunaan kontrasepsi pada pasangan usia subur dalam masa pandemi COVID-19 di
Puskesmas Kuta Utara. Penelitian ini adalah jenis penelitian survey dengan rancangan
penelitian cross sectional analitik. Populsai dalam penelitian ini adalah seluruh Pasangan
Usia Subur (PUS) dengan jumlah sampel adalah 365 responden yang diambil secara
purposive sampling. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian responden saat ini
menggunakan kontrasepsi. Analisis data bivariat dengan chi square didapatkan variabel
umur, paritas, penghasilan keluarga, persepsi manfaat, persepsi hambatan, ketersediaan
tempat pelayanan, dan dukungan suami berhubungan dengan perilaku penggunaan
kontrasepsi. Analisis multivariat dengan teknik regresi logistik didapatkan bahwa variabel
dukungan suami yang paling dominan berpengaruh terhadap perilaku penggunaan
kontrasepsi.

Keywords:Behavior; ABSTRACTt
Contraception,COVID-
19;Pandemic The Indonesian government has designated the spread of the COVID-19 virus as a National
Disaster, and to prevent its transmission it is carried out by implementing the Large Scale
Social Restriction (PSBB) policy. This policy indirectly affects all aspects of life, one if
which is in family planning services. Nationally, the results of family planning services
Info Artikel during the COVID-19 pandemic, there was a decrease in the use of contraceptives reaching.
Tanggal dikirim: 19-03-2021 This can cause various problems including an increase in the number of unwanted
Tanggal direvisi: 05-04-2021 pregnancies (unwanted pregnancy) and baby booms or an increase in the birth rate. This
Tanggal diterima: 21-07-2021 study aims to determine how the behavior of contraceptive use among couples of
DOI Artikel:
childbearing age during the COVID-19 pandemic at the Primary Health Care North Kuta.
10.36341/jomis.v5i2.1741
Creative Commons Attribution- This research is a survey research with cross sectional analytic research design. The
NonCommercial-ShareAlike 4.0 population in this study were all fertile age couples (PUS) in Denpasar City and the number
International License. of samples used was 365 respondents with a purposive sampling technique. The results of
this study found that most respondents are currently using contraception. Analysis of
bivariate data with chi square obtained variables of age, parity, family income, perceived
benefits, perceived barriers, availability of service places, and husband's support, affect the
behavior of contraceptive use. Multivariate analysis with logistic regression found that
husband's support variable has the most dominant influence on contraceptive use behavior.

Author : Ni Made Rai Widiastuti, Ketut Novia Arini │ Publish : 25 Juli 2021│ Vol.5, No.2 ,Tahun 2021│ 1
JOMIS (Journal of Midwifery Science) P-ISSN : 2549-2543
Vol 5. No.2, Juli 2021 E-ISSN : 2579-7077

PENDAHULUAN Contraceptive Prevalence Rate (CPR),


Indonesia adalah negara yang dapat dilihat dari angka kesertaan
berkembang dengan jumlah penduduk ber KB dengan cara modern yaitu
yang menempati posisi ke empat kontrasepsi implant, metode operasi
dengan laju pertumbuhan penduduk wanita,metode operasi pria, Alat
dan jumlah penduduk yang tinggi Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR),
didunia setelah negara Cina, India dan suntikan, pil dan kondom[1].
Amerika Serikat. Berbagai cara Saat ini dunia sedang mengalami
dilakukan sebagai upaya dalam pandemi Virus Corona (Covid-19)
pengendalian jumlah penduduk dengan yang menjadi masalah kesehatan dunia
menerapkan program Keluarga dan telah menginfeksi secara global
Berencana (KB). Salah satu target termasuk Indonesia[2]. Pandemi
indikator keberhasilan Sustainability Covid-19 belum bisa dipastikan kapan
Development Goals (SDG’s) pada akan berakhir, sehingga kondisi ini
Tahun 2030, yaitu menjamin akses membuat seluruh lapisan masyarakat
secara menyeluruh (universal access) perlu beradaptasi dan menerapkan
untuk pelayanan kesehatan seksual, protokol kesehatan baru agar tetap
kesehatan reproduksi dan keluarga dapat beraktivitas namun tetap aman
berencana [1]. dari penularan Covid-19[3].
Mengingat angka kelahiran yang Keputusan Presiden Nomor 12
tinggi, akan berdampak pada kesehatan tahun 2020 tentang Penetapan Bencana
ibu dengan indikator AKI, sehingga non alam penyebaran COVID-19
angka kematian ibu bisa tidak terjadi sebagai Bencana Nasional,
jika seorang wanita tidak dalan memerlukan mekanisme penanganan
keadaan hamil. Maka dari itu kondisi salah satunya dengan diberlakukan
kehamilan, terlebih lagi kehamilan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala
yang berisiko tinggi dapat sebagai jalan Besar (PSBB)[4]. Kebijakan
menuju kematian ibu, jika kehamilan Pembatasan Sosial Berskala Besar
tersebut tidak mendapatkan (PSBB) untuk pencegahan penularan
penatalaksanaan dengan baik [1]. COVID-19, menyebabkan dampak
Program keluarga berencana yang sangat besar disemua aspek
untuk mengatur jarak kelahiran, usia kehidupan salah satunya adalah dalam
ideal melahirkan, mengatur waktu hal pelayanan KB. Adanya PSBB
kehamilan dengan upaya promosi guna tersebut dapat menyebabkan perubahan
mewujudkan keluarga yang idel dan perilaku pasangan usia subur, seperti
berkualitas. Program KB di Indonesia akan mengurangi jumlah kunjungan ke
sudah dicanangkan sejak tahun 1970, fasilitas kesehatan, seluruh aktifitas
telah mengalami berbagai perubahan dilakukan dirumah baik aktifitas
dan perkembangan. Salah satu pekerjaan, belajar, dan lain-lain, yang
indikator keberhasilan dari program semua ini akan berdampak pada
keluarga berencana diIndonesia adalah perilaku pasangan usia subur tersebut.
ditunjukkan dengan meningkatnya Hambatan lainnya yang terjadi
angka kesertaan berKB atau dalam pelayanan keluarga berencana

Author : Ni Made Rai Widiastuti, Ketut Novia Arini │ Publish : 25 Juli 2021│ Vol.5, No.2 ,Tahun 2021│ 2
JOMIS (Journal of Midwifery Science) P-ISSN : 2549-2543
Vol 5. No.2, Juli 2021 E-ISSN : 2579-7077

yaitu terjadi keterbatasan mengakses Kuta Utara Kabupaten Badung.


pelayanan dan kekurangan alat Perilaku PUS dalam menggunakan
kontrasepsi akibat dari suplai alat yang kontrasepsi dalam hal ini dilihat
terganggu, terlebih lagi terjadi pada berdasarkan tiga faktor yang
negara berkembang[5]. Hal yang sama mempengaruhi yaitu faktor predisposisi
telah disampaikan bahwa pandemi (predisposing factors), faktor pemungkin
Covid-19 merubah pola hidup seluruh (enabling factors) dan faktor penguat
masyarakat dan memberikan dampak (reinforcing faktors).
terhadap pola penggunaan alat
kontrasepsi serta mempengaruhi TINJAUAN PUSTAKA
distribusi obat dan alat kontrasepsi[6]. Coronavirus adalah keluarga besar
UNFPA menyampaikan bahwa selama virus yang menyebabkan penyakit mulai
pandemic Covid-19 harus tetap tersedia dari gejala ringan sampai berat. Terdapat
alat kontrasepsi modern jangka panjang dua jenis virus corona yang dapat
(MKJP) dan metode kontrasepsi jangka menimbulkan gejala berat seperti Middle
pendek (non MKJP), layanan informasi,
East Respiratory Syndrome (MERS) dan
koseling, termasuk kontrasepsi darurat
Severe Acute Respiratory Syndrome
harus selalu tersedia serta dapat diakses
oleh masyarakat[7]. (SARS). Virus penyebab COVID-19 ini
Secara Nasional hasil pelayanan dinamakan Sars-CoV-2 adalah penyakit
KB pada masa pandemi COVID-19 jenis virus baru yang belum pernah
terdapat penurunan jumlah penggunaan diidentifikasi sebelumnya pada manusia..
alat kontrasepsi yang mencapai 40% [8]. Tanda dan gejala umum seseorang
dan hampir terjadi diseluruh wilayah di terinfeksi COVID-19 antara lain gangguan
Indonesia[3]. Badan Kependudukan pernapasan yang akut seperti demam, flu,
dan Keluarga Berencana Nasional batuk dan sesak napas. Masa inkubasi
(BKKBN) memprediksi baby boom virus adalah rata-rata 5-6 hari dengan
atau ledakan angka kelahiran masa inkubasi terpanjang adalah 14 hari.
berpotensi terjadi selama masa Pada kasus COVID-19 yang berat dapat
pandemi dan meningkatnya drop out menyebabkan terjadinya pneumonia,
atau putus kesertaan ber-KB. Hal ini sindrom pernapasan akut, gagal ginjal,
disebabkan dari terhambatnya akses dan kematian. Tanda dan gejala klinis
untuk mendapatkan pelayanan, yang paling banyak dilaporkan adalah
menunda ke fasilitas kesehatan oleh demam, sesak napas serta hasil rontgen
karena kekhawatiran tertular COVID- dada mengambarkan terjadinya infiltrat
19 dan peningkatan hubungan suami pneumonia yang luas pada kedua paru [9].
istri tanpa menggunakan alat Selama pelaksanaan tanggap darurat
COVID-19, agar tidak terjadi DO
kontrasepsi yang memiliki resiko
pelayanan KB tetap berlajan dengan
hamil[3]. memperhatikan protokol-protokol
Berdasarkan latar belakang penyebaran virus corona. BKKBN telah
diatas peneliti ingin mengetahui gencar melakukan sosialisasi untuk
bagaimana perilaku PUS dalam menggunakan menggunakan kontrasepsi
menggunakan kontrasepsi selama alternatif yaitu pil KB, kondom dan alat
pandemi COVID-19 di Kecamatan kontrasepsi lainnya selama mengikuti
program pemerintah yaitu di rumah saja.
Author : Ni Made Rai Widiastuti, Ketut Novia Arini │ Publish : 25 Juli 2021│ Vol.5, No.2 ,Tahun 2021│ 3
JOMIS (Journal of Midwifery Science) P-ISSN : 2549-2543
Vol 5. No.2, Juli 2021 E-ISSN : 2579-7077

Penggunaan alat kontrasepsi berupa pil dapat terus dilakukan ditengah


KB tersebut menjadi salah satu alternatif masyarakat.
bagi peserta KB aktif yang selama ini Keberhasilan program KB ditentukan
menggunakan metode suntik. Dalam dari perilaku PUS untuk ikut berpartisipasi
situasi saat ini, pelayanan suntik KB di sebagai akseptor KB. Perilaku dalam hal ini
fasilitas kesehatan dibatasi, sebagai upaya yang dimaksud adalah perilaku kesehatan
menghindari kontak langsung antara seseorang yang dapat dilihat dari aktivitas
petugas dan masyarakat. BKKBN tetap atau kegiatan seseorang baik yang dapat
menjalankan penyuluhan yang diamati (observable) maupun yang tidak
disesuaikan dengan melakukan sosialisasi dapat diamati (unobservable) yang
program KB secara daring atau online berkaitan dengan pemeliharaan dan
dengan memanfaatkan media sosial yang peningkatan kesehatan seseorang. Perilaku
dilakukan oleh para kader KB di wilayah dalam pemakaian kontrasepsi,
kerja masing-masing[3]. sebagaimana diketahui bahwa perilaku
Pada kondisi sekarang ini diharapkan seseorang dipengaruhi oleh 3 faktor utama
PUS dengan resiko 4 T tidak hamil menurut Laurence W.Green (1980) dalam
terlebih dahulu, sehingga petugas Notoadmodjo (2012) yaitu: 1) Faktor
kesehatan perlu memastikan bahwa predisposisi (predisposing factors), yang
mereka saat ini sedang menggunakan alat mencakup faktor umur, pendidikan,
kontrasepsi [2]. Beberapa hasil penelitian pekerjaan, penghasilan, pengetahuan dan
yang menunjukkan bahwa wabah infeksi sikap. 2) Faktor pemungkin (enabling
dapat mempengaruhi program factors) yang mencakup fasilitas
penggunaan kontrasepsi yaitu penurunan penunjang, sumber informasi dan
distribusi kontrasepsi sebesar 65% di kemampuan sumber daya. 3) Faktor
negara Liberia dan 23% di Sierra Leone penguat (reinforcing faktors) yang
pada puncak wabah Ebola Afrika Barat. mencakup dukungan keluarga, kelompok,
Secara global pencegahan kasus COVID- petugas kesehatan dan tokoh masyarakat
19 yang terjadi diseluruh dunia saat ini yang mendukung perilaku [10].
terfokus pada upaya perawatan medis, Selain itu persepsi juga sangat
pembagian sumber daya, pencegahan mempengaruhi perilaku seseorang untuk
penyebaran virus, pengembangan obat dan melakukan suatu tindakan yang ditegaskan
vaksin terbaru. Disisi lain konsekuensi dalam Teori Health belife model (HBM).
dari terhambatnya akses terhadap Model teori ini digunakan untuk
pelayanan kontrasepsi, sesuai dengan hasil mengeksplorasi prilaku kesehatan seseorang
penelitian yang dilakukan oleh badan dalam jangka panjang dan jangka pendek.
kesehatan seksual dan reproduksi Model teori ini akan mencakup beberapa
Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFA) unsur penting, yang dapat memungkinkan
didapatkan bahwa lebih dari 47 juta seseorang melakukan tindakan pencegahan
yang dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu
wanita kehilangan akses kontrasepsi yang
perceived susceptibility, perceived severity,
menyebabkan 7 juta kehamilan yang tidak
perceived benefits dan perceived
diinginkan sebagai akibat krisis COVID- barrier[11].
19. Akses terhadap pelayanan kontrasepsi
merupakan akses vital karena selama 20 METODE
tahun terakhir, peningkatan penggunaan
Metode yang digunakan adalah
kontrasepsi dinegara berkembang telah
dapat mengurangi jumlah kematian ibu analitik dan rancangan crosssectional.
sebesar 40% dari penurunan kehamilan Penelitian dilakukan dari bulan April-Juli
yang tidak diinginkan[5]. Oleh karena itu 2020, menggunakan sampel 365 ibu hamil
diharapkan program keluarga berencana yang sesuai dengan kriteria inklusi yaitu
wanita usia subur yang berada pada
Author : Ni Made Rai Widiastuti, Ketut Novia Arini │ Publish : 25 Juli 2021│ Vol.5, No.2 ,Tahun 2021│ 4
JOMIS (Journal of Midwifery Science) P-ISSN : 2549-2543
Vol 5. No.2, Juli 2021 E-ISSN : 2579-7077

wilayah kerja Puskesmas Kuta Utara, 1-2 anak, dan sebagian besar yaitu 61,9%
tidak sedang dalam keadaan hamil dan dengan penghasilan keluarga yang tinggi
tidak sedang program kehamilan. Pada (lebih dari atau sama dengan UMK
penelitian ini menggunakan teknik Kabupaten Badung).
Purposive Sampling.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Perilaku
Penelitian ini menggunakan
Penggunaan KB Pada Masa Pandemi
kuesioner elektronik dengan google COVID-19
formulir sebagai alat pengumpulan data. Perilaku Frekuen Presentas
Analisis data bivariate menggunakan uji Penggunaan si e (%)
Korelasi Chi Square dan analisis KB (n)
multivariat menggunakan regresi logistic Tidak 171 46,8
ganda. No etik penelitian : Menggunaka
n
1799/UN14.2.2.VII.14/LT/2020
Menggunaka 194 53,2
n
HASIL DAN PEMBAHASAN Total 365 100
Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Karakteristik Responden Berdasarkan tabel 2 diatas didapatkan
Karakteristik Frekuensi Persentase bahwa setengahnya yaitu 53,2%
Responden (n) (%) responden sedang menggunakan alat
Umur
<20 tahun 2 0,5
kontrasepsi dan hampir setengahnya yaitu
20-35 tahun 191 52,3 46,8% responden tidak menggunakan alat
>35 tahun 172 47,2 kontrasepsi.
Tingkat
Pendidikan
Pendidikan 35 9,6
Dasar
Pendidikan 136 37,3
Menengah
Pendidikan 194 53,2
Tinggi
Pekerjaan
Bekerja 268 73,4
Tidak bekerja 97 26,5
Paritas
1-2 285 78,1
>2 80 21,9
Penghasilan
Keluarga
Rendah 139 38,1
Tinggi 226 61,9

Dari tabel 1 pada data karakteristik


responden didapatkan bahwa sebagian
besar yaitu 52,5% responden berumur 20-
35 tahun, sebagian besar yaitu 53,2%
dengan pendidikan tinggi, sebagian besar
yaitu 73,4 % responden adalah bekerja,
sebagian besar yaitu 78,1% dengan paritas

Author : Ni Made Rai Widiastuti, Ketut Novia Arini │ Publish : 25 Juli 2021│ Vol.5, No.2 ,Tahun 2021│ 5
JOMIS (Journal of Midwifery Science) P-ISSN : 2549-2543
Vol 5. No.2, Juli 2021 E-ISSN : 2579-7077

Tabel 3. Analisis Bivariat Hubungan Variabel Independen dengan Perilaku Pemakaian


Kontrasepsi Selama Pandemi COVID-19
Perilaku Penggunaan
No Variabel Tidak Ya Crude 95 % CI Nilai p
Independen n (%) n (%) OR
1 Umur
<35 tahun 105 (54,4) 88 (45,6) 9,38 1,26-2,91 0,00
>35 tahun 66 (38,4) 106 (61,6)
2 Pendidikan
Rendah 19 (53,3) 16 (45,7) 1,39 0,69-2,80 0,35
Tinggi 152 (46,1) 178 (53,9)
3 Pekerjaan
Bekerja 124 (46,3%) 144 (53,7%) 0,92 0,57-1,45 0,71
Tidak Bekerja 47 (48,5%) 50 (51,5%)
4 Paritas
1-2 142 (49,8%) 143 (50,2%) 1,75 1,05-2,91 0,03
>2 29 (36,2%) 51 (63,7%)
5 Penghasilan
Keluarga
Rendah 51 (36,7%) 88 (63,3%) 0,5 0,33-0,79 0,00
Tinggi 120 (53,1%) 106 (46,9%)
6 Pengetahuan
Rendah 31 (43,3%) 41 (56,9%) 0,8 0,49-1,38 0,47
Tinggi 140 (47,8%) 153 (52,2%)
7 Persepsi
Rerentanan 42 (50,6%) 41 (49,4%) 1,2 0,74-1,98 0,44
Rendah 129 (45,7%) 153 (54,3%)
Tinggi
8 Persepsi
Keseriusan 55 (53,4%) 48 (46,6%) 1,4 0,91-2,28 0,12
Rendah 116 (44,3%) 146 (55,7%)
Tinggi
9 Persepsi
Manfaat 36 (85,7%) 6 (14,3%) 8,36 3,42-20,39 0,00
Rendah 135 (41,8%) 188 (58,2%)
Tinggi
10 Persepsi
Hambatan 84 (36,7%) 145 (63,3%) 0,33 0,21-0,51 0,00
Rendah 87 (64%) 49 (36%)
Tinggi
11 Ketersediaan
Tempat
Pelayanan 34 (82,9%) 7 (17,1%) 6,63 2,85-15,40 0,00
Tidak Ada 137 (42,3%) 187 (57,7%)
Ada
12 Pembiayaan
Tidak 38 (38,8%) 60 (61,2%) 0,63 0,40-1,02 0,06
Terjangkau 133 (49,8%) 134 (50,2%)
Terjangkau

Author : Ni Made Rai Widiastuti, Ketut Novia Arini │ Publish : 25 Juli 2021│ Vol.5, No.2 ,Tahun 2021│ 6
JOMIS (Journal of Midwifery Science) P-ISSN : 2549-2543
Vol 5. No.2, Juli 2021 E-ISSN : 2579-7077

13 DukunganSua
mi 62 (95,4%) 3 (4,6%) 36,21 11,10-118,12 0,00
Tidak
Mendukung 109 (36,3%) 191 (63,7%)
Mendukung

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel bebas yang berhubungan dengan perilaku
pemakaian kontrasepsi selama pandemi COVID-19 yaitu umur, paritas, penghasilan keluarga,
persepsi manfaat, persepsi hambatan, ketersediaan tempat pelayanan, dan dukungan suami.

Tabel 4. Analisis Multivariat Determinan Faktor yang Mempengaruhi Perilaku


Penggunaan Kontrasepsi Selama Pandemi COVID-19

No Variabel OR 95% C.I. Nilai p

1 Persepsi manfaat tinggi 4,4 1,08-10,42 0,04

2 Persepsi hambatan rendah 18,07 0,17-0,52 0,00

3 Pembiayaan pelayanan 10,1 0,18-0,67 0,00

terjangkau

4 Dukungan suami 27,37 8,48-109,94 0,00

Author : Ni Made Rai Widiastuti, Ketut Novia Arini │ Publish : 25 Juli 2021│ Vol.5, No.2 ,Tahun 2021│ 7
JOMIS (Journal of Midwifery P-ISSN : 2549-
Science) Vol 5. No.2, Juli 2021 2543
Berdasarkan analisis multivariat yang telah Hasil penelitian ini juga didapatkan
dilakukan dengan batas nilai p yang bahwa 63,7% suami mendukung dan
dimasukkan dalam analisis multivariat yaitu menggunakan kontrasepsi. Dukungan suami
p < 0,25. Persepsi manfaat menghasilkan yang baik akan memudahkan istri untuk
OR sebesar 4,4 (95% CI=1,08-10,42) yang menentukan alat kontrasepsi, banyak para
artinya bahwa responden yang memiliki wanita usia subur (WUS) yang takut
persepsi manfaat tinggi akan manfaat menggunakan alat kontrasepsi disebabkan
pemakaian kontrasepsi akan memiliki beberapa faktor diantaranya yaitu: takut
peluang 4,4 kali lebih tinggi untuk untuk berat badan bertambah, perubahan
menggunakan kontrasepsi. postur tubuh atau bahkan mengalami
Persepsi hambatan rendah menghasilkan perubahan integritas kulit. Dengan
OR sebesar 18,07 (95% CI=0,17-0,52) yang dukungan suami maka wanita usia subur
artinya bahwa responden yang memiliki akan mudah untuk menggunakan
persepsi hambatan yang rendah akan kontrasepsi [13]
memiliki peluang 18,07 kali lebih tinggi Penelitian ini sejalan dengan penelitian
untuk menggunakan kontrasepsi. Bella Novita tahun 2015 yang menyatakan
Pembiayan pelayanan yang terjangkau bahwa, dukungan suami berpengaruh
menghasilkan OR sebesar 10,1 (95% terhadap pengambilan keputusan istri untuk
CI=0,18-0,67) yang artinya bahwa menggunakan alat kontrasepsi. Contoh
responden yang menyatakan biaya dukungan suami terhadap istri antara lain
pelayanan kontrasepsi terjangkau memiliki berupa: dukungan emosional seperti
peluang 10,1 kali lebih tinggi untuk berdiskusi dan berkomunikasi yang baik;
menggunakan kontrasepsi. memberikan dukungan penghargaan seperti
Variabel dukungan suami menghasilkan memberikan persetujuan untuk
OR sebesar 27,37 (95% CI=8,48-109,94) menggunakan salah satu alat kontrasepsi
yang artinya bahwa responden yang yang tersedia; dukungan instrumental
menyatakan mendapatkan dukungan suami meliputi memberikan bantuan yang
memiliki peluang 27,37 kali lebih tinggi dibutuhkan seperti suami bersedia untuk
untuk menggunakan alat kontrasepsi. Hasil membiayai, bersedia mengantar istri ke
penelitian ini didapatkan faktor yang paling fasilitas pelayanan kesehatan untuk
dominan mempengaruhi perilaku dalam mendapatkan pelayanan KB[14]. Menurut
penggunaan kontrasepsi pada masa Kundre & Rina tahun 2018, suami-istri
pandemi COVID 19 adalah dukungan secara bersama-sama dalam mendiskusikan
suami. dan memilih metode kontrasepsi yang
Hasil penelitan ini didukung oleh sesuai, membiayai pengeluaran pelayanan
penelitian lainnya yaitu Sabila dan Maisya kontrasepsi dan bersama-sama
Tahun 2016, menyatakan dari hasil memperhatikan efek samping dari
penelitian kualitatif yang dilakukan tentang pemakaian kontrasepsi yang dipilih [13].
penggunaan kontrasepsi steril pada wanita Dukungan suami merupakan pedoman
didapatkan bahwa wanita yang penting bagi istri untuk menggunakan alat
menggunakan kontrasepsi sterilisasi kontrasepsi. Peran serta suami dalam dalam
menyatakan mendapat dukungan yang mendukung pengambilan keputusan, juga
penuh dari suami. Adapun contoh dukungan sangat berpengaruh dalam memberikan
yang diberikan suami terhadap istri yang informasi bagi istri. Dukungan sebagai
melakukan sterilisasi antara lain: bersedia edukator yang dapat diberikan oleh suami
membiayai, mengantar ke pelayanan kepada istri antara lain suami ikut saat
kesehatan, menemani sampai akhir dari melakukan konsultasi ke tenaga kesehatan
tindakan, menandatangani persetujuan dalam hal pemilihan alat kontrasepsi,
lewat informed counsent dan memberikan mengingatkan kepada istri untuk jadwal
keputusan, [12]. minum obat atau jadwal kunjungan ulang dan
sebagainya dapat meningkatkan motivasi istri

Author : Ni Made Rai Widiastuti, Ketut Novia Arini │ Publish : 25 Juli 2021│ Vol.5, No.2 ,Tahun 2021│ 8
JOMIS (Journal of Midwifery P-ISSN : 2549-
Science) Vol 5. No.2, Juli 2021 2543
menggunakan alat kontrasepsi[15]. apakah sudah layak untuk hamil [3].
Hasil penelitian ini juga didapatkan Pelayanan kontrasepsi saat ini dalam
sebesar 36,3% suami mendukung, tetapi ibu masa situasi pandemi COVID-19 yang
tidak menggunakan kontrasepsi, dengan dihimbau oleh Pemerintah adalah sebagai
adanya pertimbangan lainnya yang berikut: Menunda kehamilan sampai
mempengaruhi perilaku pemakaian kondisi pandemi berakhir; Akseptor
kontrasepsi. Hasil analisis bivariat dihimbau untuk tidak datang ke fasilitas
didapatkan bahwa variabel persepsi juga kesehatan, kecuali yang memiliki keluhan,
mempengaruhi perilaku dalam penggunaan dan dengan syarat telah membuat perjanjian
kontrasepsi. Responden yang menilai terlebih dahulu dengan petugas; Bagi
dirinya tidak berisiko tinggi untuk hamil, akseptor IUD/Implan yang telah habis masa
kemungkinan tidak menggunakan pakai alat kontrasepsi, jika memungkinkan
kontrasepsi yang efektif [16]. Dalam untuk menggunakan kondom; Bagi akseptor
penelitian ini responden yang memiliki KB Suntik dihimbau untuk datang ke
persepsi akan dirinya berisiko tinggi untuk fasilitas kesehatan sesuai jadwal dengan
bila hamil akan tetap menggunakan alat membuat perjanjian sebelumnya melalui
kontrasepsi walaupun saat ini masih dalam telepon atau pesan elektronik; Bagi
keadaan pandemi COVID-19. akseptor KB Pil diharapkan dapat
Pengalaman responden selama menghubungi kader atau petugas PLKB
menggunakan alat kontrasepsi dan untuk mendapatkan Pil KB; Ibu yang telah
informasi yang diperoleh pada fasilitas melahirkan sebaiknya langsung
pelayanan kesehatan baik dari puskesmas, menggunakan KB pasca salin (KBPP),
dokter praktek mandiri, praktek bidan dan materi komunikasi, edukasi dan konseling
rumah sakit, media cetak dan elektronik dapat diberikan secara daring atau
serta informasi dari akseptor lain yang telah online[3].
menggunakan alat kontrasepsi tertentu akan Perilaku penggunaan alat kontraspesi
menimbulkan suatu persepsi tersendiri. selama pandemi COVID-19 di Kecamatan
Adapun hal yang membuat seseorang Kuta Utara didapatkan bahwa setengahnya
merasakan tertarik kembali ke sesuatu hal yaitu 53,2% responden saat ini sedang
yang dianggap baik dan aman bisa menggunakan alat kontrasepsi dan hampir
disebabkan oleh karena pengalaman yang setengahnya yaitu 46,8% responden tidak
baik sebelumnya. Saat pendemi COVID-19 sedang menggunakan alat kontrasepsi.
sekarang ini banyak menimbulkan berbagai Hasil tersebut menunjukkan hampir
persepsi ibu mengenai pemenuhan seimbang antara wanita yang sedang
pelayanan kontrasepsi karena dari menggunakan kontrasepsi dan wanita yang
Pemerintah menghimbau untuk tetap tidak sedang menggunakan kontrasepsi.
drumah saja. Disisi lain akseptor KB Sejak ditetapkannya COVI-19 sebagai
memerlukan pelayanan kontrasepsi sesuai bencana Nasional berdasarkan Keputusan
dengan jadwal ke fasilitas pelayanan Presiden Nomor 12 tahun 2020,
kesehatan. memberikan efek yang sangat besar untuk
Pemerintah dengan segala upaya seluruh aspek kehidupan salah satunya
promotif dan preventifnya menghimbau adalah dalam pelayanan kesehatan
kepada seluruh pasangan usia subur masyarakat termasuk pelayanan
sebaiknya merencanakan dengan baik dan kontrasepsi.
atau menunda kehamilan sampai kondisi Diberlakukannya kebijakan
pandemi COVID-19 berakhir dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
memperhatikan kondisi layak hamil, dapat mengakibatkan terhambatnya
kemudahan dalam mengakses pelayanan distribusi dan akses untuk mendapatkan
kesehatan yang berkualitas dan perencanaan pelayanan kontrasepsi sehingga dapat
kehamilan dilakukan dengan memastikan menyebabkan akseptor drop out KB atau

Author : Ni Made Rai Widiastuti, Ketut Novia Arini │ Publish : 25 Juli 2021│ Vol.5, No.2 ,Tahun 2021│ 9
JOMIS (Journal of Midwifery P-ISSN : 2549-
Science) Vol 5. No.2, Juli 2021 2543
putus kesertaan ber-KB. Hal ini akan sangat Keluarga Berencana dan Kesehatan
berpengaruh terhadap terjadinya kehamilan Reproduksi Dalam Situasi Pandemi
yang tidak diinginkan (KTD), oleh karena COVID-19,” kemenkes RI, p. 5, 2020.
penurunan jumlah pemakaian kontrasepsi [4] BNBP RI, “Presiden Tetapkan COVID-
dari masing-masing jenis alat kontrasepsi. 19 Sebagai Bencana Nasional,” Jurnal
Berkala Kesehatan, 2020. .
Keadaan ini diindikasikan oleh karena [5] J. Aly, K. O. Haeger, A. Y. Christy, and
pasangan usia subur (PUS) yang A. M. Johnson, “Contraception access
memerlukan pelayanan kontrasepsi tetapi during the COVID-19 pandemic,”
tidak mampu mengakses layanan dan Contracept. Reprod. Med., vol. 5, no. 1,
menunda ke fasilitas pelayanan kesehatan pp. 1–9, 2020, doi: 10.1186/s40834-020-
00114-9.
selama pandemi COVID-19 yang [6] C. Purdy, “How will COVID-19 affect
disebabkan oleh kekhawatiran PUS yang global access to contraceptives and what
akan tertular COVID-19 [3]. can we do about it?,” Devex, 2020.
[7] UNFPA, “Sexual and Reproductive
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa Health and Rights: Modern
faktor dominan yang mempengaruhi Contraceptives and Other Medical
Supply Needs, Including for COVID-19
penggunaan kontrasepsi adalah dukungan
Prevention, Protection and Response,”
suami, dimana diharapkan suami dapat 2020, [Online]. Available:
tetap mendukung ibu untuk mendapatkan https://www.unfpa.org/resources/sexual-
pelayanan kontrasepsi sehingga tetap and-reproductive-health-and-rights-
terpenuhi kebutuhan untuk berKB. modern-contraceptives-and-other-
medical-supply.
KESIMPULAN [8] Kementrian Kesehatan, “Pedoman
COVID REV-4,” Pedoman Pencegah.
Dapat disimpulkan dari hasil dan Pengendali. Coronavirus Dis., vol.
penelitian yang dilakukan bahwa, dukungan 1, no. Revisi ke-4, pp. 1–125, 2020.
suami adalah faktor dominan yang [9] E. W. Zhou, “101 Tips Berbasis Sains,”
Buku Pandu. Pencegah. Coronavirus
mempengaruhi penggunaan kontrasepsi 101 Tips Berbas. Sains Yang Dapat
dimasa pendemi COVID-19 Menyelamatkan Hidup Anda, p. 120,
2020, [Online]. Available:
https://fin.co.id/wp-
UCAPAN TERIMAKASIH content/uploads/2020/03/Buku-
Pada kesempatan ini Peneliti Panduan-Pencegahan-Coronavirus-101-
mengucapkan terimakasih pada Yayasan Tips-Berbasis-Sains.pdf.
Kartini Bali yang telah memberikan pendanaan [10] Stephan dan Ariyani, “Gambaran
dalam Hibah Penelitian Dosen Internal. Peneliti perilaku pemakaian kontrasepsi pasca
persalinan pada wanita usia subur di
juga mengucapkan terimakasih kepada desa gelgel, Klungkung-Bali Published,”
Pemerintah Kecamatan Kuta Utara dan Intisari Sains Medis, vol. 8, no. 2, pp.
Puskesmas Kuta Utara yang telah memberikan 144–146, 2017, doi:
ijin dalam penelitian ini 10.1556/ism.v8i2.130.
sehingga penelitian dapat selesai tepat waktu. [11] S. Notoadmodjo, “Promosi Kesehatan &
Prilaku Kesehatan,” Jakarta EGC, 2012.
[12] M. Sabilla and I. Maisya, “Gambaran
DAFTAR PUSTAKA Perilaku Wanita Dalam Penggunaan
Kontrasepsi Strerilisasi Wanita Di
[1] Kemenkes RI, “Pedoman Manajemen Pamulang, Kota Tangerang Selatan,”
Pelayanan KB,” 2018. Indones. J. Reprod. Heal., vol. 7, no. 3,
[2] Kementerian Kesehatan RI, “Pedoman pp. 185–197, 2017, doi:
dan Pencegahan Coronavirus (COVID- 10.22435/kespro.v7i3.6662.185-197.
19),” pp. 1–214, 2020, doi: [13] R. Kundre, “Hubungan Dukungan
10.33654/math.v4i0.299. Suami Dengan Pemilihan Jenis
[3] B. Kemenkes RI, “Panduan Pelayanan Kontrasepsi Intra Uterine Device Pada
Wanita Usia Subur Di Puskesmas

Author : Ni Made Rai Widiastuti, Ketut Novia Arini │ Publish : 25 Juli 2021│ Vol.5, No.2 ,Tahun 2021│
JOMIS (Journal of Midwifery P-ISSN : 2549-
Science) Vol 5. No.2, Juli 2021 2543
Makalehi Kecamatan Siau Barat,” J.
Keperawatan, vol. 6, no. 2, pp. 1–7,
2018.
[14] Bela Novita Amaris Susanto,
“Hubungan dukungan suami terhadap
istri dalam dengan keputusan
penggunaan alat kontrasepsi.,” pp. 1–14,
2016.
[15] L. Choiriyah, N. K. A. Armini, and S.
Hadisuyatmana, “Dukungan Suami
dalam Pemilihan Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP) pada
Pasangan Usia Subur (PUS).,” Indones.
J. Community Heal. Nurs., 2020, doi:
10.20473/ijchn.v5i2.18481.
[16] T. Alami, D. Diniyati, and I. Netty,
“Hubungan Persepsi Akseptor Kb
Dengan Pemilihan Mkjp Di Kelurahan
Tahtul Yaman Kota Jambi Tahun 2017,”
J. Ilm. PANNMED (Pharmacist, Anal.
Nurse, Nutr. Midwivery, Environ. Dent.,
vol. 14, no. 2, pp. 9–16, 2019, doi:
10.36911/pannmed.v14i2.539.

Author : Ni Made Rai Widiastuti, Ketut Novia Arini │ Publish : 25 Juli 2021│ Vol.5, No.2 ,Tahun 2021│

Anda mungkin juga menyukai