ABSTRAK
Peningkatan populasi di Indonesia berdasarkan World Population Data Sheet 2020 saat
ini populasi Indonesia tercatat hingga pertengahan 2020 sebanyak 271,7 juta jiwa dengan
angka kelahiran mencapai 18 kelahiran per 1000 populasi dan angka TFR 2,3. Kondisi
ini berkontribusi pada kerentanan kita terhadap pandemi COVID-19 dan penyakit yang
ditimbulkannya. Pengendalian telah dilakukan melalui peningkatkan cakupan KB,
namun kualitas dari jenis KB yang digunakan justru masih sangat kurang. Berdasarkan
SDKI 2017, cakupan penggunaan KB > 60% dengan dominasi jenis PILyang tingkat putus
pakainya juga paling tinggi sebesar 46 %. Provinsi Kalimantan Selatan hinggah saat ini
masuk dalam 10 besar provinsi kasus terkonfirmasi positif terbanyak di Indonesia dengan
total kasus 11.186 orang dengan angka kematian sebanyak 445 orang. Kondisi perbedaan
rendahnya capaian penggunaan KB berbagai wilayah di Kalsel kemungkinan besar akan
diperparah dengan adanya wabah pandemi yang hingga saat ini belum menunjukan
perubahan. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh sacara spasial kondisi wilayah
provinsi Kalimantan Selatan dengan capaian penggunaan kontrasepsi dalam kondisi
pandemic Covid-19. Penelitian ini dilakukan pada 13 kab/kota wilayah provinsi
Kalimantan Selatan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SAR (Spatial
Auto Regressive) untuk melihat keterkaitan wilayah terhadap capaian penggunaan
kontrasepsi dan faktor lainnya. Hasil menunjukan bahwa di wilayah Kalimantan Selatan
yang mempengaruhi capaian penggunaan kontrasepsi adalah ketetanggaan wilayah,
total cakupan pengguna KB di faskes, pengguna KB tahun 2019 total cakupan
penggunaan jenis KB PIL, total cakupan penggunaan suntik, total cakupan penggunaan
implant, total cakupan penggunaan IUD, total cakupan penggunaan kondom, total
cakupan penggunaan MOW, total cakupan penggunaan MOP, jumlah nakes, jumlah
faskes, dan panjang jalan (nilai p-value <0.0001). Secara spasial terdapat 13 variabel yang
memiliki pengaruh terhadap capaian penggunaan kontrasepsi. Kondisi-kondisi ini pada
dasarnya saling berkaitan erat dan tidak bisa berdiri sendiri, untuk itu perlunya
peningkatan kerjasama lintas sektor oleh pemerintah provinsi Kalimantan Selatan dalam
mengatasi masalah ini.
bukan hanya berkaitan dengan penyakit lain, klinik mungkin tutup dan orang
penyerta lain yang memperparah kondisi mungkin tidak mau pergi ke fasilitas
penderita, namun juga masalah kesehatan untuk mendapatkan layanan
pentingkatan populasi yang di akibatkan kesehatan seksual dan reproduksi.
oleh regulasi berbagai negara untuk Banyak pemerintah berbagai negara
melakukan pembatasan sosial berskala membatasi aktivitas/tindakan orang
besar/lockdown terhadap wilayah untuk membendung penyebaran virus
negaranya, dimana hal ini menyebabkan COVID-19 dan penyedia layanan dipaksa
banyak pasangan usia subur yang tidak untuk menangguhkan beberapa layanan
bisa mengakses layanan Kesehatan kesehatan reproduksi dan seksual.
reproduksi selama beberapa bulan Misalnya, lockdown/ penguncian negara
terakhir. di Nepal dan India telah memaksa klinik
Berdasarkan studi yang dilakukan yang dioperasikan oleh Marie Stopes
oleh Guttmacher Institute menunjukan International sebagai penyedia layanan
bahwa meskipun penurunan hanya perencanaan keluarga terbesar di India
sebesar 10% dalam penggunaan di luar sektor publik/ pemerintah juga
kontrasepsi jangka pendek dan jangka tutup. Tanpa adanya tindakan terpadu,
panjang (LARC) pada 132 negara akses ke layanan kesehatan seksual dan
berpenghasilan rendah dan menengah, reproduksi, serta kualitas perawatan
kebutuhan kontrasepsi yang tidak yang diberikan, pengguna layanan yang
terpenuhi /unmeed need akan tetap mengakses layanan kemungkinan akan
meningkat sebesar 48,6 juta pada wanita tetap menurun (4).
usia subur dan menyebabkan tambahan Negara Indonesia hinggah saat ini
sebesar 15 juta kehamilan yang tidak di bulan november 2020, tercatat kasus
diinginkan. Risiko itu terus tumbuh pasien terkonfirmasi positif COVID-19
setiap hari seiring dengan banyaknya sebanyak 425.796 kasus, kasus aktif
laporan tentang penutupan klinik, sebanyak 54.306, yang meninggal
berkurangnya layanan jangkauan KB sebanyak 14.348 kasus dan sembuh
keliling dan penurunan jumlah klien sebanyak 357.142 kasus (5). Kondisi ini
yang datang ke pelayanan KB bahkan menempatkan Indonesia menjadi negara
pada klinik yang membuka pelayanan dengan konfirmasi kasus positif
(1). Dampak pandemi COVID-19 terbanyak di Asia Tenggara, berbagai
terhadap pemenuhan kebutuhan KB upaya dalam mengatasi penyebaran
akan dipengaruhi oleh banyak faktor, virus COVID-19 terus dilakukan oleh
salah satunya adalah jenis alat pemerintah Indonesia, dengan
kontrasepsi yang digunakan oleh melakukan pembatasan sosial berskala
perempuan di setiap wilayah / negara. besar maupun sedang disejumlah
Metode kontrasepsi setiap individu wilayah di Indonesia. Berkaitan dengan
berbeda-beda kebutuhannya, begitupun hal ini masalah lain muncul yakni
dalam hal melakukan kontak dengan adanya peningkatan angka kehamilan
penyedia layanan kontrasepsi, dan kelahiran selama masa pembatasan
perbedaan periode jadwal mengganti sosial berlangsung. Pemerintah
jenis alat kontrasepsi, kerentanan akan Indonesia sendiri telah melakukan
kehabisan stok, gangguan rantai berbagai upaya guna mengantisipasi
pasokan alat kontrasepsi secara global peningkatan angka kehamilan dan
serta efektivitasnya dalam mencegah kelahiran dimasa pendemik COVID-19
kehamilan yang tidak diinginkan (2)(3), ini, melalui Badan BKKBN sejak masa
menjadi masalah-masalah utama yang pertengahan bulan Mei 2020 lalu, telah
muncul. Selain itu, peralatan dan staf melakukan pengotrolan dan peningkatan
yang terlibat dalam penyediaan layanan pasokan alat kontrasepsi pada berbagai
kesehatan seksual dan reproduksi wilayah di Indonesia guna melakukan
dialihkan untuk memenuhi kebutuhan antisipasi terhadap kurangnya
2
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217
3
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217
wilayah yang tidak merata dalam capaian Selatan hinggah bulan Mei 2020 sebesar
pengguna KB dengan permintaan 11,08 dan capaian per Kabupaten/Kota
tertinggi adalah wilayah daerah kota paling tinggi di Kabupaten Banjar sebesar
Banjarmasin dengan 8.562 pengguna KB 16,17% (8). Kondisi perbedaan capaian
baru dan yang terendah adalah penggunaan KB diwilayah provinsi
kabupaten Balangan dengan 793 Kalimantan Selatan kemungkinan akan
pengguna KB baru, meskipun secara mengalami fluktuatif selama masa wabah
absolut tren pengguna KB baru di Kalsel pandemi yang hingga saat ini belum
naik dari tahun 2019 yang 30.462 dan menunjukan perubahan. Tujuan
naik menjadi 34.749 pada tahun 2020, penelitian ini untuk melihat pengaruh
namun hanya di dominasi oleh KB yang sacara spasial kondisi wilayah provinsi
tingkat putus pakainya paling tinggi, hal Kalimantan Selatan dengan capaian
tersebut terlihat dari rata-rata angka penggunaan kontrasepsi dalam kondisi
capaian unmet need provinsi Kalimantan pandemic Covid-19.
Tabel 1. Data jumlah cakupan pengguna KB di faskes, total cakupan penggunaan jenis KB
PIL, total cakupan penggunaan suntik, total cakupan penggunaan implant, total cakupan
penggunaanIUD, total cakupan penggunaan kondom, total cakupan penggunaan MOW,
total cakupan penggunaan MOP, jumlah nakes, jumlah faskes, dan panjang jalan di
wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2020.
4
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217
5
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217
variable lainnya dan dilanjutkan ke tahap wilayah (I>I0 maka pola mengelompok
selanjutnya yaitu uji autokorelasi spasial atau autokorelasi positif, (I<I0 maka pola
untuk mengetahui variable memiliki menyebar atau autokorelasi negatif).
kecenderungan pola tertentu di suatu
Dari hasil uji pada table diatas jumlah faskes, gambaran kegiatan BKL/
menunjukan bahwa semua variable BKB/ BKR/ UPPKS, MOP, MOW,
memiliki autokorelasi. Total cakupan KB kondom, implant, jumlaha faskes dan
di Faskes, cakupan laporan F/I/DAL, panjang jalan memiliki autokorelasi
jumlah KB 2019, jumlah nakes, IUD, negative.
suntik, PIL, memiliki autokorelasi positif,
6
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217
Gambar 2. Moran’s I0
7
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217
Dari hasil uji terlihat dengan jelas variabel memiliki autokorelasi baik
bagimana hasil dari moran scatter plot positif maupun negatif.
diatas menunjukan bahwa semua
8
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217
9
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217
dimana jikalau tidak dapat mengakses berabgai wilayah daerah kondisi ini
layanan kontrasepsi yang membutuhkan memungkinkan untuk minimnya dan
bantuan tenaga Kesehatan maka rendahnya layanan kontrasepsi beberapa
disarankan untuk perlu memilih metode wilayah di Kalimantan Selatan.
yang tersedia tanpa resep (seperti
kondom, pil, kontrasepsi suntik atau Panjang Jalan dengan Cakupan
darurat pil) dari apotek atau toko obat Penggunaan Kontrasepsi
terdekat (11). Panjang jalan dihubungkan dengan
akases terhadap layanan kesehatan
Total Penggunaan KB MKJP dengan reproduksi dimana didalamnya
Cakupan Penggunaan Kontrasepsi termaksut mengakakses layanan
Metode Kontrasepsi jangka Panjang kontrasepsi,dimana dengan kondisi
(MKJP) mempunyai keunggulan medan perjalanan yang lebih sulit seperti
keberhasilan dalam mengatur / daerah perbukitan, hutan dan rawa-rawa,
membatasi kelahiran yang lebih baik dibeberapa daerah di Kalimantan Selatan
dibandingkan dengan metode kontrasepsi membuat kondisi ini menjadi mungki
lainnya. Meskipun demikian, pemakaian terajadi dimana rendahnya akses
MKJP tidak terlalu signifikan terhadap layanan kontrasepsi dibeberapa
peningkatannya setiap tahun. Data SDKI wilayah Kalimantan Selatan karena jarak
tahun 2017 menunjukan peningkatan yang cukup jauh untuk mengakses
cakupan MKJP hanya 2,8% dalam 5 layanannya ditengah masa pandemik
tahun terakhir. Capaian MKJP di COVID-19.
Kalimantan Selatan juga masih sangat
rendah. Rendahnya capaian MKJP 4. KESIMPULAN
memerikan kontribusi yang besar Dari penelitian ini dapat terlihat
terhadap total cakupan penggunaan dengan jelas bahwa secara spasial
kontrasepsi secara menyeluruh. terdapat sebelas variabel yang memiliki
Penyebab rendahnya diantaranya karena pengaruh terhadap capaian penggunaan
kurangnya pengetahuan masyarakat, kontrasepsi. Varibel tersebut adalah
biaya yang relatif mahal, keterbatasan ketetanggaan wilayah, total cakupan
akses layanan dan dukungan suami pengguna KB di faskes, pengguna KB
sebagai pengambil keputusan dalam tahun 2019 total cakupan penggunaan
keluarga (12). jenis KB PIL, suntik, implant, IUD,
kondom, MOW, MOP, jumlah nakes,
Jumlah Nakes dan Faskes dengan jumlah faskes, dan panjang jalan.
Cakupan Penggunaan Kontrasepsi Kondisi-kondisi ini pada dasarnya saling
Hubungan Jumlah Nakes dan Faskes berkaitan erat dan tidak bisa berdiri
dengan Cakupan Penggunaan sendiri, untuk itu perlunya peningkatan
Kontrasepsi kerjasama lintas sektor oleh pemerintah
Pandemik COVID-19 telah memaksa provinsi Kalimantan Selatan, guna
semua layanan Kesehatan di semua lini menjaga kondisi agak tidak terjadinya
bertransformasi menuju memfokuskan ledakan penduduk selama masa
pada penanganan COVID-19, adanya pandemik COVID-19 berlangsung,
tenaga dokter, perawat, bidan, analis dan dengan mengupayakan melalui promosi
tenaga Kesehatan lainnya dialih dan pendataan serta pembuatan
fungsikan sementara pelayanannya pelatihan terkait dengan pencatatan
untuk merawat pasien terdampak untuk database yang lebih baik untuk
COVID-19, begitupun banyak tenaga tenaga pelayanan primer di PKM, Bidan,
kesehatan dilayanan primer yang PLKB, Kader untuk mengantisipasi jika
biasanya melakukan tugas pelayanan terjadi ledakan penduduk melalui
kontrasepsi juga difokuskan untuk peningkatan angka kehamilan dan
membantu penanganan COVID-19 di
10
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217
11