Anda di halaman 1dari 11

Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)

Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI


E-ISSN : 2774-3217

ANALISIS SPASIAL CAPAIAN PENGGUNAAN


KONTRASEPSI DI PROVINSI KALIMANTAN
SELATAN PADA MASA PANDEMI COVID-19
Nofia Caecilia Lae1,*, Wulan Sari Rasna Giri Sembiring2

1Magister Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia


2Balai Litbangkes Tanah Bumbu, Kemenkes RI
*Email: nofi.lae14@gmail.com

ABSTRAK
Peningkatan populasi di Indonesia berdasarkan World Population Data Sheet 2020 saat
ini populasi Indonesia tercatat hingga pertengahan 2020 sebanyak 271,7 juta jiwa dengan
angka kelahiran mencapai 18 kelahiran per 1000 populasi dan angka TFR 2,3. Kondisi
ini berkontribusi pada kerentanan kita terhadap pandemi COVID-19 dan penyakit yang
ditimbulkannya. Pengendalian telah dilakukan melalui peningkatkan cakupan KB,
namun kualitas dari jenis KB yang digunakan justru masih sangat kurang. Berdasarkan
SDKI 2017, cakupan penggunaan KB > 60% dengan dominasi jenis PILyang tingkat putus
pakainya juga paling tinggi sebesar 46 %. Provinsi Kalimantan Selatan hinggah saat ini
masuk dalam 10 besar provinsi kasus terkonfirmasi positif terbanyak di Indonesia dengan
total kasus 11.186 orang dengan angka kematian sebanyak 445 orang. Kondisi perbedaan
rendahnya capaian penggunaan KB berbagai wilayah di Kalsel kemungkinan besar akan
diperparah dengan adanya wabah pandemi yang hingga saat ini belum menunjukan
perubahan. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh sacara spasial kondisi wilayah
provinsi Kalimantan Selatan dengan capaian penggunaan kontrasepsi dalam kondisi
pandemic Covid-19. Penelitian ini dilakukan pada 13 kab/kota wilayah provinsi
Kalimantan Selatan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SAR (Spatial
Auto Regressive) untuk melihat keterkaitan wilayah terhadap capaian penggunaan
kontrasepsi dan faktor lainnya. Hasil menunjukan bahwa di wilayah Kalimantan Selatan
yang mempengaruhi capaian penggunaan kontrasepsi adalah ketetanggaan wilayah,
total cakupan pengguna KB di faskes, pengguna KB tahun 2019 total cakupan
penggunaan jenis KB PIL, total cakupan penggunaan suntik, total cakupan penggunaan
implant, total cakupan penggunaan IUD, total cakupan penggunaan kondom, total
cakupan penggunaan MOW, total cakupan penggunaan MOP, jumlah nakes, jumlah
faskes, dan panjang jalan (nilai p-value <0.0001). Secara spasial terdapat 13 variabel yang
memiliki pengaruh terhadap capaian penggunaan kontrasepsi. Kondisi-kondisi ini pada
dasarnya saling berkaitan erat dan tidak bisa berdiri sendiri, untuk itu perlunya
peningkatan kerjasama lintas sektor oleh pemerintah provinsi Kalimantan Selatan dalam
mengatasi masalah ini.

Kata Kunci : Covid-19; Kalsel; KB; SAR; Spasial.

1. PENDAHULUAN adanya wabah pendemik COVID-19 yang


Populasi yang terus meningkat menyerang dunia sejak desember 2019
menjadi masalah serius yang dihadapi lalu, dimana hinggah saat ini
oleh semua negara di seluruh dunia, penanganannya belum juga usai.
kondisi ini semakin diperparah dengan Dampak lain dari wabah COVID-19
Forum Ilmiah Tahunan VI
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, 25-26 Nopember 2020
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

bukan hanya berkaitan dengan penyakit lain, klinik mungkin tutup dan orang
penyerta lain yang memperparah kondisi mungkin tidak mau pergi ke fasilitas
penderita, namun juga masalah kesehatan untuk mendapatkan layanan
pentingkatan populasi yang di akibatkan kesehatan seksual dan reproduksi.
oleh regulasi berbagai negara untuk Banyak pemerintah berbagai negara
melakukan pembatasan sosial berskala membatasi aktivitas/tindakan orang
besar/lockdown terhadap wilayah untuk membendung penyebaran virus
negaranya, dimana hal ini menyebabkan COVID-19 dan penyedia layanan dipaksa
banyak pasangan usia subur yang tidak untuk menangguhkan beberapa layanan
bisa mengakses layanan Kesehatan kesehatan reproduksi dan seksual.
reproduksi selama beberapa bulan Misalnya, lockdown/ penguncian negara
terakhir. di Nepal dan India telah memaksa klinik
Berdasarkan studi yang dilakukan yang dioperasikan oleh Marie Stopes
oleh Guttmacher Institute menunjukan International sebagai penyedia layanan
bahwa meskipun penurunan hanya perencanaan keluarga terbesar di India
sebesar 10% dalam penggunaan di luar sektor publik/ pemerintah juga
kontrasepsi jangka pendek dan jangka tutup. Tanpa adanya tindakan terpadu,
panjang (LARC) pada 132 negara akses ke layanan kesehatan seksual dan
berpenghasilan rendah dan menengah, reproduksi, serta kualitas perawatan
kebutuhan kontrasepsi yang tidak yang diberikan, pengguna layanan yang
terpenuhi /unmeed need akan tetap mengakses layanan kemungkinan akan
meningkat sebesar 48,6 juta pada wanita tetap menurun (4).
usia subur dan menyebabkan tambahan Negara Indonesia hinggah saat ini
sebesar 15 juta kehamilan yang tidak di bulan november 2020, tercatat kasus
diinginkan. Risiko itu terus tumbuh pasien terkonfirmasi positif COVID-19
setiap hari seiring dengan banyaknya sebanyak 425.796 kasus, kasus aktif
laporan tentang penutupan klinik, sebanyak 54.306, yang meninggal
berkurangnya layanan jangkauan KB sebanyak 14.348 kasus dan sembuh
keliling dan penurunan jumlah klien sebanyak 357.142 kasus (5). Kondisi ini
yang datang ke pelayanan KB bahkan menempatkan Indonesia menjadi negara
pada klinik yang membuka pelayanan dengan konfirmasi kasus positif
(1). Dampak pandemi COVID-19 terbanyak di Asia Tenggara, berbagai
terhadap pemenuhan kebutuhan KB upaya dalam mengatasi penyebaran
akan dipengaruhi oleh banyak faktor, virus COVID-19 terus dilakukan oleh
salah satunya adalah jenis alat pemerintah Indonesia, dengan
kontrasepsi yang digunakan oleh melakukan pembatasan sosial berskala
perempuan di setiap wilayah / negara. besar maupun sedang disejumlah
Metode kontrasepsi setiap individu wilayah di Indonesia. Berkaitan dengan
berbeda-beda kebutuhannya, begitupun hal ini masalah lain muncul yakni
dalam hal melakukan kontak dengan adanya peningkatan angka kehamilan
penyedia layanan kontrasepsi, dan kelahiran selama masa pembatasan
perbedaan periode jadwal mengganti sosial berlangsung. Pemerintah
jenis alat kontrasepsi, kerentanan akan Indonesia sendiri telah melakukan
kehabisan stok, gangguan rantai berbagai upaya guna mengantisipasi
pasokan alat kontrasepsi secara global peningkatan angka kehamilan dan
serta efektivitasnya dalam mencegah kelahiran dimasa pendemik COVID-19
kehamilan yang tidak diinginkan (2)(3), ini, melalui Badan BKKBN sejak masa
menjadi masalah-masalah utama yang pertengahan bulan Mei 2020 lalu, telah
muncul. Selain itu, peralatan dan staf melakukan pengotrolan dan peningkatan
yang terlibat dalam penyediaan layanan pasokan alat kontrasepsi pada berbagai
kesehatan seksual dan reproduksi wilayah di Indonesia guna melakukan
dialihkan untuk memenuhi kebutuhan antisipasi terhadap kurangnya

2
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

ketersediaan alat kontrasepsi selama Penelitian ini dilakukan di Provinsi


masa pandemik berlangsung (6)(7). Kalimantan Selatan pada tahun 2020
Provinsi Kalimantan Selatan dengan desain potong lintang dan metode
masuk menjadi salah satu dari 10 analisis regresi spasial berupa regresi
provinsi dengan jumlah kasus konfirmasi autokorelasi untuk dapat mengetahui
positif terbanyak di Indonesia, hinggah adanya hubungan antara satu
akhir Oktober 2020 tercatat kasus
kabupaten/kota dengan kabupaten/kota
terkonfirmasi positif dengan total kasus
lainnya. Analisis spasial ini digunakan
11.186 orang dengan angka kematian
mencapai 445 kasus. Berdasarkan untuk mengetahui model regresi yang
Laporan Evaluasi Program lebih tepat dengan mempertimbangkan
Banggakencana Di Masa Pandemi aspek wilayah. Seluruh variabel akan
Provinsi Kalimantan Selatan (Data dianalisis dan ditentukan faktor-faktor
sampai bulan Mei 2020), capaian yang menggambarkan capaian
penggunaan kontrasepsi wilayah Kalsel penggunaan KB di wilayah Kalimantan
sudah diatas target atau > 60% namun Selatan.
hanya di dominasi oleh KB yang tingkat
putus pakainya paling tinggi yakni 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
suntik dan PIL dan angka unmeed need Data jumlah total capaian
di provinsi Kalsel masih sangat tinggi penggunaan kontrasepsi dan beberapa
sebesar 16,7% di daerah kabupaten variabel bebas disajikan per
Banjar. Hal ini akan menjadi masalah kabupaten/kota seluruh provinsi
serius di tengah minimnya pasokan alat Kalimantan Selatan berdasarkan
KB di masa pandemic COVID-19 yang Evaluasi Program Banggakencana di
belum juga usai ini. Masa Pandemi Provinsi Kalimantan
Data penelitian yang dikumpulkan Selatan (Data sampai bulan Mei 2020),
merupakan data sekunder yang Laporan Dinas Kesehatan dan Badan
diperoleh secara retrospektif, meliputi Pusat Statistik Provinsi Kalimantan
jumlah cakupan pengguna KB di faskes, Selatan. Variabel bebas antara lain
total cakupan penggunaan jenis KB PIL, adalah jumlah cakupan pengguna KB di
total cakupan penggunaan suntik, total faskes, total cakupan penggunaan jenis
cakupan penggunaan implant, total KB PIL, total cakupan penggunaan
cakupan penggunaan IUD, total cakupan suntik, total cakupan penggunaan
penggunaan kondom, total cakupan implant, total cakupan penggunaan
penggunaan MOW, total cakupan IUD,total cakupan penggunaan kondom,
penggunaan MOP, jumlah nakes, jumlah total cakupan penggunaan MOW, total
faskes, dan panjang jalan, data berasal cakupan penggunaan MOP, jumlah
dari laporan Evaluasi Program nakes, jumlah faskes, dan panjang jalan.
Banggakencana Di Masa Pandemi sebanyak 445 orang. Untuk capaian
Provinsi Kalimantan Selatan (Data pengguna alat kontrasepsi dari provinsi
sampai bulan Mei 2020), Laporan Dinas Kalimantan selatan sudah diatas target
Kesehatan dan Badan Pusat Statistik dari BKKBN sendiri yakni sudah sebesar
Provinsi Kalimantan Selatan. 66,32%, namun di dominasi oleh alat
Selanjutnya dilakukan analisis spasial kontrasepsi dengan tingkat putus pakai
uji Spatial Auto Regressive (SAR) secara paling tinggi sebesar 46% yaitu PIL
multivariat untuk melihat keterkaitan dimana berdasarkan data capaian peserta
wilayah terhadap capaian penggunaan KB baru sampai dengan bulan Mei 2020
kontrasepsi dan faktor lainnya. di provinsi Kalimantan Selatan pengguna
alat kontraspesi PIL mencapai 93.871
2. METODE PENELITIAN pengguna KB jenis ini, dengan sebaran

3
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

wilayah yang tidak merata dalam capaian Selatan hinggah bulan Mei 2020 sebesar
pengguna KB dengan permintaan 11,08 dan capaian per Kabupaten/Kota
tertinggi adalah wilayah daerah kota paling tinggi di Kabupaten Banjar sebesar
Banjarmasin dengan 8.562 pengguna KB 16,17% (8). Kondisi perbedaan capaian
baru dan yang terendah adalah penggunaan KB diwilayah provinsi
kabupaten Balangan dengan 793 Kalimantan Selatan kemungkinan akan
pengguna KB baru, meskipun secara mengalami fluktuatif selama masa wabah
absolut tren pengguna KB baru di Kalsel pandemi yang hingga saat ini belum
naik dari tahun 2019 yang 30.462 dan menunjukan perubahan. Tujuan
naik menjadi 34.749 pada tahun 2020, penelitian ini untuk melihat pengaruh
namun hanya di dominasi oleh KB yang sacara spasial kondisi wilayah provinsi
tingkat putus pakainya paling tinggi, hal Kalimantan Selatan dengan capaian
tersebut terlihat dari rata-rata angka penggunaan kontrasepsi dalam kondisi
capaian unmet need provinsi Kalimantan pandemic Covid-19.

Tabel 1. Data jumlah cakupan pengguna KB di faskes, total cakupan penggunaan jenis KB
PIL, total cakupan penggunaan suntik, total cakupan penggunaan implant, total cakupan
penggunaanIUD, total cakupan penggunaan kondom, total cakupan penggunaan MOW,
total cakupan penggunaan MOP, jumlah nakes, jumlah faskes, dan panjang jalan di
wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2020.

Total jumlah capaian pengguna KB pengguna KB Suntik paling tinggi di


terbanyak sampai bulan Mei 2020 di wilayah daerah kabupaten Tanah Laut
provinsi Kalimantan Selatan adalah di sebesar 55%, Proporsi pengguna KB
Kota Banjarmasin sebanyak 8562 Implan paling tinggi di wilayah daerah
pengguna, dan yang paling rendah di kabupaten Tapin sebesar 11,07%,
kabupaten Balangan sebesar 793 Proporsi pengguna KB Kondom paling
pengguna. Total jumlah pengguna KB di tinggi di wilayah daerah kabupaten
Faskes baru paling tinggi di wilayah Tanah Bumbu sebesar 3,34%, Proporsi
daerah kabupaten Hulu Sungai Tengah pengguna KB MOP paling tinggi di
sebanyak 406 pengguna dan yang paling wilayah daerah kabupaten Tanah Bumbu
rendah di wilayah Balangan 63 pengguna sebesar 3,34%, Proporsi pengguna KB
baru. Proporsi pengguna KB PIL paling MOW paling tinggi di wilayah daerah
tinggi di wilayah daerah kabupaten Hulu kabupaten Tanah Laut sebesar 2,24%.
Sungai Selatan sebesar 54,93%, proporsi

4
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

Gambar 1. Peta Sebaran Total Capaian Penggunaan KB

Jumlah Nakes paling banyak di wilayah BKB, BKR,


daerah kabupaten Tanah Bumbu BKL,
sebanyak 656 petugas dan yang paling UPPKS)
rendah di kabupaten Barito Kaula JML 0,1 7,0
sebanyak 327 petugas. Jumlah faskes Peserta KB
paling banyak di wilayah daerah 2019
kabupaten Tanah Laut sebanyak 155 JML PUS 0,07 14,3
faskes dan yang paling rendah di 2019
kabupaten Banjar Baru sebanyak 32 Total Pil 0,2 4,2
faskes. Jumlah cakupan BKR/BKL Total 0,9 1,0
/UPPKS paling tinggi di wilayah daerah Suntik
kabupaten Barito Kaula. Jumlah peserta Total 0,9 1,0
KB paling banyak tahun 2019 di wilayah Implant
daerah kabupaten Banjar. Jumlah PUS Total IUD 0,2 4,0
2019 banyak di wilayah daerah Total 0,07 13,2
kabupaten Banjar. Panjang jalan dari Kondom
semua provinsi paling panjang adalah di Total Mow 0,1 8,1
wilayah Barito Kaula. Semua variabel Total Mop 0,9 1,0
yang akan dilakukan pengujian spasial JML Nakes 0,1 8,0
terlebih dahulu dilakukan uji
JML 0,7 1,3
multikolinearitas.
Faskes
Panjang 0,1 9,8
Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas
Jalan
Variabel Tolerance VIF
Total KB di 0,642 1,55
Hasil uji pada tabel 2 menunjukan bahwa
Faskes
ada 2 variabel yang nilai VIF > 10, namun
Cakupan 0,254 3,93 karena secara substansi kedua variabel
Laporan itu dianggap penting dalam pemodelan
F/I/DAL
capaian penggunaan kontrasepsi di
Gambaran 0,399 2,50 Kalsel sehinggah keduanya tetap ikut
Kelompok dalam tahap uji selanjutnya bersama 13
Kegiatan

5
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

variable lainnya dan dilanjutkan ke tahap wilayah (I>I0 maka pola mengelompok
selanjutnya yaitu uji autokorelasi spasial atau autokorelasi positif, (I<I0 maka pola
untuk mengetahui variable memiliki menyebar atau autokorelasi negatif).
kecenderungan pola tertentu di suatu

Tabel 3. Hasil Uji Indeks Moran


Variabel Nilai I Nilai I0 Keterangan
T_kab_kota 0,182 Autokorelasi
Positif
Faskes -0.278 Autokorelasi
Negatif
F/I/DAL 0,067 Autokorelasi
Positif
T_bkl/bkr/b -0,155 Autokorelasi
kb Negatif
JML 0,193 Autokorelasi
Peserta KB Positif
2019
J_tenagaFa 0,161 Autokorelasi
-0,083
s Positif
MOP -0,371 Autokorelasi
Negatif
MOW -0.082 Autokorelasi
Negatif
Kondom -0,193 Autokorelasi
Negatif
IUD 0,112 Autokorelasi
Positif
Implant -0,093 Autokorelasi
Negatif
SUNTIK 0,077 Autokorelasi
Positif
PIL 0,173 Autokorelasi
Positif
PNJANG_J 0,026 Autokorelasi
LN Positif
JML -0,181 Autokorelasi
Faskes Negatif
JMLPUS19 -0,063 Autokorelasi
Negatif

Dari hasil uji pada table diatas jumlah faskes, gambaran kegiatan BKL/
menunjukan bahwa semua variable BKB/ BKR/ UPPKS, MOP, MOW,
memiliki autokorelasi. Total cakupan KB kondom, implant, jumlaha faskes dan
di Faskes, cakupan laporan F/I/DAL, panjang jalan memiliki autokorelasi
jumlah KB 2019, jumlah nakes, IUD, negative.
suntik, PIL, memiliki autokorelasi positif,

6
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

Tabel 4. Daftar Ketetanggaan Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan

No Kab Jml Tetangga Keterangan


1 Tanah Laut 3 Banjar, Tanah Bumbu, Banjar Baru
2 Banjar, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai
Kotabaru 5
Tengah, Tanah Bumbu, Balangan
3 Tanah Laut, Kota Baru, Barito Kuala, Hulu
Banjar 8 Sungai Selatan, Tanah Bumbu, Banjarmasin,
Banjar Baru
4 Barito Kuala 4 Banjar, Tapin, Hulu Sungai Utara, Banjarmasin
5 Banjar, Barito Kuala, Hulu Sungai Selatan,
Tapin 4
Hulu Sungai Utara
6 Hulu Sungai Kota Baru, Banjar, Tapin, Hulu Sungai Tengah,
5
Selatan Hulu Sungai Utara
7 Hulu Sungai Kota Baru, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai
4
Tengah Utara, Balangan
8 Hulu Sungai Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan,
6
Utara Hulu Sungai Tengah, Tabalong, Balangan
9 Tabalong 2 Hulu Sungai Utara, Banjarmasin
10 Tanah Bumbu 3 Tanah Laut, Kota Baru, Banjar
11 Kota Baru, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai
Balangan 4
Utara, Tabalong
12 Kota Barito Kuala, Banjar
2
Banjarmasin
13 Kota Banjar Banjar, Tanah Laut
2
Baru

Kabupaten/kota dengan tentang utara dan yang paling sedikit adalah


terbanyak adalah Banjar dan Hulu sungai Banjarmasin, Banjarbaru dan Tabalong.

Gambar 2. Moran’s I0

7
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

Dari hasil uji terlihat dengan jelas variabel memiliki autokorelasi baik
bagimana hasil dari moran scatter plot positif maupun negatif.
diatas menunjukan bahwa semua

Tabel 5. Analisis Moran

Kuadran Moran Nama Kabupaten/Kota


Kuadran 1 (High-High) Banjar
Kuadran 2 (Low-High) -
Kuadran 3 (Low-Low) Hulu Sungai Utara
Kuadran 4 (High-Low) -
Dari hasil uji terlihat dengan jelas Tabel 6. Hasil Uji Homoskedasitas,
bagimana hasil dari moran scatter plot Normalitas dan LM (lag)
diatas menunjukan bahwa semua
variable memiliki autokorelasi baik
positif maupun negatif. Tabel dan peta
diatas menunjukan bahwa terdapat 1
kabupaten pada kuadran 1 yang berarti
kabupaten/kota tersebut memiliki
capaian penggunaan KB yang tinggi dan
cenderung berdekatan dengan wilayah
yang capaian penggunaan KB nya juga
tinggi, yang berikutnya terdapat 1
kabupaten/kota berada pada kuadran 3
yang berarti kabupaten kota yang
memiliki capaian penggunaan KB rendah
dan cenderung berdekatan dengan
wilayah yang capaian penggunaan KB Hasil uji homoskedasitas dan normalitas
nya juga rendah. Tidak ada kabupaten menunjukan nilai p >0.05 yang berarti
kota yang berada di kuadran 2 dan 4. Hal keduanya memenuhi syarat. Sedangkan
ini berarti bahwa tidak ada kabupaten nilai Langrange Multiplier juga > 0.05
kota yang memiliki capaian penggunan yang berarti memenuhi syarat asumsi.
KB rendah dan cenderung berdekatan
dengan wilayah yang cakupan KB nya Tabel 7. Hasil Uji SAR (awal)
juga tinggi serta tidak ada kabupaten
kota yang memiliki capaian penggunaan
KB tinggi namun cenderung berdekatan
dengan wilayah yang capaian
penggunaan KB nya rendah.
Hasil uji SAR menunjukan hasil regresi
autokorelasi, namun masih terdapat
beberapa variabel yang tidak signifikan,
sehingga varibel bebas yang tidak
signifikan harus dikeluarkan. Sebelum
melakukan uji SAR terlebih dahulu
dilakukan uji asumsi homoskedasitas
dengan Breusch-Pagan, normalitas Hasil uji SAR menunjukan hasil regresi
dengan Jarqeu-Bera, dan Langrange autokorelasi, namun masih terdapat
Multiplier. beberapa variabel yang tidak signifikan,
sehingga varibel bebas yang tidak
signifikan harus dikeluarkan.

8
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

Tabel 8. Hasil Uji SAR kontrasepsi yang dilihat melalui


ketetangaan antara wilayah bahwa
wilayah dengan angka cakupan
penggunaan kontrasepsi yang tinggi juga
berada dekat atau bertetangga dengan
wilayah yang memiliki cakupan
kontrasepsi yang tinggi pula dan
sebaliknya wilayah dengan angka
cakupan kontrasepsi yang rendah juga
bertetangga atau dekat dengan wilayah
yang cakupan kontrasepsinya rendah, hal
ini menunjukan bahwa kondisi wilayah
dan ketetanggan terut berpengaruh
terhadap cakupan penggunaan
kontrasepsi, hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan di sub sahara
Afrika, dimana kondisi wilayah turut
mempengaruhi terhadap capaian
pengguna kontrasepsi yang berkaitan
dengna akses terhadap pengetahuan dan
layanan kontrasepsi (9)(10). Oleh karena
itu, diperlukannya peran kelembagaan
yang terlibat langsung dalam
meningkatkan cakupan penggunaan
kontrasepsi ini masing-masing wilayah
Tabel diatas menunjukan model akhir.
didaerah Kalimantan selatan.
Variable W_y menunjukan adanya
hubungan capaian penggunaan
Jumlah peserta KB dan Cakupan
kontrasepsi di kabupaten/kota yang
Penggunaan KB Non MKJP
berdekatan dengan nilai p sebesar
Dari hasil peenlitian ini terlihat bahwa
<0,0001 dan semua variabel lainnya juga
adanya peningkatan maupun penurunan
memiliki nilai p <0,0001 dengan koefisien
di beberapa wilayah di Kalimantan
masing-masing, yang artinya semua
Selatan, meskipun berdasarkan Laporan
variabel ini secara spasial mempengaruhi
yang dirilis oleh BKKBN Kalimantan
capaian penggunaan kontrasepsi di
Sealatan sampai bulan Mei 2020 angka
provinsi Kalimantan Selatan. Nilai R2
capaian pengguna kontrasepsi sudah > 60
sebesar 0.997 memberikan arti bahwa
%, namun hanya di dominasi oleh jenis
sebesar 99 % capaian penggunaan
kontrasepsi yang tingkat putus pakainya
kontrasepsi dapat dijelaskan oleh variable
paling tinggi yakni PIL, hal ini menjadi
Total KB di Faskes, Jumlah Peserta KB
mungkin dan sesuai dengan survey yang
2019, Total PIL, Total Suntik, Total
dilakukan oleh UNFPA dimana karena
Implant, Total IUD, Total MOW, Total
kondisi pandemik ini masyarakat menjadi
MOP, jumlah Nakes, jumlah Faskes dan
takut untuk mengakses layanan
Panjang jalan.
kontrasepsi dan lebih memilih jenis
kontarsepsi yang masih bisa diakses
Pembahasan
dengan mudah tanpa membutuh bantuan
Gambaran Cakupan Penggunaan
tenaga kesehatan yakni PIL atau
Kontrasepsi
kondom, hal ini juga sejalan dengan
Dalam penelitin ini terlihat bahwa
rekomendasi yang diberikan oleh
sebaran wilayah cakupan penggunaan
Lembaga-lembaga Kesehatan Dunia,

9
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

dimana jikalau tidak dapat mengakses berabgai wilayah daerah kondisi ini
layanan kontrasepsi yang membutuhkan memungkinkan untuk minimnya dan
bantuan tenaga Kesehatan maka rendahnya layanan kontrasepsi beberapa
disarankan untuk perlu memilih metode wilayah di Kalimantan Selatan.
yang tersedia tanpa resep (seperti
kondom, pil, kontrasepsi suntik atau Panjang Jalan dengan Cakupan
darurat pil) dari apotek atau toko obat Penggunaan Kontrasepsi
terdekat (11). Panjang jalan dihubungkan dengan
akases terhadap layanan kesehatan
Total Penggunaan KB MKJP dengan reproduksi dimana didalamnya
Cakupan Penggunaan Kontrasepsi termaksut mengakakses layanan
Metode Kontrasepsi jangka Panjang kontrasepsi,dimana dengan kondisi
(MKJP) mempunyai keunggulan medan perjalanan yang lebih sulit seperti
keberhasilan dalam mengatur / daerah perbukitan, hutan dan rawa-rawa,
membatasi kelahiran yang lebih baik dibeberapa daerah di Kalimantan Selatan
dibandingkan dengan metode kontrasepsi membuat kondisi ini menjadi mungki
lainnya. Meskipun demikian, pemakaian terajadi dimana rendahnya akses
MKJP tidak terlalu signifikan terhadap layanan kontrasepsi dibeberapa
peningkatannya setiap tahun. Data SDKI wilayah Kalimantan Selatan karena jarak
tahun 2017 menunjukan peningkatan yang cukup jauh untuk mengakses
cakupan MKJP hanya 2,8% dalam 5 layanannya ditengah masa pandemik
tahun terakhir. Capaian MKJP di COVID-19.
Kalimantan Selatan juga masih sangat
rendah. Rendahnya capaian MKJP 4. KESIMPULAN
memerikan kontribusi yang besar Dari penelitian ini dapat terlihat
terhadap total cakupan penggunaan dengan jelas bahwa secara spasial
kontrasepsi secara menyeluruh. terdapat sebelas variabel yang memiliki
Penyebab rendahnya diantaranya karena pengaruh terhadap capaian penggunaan
kurangnya pengetahuan masyarakat, kontrasepsi. Varibel tersebut adalah
biaya yang relatif mahal, keterbatasan ketetanggaan wilayah, total cakupan
akses layanan dan dukungan suami pengguna KB di faskes, pengguna KB
sebagai pengambil keputusan dalam tahun 2019 total cakupan penggunaan
keluarga (12). jenis KB PIL, suntik, implant, IUD,
kondom, MOW, MOP, jumlah nakes,
Jumlah Nakes dan Faskes dengan jumlah faskes, dan panjang jalan.
Cakupan Penggunaan Kontrasepsi Kondisi-kondisi ini pada dasarnya saling
Hubungan Jumlah Nakes dan Faskes berkaitan erat dan tidak bisa berdiri
dengan Cakupan Penggunaan sendiri, untuk itu perlunya peningkatan
Kontrasepsi kerjasama lintas sektor oleh pemerintah
Pandemik COVID-19 telah memaksa provinsi Kalimantan Selatan, guna
semua layanan Kesehatan di semua lini menjaga kondisi agak tidak terjadinya
bertransformasi menuju memfokuskan ledakan penduduk selama masa
pada penanganan COVID-19, adanya pandemik COVID-19 berlangsung,
tenaga dokter, perawat, bidan, analis dan dengan mengupayakan melalui promosi
tenaga Kesehatan lainnya dialih dan pendataan serta pembuatan
fungsikan sementara pelayanannya pelatihan terkait dengan pencatatan
untuk merawat pasien terdampak untuk database yang lebih baik untuk
COVID-19, begitupun banyak tenaga tenaga pelayanan primer di PKM, Bidan,
kesehatan dilayanan primer yang PLKB, Kader untuk mengantisipasi jika
biasanya melakukan tugas pelayanan terjadi ledakan penduduk melalui
kontrasepsi juga difokuskan untuk peningkatan angka kehamilan dan
membantu penanganan COVID-19 di

10
Prosiding Forum Ilmiah Tahunan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia)
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI
E-ISSN : 2774-3217

kelahiran selama masa pandemic 2020), Jawab T, Sebaran P.


COVID-19 berlangsung. 54,306. 2020; Accessed 4 Nov
2020.
DAFTAR PUSTAKA [6] Penjelasan BKKBN soal
[1] Weinberger M, Hayes B, White J, Kehamilan Meningkat di Tengah
Skibiak J. Doing things Pandemi. 2020, Accessed 9 Nov
differently: What it would take to 2020;
ensure continued access to [7] RISKESDAS.PUSDATIN
contraception during Covid-19. Kemenkes: Situasi dan Analisis
Glob Heal Sci Pract. KB. Info Datin. 2013. p. 1–6,
2020;8(2):169–75 Accessed 4 Nov Accessed 13 Nov 2020.
2020. [8] Pandemi DIM. Program
[2] Dasgupta A, Kantorová V, Ueffing banggakencana di masa pandemi.
P. The impact of the COVID-19 2020; Accessed 13 Nov 2020
crisis on meeting needs for family [9] Gebremariam A, Addissie A.
planning: a global scenario by Intention to use long acting and
contraceptive methods used. permanent contraceptive methods
Gates Open Res. 2020;4:102, and factors affecting it among
Accessed 4 Nov 2020. married women in Adigrat town,
[3] van den Berg GJ, Paul A, Tigray, Northern Ethiopia.
Reinhold S. Economic conditions Reprod Health. 2014;11(1),
and the health of newborns: Accessed 13 Nov 2020.
Evidence from comprehensive [10] Ferrari RM, Cooney MA, Vexler A,
register data. Labour Econ. Liu A, Buck Louis GM. Time to
2020;63, Accessed 4 Nov 2020. pregnancy and multiple births.
[4] Biddlecom A, Riley T, Sully E, Hum Reprod. 2007;22(2):407–13,
Ahmed Z. Estimates of the Accessed 13 Nov 2020.
Potential Impact of the COVID-19 [11] Meetings Z. Recommendations for
Pandemic on Sexual and Contraceptive Use during COVID-
Reproductive Health In Low- and 19 Pandemic. 2020;(April):1–5,
Middle-Income Countries. Int Accessed 13 Nov 2020.
Perspect Sex Reprod Health. [12] Iswandari ND, Rinda AC,
2020;46:73–6, Accessed 4 Nov Sumantry EP. Hubungan
2020. Dukungan Suami Dan Minat
[5] Evaluasi Program Wanita Usia Subur (WUS) dalam
Banggakencana Di Masa Penggunaan Kontrasepsi. 2018,
Pandemi (Data S.D Bulan Mei Accessed 13 Nov 2020;

11

Anda mungkin juga menyukai