Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN

GANGGUAN SPOTTING

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :

Dewi Mustika
1810104304

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS‘AISYIYAH
YOGYAKARTA

2020
HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN GANGGUAN SPOTTING

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh

DEWI MUSTIKA

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Untuk Dipublikasikan

Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

di Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Oleh: Pembimbing : SITI ARIFAH, S.Si.T. M.HKes

16 November 2020 09:31:29

Checksum:: SHA-256: 8B92E57C87E11C725A116C593AFF30BB1C6BE2CFE0701945EB4E8A8E8608973F | MD5:


B282C9263B1F2F86B47083E250673D0D
HUBUNGAN KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN
GANGGUAN SPOTTING 1
Dewi Mustika 2, Siti Arifah3

Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumberdaya


manusia dengan kelahiran 5.000.000 pertahun. Bila gerakan keluarga berencana tidak
dilakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi, di kawatirkan hasil
pembangunan tidak akan berarti. Dalam upaya mewujudkan penanganan efek
samping KB suntik pada akseptor KB suntik dibutuhkan peran serta yang baik dari
tenanga kesehatan (bidan) setempat. Peran serta masyarakat dalam program
kependudukan dan KB, untuk menyesuaikan program KB perlu adanya kerjasama
anatara pemerintah dengan masyarakat, masyarakat sebagai pengguna atau sebagai
partisipan dalam program tersebut. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui
hubungan KB suntik 3 bulan dengan gangguan Spotting .
Metode Penelitian ini menggunakan literature review yang menggali
bagaimana pengaruh KB suntik 3 bulan dengan gangguan Spotting. Dalam pencarian
jurnal menggunakan metode naratif dengan tabel picot. Sumber untuk melakukan
studi tinjuan literature (literature review) dengan studi pencarian sistematis database
komputerisasi (Google scholar Indonesia) dalam bentuk jurnal berjumlah 711 jurnal
dengan kata kunci: Kb suntik 3 bulan dan gangguan spotting, jurnal yang digunakan
berjumlah 12 jurnal.
Hasil penelitian menujukkan bahwa secara garis besar seseorang yang
menggunakan KB Suntik 3 bulan akan mengalami spotting pada tahun pertama,
Setelah melewati 1 Tahun mayoritas responden akan mengalami Amenorhoe .
Dampak Spotting tidak terlalu signifikan diperhatikan responden, mayoritas
responden menerima efek samping terjadinya Spotting. Kejadian Spotting mayoritas
menjadi efek kedua yang sering dialami oleh responden. Saran yang diharapkan
pada tenaga kesehatan untuk terus memberikan edukasi kepada wanita usia subur
tentang dampak KB suntik 3 bulan agar responden dapat mempertimbangkan dengan
matang pemilihan alat kontrasepsi

Kata Kunci : KB suntik 3 bulan; gangguan Spotting


Daftar Pustaka : 17 buku, 27 jurnal
Jumlah Halaman : 10 halaman depan, 57 halaman, 1 tabel, 1 gambar

1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa Program Studi Kebidanan Sarjana Terapan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen Program Studi Kebidanan Sarjana Terapan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
CORRELATION BETWEEN 3-MONTHLY INJECTION
CONTRACEPTION AND SPOTTING DISTURBANCE1
Dewi Mustika2, Siti Arifah3

ABSTRACT

Indonesia faces problems with the number and quality of human resources
with 5,000,000 births per year. If the family planning movement is not carried
out in conjunction with economic development, it is feared that the results of
development will be meaningless. As an effort to realize the handling of side
effects of injectable birth control in the acceptors of injection family planning,
it takes a good participation from the local health (midwives). Community
participation in the population and family planning program, in order to adjust
the family planning program, are needed to cooperate with the government
and the community. In this case, the community is as users or as participants
in the program. The purpose of this study is to determine the correlation
between 3-monthly injection contraception and spotting disorders. This study
employed a literature review that explores how the effect of 3-monthly
injection contraception and spotting disorders. Sources for conducting a
literature review study include studies of systematic searches of computerized
databases (Google scholar Indonesia) in the form of research journals with as
many as 12 journals. The results showed that in general, someone who used 3-
monthly injection contraception would experience spotting in the first year.
After one year, the majority of respondents would experience Amenorrhea.
The impact of spotting is not too significant to respondents and the majority of
them could accept the side effects of spotting. The majority of spotting events
became the second effect that was often experienced by respondents. It is
expected that health workers will continue to provide education to women of
childbearing age about the impact of 3-monthly injection contraception so that
respondents can carefully consider the choice of contraception.

Keywords : 3-Monthly Injection Contraception; Spotting


Disturbance

References : 17 Books, 27 Journals


Pages : 10 Front pages, 57 Pages, 1 Table, 1 Figure

1Title

2Student of Midwifery Program of Applied Science Bachelor, Faculty of


Health Sciences, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3Lecturer of Midwifery Program of Applied Science Bachelor, Faculty of
Health Sciences, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
PENDAHULUAN untuk mengurangi hambatan terhadap
Kependudukan di Indonesia pelayanan KB. Tujuan FP 2020
merupakan suatu masalah yang harus sejalan dengan Target ke 5 (lima)
mendapat perhatian lebih bagi kita Millenium Development Goals
semua, khususnya pemerintah dan (MDGs) adalah untuk meningkatkan
masyarakat juga harus ikut serta dalam kesehatan ibu. AKI merupakan salah
pengendalian penduduk yang semakin satu indikator untuk menilai tidak saja
meningkat. Dari Data Survey derajat kesehatan perempuan tetapi
Demografi Kesehatan Indonesia juga derajat kesejahteraan perempuan.
(SDKI) 2012 menunjukan, angka total Hasil SDKI 2012 menunjukkan AKI
kelahiran (Total Fertility Rate/TFR) sebesar 359 per 100.000 kelahiran
Indonesia masih cukup tinggi yaitu hidup (Kemenkes RI, 2014).
sebesar 2,4 dari 1.000 kelahiran hidup. Disetiap keluarga memiliki
Padahal Rencana Strategi Badab cita-cita untuk mewujudkan kelurga
Kependudukan dan Keluarga yang berkualitas dan sejahtera
Berencana (BKKBN) 2010-2014 telah menurut Firman Allah SWT cita-cita
dirumuskan visi baru “Penduduk kehidupan yang sejahtera terdapat
Tumbuh Seimbang 2015” dengan dalam QS. An-Nisa ayat 9 :
target menurunkan angka TFR Artinya: “Dan hendaklah takut
menjadi 2,1 dari 1.000 kelahiran kepada Allah, orang-orang yang
hidup. Sedangkan menurut Badan seandainya meninggalkan di belakang
Perencanaan Pembangunan Nasional mereka anak-anak yang lemah, yang
(Bappenas) dan Badan Pusat Statistik mereka khawatir terhadap
(BPS) memperkirakan bahwa jumlah (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab
penduduk Indonesia pada tahun 2020 itu hendaklah mereka bertakwa
akan mencapai 271,1 juta jiwa (Badan kepada Allah dan hendaklah mereka
Pusat Statistik, 2015) mengucapkan perkataan yang benar.”
Melalui pertemuan tingkat Menurut World Healt
tinggi tentang keluarga berencana Organization (WHO, 2014)
yang dilaksanakan di London pada penggunaan kontrasepsi telah
tanggal 11 Juli 2012, komunitas meningkat diberbagai negara-negara,
internasional melalui Family Planning terutama di Asia dan Amerika Latin
2020 (FP 2020) sepakat untuk dan terendah di Sub-Sahara Afrika.
merevitalisasi komitmen global untuk Secara global, pengguna kontrasepsi
Keluarga Berencana dan perluasan modern telah meningkat tidak
akses pelayanan kontrasepsi; signifikan dari 54% pada tahun 1990
memperbaiki akses dan distribusi alat menjadi 57,4% pada tahun 2014.
dan obat kontrasepsi serta Secara regional, proporsi pasangan
mengatasi/mengurangi hambatan yang usia subur 15-49 tahun melaporkan
ditemui. Selain itu melalui pertemuan penggunaan metode kontrasepsi
FP 2020 diharapkan dapat modern telah meningkat minimal 6
meningkatkan komitmen dari berbagai tahun terakhir. Di Afrika dari 23,6%
negara, development partners, menjadi 27,6%, di Asia telah
organisasi internasional, civil society meningkat dari 60,9% menjadi 61,6%,
organizations, serta sedangkan Amerika latin dan Karibia
naik sedikit dari 66,7% menjadi
sektor swasta untuk berkontribusi 67,0%. Diperkirakan 225 juta
dalam pendanaan program Kb secara perempuan di negara-negara
global dan pengembangan kebijakan berkembang ingin menunda atau
dan stra tegi di masing masing negara menghentikan kesuburan tapi tidak
menggunakan metode kontrasepsi berorientasi pada “catur warga” atau
apapun dengan alasan kebutuhan yang zero populations growth (Manuaba,
belum terpenuhi untuk kontrasepsi 2012).
yang masih terlalu tinggi (WHO, Dalam upaya mewujudkan
2014). penanganan efek samping KB suntik
Keluarga berencana pada akseptor KB suntik dibutuhkan
merupakan upaya mengatur kelahiran peran serta yang baik dari tenanga
anak, jarak dan usia ideal melahirkan, kesehatan (bidan) setempat. Hal ini
mengatur kehamilan melalui promosi, dapat dilihat dalam PERMENKES
perlindungan dan bantuan sesuai nomer 39 tahun 2016 tentang
dengan hak reprodusi untuk pedoman penyelenggaraan program
mewujudkan keluarga yag berkualitas Indonesia sehat dengan pendekatan
(BKKBN, 2015). Keluarga berencana keluarga, hal yang dilakukan melalui
adalah usaha untuk mengukur jumlah kegiatan promotif yaitu melakukan
dan jarak anak yang diinginkan, untuk koseling, penyuluhan dikelas ibu,
dapat mencapai hal tersebut maka maupun pasangan usia subur di
dibuatlah beberapa cara atau alternatif pelayanan kesehatan. Salah satu
untuk mencegah atau menunda peranan penting bidan adalah untuk
kehamilan dengan menggunakan alat meningkatkan jumlah penerimaan dan
kontrasepsi untuk mengikuti program kualitas metode KB kepada
keluarga berencana (Affandi, 2012). masyarakat. Sesuai dengan
Kontrasepsi adalah pencegahan pengetahuan dan ketrampilan bidan,
terbuahinya sel telur oleh sel sperma metode KB yang dapat dilaksanakan
(konsepsi) atau menempelnya sel teur adalah metode sederhana (kondom,
yang telah dibuahi ke dinding Rahim pantang berkala, pemakaian spermisid,
(Nugroho dan Utama, 2014). Dampak senggama terputus), metode
atau efek samping yang sering kontrasepsi efektif (hormonal,
ditemukan pada akseptor kontrasepsi AKDR), metode MKE kontap (bidan
suntik ini salah satunya adalah dapat memberi petunjuk tempat dan
gangguan haid, leukorhea atau waktu kontap dapat dilaksanakan.
keputihan, galaktorea, jerawat, rambut Dalam melakukan pemilihan metode
rontok, perubahan berat badan dan KB perlu diperhatikan ketetapan
perubahan libido (Sulistyawati, 2013). bahwa semakin rendah pendidikan
Indonesia menghadapi semakin efektif metode KB yang
masalah dengan jumlah dan kualitas digunakan (Manuaba, 2012).
sumberdaya manusia dengan kelahiran Peran serta masyarakat dalam
5.000.000 pertahun. Untuk dapat program kependudukan dan KB, untuk
mengangkat derajad kehidupan bangsa menyesuaikan program KB perlu
telah dilaksanakan secara bersamaan adanya kerjasama anatara pemerintah
pemerintah telah menerapkan suatu dengan masyarakat, masyarakat
kebijakan yaitu pembangunan sebagai pengguna atau sebagai
ekonomi dan keluarga berencana. Bila partisipan dalam program tersebut.
gerakan keluarga berencana tidak Berdasarkan renstra BPPKB, UPT
dilakukan bersamaan dengan BPPKB berkedudukan di kecamatan
pembangunan ekonomi, di kawatirkan dan mempunyai tugas pokok
hasil pembangunan tidak akan berarti. melaksanakan sebagian kegiatan yang
Keluarga sebagai unit terkecil bersifat teknis operasional dan atau
kehidupan bangsa diharapkan kegiatan teknis penunjang dalam
menerima Norma Keluarga Kecil melakukan kegiatan pemberdayaan
Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang perempuan dan keluarga berencana.
Dalam melaksanakan tugasnya tabel (3,841), yang berarti Ha diterima
dibantu oleh penjabat fungsional yang dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil
terdiri dari tenaga ahli dalam jenjang perhitungan tersebut dapa disimpulkan
jabatan fungsional, yang selanjutnya bahwa ada hubungan yang signifikan
disebut sebagai Penyuluh Keluarga antara lama penggunaan kontrasepsi
Berencana (TKB) atau Petugas suntik 3 bulan dengan kejadian
Lapangan Keluarga Berencana spotting. Berdasarkan koefisien
(PLBKB). Pada tingkat desa juga kontingensi sebesar 0,707 dapat
terdapat pengurus KB, dengan harapan dikatakan bahwa kekuatan hubungan
karena lebih dekat dengan warga antara lam penggunaan kontrasepsi
masyarakat maka dapat memotivasi suntik 3 bulan dengan kejadian
masyarakat sehingga masyarakat sadar amenorhoe termasuk tinggi. (Susanti,
akan pentingnya KB (BPPKB, 2016). 2015)
2. Jurnal milik Setyorini (2020) dengan
judul Lama Penggunaan KB Suntik 3
Metode Penelitian Bulan Dengan Kejadian Spotting Dan
Metode Penelitian ini Amenorrhea Di Pmb Darmiati
menggunakan literature review yang Ngemplak. Tujuan penelitian ini untuk
menggali bagaimana pengaruh KB mengetahui lama penggunaan KB
suntik 3 bulan dengan gangguan suntik 3 bulan dengan kejadian
Spotting. Dalam pencarian jurnal spotting dan amenorrhea di PMB
menggunakan metode naratif dengan Darmiati Ngemplak Boyolali Tahun
tabel picot. Sumber untuk melakukan 2019. Jenis penelitian ini adalah
studi tinjuan literature (literature penelitian analitik observasional,
review) dengan studi pencarian dengan pendekatan cross sectional.
sistematis database komputerisasi Populasi dalam penelitian ini adalah
(Google scholar Indonesia) dalam semua akseptor KB suntik 3 bulan di
bentuk jurnal berjumlah 711 jurnal PMB Darmiati Ngemplak Boyolali
dengan kata kunci: Kb suntik 3 bulan pada Bulan Juli-Agustus 2019. Teknik
dan gangguan spotting, jurnal yang pengambilan sampel dengan
digunakan berjumlah 12 jurnal. Accidental Sampling, sehingga
. sampelnya adalah akseptor KB suntik
3 bulan yang ditemui saat penelitian di
PMB Darmiati Ngemplak Boyolali
bulan Juli-Agustus 2019 sejumlah 50
responden. Metode pengumpulan data
menggunakan data primer dan
Hasil Penelitian sekunder, sedangkan analisis data
menggunakan uji statistik Chi Square.
1. Jurnal pertama miliki Susanti Hasil uji statistic lama penggunaan
(2015) Hubungan lama penggunaan KB suntik 3 bulan dengan kejadian
kontrasepsi suntik 3 bulan dengan spotting melalui uji chi square
kejadian spotting. Metode penelitian diketahui X2hitung 9,374 dengan p-
yang digunakan adalah observasional value 0,002 dan hasil uji statistic ada
analitik dengan pendekatan cross hubungan lama penggunaan KB
sectional. Penelitian dilakukan di BPS suntik 3 bulan dengan kejadian
Tri Erry dengan menyebar kuesioner amenorrhea melalui uji chi square
kepada 30 akseptor kontrasepsi suntik diketahui X2hitung 4,730 dengan
3 bulan yang datang ke BPS Tri Erry, pvalue 0,03. Dimana nilai p<0,05 yang
Boyolali. Hasil dari penelitian berarti semakin lama akseptor
didapatkan X² hitung (30,000) > X²
menggunakan KB suntik 3 bulan maka dianalisis menggunakan Fisher’s exact
kejadian spotting berkurang dan test. Hasil penelitian menunjukkan
semakin lama akseptor menggunakan bahwa ada hubungan yang signifikan
KB suntik 3 bulan akan meningkatkan antara pemakaian alat kontrasepsi
kejadian amenorrhea.(Catur Setyorini, suntik dengan spotting dengan nilai p
2020) 0,007 dan tidak ada hubungan yang
3. Jurnal ketiga milik Nazirun (2019) signifikan antara pemakaian alat
Hubungan Penggunaan Kb Suntik 1 kontrasepsi suntik dengan menoragia,
Bulan Dan 3 Bulan Dengan Gangguan dengan nilai p 1,000.(Taqiyah.Y,
Pola Haid Di Puskesmas Gulai Bancah Jama. F, 2020)
Kecamatan Mandiangin Koto Selayan
Bukittinggi. Tujuannya untuk 5. Jurnal kelima milik Antika (2014)
mengetahui apakah ada Hubungan Penggunaan KB Suntik
hubungan KB suntik 1 bulan dan 3 Dengan Siklus Menstruasi Pada
bulan dengan gangguan pola haid. Akseptor Kb Suntik Di Wilayah Kerja
Penelitian ini Puskesmas Ponjong I Gunungkidul.
bersifat analitik dengan pendekatan Tujuan penelitian untuk melihat
cross sectional. Penelitian ini hubungan penggunaan KB suntik
dilakukan pada dengan siklus menstruasi pada
bulan Juni sampai dengan November akseptor KB suntik di Wilayah Kerja
2013 dengan sampel 68 responden, Puskesmas Ponjong I Gunungkidul.
yang terdiri dari 31 responden KB Penelitian secara kuantitatif
Suntik 1 bulan dan 37 responden KB korelasional, pendekatan cross
Suntik 3 bulan. Pengumpulan data sectional. Simpulan ada hubungan
dilakukan dengan menggunakan penggunaan KB suntik dengan
angket dan data secara univariat dan siklus menstruasi di Wilayah Kerja
bivariat menggunakan uji chi square. Puskesmas Ponjong I Gunungkidul.
Hasil penelitian, pada pemakaian jenis Saran untuk akseptor KB suntik agar
KB suntik 1 bulan yang terjadi tidak cemas terhadap efek samping
gangguan pola haid sebanyak 10 terhadap siklus menstruasi akan
responden (33.3%) dari 31 responden kembali normal setelah 1-3 bulan/
sedangkan pada pemakaian jenis KB beberapa tahun setelah suntikan
suntik 3 bulan yang terjadi gangguan dihentikan.(Antika, 2014)
pola haid sebanyak 22 (59.5%) dari 37 6. Jurnal keenam milik Yosin et, al
responden. Dari hasil penelitian (2016) Effect of Hormonal
terdapat hubungan penggunaan KB Contraceptive on Sexual Life, Body
suntik 3 bulan terhadap gangguan pola Mass Index, Skin Health, and Uterine
haid di Puskesmas Gulai Bancah Bleeding, in Women of Reproduction
Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Age in Jombang, East Java. Tujuan
Bukittinggi.(Nazirun, 2019) penelitian untuk menguji efek DMPA
4. Jurnal keempat milik Taqiyah (2020) injeksi pada kehidupan seksual, imt,
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk kesehatan kulit, dan pendarahan rahim
mengetahui hubungan pemakaian alat abnormal. Desain penelitian
kontrasepsi. Desain penelitian yang menggunakan observaional dengan
digunakan adalah cross-sectiona. pendekatan retrospektif desain cohort.
Sampel dalam penelitian ini adalah Populasi sampel berjumlah 149 wanita
101 akseptor keluarga berencana, yang usia produktif terdiri dari 99
dipilih dengan teknik purposive kontrasepesi DMPA suntik dan 50
sampling. Data dikumpulkan pengguna kontrasepsi non hormonal.
menggunakan kuesioner, lalu Teknik sampling menggunakan
stratified random sampling. Teknik sampling yaitu pengambilan sampel
pengumpulan data menggunakan yang didasarkan pada suatu
kuisoner dan analisis data pertimbangan tertentu yang dibuat
menggunakan regresi logistik oleh peneliti sendiri, kemudian data
berganda. Penggunaan kontrasepsi dianalisa secara univariat. Hasil
hormonal dan usia (30-35 tahun ) analisa univariat berdasarkan
meningkatkan risiko rendahnya Gangguan Haid yaitu Amenorhe 48
kualitas kehidupan seksual. Efek responden (49,5%), Spotting 23
kontrasepsi lainnnya pada usia responden (23,7%), Metrorargia 14
dibawah 30-35 Tahun yaitu kualitas responden (14,4%) dan Menorargia 12
kulit rendah. Kesimpulan pengunaan responden (12,4%). Berdasarkan
kontrasepsi hormonal pada usia 30-35 Kenaikan Berat Badan responden yang
Tahun mampu meningkatkan risiko mengalami kenaikan berat badan
kualitas seksual yang rendah, serta sebanyak 83 responden (85,6%) dan
menurunkan kualitas kesehatan kulit. yang tidak mengalami kenaikan berat
(Yosin et al., 2016) badan sebanyak 14 responden
7. Jurnal ketujuh milik Jacobstein dan (14,4%). Berdasarkan Cloasma yaitu
Polis (2014). Progestin-only 38 responden yang mengalami
contraception: Injectable s and cloasma (39,2%) dan yang tidak
implants. Tujuan melihat gambaran mengalami cloasma 59 responden
penggunakan kontrasepsi injeksi dan (60,8%). (Dewi, 2018)
implan. Sebagian besar wanita 9. Jurnal kesembilan milik Putri dkk
menggunakan suntikan atau implan (2013) Gambaran Pola Menstruasi
sebab merupakan metode kontrasepsi Akseptor Kontrasepsi Suntik 1 Bulan
yang paling efektif. Sekitar 1% yang Dan 3 Bulan (Studi Di Bpm T
berakibat adanya kehamilan yang Tlogosari Kota Semarang Tahun
tidak diinginkan. Penggunaan implan 2012). Gambaran pola menstruasi
mencerminkan kesulitan dalam pada akseptor kontrasepsi suntik 1
mengakses metode kontrasepsi bulan dan 3 bulan di BPM T Tlogosari
penggunaan dalam jangka panjang. Kota Semarang Tahun 2012. Jenis
Alasan biaya menjadi penyebah. penelitian ini adalah deskriptif dengan
Selain itu perubahan pola perdarahan pendekatan survei. Jumlah sampel
menstruasi dengan penggunakan yang digunakan sebanyak 80 orang,
kontrasepsi alasan utama dan menggunakan kuesioner sebagai
mengehentikan kontrasepsi. instrumen penelitian. Karakteristik
(Jacobstein & Polis, 2014) akseptor kontrasepsi 1 bulan dan 3
8. Jurnal kedelapan milik Dewi (2018), bulan berdasarkan umur, pendidikan
Gambaran Efek Samping Kb Suntik dan pekerjaan menunjukkan bahwa
Depo Medroksi Progesteron Asetat sebagian besar akseptor kontrasepsi
Pada Akseptor Di Bidan Praktik suntik 1 bulan dan 3 bulan berumur 20
Mandiri (Bpm) Wilayah Kerja – 35 tahun yaitu 68,8%, sebagian
Kelurahan Sako Palembang Tahun besar berpendidikan menengah dengan
2017. Tujuan mengetahui Gambaran 73,8% serta sebagian besar akseptor
Efek tidak bekerja yaitu 62,5%. Sebagian
Samping Kb Suntik Depo Medroksi besar akseptor kontrasepsi suntik 1
Progesteron Asetat Pada Akseptor di bulan yaitu 62,2%n dapat mengalami
Bidan Praktik Mandiri. Populasi dan mentruasi yang teratur tiap bulannya
dalam penelitian ini adalah semua dengan lama siklus, lama hari,
akseptor KB Suntik DMPA, Sampel gambaran darah dan banyaknya darah
penelitian ini diambil secara purposive yang keluar dikatakan normal. 21,6%
mengalami perdarahan bukan jumlah responden mengalami spotting.
haid/perdarahan sela, olighomenorrhea Spotting merupakan hal yang sering
dan hipomenorrhea dengan bentuk terjadi pada akseptor KB suntik 3
perdarahan flek (spotting). 16,2% bulan. Amenorea dan polimenoreajuga
akseptor mengalami amenorrhea. sering ditemukan pada akseptor KB
Mayoritas akseptor kontrasepsi 3 suntik 3 bulan karena pengaruh dari
bulan mengalami amenorrhea yaitu hormone progesteron yang
81,4%. Sisanya sebesar 18,6% menyebabkan selaput lendir tipis dan
akseptor mengalami perdarahan bukan atrofi sehingga haid tidak terjadi dan
haid/perdarahan sela, olighomenorrhea terkadang hanya perdarahan bercak.
dan hipomenorrhea dengan bentuk Pada kelainan jumlah banyaknya
perdarahan flek (spotting). Sebagian darah haid dan lamanya haid seperti
besar akseptor Kontrasepsi suntik 1 hipermenorea dan hipomenorea jarang
bulan tidak mengalami gangguan pola ditemukan pada responden yang
menstruasi, sedangkan mayoritas diteliti.
akseptor kontasepsi suntik 3 bulan 11. Jurnal kesebelas milik Ernawati
mengalami gangguan pola (2017). Hubungan Lama Penggunaan
menstruasi.(Putri et al., 2013) Suntik Depo Progestin Dengan
10. Jurnal kesepuluh milik Rizki dan Rini Kejadian Spotting Pada Akseptor Kb
(2014) Gangguan Haid Pada Akseptor Di Puskesmas Pattingalloang
Kb Suntik 3 Bulan Di Pustu Bandung, Makassar. Tujuan penelitian ini untuk
Desa Bandung, Kecamatan Diwek, melihat hubungan lama penggunaan
Kabupaten Jombang. untuk KB suntik Depo Progestin dengan
mengetahui apakah akseptor KB kejadian spotting pada akseptor KB di
suntik 3 bulan mengalami gangguan Puskesmas Pattingalloang Makassar.
haid atau tidak. Penelitian ini bersifat penelitian analitik observasional
deskriptif dengan pendekatan survei. dengan pendekatan cross-sectional.
Penelitian ini bersifat deskriptif Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan pendekatan survei. Populasi 22 akseptor (55,0%) yang
yang diambil adalah semua akseptor menggunakan kontrasepsi suntik ≤ 1
KB suntik 3 bulan yang suntik di tahun dan 13 akseptor (45,0%) yang
Pustu Bandung yang berjumlah 65 menggunakan kontrasepsi suntik lebih
orang dan sampel yang diambil adalah dari 1 tahun. Penelitian ini
sebagian dari akseptor KB suntik 3 menunjukkan bahwa 23 akseptor
bulan sebanyak 51 responden dengan suntik (57,5%) mengalami spotting,
teknik Purposive Sampling dan 17 akseptor suntik (42,5%) tidak
(Nonprobability Sampling). mengalami spotting. Kejadian spotting
Pengumpulan data menggunakan terbanyak
kuesionerHasil penelitian tentang ditemukan pada kelompok umur 40-49
gangguan haid pada akseptor KB tahun sebanyak 10 akseptor (25,0%).
suntik 3 bulan di Pustu Bandung, Desa Hasil penelitian ini menunjukkan
Bandung, Kecamatan Diwek, tidak ada hubungan yang bermakna
Kabupaten Jombang menunjukkn antara lama penggunaan kontrasepsi
bahwa dari 51 responden sebagian suntik dengan kejadian spotting pada
besar mengalami gangguan haid akseptor. (Ernawati, 2017)
(74,5%). dapat disimpulkan bahwa 38 12. Jurnal ke duabelas milik Laila et, al
responden hampir setengahnya (2019) Faktor Risiko Dropout
mengalami spotting (32,2%) Kontrasepsi Suntik Progesteron.
mengganggu kesehata Hasil Penelitian ini bertujuan untuk
penelitian menunjukkan setengah dari menganalisis faktor yang berhubungan
dengan kejadian dropout pada ditemukan pada akseptor kontrasepsi
kontrasepsi suntik 3 bulan. analitik suntik ini salah satunya adalah
observasional dengan pendekatan gangguan haid, leukorhea atau
cross sectional. Populasi yang keputihan, galaktorea, jerawat, rambut
digunakan yaitu seluruh akseptor rontok, perubahan berat badan dan
murni kejadian dropout kontrasepsi perubahan libido (Sulistyawati, 2013).
suntik progesteron 2015-2017 di Berdasarkan hasil pengamatan
Puskesmas Mojo Surabaya. Sampel terhadap jurnal penelitian didapatkan
yang digunakan sebesar 44 sampel mayoritas menggunakan metode
dengan 25 sampel dropout dan 19 observasional analitik dengan
sampel non dropout kontrasepsi suntik pendekatan cross sectional, selain itu
progesteron. Teknik pengambilan beberapa menggunakan metode
sampel menggunakan consecutive korelasi dalam penelitiannya.
sampling Instrumen penelitian ini Hasil jurnal yang teridentifikasi
menggunakan kuisioner. Analisis sesuai rumusan masalah dapat dilihat
Regresi logistik berganda. (Laila et al., pada uraian berikut :
2019) a. Analisis Hubungan antara KB suntik 3
bulan dengan gangguan Spotting
Berdasarkan analisis jurnal
PEMBAHASAN ditemukan secara garis besar
Penelitian ini menggunakan 12 seseorang yang menggunakan KB
jurnal dari google scholar yang telah Suntik 3 bulan akan mengalami
dipilih sesuai kriteria penelitian yaitu spotting setelah pada tahun pertama.
adanya variabel KB suntik 3 bulan dan Setelah melewati 1 Tahun mayoritas
juga gangguan spotting sehingga responden akan mengalami
peneliti dapat melakukan review Amenorhoe. Suntikan yang sering
jurnal. Jurnal yang digunakan paling digunakan adalah jenis DMPA. Hal ini
banyak berasal dari penelitian di sesuai dengan teori penggunaan
Indonesia berjumlah 10 jurnal dan dua suntikan progestin sering
jurnal dari Afrika dan USA. Tujuan menimbulkan gangguan haid seperti
dari penelitian ini adalah untuk siklus haid yang memendek atau
mengetahui apakah KB Suntik 3 memanjang, perdarahan yang banyak
Bulan memiliki efek gangguan atau sedikit, perdarahan yang tidak
spotting pada wanita yang teratur atau perdarahan bercak
menggunakannya. (spotting), dan tidak haid sama sekali.
Keluarga berencana adalah Gangguan haid ini biasanya bersifat
usaha untuk mengukur jumlah dan sementara dan sedikit sekali
jarak anak yang diinginkan, untuk mengganggu kesehatan . (Affandi
dapat mencapai hal tersebut maka ,2015)
dibuatlah beberapa cara atau alternatif Teori tersebut sejalan dengan
untuk mencegah atau menunda penelitian kejadian spotting terjadi
kehamilan dengan menggunakan alat terkait erat dengan saat pemakaian
kontrasepsi untuk mengikuti program alat kontrasepsi suntik 3 bulan kurang
keluarga berencana (Affandi, 2012). dari 1 tahun atau sama dengan 1 tahun
Kontrasepsi adalah pencegahan dan semakin lama akseptor
terbuahinya sel telur oleh sel sperma menggunakan kontrasepsi suntik 3
(konsepsi) atau menempelnya sel teur bulan maka akan cenderung tidak
yang telah dibuahi ke dinding Rahim mengalami haid sama sekali
(Nugroho dan Utama, 2014). Dampak (amenorhoe) (Susanti, 2015).
atau efek samping yang sering Penelitian lain menemukan semakin
lama akseptor menggunakan KB amenorea. Sedangkan efek samping
suntik 3 bulan kejadian spotting penggunaan KB suntik Cyclofem yaitu
berkurang dan cenderung mengalami haid tidak teratur, nyeri tekan
amenorrhea. Dalam penelitiannya payudara, peningkatan tekanan darah,
lama penggunaan sebagian besar lebih timbul jerawat, dan peningkatan berat
dari 12 bulan dan responden tersebut badan. Hasil penelitian ini sejalan
tidak mengalami spotting setelah dengan penelitian Depo
melewati 12 bulan (Catur Setyorini, Medroxyprogesterone Acetate
2020). (DMPA) yang mengandung hormon
Spotting dimulai dari progesteron, dan dapat merangsang
disuntikkannya secara intramuskuler pusat pengendalian nafsu makan di
kemudian terjadi ketidakseimbangan hipotalamus sehingga menyebabkan
hormon-hormon di dalam tubuh yaitu terjadinya peningkatan nafsu makan
hormon estrogen dan progesterone, dan berat badan. (Novalia, 2015)
Akibat dari ketidakseimbangan Pemilihan KB 3 bulan terkait
hormon di alam tubuh terjadilah dengan faktor ekonomi, KB suntik
pelebaran pembuluh vena kecil di DMPA tidak mempengaruhi aktivitas
endometrium, yang menyebabkan hubungan suami istri. Faktor ekonomi
rapuhnya vena, sehingga terjadi hasil penelitian menunjukkan pada
perdarahan lokal. (Taqiyah.Y, Jama. akseptor KB suntik 3 bulanan lebih
F, 2020) pada alasan ekonomis, karena KB
Perdarahan lokal ini suntik 3 bulanan lebih murah
menyebabkan keluarnya bercak- harganya, jangka waktu pemakaian
bercak darah. Apabila efek gestagen lebih panjang (Antika, 2014)
kurang, stabilitas stroma berkurang, Pada penelitian Antika (2014)
pada akhirnya terjadilah perdarahan. menemukan adanya hubungan yang
Efek samping yang timbul antara lain kuat antara penggunaan KB suntik
menstruasi yang tidak teratur dan dengan siklus menstruasi dengan nilai
peningkatan berat badan serta koefisien kontingensi sebesar 0,650.
pemulihan kesuburan terlambat. siklus mentruasi normal paling banyak
Spotting dapat terjadi pada 15-20% pada responden yang menggunakan
akseptor KB suntik yang telah KB suntik Cyclofem yaitu 22 orang
menjalani beberapa kali suntikan. Hal (31%). Siklus mentruasi tidak normal
ini bukanlah masalah yang serius dan seperti polimenorea, oligomenorea dan
biasanya tidak memerlukan amenorea
pengobatan (Taqiyah.Y, Jama. F, Hasil penelitian sebelumnya
2020) juga dipaparkan menggambarkan efek
Pada penelitian milik Taqiyah samping dari penggunakan KB suntik
dkk (2020) mendapati 90,9% DMPA yang pertama adalah
responden yang menggunakan KB Amenorhe 48 responden (49,5%),
suntik 3 bulan mengalami spotting. Spotting 23 responden (23,7%),
Dampak Spotting akibat penggunaan Metrorargia 14 responden (14,4%) dan
KB suntik 3 bulan di dipengaruhi oleh Menorargia 12 responden (12,4%).
hormon progesterone yang ada dalam Menurut Nazirun (2019) Efek KB
suntik 3 bulan terhadap endometrium suntik 3 bulan yaitu spotting, sebagian
yang menyebabkan sekretorik besar responden mengalami spotting
sehingga dapat menyebabkan spotting. di dalam waktu menstruasi (66,7%)
Efek samping penggunaan KB dan 100% menganggap spotting
suntik DMPA lainnya adalah sebagai menstruasi dengan larangan
gangguan haid, defisiensi estrogen dan beribadah dan berhubungan seksual
(91,7%), tapi spotting tersebut tidak review penelitian ini menunjukan
mengganggu responden (79,5%). adanya kesesuaian antara teori dengan
(Dewi, 2018) apa yang terjadi dilapangan bahwa KB
Pada penelitian Putri dkk suntik 3 bulan menyebabkan
(2013) menemukan Sebanyak 21,6% terjadinya spoting di satu tahun awal
mengalami perdarahan bukan penggunaan KB suntik.
haid/perdarahan sela, olighomenorrhea b. Mengidentifikasi gangguan
dan hipomenorrhea dengan bentuk disebabkan akseptor KB suntik selain
perdarahan flek (spotting). 16,2% gangguan spotting
akseptor mengalami amenorrhea. Berdasarkan teori Sulaiman (2014)
Dalam penelitian juga efek samping dari KB 3 bulan adalah
menggambarkan hasil penelitian yang dampak atau pengaruh yang
telah dilakukan tidak ada kesenjangan merugikan dan tidak diinginkan dari
antara teori dan kasus. pemberian suntikan KB DMPA
Responden dalam penelitian Laila 150mg. Suatu pengaruh atau dampak
(2019) sebagian besar mengalami negatif disebut sebagai efek samping
gangguan haid karena efek dari KB ketika hal itu timbul sebagai efek
suntik 3 bulan. Gangguan haid yang sekunder dari efek terapi utamanya.
terjadi pada akseptor KB suntik 3 Berikut efek lain yang timbul akibat
bulan disebabkan karena endometrium penggunanan akseptor KB
menjadi atropi, selaput lendir servik 1) Penambahan berat badan
tipis. Walaupun KB suntik 3 bulan Dampak KB suntik dalam
memiliki efek dalam gangguan siklus saifuddin (2013) antara lain terjadi
haid, tetapi ibu responden merasa perubahan pada pola haid, seperti
tenang karena aman dan efektif untuk siklus haid memendek atau
mencegah kehamilan. Dalam memanjang, perdarahan yang banyak
penelitiannya 38 responden hampir atau sedikit, serta penambahan berat
setengahnya mengalami spotting badan merupakan efek samping
(32,2%). tersering. Asumsi peneliti pada jurnal
Spotting yang terjadi pada akseptor milik Laila dkk menyatakan
kontrasepsi suntik progesteron berdasarkan efek samping, sebagian
menyebabkan ketidakpuasan dengan besar responden mengalami efek
pola perdarahan yang terjadi yaitu samping (88,6%). Pertama, perubahan
tidak teratur dan tidak terjadwal berat badan, sebagian besar responden
sehingga mengganggu dan dropout. mengalami BB naik (72,7%) dan
Proporsi responden spotting lebih 52,3% diantaranya merasa terganggu.
banyak tidak dropout (36,8%) Hasil tersebut juga sejalan dengan
daripada dropout (16%) kontrasepsi penelitian Nazirun (2019) Dampak
suntik progesteron. 73,7% responden utama yang dimiliki KB suntik 3 bulan
non dropout juga mengaku merasa adalah peningkatan BB, perdarahan
terganggu dengan spotting artinya, haid yang tidak teratur, nyeri tekan
sebagian besar responden lebih payudara, dan depresi.
menerima efek samping spotting yang 2) Amenore
dialami. Hal ini merupakan penyebab Amenore yang terjadi saat
faktor spotting tidak signifikan. penggunanan KB suntik 3 bulan
Proporsi responden tidak spotting merupakan salah satu penatalaksanaan
(73,7%) juga lebih banyak dropout. efek samping yang sering dijumpai.
Kemungkinan karena responden lebih Menurut teori Saifuddin (2013)
banyak mengalami amenorea menyatakan bahwa amenore adalah
(54,4%).(Laila et al., 2019). Literatur tidak terjadinya pendarahan. Amenore
adalah tidak terjadinya menstruasi pemakaian tetapi sebaliknya jumlah
dalam waktu 3 bulan berturut turut. kasus yang mengalami amenorea
Penyebabnya dapat berupa gangguan makin banyak dengan makin lamanya
dihipotalamus, hipofisis, ovarium pemakaian.(Dewi, 2018)
(folikel), uterus (endometrium), dan Mayoritas akseptor kontrasepsi 3
vagina. Hal ini juga dapat dijumpai bulan mengalami amenorrhea yaitu
setelah penggunaan KB 3 bulan 81,4%. Sisanya sebesar 18,6%
dengan lama penggunaan lebih dari 1 akseptor mengalami perdarahan bukan
tahun. haid/perdarahan sela, olighomenorrhea
Uraian tersebut sesuai dengan dan hipomenorrhea dengan bentuk
penelitian milik Ernawati (2017) perdarahan flek (spotting). mayoritas
bahwa Penelitian milik Ernawati akseptor kontasepsi suntik 3 bulan
hubunganya dengan lama penggunaan mengalami gangguan pola menstruasi
didapatkan 19 subjek penelitian yang (Putri et al., 2013)
menggunakan KB suntik > 1 tahun, Dampak Spotting tidak terlalu
terdapat 10 orang (52,6%) yang tidak signifikan diperhatikan responden,
mengalami kejadian spotting. mayoritas responden menerima efek
Sedangkan dari 21 subjek penelitian samping terjadinya Spotting, Hal ini
yang menggunakan KB suntik ≤ 1 dapat dilihat dari 2 jurnal yang
tahun, terdapat 13 orang (61,9%) menyatakan tidak memiliki hubungan
akseptor yang mengalami spotting . antara KB suntik dengan kejadian
Dilihat dari lama penggunaan KB spotting sebab efek amenorea lebih
suntik dapat disimpulkan bahwa baik banyak dipertimbangkan responden.
kurang dari 1 tahun maupun lebih dari Kejadian Spotting mayoritas menjadi
satu tahun mayoritas responden efek kedua yang sering dialami oleh
mengalami spotting. (Ernawati, 2017) responden.
Selaras dengan penelitian Adapaun asumsi demikian sesuai
Nazirun (2019) efek penggunaan KB analisis ditemukan bahwa tidak ada
suntik 3 bulan salah satunya hubungan antara KB suntik dengan
amenorea, sebagian besar amenorea kejadian spotting pada Jurnal yang
tidak mengganggu responden (59,1%). diteliti Ernawati menyatakan KB
Dalam penelitian Dewi (2018) Pada suntik DMPA tidak mempengaruhi
umumnya amenore tidak perlu diobati aktivitas hubungan suami istri. Faktor
secara rutin. Efek samping berikutnya ekonomi hasil penelitian menunjukkan
berupa gangguan menstruasi spotting. pada akseptor KB suntik 3 bulanan
Pada akseptor KB suntik DMPA lebih pada alasan ekonomis, karena
setelah 2 tahun pemakaian sebanyak KB suntik 3 bulanan lebih murah
74 responden, sebagian besar tidak harganya, jangka waktu pemakaian
mengalami gangguan menstruasi lebih panjang.
berupa spotting setelah 2 tahun
pemakaian KB suntik DMPA yaitu Simpulan
sebanyak 68 responden (91,9%). Berdasarkan hasil dari penelitian
Efek pada pola haid tergantung dan pembahasan yang telah
pada lama pemakaian. Perdarahan dipaparkan dapat disimpulkan bahwa
intermenstrual dan perdarahan bercak 1. Penggunaan KB Suntik 3 bulan akan
berkurang dengan jalannya waktu, mengalami spotting setelah pada tahun
sedangkan kejadian amenore pertama, setelah melewati 1 Tahun
bertambah besar. Perdarahan bercak mayoritas responden akan mengalami
merupakan keluhan terbanyak, yang Amenorhoe. Dampak Spotting tidak
akan menurun dengan makin lamanya terlalu signifikan diperhatikan
responden, mayoritas responden PALEMBANG TAHUN 2017 Ayu
menerima efek samping terjadinya Devita Citra Dewi STIK Bina
Spotting. Kejadian Spotting mayoritas Husada Palemban. 2, 38–46.
menjadi efek kedua yang sering Ernawati. (2017). Hubungan Lama
dialami oleh responden setelah Penggunaan Suntik Depo
Amenore. Progestin Dengan Kejadian
2. Dampak lain penggunaan KB suntik 3 Spotting Pada Akseptor Kb Di
bulan antara lain Ketidakteraturan haid Puskesmas. 10, 123–127.
dengan kejadian olighomenorrhea dan Jacobstein, R., & Polis, C. B. (2014).
hipomenorrhea dalam bentuk spotting, Progestin-only contraception:
pemulihaan kesuburan Injectables and implants. Best
ketidakseimbangan hormon esterogen Practice and Research: Clinical
dan progesterone, terlamba dan nyeri Obstetrics and Gynaecology,
payudara, peningkatan BB, amenorea 28(6), 795–806.
dan depresi. https://doi.org/10.1016/j.bpobgyn
.2014.05.003
Saran Laila, N., Budiono, B., Sunarsih, S., &
Bagi tenaga kesehatan, Diharapkan Aditiawarman, A. (2019). Faktor
dapat terus memberikan edukasi Risiko Dropout Kontrasepsi
kepada wanita usia subur tentang Suntik Progesteron.
dampak KB suntik 3 bulan agar Pediomaternal Nursing Journal,
responden tentang kejadian amenorea 5(2), 166.
dan spotting yang akan dialami oleh https://doi.org/10.20473/pmnj.v5i
responden. Bagi Akseptor KB, 2.13550
Diharapkan dengan hasil penelitian ini Nazirun, N. (2019). Vol. 1 No.3
Akseptor mempu menambah informasi Oktober 2019
terkait alat kontrasepsi kaitannya http://jurnal.ensiklopediaku.org
dengan dampak yang akan dialaminya, Ensiklopedia Social Review. 1(3),
sehingga Akseptor KB tidak kaget 245–252.
apabila terjadi dampak akibat Putri, D. Y., Nurullita, U., & Pujiati,
penggunakan KB. N. (2013). Gambaran pola
menstruasi akseptor kontrasepsi
DAFTAR PUSTAKA suntik 1 bulan dan 3 bulan (studi
di BPM T Tlogosari Kota
Semarang Tahun 2012). Jurnal
Antika, D. A. (2014). Hubungan
Kebidanan.
Penggunaan KB suntik dengan
http://103.97.100.145/index.php/j
siklus Menstruasi pada Akseptor
ur_bid/article/view/813
KB Suntik Diwilayah Kerja
Susanti, L. W. (2015). Hubungan lama
Puskesmas Ponjong I
penggunaan kontrasepsi suntik 3
GunungKidul. hal 140.
bulan dengan kejadian spotting di
Catur Setyorini, A. D. L. (2020).
bidan praktek swasta Tri Erry
Lama penggunaan kb suntik 3
Boyolali. Jurnal Kebidanan Dan
bulan dengan kejadian. 11(1),
Ilmu Kesehatan, 2(2), 32–38.
124–133.
Taqiyah.Y, Jama. F, H. (2020). DOI:
Dewi, A. D. C. (2018). Gambaran
http://dx.doi.org/10.33846/sf1121
Efek Samping Kb Suntik Depo
0 Penggunaan Alat Kontrasepsi
Medroksi Progesteron Asetat
Suntik dan Gangguan
Pada Akseptor Di Bidan Praktik
Perdarahan Menstruasi pada
Mandiri ( BPM ) WILAYAH
Akseptor KB di Puskesmas
KERJA KELURAHAN SAKO
Tompobulu Yusrah Taqiyah. Bleeding, in Women of
11(April), 2015–2017. Reproduction Age in Jombang,
Yosin, E. P., Mudigdo, A., & East Java. Journal of Maternal
Budihastuti, U. R. (2016). Effect and Child Health, 01(03), 146–
of Hormonal Contraceptive on 160.
Sexual Life, Body Mass Index, https://doi.org/10.26911/thejmch.
Skin Health, and Uterine 2016.01.03.02
seperti kadar HB, usia menikah dll

Anda mungkin juga menyukai