Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI (KIE)


CALON AKSEPTOR KONTRASEPSI MANTAP (MOW)
DI TPMB KHOTIK ALIM BAIDAH, SST
PAKISAJI - MALANG

Disusun Guna Memenuhi Tugas Stase VI


Praktik Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana

Dosen Pembimbing:
Herawati Mansur, SST., M.Pd., M.Psi

Oleh:
Anissa Adrilianingsih
P17312225077

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI (KIE)
CALON AKSEPTOR KONTRASEPSI MANTAP (MOW)
DI TPMB KHOTIK ALIM BAIDAH, SST
PAKISAJI - MALANG

Mahasiswa

Anissa Adrilianingsih
P17312225077

Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

Herawati Mansur,SST., M.Pd.,M.Psi Khotik Alim Baidah, SST


NIP. 196501101985032002 NIP. 197103111990012001
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
CALON AKSEPTOR KONTRASEPSI MANTAP (MOW)

I. Identitas SAP
Pokok Bahasan : Metode Kontrasepsi
Sub Pokok Bahasan : Metode Kontrasepsi Mantap (MOW)
Sasaran : Calon Akseptor Kontrasepsi Mantap (MOW)
Hari/Tanggal : Kamis, 09 Februari 2023
Waktu : 30 menit
Tempat : TPMB Khotik Alim Baidah, SST
Penyuluh : Anissa Adrilianingsih
II. Identifikasi Masalah
Pemerintah telah menyediakan berbagai macam metode alat kontrasepsi
yang bisa digunakan sesuai dengan pilihan yang disesuaikan indikasi dan
kontraindikasi alam penggunaannya. Macam-macam alat kontrasepsi yang
dapat dipilih oleh akspektor meliputi: KB Alamiah yaitu metode kalender,
metode suhu basal, metode lender serviks, Coitus Interuptus, kondom,
diafragma, spermatisid vaginal, kontrasepsi hormonal yaitu pil, suntik, implant,
IUD, dan kontrasepsi mantap meliputi MOW atau Tubektomi dan MOP atau
Vasektomi
Berdasarkan data dari WHO (World Healt organization) penggunaan
kontrasepsi telah meningkat di banyak bagian dunia. Terutama di Asia dan
Amerika latin. Tetapi tetap rendah di Afrika Sub-Sahara. Di Afria dari 61,8%.
Dan di Afrika latin dan Karibia tetap stabil sebanyak 66,7% ( World Healt
Organization,2018). Data World Healt Organization (WHO) menunjukkan
bahwa pengguna alat kontrasepsi Implan di seluruh Dunia masih di bawah alat
kontrasepsi suntik, pil dan IUD,terutama di negara negara berkembang.
Persentase penggunaan alat kontrasepsi KB suntik yaitu 35,5%, KB pil yaitu
30,5%, KB IUD yaitu 15,2% sedangkan KB Implan dibawah 10% yaitu 7,3%
dan alat kontrasepsi lainnya sebesar 11,7% (Region, 2018).
Menurut hasil pendataan keluarga tahun 2021, BKKBN, menunjukkan
bahwa angka prevalensi PUS peserta KB di Indonesia pada tahun 2021 sebesar
57,4%. Berdasarkan distribusi provinsi, angka prevalensi pemakaian KB
tertinggi adalah Kalimantan Selatan (67,9%), Kepulauan Bangka Belitung
(67,5%), dan Bengkulu (65,5%), sedangkan terendah adalah Papua (15,4%),
Papua Barat (29,4%) dan Maluku (33,9%). Sedangkan prevalensi PUS Provinsi
Jawa Timur adalah sebesar 63,8% (Kemenkes RI, 2022).
Capaian cakupan Keluarga Berencana secara aktif (KB Aktif) Provinsi
Jawa Timur Tahun 2021, hasil capaian cakupan untuk 4 Kabupaten/Kota yaitu
Kota Madiun, Kota Blitar, Kota Probolinggo, dan Kota Malang masih dibawah
target (65%). Hal ini bisa disebabkan kepesertaan KB aktif banyak yang
menggunakan metode jangka pendek, sehingga angka droup out akan tinggi.
Sedangkan untuk 28 kabupaten/kota yang capaiannya sudah di atas 70%. Untuk
Kabupaten Malang hasil capaiannya adalah 79,8%, berbeda dengan Kota
Malang yang hanya sebesar 64,6% (Dinkes Jawa Timur, 2022).
Metode Operatif Wanita memiliki keterbata san yaitu harus
dipertimbangkan karena metode ini tidak dapat dipulihkan kembali kecuali
dengan operasi rekanalisasi dan klien dapat menyesal dikemudian hari. Dampak
kemungkinan yang akan terjadi dari metode ini adalah Infeksi Luka, oleh
karena itu sebelum dilakukan tindakan perlu adanya konseling dan informed
consent (Yuliani, 2019).
Berdasarkan hal tersebut penulis ingin melakukan komunikasi informasi
dan edukasi (KIE) untuk meyakinkan kembali ibu mengenai keputusan yang
akan diambilnya dalam mempertimbangkan metode kontrasepsi MOW.

III. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mendapatkan KIE,ibu dan suami diharapkan memahami metode
kontrasepsi MOW.

IV. Tujuan Instruksional Khusus


1. Setelah diberikan materi, ibu mampu menjelaskan apa itu MOW.
2. Setelah diberikan materi, ibu mampu menerangkan kembali cara kerja
MOW.
3. Setelah diberikan materi, ibu mampu membedakan indikasi dan kontra
indikasi dari MOW.
4. Setelah diberikan materi, ibu mampu menyebutkan keuntungan dan
keterbatasan dari MOW.
5. Setelah diberikan materi, ibu menjelaskan efek samping dari MOW.

V. Materi
Terlampir

VI. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

VII. Media
Alat Bantu Pengambilan Keputusan Ber-KB (ABPK)
VIII. Strategi Pelaksanaan

Kegiatan
No. Tahapan Waktu Kegiatan Peserta
Penyuluhan
1. Pendahuluan 1,5 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab
pembuka salam
2. Memperkenalkan 2. Memperhatikan
diri
3. Menjelaskan
pokok bahasan,
manfaat dan
tujuan
penyuluhan
2. Penyajian 24 menit 1. Menjelaskan 1. Memperhatikan
pengertian MOW dengan
2. Menjelaskan cara seksama
kerja MOW
3. Menjelaskan
indikasi dan
kontra indikasi
MOW
4. Menjelaskan
keuntungan dan
keterbatasan
MOW
5. Menjelaskan
efeksamping
penggunaan
MOW
3. Penutup 4,5 menit 1. Melakukan tanya 1. Diskusi
jawab 2. Mendengarkan
2. Mengucapkan 3. Menjawab salam
terimakasih dan
salam penutup

IX. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan SAP
b. Menyiapkan materi dan media
c. Kontrak waktu dengan sasaran
d. Menyiapkan tempat
e. Menyiapkan pertanyaan
2. Evaluasi Proses
a. Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama kegiatan pendidikan
kesehatan berlangsung.
b. Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti.
c. Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan yang diajukan pemateri.
d. Sasaran tidak meninggalkan tempat saat kegiatan pendidikan kesehatan
berlangsung.
3. Evaluasi Program
a. Sasaran berjumlah 1-2 orang wanita usia subur yang potensial menggunakan
MOW.
b. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab
pertanyaan dengan benar lebih dari 80%.
c. Pendidikan kesehatan dikatakan cukup berhasil atau cukup baik apabila
sasaran mampu menjawab pertanyaan dengan benar antara 50-80%.
d. Pendidikan kesehatan dikatakan kurang berhasil atau tidak baik apabila
sasaran hanya mampu menjawab pertanyaan dengan benar kurang dari 50%.
X. Penataan Tempat

PESERTA

Keterangan :

: Penyuluh

: Fasilitator
XI. Daftar Pustaka

Dewiwati, T. S. (2020). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Akseptor KB dengan


Pemakaian Alat Kontrasepsi Mantap. 3(1).
Dinkes Jawa Timur. (2022). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
2021. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, tabel 53.
Harahap, M. L. (2020). Hubungan Pengetahuan PUS tentang Alat Kontrasepsi MOW
dengan Minat PUS Terhadap Alat Kontrasepsi MOW. Jurnal Ilmiah Kohesi,
4(3), 90–95.
Ida Susila, E. F. (2018). Hubungan Peran Suami dengan Istri Sebagai Akseptor
Mantap. 32–37.
Kemenkes RI. (2022). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021. In
Pusdatin.Kemenkes.Go.Id. Kemenkes RI.
Rahayu, I. P. dan S. (2016). Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. In
Kemenkes RI.
Region, T. (2018). Knowledge And Associated Factors Of Lactational Amenorrhea
As A Contraception Method Among Postpartum Women In Aksum. BMC
Research Notes, 1–6. https://doi.org/10.1186/s13104-018-3754-2
Yuliani, D. A. (2019). HUBUNGAN PARITAS DENGAN PENGETAHUAN
PASANGAN USIA SUBUR ( PUS ) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI
METODE OPERASI WANITA ( MOW ). Jurnal Ilmiah Rekam Medis Dan
Informatika Kesehatan, 9(1), 1–9.
XII. Lampiran
Lampiran 1. Materi

KONTRASEPSI MANTAP
METODE OPERASI WANITA (MOW)

1. Pengertian MOW
Kontrasepsi metode operasi wanita (MOW) atau tubektomi atau juga
dapat disebut sterilisasi adalah tindakan penutupan terhadap kedua saluran
telur sehingga sel telur tidak dapat melewati saluran telur sehingga sel telur
tidak bertemu dengan sperma laki-laki sehingga tidak terjadi kehamilan.
Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 prempuan selama tahun pertama
penggunaan) dan efektif 6-10 minggu setelah operasi (Yuliani, 2019)

2. Cara Kerja MOW


Tindakan yang akan ibu lakukan di Rumah Sakit yaitu ibu akan diberikan
obat untuk membantu agar ibu tenang dan mengurangi rasa sakit, akan
dibuat sayatan kecil dan tidak sakit, saluran telur akan diikat atau dijepit,
sayatanAS ditutup dengan dijahit dan ibu akan istirahat dalam beberapa jam.
Dengan saluran telur yang diikat atau dijepit, maka sel sperma tidak akan
dapat bertemu dengan sel telur (Yuliani, 2019).
Tidak ada satupun metode kontrasepsi yang menjamin efektifitas 100%
dan semua disertai dengan tingkat resiko tertentu (Rahayu, 2016).

3. Indikasi dan Kontra Indikasi MOW


Menurut (Ida Susila, 2018) indikasi dan kontra indikasi dari MOW adalah:
Indikasi MOW
1) Umur lebih dari 30 tahun.
2) Anak lebih dari 2 orang.
3) Yakin telah mempunyai keluarga dengan jumlah yang diinginkan.
4) Ibu pasca persalinan.
5) Pasien paham dan setuju dengan prosedur tubektomi terutama
pengetahuan pasangan tentang cara-cara kontrasepsi ini dengan risiko
dan sifat permanennya kontrasepsi ini sehingga tidak dapat kembali
seperti semula.

Kontra Indikasi MOW


1) Hamil atau diduga hamil.
2) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya.
3) Belum memberikan persetujuan tertulis.
4) Tidak boleh menjalani prosespembedahan.
5) Usia di bawah 30 tahun yang belum dan masih ingin memiliki anak.

4. Keuntungan dan Keterbatasan MOW


Menurut (Dewiwati, 2020) keuntungan dan keterbatasan dari MOW yaitu:
Keuntungan
1) Efektivitas sangat tinggi.
2) Tidak memerlukan daya ingat.
3) Tidak menggunakan obat-obatan yang diminum berulang kali.
4) Dapat mencegah terjadinya kanker ovarium

Keterbatasan
1) Sifatnya permanen jadi harus dipertimbangkan dengan matang bersama
pasangan.
2) Memerlukan tindakan pembedahan.
3) Kemungkinan adanya resiko komplikasi dalam pembedahan walaupun
sedikit.
4) Tidak dapat dikembalikan sehingga calon akseptor tidak akan bisa lagi
menambah keturunan.

5. Efek Samping Pasca Prosedur MOW


Menurut (Harahap, 2020) pasca dilakukan prosedur MOW memiliki efek
samping, yaitu :
1) Adanya rasa tidak nyaman di area sayatan.
2) Adanya kram perut.
3) Terasa lelah dan pusing.
4) Adanya rasa kembung.
5) Adanya rasa sakit di area bahu
Hal ini biasanya membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Lampiran 2. Foto Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai