Dosen Pembimbing:
Herawati Mansur, SST., M.Pd., M.Psi
Oleh:
Anissa Adrilianingsih
P17312225077
Mahasiswa
Anissa Adrilianingsih
P17312225077
Mengetahui,
I. Identitas SAP
Pokok Bahasan : Metode Kontrasepsi
Sub Pokok Bahasan : Metode Kontrasepsi Mantap (MOW)
Sasaran : Calon Akseptor Kontrasepsi Mantap (MOW)
Hari/Tanggal : Kamis, 09 Februari 2023
Waktu : 30 menit
Tempat : TPMB Khotik Alim Baidah, SST
Penyuluh : Anissa Adrilianingsih
II. Identifikasi Masalah
Pemerintah telah menyediakan berbagai macam metode alat kontrasepsi
yang bisa digunakan sesuai dengan pilihan yang disesuaikan indikasi dan
kontraindikasi alam penggunaannya. Macam-macam alat kontrasepsi yang
dapat dipilih oleh akspektor meliputi: KB Alamiah yaitu metode kalender,
metode suhu basal, metode lender serviks, Coitus Interuptus, kondom,
diafragma, spermatisid vaginal, kontrasepsi hormonal yaitu pil, suntik, implant,
IUD, dan kontrasepsi mantap meliputi MOW atau Tubektomi dan MOP atau
Vasektomi
Berdasarkan data dari WHO (World Healt organization) penggunaan
kontrasepsi telah meningkat di banyak bagian dunia. Terutama di Asia dan
Amerika latin. Tetapi tetap rendah di Afrika Sub-Sahara. Di Afria dari 61,8%.
Dan di Afrika latin dan Karibia tetap stabil sebanyak 66,7% ( World Healt
Organization,2018). Data World Healt Organization (WHO) menunjukkan
bahwa pengguna alat kontrasepsi Implan di seluruh Dunia masih di bawah alat
kontrasepsi suntik, pil dan IUD,terutama di negara negara berkembang.
Persentase penggunaan alat kontrasepsi KB suntik yaitu 35,5%, KB pil yaitu
30,5%, KB IUD yaitu 15,2% sedangkan KB Implan dibawah 10% yaitu 7,3%
dan alat kontrasepsi lainnya sebesar 11,7% (Region, 2018).
Menurut hasil pendataan keluarga tahun 2021, BKKBN, menunjukkan
bahwa angka prevalensi PUS peserta KB di Indonesia pada tahun 2021 sebesar
57,4%. Berdasarkan distribusi provinsi, angka prevalensi pemakaian KB
tertinggi adalah Kalimantan Selatan (67,9%), Kepulauan Bangka Belitung
(67,5%), dan Bengkulu (65,5%), sedangkan terendah adalah Papua (15,4%),
Papua Barat (29,4%) dan Maluku (33,9%). Sedangkan prevalensi PUS Provinsi
Jawa Timur adalah sebesar 63,8% (Kemenkes RI, 2022).
Capaian cakupan Keluarga Berencana secara aktif (KB Aktif) Provinsi
Jawa Timur Tahun 2021, hasil capaian cakupan untuk 4 Kabupaten/Kota yaitu
Kota Madiun, Kota Blitar, Kota Probolinggo, dan Kota Malang masih dibawah
target (65%). Hal ini bisa disebabkan kepesertaan KB aktif banyak yang
menggunakan metode jangka pendek, sehingga angka droup out akan tinggi.
Sedangkan untuk 28 kabupaten/kota yang capaiannya sudah di atas 70%. Untuk
Kabupaten Malang hasil capaiannya adalah 79,8%, berbeda dengan Kota
Malang yang hanya sebesar 64,6% (Dinkes Jawa Timur, 2022).
Metode Operatif Wanita memiliki keterbata san yaitu harus
dipertimbangkan karena metode ini tidak dapat dipulihkan kembali kecuali
dengan operasi rekanalisasi dan klien dapat menyesal dikemudian hari. Dampak
kemungkinan yang akan terjadi dari metode ini adalah Infeksi Luka, oleh
karena itu sebelum dilakukan tindakan perlu adanya konseling dan informed
consent (Yuliani, 2019).
Berdasarkan hal tersebut penulis ingin melakukan komunikasi informasi
dan edukasi (KIE) untuk meyakinkan kembali ibu mengenai keputusan yang
akan diambilnya dalam mempertimbangkan metode kontrasepsi MOW.
V. Materi
Terlampir
VI. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
VII. Media
Alat Bantu Pengambilan Keputusan Ber-KB (ABPK)
VIII. Strategi Pelaksanaan
Kegiatan
No. Tahapan Waktu Kegiatan Peserta
Penyuluhan
1. Pendahuluan 1,5 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab
pembuka salam
2. Memperkenalkan 2. Memperhatikan
diri
3. Menjelaskan
pokok bahasan,
manfaat dan
tujuan
penyuluhan
2. Penyajian 24 menit 1. Menjelaskan 1. Memperhatikan
pengertian MOW dengan
2. Menjelaskan cara seksama
kerja MOW
3. Menjelaskan
indikasi dan
kontra indikasi
MOW
4. Menjelaskan
keuntungan dan
keterbatasan
MOW
5. Menjelaskan
efeksamping
penggunaan
MOW
3. Penutup 4,5 menit 1. Melakukan tanya 1. Diskusi
jawab 2. Mendengarkan
2. Mengucapkan 3. Menjawab salam
terimakasih dan
salam penutup
IX. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan SAP
b. Menyiapkan materi dan media
c. Kontrak waktu dengan sasaran
d. Menyiapkan tempat
e. Menyiapkan pertanyaan
2. Evaluasi Proses
a. Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama kegiatan pendidikan
kesehatan berlangsung.
b. Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti.
c. Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan yang diajukan pemateri.
d. Sasaran tidak meninggalkan tempat saat kegiatan pendidikan kesehatan
berlangsung.
3. Evaluasi Program
a. Sasaran berjumlah 1-2 orang wanita usia subur yang potensial menggunakan
MOW.
b. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab
pertanyaan dengan benar lebih dari 80%.
c. Pendidikan kesehatan dikatakan cukup berhasil atau cukup baik apabila
sasaran mampu menjawab pertanyaan dengan benar antara 50-80%.
d. Pendidikan kesehatan dikatakan kurang berhasil atau tidak baik apabila
sasaran hanya mampu menjawab pertanyaan dengan benar kurang dari 50%.
X. Penataan Tempat
PESERTA
Keterangan :
: Penyuluh
: Fasilitator
XI. Daftar Pustaka
KONTRASEPSI MANTAP
METODE OPERASI WANITA (MOW)
1. Pengertian MOW
Kontrasepsi metode operasi wanita (MOW) atau tubektomi atau juga
dapat disebut sterilisasi adalah tindakan penutupan terhadap kedua saluran
telur sehingga sel telur tidak dapat melewati saluran telur sehingga sel telur
tidak bertemu dengan sperma laki-laki sehingga tidak terjadi kehamilan.
Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 prempuan selama tahun pertama
penggunaan) dan efektif 6-10 minggu setelah operasi (Yuliani, 2019)
Keterbatasan
1) Sifatnya permanen jadi harus dipertimbangkan dengan matang bersama
pasangan.
2) Memerlukan tindakan pembedahan.
3) Kemungkinan adanya resiko komplikasi dalam pembedahan walaupun
sedikit.
4) Tidak dapat dikembalikan sehingga calon akseptor tidak akan bisa lagi
menambah keturunan.