Anda di halaman 1dari 8

DOKUMENTASI SOAP

ALAT KONTRASEPSI DALAM (AKDR)

Dosen Pembimbing:
Naimah, SKM,M.Kes

Disusun oleh :
Kelompok 6
1.  Luh Pandetia Sari P (P17312225076)    8. Kuntarsi Hanum N (P17312225082)
2.  Anissa Adrilianingsih (P17312225077)   9. Qonita Silviah (P17312225075)
3.  Deska Lorensia         (P17312225078)    10. Nindya Elsa (P17312225083)
4.  Sheila Yunia Anggini   (P17312225079)    11. Yulita Amanah Sari (P17312225084)
5.  Eka Yuni Pratiwi  (P17312225080)    12. Salsabila Mutiara (P17312225085)
6.  Enggal Swastikasari (P17312225086)    13. Nurul Hidayati (P17312225087)
7.  Febriana Nindra Silva  (P17312225081)    14. Lutfia Salsabila (P17312225088)
      15. Retno Ma’rifatis (P17312225089)
  

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN KEBIDANAN MALANG
2022
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA
Pada Ny. N P2002Ab000 Akseptor Baru IUD

Tanggal : 01 November 2022


Tempat Pengkajian : PMB X
Pengkaji : Kelompok 6

A. Data Subyektif
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. N / Tn. M
Umur : 29 Tahun / 30 Tahun
Agama : Islam / Islam
Suku : Jawa / Jawa
Pendidikan : S1 / S1
Pekerjaan : IRT / Karyawan Swasta
Alamat : Kebonsari Village Sakura VI No.16

2. Keluhan/Alasan datang
Ibu ingin berganti kontrasepsi menggunakan IUD karena merasa BB semakin naik
setelah penggunaan KB suntik 3 bulan selama 1 tahun
3. Riwayat Kesehatan
Ibu tidak pernah menderita penyakit menular (HIV/AIDS, TBC, Hepatitis),
penyakit Sistemik (Ginjal, Jantung, Diabetes), penyakit menurun (asma).
4. Riwayat Menstruasi
Ibu haid pertama atau menarche pada usia 13 tahun, lamanya sekitar 5-7 hari,
banyaknya 2-3 x ganti pembalut, siklus 30 hari teratur, tidak pernah nyeri saat
haid (disminorhea)
5. Riwayat Obstetri
Anak Usia JK Tempat Penolon BBL UK Persalinan Nifas KB
Ke- g
1 5 th P PMB Bidan 3000 39 Normal Tidak Suntik
gram minggu ada 3 bulan
penyulit
2 3 th L PMB Bidan 3200 40 Normal Tidak Suntik
gram minggu ada 3 bulan
penyulit dan 1
bulan
B. Data Obyektif
1. Keadan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/70mmHg N : 80x/menit
S : 36,5ºC R : 24x/menit
BB : 57 kg
2. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak Pucat, tidak ada odem
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
Mulut : Tidak pucat, bibir lembab
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran
pada kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran pada vena jugularis
Abdomen : Tidak ada bekas operasi, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran uterus
Genetalia : Tidak ada pembengkakan pada kelenjar bartholini, tidak ada
pengeluaran secret, tidak ada tanda IMS dan tidak ada nyeri
goyang porsio
Ekstremitas : Atas : Tidak ada odema
Bawah : Tidak ada odema, tidak ada varises

C. Assesment
P2002Ab000 calon akseptor KB IUD

D. Plan
1. Beritahukan keadaan ibu bahwa hasil pemeriksaan baik.
E/ Ibu mengetahui kondisinya dalam keadaan baik.
R/ hasil pemeriksaan yang dilakukan untuk menggambarkan kondisi klien saat ini,
sehingga memungkinkan bidan dan klien untuk menentukan pemilihan KB yang
akan digunakan. Dengan menjelaskan kepada klien, diharapkan klien dapat
mengerti keadaan dirinya sehingga bisa lebih kooperatif.
2. Berikan KIE macam-macam KB, efektivitas, efek samping, kelebihan dan
kekurangannya.
E/ Ibu memilih menggunakan KB IUD.
R/ Agar klien mengerti dan dapat memilih jenis kontrasepsi yang sesuai dengan
keingan juga kebutuhannya.
3. Berikan konseling pra pemasangan IUD dengan alat bantu ABPK mengenai apa
itu IUD, cara kerja, efektivitas, indikasi dan kontra indikasi, cara pemasangan,
efek samping serta waktu penggunaan IUD.

a) IUD merupakan alat berukuran kecil berbentuk seperti huruf T yang


dimasukkan ke dalam rahim dan memiliki manfaat kontraseptif karena
menghalangi sperma masuk ke dalam tuba falopii.
b) Mekanisme kerja IUD adalah mencegah kehamilan dan ion-ion Copper yang
berasal dari IUD tembaga mengubah isi saluran telur dan cairan endometrium
sehingga dapat mempengaruhi jalan sel telur di dalam saluran telur serta
fungsi sperma
c) IUD memiliki efektifitas yang sangat tinggi dimana keberhasilannya
mencapai 0,6 sampai 0,8 kehamilan per 100 perempuan yang menggunakan
IUD dengan 1 kegagalan dalam 125 sampai 170 kehamilan.
d) Indikasi penggunaan IUD meliputi usia reproduksi, nulipara, menginginkan
penggunaan kontrasepsi jangka panjang, wanita yang sedang menyusui,
tekanan darah tinggi, tidak menghendaki metode kontrasepsi hormonal.
e) Kontra indikasi
1) Wanita hamil atau diduga hamil, misalnya jika seorang wanita melakukan
senggama tanpa menggunakan metode kontrasepsi yang valid sejak
periode menstruasi normal yang terakhir.
2) Penyakit inflamasi pelfik (PID) diantaranya : riwayat PID kronis, riwayat
PID akut atau subakut, riwayat PID dalam tiga bulan terakhir, termasuk
endometritis pasca melahirkan atau aborsi terinfeksi.
3) Ukuran uterus berdasarkan hasil pemeriksaan diluar batas normal.
4) Riwayat kehamilan ektopik atau kondisi yang dapat mempermudah
ektopik
5) IUD sudah ada dalam uterus dan belum dikeluarkan.
f) Efek samping penggunaan IUD
1) Adanya perdarahan diluar menstruasi.
2) Penyakit radang panggul dapat terjadi pada wanita dengan IMS jika
memakai IUD, penyakit radang panggul dapat memicu terjadinya
infertilitas.
3) Sedikit nyeri dan perdarahan (spooting) terjadi segera setelah pemasangan
IUD, biasanya menghilang dalam 1-2 hari.
E/ Ibu mendengarkan dengan seksama penjelasan bidan dan memahami apa yang
dijelaskan.
R/ Agar klien mengerti dan memahami tentang pilihan KB yang dipilihnya.
4. Fasilitasi Informed Concent sebelum melakukan tindakan pemasangan IUD.
E/ Ibu menyetujui informed consent yang diberikan.
R/ Sebagai bukti persetujuan klien/keluarga atas tindakan yang akan dilakukan.
5. Minta ibu untuk berkemih dahulu dan membasuh daerah genetalia.
E/ Ibu bersedia mengosongkan kandung kemih.
R/ Agar daerah kewanitaan ibu bersih, memudahkan prosedur pemasangan dan
mengurangi terjadinya infeksi.
6. Lakukan prosedur pemasangan IUD
E/ IUD telah terpasang dan klien kooperatif.
R/ Agar tindakan pemasangan IUD berlangsung dengan lancar dan kebutuhan
klien terpenuhi dalam kesinambungan pelayanan KB
7. Lakukan tindakan pasca pemasangan IUD dan KIE pasca pemasangan IUD.
a) Kemungkinan adanya perdarahan pasca pemasangan IUD.
b) Mengajari klien cara pemeriksaan mandiri benang IUD yaitu dengan cara
1) Mencucui tangan.
2) Ibu jongkok kemudian memasukkan jari tengah ke dalam vagina ke arah
bawah dan ke dalam sehingga dapat menemukan lokasi serviks.
3) Merasakan benang IUD pada ujung serviks, jangan menarik benang
tersebut.
4) Memeriksa IUD pada setiap akhir menstruasi dan sesering mungkin di
antara bulan-bulan kunjungan ulang.
5) Menjelaskan kemungkinan IUD keluar atau ekspulsi.
6) Menjelaskan bahwa IUD segera efektif setelah pemasangan.
E/ Klien mengerti dan paham penjelasan yang diberikan oleh bidan.
R/ Agar klien mengetahui kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya pasca
pemasangan IUD dank lien mampu memeriksa secara mandiri benang IUD nya.
8. Anjurkan kepada ibu untuk kontrol ulang pertama 1 minggu lagi dan kontrol
selanjurnya setelah 1 bulan atau apabila ada keluhan.
E/ Ibu bersedia datang kembali.
R/ Diharapkan klien dapat melakukan kunjungan ulang sesuai dengan kontrak
waktu yang telah ditentukan atau bila ada keluhan lain yang dirasakan untuk
memastikan posisi IUD tetap dan tidak mengganggu sehingga efektivatasnya
terjaga.
Critical Thinking
AKDR merupakan alat kontrasepsi yang sangat efektif dibandingkan alat kontrasepsi
lainnya. Tingkat efektivitas penggunaan AKDR sampai 99,4% dan angka kegagalannya
sangat rendah sehingga AKDR dapat menekan angka kematian ibu dan laju pertumbuhan
penduduk. AKDR dapat digunakan untuk jangka waktu 5-10 tahun (jenis tembaga) (Kadir &
Sembiring, 2020).
Cara kerja AKDR dengan menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii,
mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri, AKDR bekerja terutama
mencegah sperma dan ovum bertemu, memungkinkan untuk mencegah implantasi telur
dalam uterus.

Keuntungan dari AKDR salah sangat efektif, tidak mempengaruhi hubungan seksual,
meningkatkan kenyamanan hubungan seksual karena tidak takut untuk hamil, tidak ada efek
samping hormonal, tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI, Dapat dipasang segera
setelah melahirkan/post abortus, dapat digunakan sampai menopause, tidak ada interaksi
dengan obat-obat, membantu mencegah kehamilan ektopik. Kekurangan dari AKDR adalah
perubahan siklus haid (lebih lama dan banyak), terjadi spotting (perdarahan) antar
menstruasi, saat haid lebih sakit, merasakan sakit atau kram selama 3-5 hari pasca
pemasangan, perforasi dinding uterus, tidak mencegah IMS termasuk HIV/AID’s, terjadi
penyakit radang panggul yang dapat memicu infertilitas bila sebelumnya memang sudah
terpapar IMS. Prosedur medis perlu pemeriksaan pelvik dan kebanyakan perempuan takut
selama pemasangan, sedikit nyeri dan perdarahan setelah pemasangan, klien tidak bisa
melepas AKDR sendiri, bisa terjadi ekspulsi AKDR.
Kontraindikasi AKDR adalah kehamilan, gangguan perdarahan, radang alat kelamin,
curiga tumor ganas di alat kelamin, tumor jinak rahim, kelainan bawaan rahim, erosi, alergi
logam, berkali-kali terkena infeksi panggul, ukuran rongga rahim
Daftra Pustaka

Kadir, D., & Sembiring, B. (2020). Faktor yang Mempengaruhi Minat Ibu
Menggunakan KB IUD di Puskesmas Binjai Estate Dalimawaty. Jurnal Ilmiah
Kebidanan Indonesia, 10(3), 111–124.

Prijatni, Ida., & Sri, Rahayu. 2016. Kesesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana.
Jakarta: Kemenkes

Anda mungkin juga menyukai