Anda di halaman 1dari 5

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA

(STIKes PERTAMEDIKA)
L Gista Marlina/21221004/2021
Program Profesi Ners

Laporan Kasus Keluarga Berencana (KB)


Di Poli Kandungan RS Mitra Plumbon

A. Identitas Klien
Nama Klien : Ny. P Nama Suami : Tn. M
Umur : 24 Tahun Umur : 27 Tahun
Status Obstetri : G1P0A0 Suku : Jawa
Suku bangsa : Sunda Agama : Islam
Agama : Islam Pendidikan : SMA
Pendidikan : SMA Pekerjaan : Swasta
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Alamat : Pengumpen Jakarta Barat
No.RM : 87145

B. Riwayat KB Sebelumnya dan Alasannya


Klien mengatakan sebelumnya menggunakan pil KB selama ± 1 tahun. Selama
pemakaian pil KB haidnya menjadi tidak teratur.

C. Riwayat KB Saat Ini dan Alasannya


Klien mengatakan saat ini memakai KB IUD karena disarankan oleh bidan di
puskesmas, khawatir lupa kalau minum pil KB, klien mengatakan tidak ada
efek samping sejak menggunakan KB IUD
D. Prosedur Pemakaian KB
1. Memberi salam, sapa kepada klien dengan ramah dan perkenalkan diri
2. Anamnesa
3. Konseling pra pemakaian IUD
4. Mengisi formulir : Infromed Consent
5. Mencuci tangan dengan tekhnik septik dan antiseptik
6. Membantu dokter untuk pemasangan IUD
7. Pastikan bahwa klien yang menginginkan pemasangan AKDR tidak sedang
hamil.
8. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
9. Lakukan pemeriksaan bimanual
10. Pasang speculum dan sesuaikan untuk mendapatkan ruang pandang luas
sehingga memudahkan pemasangan AKDR
11. Membersihkan serviks secara menyeluruh dengan antiseptik
12. Memastikan tenakulum dan jepit porsio kearah jam 11.00 dan jam 13.00
13. Mengukur kedalaman uterus dengan menggunakan sonde uterus
14. Memasukan IUD sesuai dengan jenis alatnya, lepaskan IUD dalam bidang
transverse dari kavum uteri pada posisi setinggi mungkin di fundus uteri
15. Keluarkan tabung inseternya
16. Periksa dan gunting benang ekor IUD sampai 2-3 cm dari ostium uteri
eksternum
17. Lepaskan terakulum dan spekulum
18. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik
19. Melakukan pencatatan hasil pelayanan dibuku kohut dan registrasi

E. Indikasi
1. Usia reproduktif
2. Keadaan nulipara
3. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4. Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
6. Setelah abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
7. Resiko rendah IMS
8. Tidak menghendaki terapi hormonal
9. Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
10. Perokok
11. Tidak menghendaki kehamilan setelah 4-5 hari senggama
(Handayani,2015)

F. Kontraindikasi
1. Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil
2. Belum pernah melahirkan
3. Perdarahan vaginayang tidak diketahui
4. Sedang menderita infeksi alat genital
5. Tiga bulan terakhir pernah mengalami abortus
6. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat
mempengaruhi kavum uteri
7. Penyakit trofoblas yang ganas
8. Diketahui menderita TBC pelvis
9. Kanker alat genital
10. Ukuran rahim yang kurang dari 5 cm
(Handayani, 2015)

G. Keuntungan/kelebihan IUD
1. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
2. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CVT-380A dan tidak perlu
diganti
3. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
4. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
5. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
6. Tidak ada efek samping hormonal
7. Tidak mempengaruhi kualitas ASI
8. Dapat dipasang segera setelah melahirkanatau sesudah abortus (apabila
tidak terjadi infeksi)
9. Dapat digunakan sampai menopouse ( 1 tahun atau lebih setelah haid
terakhir)
10. Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
11. Membantu mencegah terjadinya kehamilan ektopik
12. Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur
(Handayani, 2015)

H. Kerugian/kekurangan IUD
1. Perubahan siklus haid (uumumnya pada 8 bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3 bulan)
2. Haid lebih lama dan banyak
3. Perdarahan atau ( Spooting) antar menstruasi
4. Saat haid lebih sakit
5. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
6. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang
sering berganti-ganti pasangan
7. Penyakit radang panggul terjadi. Seorang perempuan dengan IMS memakai
AKDR-PRP dapat memicu infertilitas
8. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvis diperlukan dalam
pemasangan AKDR, sering kali perempuan takut selama pemasangan.
9. Sedikit nyeri perdarahan ( Spooting) terjadi segera setelah pemasangan
AKDR, biasanya menghilang 1-2 hari
10. Klien tidak dapar melepas AKDR oleh dirinya sendiri, petugas kesehatan
terlatih yang harus melakukannya
11. Mungkin AKDR keluar lagi dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi
apabila AKDR dipasang setelah melahirkan
12. Perempuan harus memeriksakan posisi benang dari waktu ke waktu,untuk
meelakukan ini perempuan harusbisa memasukkan jarinya ke vagina
(Handayani, 2015)
I. Efek Samping
Menurut sujiantini dan arum (2013)
1. Perdarahan (menoragia atau spooting menoagia)
2. Rasa nyeri dan kejang perut
3. Terganggunya siklus menstruasi (umumnya terjadi pada 2 bulan pertama
pemakaian)
4. Disminore
5. Gangguan pada suami (sensasi keberadaan benang IUD) atau mengganggu
bagi pasangan saat melakukan aktifitas seksual)
6. Infeksi pelvis dan endometrium.

Anda mungkin juga menyukai