KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
PENGOBATAN Cairan
Mengajari Ibu Cara Pemberian Obat Oral di Rumah KONSELING BAGI IBU / KELUARGA .................................... 45
Menasihati ibu untuk Meningkatkan Pemberian Mengajari Ibu untuk Mengobati Infeksi Lokal di Rumah ....................
Antibiotik Oral .............................................................................. 11 Cairan Selama Anak Sakit ........................................................... 25 45
Kotrimoksasol Oral ....................................................................... 11 Mengajari Ibu Menyusui dengan Baik dan Cara Memerah ASI .........
Parasetamol ................................................................................. 11 26 Mengajari Ibu untuk Menjaga Bayi Berat Badan Rendah tetap 46
Obat Cacingan ............................................................................. 12 Menasihati Ibu tentang Kesehatan Dirinya .................... hangat ................................................................................................
Zat Besi ........................................................................................ 12 Menasihati tentang Penggunaan Kelambu untuk a Alternatif Pemberian Minum ...............................................................
46
48
Vitamin A .................................................................................... 12 Pencegahan Malaria ......................................................... 27 Masalah Pemberian ASI pada Bayi..................................................... 49
Masalah Pemberian ASI pada Ibu ...................................................... 50
Kapan Harus Kembali Menasehati Ibu kapan Kembali Segera dan Kunjungan Ulang
Mengajari Ibu Cara Pemberian Obat Oral di Rumah 27
Antimalaria Oral untuk Malaria Falciparum ..................... 13 Kunjungan Ulang .........................................................................
Kapan Harus Kembali Segera ..................................................... 27 PELAYANAN TINDAK LANJUT
Antimalaria Oral untuk Malaria non Falciparum .............. 14 Infeksi Bakteri Lokal ........................................................................... 51
Antimalaria Oral untuk Infeksi Campuran ........................ 14 Ikterus ................................................................................................. 51
PEMBERIAN PELAYANAN TINDAK LANJUT 51
Pneumonia ................................................................................... 28 Diare Dehidrasi Ringan/Sedang Diare Tanpa Dehidrasi......................
51
Mengajari Ibu Cara Mengobati Infeksi Lokal di Rumah Diare Persisten ............................................................................ 28 Berat Badan Rendah menurut Umur ..................................................
52
Mengobati Infeksi Mata dengan tetes/Salep Mata........................ 15 Disentri.......................................................................................... 28 Masalah Pemberian ASI .....................................................................
15 Luka atau Bercak Putih (Thrush) di Mulut .......................................... 52
Mengeringkan Telinga dengan Bahan Penyerap........................... MALARIA (Daerah Endemis Tinggi atau Endemis Rendah)......... 29
Mengobati Luka di Mulut dengan Antiseptik mulut........................ 15 Demam Mungkin Bukan Malaria (Daerah Endemis Tinggi atau
Meredakan Batuk dan Melegakan Tenggorokan atau Endemis Rendah Malaria)................................... 29
dengan Bahan yang Aman ........................................................... 15 Demam Bukan Malaria................................................................. 29
Campak dengan Komplikasi Pada Mata atau Mulut..................... 30 LAMPIRAN-LAMPIRAN
Pemberian Pengobatan di Klinik a Mungkin DBD / Demam Mungkin Bukan Demam Berdarah
Antibiotik Intramuskular ............................................................... 16 Dengue......................................................................................... 30 FORMULIR - FORMULIR PENCATATAN :
Diazepam Untuk Menghentikan Kejang ....................................... 16 Infeksi Telinga Akut atau Kronis ................................................... 30 BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN 53
Suntikan Artemeter Untuk Malaria Berat ...................................... 16 Masalah Pemberian Makan ......................................................... 31 BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN 55
Gizi Kurus .................................................................................... 31
Pengobatan Untuk Wheezing Gizi Sangat Kurus Tanpa Komplikasi ........................................... 31 GRAFIK BB/U, BB/PB, BB/TB, PB/U, TB/U. 56
Salbutamol Nebulasi .................................................................... 17 Anemia ......................................................................................... 31
Salbutamol MDI dengan Spacer .................................................. 17 DAERAH ENDEMIS MALARIA DI INDONESIA 67
Epinefrin Subkutan ....................................................................... 17 PELAYANAN TINDAK LANJUT UNTUK ANAK DIDUGA HIV........ 32
Pemberian Bronkodilator Oral ...................................................... 17 SISTEM SKORING GEJALA dan PEMERIKSAAN PENUNJANG
TB di FASYANKES ......................................................................... 33
PENCEGAHAN CEDERA PADA ANAK ........................................ 34
PENILAIAN, KLASIFIKASI DAN TINDAKAN / PENGOBATAN
BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
TANYAKAN: LIHAT dan DENGAR : Terdapat salah satu atau Ÿ Bila sedang kejang beri diazepam
Perlu
Ÿ Apakah anak bisa minum Ÿ Apakah anak gelisah, lebih tanda berikut : Ÿ Bila ada stridor pastikan tidak ada sumbatan
penanganan Ÿ Tidak bisa minum atau
atau menyusu? letargis atau tidak jalan napas
Ÿ Apakah anak sadar? SEGERA menyusu Ÿ Bila ada stridor, sianosis dan ujung tangan
memuntahkan semua Ÿ Apakah anak Ÿ Memuntahkan semua dan kaki pucat dan dingin berikan oksigen 3 -
makanan dan/atau mengalami kejang makanan dan/atau 5 liter/menit melalui nasal prong dengan
minuman? saat ini? minuman PENYAKIT perangkat oksigen standar (tabung O2 dan
Ÿ Apakah anak pernah Ÿ Apakah terdengar Ÿ Pernah atau sedang SANGAT humidifier)
kejang selama sakit ini? stridor*? mengalami kejang BERAT Ÿ Cegah agar gula darah tidak turun
Ÿ Apakah anak tampak Ÿ Gelisah Ÿ Jaga anak tetap hangat
biru (sianosis)? Ÿ Letargis atau tidak sadar Ÿ RUJUK SEGERA
Ÿ Apakah ujung tangan Ÿ Ada stridor
dan kaki pucat dan Ÿ Tampak biru (sianosis)
dingin? Ÿ Ujung tangan dan kaki
pucat dan dingin
* Untuk memeriksa stridor, anak harus dalam keadaan tenang
JIKA YA, Klasifikasikan Ÿ Tarikan dinding Ÿ Beri Oksigen maksimal 2-3 liter/menit
BATUK atau dengan menggunakan nasal prong
LIHAT, DENGAR dan
dada ke dalam
TANYAKAN : SUKAR PNEUMONIA
Berapa lama ? PERIKSA : BERNAPAS ATAU Ÿ Beri dosis pertama antibiotik yang
Ÿ Hitung napas dalam 1
BERAT
Ÿ Saturasi Oksigen sesuai
menit*
ANAK <90%
Ÿ Lihat apakah ada tarikan HARUS Ÿ RUJUK SEGERA **
dinding dada ke dalam TENANG
Ÿ Lihat dan dengar adanya
wheezing Ÿ Beri amoksisilin 2x sehari selama 3 hr
Ÿ Periksa dengan pulse atau 5 hr ***
oxymeter (jika ada) untuk Ÿ Beri pelega tenggorokan dan pereda batuk
menilai saturasi oksigen. yang aman
Ÿ Nafas cepat PNEUMONIA Ÿ Obati wheezing bila ada
Umur anak : Napas cepat apabila : Ÿ Apabila batuk >14 hari RUJUK untuk
2 bulan - < 12 bulan 50 kali atau lebih per menit pemeriksaan lanjutan
12 bulan - < 5 tahun 40 kali atau lebih per menit Ÿ Nasehati kapan kembali segera
Ÿ Kunjungan ulang 2 hari
* Hitung napas dengan menggunakan ARI sound timer atau arloji yang
mempunyai jarum detik
Ÿ Beri pelega tenggorokan dan pereda batuk
** Jika rujukan tidak memungkinkan, tangani anak sesuai dengan pedoman yang aman
nasional rujukan pneumonia atau sebagaimana pada Buku Saku Tatalaksana
Anak di RS
Ÿ Tidak ada Ÿ Obati wheezing bila ada
tanda-tanda BATUK Ÿ Apabila batuk >14 hari rujuk untuk
*** Pemberian amoksisilin oral untuk 5 hari dapat digunakan pada pasien dengan Pneumonia BUKAN
pneumonia disertai klasifikasi terpajan HIV, diduga terinfeksi HIV atau infeksi pemeriksaan TB dan sebab lain
HIV terkonfirmasi Berat maupun PNEUMONIA
Ÿ Nasihati kapan kembali segera
Dimaksud dengan RUJUK disini adalah ke Dokter Puskesmas, Puskesmas Perawatan atau Pneumonia
Rumah Sakit Ÿ Kunjungan ulang 2 hari jika tidak ada
Tatalaksana wheezing pada pneumonia berat dilakukan di fasilitas kesehatan rujukan, perbaikan
kecuali untuk rujukan yang membutuhkan waktu yang lama.
GEJALA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
Apakah anak menderita diare ? Ÿ Jika Tidak ada klasifikasi berat lain: Beri cairan
untuk dehidrasi berat dan tablet Zinc sesuai
Terdapat dua atau lebih
tanda-tanda berikut : rencana terapi C
JIKA YA Ÿ Jika anak juga mempunyai klasifikasi berat lain:
Ÿ Letargis atau tidak
TANYAKAN : LIHAT dan RABA : sadar DIARE - RUJUK SEGERA
Untuk DEHIDRASI - Jika masih bisa minum, berikan ASI
Ÿ Sudah berapa lama ? Ÿ Lihat keadaan umum anak : Ÿ Mata cekung
DEHIDRASI Ÿ Tidak bisa minum atau BERAT dan larutan oralit selama perjalanan
Ÿ Adakah darah dalam Apakah : Ÿ Jika anak >2 tahun dan ada wabah kolera di
malas minum
tinja ? Ÿ Letargis atau tidak sadar ? daerah tersebut, beri antibiotik untuk kolera
Ÿ Cubitan kulit perut
Ÿ Rewel/mudah marah? kembali sangat lambat.
Ÿ Lihat apakah matanya cekung ?
Ÿ Beri anak minum, Apakah :
Ÿ Tidak bisa minum atau malas Terdapat dua atau lebih Ÿ Beri cairan, tablet Zinc dan makanan sesuai
minum ? tanda-tanda berikut : Rencana Terapi B
Ÿ Haus, minum dengan lahap ? Klasifikasikan Ÿ Jika terdapat klasifikasi berat lain :
Ÿ Cubit kulit perut untuk mengetahui DIARE Ÿ Rewel / mudah DIARE - RUJUK SEGERA
turgor. Apakah Kembalinya : marah. - Jika masih bisa minum, berikan ASI
Mata cekung. DEHIDRASI
Ÿ Sangat lambat (> 2 detik) ? Ÿ
RINGAN/ dan larutan oralit selama perjalanan
Ÿ Haus, minum dengan
Ÿ Lambat (masih sempat terlihat lahap. SEDANG Ÿ Nasihati kapan kembali segera
lipatan kulit) Ÿ Cubitan kulit perut Ÿ Kunjungan ulang 3 hari jika tidak ada perbaikan
kembali lambat
Ÿ Tidak cukup tanda-tanda Ÿ Beri cairan, tablet Zinc dan makanan sesuai Rencana
untuk diklasifikasikan DIARE Terapi A
Derajat dehidrasi harus dinilai untuk semua sebagai diare dehidrasi TANPA Ÿ Nasihati kapan kembali segera.
anak diare berat atau DEHIDRASI Ÿ Kunjungan ulang 3 hari jika tidak ada perbaikan.
ringan/sedang.
Ada tanda bahaya Ÿ Beri dosis pertama artemeter injeksi atau kinin injeksi
JIKA YA Ÿ PENYAKIT untuk malaria berat
ATAU
Ÿ Tentukan Daerah Endemis Malaria : Endemis Ÿ Kaku kuduk BERAT Ÿ Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai
Tinggi atau rendah atau non Endemis Malaria Tinggi DENGAN Ÿ Cegah agar gula darah tidak turun
Ÿ Jika Daerah Non Endemis Malaria, tanyakan : atau Rendah Ÿ Berikan satu dosis parasetamol untuk demam ≥ 38,5 °C
DEMAM RUJUK SEGERA
riwayat bepergian ke daerah endemis malaria dalam Ÿ
1 - 2 minggu terakhir, dan tentukan daerah risiko sesuai
Ÿ Demam (pada anamnesis
tempat yang dikunjungi.
atau teraba panas atau Ÿ Beri obat anti malaria oral pilihan pertama
TANYAKAN : LIHAT dan PERIKSA : suhu ≥ 37,5 °C Ÿ Beri satu dosis parasetamol untuk demam ≥ 38,5 °C
Nasihati kapan kembali segera
Ÿ Sudah berapa lama anak Ÿ Lihat dan periksa adanya DAN MALARIA Ÿ
Ÿ Kunjungan ulang 3 hari jika tetap demam
demam? kaku kuduk
Mikroskopis positif atau Ÿ Jika demam berlanjut lebih dari 7 hari, RUJUK untuk
Ÿ Jika lebih dari 7 hari, apakah
Lihat adanya penyebab lain Klasifikasikan Ÿ
penilaian lebih lanjut.
demam setiap hari ? Ÿ RDT positif
dari demam **
Ÿ Apakah pernah menderita DEMAM
malaria atau minum obat Ÿ Lihat
CAMPAKadanya
saattanda-tanda
ini:
malaria ? - Ruam kemerahan dikulit Beri satu dosis parasetamol untuk demam ≥ 38,5 °C
Ÿ Mikroskopis negatif atau Ÿ
Ÿ Apakah anak menderita campak yang menyeluruh DAN DEMAM Obati penyebab lain dari demam
dalam jangka waktu 3 bulan RDT negatif Ÿ
- Terdapat salah satu tanda Nasihati kapan kembali segera
terakhir? berikut: ATAU MUNGKIN Ÿ
Ÿ Kunjungan ulang 3 hari jika tetap demam
batuk, pilek, mata merah. Ÿ Ditemukan penyebab BUKAN Ÿ Jika demam berlanjut lebih dari 7 hari, RUJUK untuk
lain dari demam. ** MALARIA penilaian lebih lanjut
Tes Malaria terdiri dari pemeriksaan RDT dan mikroskopis.
Jika tidak ada klasifikasi berat, LAKUKAN TES MALARIA :
Ÿ Ada tanda bahaya umum Ÿ Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai
- pada semua kasus demam di daerah Endemis tinggi
ATAU
PENYAKIT Cegah agar gula darah tidak turun
atau BERAT Ÿ
- jika tidak ditemukan penyebab pasti demam di daerah Ÿ Kaku kuduk Ÿ Beri satu dosis parasetamol untuk demam ≥ 38,5 °C
Non Endemis ATAU
DENGAN
endemis rendah Ÿ RUJUK SEGERA
Malaria dan DEMAM
Jika tidak tersedia pemeriksaan malaria di daerah endemis malaria tinggi Ÿ Usia ≤ 3 bulan
tidak ada riwayat
atau rendah, klasifikasikan sebagai MALARIA Beri satu dosis parasetamol untuk demam ≥ 38,5 °C
bepergian ke Ÿ Tidak ada tanda bahaya
Ÿ
Jika demam lebih dari 14 hari dan atau berulang tanpa sebab yang jelas daerah malaria umum
DEMAM Ÿ Obati penyebab lain dari demam
rujuk untuk pemeriksaan TB Nasihati kapan kembali segera
DAN BUKAN Ÿ
Ÿ Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam
Untuk daerah endemis tinggi, semua balita sakit yang datang ke Puskesmas Ÿ Tidak ada kaku kuduk MALARIA Ÿ Jika demam berlanjut lebih dari 7 hari, RUJUK untuk
diperiksa laboratorium untuk malaria penilaian lebih lanjut
Klasifikasikan Demam untuk LIHAT dan RABA : Klasifikasikan Ÿ Ada tanda tanda syok Ÿ Jika ada syok, beri Oksigen 2-4 liter/menit dan beri
Demam Berdarah Dengue, hanya DEMAM ATAU segera cairan intravena sesuai petunjuk
jika : demam atau riwayat demam Periksa tanda-tanda syok :
2 sampai dengan 7 hari Ÿ Ujung ekstremitas teraba
BERDARAH Ÿ Nyeri ulu hati Ÿ Jika tidak ada syok tapi sering muntah atau malas
TANYAKAN : dingin DAN nadi sangat DENGUE ATAU minum, beri cairan infus Ringer Laktat/Ringer Asetat,
Ÿ Apakah demam mendadak tinggi lemah/tidak teraba Ÿ Muntah-muntah jumlah cairan rumatan
dan terus menerus? ATAU DEMAM Ÿ Jika tidak ada syok, tidak muntah dan masih mau
Lihat adanya : minum, beri oralit atau cairan lain sebanyak mungkin
Ÿ Apakah ada nyeri ulu hati atau
Perdarahan dari hidung/gusi
Ÿ Perdarahan (kulit/hidung BERDARAH
anak gelisah? Ÿ /BAB) dalam perjalanan ke rumah sakit
Ÿ Apakah badan anak dingin ? Ÿ Bintik perdarahan di kulit
ATAU DENGUE Ÿ Beri dosis pertama parasetamol, jika demam tinggi (≥
(petekie)
Ÿ Apakah ada muntah ? Ÿ Uji torniket positif (DBD) 38,5 ° C), tidak boleh golongan salisilat dan ibuprofen
Jika “Ya”, Lakukan :
- Apakah sering?
Ÿ RUJUK SEGERA
Ÿ Uji torniket bila pasien tidak
- Apakah muntah dengan darah syok dan tidak ada perdarahan
atau seperti kopi?
Ÿ Apakah ada perdarahan (di kulit/ Ÿ Demam mendadak tinggi
hidung/BAB) ? dan terus menerus Ÿ Beri dosis pertama parasetamol, jika demam tinggi
Ÿ Apakah berak berwarna hitam? ATAU (≥ 38,5 ° C), tidak boleh golongan salisilat dan ibuprofen
Apakah di lingkungan sekitar ada MUNGKIN
Ÿ
Ÿ Bintik-bintik perdarahan Ÿ Nasihati untuk lebih banyak minum: oralit/cairan lain.
yang terinfeksi DBD ?
di kulit (-) DBD Ÿ Nasihati kapan kembali segera
Jika ada sedikit petekie TANPA tanda lain dari DBD, DAN uji torniket ATAU Ÿ Kunjungan ulang 1 hari
tidak dapat dilakukan, klasifikasikan sebagai DBD.
Ÿ Uji torniket (-)
* Rasa penuh di telinga yang masuk klasifikasi kuning adalah yang bukan Ÿ Tampak cairan/nanah INFEKSI
disebabkan oleh serumen. Jika rasa penuh di telinga disebabkan oleh serumen, Ÿ Keringkan telinga dengan bahan penyerap setelah
keluar dari telinga dan TELINGA dicuci dengan NaCl 0,9% atau H2O2 3%.
masuk klasifikasi hijau
telah terjadi selama 14 KRONIS Ÿ Beri tetes telinga yang sesuai
Ÿ Kunjungan ulang 5 hari
hari atau lebih
BB/PB (TB) ≥ - 2 SD Ÿ Jika anak berumur kurang dari 2 tahun, lakukan penilaian
pemberian makan dan nasihati sesuai “Anjuran Makan
ATAU GIZI BAIK untuk Anak Sehat Maupun Sakit”. Bila ada masalah
LiLA ≥ 12,5 cm pemberian makan, kunjungan ulang 7 hari
Ÿ Anjurkan untuk menimbang berat badan anak setiap bulan
Ÿ Tidak ditemukan tanda Ÿ Jika anak < 2 tahun, nilai pemberian makanan pada anak.
kepucatan pada telapak TIDAK Jika ada masalah pemberian makan, kunjungan ulang 7
tangan hari
ANEMIA
MEMERIKSA STATUS HIV
Jika anak menderita pneumonia berulang atau diare persisten/berulang atau
Gizi Sangat Kurus atau anemia berat : GEJALA/TANDA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
Rujuk ke
TANYAKAN : LIHAT dan PERIKSA : Klasifikasikan
STATUS puskesmas/RS Rujukan
Ÿ Apakah anak sudah pernah tes Ÿ Periksa apakah ada bercak INFEKSI HIV ARV untuk
HIV
HIV? Jika pernah, kapan? putih di rongga mulut Tes HIV anak positif TERKONFIRMASI mendapatkan terapi
Apakah hasilnya positif atau ARV dan Kotrimoksasol
negatif? profilaksis
Ÿ Jika ibu dan atau anak
Ÿ Apakah ibu pernah tes HIV? Rujuk ke puskesmas /
belum tes HIV anjurkan Ÿ Ibu HIV positif atau riwayat kematian orang
Jika pernah apakah hasilnya RS Rujukan ARV untuk
untuk tes.
Positif atau Negatif? tua atau saudara kandung yang didiagnosis mendapatkan
DIDUGA
Ÿ Apakah anak memiliki orang tua TERINFEKSI pemeriksaan lebih
kandung dan/atau saudara HIV atau dengan gejala klinis AIDS HIV lanjut dan terapi ARV
kandung yang terdiagnosis HIV dan Kotrimoksasol
atau yang meninggal karena profilaksis
penyebab yang tidak diketahui
tetapi masih mungkin karena Ÿ Ibu HIV positif Rujuk ke puskesmas /
HIV? ATAU RS Rujukan ARV untuk
Ÿ Apakah anak masih mendapat Ÿ Anak dari ibu dengan HIV, masih mendapat mendapatkan
TERPAJAN HIV
ASI? ASI pemeriksaan lebih lanjut
ATAU dan ARV profilaksis
Ÿ Anak dari ibu dengan HIV, status HIV anak serta Kotrimoksasol
tidak diketahui profilaksis
* Bayi lahir di fasilitas kesehatan, imunisasi BCG dan Polio 1 diberikan sebelum dipulangkan
** Jika anak sehat atau sakit ringan dan belum lengkap imunisasi dasarnya maka segera lengkapi imunisasi
dasarnya, KECUALI ANAK AKAN DIRUJUK SEGERA
Nasehati ibu kapan harus kembali untuk mendapat imunisasi berikutnya
PEMBERIAN VITAMIN A
Jadwal suplementasi : Setiap Februari dan Agustus
Jika seorang anak belum mendapatkannya dalam 6 bulan terakhir, berikan satu dosis sesuai umur
ORAL DI RUMAH
AMOKSISILIN 45mg/kgBB/kali AMOKSISILIN 40mg/kgBB/hari
2 X sehari selama 3 hari untuk Pneumonia 2 X sehari selama 7 hari untuk Infeksi Telinga Akut
dosis BERAT
KOTRIMOKSASOL
4mg/kgBB/kali
SEFIKSIM 1,5 - 3 mg/KgB METRONIDAZOL
2 x sehari 2x sehari selama 5 hari 3 x sehari selama 10 hari
Ÿ Mintalah ibu memberikan dosis pertama pada BADAN selama 5 hari (untuk amuba)
TAB ANAK(20mg TMP
anak bila obat harus diberikan di klinik + 100mg SMZ)
tab 100 mg Sirup 100mg/5ml tablet 500 mg
4 - <6 kg 1 1/16 0,5 ml 1/8 tab
Ÿ Terangkan dengan jelas cara memberi obat dan 6 - <10 kg 2 1/8 1 ml 1/4 tab
tuliskan pada label obat 10 - < 16 kg
16 - < 19 kg
2 1/2
3
1/4
1/2
2 ml
3 ml
1/2 tab
3/4 tab
Ÿ Jika akan memberikan lebih dari satu obat,
bungkus setiap obat secara terpisah UNTUK KOLERA : BERIKAN ANTIBIOTIK YANG DIANJURKAN UNTUK KOLERA SELAMA 3 HARI
Ÿ Jelaskan bahwa semua obat harus diberikan ANTIBIOTIK PILIHAN PERTAMA : TETRASIKLIN
ANTIBIOTIK PIIHAN KEDUA : KOTRIMOKSASOL
sesuai anjuran walaupun anak telah
menunjukkan perbaikan BERAT TETRASIKLIN
Kapsul 250 mg
KOTRIMOKSASOL 2 X sehari selama 3 hari
BADAN TABLET DEWASA TABLET ANAK SIRUP per 5 ml
Ÿ Cek pemahaman ibu, sebelum ibu 4 x sehari selama 3 hari
( 80mg/400 mg) hari (20 mg/100 mg) (40 mg/200 mg)
meninggalkan klinik 4 - <6 kg jangan diberi 1/4 1 2,5 ml
6 - <10 kg 1/2 1/2 2 5 ml
10 - < 19 kg 1 1 3 10 ml
Zat Besi untuk pengobatan ANEMIA 50.000 IU (1/2 kapsul Hari ke 1, Hari Ke 2,dan
Beri tiap hari selama 4 minggu untuk anak umur 6 bulan sampai 5 tahun biru) Hari Ke 15
< 6 bulan
TABLET BESI (FOLAT) SIRUP BESI SIRUP BESI
BERAT BADAN (60 mg besi elemental (setiap 5 ml mengandung 100.000 IU (kapsul biru) Hari ke 1, Hari Ke 2, dan
dan 0,25 mg asam folat 30 mg besi elemental) Hari Ke15
6 bulan - 11 bulan
1 x sehari 1 x sehari
7 - < 10 kg ¼ 2,5 ml (½ sendok takar) 200.000 IU (kapsul Hari ke 1, Hari Ke 2, dan
12 bulan - 59 bulan merah) Hari Ke15
10 - < 19 kg ½ 5 ml (1 sendok takar)
MENGAJARI IBU CARA PEMBERIAN OBAT ORAL DI RUMAH
Ikuti dengan teliti petunjuk dosis dan lamanya pemberian obat
Obat anti malaria harus diberikan sesudah makan
Pengobatan Malaria falsiparum menurut berat badan
Lini Pertama Lini Kedua
Jumlah tablet per hari menurut berat badan Jumlah tablet perhari menurut kelompok berat badan
<4 kg 4-6 >6-10 11-17 18-30 31-40 kg 41-59 >60 kg <4 5kg 4-6 kg 6-10 kg 11-17 18-30 31-33 34-40 41-45 46-60 >60kg gk
Hari Jenis obat kg kg kg kg kg Hari Jenis obat kg kg kg kg kg kg
0-1 2 6-11 1-4 5-9 10-14 >15 >15 0-1 2-5 6-11 1-4 5-9 10-14 10-14 >15 >15 >15 5
bulan bulan bulan tahun tahun tahun tahun Tahun bulan bulan bulan tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun n
Lini Kedua Variasi dengan Doksisiklin Lini Kedua Variasi dengan Tetrasiklin
Jumlah tablet perhari menurut kelompok berat badan Jumlah tablet perhari menurut berat badan
Catatan : Dosis Kina diberikan sesuai BB (3x10mg/kg BB/hari) Catatan : Dosis Tetrasiklin 4 mg/kgBB/kali diberikan 4x sehari
Tidak diberikan pada anak umur <8 tahun
Dosis Doksisiklin 3.5 mg/kg BB/hari diberikan
2 x sehari(> 15 tahun)
Dosis Doksisiklin 2.2 mg/kg BB/hari diberikan
2 x sehari (8-14 tahun)
<4 kg 4-6 kg >6-10 11-17 18-30 31-40 41-59 >60 kg 6 - 10 11- 17 18- 30 31- 33 34- 40 41- 45 46- 60 >60
Jenis <5 kg
Jenis kg kg kg kg kg kg kg kg kg kg kg kg kg
Hari Hari obat
obat
0-1 2 6-11 1-4 5-9 10-14 >15 >15 0-1 2- 11 1-4 5-9 10- 14 10-14 >15 >15 >15
bulan bulan tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun n
bulan bulan bulan tahun tahun tahun tahun Tahun
Hari sesuai 3x 3x 3x 3x 3x 3x
1-3 DHP 1/3 ½ ½ 1 1½ 2 3 4 Kina 3x2 3x3 3
1-7 BB ½ 1 1½ 1½ 2½ 2½
Hari Primaku
Primaku - ¼ ½ ¾ ¾ 1 1 1
1-14 - - ¼ ¼ ½ ¾ 1 1 1-14 in
in
1-14 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1 1
MENGAJARI IBU CARA MENGOBATI Mengeringkan Telinga dengan Bahan Penyerap
Ÿ Keringkan telinga sekurang-kurangnya 3 kali sehari
INFEKSI LOKAL DI RUMAH Ÿ Gulung selembar kain penyerap bersih dan lunak atau kertas tissu yang kuat,
menjadi sebuah sumbu. Jangan gunakan lidi kapas
Ÿ Masukkan sumbu tersebut ke dalam telinga anak
Ÿ Jelaskan alasan pemberian obat Ÿ Keluarkan sumbu jika sudah basah
Ÿ Ganti sumbu dengan yang baru dan ulangi langkah di atas sampai telinga anak
Ÿ Uraikan langkah-langkah pengobatan sebagaimana tercantum dalam kering
kotak yang sesuai
Untuk INFEKSI TELINGA KRONIS :
Ÿ Amati cara ibu melakukan pengobatan di klinik Ÿ Teteskan 3-5 tetes larutan NaCl 0,9% atau H2O2 3% pada telinga yang sakit,
Ÿ Jelaskan berapa kali dia harus mengerjakannya di rumah lalu keringkan dengan kertas tissu. Lakukan hal ini 3 kali sehari.
Ÿ Sesudah mengeringkan telinga, teteskan derivat Quinolon 2-3 tetes/kali dan
Ÿ Berikan obat yang telah digunakan dalam peragaan untuk dilanjutkan biarkan selama 10 menit. Berikan 2x sehari, pagi dan malam selama 14 hari.
di rumah
Ÿ Cek pemahaman ibu. Mengobati Luka di Mulut dengan antiseptik mulut
Ÿ Cucilah tangan
Ÿ Basuhlah mulut anak dengan jari yang dibungkus kain bersih yang telah
Mengobati Infeksi Mata dengan tetes/Salep Mata dibasahi larutan NaCl 0,9%
Ÿ Oleskan Nystatin 4x sehari selama 7 hari (dosisi Nystatin: 0,5ml/KgBB/hari)
Bersihkan kedua mata, 3 kali sehari. Ÿ Cuci tangan kembali
Ÿ Cucilah tangan
Ÿ Mintalah anak untuk memejamkan mata
Ÿ Gunakan kapas basah untuk membersihkan nanah
Berikan obat tetes/salep mata kloramfenikol/tetrasiklin 3 kali sehari Meredakan Batuk dan Melegakan tenggorokan dengan Bahan yang Aman
Ÿ Mintalah anak melihat ke atas. Tarik kelopak mata bawah perlahan ke
arah bawah Bahan aman yang dianjurkan:
Ÿ Teteskan obat tetes mata atau oleskan sejumlah kecil salep di bagian
Ÿ ASI eksklusif sampai umur 6 bulan
dalam kelopak mata Ÿ Kecap manis atau madu dicampur dengan air jeruk nipis (Madu tidak
Ÿ Cuci tangan kembali
dianjurkan untuk anak umur < 1 tahun)
PEMBERIAN PENGOBATAN INI HANYA DI KLINIK Pemberian Diazepam untuk menghentikan kejang
Ÿ Miringkan anak dan bersihkan jalan napas. Jangan masukkan apapun ke
Ÿ Jelaskan kepada ibu mengapa obat tersebut harus diberikan dalam mulut anak
Ÿ Tentukan dosis yang sesuai dengan berat badan dan umur anak Ÿ Berikan 0,5 mg/kg diazepam cairan injeksi per rektal menggunakan syringe
Ÿ Gunakan jarum dan alat suntik steril. Ukur dosis dengan tepat kecil 1 cc tanpa jarum (seperti syringe tuberkulin) atau dengan menggunakan
Ÿ Berikan obat suntikan intramuskular kateter
Ÿ Periksa gula darah, lalu lakukan tatalaksana atau cegah agar tidak turun
Ÿ Jika anak tidak dapat dirujuk, ikuti petunjuk yang diberikan Ÿ Beri oksigen dan RUJUK
Ÿ Jika kejang tidak berhenti setelah 5 menit ulangi dosis diazepam (maksimal 2
kali),
Beri antibiotik intramuskular Ÿ Jika sudah terpasang akses vena maka diberikan diazepam 0,25-0,5 mg IV
UNTUK ANAK YANG HARUS DIRUJUK TAPI TIDAK DAPAT MENELAN OBAT ORAL Ÿ Jika kejang belum teratasi, dapat diberikan fenitoin 20 mg/kg IV yang
Ÿ Beri dosis pertama Ampisillin + Gentamisin intramuskular dan RUJUK SEGERA dilarutkan dengan NaCl 0,9% atau fenorbarbital 20 mg/kg IV (bila tidak
tersedia fenobarbital iv berikan sediaan im dalam dosis sama)
JIKA RUJUKAN TIDAK MEMUNGKINKAN DIAZEPAM per
Ÿ Ulangi suntikan Ampisillin intramuskular setiap 6 jam selama 5 hari BERAT BADAN DIAZEPAM (10 mg/2 ml)
rektum siap
Ÿ Lanjutkan dengan pemberian antibiotik yang sesuai, untuk melengkapi 10 hari
5-7 kg 0,5 ml
pengobatan BB < 10 kg sediaan 5 mg
7-<10 kg 1 ml
10-<14 kg 1,5 ml
BB > 10 kg sediaan 10 mg
AMPISILIN GENTAMISIN 14-19 kg 2 ml
BERAT BADAN Dosis: 50 mg per kg BB Suntikan iv atau im artesunat injeksi untuk malaria berat
Tambahkan 4,0 ml aquadest dalam Dosis: 7,5 mg per kg BB (ANTI MALARIA PILIHAN PERTAMA UNTUK MALARIA BERAT)
1000 mg sehingga menjadi 1000 mg/5 Sediaan 80 mg/2 ml
ml atau 200 mg/ml UNTUK ANAK YANG HARUS DIRUJUK KARENA PENYAKIT BERAT DENGAN
DEMAM
Ÿ Berikan dosis pertama suntikan Artemeter sebelum dirujuk (dosis lihat di
4 - < 6 kg 1,25 ml = 250 mg 1 ml = 40 mg bawah), SEGERA RUJUK
Ÿ Jika rujukan tidak memungkinkan dan hasil pemeriksaan laboratorium dan
klinis menunjukkan malaria berat ikuti petunjuk berikut :
6 - < 8 kg 1,75 ml = 350 mg 1,25 ml = 50 mg
Suntikan Artesunat intra vena atau intra muskular dengan dosis 2,4 mg/kg BB
sebanyak 3 kali jam ke 0, 12, dan 24. Selanjutnya berikan 2,4 mg/kg BB per iv
8 - < 10 kg 2,25 ml = 450 mg 1,75 ml = 70 mg atau im setiap 24 jam sampai anak mampu minum obat. Lanjutkan pengobatan
dengan obat anti malaria oral (DHP tablet)
10 - < 14 kg 3 ml = 600 mg 2,5 ml = 100 mg Jika anak belum sadar dalam 3 hari, RUJUK SEGERA
Jika anak sudah bisa makan dan minum, gantikan dengan pemberian obat
14 - < 19 kg 3,75 = 750 mg 3 ml = 120 mg antimalaria oral untuk Malaria Falciparum pertama selama 3 hari
Keterangan : dosis artesunat pada anak BB < 20 kg dengan malaria berat adalah
3 mg/kg BB/kali pemberian. Lebih tinggi dibanding anak BB > 20 kg (2,4 mg/kg BB)
PENGOBATAN UNTUK WHEEZING
Pemberian Bronkodilatator Kerja Cepat (Inhalasi) :
Ÿ Salbutamol nebulisasi
Ÿ Salbutamol MDI (Metered Doses Inhaler) dengan Spacer
Ÿ Bila kedua cara tidak tersedia berikan dengan epinefrin (adrenalin) secara subkutan
* Jika spacer digunakan untuk pertama kalinya, semprotkan 4-5 semprot lebih banyak
Rencana Terapi A : Penanganan Diare di Rumah Rencana Terapi B: Penanganan Dehidrasi Ringan/Sedang
dengan Oralit
Jelaskan pada Ibu tentang aturan perawatan di rumah Berikan oralit di klinik sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam.
1. BERI CAIRAN TAMBAHAN (sebanyak anak mau) JELASKAN PADA IBU UMUR ≤ 4 bulan 4 - < 12 bulan 1 - < 2 tahun 2 - < 5 tahun
Ÿ Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian BERAT BADAN < 6 kg 6 - < 10 kg 10 - < 12 kg 12 - 19 kg
Ÿ Jika anak memperoleh ASI Eksklusif, berikan oralit atau air matang sebagai
tambahan JUMLAH (ml) 200 - 400 400 - 700 700 - 900 900 - 1400
Ÿ Jika anak tidak memperoleh ASI Eksklusif, berikan 1 atau lebih cairan berikut :
oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau air matang
TENTUKAN JUMLAH ORALIT UNTUK 3 JAM PERTAMA
Anak harus diberikan larutan oralit di rumah, jika : Jumlah oralit yang diperlukan = berat badan (dalam kg) x 75 ml
Ÿ Anak telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C dalam kunjungan ini Digunakan UMUR hanya bila berat badan anak tidak diketahui.
Ÿ Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah parah Ÿ Jika anak menginginkan, boleh diberikan lebih banyak dari pedoman di atas.
Ÿ Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusu, berikan juga
AJARI IBU CARA MENCAMPUR DAN MEMBERIKAN ORALIT 100-200 ml air matang selama periode ini.
BERI IBU 6 BUNGKUS ORALIT UNTUK DIBERIKAN DI RUMAH
TUNJUKAN CARA MEMBERIKAN LARUTAN ORALIT
CARA MEMBUAT CAIRAN ORALIT Ÿ Minumkan sedikit-sedikit tapi sering dari cangkir/mangkuk/gelas
Ÿ Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan lagi lebih lambat.
a. Cuci tangan sebelum menyiapkan
Ÿ Lanjutkan ASI selama anak mau.
b. Siapkan satu gelas (200 cc) air matang Ÿ Bila kelopak mata bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan air masak atau
c. Gunting ujung pembungkus oralit ASI
d. Masukkan seluruh isi oralit ke dalam gelas yang berisi air tersebut
BERIKAN TABLET ZINC SELAMA 10 HARI, KECUALI BAYI MUDA.
e. Aduk hingga bubuk oralit larut
f. Siap untuk diminum SETELAH 3 JAM :
Ÿ Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya
TUNJUKAN KEPADA IBU BERAPA BANYAK HARUS MEMBERIKAN
Ÿ Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan
ORALIT/CAIRAN LAIN YANG HARUS DIBERIKAN SETIAP KALI ANAK
Ÿ Mulailah memberi makan anak
BUANG AIR BESAR
Ÿ Sampai umur 1 tahun : 50 - 100 ml setiap kali buang air besar JIKA IBU MEMAKSA PULANG SEBELUM PENGOBATAN SELESAI :
Ÿ Umur 1 sampai 5 tahun : 100 - 200 ml setiap kali buang air besar Ÿ Tunjukkan cara menyiapkan cairan oralit di rumah.
Katakan kepada Ibu : Ÿ Tunjukkan berapa banyak oralit yang harus diberikan di rumah untuk menyelesaikan
Ÿ Agar meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari mangkuk/cangkir/gelas 3 jam pengobatan
Ÿ Jika anak muntah, tunggu 10 menit.Kemudian berikan lebih lambat Ÿ Beri oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan menabahkan 6 bungkus lagi sesuai
Ÿ Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti yang dianjurkan dalam rencana terapi A.
Ÿ Jelaskan 4 aturan perawatan diare di rumah:
2. BERI TABLET ZINC SELAMA 10 HARI (KECUALI PADA BAYI MUDA) 1. BERI CAIRAN TAMBAHAN
3. LANJUTKAN PEMBERIAN MAKAN 2. BERI TABLET ZINC SELAMA 10 HARI Lihat Rencana Terapi A
4. KAPAN HARUS KEMBALI 3. LANJUTKAN PEMBERIAN MAKAN
4. KAPAN HARUS KEMBALI
PEMBERIAN CAIRAN TAMBAHAN UNTUK DIARE DAN MELANJUTKAN PEMBERIAN MAKAN / ASI
(lihat anjuran PEMBERIAN MAKAN PADA ANAK SEHAT MAUPUN SAKIT)
Rencana Terapi C: Penanganan Dehidrasi Berat dengan Cepat
IKUTI TANDA PANAH, JIKA JAWABAN "YA", LANJUTKAN KE KANAN. JIKA "TIDAK", LANJUTKAN KE BAWAH
Ÿ Beri cairan intravena secepatnya. Jika anak bisa minum, beri oralit melalui mulut sementara infus
dipersiapkan. Beri 100 ml/kg cairan Ringer Laktat (atau jika tak tersedia, gunakan cairan NACl)
MULAI DI SINI yang dibagi sebagai berikut :
Pemberian
Pemberian pertama
UMUR selanjutnya 70 ml/kg
30 ml/kg selama :
selama :
Bayi (> 28 hari sampai <12 bulan) 1 Jam * 5 Jam
Dapatkah saudara Anak (12 bulan sampai 5 tahun) 30 Menit * 2 ½ Jam
segera memberi YA
cairan intravena? Ÿ Periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika nadi belum teraba, beri tetesan lebih cepat.
Ÿ Beri oralit (kira-kira 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum. Biasanya sesudah 3-4 jam
(pada bayi) atau sesudah 1-2 jam (pada anak) dan beri juga tablet Zinc.
Ÿ Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam. Klasifikasikan Dehidrasi
TIDAK dan pilih Rencana Terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan.
RUJUK SEGERA
CATATAN :
untuk pengobatan
Ÿ Jika mungkin, amati anak sekurang-kurangnya 6 jam setelah
IV / OGT
rehidrasi untuk meyakinkan bahwa Ibu dapat mempertahankan
hidrasi dengan pemberian larutan oralit per oral.
PEMBERIAN CAIRAN TAMBAHAN UNTUK DBD DAN GIZI SANGAT KURUS
Pemberian Cairan Pra Rujukan untuk Demam Berdarah Tindakan Pra Rujukan untuk Anak Gizi Sangat Kurus
Dengue Disertai Diare
JIKA ADA TANDA SYOK, ATASI SYOK DENGAN SEGERA : Ÿ Berikan cairan Resomal atau modifikasinya sebanyak 5 ml/kgBBMelalui
Ÿ Beri Oksigen 2-4 liter/menit oral atau pipa nasogastrik sebelum dirujuk.
Ÿ Cara pembuatan cairan :
Ÿ Segera beri cairan intravena *
Ÿ Berikan cairan Ringer Laktat/Ringer Asetat atau NaCl 0,9% : 20 ml/kgBB 1. Resomal :
dalam 15-30 menit - Oralit 1 sachet (untuk 200 ml)
Ÿ Periksa kembali anak setelah 30 menit
- Gula pasir 10 gram (1 sendok makan peres)
- Jika syok teratasi, beri cairan dengan kecepatan 10 ml/kg BB/jam, - Mineral Mix 8 ml (1 sendok makan)
- RUJUK SEGERA KE Rumah Sakit. - Tambahkan air matang menjadi 400 ml.
- Jika syok belum teratasi, ulang pemberian cairan 20 ml/kgBB dalam 2. Modifikasi Resomal :
15- 30 menit dan RUJUK SEGERA Ke Rumah Sakit. - Oralit 1 sachet (untuk 200 ml)
- Gula pasir 10 gram (1 sendok makan peres)
Ÿ Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam - Bubuk KCl 0,8 gram (seujung sendok makan)
- Tambahkan air matang menjadi 400 ml.
Ÿ Bila tidak ada mineral Mix atau KCl RUJUK
JIKA TIDAK ADA TANDA SYOK :
Ÿ Berikan infus Ringer Laktat/Ringer Asetat atau NaCl 0,9% sesuai dosis, Ÿ Jika anak masih mau minum, teruskan pemberian cairan
turunkan bertahap setiap 2 jam sesuai dengan perbaikan klinis dan lab Resomal/modifikasinya selama perjalanan.
parameter Ht (terapi cairan diharapkan selesai dalam 24-48 jam)
- Berat Badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam (2 jam pertama) Pemberian glukosa 10% dan cairan infus pra rujukan untuk
- Berat Badan 15-40 kg : 5 ml/kgBB/jam anak Gizi Sangat Kurus disertai Syok
- Berat Badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
Ÿ Jika anak bisa minum Ÿ Pemberian glukosa 10% iv bolus dengan dosis 5 mg/kg BB.
Beri minum apa saja ** (oralit, susu, the manis, jus buah, kaldu atau tajin) Ÿ Pemberian cairan infus pada anak gizi sangat kurus, harus hati-hati,
sebanyak mungkin dalam perjalanan ke tempat rujukan. pelan-pelan dan bertahap, agar tidak memperberat kerja jantung
Ÿ Berikan cairan infus sebanyak 15 ml/kg BB selama 1 jam atau 5
tetes/kgBB/menit.
CATATAN: Ÿ Dianjurkan menggunakan RLG 5% atau campuran RL dengan
* Jika tidak dapat memberi cairan intravena, RUJUK SEGERA, dalam Dextrosa/Glukosa 10% dengan perbandingan 1:1
perjalanan beri Oralit/cairan lain sedikit demi sedikit dan sering. Ÿ RUJUK SEGERA
** Jangan memberi minuman yang berwarna merah atau coklat tua karena
sulit dibedakan jika ada perdarahan lambung.
*** Khusus untuk anak gemuk pemberian cairan intra vena untuk DBD
disesuaikan dengan berat badan ideal anak. BB ideal sesuai dengan garis
warna hijau pada grafik BB/TB.
TANYAKAN :
1. Apakah ibu menyusui anak ini?
- Berapa kali sehari?
- Apakah ibu menyusui juga pada malam hari?
2. Apakah anak mendapat makanan atau minuman lain?
- Makanan atau minuman apa?
- Berapa kali sehari?
- Alat apa yang digunakan untuk memberi makan/minum anak?
3. Jika anak gizi kurus atau gizi sangat kurus tanpa komplikasi :
- Berapa banyak makanan/minuman yang diberikan kepada anak?
- Apakah anak mendapat porsi sendiri?
- Siapa yang memberi makan anak dan bagaimana caranya?
- Makanan apa yang tersedia di rumah?
4. Selama anak sakit, apakah pemberian makanan berubah? Bila ya, bagaimana?
ANJURAN MAKAN UNTUK ANAK SEHAT MAUPUN SAKIT
Neonatus sampai umur 1 minggu Umur 1 minggu sampai 6 bulan Umur 6 sampai 9 bulan Umur 9 sampai 12 bulan Umur 12 bulan sampai 2 tahun Umur 2 tahun lebih
Ÿ Berikan ASI siang dan malam, Ÿ Berikan juga bubur kental atau
sesuai keinginan bayi, makanan yang dilumatkan
Ÿ Jangan berikan makanan atau Ÿ Berikan 1/2 sampai 3/4 Ÿ Berikan 3/4 mangkuk sampai 1
sedikitnya 8 kali dalam 24 jam. dengan halus, termasuk
minuman lain selain ASI. ASI mangkuk setiap makan (1 mangkuk setiap makan (1 Ÿ Berikan 3-4 kali setiap hari
Menyusui dengan sering, sumber makanan hewani tinggi
lah yang bayi perlukan mangkuk = 250 ml) mangkuk = 250 ml)
menyebabkan produksi ASI zat besi dan buah-buahan kaya
lebih banyak. vitamin A serta sayuran.
BUKU BAGAN 23
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) - 2015
Ÿ Jika bayi berumur kurang dari 6 bulan mendapat susu formula atau makanan lain:
- Anjurkan ibu untuk relaktasi:
- Bangkitkan rasa percaya diri bahwa ibu mampu memproduksi ASI sesuai kebutuhan anaknya
- Susui bayi lebih sering, lebih lama, pagi, siang, maupun malam
- Secara bertahap mengurangi pemberian susu formula atau makanan lain
Ÿ Jika bayi berumur 6 bulan atau lebih dan ibu menggunakan botol untuk memberikan susu pada anaknya
- Minta ibu untuk mengganti botol dengan cangkir/mangkuk/gelas
- Peragakan cara memberi susu dengan cangkir/mangkuk/gelas
- Berikan Makanan Pendamping ASI (MP ASI) sesuai kelompok umur
Ÿ Jika anak tidak diberi makan secara aktif, nasihati ibu untuk:
- Duduk di dekat anak, membujuk agar mau makan, jika perlu menyuapi anak
- Memberi anak porsi makan yang cukup dengan piring/mangkuk tersendiri sesuai dengan kelompok umur
- Memberi makanan kaya gizi yang disukai anak
Menasihati Ibu tentang Kesehatan Dirinya Menasihati tentang Penggunaan Kelambu untuk Pencegahan malaria
Ÿ Jika ibu sakit, berikan perawatan untuk ibu atau Ÿ Ibu dan anak tidur menggunakan kelambu
RUJUK Ÿ Kelambu yang tersedia, mengandung obat anti nyamuk yang dapat membunuh
Ÿ Jika ibu mempunyai masalah payudara nyamuk tapi aman bagi manusia
(misalnya: bengkak, nyeri pada puting susu, Ÿ Gunakan kelambu pada malam hari, walaupun diduga tak ada nyamuk
infeksi payudara), berikan perawatan atau Ÿ Gunakan paku dan tali untuk menggantung kelambu
RUJUK untuk pertolongan lebih lanjut Ÿ Ujung kelambu harus ditempatkan di bawah kasur atau tikar
Ÿ Nasihati ibu agar makan dengan baik untuk Ÿ Cuci kelambu bila kotor, tapi jangan lakukan di saluran air atau di sungai,
menjaga kesehatan karena obat anti nyamuk tidak baik untuk ikan
Ÿ Periksa status imunisasi ibu, jika dibutuhkan Ÿ Perhatikan juga hal berikut :
berikan imunisasi tetanus Toksoid (TT) - Jangan menggantung pakaian di dalam kamar tidur
Ÿ Pastikan bahwa ibu memperoleh informasi dan - Jika berada di luar rumah, gunakan pakaian lengan panjang dan celana/rok
pelayanan terhadap: panjang
- Program Keluarga Berencana - Bila memungkinkan, semprot kamar tidur dengan obat anti nyamuk dan
- Konseling perihal Penyakit Menular Seksual oleskan obat anti nyamuk saat bepergian
dan Pencegahan HIV/AIDS - SEGERA BEROBAT BILA ANAK DEMAM
KUNJUNGAN ULANG
Nasihati ibu untuk datan kembali sesuai waktu yang paling awal untuk
KAPAN HARUS KEMBALI SEGERA
permasalahan anaknya
Nasihati Ibu agar kembali segera bila ditemukan tanda-tanda sebaga berikut A. Kunjungan Ulang Pasti ada Anak dengan : Kunjungan Ulang
Ÿ Tidak bisa minum atau menyusu 1. Pneumonia 2 hari
Setiap anak sakit Ÿ Bertambah parah
Ÿ Timbul demam 2. Disentri 3 hari
3. Campak dengan Komplikasi pada Mata atau Mulut 3 hari
Anak dengan Batuk : Bukan Ÿ Napas cepat
Pneumonia juga kembali jika : Ÿ Sukar bernapas 4. Diare Persisten 3 hari
5. Mungkin DBD 1 hari
Ÿ Tinja campur darah
Jika anak DIARE, juga kembali jika : 6. Infeksi Telinga Akut 5 hari
Ÿ Malas minum
7. Infeksi Telinga Kronis 5 hari
Ÿ Ada tanda-tanda perdarahan
Ÿ Nyeri ulu hati 8. Masalah Pemberian Makan 7 hari
Jika anak : MUNGKIN DBD atau Ÿ Muntah yang terus menerus 9. Gizi Sangat Kurus tanpa Komplikasi 7 hari
DEMAM MUNGKIN BUKAN DBD, Ÿ Gelisah
juga kembali jika : Ÿ Tidak aktif / lemaas 10. Anemia 14 hari
Ÿ Ada penurunan kesadaran 11. Gizi Kurus 30 hari
Ÿ Kejang
Catatan : B. Kunjungan Ulang Bila Tidak Ada Perbaikan: Kunjungan Ulang
Kejadian ini bisa terjadi pada saat demam 1. BATUK BUKAN PNEUMONIA, Jika tidak ada perbaikan 2 hari
turun, pada umumnya pada hari ke 3-5
2. DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG, Jika tidak ada perbaikan 3 hari
3. DIARE TANPA DEHIDRASI, Jika tidak ada perbaikan 3 hari
4. DEMAM : MALARIA, jika tetap demam 3 hari
5. DEMAM : MUNGKIN BUKAN MALARIA, jika tetap demam 3 hari
6. DEMAM : Bukan Malaria, jika tetap demam 2 hari
7. DEMAM : Mungkin bukan DBD, jika tetap demam 2 hari
C. Kunjungan Berikutnya untuk Anak Sehat :
Nasehati ibu kapan harus membawa anaknya kembali untuk imunisasi dan Vit A
berikutnya sesuai JADWAL YANG DITETAPKAN
PNEUMONIA DISENTERI
Sesudah 2 hari : Sesudah 3 hari :
Tanyakan : Tanyakan :
Ÿ Apakah napas lebih lambat ? Ÿ Apakah mencretnya berkurang ?
Ÿ Apakah ada tarikan dinding dada ke dalam ? Ÿ Apakah darah dalam tinja berkurang ?
Ÿ Apakah nafsu makan anak membaik ? Ÿ Apakah nafsu makan membaik ?
Periksa : Periksa :
Ÿ Tanda bahaya umum Ÿ Lakukan penilaian untuk diare
Ÿ Lakukan penilaian untuk batuk atau sukar bernapas
Tindakan :
Tindakan : Ÿ Jika anak mengalami dehidrasi, atasi dehidrasi dengan oralit
Ÿ Jika ada tanda bahaya umum atau stridor atau tarikan dinding dada ke dalam beri 1 Ÿ Jika frekuensi mencret, jumlah darah dalam tinja atau nafsu makan
dosis antibiotik pra rujukan, Selanjutnya RUJUK SEGERA tetap atau memburuk:
Ÿ Jika napas melambat dan nafsu makan membaik, lanjutkan pemberian antibiotik hingga
seluruhnya 5 hari 1. Ganti dengan antibiotik oral pilihan kedua untuk Shigela. Beri
Ÿ Jika frekuensi napas atau nafsu makan anak tidak menunjukkan perbaikan atau lebih untuk 5 hari. Anjurkan ibu untuk kembali dalam 2 hari. Jika 2 hari
buruk, RUJUK SEGERA pemberian antibiotik pilihan ke dua tidak membaik, ganti
metronidazol, tanpa pemeriksaan laboratorium sebelumnya.
2. Jika anak:
DIARE PERSISTEN - Berumur kurang dari 12 bulan ATAU
Sesudah 3 hari - Mengalami dehidrasi pada kunjungan pertama ATAU RUJUK
- Menderita campak dalam 3 bulan terakhir
Tanyakan :
Ÿ Apakah diare sudah berhenti ? Ÿ Jika mencretnya berkurang, jumlah darah dalam tinja berkurang
Ÿ Berapa kali anak mencret setiap hari ? dan nafsu makan membaik, lanjutkan pemberian antibiotik yang sama
hingga selesai
Tindakan :
Ÿ Jika diare belum berhenti (anak masih mencret 3 kali sehari atau lebih), lakukan penilaian Pastikan ibu mengerti metode pemberian rehidrasi oral dan perlunya
ulang lengkap. Beri pengobatan yang sesuai, selanjutnya RUJUK. Jika diare persisten porsi makan lebih banyak setiap harinya selama seminggu.
berkelanjutan, pikirkan penyebab lain misalnya HIV/AIDS.
Ÿ Jika diare sudah berhenti (anak mencret kurang dari tiga kali sehari), nasihati ibu untuk
menerapkan Anjuran makan untuk Anak Sehat Maupun Sakit sesuai dengan kelompok umur.
PEMBERIAN PELAYANAN TINDAK LANJUT
Periksa :
Ÿ Lakukan penilaian untuk demam
Ÿ Cari penyebab lain dari demam
Tindakan :
Ÿ Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM
Ÿ Jika ada penyebab lain dari demam, beri pengobatan
Ÿ Jika tidak diketahui penyebab demam, anjurkan ibu kembali dalam 2 hari jika tetap demam. Pastikan anak mandapat tambahan cairan dan mau makan
Ÿ Jika anak tetap demam > 7 hari, RUJUK untuk pemeriksaan lanjutan
Periksa :
Ÿ Lakukan penilaian ulang masalah telinga
Ÿ Ukur suhu tubuh anak
Tindakan
Ÿ Jika ada pembengkakan yang nyeri di belakang telinga atau demam tinggi (suhu ≥ 38,5°C). RUJUK SEGERA
Ÿ Infeksi telinga akut :
- Jika masih ada nyeri atau keluar nanah, obati dengan antibiotik yang sama 5 hari lagi. Lanjutkan mengeringkan telinga. Kunjungan ulang setelah 5 hari.
- Jika tidak ada lagi nyeri telinga atau keluar nanah, pujilah ibu
Ÿ Infeksi telinga kronis :
- Perhatikan apakah cara ibu mengeringkan telinga anaknya sudah benar. Anjurkan ibu untuk melanjutkan
- Jika tidak ada lagi nyeri telinga atau tidak keluar nanah, pujilah ibu. Lanjutkan pemberian tetes telinga sampai 14 hari
Ÿ Jika infeksi telinga berulang (3x dalam 6 bulan), RUJUK untuk penilaian fungsi pendengaran.
PEMBERIAN PELAYANAN TINDAK LANJUT
MASALAH PEMBERIAN MAKAN GIZI SANGAT KURUS TANPA KOMPLIKASI
Sesudah 7 hari : Sesudah 7 hari :
Periksa :
Tanyakan :
Ÿ Lakukan penilaian lengkap
Ÿ Masalah pemberian makan yang ditemukan ketika kunjungan pertama
Ÿ Lakukan pemeriksaan BB/TB dan LiLA seperti pada kunjungan pertama
Ÿ Periksa adanya edema pada tungkai
Periksa :
Ÿ Nilai nafsu makan anak
Ÿ Lakukan penilaian ulang cara pemberian makan
Ÿ Lakukan penilaian ulang tentang cara pemberian makan
Tindakan :
Tindakan :
Ÿ Nasihati ibu tentang masalah pemberian makan yang masih ada atau yang baru dijumpai.
Ÿ Jika anak Gizi Sangat Kurus dengan Komplikasi (BB/TB atau BB/PB
Jika saudara menganjurkan suatu perubahan mendasar dalam cara pemberian makan,
< -3 SD atau LiLA < 11,5 cm) atau ada edema pada kedua tungkai
minta ibu untuk datang 5 hari lagi bersama anaknya untuk mendapatkan konseling
dan mengalami komplikasi medis atau muncul edema), RUJUK SEGERA
pemberian makan.
Ÿ Jika anak Gizi Sangat Kurus tanpa Komplikasi (BB/TB atau BB/PB < -3 SD
Ÿ Jika anak gizi kurus, kembali setelah 30 hari untuk mengetahui penambahan berat badan.
atau LiLA < 11,5 cm) atau ada edema pada kedua tungkai tanpa mengalami
komplikasi medis, konseling ibu dan beri semangat untuk melanjutkan
GIZI KURUS pemberian makanan. Minta ibu untuk kembali setelah 14 hari
Ÿ Jika anak Gizi Kurus (BB/TB atau BB/PB masih berada antara -3 SD
Sesudah 30 hari : dan 2 SD atau LiLA antara 11,5 dan 12,5 cm) :
- Nasihati ibu untuk setiap pemberian makan yang dijumpai
Periksa: - Anjurkan anak kembali setiap 14 hari sampai makannya membaik
- Lakukan pemeriksaan BB/TB, BB/PB dan LiLA seperti pada kunjungan pertama dan BB/TB atau BB/PB nya > -2 SD atau LiLA > 12,5 cm.
- Lakukan penilaian ulang tentang cara pemberian makan Ÿ Jika anak Gizi Normal (BB/TB atau BB/PB >-2 SD atau LiLA > 12,5 cm)
- Periksa adanya edema pada tungkai pujilah ibu dan beri semangat untuk melanjutkan pemberian makan
Tindakan: Perhatian :
Ÿ Jika anak Gizi Normal (BB/TB atau BB/PB >-2 SD atau LiLA > 12,5 cm) pujilah ibu dan beri Jika Saudara tidak yakin akan ada perbaikan cara pemberian makan atau
semangat untuk melanjutkan pemberian makan berat badan anak terus menurun, RUJUK.
Ÿ Jika anak Gizi Kurus (BB/TB atau BB/PB masih berada antara -3 SD dan -2 SD ata LiLA (Pikirkan kemungkinan TB atau HIV)
antara 11,5 dan 12,5 cm): ANEMIA
- Nasihati ibu untuk setiap pemberian makan yang dijumpai Sesudah 14 hari :
- Anjurkan anak kembali setiap 14 hari sampai makannya membaik dan BB/TB atau Tindakan :
BB/PB nya > -2 SD atau LiLA > 12,5 cm. Ÿ Beri zat besi. Nasihati ibu untuk untuk kembali dalam 14 hari
Ÿ Lanjutkan pemberian zat besi setiap 14 hari selama 2 bulan
Perhatian: Ÿ Jika sesudah 2 bulan telapak tangan anak masih pucat, RUJUK untuk
Jika Saudara tidak yakin akan ada perbaikan cara pemberian makan atau berat badan anak pemeriksaan lebih lanjut
terus menurun, RUJUK (pikirkan kemungkinan TB atau HIV). Ÿ Jika sesudah 2 bulan, telapak tangan tidajk pucat, tidak ada pengobatan
tambahan
Minta ibu untuk melakukan kunjungan ulang secara teratur sesuai dengan pedoman nasional
PEMERIKSAAN HIV
Ÿ Jika hasil tes HIV baru diperoleh, lakukan klasifikasi ulang untuk infeksi HIV
Ÿ Rencanakan untuk memeriksa status HIV 6 minggu setelah berhenti menyusu.
RUJUKAN :
Ÿ Segera lakukan rujukan
Ÿ Sementara, teruskan pemberian nutrisi (makanan/minuman) seperti biasa, hindari pemberian Mix Feeding*
*Mix Feeding adalah pemberian ASI yang bercampur dengan susu formula. Sebaiknya pada ibu HIV positif, bayi diberikan susu formula dengan
memenuhi syarat AFASS (Affordable/terjangkau, Feasible/mampu laksana, Acceptable/dapat diterima, Sustainable/berkesinambungan dan
safe/aman). jika persyarat AFASS tidak terpenuhi maka berikanlah ASI ekslusif sampai usia 6 bulan pada bayi, selanjutnya pemberian ASI dihentikan.
Pembengkakan tulang/sendi
Skor ≥ 6 - Ada pembengkakan - -
Skor < 6 panggul, lutut, falang
Normal/Kelainan Gambaran sugestif
Foto toraks - -
Uji tuberkulin
Uji Tuberkulin (+)
dan ATAU
/ atau ada
UjiUjiTuberkulin
tuberkulin(-)
dan Tidak
DAN ada
tidak jelas (mendukung) TB
kontak TB paru kontak TBTB
paru
kontak TB
**)
kontak Skor Total
**)
paru dewasa paru dewasa
(+) (-)
TB anak Tabel. Dosis kombinasi pada TB anak
terkonfirmasi Berkontak Tidak ada/ tidak
Tidak ada / Tidak
bakteriologis
TB anak
klinis
Ada
TB
kontak
dengan
paruTB
pasien **)
jelas berkontak
jelas kontak
dengan pasien Berat Badan (kg) 2 bulan RHZ (75/50/150) 4 bulan RHZ (75/50)
pasien TB paru **)
paru dewasa TB paru dewasa
5-7 1 Tablet 1 Tablet
Terapi OAT ***)
Observasi gejala selama 2 minggu,
8-11 2 Tablet 2 Tablet
Menetap Menghilang 12-16 3 Tablet 3 Tablet
Bukan TB 17-22 4 Tablet 4 Tablet
*) Dapat dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan sputum
**) Kontak TB paru dewasa dan kontak TB paru anak terkonfirmasi bakteriologis
23-30 5 Tablet 5 Tablet
***) Evaluasi respon pengobatan. Jika tidak respon dengan pengobatan
adekuat, evaluasi ulang diagnosis TB dan adanya komorbiditas atau rujuk
Anak yang lahir dari Ibu penderita TB, tunda pemberian vaksin BCG, rujuk ke dokter
Diagnosis dengan sistem skoring ditegakkan oleh dokter, apabila di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut tidak tersedia tenaga dokter, pelimpahan wewenang terbatas
dapat diberikan pada petugas kesehatan terlatih strategi DOTSuntuk menegakkan diagnosis dan tatalaksana TB mengacu pada Pedoman Nasional
Ÿ Jangan biarkan anak main dekat jalan raya; pengasuh harus selalu memantau
Ÿ Selalu gunakan helm jika anak mengendarai motor atau sepeda
Kecelakaan Lalu Lintas
Ÿ Jika bepergian dengan mobil, anak harus selalu menggunakan sabuk pengaman atau duduk di kursi belakang
Ÿ Anak harus selalu dalam pengawasan
Ÿ Menutup tempat air terbuka termasuk lubang toilet, sumur, dan kolam, agar tidak berbahaya
Ÿ Semua orang di rumah harus memperhatikan keamanan tempat penyimpanan air seperti bak, ember, dan drum
Tenggelam
Ÿ Ketika anak berada di dalam air, contohnya ketika berenang, anak harus selalu menggunakan alat pengaman
Ÿ Anak harus selalu dalam pengawasan
Ÿ Menjaga keamanan bangunan rumah agar anak tidak jatuh dari tempat tidur, tangga, jendela, ataupun atap
Jatuh
Ÿ Anak harus selalu berada dalam pengawasan
Ÿ Dampingi anak ketika makan dan bermain untuk mencegah anak menelan bagian mainan ataupun alat rumah tangga
Ÿ Biasakan anak untuk duduk tegak ketika makan
Ÿ Pastikan anak makan dengan tenang dan tidak terburu-buru
Tersedak Ÿ Hindari anak makan sambil berjalan, di dalam kendaraan, ataupun sambil bermain
Ÿ Potong makanan dalam potongan kecil, buang biji buah. Masak terlebih dahulu untuk melembutkan teksturnya
Ÿ Beri contoh anak cara makan dan mengunyah yang baik
Ÿ Tawari anak untuk mium ketika makan, tapi hindari memberikan minuman ketika mulut anak penuh makanan
Ÿ Simpan benda tajam ataupun alat rumah tangga lain yang dapat membahayakan anak jauh dari jangkauan anak
Luka akibat benda tajam
Ÿ Pastikan menyimpan benda tajam ataupun alat rumah tangga dengan benar, agar tidak jatuh menimpa anak
ataupun tumpul
Ÿ Selalu dampingi anak
PENILAIAN KLASIFIKASI DAN TINDAKAN / PENGOBATAN
BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN
Tidak terdapat salah satu tanda MUNGKIN Ÿ Ajari ibu cara merawat bayi di rumah
diatas BUKAN INFEKSI Ÿ Lakukan asuhan dasar bayi muda
TIDAK ADA
Ÿ Tidak kuning Ÿ Lakukan asuhan dasar bayi muda
IKTERUS
APAKAH BAYI DIARE
GEJALA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
TANYAKAN : PERIKSA :
Klasifikasikan INFEKSI Rujuk ke RS/Puskesmas
Ÿ Apakah ibu pernah tes HIV? Ÿ Jika status ibu dan bayi tidak Status
HIV rujukan ARV untuk
diketahui ATAU belum dites HIV HIV Bayi dengan tes HIV positif mendapatkan terapi
- Jika “pernah” apakah hasilnya TERKONFI
Positif atau Negatif? anjurkan tes serologis HIV pada RMASI selanjutnya.
- Jika hasilnya “positif”, tanyakan ibu.
apakah ibu sudah meminum ARV? Ÿ Jika hasil tes HIV ibu “positif”, Ÿ R u j u k k e
- Jika “sudah”, apakah ARV sudah maka rencanakan tes HIV virologis Ÿ Ibu HIV positif DAN bayi tes HIV negatif RS/Puskesmas
diminum minimal 6 bulan? untuk bayi mulai usia 6 minggu r u j u k a n A RV u n t u k
serta masih mendapatkan ASI atau
berhenti menyusu <6 minggu mendapatkan terapi
TERPAJAN selanjutnya.
Ÿ Apakah bayi pernah mendapat atau ATAU HIV Ÿ Jika bayi belum dites
masih menerima ASI? Ÿ Ibu HIV positif dan bayi belum di tes HIV rujuk bayi untuk tes
Ÿ Tangani infeksi
Ÿ Ibu HIV negatif MUNGKIN
ATAU lainnya jika ada
BUKAN Ÿ Jika ibu belum tes HIV
Ÿ Pada ibu dengan HIV positif bayi baru lahir diberikan ARV profilaksis sesegera mungkin dalam Ÿ Tidak terdapat gejala di atas INFEKSI anjurkan ibu untuk
waktu 72 jam pasca persalinan ATAU HIV tes HIV
Ÿ Ibu belum tes HIV
MEMERIKSA KEMUNGKINAN BERAT BADAN RENDAH DAN
MASALAH PEMBERIAN ASI GEJALA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
TINDAKAN/PENGOBATAN
MENCEGAH AGAR GULA DARAH TIDAK TURUN BAYI DAPAT DIRUJUK (SYARAT RUJUKAN): MENANGANI KEJANG DENGAN OBAT ANTI KEJANG
Obat anti kejang pilihan pertama : Fenobarbital intravena
Ÿ Suhu ≥ 36,5˚C Obat anti kejang pilihan kedua : Fenobarbital intramuskular
Ÿ Jika bayi masih bisa menyusui :
Ibu diminta tetap menyusui bayinya Ÿ Denyut jantung 100 kali per menit (lihat Pedoman Perawatan Obat anti kejang pilihan ketiga : Diazepam rektal
Neonatal Essensial)
Ÿ Jika bayi tidak bisa menyusu, tapi masih bisa menelan:
Tidak ada tanda dehidrasi berat
Beri ASI, perah dengan cangkir kecil atau sendok atau
Ÿ Fenobarbital Diazepam
ditetesi dengan pipet. Berikan 20-50 ml (10 ml/kg) sebelum Sedian : 100 mg/2ml (dalam Sediaan: 5 mg/ml (dalam ampul 1 ml) atau
dirujuk. Jika tidak memungkinkan, berikan 20-50 ml (10 ml / ampul 2 ml) diberikan secara 10mg/2ml (dalam ampul 2 ml) diberikan
MENANGANI GANGGUAN NAPAS PADA PENYAKIT
kg) air gula atau susu formula intravena atau intramuskular per rektal *
SANGAT BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI BERAT
Ÿ Jika bayi tidak bisa menelan :
Berikan 20-50 ml (10 ml/kg) ASI perah, atau air gula, atau Ÿ Posisikan kepala bayi setengah tengadah, jika perlu bahu Dosis : 30mg = 0,6 ml Dosis : BB < 2500 gram = 0,25ml
susu formula melalui pipa lambung diganjal gulungan kain
BB ≥ 2500 gram = 0,5 ml
Ÿ Bersihkan jalan napas dengan menggunakan alat pengisap
lendir
Ÿ Jika mungkin, berikan oksigen dengan kateter nasal atau
nasal prong dengan kecepatan 2 liter per menit * Diberikan dengan menggunakan semprit 1 ml tanpa jarum.
CARA MEMBUAT LARUTAN GULA
Jika terjadi perlambatan nafas (<40x/menit) atau henti napas
Ÿ Larutkan 4 sdt (20 gram) gula ke dalam 200 ml air matang (apneu), lakukan resusitasi, sesuai Bagan Alur Resusitasi di Jika kejang timbul lagi (kejang berulang), pemberian dapat diulang satu kali
Ÿ Aduk sampai larut Fasilitas Pelayanan Primer. dengan selang waktu 15 menit
Jika bayi masuk klasifikasi dehidrasi berat, ada fasilitas dan kemampuan untuk
MULAI DI SINI
pemberian cairan IV, maka :
Ÿ Pasang jalur IV Ringer Laktat (jika tidak tersedia berikan NACl 0,9% sebanyak 30
ml/ KgBB selama 1 jam).
Ÿ Evaluasi setiap 1 jam, Bila membaik RUJUK SEGERA dengan meneruksan cairan
Dapatkah saudara IV 70ml/KgBB selama 5 jam.
segera memberi YA Ÿ Bila belum membaik, nadi masih lemah, ulangi lagi 30ml/KgBB/jam.
cairan intravena? Ÿ Lakukan evaluasi 1 jam :
- Bila membaik, RUJUK SEGERA dengan meneruskan pemberian cairan IV
70ml/KgBB selama 5 jam.
TIDAK
- Bila belum membaik, RUJUK SEGERA dengan memberikan cairan IV
dengan tetesan lebih cepat sampai teraba nadi lebih kuat.
Adakah fasilitas
pemberian cairan
intravena terdekat YA
Ÿ RUJUK SEGERA ke Rumah Sakit untuk pengobatan intravena.
(dalam 30 menit)?
Ÿ Jika bayi dapat minum, bekali ibu larutan oralit dan tunjukkan cara meminumkan
pada bayinya sedikit demi sedikit selama dalam perjalanan.
TIDAK
Apakah saudara
terlatih menggunakan Ÿ Mulailah melakukan rehidrasi dengan oralit melalui pipa orogastrik atau mulut.
pipa orogastrik untuk
rehidrasi? Beri 20 ml/KgBB/jam selama 6 jam (total 120 ml/KgBB)
TIDAK
Ÿ Cuci tangan sebelum atau sesudah memegang bayi Ÿ Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
Ÿ Bersihkan tali pusat jika basah atau kotor dengan air matang, kemudian Ÿ Setiap kali bayi basah, segera keringkan tubuhnya dan
keringkan dengan kain yang bersih dan kering. INGATKAN ibu supaya ganti pakaian/kainnya dengan yang kering.
menjaga tali pusat selalu bersih dan kering Ÿ Baringkan di tempat yang hangat dan jauh dari jendela
Ÿ Jaga kebersihan tubuh bayi dengan memandikannya setelah suhu stabil. atau pintu. Beri alas kain yang bersih dan kering di tempat
Gunakan sabun dan air hangat, bersihkan seluruh tubuh dengan hati-hati untuk pemeriksaan bayi, termasuk timbangan bayi.
Ÿ Hindarkan bayi baru lahir kontak dengan orang sakit, karena sangat rentan Ÿ Mandikan bayi cukup 1x sehari
tertular penyakit. Ÿ Selesai memandikan, segera keringkan tubuh bayi.
Ÿ Minta ibu untuk memberikan kolostrum karena mengandung zat kekebalan Kenakan pakaian bersih dan kering, topi, kaus tangan,
tubuh. kaus kaki dan selimut jika perlu
Ÿ Anjurkan ibu untuk menyusui sesering mungkin hanya ASI saja sampai 6 Ÿ Minta ibu untuk meletakkan bayi di dadanya sesering
bulan. Bila bayi tidak bisa menyusu, beri ASI perah dengan menggunakan mungkin dan tidur bersama ibu.
cangkir/sendok. Hindari pemakaian botol dan dot karena dapat Ÿ Pada BBLR atau suhu < 36,5 °C, hangatkan bayi dengan
meningkatkan risiko terjadinya infeksi saluran cerna. METODA KANGURU atau dengan lampu 60 watt
berjarak minimal 60 cm dari bayi.
MEMBERI ASI SAJA SESERING MUNGKIN
Ada 2 Jenis INFEKSI BAKTERI LOKAL pada bayi muda CARA MENGOBATI LUKA ATAU "THRUSH" DI MULUT
yang dapat diobati di rumah
Lakukan empat kali sehari selama 7 hari
Ÿ Infeksi kulit atau pusar Ÿ Cuci tangan sebelum mengobati bayi
Ÿ Infeksi mata Ÿ Bersihkan mulut bayi dengan ujung jari yang terbungkus kain
bersih dan telah dicelupkan ke larutan air matang hangat
Langkah-langkah yang perlu dilakukan ketika mengajari ibu : bergaram (1 gelas air hangat ditambah seujung sdt garam)
Ÿ Teteskan suspensi nistatin di mulut bayi baru lahir dengan dosis
Ÿ Jelaskan cara memberi pengobatan tersebut 0,5ml/KgBB/hari dibagi dalam 4 kali pemberian
Ÿ Amati cara ibu mempraktikkan Ÿ Cuci tangan kembali
Ÿ Cek pemahaman ibu sebelum pulang
Ÿ Nasihati ibu untuk kembali jika infeksi bertambah parah
CARA MENGOBATI INFEKSI KULIT ATAU PUSAR CARA MENGOBATI INFEKSI MATA
Lakukan dua kali sehari selama 5 hari
Ÿ Cuci tangan sebelum mengobati bayi Ÿ Cuci tangan sebelum mengobati bayi
Ÿ Bersihkan nanah dan krusta dengan air matang DDT Ÿ Bersihkan kedua mata bayi 3 kali sehari menggunakan kapas/kain
secara hati-hati bersih dengan air hangat
Ÿ Keringkan daerah sekitar luka dengan kain bersih dan kering Oleskan salep Tetrasiklin 1% atau Kloramfenikol 1% p
Ÿ Untuk infeksi kulit olesi dengan antiseptik kelopak mata bawah pada kedua mata
Ÿ Cuci tangan kembali Cuci tangan kembali
Obati sampai kemerahan hilang
DTT(Desinfeksi Tingkat Tinggi): air dimasak sampai
mendidih selama 10 - 15 menit kemudian dibiarkan dingin
dan tertutup.
KONSELING BAGI IBU/KELUARGA
MENGAJARI IBU MENYUSUI DENGAN BAIK MENGAJARI IBU CARA` MEMERAH ASI
§ Tunjukan kepada ibu cara memegang bayinya atau posisi bayi yang benar Minta ibu untuk :
Ÿ Mencuci tangan pakai sabun.
Ÿ Sanggalah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja Ÿ Mengatur posisi sehingga nyaman.
Ÿ Kepala dan tubuh bayi lurus Ÿ Memegang wadah bermulut lebar di bawah puting dan areola.
Ÿ Hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan Ÿ Meletakkan jempol di bagian atas payudara, jari telunjuk dan jari lainnya
puting susu menopang di sisi bagian bawah sehingga posisinya berlawanan (setidaknya
Ÿ Dekatkan badan bayi ke badan ibu 4 cm dari puncak puting).
Ÿ Tekan dan lepaskan jaringan payudara antara jempol dan telunjuk beberapa
§ Tunjukkan kepada ibu cara melekatkan bayi. Ibu hendaknya : kali.
Ÿ Jika ASI tidak keluar, ganti posisi jempol dan telunjuk mendekati puting, lalu
Ÿ Menyentuhkan puting susu ke bibir bayi tekan dan lepaskan seperti sebelumnya.
Ÿ Menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar Ÿ Tekan dan lepaskan mengelilingi payudara, jaga agar jarak jari dan puting
Ÿ Segera mendekatkan bayi ke arah payudara sedemikian rupa sehingga tetap. Hati-hati jangan menekan puting atau mengurut payudara.
bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu Ÿ Perah satu payudara sampai ASI hanya menetes, lalu perah payudara
lainnya sampai ASI hanya menetes.
§ Cara melekatkan yang benar ditandai dengan : Ÿ Perah bergantian 5-6 kali, setidaknya selama 20-30 menit
Ÿ Berhenti memerah jika ASI tidak mengalir lagi tapi hanya menetes dari awal
Ÿ Dagu menempel pada payudara ibu
Ÿ Mulut bayi terbuka lebar
Ÿ Bibir bawah bayi membuka keluar
Ÿ Areola tampak lebih banyak di bagian atas daripada di bagian bawah
MENGAJARI IBU CARA MENINGKATKAN PRODUKSI ASI
§ Bayi menghisap dengan efektif jika bayi menghisap47 secara dalam, teratur Ÿ Cara meningkatkan ASI adalah dengan menyusui sesering mungkin
yang diselingi istirahat. Pada saat bayi mengisap ASI, hanya terdengar
Ÿ Menyusui lebih sering lebih baik karena merupakan kebutuhan bayi
suara bayi menelan
Ÿ Menyusu pada payudara kiri dan kanan secara bergantian
Ÿ Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara
Ÿ Amati apakah perlekatan dan posisi bayi sudah benar dan bayi sudah
lainnya
mengisap dengan efektif. Jika belum, cobalah sekali lagi.
Ÿ Jika bayi telah tidur selama 2 jam, bangunkan dan langsung disusui
Ÿ Letakkan kain bersih di atas pakaian bayi, untuk melindungi pakaian bayi dari tumpahan susu
Ÿ Posisikan bayi sedikit tegak di pangkuan ibu
Ÿ Ukur jumlah susu dalam cangkir
Ÿ Pegang cangkir dan letakkan mulut cangkir di bibir bawah bayi
Ÿ Sentuhkan tepi cangkir sampai susu menyentuh bibir bayi
Ÿ Biarkan bayi menghisap susu sesuai keinginannya, jangan menuangkan susu ke dalam mulut bayi
Ÿ bayi akan bangun, membuka mulut dan mata, kemudian mulai minum
Ÿ Bayi akan menghisap susu dan ada sedikit yang tumpah
Ÿ Bayi kecil akan memasukkan susu ke mulutnya dengan lidahnya
Ÿ Bayi menelan susu
Ÿ Bayi akan selesai minum bila sudah menutup mulut atau pada saat sudah tidak tertarik lagi terhadap susu
Ÿ Bila bayi tidak menghabiskan susu yang sudah ditakar :
§ Berikan minum dalam waktu lebih lama
§ Ajari ibu untuk menghitung jumlah susu yang diminum dalam 24 jam, tidak hanya sekali minum
Ÿ Apabila ibu tidak bisa memerah ASI dalam jumlah cukup untuk beberapa hari pertama atau tidak bisa menyusui sama sekali,
gunakan salah satu alternatif :
§ Berikan ASI donor
§ Berikan susu formula
Ÿ Bayi mendapatkan minum dengan cangkir secara cukup apabila bayi menelan sebagian besar susu dan menumpahkan
sebagian kecil serta berat badannya meningkat
· Merupakan proses alamiah, karena pada bayi muda perlu menyusu lebih sering.
Bayi tidak tidur sepanjang malam · Tidurkan bayi disamping ibu dan lebih sering disusui pada malam hari.
· Jangan berikan makanan lain.
· Jangan mudah mengganti ASI dengan susu formula tanpa indikasi medis yang tepat.
· Ajarkan ibu posisi dan cara melekat yang benar.
Bayi bingung puting
· Kalau terpaksa memberikan susu formula, berikan dengan sendok, pipet, cangkir, jangan menggunakan botol dan dot.
· Jangan berikan kempeng.
Bayi sakit · Teruskan menyusui. Lihat tatalaksana dalam algoritma, kalau perlu RUJUK
.
· Katakan kepada ibu, bahwa semakin sering menyusui, semakin banyak air susu yang diproduksi.
Ibu kawatir bahwa ASI nya tidak
cukup untuk bayi · Susui bayi setiap minta. Jangan biarkan lebih dari 2 jam tanpa menyusui. Biarkan bayi menyusu sampai payudara
terasa kosong. Berikan ASI dari kedua payudara.
(sindrom ASI kurang)
· Hindari pemberian makanan atau minuman selain ASI.
Ibu mengatakan bahwa air susunya · Jelaskan cara memproduksi dan mengeluarkan ASI
tidak keluar. · Susui sesuai keinginan bayi dan lebih sering. Jangan biarkan lebih dari 2 jam tanpa menyusui.
· Ibu dapat terus memberikan ASI, pada keadaan luka tidak begitu sakit.
· Perbaiki posisi dan perlekatan. Olesi puting susu dengan ASI. Mulai menyusui dari puting yang paling tidak lecet
Ibu mengeluhkan puting susunya · Puting susu dapat diistirahatkan sementara waktu kurang lebih 1 x 24 jam jika puting lecet sangat berat. Selama puting
terasa sakit (Puting susu lecet) diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan dengan tangan, tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri.
· Berikan Parasetamol 1 tablet tiap 6 jam untuk menghilangkan nyeri. Gunakan BH yang menyokong payudara.
· Jika ada luka/ bercak putih pada puting susu, segera hubungi bidan.
· Berikan antibiotik
· Berikan obat penghilang rasa nyeri
Mastitis dan abses payudara · Kompres hangat.
· Tetap berikan ASI dengan posisi yang benar sehingga bayi dapat mengisap dengan baik.
· Jika telah terjadi abses, sebaiknya payudara yang sakit tidak disusukan.
· Jelaskan bahwa ibu yang minum obat dapat tetap menyusui bayinya. Susui bayi terlebih dahulu, baru minum obat.
Ibu sakit dan tidak mau menyusui · Tidurkan bayi di samping ibu dan motivasi ibu supaya tetap menyusui bayi.
bayinya
· Ibu jangan minum obat tanpa sepengetahuan dokter/ bidan, karena mungkin dapat membahayakan bayi.
· Susui bayi pagi hari sebelum berangkat kerja, segera setelah pulang kerumah dan lebih sering pada malam hari.
· Jika ada Tempat Penitipan Bayi di tempat bekerja, susui bayi sesuai jadwal. Jika tidak ada, perah ASI di tempat bekerja.
Ibu bekerja
· ASI perah disimpan untuk dibawa pulang, atau dikirim ke rumah.
· Pastikan pengasuh memberikan ASI perah / susu formula memakai cangkir atau sendok
Ÿ Periksa mata, apakah bernanah, apakah nanah bertambah banyak ? Periksa : Lakukan penilaian lengkap
Ÿ Periksa pusar, apakah merah/keluar nanah? Apakah merah meluas
lebih dari 1 cm? Tindakan :
Ÿ Periksa pustul pada kulit
Ÿ Jika telapak tangan dan kaki terlihat kuning, RUJUK
Tindakan : Ÿ Jika telapak tangan dan kaki tidak kuning, tapi ikterus tidak berkurang,
nasihati ibu perawatan di rumah dan minta untuk kembali dalam 1 hari
Ÿ Jika menetap atau bertambah parah, RUJUK SEGERA. Ÿ Jika ikterus mulai berkurang, minta ibu untuk melanjutkan perawatan di
Ÿ Jika membaik, lanjutkan pengobatan infeksi lokal di rumah sampai rumah. Minta untuk kunjungan ulang dalam 14 hari. Jika ikterus berlanjut
seluruhnya 5 hari sampai lebih dari usia 2 minggu, rujuk untuk penilaian lebih lanjut.
§ Untuk pustul kulit dan pusar kemerahan teruskan pemberian
antibiotik oral dan pengobatan topikal
§ Untuk mata bernanah, lanjutkan obat tetes/salep mata
BERAT BADAN RENDAH MENURUT UMUR
Sesudah 7 hari pada bayi baru lahir dan 14 hari untuk bayi muda lebih
lebih dari 28 hari:
DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG Periksa : Lakukan penilaian lengkap. Jika tidak ada indikasi RUJUK
DIARE TANPA DEHIDRASI Ÿ Tetapkan apakah berat badan menurut umur masih rendah?
Ÿ Lakukan penilaian cara menyusui
Sesudah 1 hari : § Jika berat badan tidak lagi rendah menurut umur, puji ibu dan semangati
Tanyakan : Apakah diare berhenti? untuk melanjutkan pemberian ASI
Periksa : Lakukan penilaian lengkap § Jika masih berat badan rendah menurut umur , tapi menyusui baik, puji
ibu. Minta ibu untuk kembali membawa anaknya untuk ditimbang dalam
Ÿ Apakah Berat Badan turun ≥ 10% dari kunjungan sebelumnya ? 14 hari atau ketika kembali untuk imunisasi, pilih mana yang lebih cepat
§ Jika masih berat badan rendah menurut umur dan masih ada masalah
Tindakan menyusui, konseling ibu tentang masalah menyusui. Minta ibu untuk
Ÿ Jika didapatkan klasifikasi DIARE DEHIDRASI BERAT atau berat kembali membawa anaknya untuk ditimbang dalam 14 hari (atau ketika
badan turun ≥ 10%, lakukan tindakan/pengobatan sesuai bagan kembali untuk imunisasi, jika masih dalam 14 hari) lanjutkan memeriksa
Terapi C anak setiap beberapa minggu sampai bayi dapat menyusu dengan baik
dan berat badan meningkat secara reguler dan tidak ada lagi berat
Ÿ Jika didapatkan klasifikasi DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG,
rendah menurut umur.
lakukan Rencana Terapi B
Ÿ Jika didapatkan klasifikasi DIARE TANPA DEHIDRASI, lakukan
Kecuali :
Rencana Terapi A
Jika diduga pemberian ASI tidak akan membaik, atau jika berat badan menurun,
Ÿ Jika tidak ada diare, pujilah ibu dan diminta untuk melanjutkan
RUJUK
pemberian ASI
MEMERIKSA PEMBERIAN VITAMIN A Dibutuhkan suplemen vitamin A : Ya ___ Tidak ___ Diberikan vit A
hari ini :
Ya ___ Tidak ___
MENILAI MASALAH ATAU KELUHAN LAIN
Nama Pemeriksa
54
_____________________
ttd
FORMULIR PENCATATAN BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN
Tanggal Kunjungan : _______________ Alamat : ______________________________________
BUKU BAGAN
Nama Pemeriksa
_____________________
ttd
BUKU BAGAN
56
GRAFIK BB / U BAYI MUDA LAKI-LAKI
10
≤ - 2 SD BB Rendah
9 3
> - 2 SD BB Tidak Rendah
8 2
1
7
0
6
Berat Badan (Kg)
-1
5 -2
-3
4
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Umur ( minggu )
WHO, 2005
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) - 2015 BUKU BAGAN 57
58 BUKU BAGAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) - 2015
≤ - 2 SD BB Rendah
9
> - 2 SD BB Tidak Rendah
3
8
2
7
1
6
Berat Badan (Kg)
-1
5
-2
4 -3
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Umur (minggu)
WHO, 2005
GRAFIK BB / PB ANAK LAKI-LAKI
WHO, 2005
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) - 2015 BUKU BAGAN 59
60 BUKU BAGAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) - 2015
WHO, 2005
GRAFIK BB / TB ANAK LAKI-LAKI
WHO, 2005
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) - 2015 BUKU BAGAN 61
62 BUKU BAGAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT ( MTBS ) - 2015
WHO, 2005
DAERAH ENDEMIS MALARIA DI INDONESIA
Dibawah ini adalah da ar Daerah Endemis Tinggi dan Endemis Rendah Malaria, daerah yang tidak tercantum dalam daftar ini adalah Daerah Non Endemis Malaria
BUKU BAGAN
MTBS