Anda di halaman 1dari 12

Lampiran : Satuan Acara Penyuluhan

SATUAN ACARA PENYULUHAN

METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG

Di Desa Pandanarum

Dosen Pembimbing :

Sandi Ari Susiatmi, SST,M.Keb

Di Susun Oleh:

1. Sherly Aprilyan (202102020020)


2. Liya Fatikhatun Ni’mah (202102020022)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

2022/2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)


Sub pokok bahasan : Pengertian MKJP, Indikasi dan kontra indikasi, Keuntungan dan
kerugian, Teknik pemasangan MKJP Efektifitas MKJP,
Komplikasi MKJP, Cara menagani komplikasi MKJP dan
Tempat pelayanan MKJP
Sasaran : Pasangan Usia Subur (PUS)
Hari / Tanggal : 09 Oktober 2023
Waktu : 09.00 – selesai WIB
Tempat : Desa Pandanarum Kecamatan Tirto Kabupaten
Pekalongan
Petugas : Mahasiswa

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan Pasangan Usia Subur mampu
memahami dan mengerti tentang metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP).
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan ± 30 menit para responden diharapkan:
a. Mengetahui pengertian dan jenis MKJP dengan menggunakan bahasa sendiri.
b. Mengetahui indikasi dan kontra indikasi MKJP dengan baik dan benar.
c. Mengetahui keuntungan dan kerugian MKJP dengan baik dan benar
d. Mengetahui teknik pemasangan MOP dengan bahasa sendiri.
e. Mengetahui efektifitas MKJP dengan baik dan benar.
f. Mengetahui komplikasi MKJP dengan baik dan benar.
g. Mengetahui cara mengatasi komplikasi MKJP dengan baik dan benar.
h. Mengetahui tempat pelayanan MKJP dengan baik dan benar.
III. Materi
Terlampir
IV. METODE
a. Ceramah
b. Diskusi

V. Media

a. Booklet
b. Leaflet

VI. Kegiatan belajar mengajar

Tahap Waktu Kegiatan Pemberian Materi Kegiatan Sasaran


 Mengucapkan salam,
Orientasi memperkenalkan diri  Menjawab salam
5 menit
(Pembukaan)  Mennyampaikan maksud dan  Memperhatikan
tujuan penyuluhan
 Mengkaji tingkat pengetahuan
sasarna terhadap materi yang
akan disampaikan dengan cara
apersepsi atau secara lisan
 Menjelaskan pada sasaran
tentang :  Menjawab dan
Working o Pengertian MKJP menyampaikan
(Penyampaia 15 menit o Indikasi dan kontra indikasi apa yang
n materi) o Keuntungan dan kerugian diketahui
o Teknik pemasangan MKJP  Memperhatikan
Efektifitas MKJP  Mendengarkan
o Komplikasi MKJP
o Cara menagani komplikasi
MKJP
o Tempat pelayanan MKJP
 Mengevaluasi materi yang
telah disampaikan dengan  Menjawab
pertanyaan terarah pertanyaan
Terminasi
10 menit  Memberi reinforcement positif  Memperhatikan
(Penutup)
 Menyimpulkan hasil  Mendengarkan
pendidikan kesehatan  Menjawab salam
 Salam penutup

VII. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan selama proses dan pada akhir kegiatan pendidikan
kesehatan dengan memberikan pertanyaan secara lisan sebagai berikut :
a. Jelaskan pengertian dan jenis MKJP dengan menggunakan bahasa sendiri.
b. Jelaskan indikasi dan kontra indikasi MKJP.
c. Jelaskan keuntungan dan kerugian MKJP.
d. Jelaskan teknik pemasangan MOP dengan bahasa sendiri.
e. Jelaskan efektifitas MKJP.
f. Jelaskan komplikasi MKJP.
g. Jelaskan cara mengatasi komplikasi MKJP
h. Sebutkan tempat pelayanan MKJP.

a. Jelaskan kriteria evaluasi


1. Evaluasi struktur
a. Menyiapkan SAP
b. Menyiapkan materi dan media
c. Kontrak waktu dengan sasaran
d. Menyiapkan tempat
e. Menyiapkan pertanyaan
2. Evaluasi proses
a. Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama pendidikan kesehatan
b. Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti.
c. Sasarna memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi.
d. Sasaran tidak meninggalkan tempat saat pendidikan kesehatan sedang
berlangsung.
e. Tanya jawab berjalan dengan baik.
3. Evaluasi hasil
a. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil apabila sasaran mampu
menjawab pertanyaan 80% lebih dengan benar
b. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil/cukup apabila sasaran mampu
menjawab pertanyaan antara 50- 80% lebih dengan benar
c. Pendidikan kesehatan dikatakan kurang berhasil/tidak baik apabila
sasaran hanya mampu menjawab pertanyaan 50% lebih dengan benar
MATERI

a. Pengertian MKJP
MKJP adalah singkatan dari Metode Kontrasepsi Jangka Panjang merupakan
alat kontrasepsi untuk menunda, menjarangkan kehamilan serta menghentikan
kesuburan yang digunakan dalam jangka panjang. Selain itu, MKJP lebih
rasional dan mempunyai efek samping sedikit.
b. Manfaat dan kekurangan MKJP
1. Manfaat MKJP
 Efektif mencegah kehamilan hingga 99%
 Jangka waktu pemakaian lebih lama
 Biaya terjangkau
 Tidak mempengaruhi produksi ASI
 Tidak ada perubahan fungsi seksual
 Merencanakan kehamilan dan masa depan anak
 Mencegah resiko kematian ibu saat melahirkan
2. Kekurangan MKJP
 Adanya rasa nyeri pada saat pemasangan kontrasepsi jangka Panjang
 Resiko terjadinya ekspulsi atau terlepasnya alat kontrasepsi pada saat
pasca pemasangan
 Penggunaan alat kontrasepsi tidak dapat dihentikan sendiri karena
memerlukan keahlian khusus untuk memasang dan melepas alat
kontrasepsi Jangka Panjang
c. Jenis MKJP
1. Metode operasi wanita (MOP) atau tubektomi
2. Metode operasi pria (MOP) atau vasektomi,
3. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim AKDR/IUD
4. Alat Kontasepsi Bawah Kulit AKBK/implant.
d. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
 Kerangka dari plastik berbentuk huruf T, fleksibel dan dipasang dalam
rahim. Jangka waktu pemakaian 5-10 tahun. Berfungsi mencegah
pertemuan sel telur dan sel sperma.
 Efef samping Ketidakteraturan menstruasi, terutama pada tiga hingga
enam bulan pertama penggunaan. Episode perdarahan atau amenore
yang lebih lama dan lebih sering diharapkan terjadi pada pengguna.
 Kelebihan AKDR
1. Sangat efektif (99.2%- 99.4%), tahan lama, dan efektif setelah
pemasangan
2. Merupakan metode kontrasepsi jangka panjang.
3. Tidak berpengaruh pada aktivitas seksual karena tidak khawatir hamil,
yang membuatnya lebih nyaman.
4. Tidak memiliki efek hormonal negatif dan tidak berdampak pada
kuantitas atau kualitas ASI.
5. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau pasca abortus.
6. Aman digunakan hingga menopause.
7. Tidak ada interaksi obat.
8. Membantu dalam menghindari kehamilan ektopik.
 Kekurangan AKDR
1. Sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang IMS atau wanita yang
berganti – ganti pasangan.
2. Tidak dapat melepas alat kontrasepsi sendiri
3. Tidak mungkin mencegah kehamilan ektopik
4. Ini mungkin membuat beberapa wanita menambah berat badan
5. tidak melindungi terhadap beberapa PMS.
6. ketidaknyamanan dan pendarahan setelah implantasi,
 Indikasi AKDR
1. Usia reproduksi
2. Status multi-para
3. Ingin menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4. Setelah melahirkan
5. Tidak ada infeksi setelah keguguran
6. Risiko rendah infeksi menular seksual
 Kontra Indikasi AKDR
1. Hamil/dicurigai hamil
2. Gangguan menstruasi
3. Ada radang alat kelamin
4. Dicurigai memiliki tumor ganas di alat kelamin
5. Memiliki sensitifitas atau alergi terhadap bahan logam
6. Penderita infeksi panggul yang berulang
7. Ukuran uterus <5 cm
8. Menderita TBC pelvik
 Waktu Pemasangan AKDR
a) Pasca kelahiran Plasenta :
i. Melakukan pemasangan AKDR dalam 10 menit setelah kelahiran
plasenta (apabila melahirkan secara normal)
ii. Melakukan pemasangan AKDR pada waktu persalinan Caesar
b) Setelah proses persalinan :
i. Melakukan pemasangan AKDR dalam waktu 10 menit – 48 jam
ii. Melakukan pemasangan AKDR antara 4 minggu - berakhirnya masa
nifas (42 hari)
ii. Kapan saja jika yakin tidak hamil
e. AKBK Alat Kontrasepsi Bawah Kulit
Implan adalah kontrasepsi hormonal yang ditempatkan di bawah kulit, biasanya
di lengan atas. Efektivitasnya sangat tinggi, dengan tingkat kegagalan 1-3%
AKBK adalah jenis kontrasepsi efektif yang memberikan perlindungan bagi
wanita selama 3 - 5 tahun.
 Kekurangan AKBK
1. Nyeri kepala
2. Nyeri pada payudara
3. Pendarahan bercak (spotting) ringan, terutama pada tahun pertama
penggunaan)
4. Keluarnya kapsul dari tempat insersi
5. Peradangan pada tempat insersi
6. Terjadi kenaikan berat badan
7. Perubahan mood
 Keuntungan AKBK
1. Keuntungan Kontrasepsi
a) Tingkat kegagalan di tahun pertama adalah antara 0,2-1 kehamilan per 100
wanita.
b) Kesuburan kembali dengan cepat setelah pelepasan
c) Perlindungan jangka panjang hingga 5 tahun
d) Tidak diperlukan pemeriksaan internal
e) Tidak ada estrogen
f) Aktivitas seksual yang tidak mengganggu
g) Tidak mempengaruhi ASI
h) Mencegah kanker endometrium (beberapa penyebab penyakit radang
panggul) dan mengurangi kejadian endometriosis.
2) Keuntungan Non Kontrasepsi
a) Nyeri dan jumlah darah haid menjadi berkurang,
b) Menurunkan resiko anemia
c) Mencegah terjadinya Ca. Endometrium
d) Mengurangi resiko tumor pada Payudara 20
e) Mengurangi resiko kejadian endometriosis

 Kekurangan AKBK
1) Tidak ada perlindungan terhadap PMS termasuk AIDS
2) Memerlukan operasi kecil atau pemasangan dan pengangkatan
3) Akseptor tidak dapat berhenti menggunakan kontrasepsi ini sesuka hati,
tetapi harus pergi ke klinik.
4) Fungsi dari alat kontrasepsi ini akan berkurang bila akseptor mengkonsumsi
obat TBC atau obat Epilepsi.
5) Angka kejadian kehamilan diluar rahim lebih tinggi
 Indikasi AKBK
1) Pelupa
2) Ingin metode jangka panjang yang efektif
3) Pascapersalinan daripada menyusui, tidak menyukai metode kontrasepsi
hormonal yang mengandung estrogen
4) Atas permintaan akseptor sendiri
5) Tidak ada kontraindikasi selama pemeriksaan
6) Punya anak, sedang menyusui, butuh alat kontrasepsi, tidak ingin anak lagi,
tidak ingin kemandulan 7) Riwayat kehamilan ektopik..

 Kontra Indikasi
1) Pengeluaran darah dari kemaluan yang memiliki sebab tidak jelas
2) Adanya benjolan payudara/dicurigai payudara dan fibroid Rahim
3) Ca. Payudara
4) Mioma Uteri
 waktu Pemasangan
Waktu Pemasangan : Waktu mulai menggunakan AKBK minimal 4 minggu
setelah persalinan
f. Kontrasepsi Mantap (Steril)
 Kontrasepsi Mantap (Steril)
Khusus digunakan untuk pasangan suami istri yang benar-benar tidak
menginginkan tambah anak lagi. Dilakukan dengan cara pembedahan dengan
bius lokal dan harus dilaksanakan di RS. Metode ini sangat efektif dan bersifat
permanen.
 Vasektomi (Pada Pria)
Merupakan tindakan pengikatan atau pemotongan pada saluran sperma,
sehingga cairan mani yang keluar ketika bersenggama tidak mengandung
sperma
 Tubektomi (Pada Wanita)
Merupakan tindakan pengikatan atau pemotongan pada saluran telur wanita.
Metode ini efektif untuk mencegah kanker ovarium.
g. Metode Operatif Wanita (MOW)
 Sterilisasi wanita adalah operasi yang dilakukan pada kedua saluran tuba, yang
mencegah wanita usia 22 subur untuk hamil atau tidak menyebabkannya hamil
lagi
 Jenis-jenis MOW
a. Cara Pomeroy adalah metode yang banyak digunakan. Cara ini adalah
dengan mengangkat bagian tengah saluran tuba falofi sehingga
membentuk lipatan terbuka, kemudian ikat alasnya dengan benang yang
dapat diserap dan potong tabung tepat di atas alasnya.
b. Metode Irving, tabung dipotong di antara dua garis yang dapat diserap,
ujung proksimal tabung ditanamkan ke dalam miometrium, dan ujung
distal ditanamkan ke dalam ligamen yang ada di samping lateral uterus
(ligamentum latum)
c. Metode Aldrigde adalah membuka peritoneum ligamentum dan
kemudian menanamkan tuba distal bersama-sama dengan fimbria ke
dalam ligamentum latum.
d. Metode Uchida dengan cara ini menarik tabung keluar dari perut melalui
sayatan kecil (minilaparatomi) di atas simfisis pubis. Injeksi epinefrin
subserosa dalam saline kemudian dilakukan di daerah ampula tuba
fallopi. Akibat injeksi ini, mesosalpinx di area ini membengkak.
Kemudian, buat sayatan kecil di area yang bengkak. Serosa dilepaskan
dari tabung dengan panjang sekitar 4-5 cm; tabung dicari, dijepit setelah
ditemukan, diikat, dan dijepit kemudian di potong.
 Efek samping MOW

1) Resiko internal sedikit lebih tinggi

2) Jika ada kegagalan metode maka ada resiko tinggi kehamilan ektopik

 Keuntungan MOW
1. Motivasi hanya dilakukan satu kali saja, sehingga tidak diperlukan motivasi yang
berulang-ulang
2. Efektivitas hampir 100%
3. Tidak mempengaruhi libido seksualitas
4. Tidak adanya kegagalan dari pihak pasien (Patient’s failure).

 Kerugian pemakaian MOW


1) Peradangan dalam rongga panggul
2) Peradangan liang senggama akut (Viginitisservik akut)
3) Bekas laparatomi

 Metode Operatif Pria (MOP)


Metode Operatif Pria (MOP) Sterilisasi pria adalah prosedur yang dilakukan pada vas
deferens untuk mencegah pasien hamil atau mencegahnya hamil lagi
a. Efek samping MOP
1) Kemungkinan minimal cedera internal
2) Tingkat infeksi berat yang rendah
3) Tidak ada korban jiwa terkait anestesi
b. Keuntungan MOP
1) Tidak menyebabkan penyakit fisik atau mental.
2) Tidak memiliki efek negatif pada libido 26
3) Dapat diterapkan di rumah sakit umum.
c. Kerugian pemakaian MOP
1) Bekas laparatomi
d. Indikasi MOP
vasektomi diindikasikan ketika suami istri tidak ingin hamil lagi dan suami bersedia
menggunakan kontrasepsi untuknya.
e. Kontraindikasi MOP
Vasektomi tidak memiliki kelemahan yang diketahui. Hanya jika ada anomali lokal atau
umum yang dapat mencegah penyembuhan luka bedah. Kemudian penyakitnya harus diobati
dulu
Daftar Pustaka

Anggraini, Y. M. (2012). Pelayanan Keluarga Be- rencana. Yogyakarta: Rohima Press.

Friedman, J. O. (2015). Factors associated with contraceptive satisfaction in adolescent


women using the IUD. Journal of Pediatric and Adolescent Gynecology, 28(1), 38–
42. https://doi.org/10.1016/j.jpag.2014.02.015

Glasier, A., & Alisa, G. (2005). Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi. Jakarta:
EGC.

Hartanto, H. (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar


Harapan.

Mosher, W. D., Moreau, C., & Lantos, H. (2016). Trends and determinants of IUD use
in the USA, 2002–2012. Human Reproduction, 31(8), 1696–1702.
https://doi.org/10.1093/ humrep/dew117

Notoatmodjo, S. (2007). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Pinontoan, S., Solang, S. D., & Tombokan, S. G. (2014). Faktor-faktor yang


berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim di Puskesmas
Tatelu Kabupaten Minahasa Utara. JIDAN (Jurnal Ilmiah Bidan), 2(2), 17–23.
Sulistyawati, A. (2012). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika.

Tang, J., Maurer, R., & Bartz, D. (2013). Intrauterine device knowledge and practices: A
national survey of obstetrics and gynecology residents. Southern Medical Journal,
106(9), 500–505.

https://doi.org/10.1097/SMJ.0b013e3182a5 ef0a

Yalew, S., Zeleke, B., & Teferra, A. (2015). Demand for long acting contraceptive
methods and associated factors among family planning service users, Northwest
Ethiopia: A health facility based cross sectional study. BMC Research Notes, 8(1),
29. https://doi.org/ 10.1186/s13104-015-0974-6

Anda mungkin juga menyukai