Anda di halaman 1dari 3

RANGKUMAN

JURNAL EVIDENCE BASED ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM


(AKDR)

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas : Kesehatan Perempuan dan Perencanaan Keluarga

Dosen Pengampu : Sandi Ari Susuiatmi, SST, M.Keb

Disusun Oleh :

1. Sherly Aprilyan (202102020020)


2. Difa Risana (202102020026)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN


RANGKUMAN JURNAL 1

Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim : Eviden Based


Pengetahuan Ibu di Indonesia

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan salah satu metode kontrasepsi
yang cukup aman dan paling dianjurkan dalam Program Nasional Keluarga Berencana di
Indonesia. Rendahnya minat WUS terhadap AKDR tidak terlepas dari rendahnya
pengetahuan terhadap alat kontrasepsi tersebut.
Alat Kontrasepsi Dalam .Rahim (AKDR) merupakan salah satu metode kontrasepsi yang
cukup aman dan paling dianjurkan dalam Program Nasional Keluarga Berencana di
Indonesia. Karena mempunyai efektifitas 97-99 % untuk mencegah kehamilan dan
pemakaian jangka panjang. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) bagi banyak kaum
wanita merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu
diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan
mempengaruhi ASI, kelancaran ataupun kadar Air Susu Ibu (ASI)
Menurut World Health Organization (WHO) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
adalah suatu alat untuk mencegah kehamilan yang efektif, aman dan refersibel yang
terbuat dari plastic atau logam kecil yang dimasukkan dalam uterus melalui kanalis
servikalis. AKDR merupakan suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan dalam rahim terbuat
dari bahan polyethylene dilengkapi dengan benang nylon sehinnga mudah dikeluarkan
dari dalam Rahim .
Bedasarkan wawancara kepada salah satu bidan di Puskesmas Ranomuut, menyatakan
bahwa masih kurang kegiatan konseling atau penyuluhan secara khusus tentang kontrasepsi
AKDR dan masih sangat rendah pengguna kontrasepsi, 6 dari 7 ibu yang belum cukup
mengerti tentang kontrasepsi AKDR .
Pengetahuan mengenai cara memilih alat kontrasepsi yang tepat merupakan hal
penting dalam upaya perlindungan terhadap kesehatan reproduksi perempuan. Minimnya
pengetahuan tersebut akan berdampak terhadap peningkatan angka kematian ibu hamil
dan bersalin, angka kehamilan yang tidak diinginkan, dan angka kejadian penyakit
menular seksual, serta angka kejadian gangguan kesehatan akibat efek samping
kontrasepsi. Peran bidan sangat penting dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga
berencana salah satu kewenangannya adalah melakukan konseling atau KIE untuk
memberikan gambaran tentang berbagai macam metode alat kontrasepsi sehingga klien
dipersilahkan untuk memilih metode kontrasepsi.

Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan ibu dari 96 responden tentang Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), didapatkan kategori kurang yaitu 62 responden
(64,6%), kategori cukup 17 responden (17,7%) dan kategori baik 17 responden (17,7%).
Hasil analisa dengan uji Chi-Square adalah nilai p value = 0,017 < ɑ = 0,05, atau x² hitung
lebih besar x² tabel 8,132 > 5,591.

Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu dengan penggunaan Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), sehingga penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan
pengetahuan tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) kepada masyarakat
khususnya pada Wanita Usia Subur (WUS)
RANGKUMAN JURNAL 2

Pemilihan Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) pada


akseptor Keluarga Berencana

Gerakan KB Nasional adalah gerakan masyara- kat yang menghimpun dan mengajak
segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan
membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) dalam rangka
meningkatkan mutu sumber daya manusia. Tujuan umum dari program KB adalah
membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuat- an sosial ekonomi suatu keluarga, dengan
cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang
dapat me- menuhi kebutuhan hidupnya.
program KB menjadi gerak- an KB yang ditujukan terutama untuk me- ningkatkan
kualitas sumber daya manusia yang dilandasi oleh Undang-undang No. 10 tahun 1992
tentang Kependudukan dan Perkembangan Keluarga Sejahtera.
275.495 jiwa yang sudah menjadi peserta KB aktif ada 85.890 jiwa. Adapun rincian
pemakaian alat kontrasepsinya, AKDR 7.974 orang, Media Operasi Wanita (MOW)
656 orang, Metode Operasi Pria (MOP) 565 orang, Kondom 2346 orang, Implant 5.522
orang, Suntik 38.948 orang, dan Pil 29.879 orang
Karakteristik responden sebagian besar yang tidak memilih alat kontrasepsi dalam rahim
yaitu sebanyak 44 responden (53,7%). Sebagian besar karakteristik responden berusia 20-
35 tahun yaitu sebanyak 50 responden (61%). Sebagian besar responden dengan paritas 1-
3 anak yaitu sebanyak 44 responden (53,7%). Karakteristik pendidikan responden
didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden berpendidikan tinggi (SMA, MA, SMK)
yaitu sebanyak 46 responden (56,1%). Dan karakteristik responden sebagian besar tidak
bekerja sebanyak 44 responden (53,7%).
Berdasarkan hasil penelitian hubungan umur, paritas, pendidikan dan pekerjaan dengan pe-
milihan alat kontrasepsi dalam rahim di Pus- kesmas Kramatwatu Serang Banten dengan
hasil uji statistik yang signifikan (Ha diterima, Ho ditolak), p-value 0,004<0,05, p-value
0,007<0,05,
p-value 0,006<0,05 dan p-value 0,007 < 0,05. Sehingga dengan adanya hasil penelitian ini
diharapkan tenaga kesehatan dapat mengopti- malkan informasi atau penyuluhan-penyuluhan
mengenai pentingnya ber-KB khususnya alat kontrasepsi dalam rahim untuk mensejahterakan
keluarga.

Anda mungkin juga menyukai