“ Alat Kontrasepsi “
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penyuluhan ini adalah agar peserta dapat mengetahui tentang konsep keluarga
berencana dan alat kontrasepsi.
2. Tujuan Khusus
1. Peserta mampu mengetahui konsep Keluarga Berencana dan konsep alat kontrasepsi
2. Peserta mampu mengetahui macam-macam atau jenis Alat Kontrasepsi
3. Peserta mampu mengetahui manfaat pemakaian Alat Kontrasepsi
4. Peserta mampu menjelaskan dampak yang muncul dari pemakaian Alat Kontrasepsi
Pokok Bahasan :
A. Pengertian Keluarga Berencana (KB)
B. Pengertian Alat Kontrasepsi
C. Macam-macam atau jenis Alat Kontrasepsi
D. Manfaat pemakaian Alat Kontrasepsi
E. Dampak pemakaian alat kontrasepsi
Layar proyektor
X X X
XXXXXXXXX
X Peserta dan keluarga
XXXXXXXXX
Karu Moderator
X
Ruang dan
Sakinah Fasilitator
X X
observer
Penyajian :
Job Description:
Uraian tugas :
a. Memimpin acara penyuluhan mulai dari membuka acara penyuluhan, memperkenalkan
diri dan tim kepada peserta.
b. Mengatur proses dan lama penyuluhan.
c. Menutup acara penyuluhan.
2. Penyuluh / Pengajar (Arga Prisma, Ali Maki)
Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah dipahami
oleh peserta.
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya.
3. Fasilitator (Ritma)
Uraian tugas :
a. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
b. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
c. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi peserta.
4. Observer (Linda, Amel)
Uraian tugas :
a. Mengevaluasi proses penyuluhan
b. Mengevaluasi struktur dalam penyuluhan
c. Mengevaluasi hasil dari penyuluhan
d. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.
e. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
f. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan.
g. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai dengan
rencana penyuluhan.
Penyakit Trofoblas Ganas (PTG)
1. Definisi PTG
Penyakit trofoblas ganas (PTG) adalahj suatu tumor gjanajs yang berasal dari
sito dan sinsio trofoblas yanjg menginvasi miometrium. Merusak jaringan
sekitarnya dan pembuluh darah sehingga menyebabkan pendarahan. (Sulistyawati,
2013).
2. Tujuan Program KB
Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil sesuai
dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran
anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya (Sulistyawati, 2013).
Tujuan program KB lainnya yaitu untuk menurunkan angka kelahiran yang
bermakna, untuk mencapai tujuan tersebut maka diadakan kebijakaan yang
dikategorikan dalam tiga fase (menjarangkan, menunda, dan menghentikan)
maksud dari kebijakaan tersebut yaitu untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat
melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada
usia tua (Hartanto, 2002).
3. Ruang Lingkup Program KB
Ruang lingkup program KB secara umum adalah sebagai berikut :
a. Keluarga berencana
b. Kesehatan reproduksi remaja
c. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
d. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
e. Keserasian kebijakan kependudukan
f. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
g. Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan.
4. Manfaat Keluarga Berencana
Menurut Kusumaningrum (2009) Manfaat yang didapatkan apabila mengikuti
program keluarga berencana antara lain :
a. Menekan angka kematian akibat berbagai masalah yang melingkupi kehamilan,
persalinan dan aborsi yang tidak aman.
b. Mencegah kehamilan terlalu dini. Secara fisik belum matang organ reproduksi,
sehingga dapat mengganggu proses kelahiran dan membahayakan janin.
c. Mencegah kehamilan terjadi di usia tua. Perempuan yang usianya > 35 tahun
memiliki resiko tinggi untuk mengandung dan melahirkan. Berbagai problema-
problema kesehatan bari wanita yang sudah sering > 4 X melahirkan antara lain
: ancaman pendarahan hebat, infeksi dan kematian.
d. Menjarangkan kehamilan. Kehamilan dan persalinan membutuhkan banyak
energi dan kekuatan tubuh perempuan. Kalau ia belum pulih dari satu
persalinan tapi sudah hamil lagi, tubuhnya tak sempat memulihkan kebugaran,
dan berbagai 13 masalah bahkan juga bahaya kematian akan menghadang.
A. Alat kontrasepsi
1. Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dan permanen (Wiknjosastro, 2007).
Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau
pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim (Nugroho
dan Utama, 2014).
2. Terdapat beberapa macam alat kontrasepsi yang dapat digunakan, antara lain:
a. Metode kontrasepsi sederhana
1) Metode kalender : metode ini didasarkan pada suatu perhitungan yang diperoleh
dari informasi yang dikumpulkan dari sejumlah menstruasi secara berurutan. Untuk
mengidentifikasi hari subur, dilakukan pencatatan siklus menstruasi dengan durasi
minimal enam dan dianjurkan dua belas siklus. Untuk menjamin efektivitas
maksimum, metode kalender sebaiknya dikombinasikan dengan indikator-indikator
lainnya (Glaiser, 2005).
2) Metode Amenorea Laktasi (MAL) : menyusui eksklusif merupakan suatu
metode kontrasepsi sementara yang cukup efektif, selama klien belum mendapat
haid dan waktunya kurang dari enam bulan pasca persalinan. Efektifnya dapat
mencapai 98%. MAL efektif bila menyusui lebih dari delapan kali sehari dan bayi
mendapat cukup asupan perlaktasi (Saifuddin, 2006).
3) Metode suhu tubuh Saat ovulasi : peningkatan progesteron menyebabkan
peningkatan suhu basal tubuh (SBT) sekitar 0,2°C-0,4°C. Peningkatan suhu tubuh
adalah indikasi bahwa telah terjadi ovulasi. Selama 3 hari berikutnya
memperhitungkan waktu ekstra dalam masa hidup sel telur diperlukan pantang
berhubungan intim. Metode suhu mengidentifikasi akhir masa subur bukan
awalnya (Glaiser, 2006).
4) Senggama terputus (koitus interuptus) : senggama terputus adalah metode
keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis)
dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi. Efektifitas bergantung pada kesediaan
pasangan untuk melakukan senggama terputus setiap pelaksanaannya (angka
kegagalan 4– 18 kehamilan per 100 wanita) (Saifuddin, 2006).
b. Metode Barrier
1) Kondom
Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang dapat dibuat dari berbagai
bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi
hewan) yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Kondom tidak
hanya mencegah kehamilan tetapi juga mencegah Infeksi Menular Seksual
termasuk HIV/AIDS.
2) Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang
di insersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup
serviks.
3) Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia (non oksinol-9) digunakan untuk menonaktifkan
atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk aerosol (busa), tablet vaginal
suppositoria, atau dissolvable film, dan dalam bentuk krim (Saifuddin, 2006).
c. Metode Kontrasepsi Modern
1) Kontrasepsi pil : merupakan jenis kontrasepsi oral yang harus diminum setiap
hari yang bekerja mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui oleh sperma.
Terdapat dua macam yaitu kontrasepsi kombinasi atau sering disebut pil
kombinasi yang mengandung progesteron dan estrogen, kemudian kontrasepsi
pil progestin yang sering disebut dengan minipil yang mengandung hormon
progesteron (Rabe, 2003).
2) Kontrasepsi implant : merupakan alat kontrasepsi silastik berisi hormon jenis
progesteron levonorgestrel yang ditanamkan dibawah kulit, yang bekerja
mengurangi transportasi sperma.
3) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) : merupakan alat kontrasepsi yang
dimasukkan dalam rongga rahim wanita yang bekerja menghambat sperma
untuk masuk ke tuba fallopii (Saifuddin, 2006).
4) Kontrasepsi Mantap (KONTAP) : kontrasepsi mantap merupakan suatu cara
permanen baik pada pria dan pada wanita, dilakukan dengan tindakan operasi
kecil untuk mengikat atau menjepit atau memotong saluran telur 16 (wanita),
atau menutup saluran mani laki-laki (Siswosudarmo, 2006).
5) Kontrasepsi Suntikan : merupakan kontrasepsi yang diberikan dengan cara
disuntikkan secara intramuskuler di daerah otot pantat (gluteus maximus)
(Siswosudarmo, 2000).
6) Kontrasepsi Implant : merupakan suatu alat kontrasepsi yang mengandung
levonorgestrel yang dibungkus dalam kapsul silastik- silikon
(polydimethylsiloxane) dan disusukkan di bawah kulit (Manuaba, 1998).
3. Efektivitas (Daya Guna)
Kontrasepsi Menurut Wiknjosastro (2007) efektivitas atau daya guna suatu cara
kontrasepsi dapat dinilai pada 2 tingkat, yakni:
a. Daya guna teoritis (theoretical effectiveness), yaitu kemampuan suatu cara
kontrasepsi untuk mengurangi terjadinya kehamilan yang tidak 11 diinginkan,
apabila kontrasepsi tersebut digunakan dengan mengikuti aturan yang benar.
b. Daya guna pemakaian (use effectiveness), yaitu kemampuan kontrasepsi dalam
keadaan sehari-hari dimana pemakaiannya dipengaruhi oleh faktorfaktor
seperti pemakaian yang tidak hati-hati, kurang disiplin dengan aturan
pemakaian dan sebagainya.
4. Memilih Metode Kontrasepsi
Menurut Hartanto (2002), ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih kontrasepsi. Metode kontrasepsi yang baik ialah kontrasepsi yang memiliki
syarat-syarat sebagai berikut:
a. Aman atau tidak berbahaya
b. Dapat diandalkan
c. Sederhana
d. Murah
e. Dapat diterima oleh orang banyak
f. Pemakaian jangka lama (continution rate tinggi).