KONTRASEPSI ALAMIAH
.
Dosen Pembimbing:
Dina Putri Utami Lubis, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Disusun oleh:
Inka Devi Nortantiya
211100487
A. Latar Belakang
Pada awalnya, kontrasepsi sering kali dianggap sebagai cara untuk menjarangkan
kehamilan atau mengurangi jumlah penduduk. Seiring dengan perkembangan, masalah
kontrasepsi tersebut, kini menjadi bagian dari masalah kesehatan reproduksi. Keberadaan
metode dan alat-alat kontrasepsi terkini, memaksa para penyelenggara pelayanan Keluarga
Berencana untuk memperbaharui pengetahuannya. Masalah-masalah kontrasepsi telah
memasuki tahapan yang jauh lebih rumit, yaitu menyangkut masalah kesetaraan gender dan
hak asasi manusia.
Teknologi kontrasepsi berkembang sangat pesat dalam waktu tiga dasawarsa
terakhir ini. Standarisasi pelayanan kontrasepsi secara nasional dan oleh Badan
Internasional (misal: WHO) telah diterbitkan secara berkala. Sayangnya, perkembangan
tersebut tidak selalu diikuti dengan cermat oleh para petugas kesehatan dan keluarga
berencana di Indonesia. Berbagai kontroversi timbul dalam perkembangan teknologi
kontrasepsi selama ini, khususnya mengenai dampak negatif penggunaan kontrasepsi bagi
wanita dalam jangka panjang. Banyak berbagai pertanyaan yang diajukan tentang berbagai
risiko negatif penggunaan kontrasepsi, tetapi sangat sedikit penyampaian informasi tentang
dampak positif kontrasepsi kepada kesehatan reproduksi wanita. Padahal, kontrasepsi tidak
hanya memiliki dampak negatif, tetapi memiliki dampak positif seperti mencagah jenis
kanker tertentu dan anemia yang seringkali dijumpai pada wanita di Indonesia.
Oleh karena itu, secara berkala perlu dilakukan sosialisasi "contraceptive technology
update" bagi para ilmuwan, petugas pelayanan kesehatan agar mereka mampu mengikuti
perkembangan alat, obat dan cara kontrasepsi terkini. Dengan meningkatnya pengetahuan
mereka, pelayanan KB di Indonesia diharapkan dapat meningkat kualitasnya, sehingga
sasaran KB yang ditetapkan dalam Pembangunan Nasional dapat dicapai.
Di Indonesia keluarga berencana mulai dikenal pada tahun 1953 pada waktu itu
sekelompok ahli kesehatan, kebidanan dan tokoh masyarakat mulai membantu masyarakat,
untuk menggunakan alat kontrasepsi. Namun demikian di Indonesia pemilihan cara
kontrasepsi tentu saja yang mempunyai efektivitas tinggi, aman, murah dan praktis. Tapi
sampai saat ini belum ada kontrasepsi yang sempurna dan sangat ideal bagi semua pihak,
memilih salah satu cara kontrasepsi bagaimanapun jauh lebih baik daripada tidak memakai
kontrasepsi sama sekali.
Berdasarkan uraian masalah diatas, penulis tertarik untuk melakukan penyuluhan
mengenai kontrasepsi alamiah supaya klien dapat mengetahui dan memahami mengenai
kontrasepsi alamiah untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas dalam menjarangkan
kehamilan.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan mengenai kontasepsi alamiah selama 20 menit,
diharapkan klien dapat mengetahui mengenai kontrasepsi alamiah.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan mengenai kontrasepsi alamiah selama 20
menit, klien diharapkan mampu:
a. Mengetahui pengertian kontasepsi alamiah,
b. Mengetahui metode-metode kontrasepsi alamiah,
c. Mengetahuai cara penerapan dari metode kontrasepsi alamiah,
d. Mengetahui keuntungan dan kekurangan dari metode kontasepsi alamiah,
e. Mengetahui keefektifan menggunakan metode kontrasepsi alamiah,
f. Mengetahui efek samping menggunakan metode kontrasepsi alamiah.
D. Media
1. Power Point (Ppt)
2. Leaflet
E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi/Tanya jawab
F. Setting Tempat
Ruang Kelas Stikes Yogyakarta
G. Rencana Pelaksanaan
Waktu Kegiatan Penyuluhan Penyuluh Sasaran
3 menit Pembukaan: • Memberi salam • Menjawab salam
• Salam • Memperkenalkan diri • Mendengarkan
• Perkenalan • Menjelaskan tujuan • Memperhatikan
• Tujuan penyuluhan
10 menit Inti: Menjelaskan materi Menyimak dan
Menjelaskan materi secara penyuluhan mendengarkan
sistematis melalui power
point dan leaflet
4 menit Evaluasi: • Memberikan kesempatan • Memberikan
Tanya jawab pada klien untuk bertanya pertanyaan
• Memberikan kesempatan • Menyampaikan
pada klien untuk kesimpulan hasil
menjelaskan/menyebutkan penyuluhan
kembali kesimpulan dari
materi yang telah
disampaikan
3 menit Penutup: • Membacakan kesimpulan • Mendengarkan
• Kesimpulan materi
• Terima kasih • Membagikan leaflet • Menerima leaflet
• Saran mengenai kontrasepsi
alamiah • Mendengarkan
• Mengucapkan terima kasih
atas peran semua klien
• Mengucapkan salam • Menjawab salam
penutup
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Sasaran hadir di tempat penyuluhan sesuai waktu yang dijadwalkan
b. Penyelenggaraan dilaksanakan di Ruang Kelas Stikes Yogyakarta
c. Pengorganisasian penyelenggaraan dilaksanakan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan
b. Tidak ada sasaran yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai acara selesai
c. Sasaran mengajukan pertanyaan dan dapat menyimpulkan hasil penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
No. Indikator Respon Audiens Nilai
1. Pengetian kontrasepsi Pasien mampu memahami pengertian dari
alamiah kontrasepsi alamiah
2. Metode-metode kontrasepsi Pasien dapat mengetahui metode-metode
kontrasepsi alamiah
alamiah
3. Cara penerapan metode Pasien mampu memahami cara penerapan
kontrasepsi alamiah metode kontrasepsi alamiah
4. Keuntungan dan kekurangan Pasien mampu memahami keuntungan dan
metode kontrasepsi alamiah kekurangan metode kontrasepsi alamiah
5. Keefektifan metode Pasien mampu memahami keefektifan
kontrasepsi alamiah metode kontrasepsi alamiah
6. Efek samping kontrasepsi Pasien mampu memahami efek samping
alamiah kontrasepsi alamiah
I. Contoh Leaflet
LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN
KONTRASEPSI ALAMIAH
1. Metode Kalender
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara atau metode kontrasepsi
sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan
senggama atau hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi.
Metode ini efektif bila dilakukan secara baik dan benar. Dengan penggunaan
sistem kalender setiap pasangan dimungkinkan dapat merencanakan setiap
kehamilannya. Sebelum menggunakan metode ini, pasangan suami istri harus
mengetahui masa subur. Siklus masa subur pada setiap wanita tidaklah sama.
Untuk itu perlu pengamatan minimal 6 kali siklus menstruasi.
• Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke-16 siklus haid
• Catat jumlah hari dalam siklus haid selama 6 bulan (6 siklus menstruasi).
• Masukan dalam rumus: jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid
dikurang 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur.
• Masukan dalam rumus: jumlah hari terpanjang dalam 6 kali siklus haid
dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.
• Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
• Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
Suhu basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktivitas apapun biasanya diambil
pada saat bangun tidur dan belum meninggalkan tempat tidur. Suhu basal akan
meningkat setelah ovulasi terjadi. Pencatatan suhu basal dilakukan setiap hari.
Prinsip yang digunakan dalam metode suhu basal tubuh adalah menentukan masa
subur yaitu 4 hari sebelum ovulasi karena sperm dapat hidup sampai 4 atau 5 hari.
Metode ini berdasarkan kenaikan suhu tubuh setelah ovulasi sampai hari
sebelum menstrusasi berikutnya. Untuk mengetahui suhu tubuh benar-benar naik
maka harus dengan thermometer yang sama dan pada tempat yang sama (dimulut,
anus, vagina) setiap pagi setelah bangun tidur sebelum melakukan aktivitas serta
melakukan pencatatan.
Kenaikan suhu basal merupakan salah satu tanda bahwa tubuh sedang
mengalami ovulasi (masa subur) sehingga dapat digunakan sebagai penentu kapan
melakukan hubungan seksual agar tidak terjadi pembuahan.
Fase subur dan fase tidak subur dapat dinilai dengan ukuran dan dapat
digunakan untuk merencanakan dan menghindari kehamilan. Siklus menstruasi
dibagi dalam 2 fase yaitu sebelum ovulasi dan fase setelah ovulasi.
Suhu tubuh normal bisanya 35,5-36°C. Pada waktu ovulasi suhu tubuh akan
turun dan akan naik kembali mencapai 37-38°C dan tidak akan normal kembali ke
suhu normal 36°C.
Dengan syarat suhu tubuh tidak boleh dalam kondisi demam, jangan tidur
dibawah lampu yang panas, jangan tidur menggunakan AC dalam suhu yang sangat
tinggi dan tidur minimal 5-6 jam.
• Memiliki tingkat keamanan yang tinggi jika diukur secara rutin dan benar
• Murah (ekonomis)
• Kesalahan dapat terjadi jika sedang mengalami sakit, mengukur tidak pada
waktu biasanya, tidur terlalu larut malam, ganti thermometer, ganti tempat
pengukuran suhu.
Dasar perubahan siklus dari lendir serviks yang terjadi karena perubahan
kadar estrogen. Pola yang diidentifikasi menunjukkan bahwa individu wanita dapat
memperkirakan masa ovulasi dengan cukup akurat tanpa harus memperhatikan
perubahan suhu basal tubuh. Perubahan pola tersebut antara lain:
• Hari Puncak: Adalah hari terakhir adanya lendir licin, malur dan ada perasaan
basah. Kenali masa subur dengan memantau lendir yang keluar dari vagina,
pengamatan dilakukan sepanjang hari dan ambil kesimpulan pada malam hari.
Periksa lendir dengan jari tangan atau tisu di luar vagina dan perhatikan
perubahan perasaan kering basah tidak dianjurkan untuk periksa ke dalam
vagina.
• Periksa lendir setiap kali ke belakang dan sebelum tidur, kecuali ada perasaan
sangat basah pada waktu siang. Setiap malam sebelum tidur, tentukan tingkat
yang paling subur dan beri tanda pada catatan untuk kode yang sesuai lendir
mungkin akan berubah pada hari yang sama.
• Abstinen pantang senggama paling sedikit satu siklus sehingga klien akan
mengenali hari-hari lendir mengenali pola kesuburan dan pola ketidaksuburan
dengan bimbingan terlatih.
• Pada hari kering setelah haid, aman untuk bersenggama selang satu malam
(aturan selang seling).
• Hindari senggama segera setelah ada lendir jenis apa juga atau perasaan basal
muncul (aturan awal).
• Tandai hari terakhir dengan lendir jernih, licin dan mulur dengan tanda X Ini
adalah hari puncak (hari ovulasi).
• Setelah hari puncak hindari senggama untuk tiga hari berikut siang dan malam
(aturan puncak). Mulai dari pagi hari ke empat setelah kering, ini adalah hari
hari aman untuk bersenggama sampai hari haid berikutnya.
• Membutuhkan komitmen.
Metode amenore laktasi merupakan salah satu cara alami untuk mencegah
kehamilan. Selain aman dan efektif, metode ini juga lebih praktis dan sangat mudah
dilakukan, terutama bagi ibu yang baru melahirkan.
Setelah melahirkan atau melalui masa nifas, siklus menstruasi akan terlambat
atau terhenti sementara karena terhambatnya pengeluaran sel telur (ovulasi). Hal
yang terjadi secara alami ini disebabkan oleh pelepasan hormon prolaktin, yaitu
hormon yang bertugas untuk merangsang produksi ASI pada tubuh ibu.
Ketika jumlah hormon ini meningkat, maka pelepasan sel telur akan
dihambat. Oleh sebab itu, semakin sering ibu menyusui si kecil, maka semakin kecil
pula kemungkinan ibu untuk segera hamil setelah melahirkan.
• Belum menstruasi kembali setelah melahirkan atau setelah masa nifas. Jika
sudah kembali menstruasi, maka itu pertanda tubuh sudah mulai berovulasi
dan ibu berpeluang untuk hamil kembali, terlebih jika ibu tidak menggunakan
alat kontrasepsi lainnya.
• Mampu memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Ibu harus
menyusui si kecil setidaknya setiap 4 jam sekali pada siang hari dan setiap 6
jam sekali pada malam hari. Pemberian ASI pun harus langsung dari payudara
ibu , bukan dengan menggunakan pompa dan botol ASI.
• Belum memberikan MPASI, susu formula, atau minuman lain kepada si kecil.
• Hanya bisa diandalkan selama enam bulan pertama setelah melahirkan atau
selama proses pemberian ASI ekslusif dilakukan.
• Penurunan kadar estrogen yang terjadi selama proses menyusui diketahui
berkaitan dengan dengan berkurangnya pelumas alami vagina yang berisiko
menyebabkan vagina kering
• Pemberian ASI eksklusif tidak selalu dapat dilakukan oleh setiap ibu.
Misalnya, pada ibu yang produksi dan jumlah ASI-nya memang sedikit
walaupun sudah dilakukan usaha untuk meningkatkanya, memiliki kelainan
hormon, atau sedang menderita penyakit infeksi, seperti HIV.
Nama lain dari Coitus Interuptus adalah senggama terputus atau ekspulsi pra
ejakulasi atau pancaran ekstra vaginal atau with drawal methods atau pull-out
method. Dalam bahasa lain disebut juga interrupted intercourse. Pengertian Coitus
Interuptus atau senggara terputus adalah metode keluarga berencana tradisional
alamiah, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum
mencapai ejakulasi.
• Sangat tergantung dari pihak pria dalam mengontrol ejakulasi dan tumpahan
sperma selama senggama.