Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KONTRASEPSI ALAMIAH
.

Dosen Pembimbing:
Dina Putri Utami Lubis, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh:
Inka Devi Nortantiya
211100487

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA
2023
Satuan Acara Penyuluhan
Pokok Pembahasan : Keluarga Berencana (KB)
Sub Pokok Pembahasan : Kontrasepsi Alamiah
Sasaran : Pasutri
Hari/Tanggal : Senin, 20 Maret 2023
Jam/Waktu : 20 menit
Tempat : Ruang Kelas Stikes Yogyakarta
Penyuluh : Inka Devi

A. Latar Belakang
Pada awalnya, kontrasepsi sering kali dianggap sebagai cara untuk menjarangkan
kehamilan atau mengurangi jumlah penduduk. Seiring dengan perkembangan, masalah
kontrasepsi tersebut, kini menjadi bagian dari masalah kesehatan reproduksi. Keberadaan
metode dan alat-alat kontrasepsi terkini, memaksa para penyelenggara pelayanan Keluarga
Berencana untuk memperbaharui pengetahuannya. Masalah-masalah kontrasepsi telah
memasuki tahapan yang jauh lebih rumit, yaitu menyangkut masalah kesetaraan gender dan
hak asasi manusia.
Teknologi kontrasepsi berkembang sangat pesat dalam waktu tiga dasawarsa
terakhir ini. Standarisasi pelayanan kontrasepsi secara nasional dan oleh Badan
Internasional (misal: WHO) telah diterbitkan secara berkala. Sayangnya, perkembangan
tersebut tidak selalu diikuti dengan cermat oleh para petugas kesehatan dan keluarga
berencana di Indonesia. Berbagai kontroversi timbul dalam perkembangan teknologi
kontrasepsi selama ini, khususnya mengenai dampak negatif penggunaan kontrasepsi bagi
wanita dalam jangka panjang. Banyak berbagai pertanyaan yang diajukan tentang berbagai
risiko negatif penggunaan kontrasepsi, tetapi sangat sedikit penyampaian informasi tentang
dampak positif kontrasepsi kepada kesehatan reproduksi wanita. Padahal, kontrasepsi tidak
hanya memiliki dampak negatif, tetapi memiliki dampak positif seperti mencagah jenis
kanker tertentu dan anemia yang seringkali dijumpai pada wanita di Indonesia.
Oleh karena itu, secara berkala perlu dilakukan sosialisasi "contraceptive technology
update" bagi para ilmuwan, petugas pelayanan kesehatan agar mereka mampu mengikuti
perkembangan alat, obat dan cara kontrasepsi terkini. Dengan meningkatnya pengetahuan
mereka, pelayanan KB di Indonesia diharapkan dapat meningkat kualitasnya, sehingga
sasaran KB yang ditetapkan dalam Pembangunan Nasional dapat dicapai.
Di Indonesia keluarga berencana mulai dikenal pada tahun 1953 pada waktu itu
sekelompok ahli kesehatan, kebidanan dan tokoh masyarakat mulai membantu masyarakat,
untuk menggunakan alat kontrasepsi. Namun demikian di Indonesia pemilihan cara
kontrasepsi tentu saja yang mempunyai efektivitas tinggi, aman, murah dan praktis. Tapi
sampai saat ini belum ada kontrasepsi yang sempurna dan sangat ideal bagi semua pihak,
memilih salah satu cara kontrasepsi bagaimanapun jauh lebih baik daripada tidak memakai
kontrasepsi sama sekali.
Berdasarkan uraian masalah diatas, penulis tertarik untuk melakukan penyuluhan
mengenai kontrasepsi alamiah supaya klien dapat mengetahui dan memahami mengenai
kontrasepsi alamiah untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas dalam menjarangkan
kehamilan.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan mengenai kontasepsi alamiah selama 20 menit,
diharapkan klien dapat mengetahui mengenai kontrasepsi alamiah.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan mengenai kontrasepsi alamiah selama 20
menit, klien diharapkan mampu:
a. Mengetahui pengertian kontasepsi alamiah,
b. Mengetahui metode-metode kontrasepsi alamiah,
c. Mengetahuai cara penerapan dari metode kontrasepsi alamiah,
d. Mengetahui keuntungan dan kekurangan dari metode kontasepsi alamiah,
e. Mengetahui keefektifan menggunakan metode kontrasepsi alamiah,
f. Mengetahui efek samping menggunakan metode kontrasepsi alamiah.

C. Isi Materi (Uraian materi penyuluhan terlampir/dilampirkan)


1. Pengertian kontrasepsi alamiah
2. Metode-metode kontrasepsi alamiah
3. Cara pemerapan metode kontrasepsi alamiah
4. Keuntungan dan kekurangan metode kontrasepsi alamiah
5. Keefektifan metode kontrasepsi alamiah
6. Efek samping metode kontrasepsi alamiah

D. Media
1. Power Point (Ppt)
2. Leaflet
E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi/Tanya jawab

F. Setting Tempat
Ruang Kelas Stikes Yogyakarta

G. Rencana Pelaksanaan
Waktu Kegiatan Penyuluhan Penyuluh Sasaran
3 menit Pembukaan: • Memberi salam • Menjawab salam
• Salam • Memperkenalkan diri • Mendengarkan
• Perkenalan • Menjelaskan tujuan • Memperhatikan
• Tujuan penyuluhan
10 menit Inti: Menjelaskan materi Menyimak dan
Menjelaskan materi secara penyuluhan mendengarkan
sistematis melalui power
point dan leaflet
4 menit Evaluasi: • Memberikan kesempatan • Memberikan
Tanya jawab pada klien untuk bertanya pertanyaan
• Memberikan kesempatan • Menyampaikan
pada klien untuk kesimpulan hasil
menjelaskan/menyebutkan penyuluhan
kembali kesimpulan dari
materi yang telah
disampaikan
3 menit Penutup: • Membacakan kesimpulan • Mendengarkan
• Kesimpulan materi
• Terima kasih • Membagikan leaflet • Menerima leaflet
• Saran mengenai kontrasepsi
alamiah • Mendengarkan
• Mengucapkan terima kasih
atas peran semua klien
• Mengucapkan salam • Menjawab salam
penutup

H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Sasaran hadir di tempat penyuluhan sesuai waktu yang dijadwalkan
b. Penyelenggaraan dilaksanakan di Ruang Kelas Stikes Yogyakarta
c. Pengorganisasian penyelenggaraan dilaksanakan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan
b. Tidak ada sasaran yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai acara selesai
c. Sasaran mengajukan pertanyaan dan dapat menyimpulkan hasil penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
No. Indikator Respon Audiens Nilai
1. Pengetian kontrasepsi Pasien mampu memahami pengertian dari
alamiah kontrasepsi alamiah
2. Metode-metode kontrasepsi Pasien dapat mengetahui metode-metode
kontrasepsi alamiah
alamiah
3. Cara penerapan metode Pasien mampu memahami cara penerapan
kontrasepsi alamiah metode kontrasepsi alamiah
4. Keuntungan dan kekurangan Pasien mampu memahami keuntungan dan
metode kontrasepsi alamiah kekurangan metode kontrasepsi alamiah
5. Keefektifan metode Pasien mampu memahami keefektifan
kontrasepsi alamiah metode kontrasepsi alamiah
6. Efek samping kontrasepsi Pasien mampu memahami efek samping
alamiah kontrasepsi alamiah

I. Contoh Leaflet
LAMPIRAN

MATERI PENYULUHAN
KONTRASEPSI ALAMIAH

A. Pengertian Kontrasepsi Alamiah

Kontrasepsi asal kata dari "kontra" yang berarti mencegah/menghalangi dan


"konsepsi" yang berarti pembuahan/pertemuan antara sel telur dengan sperma. Jadi
kontrasepsi diartikan sebagai cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur dengan sperma. Sedangkan untuk menghindari kehamilan yang
sifatnya menetap bisa dilakukan sterilisasi. Keluarga Berencana adalah usaha untuk
mengontrol jumlah dan jarak antara kelahiran anak.

KB sederhana alamiah (tanpa alat) adalah metode kontrasepsi berdasarkan pada


kesadaran untuk memulai atau mengakhiri masa kesuburan dari siklus menstruasi
perempuan. Metode ini sering melibatkan perilaku puasa seks secara periodik, sebuah
metode penghalang antara spermatozoa dan ovum dengan menghindari hubungan seks
selama fase subur berlangsung dari siklus menstruasi. Metode ini tergantung pada
kemampuan pasangan mengidentifikasi fase subur pada setiap fase siklus menstruasidan
motivasi serta disiplin mereka untuk mempraktikan puasa seks jika diperlukan.

B. Macam-macam Metode KB Sederhana Tanpa Alat Bantu (Alamiah)

1. Metode Kalender

a. Pengertian Metode Kalender

Metode kalender atau pantang berkala adalah cara atau metode kontrasepsi
sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan
senggama atau hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi.

Metode ini efektif bila dilakukan secara baik dan benar. Dengan penggunaan
sistem kalender setiap pasangan dimungkinkan dapat merencanakan setiap
kehamilannya. Sebelum menggunakan metode ini, pasangan suami istri harus
mengetahui masa subur. Siklus masa subur pada setiap wanita tidaklah sama.
Untuk itu perlu pengamatan minimal 6 kali siklus menstruasi.

b. Cara Penerapan Metode Kalender

Prinsip kerja metode kalender ini berpedoman kepada kenyataan bahwa


wanita dalam siklus haidnya mengalami ovulasi (subur) hanya satu kali dalam
sebulan dan biasanya terjadi beberapa hari sebelum atau sesudah hari ke-14 dari
haid yang akan datang. Sel telur dapat hidup selama 6-24 jam, sedangkan sel mani
sperma selama 48-72 jam.

Sebelum menggunakan metode ini tentunya pasangan suami istri harus


mengetahui masa subur. Siklus masa subur pada tiap wanita tidaklah sama. Untuk
itu perlu pengamatan minimal 6 kali siklus menstruasi. Berikut ini cara dan
menghitung masa subur:

1. Bila Siklus Haid Teratur (28 hari)

• Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1

• Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke-16 siklus haid

2. Bila Siklus Haid Tidak Teratur

• Catat jumlah hari dalam siklus haid selama 6 bulan (6 siklus menstruasi).

Untuk mengetahui siklus haid terpanjang dan terpendek.

• Masukan dalam rumus: jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid
dikurang 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur.

Rumus: Hari pertama masa subur jumlah hari terpendek -18.

• Masukan dalam rumus: jumlah hari terpanjang dalam 6 kali siklus haid
dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.

Rumus Hari terakhir masa subur jumlah hari terpanjang -11.

c. Keuntungan Metode Kalender

• Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.


• Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.

• Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.

• Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.

• Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko


kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.

• Tidak memerlukan biaya.

• Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.

d. Keterbatasan Metode Kalender

• Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.

• Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.

• Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.

• Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.

• Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus

• Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).

• Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

2. Metode Suhu Basal

a. Pengertian Metode Suhu Basal

Suhu basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktivitas apapun biasanya diambil
pada saat bangun tidur dan belum meninggalkan tempat tidur. Suhu basal akan
meningkat setelah ovulasi terjadi. Pencatatan suhu basal dilakukan setiap hari.
Prinsip yang digunakan dalam metode suhu basal tubuh adalah menentukan masa
subur yaitu 4 hari sebelum ovulasi karena sperm dapat hidup sampai 4 atau 5 hari.

Metode ini berdasarkan kenaikan suhu tubuh setelah ovulasi sampai hari
sebelum menstrusasi berikutnya. Untuk mengetahui suhu tubuh benar-benar naik
maka harus dengan thermometer yang sama dan pada tempat yang sama (dimulut,
anus, vagina) setiap pagi setelah bangun tidur sebelum melakukan aktivitas serta
melakukan pencatatan.

Kenaikan suhu basal merupakan salah satu tanda bahwa tubuh sedang
mengalami ovulasi (masa subur) sehingga dapat digunakan sebagai penentu kapan
melakukan hubungan seksual agar tidak terjadi pembuahan.

b. Penentuan Masa Subur

Siklus mentruasi mempengaruhi oleh hormon seks perempuan yaitu estrogen


dan progesterone. Hormon-hormon ini menyebabkan perubahan fisiologis pada
tubuh perempuan yang dapat dilihat melalui beberapa indikator klinis seperti

• Perubahan suhu basal tubuh.

• Perubahan lendir serviks.

• Perubahan sekresi lendir serviks.

• Panjangnya siklus menstruasi.

• Indikator minor kesuburan seperti perut dan perubahan payudara.

Fase subur dan fase tidak subur dapat dinilai dengan ukuran dan dapat
digunakan untuk merencanakan dan menghindari kehamilan. Siklus menstruasi
dibagi dalam 2 fase yaitu sebelum ovulasi dan fase setelah ovulasi.

c. Cara Mengukur Perubahan Suhu Basal

Suhu tubuh normal bisanya 35,5-36°C. Pada waktu ovulasi suhu tubuh akan
turun dan akan naik kembali mencapai 37-38°C dan tidak akan normal kembali ke
suhu normal 36°C.

Kenaikan suhu tubuh terjadi apabila sudah terbentuknya progesterone yang


bertugas menyiapkan jaringan dalam rahim untuk menerima sel telur yang telah
dibuahi. Perlu diketahui bahwa disaat ovulasi suhu basal badan meningkat 0,2-
0,5°C karena dipengaruhi oleh hormon progesterone. Pengukuran yang dilakukan
teratur beberapa bulan berguna sebagai referensi untuk mempelajari lebih jauh
tentang ovulasi wanita, sehingga hubungan intim dapat dilakukan pada saat
tertentu.

Dengan syarat suhu tubuh tidak boleh dalam kondisi demam, jangan tidur
dibawah lampu yang panas, jangan tidur menggunakan AC dalam suhu yang sangat
tinggi dan tidur minimal 5-6 jam.

d. Keuntungan Metode Suhu Basal

• Memiliki tingkat keamanan yang tinggi jika diukur secara rutin dan benar

• Murah (ekonomis)

• Mengurangi kemungkinan penularan penyakit kelamin

• Tidak ada efek samping sistemik

e. Kekurangan Metode Suhu Basal

• Kesalahan dapat terjadi jika sedang mengalami sakit, mengukur tidak pada
waktu biasanya, tidur terlalu larut malam, ganti thermometer, ganti tempat
pengukuran suhu.

• Harus diperhatikan pada kasus-kasus tertentu, seperti ibu menyusui karena


siklus yang sangat tidak teratur.

• Kelemahan cara ini adalah bila seseorang lupa untuk melakukannya.

• Pengukuran yang tidak teliti.

• Perlu pencatatan tiap hari.

3. Metode Lendir Serviks (Bilings)

a. Pengertian Metode Lendir Serviks (Bilings)

Definisi metode kontrasepsi dengan menghubungkan pengawasan terhadap


perubahan lendir serviks wanita yang keluar melalui vagina. Metode ovulasi
didasarkan pada pengenalan terhadap perubahan lendir serviks selama siklus
menstruasi yang menggambarkan masa subur dalam siklus dan waktu fertilitas
maksimal dengan masa subur.

b. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari Metode Lendir Serviks (Bilings)

Dasar perubahan siklus dari lendir serviks yang terjadi karena perubahan
kadar estrogen. Pola yang diidentifikasi menunjukkan bahwa individu wanita dapat
memperkirakan masa ovulasi dengan cukup akurat tanpa harus memperhatikan
perubahan suhu basal tubuh. Perubahan pola tersebut antara lain:

• Hari-hari Kering: Setelah darah haid bersih, kebanyakan ibu mempunyai 1


sampai beberapa hari tidak terlihat adanya lendir dan daerah vagina terasa
kering.

• Hari-hari Subur: Ketika terobservasi adanya lendir sebelum ovulasi, ibu


dianggap subur ketika terlihat adanya lendir, walaupun jenis lendir yang kental
dan lengket. Lendir suhur yang basah dan hein mungkin sudah ada di serviks.

• Hari Puncak: Adalah hari terakhir adanya lendir licin, malur dan ada perasaan
basah. Kenali masa subur dengan memantau lendir yang keluar dari vagina,
pengamatan dilakukan sepanjang hari dan ambil kesimpulan pada malam hari.
Periksa lendir dengan jari tangan atau tisu di luar vagina dan perhatikan
perubahan perasaan kering basah tidak dianjurkan untuk periksa ke dalam
vagina.

Untuk menggunakan metode lendir serviks (MOB) seorang wanita harus


belajar mengenali pola kesuburan dan pada dasar ketidak suburannya. Untuk
menghindari kekeliruan dan untuk menjamin keberhasilan pada awal masa belajar,
pasangan diminta secara penuh tidak bersenggama pada siklus haid, untuk
mengenali pola kesuburan dan ketidak suburan.

c. Teknik Penggunaan Metode Lendir Serviks (Bilings)

• Catatlah setiap kali pengamatan dilakukan dengan suatu rangkaian kode


misalnya stiker atau tinta berwarna ataupun tulisan tangan.

• Periksa lendir setiap kali ke belakang dan sebelum tidur, kecuali ada perasaan
sangat basah pada waktu siang. Setiap malam sebelum tidur, tentukan tingkat
yang paling subur dan beri tanda pada catatan untuk kode yang sesuai lendir
mungkin akan berubah pada hari yang sama.

• Abstinen pantang senggama paling sedikit satu siklus sehingga klien akan
mengenali hari-hari lendir mengenali pola kesuburan dan pola ketidaksuburan
dengan bimbingan terlatih.

• Hindari senggama pada waktu haid.

• Pada hari kering setelah haid, aman untuk bersenggama selang satu malam
(aturan selang seling).

• Hindari senggama segera setelah ada lendir jenis apa juga atau perasaan basal
muncul (aturan awal).

• Tandai hari terakhir dengan lendir jernih, licin dan mulur dengan tanda X Ini
adalah hari puncak (hari ovulasi).

• Setelah hari puncak hindari senggama untuk tiga hari berikut siang dan malam
(aturan puncak). Mulai dari pagi hari ke empat setelah kering, ini adalah hari
hari aman untuk bersenggama sampai hari haid berikutnya.

d. Keuntungan Metode Lendir Serviks (Bilings)

• Dalam kendali wanita

• Memberikan kesempatan pada pasangan menyentuh tubuhnya.

• Meningkatkan kesadaran terhadap perubahan pada tubuh.

• Memperkirakan lendir yang subur sehingga memungkinkan kehamilan.

• Dapat digunakan mencegah kehamilan.

e. Kekurangan Metode Lendir Serviks (Bilings)

• Membutuhkan komitmen.

• Perlu diajarkan oleh spesialis KB alami.

• Dapat membutuhkan 2-3 siklus untuk mempelajari metode.


• Infeksi vagina dapat menyulitkan identifikasi lendir yang subur.

• Beberapa obat yang digunakan mengobati flu, tersebut dapat menghambat


produksi lendir serviks.

• Melibatkan sentuhan pada tubuh yang tidak disukai beberapa wanita.

• Membutuhkan pantang berhubungan intim.

4. Metode Amenore Laktasi

a. Pengertian Metode Amenore Laktasi

Metode amenore laktasi merupakan salah satu cara alami untuk mencegah
kehamilan. Selain aman dan efektif, metode ini juga lebih praktis dan sangat mudah
dilakukan, terutama bagi ibu yang baru melahirkan.

Setelah melahirkan atau melalui masa nifas, siklus menstruasi akan terlambat
atau terhenti sementara karena terhambatnya pengeluaran sel telur (ovulasi). Hal
yang terjadi secara alami ini disebabkan oleh pelepasan hormon prolaktin, yaitu
hormon yang bertugas untuk merangsang produksi ASI pada tubuh ibu.

Ketika jumlah hormon ini meningkat, maka pelepasan sel telur akan
dihambat. Oleh sebab itu, semakin sering ibu menyusui si kecil, maka semakin kecil
pula kemungkinan ibu untuk segera hamil setelah melahirkan.

b. Efektivitas dan Syarat Keberhasilan Metode Amenore Laktasi

Metode amenore laktasi dipercaya dapat mencegah kehamilan secara alami.


Namun, metode ini hanya akan efektif jika ibu memenuhi syarat atau kondisi
tertentu. Tingkat efektivitas kontrasepsi alami ini cukup tinggi, yakni 98 persen.
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa membuat pemberian ASI dapat
mencegah kehamilan:

• Belum menstruasi kembali setelah melahirkan atau setelah masa nifas. Jika
sudah kembali menstruasi, maka itu pertanda tubuh sudah mulai berovulasi
dan ibu berpeluang untuk hamil kembali, terlebih jika ibu tidak menggunakan
alat kontrasepsi lainnya.
• Mampu memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Ibu harus
menyusui si kecil setidaknya setiap 4 jam sekali pada siang hari dan setiap 6
jam sekali pada malam hari. Pemberian ASI pun harus langsung dari payudara
ibu , bukan dengan menggunakan pompa dan botol ASI.
• Belum memberikan MPASI, susu formula, atau minuman lain kepada si kecil.

Selain menstruasi, seperti yang dijelaskan sebelumnya, metode amenore


laktasi tidak lagi efektif untuk mencegah kehamilan jika frekuensi atau durasi
pemberian ASI berkurang karena si kecil mulai mengonsumsi minuman lain dan
MPASI setelah ia berusia 6 bulan atau lebih.

Jika kondisi ibu tidak lagi memungkinkan untuk menggunakan metode


amonore laktasi, maka ibu pun perlu menggunakan metode kontrasepsi lain untuk
mencegah kehamilan.

c. Keuntungan Metode Amenore Laktasi

• Tidak memiliki efek samping

• Nyaman dan tidak perlu mengeluarkan biaya

• Tidak memengaruhi keseimbangan hormon alami tubuh

• Tidak memerlukan resep atau pengawasan dari dokter

• Dapat mengurangi perdarahan setelah melahirkan

• Mengurangi resiko anemia

d. Kekurangan Metode Amenore Laktasi

• Tidak memberikan perlindungan dari penyakit menular seksual. Untuk


mencegah penularan penyakit ini, perlu dilakukan pencegahan dengan
mempraktikkan seks aman dan menggunakan kondom

• Hanya bisa diandalkan selama enam bulan pertama setelah melahirkan atau
selama proses pemberian ASI ekslusif dilakukan.
• Penurunan kadar estrogen yang terjadi selama proses menyusui diketahui
berkaitan dengan dengan berkurangnya pelumas alami vagina yang berisiko
menyebabkan vagina kering

• Pemberian ASI eksklusif tidak selalu dapat dilakukan oleh setiap ibu.
Misalnya, pada ibu yang produksi dan jumlah ASI-nya memang sedikit
walaupun sudah dilakukan usaha untuk meningkatkanya, memiliki kelainan
hormon, atau sedang menderita penyakit infeksi, seperti HIV.

5. Metode Coitus Interuptus

a. Pengertian Metode Coitus Interuptus

Nama lain dari Coitus Interuptus adalah senggama terputus atau ekspulsi pra
ejakulasi atau pancaran ekstra vaginal atau with drawal methods atau pull-out
method. Dalam bahasa lain disebut juga interrupted intercourse. Pengertian Coitus
Interuptus atau senggara terputus adalah metode keluarga berencana tradisional
alamiah, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum
mencapai ejakulasi.

b. Cara Penerapan Metode Coitus Interuptus

Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak


musuk ke dalam vagina, maka tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum dan
kehamilan dapat dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk mengurangi kemungkinan
air mani mencapai rahim.

Efektifitas metode coitus interuptus akan efektif apabila dilakukan dengan


benar dan konsisten. Angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per
tahun. Pasangan yang mempunyai pengendalian diri yang besar, pengalaman dan
kepercayaan dapat menggunakan metode ini menjadi lebih efektif. Manfaat Coitus
Interuptus memberikan manfaat baik secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi.

c. Keuntung Metode Coitus Interuptus

• Efektif bila dilakukan dengan benar.


• Tidak mengganggu produksi ASI.

• Tidak ada efek samping.

• Tidak membutuhkan biaya.

• Tidak memerlukan persiapan khusus.

• Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

• Dapat digunakan setiap waktu.

Keuntungan non kontrasepsi:

• Adanya peran serta suami dalam keluarga berencana dan kesehatan


reproduksi.

• Menanamkan sifat saling pengertian.

• Tanggung jawab bersama dalam ber-KB.

d. Keterbatasan Metode Coitus Interuptus

• Sangat tergantung dari pihak pria dalam mengontrol ejakulasi dan tumpahan
sperma selama senggama.

• Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual (orgasme).

• Sulit mengontrol tumpahan sperma selama penetrasi, sesaat dan setelah


interupsi coitus.

• Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.

• Kurang efektif untuk mencegah kehamilan.

e. Teknik Melakukan Coitus Interuptus

• Sebelum melakukan hubungan seksual, pasangan harus saling membangun


kerjasama dan pengertian terlebih dahulu. Keduanya harus mendiskusikan dan
sepakat untuk menggunakan metode senggama terputus.
• Sebelum melakukan hubungan seksual, suami harus mengosongkan kandung
kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari
ejakulasi sebelumnya.

• Apabila merasa akan ejakulasi, suami segera mengeluarkan penisnya dari


vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.

• Pastikan tidak ada tumpahan sperma selama senggama.

• Pastikan suami tidak terlambat melaksanakannya.

• Senggama dianjurkan tidak dilakukan pada masa subur.

Anda mungkin juga menyukai