Anda di halaman 1dari 13

A.

Pengertian Kontrasepsi Alamiah

Kontrasepsi asal kata dari "kontra" yang berarti mencegah/menghalangi dan


"konsepsi" yang berarti pembuahan/pertemuan antara sel telur dengan sperma. Jadi
kontrasepsi diartikan sebagai cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur dengan sperma. Sedangkan untuk menghindari kehamilan yang
sifatnya menetap bisa dilakukan sterilisasi. Keluarga Berencana adalah usaha untuk
mengontrol jumlah dan jarak antara kelahiran anak.

KB sederhana alamiah (tanpa alat) adalah metode kontrasepsi berdasarkan pada


kesadaran untuk memulai atau mengakhiri masa kesuburan dari siklus menstruasi
perempuan. Metode ini sering melibatkan perilaku puasa seks secara periodik, sebuah
metode penghalang antara spermatozoa dan ovum dengan menghindari hubungan seks
selama fase subur berlangsung dari siklus menstruasi. Metode ini tergantung pada
kemampuan pasangan mengidentifikasi fase subur pada setiap fase siklus menstruasidan
motivasi serta disiplin mereka untuk mempraktikan puasa seks jika diperlukan.

B. Macam-macam Metode KB Sederhana Tanpa Alat Bantu (Alamiah)

1. Metode Kalender

a. Pengertian Metode Kalender

Metode kalender atau pantang berkala adalah cara atau metode kontrasepsi
sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan
senggama atau hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi.

Metode ini efektif bila dilakukan secara baik dan benar. Dengan penggunaan
sistem kalender setiap pasangan dimungkinkan dapat merencanakan setiap
kehamilannya. Sebelum menggunakan metode ini, pasangan suami istri harus
mengetahui masa subur. Siklus masa subur pada setiap wanita tidaklah sama. Untuk
itu perlu pengamatan minimal 6 kali siklus menstruasi.

b. Cara Penerapan Metode Kalender


Prinsip kerja metode kalender ini berpedoman kepada kenyataan bahwa
wanita dalam siklus haidnya mengalami ovulasi (subur) hanya satu kali dalam
sebulan dan biasanya terjadi beberapa hari sebelum atau sesudah hari ke-14 dari
haid yang akan datang. Sel telur dapat hidup selama 6-24 jam, sedangkan sel mani
sperma selama 48-72 jam.

Sebelum menggunakan metode ini tentunya pasangan suami istri harus


mengetahui masa subur. Siklus masa subur pada tiap wanita tidaklah sama. Untuk
itu perlu pengamatan minimal 6 kali siklus menstruasi. Berikut ini cara dan
menghitung masa subur:

1. Bila Siklus Haid Teratur (28 hari)

 Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1

 Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke-16 siklus haid

2. Bila Siklus Haid Tidak Teratur

 Catat jumlah hari dalam siklus haid selama 6 bulan (6 siklus menstruasi).

Untuk mengetahui siklus haid terpanjang dan terpendek.

 Masukan dalam rumus: jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid
dikurang 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur.

Rumus: Hari pertama masa subur jumlah hari terpendek -18.

 Masukan dalam rumus: jumlah hari terpanjang dalam 6 kali siklus haid
dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.

Rumus Hari terakhir masa subur Jumlah hari terpanjang 11.

c. Keuntungan Metode Kalender

 Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.

 Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.


 Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.

 Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.

 Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko


kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.

 Tidak memerlukan biaya.

 Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.

d. Keterbatasan Metode Kalender

 Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.

 Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.

 Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.

 Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.

 Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus

 Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).

 Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

2. Metode Suhu Basal

a. Pengertian Metode Suhu Basal

Suhu basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun biasanya diambil
pada saat bangun tidur dan belum meninggalkan tempat tidur. Suhu basal akan
meningkat setelah ovulasi terjadi. Pencatatan suhu basal dilakukan setiap hari.
Prinsip yang digunakan dalam metode suhu basal tubuh adalah menentukan masa
subur yaitu 4 hari sebelum ovulasi karena sperm dapat hidup sampai 4 atau 5 hari.
Metode ini berdasarkan kenaikan suhu tubuh setelah ovulasi sampai hari
sebelum menstrusasi berikutnya. Untuk mengetahui suhu tubuh benar-benar naik
maka harus dengan thermometer yang sama dan pada tempat yang sama (dimulut,
anus, vagina) setiap pagi setelah bangun tidur sebelum melakukan aktivitas serta
melakukan pencatatan.

Kenaikan suhu basal merupakan salah satu tanda bahwa tubuh sedang
mengalami ovulasi (masa subur) sehingga dapat digunakan sebagai penentu kapan
melakukan hubungan seksual agar tidak terjadi pembuahan.

b. Penentuan Masa Subur

Siklus mentruasi mempengaruhi oleh hormon seks perempuan yaitu estrogen


dan progesterone. Hormon-hormon ini menyebabkan perubahan fisiologis pada
tubuh perempuan yang dapat dilihat melalui beberapa indikator klinis seperti

 Perubahan suhu basal tubuh.

 Perubahan lendir serviks.

 Perubahan sekresi lendir serviks.

 Panjangnya siklus menstruasi.

 Indikator minor kesuburan seperti perut dan perubahan payudara.

Fase subur dan fase tidak subur dapat dinilai dengan ukuran dan dapat
digunakan untuk merencanakan dan menghindari kehamilan. Siklus menstruasi
dibagi dalam 2 fase yaitu sebelum ovulasi dan fase setelah ovulasi.

c. Cara Mengukur Perubahan Suhu Basal

Suhu tubuh normal bisanya 35,5-36°C. Pada waktu ovulasi suhu tubuh akan
turun dan akan naik kembali mencapai 37-38°C dan tidak akan normal kembali ke
suhu normal 36°C.
Kenaikan suhu tubuh terjadi apabila sudah terbentuknya progesterone yang
bertugas menyiapkan jaringan dalam rahim untuk menerima sel telur yang telah
dibuahi. Perlu diketahui bahwa disaat ovulasi suhu basal badan meningkat 0,2-0,5°C
karena dipengaruhi oleh hormon progesterone. Pengukuran yang dilakukan teratur
beberapa bulan berguna sebagai referensi untuk mempelajari lebih jauh tentang
ovulasi wanita, sehingga hubungan intim dapat dilakukan pada saat tertentu.

Dengan syarat suhu tubuh tidak boleh dalam kondisi demam, jangan tidur
dibawah lampu yang panas, jangan tidur menggunakan AC dalam suhu yang sangat
tinggi dan tidur minimal 5-6 jam.

d. Keuntungan Metode Suhu Basal

 Memiliki tingat keamanan yang tinggi jika diukur secara rutin dan benar

 Murah (ekonomis)

 Mengurangi kemungkinan penularan penyakit kelamin

 Tidak ada efek samping sistemik

e. Kekurangan Metode Suhu Basal

 Kesalahan dapat terjadi jika sedang mengalami sakit, mengukur tidak pada waktu
biasanya, tidur terlalu larut malam, ganti thermometer, ganti tempat pengukuran
suhu.

 Harus diperhatikan pada kasus-kasus tertentu, seperti ibu menyusui karena siklus
yang sangat tidak teratur.

 Kelemahan cara ini adalah bila seseorang lupa untuk melakukannya.

 Pengukuran yang tidak teliti.

 Perlu pencatatan tiap hari.


3. Metode Lendir Serviks (Bilings)

a. Pengertian Metode Lendir Serviks (Bilings)

Definisi metode kontrasepsi dengan menghubungkan pengawasan terhadap


perubahan lendir serviks wanita yang keluar melalui vagina. Metode ovulasi
didasarkan pada pengenalan terhadap perubahan lendir serviks selama siklus
menstruasi yang menggambarkan masa subur dalam siklus dan waktu fertilitas
maksimal dengan masa subur.

b. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari Metode Lendir Serviks (Bilings)

Dasar perubahan siklus dari lendir serviks yang terjadi karena perubahan kadar
estrogen. Pola yang diidentifikasi menunjukkan bahwa individu wanita dapat
memperkirakan masa ovulasi dengan cukup akurat tanpa harus memperhatikan
perubahan suhu basal tubuh. Perubahan pola tersebut antara lain:

 Hari-hari Kering: Setelah darah haid bersih, kebanyakan ibu mempunyai 1 sampai
beberapa hari tidak terlihat adanya lendir dan daerah vagina terasa kering.

 Hari-hari Subur: Ketika terobservasi adanya lendir sebelum ovulasi, ibu dianggap
subur ketika terlihat adanya lendir, walaupun jenis lendir yang kental dan lengket.
Lendir suhur yang basah dan hein mungkin sudah ada di serviks.

 Hari Puncak: Adalah hari terakhir adanya lendir licin, malur dan ada perasaan
basah. Kenali masa subur dengan memantau lendir yang keluar dari vagina,
pengamatan dilakukan sepanjang hari dan ambil kesimpulan pada malam hari.
Periksa lendir dengan jari tangan atau tisu di luar vagina dan perhatikan
perubahan perasaan kering basah tidak dianjurkan untuk periksa ke dalam vagina.

Untuk menggunakan metode lendir serviks (MOB) seorang wanita harus


belajar mengenali pola kesuburan dan pada dasar ketidak suburannya. Untuk
menghindari kekeliruan dan untuk menjamin keberhasilan pada awal masa belajar,
pasangan diminta secara penuh tidak bersenggama pada siklus haid, untuk
mengenali pola kesuburan dan ketidak suburan.
c. Teknik Penggunaan Metode Lendir Serviks (Bilings)

 Catatlah setiap kali pengamatan dilakukan dengan suatu rangkaian kode misalnya
stiker atau tinta berwarna ataupun tulisan tangan.

 Periksa lendir setiap kali ke belakang dan sebelum tidur, kecuali ada perasaan
sangat basah pada waktu siang. Setiap malam sebelum tidur, tentukan tingkat
yang paling subur dan beri tanda pada catatan untuk kode yang sesuai lendir
mungkin akan berubah pada hari yang sama.

 Abstinen pantang senggama paling sedikit satu siklus sehingga klien akun
mengenali hari-hari lendir mengenali pola kesuburan dan pola ketidaksuburan
dengan bimbingan terlatih.

 Hindari senggama pada waktu haid.

 Pada hari kering setelah haid, aman untuk bersenggama selang satu malam (aturan
selang seling).

 Hindari senggama segera setelah ada lendir jenis apa juga atau perasaan basal
muncul (aturan awal).

 Tandai hari terakhir dengan lendir jernih, licin dan mulur dengan tanda X Ini
adalah hari puncak (hari ovulasi).

 Setelah hari puncak hindari senggama untuk tiga hari berikut siang dan malam
(aturan puncak). Mulai dari pagi hari ke empat setelah kering, ini adalah hari hari
aman untuk bersenggama sampai hari haid berikutnya.

d. Keuntungan Metode Lendir Serviks (Bilings)

 Dalam kendali wanita

 Memberikan kesempatan pada pasangan menyentuh tubuhnya.

 Meningkatkan kesadaran terhadap perubahan pada tubuh.


 Memperkirakan lendir yang subur sehingga memungkinkan kehamilan.

 Dapat digunakan mencegah kehamilan.

e. Kekurangan Metode Lendir Serviks (Bilings)

 Membutuhkan komitmen.

 Perlu diajarkan oleh spesialis KB alami.

 Dapat membutuhkan 2-3 siklus untuk mempelajari metode.

 Infeksi vagina dapat menyulitkan identifikasi lendir yang subur.

 Beberapa obat yang digunakan mengobati flu, tersebut dapat menghambat


produksi lendir serviks.

 Melibatkan sentuhan pada tubuh yang tidak disukai beberapa wanita.

 Membutuhkan pantang berhubungan intim.

4. Metode Sim To Thermal

a. Pengertian Metode Sim To Thermal

Metode sim to thermal merupakan keluarga berencana alamiah (KBA) yang


mengidentifikasi masa subur dari siklus mentruasi wanita. Metode sim to thermal
mengkombinasikan metode suhu basal dan makosa serviks. Tetapi ada teori lain yang
mengatakan bahwa metode ini mengamati tiga indikator kesuburan yaitu perubahan
suhu basal tubuh, perubahan lendir serviks dan perhitungan masa subur melalui
metode kalender. Metode sim to thermal akan lebih akurat memprediksikan hari aman
pada wanita dati pada menggunakan salah satu metode saja.

b. Efektifitas Metode Sim To Thermal


Angka kegagalan dari pengguanaan metode sim to thermal adalah 10-20 wanita
akan hamil dan 100 pasangan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan kesalahan dalam
belajar, saran atau tidak adanya kerjasama pasangan. Namun, metode sim to thermal
ini akan mempunyai angka kegagalan yang lebih rendah jika di bawah pengawasan
yang lebih ketat.

Hal yang mempengaruhi metode sim to thermal menjadi efektif apabila:

 Pencatatan dilakukan secara konsisten dan akurat.

 Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, karena dapat mengubah siklus


menstruasi dan pola kesuburan.

Kerja sama dengan pasangan adalah perlu, karena ia harus bersedia untuk
membantu untuk menghindari kehamilan baik dengan tidak melakukan hubungan
seksual.

c. Hal yang mempengaruhi Metode Sim To Thermal tidak Efektif

 Wanita yang mempunyai bayi, sehingga harus bangun pada malam hari.

 Wanita yang mempunyai penyakit.

 Pasca perjalanan.

 Konsumsi alkohol.

 Wanita yang memiliki pasangan seksual lebih dari satu.

 Tidak ada komitmen antara pasangan suami istri untuk menggunakan metode sim
to thermal.

 Wanita yang tidak dapat mengamati hari suburnya karena sifat wanita itu sendiri
atau alasan lain.

 Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi suhu


basal tubuh, keteraturan menstruasi maupun produksi lendar serviks.
d. Petunjuk bagi pengguna Metode Sim To Thermal

Pengguna atau klien sim to thermal harus mendapat instruksi atau petunjuk
tentang metode lendir serviks, metode suhu basal tubuh maupun metode kalender.

Hal ini bertujuan agar pengguna dapat menentukan masa subur dengan mengamati
perubahan suhu basal tubuh maupun lendir serviks.

 Klien dapat melakukan hubungan seksual hingga dua hari berikutnya setelah haid
berhenti (periode tidak subur sebelum ovulasi).

 Ovulasi terjadi setelah periode tidak subur awal yang ditandai dengan mulai
keluarnya lendir dan rasa basah pada vagina sama dengan metode lendir serviks.
Lakukan pantang senggama karena ini menandakan periode subur sedang
berlangsung.

 Pantang senggama dilakukan mulai ada kenaikan suhu basal 3 hari berurutan dan
hari puncak lendir subur.

 Apabila dua gejala ini tidak menentukan periode tidak sabur awal, periode subur,
periode tak sabur akhir maka ikuti perhitungan periode subur yang terpanjang
dimana masa pantang senggama harus dilakukan.

e. Keuntungan Metode Sim To Thermal

 Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi yang
dibutuhkan

 Aman

 Ekonomis

f. Kekurangan Metode Sim To Thermal

 Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit, pasca
perjalanan maupun konsumsi alkohol.
 Metode sim to thermal kurang efektif karena pengguna harus mengamati dan
mencatat suhu hasal tubuh maupun perubahan lendir serviks.

 Metode sim to thermal memerlukan kerjasama antara pasangan suami istri.

 Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.

5. Metode Coitus Interuptus

a. Pengertian Metode Coitus Interuptus

Nama lain dari Coitus Interuptus adalah senggama terputus atau ekspulsi pra
ejakulasi atau pancaran ekstra vaginal atau with drawal methods atau pull-out
method. Dalam bahasa lain disebut juga interrupted intercourse. Pengertian Coitus
Interuptus atau senggara terputus adalah metode keluarga berencana tradisional
alamiah, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum
mencapai ejakulasi.

b. Cara Penerapan Metode Coitus Interuptus

Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak


musuk ke dalam vagina, maka tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum dan
kehamilan dapat dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk mengurangi kemungkinan
air mani mencapai rahim.

Efektifitas metode coitus interuptus akan efektif apabila dilakukan dengan


benar dan konsisten. Angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per tahun.
Pasangan yang mempunyai pengendalian diri yang besar, pengalaman dan
kepercayaan dapat menggunakan metode ini menjadi lebih efektif. Manfaat Coitus
Interuptus memberikan manfaat baik secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi.

c. Keuntung Metode Coitus Interuptus

 Efektif bila dilakukan dengan benar.


 Tidak mengganggu produksi ASI.

 Tidak ada efek samping.

 Tidak membutuhkan biaya.

 Tidak memerlukan persiapan khusus.

 Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

 Dapat digunakan setiap waktu.

Keuntungan non kontrasepsi:

 Adanya peran serta suami dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.

 Menanamkan sifat saling pengertian.

 Tanggung jawab bersama dalam ber-KB.

d. Keterbatasan Metode Coitus Interuptus

 Sangat tergantung dari pihak pria dalam mengontrol ejakulasi dan tumpahan
sperma selama senggama.

 Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual (orgasme).

 Sulit mengontrol tumpahan sperma selama penetrasi, sesaat dan setelah interupsi
coitus.

 Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.

 Kurang efektif untuk mencegah kehamilan.

e. Teknik Melakukan Coitus Interuptus

 Sebelum melakukan hubungan seksual, pasangan harus saling membangun


kerjasama dan pengertian terlebih dahulu. Keduanya harus mendiskusikan dan
sepakat untuk menggunakan metode senggama terputus.
 Sebelum melakukan hubungan seksual, suami harus mengosongkan kandung
kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi
sebelumnya.

 Apabila merasa akan ejakulasi, suami segera mengeluarkan penisnya dari vagina
pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.

 Pastikan tidak ada tumpahan sperma selama senggama.

 Pastikan suami tidak terlambat melaksanakannya.

 Senggama dianjurkan tidak dilakukan pada masa subur.

Anda mungkin juga menyukai