Anda di halaman 1dari 3

KONTRASEPSI NON HORMONAL TANPA ALAT

1. Metode Amenorhoe Laktasi (MAL)


Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah metode kontrasepsi alami bersifat sementara
yang dapat digunakan setelah persalinan. MAL memiliki cara kerja berupa penekanan
ovulasi. Peningkatan hormon prolaktin (hormon pembentukan ASI) usai persalinan
menyebabkan penurunan hormon lain seperti LH dan estrogen yang yang diperlulan
untuk pemeliharan siklus menstruasi sehingga ovulasi (pematangan sel telur) tidak
terjadi. Jika Ibu ingin menggunakan MAL sebagai kontrasepsi alami, berikut adalah
syarat dan hal- hal yang harus diperhatikan:
- Ibu harus menyusui bayi secara ekslusif. Eksklusif berarti penuh atau hampir
penuh selama 24 jam dalam sehari termasuk malam hari. Ibu harus menyusui bayi
selama 8x sehari atau lebih, biasanya sebanyak 10-12x dalam sehari. Hindari jarak
antar menyusui lebih dari 4 jam. Bayi harus menghisap payudara ibu secara
langsung.
- Bayi berusia kurang dari 6 bulan. Jika bayi sudah berusia lebih dari 6 bulan maka
kebutuhan akan MPASI meningkat dan frekuensi pemberian asi akan berkurang.
- Ibu harus dalam masa belum mengalami menstruasi. Jika ibu sudah mengalami
menstruasi maka metode ini tidak dapat digunakan lagi karena ovulasi dapat
terjadi setelah menstruasi. Pendarahan sebelum 56 hari paska salin belum dianggap
sebagai haid. Pada ibu yang menyusui secara eksklusif ovulasi tidak akan terjadi
sampai 10 minggu paska persalinan.
MAL sebagai kontrasepsi memiliki banyak keunggulan baik bagi Ibu maupun bayi.
Bagi ibu menyusui secara ekslusif dapat mengurangi kejadian pendarahan setelah
persalinan. MAL tidak memiliki efek samping sistemik bagi ibu.
Untuk bayi pemberian ASI secara ekslusif dapat meningkatkan daya tahan tubuh
karena ASI mengandung antibodi yang dibutuhkan oleh bayi. Bayi juga mendapatkan
gizi yang terbaik dari nutrisi yang terdapat pada asi. Yang paling penting, MAL
meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi.

2. Couitus Interuptus
Coitus Interuptus merupakan kontrasepsi yang paling tua dan telah dikenal sejak abad
ke 18. Coitus Interuptus atau senggama terputus adalah menghentikan senggama
dengan mencabut penis dari liang vagina pada saat suami menjelang ejakulasi. Dengan
cara ini kemungkinan terjadinya pembuahan (kehamilan) bisa dikurangi. Kelebihan
dari cara ini adalah tidak memerlukan alat obat sama sekali sehingga relatif sehat
untuk digunakan wanita dibandingkan dengan metoda kontrasepsi lain. Namun resiko
kegagalan dari metoda ini cukup tinggi.

3. Metode Kalender
Sistem kalender atau metode ritme kalender adalah salah satu bentuk kontrasepsi
alami untuk mencegah kehamilan tanpa risiko efek samping. Menggunakan sistem
kalender bisa jadi sangat efektif untuk pengendalian kehamilan dengan menghindari
berhubungan seksual saat masa subur. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat
memilih metode ini :
- Persiapan sebelum menggunakan KB kalender
Beberapa informasi ini dapat membantu dokter menentukan apakah KB dengan
sistem kalender dapat membantu Anda mencegah kehamilan. Informasi yang harus
Anda beri tahu kepada dokter sebelum menggunakan KB kalender sebagai metode
kontrasepsi adalah:
 Baru selesai menstruasi.
 Baru saja melahirkan.
 Baru berhenti menggunakan alat kontrasepsi hormonal, misalnya pil KB.
 Sedang menyusui.
 Sudah mendekati usia menopause.
 Miliki siklus menstruasi yang tidak teratur.
- Memahami cara penggunaan KB kalender
Jika Anda ingin menggunakan KB kalender sebagai cara alami mencegah
kehamilan, setidaknya Anda harus memahami apa yang terjadi pada tubuh Anda
selama siklus menstruasi. Hal ini dapat membantu Anda memahami penggunaan
sistem kalender. Biasanya siklus menstruasi terbagi dalam tiga fase yaitu periode
awal dari infertilitas (atau pra-ovulasi infertilitas), periode subur, dan beberapa
hari tidak subur sebelum periode selanjutnya mulai kembali (infertilitas pasca-
ovulasi). Hari-hari spesifik di mana ovulasi terjadi akan bergantung pada panjang
siklus Anda, yang sebagian besar dikendalikan oleh perubahan hormon tubuh
Anda.
Seperti yang telah disebutkan, masa kedaluwarsa sperma dalam tubuh adalah lima
hari setelah ejakulasi. Maka dari itu, wanita akan paling subur saat:
 Lima hari sebelum ovulasi.
 Selama hari ovulasi.
 12-24 jam setelah ovulasi.
- Menggunakan KB kalender sebagai metode kontrasepsi
Jika Anda sudah memahami bagaimana cara kontrasepsi sistem kalender bekerja,
kini saatnya Anda memahami bagaimana caranya menggunakan sistem kalender
sebagai metode kontrasepsi. Sebelum Anda menggunakan sistem kalender ini,
Anda harus mencatat dengan cermat siklus menstruasi Anda selama kurang lebih
enam bulan berturut-turut.
Pastikan bahwa Anda telah menandai hari pertama dari siklus menstruasi Anda.
Hari pertama dari siklus menstruasi adalah hari saat Anda pertama haid. Lalu,
tandai pula hari pertama pada siklus-siklus berikutnya. Hitung jumlah hari yang
merentangi siklus pertama dan siklus kedua.

4. Lendir serviks
Metode kontrasepsi dengan melihat lender dalam vagina untuk mengetahui masa
subur pada seorang wanita, dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan
sebelum melakukan aktifitas lainnya (Proverawati, islaely, & Aspuah, 2010)

5. Suhu basal
Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau
dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari
segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya. Tujuan
pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu
basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini
dapat digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada
lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu akan
turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali
pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi. Kondisi
kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun kembali
sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum menstruasi.
Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh,
kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu
tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi
progesteron. Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung
setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel
telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi hormon
progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.

6. Simptotermal
Metode simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang
mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasi wanita. Metode simptothermal
mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks. Tetapi ada teori lain
yang menyatakan bahwa metode ini mengamati tiga indikator kesuburan yaitu
perubahan suhu basal tubuh, perubahan mukosa/lendir serviks dan perhitungan masa
subur melalui metode kalender.

7. Keluarga Berencana
Keluarga berencana alami di dasarkan pada siklus masa subur dan tidak subur seorang
wanita. Dasar utamanya yaitu saat terjadinya ovulasi. Sperma dapat hidup ± 3 hari
setelah ejakulasi, maka ovulasi harus sudah dapat diramalkan sebelumnya.

Daftar Pustaka :
WHO. 2013. Data Penggunaan Kontrasepsi Dunia.
Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka. (Bagian Kedua MK 14).
Wijayaningsih, 2014. Persepsi Ibu Tentang Kontrasepsi Non Hormonal.

Anda mungkin juga menyukai