Anda di halaman 1dari 8

KULIAH TAMU VALIDASI

Nama : Merinda Aldiana


NIM : 212211101121
Hari, Tanggal : Senin, 21 Maret 2022

Analisa kimia dilakukan dengan menggunakan alat analisa instrumen


fisikokimia. Analis harus mengerti memahami cara pengoperasian alat. AIQ, OQ,
dan PQ dari alat analisa instrumen fisikokimia harus valid dan tidak expired. Pada
pabrik, alat analisa instrumen fisikokima tidak perlu IQ, OQ, dan PQ karena
harganya yang mahal dan terdapat expired. Alat gelas yang digunakan juga harus
dikalibrasi dan dilakukan oleh BSN. Pada saat melakukan analisa fisikokimia
diperlukan standar dan semua hasil relatif terhadap standar, artinya jika standar
hasilnya kurang bagus, maka hasil sampel juga akan kurang bagus.

Metode analisis rutin


1. Metode harus tervalidasi atau terverifikasi.
2. Metode yang digunakan adalah metode yang telah divalidasi = Jika
metode sudah valid, untuk memastikan bahwa metode tersebut masih valid
diperlukan QC.
3. Standar harus stabil dalam pelarut yang dipilih.
4. Pada metode analisis rutin, produk atau sampel + QC sample yang
dianalisa. QC sample adalah sampel yang target kadarnya sudah diketahui
dengan pasti.
5. Hasil analisis produk atau sampel dan QC sample
a. QC sample (reject) = data dibuang
b. QC sampel (OK) = kesimpulan; produk (OK atau di-reject); penelitian
(data yang reliabel)
Pengembangan Metode Analisa
1. QTPP
2. Penentuan ATP
3. Pengembangan metode
4. Validasi metode = evaluasi kinerja kuantitatif
5. Robustness study = apakah dengan perubahan-perubahan sedikit apakah
data masih OK atau tidak
6. Routine analysis, dan evaluasi = selalu dilakukan dengan QC, apabila
hasilnya tidak bagus bisa kembali ke pengembangan metode atau
melakukan re-validasi.

Validasi Metode Analisa


Rencana validasi
1. Menentukan cakupan metode = senyawa, matriks sampel, alat, dan lokasi
2. Menentukan kriteria validasi = ATP (analytical target profile), yaitu
a. Menentukan karakteristik kinerja
b. Menentukan kriteria penerimaan
Contoh ATP :
 Menggunakan kriteria penerimaan industri saat ini = prosedur
harus bisa menentukan dengan teliti suatu zat tertentu dengan
akurasi ± 3% dan presisi ≤ 2%
 Menggunakan interval toleransi = contoh ini
mempertimbangkan presisi dan akurasi secara holistik dan
memperkenalkan konsep risiko atau prediksi hasil masa depan
melalui penggunaan interval toleransi. Pada kenyataannya,
semua pengukuran analitik tidak pasti 100% sehingga
menentukan berapa persen kesalahan yang diperbolehkan.
3. Uji
4. Menententukan tes rutin
Quality target product profile (QTPP) dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :
1. Rencana prosedur
2. Kualifikasi kinerja prosedur
3. Verifikasi kinerja prosedur yang sedang berlangsung
Dalam melakukan validasi metode yang sudah rutin, dapat dilihat pada USP
45-NF40, namun baru official pada tanggal 1 Mei 2022. Indonesia belum dapat
menggunakan referensi tersebut sehingga menggunakan QC sampel.

Quality Assurance untuk Kimia Analitik


QA dilakukan untuk memastikan bahwa apa yang dikerjakan sudah benar.
1. Pada lab komersial, harus melewati =
a. Uji sampel luar (proficiency testing)
b. Akreditasi = yang diakreditasi adalah metode, tujuannya untuk
menjamin hasil analisa itu benar. Di Indonesia, kegiatan tersebut
dilakukan oleh KAN.
2. Pabrik = hanya dilakukan QC

Kualifikasi Instrumen Analitik


Komponen kualitas data, terdiri atas
1. Pemeriksaan kualitas kontrol sampel
2. Uji kesesuaian sistem (atau SST (system suitability test)) = verifikasi.
Apabila sudah terverifikasi, dapat langsung menggunakan SST.
3. Validasi metode analitik
4. Kualifikasi instrumen analitik = kalibrasi, IQ, OQ, dan PQ

Tahapan validasi :
1. Tujuan analitik : ATP
2. Pemilihan metode (Resmi, Diterbitkan atau baru)
3. Optimasi
4. Pengujian stabilitas (SST dan pre-validasi) = pre-validasi, contohnya
adalah menguji stabilitas standar. Apabila SST tidak memenuhi syarat,
dapat diubah-ubah sedikit sesuai dengan farmakope agar kembali ke SST
yang diharapkan.
5. Menguji parameter validasi
6. Laporan validasi
7. Transfer Metode (jika ada, misalnya R&D ke QC, industri A ke B)
8. SOP metode analisis rutin

Pre-validasi: Pengujian stabilitas


1. Penggunaan autosampler = misalnya, degradasi oleh hidrolisis dan
fotolisis
2. Rekomendasi = Menghasilkan data untuk mendukung stabilitas larutan
standar dan sampel di bawah kondisi lab normal selama prosedur
pengujian
3. Kriteria penerimaan =
a. Perbedaan area puncak maksimal adalah ± 2%, dibandingkan dengan
larutan baru
b. Tidak ada puncak baru dan puncak analit masih murni

Menurut USP 44-NF 39, 2021 <1225> validasi prosedur analitis adalah
proses yang ditetapkan, melalui studi laboratorium, bahwa karakteristik kinerja
prosedur memenuhi persyaratan untuk aplikasi analitik yang dimaksud. Parameter
validasi, sebagai berikut :
1. Akurasi
2. Presisi
3. Spesifitas
4. LOD
5. LOD
6. Linieritas
7. Robustness
Menurut USP 44-NF 39, 2021 <1226> proses verifikasi prosedur uji
kompendial adalah penilaian apakah prosedur dapat digunakan untuk aplikasi
yang dimaksudkan, dalam kondisi penggunaan yang sebenarnya untuk zat obat
atau matriks obat tertentu. Contohnya adalah, memeriksa SST, spesifisitas atau
rekoveri.
Berdasarkan prosedur pada farmakope, apabila SST tidak memenuhi
syarat maka dapat dilakukan pengaturan-pengaturan dari prosedur dalam
farmakope, dengan batas pengaturan maksimum ditetapkan dalam farmakope.
Apabila karakteristik kimia kolom berbeda, maka harus dilakukan validasi
seluruhnya atau modifikasi metode. Contoh penyesuaian metode HPLC :
1. Verifikasi prosedur
2. SST, spesifikasi atau selektivitas, akurasi
3. Metode OK atau NOT OK
Pengaturan-pengaturan yang dapat dilakukan adalah :
1. pH fase gerak (KCKT) = pH larutan dapar dalam pembuatan fase gerak
dapat disesuaikan ± 0,2 satuan
2. Kadar garam dalam dapar (KCKT) = dapat disesuaikan ± 10% apabila
variasi pH yang diperbolehkan tercapai
3. Perbandingan komponen dalam fase gerak (KCKT) = komponen kecil fase
gerak (50% atau kurang). Jumlah komponen dapat disesuaikan ± 30%
relatif tetapi tidak dapat melebihi ±10% absolut dari jumlah fase gerak.

Massart's Golden Rules of Validation Method


Prosedur analitis harus divalidasi;
1. Secara keseluruhan, termasuk perlakuan sampel sebelum analisis
2. Mencakup kisaran konsentrasi analit yang ditentukan
3. Divalidasi untuk setiap jenis matriks

Selektivitas dan Spesifisitas


Eurachem Guide (2014) : Selektivitas analitik berkaitan dengan sejauh mana
metode dapat digunakan untuk menentukan analit tertentu dalam campuran atau
matriks tanpa gangguan dari komponen lain yang berperilaku serupa.
USP 44-NF39, 2021 <1225> : Spesifisitas didefinisikan sebagai kemampuan
untuk menilai secara tegas analit dengan adanya komponen seperti pengotor,
produk degradasi, dan komponen matriks.
Apabila standar produk pengotor atau degradasi tidak tersedia, spesifisitas
dapat ditunjukkan dengan membandingkan hasil uji sampel yang mengandung
pengotor atau produk degradasi dengan prosedur kedua yang dikarakterisasi
dengan baik.
RT yang sama tidak berarti dari senyawa yang sama, satu puncak juga
tidak berarti hanya terdapat satu senyawa. Senyawa yang berbeda bisa saja
memiliki spektrum UV-Vis yang serupa atau identik.
Pada HPLC-DAD, contour plot digunakan untuk memilih panjang
helombang optimal dalam analisa kuanti.
Selektivitas harus dievaluasi menggunakan standar yang autentik,
kemungkinan produk degradasi dan pengotor. Jika baku cemaran tidak ada, maka
spesifisitas ditujukkan dengan membandingkan hasil analisis sampel yang
mengandung cemaran atau hasil urai terhadap hasil prosedur lain yang telah
divalidasi. Jika menggunakan prosedur kromatografi, maka kromatogram harus
disertakan untuk menunjukkan derajat selektivitasnya, dan puncak harus diberi
tanda.
Spesifisitas atau selektivitas adalah parameter validasi yang paling penting
untuk :
1. Laboratorium Resmi (Lab Kes, BPOM)
2. Laboratorium Komersial
Digunakan dalam kedua laboratoirum tersebut karena analis tidak
mengetahui seluruh komposisi kandungan kimia dari sampel
3. Bio-analisa
4. Sampel obat herbal, Obat Fitofarmasi
Digunakan dalam hal tersebut karena kandungan biokimia dan hasil
metabolisme dari organisme hidup dangat beragamn dan banyak, serta
banyak faktor eksternal yang dapat mempengaruhi.
Apabila tidak spesifik atau selektif, maka hasil analisa dapat salag, meskipun
tampaknya akurasi dan presisi memenuhi syarat.

Linieritas
Berdasarkan USP 44-NF39, 2021 <1225>, linearitas prosedur analitis adalah
kemampuannya untuk memperoleh hasil tes yang secara langsung, atau dengan
transformasi matematis yang terdefinisi dengan baik, sebanding dengan
konsentrasi analit dalam sampel dalam kisaran tertentu. ICH merekomendasikan
bahwa, untuk pembentukan linearitas, minimal lima konsentrasi biasanya
digunakan. Kriteria penerimaan: r2, >0,995 untuk uji kategori I, dan > 0,99 untuk
uji kuantitatif kategori II. Menggunakan nilai r sebagai hasil uji linearitas adalah
salah.
Pada USP, akurasi dan presisi banyak bergantung dengan alat yang digunakan.
Farmakope tidak dijelaskan berapa persyaratannya. Dalam eurachem 2014,
rekoveri adalah persen bias. Persen bias adalah perbedaan kadar yang didapat
dengan kadar sebenarnya.
Repeatability adalah
Lab sama, analis berbeda, hari berbeda = intermediate presisi
Lab berbeda
Lab komersial harus sampai repoducibility
Variasi proses tergantung pada alat yang digunakan. Pada proses validasi tidak
boleh lupa melakukan validasi proses variannya, tujuannya untuk menghitung
total varian dari seluruh proses.
Membandingkan hasil prosedur kita dengan prosedur yang tervalidasi.

Anda mungkin juga menyukai