Anda di halaman 1dari 33

UJI KOLABORASI, UJI PROFISIENSI DAN

INVESTIGASI HASIL UJI PROFISIENSI


OUTLIER

DRA. SUMARIA SUDIAN .APT. MP


Jenis Uji Banding

Validasi Karakterisasi Baku


pembanding
metode
Uji
profisiensi

In:
• UJI KOLABORASI

❖ Menentukan dan memonitor kesinambungan

unjuk kerja laboratorium dalam pengujian tertentu

❖ Mengidentifikasi masalah dalam berbagai laboratorium

dan menginisiasi tindakan perbaikan yang diperlukan

❖ Menentukan unjuk kerja dari suatu metode pengujian

(yang lama dan yang baru), komparabilitas antar

metode

❖ Menetapkan nilai pada bahan acuan (RM)


Uji Banding untuk validasi metode

❑Tujuan : karakterisasi metode yang terbaik

❑Laboratorium harus menggunakan metode


yang sama

❑Harus dilakukan pendampingan dalam


pelaksanaannya

In:
Uji Banding Untuk Karakterisasi
Baku Pembanding

➢ Tujuan : perkiraan kadar yang terbaik untuk


nilai benar (true value)

➢ Kadar analit dalam bahan harus dianalisis


oleh laboratorium kompeten

➢ Laboratorium yang kurang kompeten tidak


boleh diikutkan untuk berpartisipasi

In:
Uji Banding Untuk Uji Profisiensi
Laboratorium

❑ Tujuan : untuk memperoleh indikasi kinerja setiap


laboratorium atau group laboratorium secara
keseluruhan

❑ Laboratoriium harus melaksanakan sesuai kondisi


rutinnya

❑ Menolong laboratoium meningkatkan kualitasnya

❑ Dapat digunakan oleh customer atau badan tegulator


untuk menseleksi laboratorium yang berkualitas

In:
Tujuan Uji Pofisiensi

➢ Dasar : adalah akurasi

➢ In akurasi mengndung efek sistemik dan acak

➢ Laboratorium dapat menentukan impresion atau


bias yang merupakan penyebab untuk inakurasi

In:
Motivasi untuk Laboratorium

❖ Untuk mengungkap kesalahan yang tidak dapat


ditemukan dengan pengawasan mutu internal
(internal quality control)

❖ Menggunakan sertifikat untuk kompetensi untuk


customer, regulator, dan badan akreditasi

In:
Limitations

➢ Uji Banding selalu retrospektif


– organisasi, distribusi sampel, analisis, evaluasi
memerlukan waktu
– Berbahaya bila hanya mengandalkan uji banding

➢ Uji Profisiensi hanya mencakup sebagian


kecil dari variasi analisis yang lebih luas

➢ Uji Profisiensi tidak mencerminkan analisis


rutin
• UJI PROFISIENSI

SERANGKAIAN KEGIATAN PENGUJIAN


UNTUK MENGIDENTIFIKASI UNJUK
KERJA LABORATORIUM YANG TURUT
SERTA DALAM KEGIATAN PENGUJIAN
TERSEBUT MELALUI CARA UJI
BANDING ANTAR LABORATORIUM
ISO/IEC 17043:2010

Conformity Assessment – General Requirement

For Profisency Testing


❑ Membedakan uji banding laboratorium untuk keperluan uji
profisiensi dengan keperluan lain

❑ Pengorganisasian dan pelaksanaan uji profisiensi, termasuk


didalamnya prosedur statistik untuk pengolahan data hasil uji
profisiensi

❑ Pemilihan dan penggunaan uji profisiensi oleh Badan Akreditasi


Laboratorium
Investigasi terhadap data hasil Uji Profisiensi
baru dapat dilakukan apabila:

1. Laboratorium mampu membaca data yang


disajikan dalam laporan hasil uji profisiensi

a. Berapa nilai median/nilai benar analit


(assigned value)

b. Berapa KV robust dari uji profisiensi ini

- Bagaimana menilai baik tidaknya nilai


KV robust tersebut

- Apa pembandingnya
Investigasi terhadap data hasil Uji Profisiensi
baru dapat dilakukan apabila:

2. Laboratorium dapat memposisikan lab-nya diantara


laboratorium peserta lainnya

3. Laboratorium mampu melihat critical control point


dari setiap metode analisis yang digunakan

4. Laboratorium mampu menginvestigasi mengapa


hasil yang diperolehnya lebih kecil atau lebih
besar dari yang seharusnya
ISO-17043

z= x - X
s
dimana:

x = data yang dilaporkan laboratorium peserta

X = nilai benar analit dalam contoh yang dibagikan


ke laboratorium peserta

s = estimasi yang wajar dari variabilitas atau


target standar deviasi
Interpretasi nilai Z-score

N0 HASIL KESIMPULAN
z<2 memuaskan
2<z<3 diperingati

z>3 “outlier”
Laporan Penyelenggara PT pada
Laboratorium Peserta

➢ Summary Statistika

➢ Laporan Hasil Uji Profisiensi

➢ Laporan Lengkap Hasil Uji Profisiensi

➢ Dua laporan yang terakhir biasanya


disatukan
Yang perlu diperhatikan oleh Laboratorium
Peserta UP pada tahap ini

❑ Apakah ada kesalahan dari laboratorium provider


dalam memindahkan data yang laboratorium
peserta laporkan

❑ Bagaimana perbedaan antara hasil uji yang


dilaporkan laboratorium peserta terhadap median.
Apabila memang laboratorium provider membuat
kesalahan dalam memasukkan data maka data dari
laboratorium peserta yang salah tadi harus diperbaiki

Data tidak boleh diubah apabila kesalahan terjadi dari


pihak laboratorium peserta :
• salah menggunakan rumus
• salah menghitung faktor pengenceran
• salah menggunakan satuan
• biasanya lab peserta sudah merencanakan untuk
melaporkan dengan satuan yang sama melalui
formulir pelaporan
LABORATORIUM DENGAN HASIL UP
DENGAN TANDA ($) ATAU ($$)

❑ Laboratorium hendaknya melakukan investigasi


terhadap hasil uji-nya

❑ Pertama-tama perlu dilihat apakah hasil


laboratorium lebih kecil atau lebih besar dari
median (nilai konsensus)

❑ Investigasi dilakukan dengan memperhatikan


critical control point dari setiap metode yang
digunakan
TINDAK-LANJUT HASIL UJI PROFISIENSI

laboratorium harus melakukan investigasi dan


tindakan perbaikan untuk setiap hasil uji
profisiensi yang tidak memuaskan (outlier);
jika diperlukan investigasi diikuti dengan
audit internal

hasil investigasi dan audit internal (jika ada)


dan bukti tindakan perbaikan harus
diserahkan ke Sekretariat KAN paling lama
30 hari sejak hasil uji profisiensi diterima,
TINDAK-LANJUT HASIL UJI PROFISIENSI

apabila laboratorium tidak menyerahkan bukti


tersebut di atas dalam 30 hari maka status
akreditasi untuk lingkup yang terkait akan
dibekukan sementara;

hasil investigasi, audit internal dan bukti


tindakan perbaikan diverifikasi oleh tenaga
ahli KAN;
Tindak-lanjut Hasil Uji Profisiensi

apabila hasil verifikasi memperlihatkan bahwa


tindakan perbaikan belum/tidak efektif, KAN dapat
menetapkan survailen lebih awal dari waktu survailen
yang telah diprogramkan dan atau dilakukan audit
pengukuran (measurement audit) untuk lingkup yang
outlier;

apabila hasil survailen dan/atau measurement audit


memberikan hasil yang tidak memuaskan, maka status
akreditasi untuk lingkup yang bersangkutan dapat
dicabut.
Investigasi terhadap data hasil Uji
Profisiensi

dapat dilakukan bila:

• Laboratorium mampu membaca data yang disajikan


dalam laporan hasil uji profisiensi

– Berapa nilai median/nilai benar analit (assigned


value)

– Berapa KV robust dari uji profisiensi ini

– Bagaimana menilai baik tidaknya nilai KV robust


tersebut

– Apa pembandingnya
Investigasi terhadap data hasil Uji
Profisiensi

❑ Laboratorium dapat memposisikan


laboratoriumnya diantara laboratorium peserta
lainnya

❑ Laboratorium mampu melihat critical control


point dari setiap metode analisis yang
digunakan

❑ Laboratorium mampu menginvestigasi mengapa


hasil yang diperolehnya lebih kecil atau lebih
besar dari yang seharusnya
Summary Langkah Investigasi

1. Pertama dilihat apakah hasil yang outlier lebih


kecil atau lebih besar dari yang seharusnya
(median)
2. Cari penyebab yang mungkin terjadi.
• Apabila hasil lebih kecil, apa saja
kemungkinan penyebabnya
• Apabila hasil lebih besar, apa saja
kemungkinan penyebabnya
Summary Langkah Investigasi

3. Dengan melihat data outlier yang laboratorium


peroleh, pilih penyebab yang paling mungkin
4. Tetapkan tindakan perbaikan yang akan dilakukan.
5. Laksanakan tindakan perbaikan pada butir 4
6. Lakukan kembali pengukuran
5. Evaluasi hasil tindakan perbaikan
6. Bila sesuai, tetapkan sebagai hal yang perlu
diperhatikan pada IK (instruksi kerja).
7. Bila belum memenuhi lakukan kembali langkah
pertama, kedua dstnya.
Investigasi terhadap data hasil Uji Profisiensi

Investigasi terhadap hasil uji profisiensi


yang outlier dilakukan dengan
memperhatikan critical control point
dari setiap metode yang digunakan

critical control point dari setiap metode


harus diketahui dan ditetapkan oleh
labotorium
Investigasi terhadap data hasil Uji Profisiensi

Metode sesuai dengan ruang lingkup


laboratorium, misal :

1. Mikrobiologi :
- kualitatif, (identifikasi)
- kuantitatif
1. Biologi molekuler
2. ELISA
3. Parasitologi
4. dll
Contoh Investigasi Hasil Outlier Pada Uji
Angka Lempeng Total Udang Beku

Uji ALT melibatkan tahap-tahap kritis sebagai


berikut: (CCP)
1. Homogenisasi sampel
2. Melakukan pengenceran
3. Mencampur suspensi sampel ke dalam Petri
4. Diamkan campuran hingga memadat
5. Inkubasi pada suhu dan lama yang tidak sesuai
Critical Control Point

➢Homogenisasi sampel
- tidak homogen, sehingga mikroba tidak
terdistribusi merata, hasil yang diperoleh
menjadi kecil

➢ Melakukan pengenceran
pengenceran tidak merata, sehingga
tingkat pengenceran tidak sesuai dengan
dosis
Critical Control Point

➢ Mencampur suspensi sampel ke dalam Petri


Media yang diambil terlalu panas sehingga ada
mikroba yang mati, berakibat hasil ALT kecil

➢ Diamkan campuran hingga memadat


Petri ditutup dalam keadaan panas
terjadi pengembunan berakibat
timbulnya spreader

➢ Inkubasi pada suhu dan lama yang tidak


sesuai
Mikroba terhambat pertumbuhannya
Kesimpulan

Pahami dengan lebih baik :

➢ Skema Uji Profisiensi

➢ Interpretasi hasil Uji Profisiensi

Powerfull Tool :

➢ Identifikasi perobahan dalam pengujian

➢ Tingkatkan kinerja laboratorium

Anda mungkin juga menyukai