Anda di halaman 1dari 13

Jaminan Mutu (QA) Laboratorium

melalui Uji Profisiensi

Julia Kantasubrata
Jaminan Mutu (Quality Assurance)
Jaminan mutu adalah usaha yang terencana dan sistematik yang bertujuan untuk memperkecil
kemungkinan penyimpangan hingga tak melebihi batas yang ditoleransi dan menjamin agar
mutu hasil uji mempunyai kemungkinan besar untuk dapat diterima oleh pengguna.

Memastikan bahwa tahapan proses pengujian dapat berjalan secara efektif dan efisien dengan
cara mengendalikan kesalahan-kesalahan

Tujuan Jaminan Mutu


Program Jaminan Mutu dapat dilakukan
melalui antara lain:

 penerapan praktek laboratorium yang baik ("good


laboratory practices", GLP) atau akreditasi laboratorium

 penggunaan bahan acuan bersertifikat

 pengendalian mutu internal

 partisipasi dalam uji banding antar laboratorium dan/atau


uji profisiensi
Uji Profisiensi
Serangkaian kegiatan pengujian untuk
mengidentifikasi unjuk kerja laboratorium yang turut
serta dalam kegiatan pengujian tersebut melalui
cara uji banding antar laboratorium
UP diatur dalam ISO/IEC 17043
yang secara garis besar berisikan petunjuk untuk :
 Membedakan uji banding laboratorium untuk
keperluan uji profisiensi dengan keperluan lain
 Pengorganisasian dan pelaksanaan uji profisiensi,
termasuk didalamnya prosedur statistik untuk
pengolahan data hasil uji profisiensi
 Pemilihan dan penggunaan uji profisiensi oleh
badan akreditasi laboratorium
Uji Banding Laboratorium

 Menentukan dan memonitor kesinambungan unjuk kerja


laboratorium dalam pengujian tertentu

 Mengidentifikasi masalah dalam berbagai laboratorium dan


menginisiasi tindakan perbaikan yang diperlukan

 Menentukan unjuk kerja dari suatu metode pengujian


(yang lama dan yang baru), komparabilitas antar metode

 Menetapkan nilai pada bahan acuan (RM)


Tata Cara Penyelenggaraan UP
 Contoh UP disiapkan dan dibuat homogen oleh PUP
 Contoh dikemas dalam kemasan yang sesuai (dengan memperhatikan
sifat bahan)
 Diberi kode
 Dilakukan uji homogenitas & stabilitas
 Kalau memungkinkan, assigned value ditetapkan
 Contoh diberi tanda-tanda seperlunya untuk menjamin agar contoh
sampai di laboratorium tanpa terjadi kerusakan
 Contoh beserta petunjuk dikirim paling lambat dua minggu sebelum
pengujian dilaksanakan, dengan maksud agar laboratorium dapat
mempelajarinya sebelum melakukan pengujian.
 Petunjuk dimaksud meliputi:
 Informasi mengenai sifat bahan
 Cara penyiapan bahan uji
 Saran pengujian,
 Format laporan pengujian,
 Batas waktu hasil pengujian dikirimkan
Pengujian dan Evaluasi Hasil UP
 Pengujian dilakukan serentak di semua laboratorium
peserta pada tanggal yang ditentukan dengan mengikuti
petunjuk yang diberikan
 Hasil uji profisiensi diterima oleh koordinator UP
 Hasil uji di evaluasi secara statistik untuk menilai unjuk
kerja laboratorium. Evaluasi dimaksud mencakup:
 Uji penyebaran data,
 Homogenitas data,
 Perhitungan nilai konsensus,
 Skor unjuk kerja/z score
 Hasil evaluasi disampaikan kepada semua laboratorium
peserta dengan menjaga kerahasiaan identitas masing-
masing peserta dalam bentuk laporan UP.
Evaluasi Unjuk Kerja
/ Z / < 2 laboratorium dikatagorikan baik
2 < / Z / < 3 laboratorium masuk
katagori diperingati
/ Z / > 3 laboratorium dikatagorikan
outlier
 xi adalah hasil yang dilaporkan laboratorium peserta UP
 X adalah nilai yang ditetapkan oleh PUP pada contoh UP yang dibagikan
 Standard deviation for Proficiency Assessment (SDPA) merupakan standar deviasi
yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja peserta
 Pemilihan SDPA harus tepat (fitness for purpose) dan karenanya sangat krusial
 SDPA dapat ditetapkan melalui berbagai cara
 Apa yang terjadi apabila SDPA dipilih berdasarkan standar deviasi dari hasil yang
dilaporkan laboratorium-laboratorium peserta pada putaran UP terkait?
Tindak Lanjut UP

 Laboratorium yang memperoleh hasil kurang/tidak


baik harus melakukan investigasi untuk mengetahui
sebab penyimpangan yang terjadi.
 Apabila PUP dan laboratorium peserta berada
dalam suatu laboratory network, kadang PUP
melakukan pembinaan kepada staf laboratorium
peserta dalam bentuk petunjuk teknis ataupun
training sesuai dengan pengujian yang dilakukan.
Manfaat Uji Profisiensi
 Pemeriksaan mutu data uji secara reguler, external dan tidak
memihak (independent)
 Dukungan komitmen untuk mempertahankan mutu data
 Memberikan motivasi untuk memperbaiki unjuk kerja dalam
pengujian tersebut
 Mendukung peningkatan mutu sesuai standar, untuk
keperluan akreditasi dan sebagainya
 Membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan/masalah
 Unjuk kerja laboratorium yang bersangkutan dapat
dibandingkan terhadap unjuk kerja laboratorium lain
 Adanya umpan-balik yang bersifat praktis-teknis bagi
laboratorium yang bersangkutan
Manfaat Uji Profisiensi

 Merupakan cara QC yang baik pada keadaan dimana bahan


acuan/reference materials tidak tersedia
 Membantu pelatihan staf laboratorium peserta
 Menjaga reputasi laboratorium dari hasil uji yang kurang
bermutu
 Meningkatkan kompetensi/kemampuan laboratorium
(laboratorium menjadi lebih kompetitif)
 Mengurangi pengulangan yang tidak perlu dalam pengujian
 Menunjang dalam hal pemasaran jasa pengujian
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai