Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Laboratorium Kesehatan (Labkes) adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,
penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal
dari untuk penentuan jenis penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada
kesehatan perorangan dan masyarakat. Laboratorium sebagai bagian yang integral dari pelayanan
kesehatan,pelayanan laboratorium sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan berbagai program dan
upaya kesehatan dan dimanfaatkan untuk keperluan penegakan diagnosis,pemberian pengobatan
dan evaluasi hasil pengobatan serta pengambilan keputusan lainnya.

Mutu pelayanan di laboratorium berkaitan dengan data hasil uji analisa laboratorium.
Laboratorium dikatakan bermutu tinggi apabila data hasil uji laboratorium tersebut dapat
memuaskan pelanggan dengan memperhatikan aspek-aspek teknis seperti precision and accuracy
atau ketepatan dan ketelitian yang tinggi dapat dicapai dan data tersebut harus terdokumentasi
dengan baik sehingga dapat dipertahankan secara ilmiah.

Pada pelayanan jasa laboratorium kesehatan rendahnya mutu hasil pemeriksaan pada
akhirnya akan menimbulkan penambahan biaya untuk kegiatan pengerjaan ulang dan klaim dari
jasa pelanggan. Untuk menanggulangi biaya kompensasi yang berasal dari rendahnya mutu hasil
pemeriksaan laboratorium tersebut diperlukan suatu usaha peningkatan mutu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja tahapan – tahapan penjaminan mutu laboratorium ?
2. Apa saja mutu laboratorium klinik ?
3. Bagaimana cara mempertahankan mutu laboratorium ?
4. Apa saja system manajemen mutu laboratorium ?
5. Apa saja jenis-jenis pemantapan mutu laboratorium ?

C. Tujuan
1. Mengetahui tahapan-tahapan penjaminan mutu laboratorium
2. Mengetahui mutu laboratorium klinik
3. Mengetahui cara mempertahankan mutu laboratorium
4. Mengetahui system manajemen mutu laboratorium
5. Megetahui jenis-jenis pemantapan mutu laboratorium

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jaminan Mutu Laboratorium Mutu

Jaminan mutu labortorium adalah pemenuhan persyaratan dengan meminimkan


kerusakan yang timbul atau dengan kata lain kepatuhan terhadap standar dan keinginan
pelanggan sehingga memenuhi kepuasan pelanggan (Sukorini, dkk, 2010). Pemantapan mutu
laboratorium merupakan suatu peralatan mutu yang digunakan untuk melakukan pengawasan
mutu dengan menggunakan konsep pengawasan proses statistik (statistical process control).
Pengawasan proses dengan statistic adalah sebuah cara yang memungkinkan operator
menentukan apakah suatu proses sedang berproduksi, dan mungkinterus berproduksi keluaran
yang sesuai. Sedangkan jaminan mutu adalah suatu sistem manajemen yang dirancang untuk
mengawasi kegiatan-kegiatan pada seluruh tahap (desain produk: produksi, penyerahan produk
serta layanan), guna mencegah adanya masalah-masalah kualitas dan memastikan bahwa hanya
produk yang memenuhi syarat yang sampai ke tangan pelanggan (Faure & Faure, 1999).

Proses pengembangan mutu pada sebuah fasilitas pelayanan kesehatan dapat dipahami
melalui berbagai jenis produk dan jasa pelayanan yang ditawarkan kepada masyarakat, dan
harapan pengguna jasa pelayanan terhadap kinerja pelayanan kesehatan yang mereka terima 10
(Muninjaya, 2002). Beberapa batasan mutu produk pelayanan kesehatan.

1) Quality Laboratory Practice (QLP) Quality laboratorium practice adalah membuat


pedoman, petunjuk dan prosedur tetap yang merupakan acuan setiap pemeriksaan
laboratorium. Standar acuan ini digunakan untuk menghindari atau mengurangi
terjadinya variasi yang akan mempengaruhi mutu pemeriksaan.
2) Quality Control (QC) Quality control untuk pengawasan sistematis periodik terhadap :
alat, metode dan reagen. QC lebih berfungsi untuk mengawasi, mendeteksi persoalan dan
membuat koreksi sebelum hasil dikeluarkan. Quality control adalah bagian dari quality
assurance, dimana quality assurance merupakan bagian dari total quality manajement.
3) Quality Assurance (QA) Quality assurance adalah mengukur kinerja pada tiap tahap
siklus tes laboratorium: pra analitik, analitik dan pasca analitik. Jadi, QA merupakan
pengamatan keseluruhan input-proses-output/outcome,dan menjamin pelayanan dalam
kualitas tinggi dan memenuhi kepuasan pelanggan. Tujuan QA adalah untuk

2
mengembangkan produksi hasil yang dapat diterima secara konsisten, jadi lebih berfungsi
untuk mencegah kesalahan terjadi (antisipasi error).
4) Quality Improvement (QI) Quality improvement adalah penyimpangan yang mungkin
terjadi akan dapat dicegah dan diperbaiki selama proses pemeriksaan berlangsung yang
diketahui dari quality control dan quality assessment.

B. Tahapan-Tahapan Penjaminan Mutu Laboratorium


Pemantapan mutu akan memberikan jaminan kualitas kepada hasil analisa secara
continue dengan cara mengamati sebanyak mungkin langkah-langkah dalam prosedur analisa
dimulai dari pengambilan spesimen sampai kepada penentuan hasil akhir. Pemantapan mutu
internal mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang dimulai sebelum proses pemeriksaan itu
sendiri dilaksanakan yaitu dimulai dari tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik (Depkes,
2013).

1. Pre Analitik dapat dikatakan sebagai tahap persiapan awal, pada tahap ini sangat

menentukan kualitas sampel yang nantinya akan dihasilkan dan mempengaruhi proses kerja
berikutnya. Yang termasuk dalam tahap Pra Analitik meliputi Kondisi pasien, cara dan waktu
pengambilan sampel, perlakuan terhadap proses persiapan sampel sampai sampel selesai
dikerjakan.

2. Analitik adalah tahap pengerjaan pengujian sampel sehingga diperoleh hasil pemeriksaan.

3. Pasca Analitik ialah tahap akhir pemeriksaan yang dikeluarkan untuk meyakinkan bahwa
hasil pemeriksaan yang dikeluarkan benar – benar valid atau benar.

C. Mutu Laboratorium Klinik

Mutu adalah mendapatkan hasil yang benar secara langsung setiap saat dan tepat waktu,
menggunakan sumber daya yang efektif dan efisien. Ini penting dalam semua tahap proses, mulai
dari penerimaan sampel hingga pelaporan hasil uji.Pemantgapan mutu merupakan suatu upaya
untuk meminimalkan atau pencegahan kesalahan semaksimal mungkin mulai dari kesalahan pra
analitik,analitik,dan pasca analitik.(Depkes,1997)

3
D. Mempertahankan Mutu Laboratorium
Hal-hal yang perlu dilakukan agar mutu suatu laboratorium tetap baik dengan cara
mempertahankan mutu itu agar tidak bergeser atau berubah. Untuk itu maka perlu
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengerjakan proses / prosedur sesuai standar yang telah ditentukan.
2. Melaksanakan dan mengevaluasi program QC.
3. Preventive maintenance dilakukan secara konsisten dan terjadwal.
4. Kalibrasi alat / analyzer mengacu pada standar internasional.

E. System Manajemen Mutu


Manajemen mutu (Good Laboratory Practise ) merupakan mutu suatu output
laboratorium yang bergantung dari beberapa factor.Hal yang paling mendasari adalah
pelaksanaan dan pemeliharaan system manajemen mutu didalam suatu laboratorium.
Secara singkat dapat dikatakan system manajemen mutu yang terdapat dalam suatu
laboratorium yang benar (GLP = Good Laboratory Practise).GLP adalah ungkapan yang
diberikan kepada system mutu labororium yang mencakup proses organisasi dan konddisi-
kondisi laboratorium guna menjamin agar tugas-tugas analisis direncanakan,dilakukan,di
monitor,direkam,

F. Jenis-jenis pemantapan Mutu Laboratorium

Pemantapan mutu laboratorium adalah segala usaha yang dituangkan dalam suatu prosedur yang
dirancang untuk memantau penampilan suatu laboratorium. Adanya banyak faktor yang perlu
diamati atau diawasi karena kemungkinan terjadi penyimpangan, menuntut digunakannya
bermacam-macam teknik pengontrolan supaya didapat suatu sistem yang efektif.
Suatu sistem pengontrolan tidak mungkin sepenuhnya sesuai untuk seluruh laboratorium.
Oleh karena itu masing-masing laboratorium harus memilih dan menetapkan sistem
pengontrolan yang sesuai untuk masing-masing laboratoriumnya.Secara umum pemantapan
mutu terbagi atas, yaitu :
1) Pemantapan mutu internal merupakan suatu system pengontrolan yang dilaksanakan oleh
laboratorium sendiri untuk memantau dan mengendalikan mutu hasil pemeriksaan setiap
hari.

4
2) Pemantapan mutu eksternal merupakan suatu system pengontrolan yang dilaksanakan
oleh pihak lain yang umumnya adalah pihak pengawas pemerintah atau profesi.Lima
faktor yang mempengaruhi mutu eksternal hasil pemeriksaan menurut manajemen prodia,
yaitu:
 Peralatan yang baik.
 Metode pemeriksaan yang memenuhi kriteria diagnosa dini.
 Reagensia /bahan kimia untuk menganalisa yang bermutu.
 Analisis yang professional dan bertanggung Jawab
 Manajemen laboratorium yang berorientasi pada mutu hasil pemeriksaan
Pemilihan peralatan, metode pemeriksaan dan reagensia dilakukan oleh bagian
pengembang pemeriksaan (PPM) prodia melalui suatu uji evaluasi. Oleh karena
itu, mutu reagensia yang digunakan sebagai bahan dasar pemeriksaan sangat
berpengaruh pada mutu hasil pemeriksaan,

5
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengawasan untuk peningkatan mutu merupakan konsep mutu dari teknik dan
kegiatan operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan pemantapan mutu.
Penjaminan mutu sebelum diproses, sedang diproses dan setelah diproses merupakan
kegiatan terencana dan sistematis yang diterapkan dalam system manajemen mutu untuk
meyakinkan bahwa suatu produk akan memenuhi persyaratan mutu. Jadi, Quality assurance
(QA) secara konsisten menghasilkan produk sesuai standar khusus atau mengerjakan sesuatu
pekerjaan dengan benar sejak awal hingga akhir.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ana, hidayati, Dra, Manajemen Laborat, Semarang: 2008.


http: // www. prodia. co.id/m-jaminan-mutu-html.

http:// + pemantapan + mutu + internal & hl = en&ct.

Michael. A. Hih, dkk, Manajemen strategis, Jakarta: Erlangga, 1997.

Usman, Husaini Prof. Dr, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi

Aksara,2006.www. quality-club.com/download/Kalibrasi.doc.

Anda mungkin juga menyukai