1. Pra analitik
2. Analitik
3. Pasca analitik
1. Pra Analitik
a. Persiapan pasien
b. Pemberian identitas spesimen
c. Pengambilan spesimen
d. Pengolahan spesimen
e. Penyimpanan spesimen
f. Pengiriman spesimen ke laboratorium
Kegiatan ini dilaksanakan agar spesimen benar-benar representatif sesuai
dengan keadaan pasien, tidak terjadi kekeliruan jenis spesimen, dan mencegah
tertukarnya spesimen-spesimen pasien satu sama lainnya. Tujuan tahap ini untuk
menjamin bahwa spesimen yang diterima benar dan memenuhi syarat (Raehun,
2019).
Kesalahan yang terjadi pada tahap pra analitik adalah yang terbesar, yaitu
dapat mencapai 60% - 70%. Hal ini dapat disebabkan dari spesimen yang
diterima laboratorium tidak memenuhi syarat yang ditentukan. Spesimen dari
pasien dapat diibaratkan seperti bahan baku yang akan diolah. Jika bahan baku
tidak baik, tidak memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan, maka akan
didapatkan hasil/ output pemeriksaan yang salah. Sehingga penting sekali untuk
mempersiapkan pasien sebelum melakukan pengambilan spesimen. Spesimen
yang tidak memenuhi syarat sebaiknya ditolak, dan dilakukan pengulangan
pengambilan spesimen agar tidak merugikan laboratorium.
2. Analitik
Pemeriksaan spesimen
a. Pereaksi (reagen)
Reagen harus dipastikan memenuhi syarat, tidak melampaui masa kadaluarsa,
cara pelarutan atau pencampuran benar, cara pengenceran benar serta
pelarutnya harus memenuhi syarat.
b. Peralatan
Peralatan atau alat dipastikan semua bersih dan sudah memenuhi standart,
terkalibrasi serta urutan prosedur harus benar.
c. Kontrol kualitas Kontrol kualitas adalah rangkaian pemeriksaan analitik yang
ditujukan untuk menilai data analitik dengan tujuan mendeteksi kesalahan
analitik di laboratorium.
d. Metode pemeriksaan.
e. Kompetensi pelaksana (Sukorini dkk, 2010).
3. Pasca Analitik
Penulisan hasil
Interpretasi hasil
Pelaporan Hasil
Faktor dari ketiga tahapan pemeriksaan mencakup tahap pra analitik, analitik
dan pasca analitik dapat mempengaruhi ketelitian dan ketetapan hasil
pemeriksaan, namun dapat dikendalikan semaksimal mungkin dengan cara
memperhatikan kemungkinan kesalahan yang dapat terjadi pada waktu melakukan
pemeriksaan sehingga dilakukan tindakan penanggulangan dan hasil yang
dikeluarkan tepat dan teliti (Warsyidah, 2016).
Kegiatan pengendalian mutu secara terus menerus setiap hari bertujuan untuk
mendeteksi secara dini kesalahan yang terjadi pada tiap tahapan sehingga
diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti. Kegiatan ini pada dasarnya
adalah kegiatan pemantapan mutu yang bertujuan menghasilkan pemeriksaan
laboratorium yang bermutu. Secara garis besar pemantapan mutu terdiri dari :