Jakarta:
Kementerian Pertanian.
Kaneda, Toshiko and Kristin Bietsch. World Population Data Sheet with a special focus on
women’s empowerment. Washington, DC 20009 USA. Diambil dari website:
Pendahuluan
S
ebagai tenaga ATLM yang bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan laboratorium
klinik, Anda harus menjamin bahwa hasil pemeriksaan laboratorium Anda valid dan
dapat digunakan oleh klinisi untuk mengambil keputusan klinis. Agar mendapatkan hasil
pemeriksaan laboratorium yang dapat dipercaya/ bermutu, maka setiap tahap pemeriksaan
laboratorium harus dikendalikan. Pengendalian pada setiap tahap ini ditujukan untuk
meminimalisir atau mencegah kesalahan-kesalahan yang terjadi di laboratorium. Kegiatan
pengendalian mutu secara terus menerus setiap hari untuk mendeteksi secara dini kesalahan
yang terjadi pada tiap tahapan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti.
Kegiatan ini pada dasarnya adalah kegiatan pemantapan mutu yang bertujuan menghasilkan
pemeriksaan laboratorium yang bermutu. Secara garis besar pemantapan mutu terdiri dari
pemantapan mutu internal dan pemantapan mutu eksternal.
Ada tiga tahap pemantapan mutu internal (PMI) bidang hematologi yang dilakukan,
yaitu:
1. Tahap Pra analitik
2. Tahap Analitik
3. Tahap Pasca analitik
B. TAHAP ANALITIK
Tujuan pengendalian tahap analitik yaitu untuk menjamin bahwa hasil pemeriksaan
spesimen dari pasien dapat dipercaya/ valid, sehingga klinisi dapat menggunakan hasil
pemeriksaan laboratorium tersebut untuk menegakkan diagnosis terhadap pasiennya.
Walaupun tingkat kesalahan tahap analitik (sekitar 10% - 15%) tidak sebesar tahap pra
analitik, laboratorium tetap harus memperhatikan kegiatan pada tahap ini. Kegiatan tahap
analitik ini lebih mudah dikontrol atau dikendalikan dibandingkan tahap pra analitik, karena
semua kegiatannya berada dalam laboratorium. Sedangkan pada tahap pra analitik ada
hubungannya dengan pasien, yang kadang-kadang sulit untuk dikendalikan.
Kegiatan laboratorium yang dilakukan pada tahap pasca analitik yaitu sebelum hasil
pemeriksaan diserahkan ke pasien, meliputi:
1. Penulisan hasil
2. interpretasi hasil
3. Pelaporan Hasil
Seperti pada tahap analitik, tingkat kesalahan tahap pasca analitik hanya sekitar 15% -
20%. Walaupun tingkat kesalahan ini lebih kecil jika dibandingkan kesalahan pada tahap pra
analitik, tetapi tetap memegang peranan yang penting. Kesalahan penulisan hasil
pemeriksaan pasien dapat membuat klinisi salah memberikan diagnosis terhadap pasiennya.
Kesalahan dalam menginterpretasikan dan melaporkan hasil pemeriksaan juga dapat
berbahaya bagi pasien.
Ketiga tahap kegiatan laboratorium ini sama-sama penting untuk dilaksanakan sebaik
mungkin, agar mendapatkan hasil pemeriksaan yang berkualitas tinggi, mempunyai ketelitian
dan ketepatan sehingga membantu klinisi dalam rangka menegakkan diagnosa, pengobatan
atau pemulihan kesehatan pasien yang ditanganinya.
Seperti kita ketahui bersama bahwa hematologi adalah salah satu bidang yang terdapat
dalam laboratorium klinik. Pemeriksaan hematologi menggunakan sampel darah manusia,
dengan tujuan ingin mengetahui jumlah,bentuk atau komponen yang terkandung dalam sel-
sel darah tersebut. Agar laboratorium hematologi dapat mengeluarkan hasil pemeriksaan
yang handal/realibel, maka harus dilakukan pemantapan mutu. Pemantapan mutu yang
Berikut ini adalah beberapa petunjuk belajar yang dapat Anda cermati agar Anda dapat
memahami materi bab ini, yaitu:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan bahan ajar atau pendahuluan setiap Bab
sehingga dapat dipahami dengan tuntas tentang apa, bagaimana, serta untuk apa
mempelajari bahan ajar ini.
2. Baca dengan cermat tiap bagian dari suatu Bab atau topik serta temukan kata-kata kunci
dan kata-kata yang dianggap baru. Kemudian carilah dan baca pengertian kata kunci
tersebut dalam kamus yang Saudara miliki atau dari Google.
3. Sebelum membaca keseluruhan Bab atau topik, Anda dapat membaca glosarium (jika
ada) yang dicantumkan setelah pemaparan setiap topik. Hal ini akan membantu Anda
mendapatkan makna beberapa istilah yang akan dituliskan pada setiap topik.
4. Upayakan agar konsep-konsep yang dibahas dalam bahan ajar dapat Anda pahami
sendiri, namun jika Anda masih belum paham akan isi topik yang Anda baca maka
diskusikanlah dengan teman lain, atau diskusikanlah dengan dosen Anda.
5. Apabila materi yang dibahas dalam bab ini menurut Anda masih kurang jelas, carilah
sumber atau referensi lain yang relevan dan terkait dengan materi atau konsep yang
Anda baca dari setiap topik yang sedang Anda pelajari.
6. Anda perlu juga membaca ringkasan yang disajikan dalam tiap akhir topik untuk
membantu Anda mengingat kembali pokok-pokok pembahasan pada topik tersebut.
Mantapkan pemahaman yang telah Anda kuasai dengan mengerjakan latihan yang
tersedia dalam setiap topik bahan ajar. Oleh sebab itu, kerjakanlah semua latihan yang
disediakan untuk membuat Anda lebih memahami isi setiap topik.
7. Kerjakanlah pula semua soal dari tes yang disediakan pada setiap akhir topik. Hal ini
penting Anda lakukan agar Andaa dapat mengukur sejauh mana pemahaman Anda
terhadap materi yang telah Anda pelajari dari setiap topik yang ada dalam bahan ajar
ini. Dengan mengerjakan latihan dan tes yang telah disiapkan, pemahaman Anda akan
lebih komprehensif. Setelah mengerjakan tes, samakan jawaban Anda dengan kunci
jawaban yang tersedia diakhir bab dan ukurlah tingkat penguasaan Anda terhadap suatu
topik.
P
arameter hematologi merupakan uji skrening dalam membantu klinisi menegakkan
diagnosa. Untuk mendapatkan hasil laboratorium yang valid dan andal maka Anda
harus memastikan bahwa pemeriksaan di laboratorium berjalan sesuai dengan standar
yang seharusnya.
Agar proses pemeriksaan di laboratorium berjalan sesuai dengan aspek-aspek presisi dan
akurasi, maka harus dilakukan pemantapan mutu internal bidang hematologi. Setelah
mempelajari Topik 1 dalam Bab 9 ini, diharapkan Anda mendapatkan kompetensi melakukan
pemantapan mutu internal bidang hematologi.
Pemantapan mutu/ Quality Control (QC) adalah suatu proses atau tahapan didalam
prosedur yang dilakukan untuk mengevaluasi proses pengujian, dengan tujuan untuk
memastikan bahwa sistem mutu berjalan dengan benar. Quality control dilakukan dengan
tujuan untuk menjamin hasil pemeriksaan laboratorium, mengetahui dan meminimalkan
penyimpangan serta mengetahui sumber dari penyimpangan.
Quality control merupakan produk metode kuantitatif dan statistik yang digunakan
didalam laboratorium untuk menjamin hasil tes yang realibel. Dilakukannya prosedur quality
control bertujuan untuk mendapatkan hasil tes yang realibel, mendeteksi kesalahan yang
terjadi selama proses, sehingga dapat dicegah kesalahan/kejadian berikutnya.
Proses pemantapan mutu merupakan proses terpadu yang dirancang untuk menjamin
hasil pemeriksaan sampel pasien valid, dan dapat digunakan dokter/ klinisi untuk membuat
keputusan diagnostik dan terapeutik. Dengan menjalankan kegiatan pemantapan mutu, kita
dapat melakukan konfirmasi bahwa performa/penampilan instrumen laboratorium yang
digunakan untuk pemeriksaan sampel pasien dalam keadaan stabil dan tidak mengalami
perubahan dari waktu ke waktu.
Kegiatan pemantapan mutu/ quality kontrol menggunakan bahan kontrol yang
dilakukan uji bersamaan dengan sampel pasien, dengan menerapkan metode statistik yang
sesuai terhadap hasil untuk menegakkan akurasi dan presisi yang merupakan tolok ukur untuk
menetapkan akseptabilitas hasil pemeriksaan. Akseptabilitas hasil pemeriksaan yaitu tingkat
penerimaan hasil pemeriksaan laboratorium oleh pelanggan/ klinisi. Pemantapan mutu terdiri
2. Akurasi
Akurasi atau ketepatan adalah kesesuaian antara hasil pemeriksaan dengan “nilai
benar/sebenarnya” (True Value). Penilaian akurasi tidak harus selalu tepat sama dengan (True
Value) karena ada rentang nilai yang bisa digunakan sebagai standar. Rentang nilai (range)
tersebut didapatkan dari hasil pemeriksaan berulang yang dihitung secara statistik
berdasarkan standar deviasi (SD) dimana akurasi dianggap bagus jika hasil pemeriksaan
berada pada ± 2 SD.
Pemantapan mutu internal bidang hematologi dilakukan secara mandiri oleh
laboratorium klinik dengan memonitor prosedur tes-tes hematologi yang merupakan
indikator kinerja laboratorium. Prosedur kontrol kualitas internal hematologi serupa dengan
kontrol kualitas internal pada umumnya yang melibatkan penggunaan material kontrol dan
pengukuran berulang (repeated measurement) pada spesimen rutin. Analisis bahan kontrol
dilakukan bersamaan dengan sampel pasien(Sukorini, 2010).
Kegiatan pemantapan mutu internal hematologi mencakup tiga tahapan proses, yaitu
pra analitik, analitik, dan pasca analitik.
2. Tahap Analitik
Kegiatan laboratorium yang dilakukan pada tahap analitik meliputi:
a. Pemeriksaan spesimen
b. Pemeliharaan dan Kalibrasi alat
Tujuan pengendalian tahap analitik yaitu untuk menjamin bahwa hasil pemeriksaan
spesimen dari pasien dapat dipercaya/ valid, sehingga klinisi dapat menggunakan hasil
pemeriksaan laboratorium tersebut untuk menegakkan diagnosis terhadap pasiennya.
Walaupun tingkat kesalahan tahap analitik (sekitar 10% - 15%) tidak sebesar tahap pra
analitik, laboratorium tetap harus memperhatikan kegiatan pada tahap ini. Kegiatan tahap
analitik ini lebih mudah dikontrol atau dikendalikan dibandingkan tahap pra analitik, karena
semua kegiatannya berada dalam laboratorium. Sedangkan pada tahap pra analitik ada
hubungannya dengan pasien, yang kadang-kadang sulit untuk dikendalikan.
Laboratorium wajib melakukan pemeliharaan dan kalibrasi alat baik secara berkala atau
sesuai kebutuhan, agar dalam melaksanakan pemeriksaan spesimen pasien tidak mengalami
kendala atau gangguan yang berasal dari alat laboratorium. Kerusakan alat dapat
menghambat aktivitas laboratorium, sehingga dapat mengganggu performa/ penampilan
laboratorium yang pada akhirnya akan merugikan laboratorium itu sendiri.
Untuk mendapatkan mutu yang dipersyaratkan, laboratorium harus melakukan uji
ketelitian – ketepatan. Uji ketelitian disebut juga pemantapan presisi, dan dapat dijadikan
indikator adanya penyimpangan akibat kesalahan acak (random error). Uji ketepatan disebut
juga pemantapan akurasi, dan dapat digunakan untuk mengenali adanya kesalahan sistemik
(systemic error). Pelaksanaan uji ketelitian – ketepatan yaitu dengan menguji bahan kontrol
yang telah diketahui nilainya (assayed kontrol sera). Bila hasil pemeriksaan bahan kontrol
terletak dalam rentang nilai kontrol, maka hasil pemeriksaan terhadap spesimen pasien
dianggap layak dilaporkan.
Seperti pada tahap analitik, tingkat kesalahan tahap pasca analitik hanya sekitar 15% -
20%. Walaupun tingkat kesalahan ini lebih kecil jika dibandingkan kesalahan pada tahap pra
analitik, tetapi tetap memegang peranan yang penting. Kesalahan penulisan hasil
pemeriksaan pasien dapat membuat klinisi salah memberikan diagnosis terhadap pasiennya.
2. Standar
Larutan standar primer adalah suatu material rujukan berupa substansi kimiawi murni
yang dapat digunakan untuk kalibrasi suatu instrumen atau persiapan suatu kurva standar
untuk pemeriksaan manual. Material ini mempunyai komposisi yang pasti, diketahui dan
dapat dipersiapkan dalam bentuk murni yang esensial. Material ini mempunyai matriks yang
sama dengan sampel pasien atau bisa juga tidak sama.
Istilah standar primer juga digunakan untuk tiap material rujukan tersertifikasi yang
pada umumnya diterima atau dikenal resmi sebagai standar satu-satunya (unique) untuk uji
tersebut tanpa mengindahkan tingkat kemurniannya. Satu-satunya larutan standar di bidang
hematologi adalah larutan cyanmethemoglobin yang dibuat di Rijks Institute di Bilthoven
Netherlands dan yang mendapat rekomendasi dari ICSH (Internationale Committee for
Standards in Hematology). Larutan standar cyanmethemoglobin ini disebut sebagai larutan
standar primer. Kini, pengukuran hemoglobin metode cyanmethemoglobin mulai bergeser ke
metode yang tidak menggunakan larutan cyanida. Pengukuran hemoglobin menggunakan
metode dimana hemoglobin dikonversikan menjadi derivat sulfat dengan penambahan
sodium lauryl sulfat, dan pengukuran kadar hemoglobin pada panjang gelombang 564 nm.
Sedangkan untuk penghitungan (counting) dan penentuan ukuran (sizing) dari sel darah,
belum ada material yang dipakai sebagai larutan standar primer.
2. Kalibrator
The Internationale Committee for Standardization in Hematology (ICSH) memberi
batasan suatu substansi yang digunakan untuk kalibrator, membagi dalam tingkat-tingkat dan
mengatur pengukuran yang dapat dilacak ke arah material rujukan nasional maupun
internasional. Menurut Rodak (2007) larutan kalibrator dibidang hematologi adalah suatu
suspensi sel manusia atau surrogate cell (sel pengganti) yang diawetkan, dimana parameter-
parameter hematologi telah ditetapkan oleh beberapa laboratorium rujukan dan dimonitor
secara harian oleh distributor.
Dalam bidang hematologi hanya penetapan hemoglobin yang dilakukan berdasarkan
suatu standar, sedangkan parameter hematologi lainnya bertumpu pada kalibrator. Hal yang
sama juga dijumpai pada pemeriksaan koagulasi berdasarkan jendalan/clot based coagulation
yang mengukur aktivitas enzim.
Dasar-dasar statistik pada quality control hematologi sama saja dengan dasar statistik
yang digunakan pada quality control pada umumnya, meliputi penetapan nilai rata-rata/mean
( X ) , simpangan baku (SD), dan koefesien variasi (CV).
Teknik statistik pengendalian mutu (Statistical Quality Control) digunakan untuk
mendeteksi, mengurangi, dan memperbaiki penyimpangan yang terjadi selama proses
analisis di laboratorium dilaksanakan.
Tujuan Statistical Quality Control yaitu:
1. Memantau mutu analitik suatu metode pemeriksaan pada kondisi
operasi rutin yang stabil.
2. Memberikan alarm/ tanda sedang terjadi masalah.
3. Mencegah dilaporkannya hasil pemeriksaan laboratorium yang belum terbebas dari
kesalahan analitik.
Nilai rata-rata/mean yaitu nilai yang berada pada pusat distribusi pemeriksaan. nilai
rata-rata merupakan hasil bagi jumlah nilai hasil pemeriksaan terhadap banyaknya
pemmeriksaan. Nilai ini didapat dari sejumlah hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap
spesimen yang sama dan dilakukan secara berulang, distribusinya merupakan distribusi
normal yang digambarkan dengan kurva Gauss. Nilai yang terdapat pada bagian tengahnya
disebut rata-rata/mean, dan dilambangkan dengan 𝑿.