Disusun oleh :
Risa Rahima Ningtyas
14340071
Tujuan :
- Mengetahui macam-macam kegiatan pengendalian mutu di masing-masing laboratorium
yang ada di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan (BLK)
- Mengetahui perbedaan kegiatan pengendalian mutu pada tiap-tiap laboratorium di UPTD
Balai Laboratorium Kesehatan (BLK)
Dasar Teori
Laboratorium Kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,
penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal
dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat. Sebagai bagian yang integral dari
pelayanan kesehatan, pelayanan laboratorium sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan berbagai
program dan upaya kesehatan, dan dimanfaatkan untuk keperluan penegakan diagnosis,
pemberian pengobatan dan evaluasi hasil pengobatan serta pengambilan keputusan lainnya.
Laboratorium klinik sebagai subsistem pelayanan kesehatan menempati posisi penting
dalam diagnosis invitro. Setidaknya terdapat 5 alasan penting mengapa pemeriksaan
laboratorium diperlukan, yaitu : skrining, diagnosis, pemantauan progresifitas penyakit,
monitor pengobatan dan prognosis penyakit. Oleh karena itu setiap laboratorium harus dapat
memberikan data hasil tes yang teliti, cepat dan tepat. Dalam proses pengendalian mutu
laboratorium dikenal ada tiga tahapan penting, yaitu tahap pra analitik, analitik dan pasca
analitik. Pada umumnya yang sering diawasi dalam pengendalian mutu hanya tahap analitik
dan pasca analitik yang lebih cenderung kepada urusan administrasi, sedangkan proses pra
analitik kurang mendapat perhatian. Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan
kontribusi sekitar 61% dari total kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%,
dan kesalahan pasca analitik 14%.
Mutu adalah mendapatkan hasil yang benar secara langsung setiap saat dan tepat waktu,
menggunakan sumber daya yang efektif dan efisien. Ini penting dalam semua tahap proses,
mulai dari penerimaan sampel hingga pelaporan hasl uji. Untuk mencapai mutu hasil
laboratorium yang memiliki ketepatan dan ketelitian tinggi maka seluruh metode dan
prosedur operasional laboratorium harus terpadu mulai dari perencanaan, pengambilan
contoh uji, penanganan, pengujian sampai pemberian laporan hasil uji laboratorium ke
pelanggan. Mutu suatu produk atau jasa bukan hanya penting bagi pemakai namun juga bagi
pemasok.
Pada pelayanan jasa laboratorium kesehatan rendahnya mutu hasil pemeriksaan pada
akhirnya akan menimbulkan penambahan biaya untuk kegiatan pengerjaan ulang dan klaim
dari jasa pelanggan. Untuk menanggulangi biaya kompensasi yang berasal dari rendahnya
mutu hasil pemeriksaan laboratorium tersebut diperlukan suatu usaha peningkatan mutu.
Pemantapan mutu merupakan suatu upaya untuk meminimalkan atau pencegahan
kesalahan semaksimal mungkin mulai dari kesalahan pra analitik, analitik dan pasca analitik.
Program Kendali Mutu Laboratorium Kesehatan merupakan kegiatan yang ideal apabila
dilakukan secara terus-menerus dan berkesinarnbungan sehingga mutu pelayanan
laboratorium kesehatan lebih terjamin pelayanan laboratoriumnya. Dan, dibutuhkan juga
adanya kesepakatan yang bersifat nasional yang didasari oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi mutakhir dan dilaksanakan secara konsisten.
Pelaksanaan kendali mutu internal, kendali mutu eksternal, dan pemantapan mutu apabila
dilakukan dengan baik dan tepat, akan menjamin bahwa pelayanan yang diberikan oleh
laboratorium medik dan kesehatan memenuhi persyaratan yang ditentukan dan memberi
manfaat yang optimal bagi pengguna jasa.
d) Koefisien variasi/standar deviasi relatif hasil pengukuran lebih besar atau sama dengan
10% maka dilakukan pengukuran ketiga. (SNI 06-6989.5-2004)
Seringkali pengujian analit dalam suatu sampel tidak langsung diukur dengan perlatan
instrumentasi namun dilakukan preparasi yang meliputi antara lain pelarutan, destilasi atau
ekstraksi. Agar hasil pengujian mempunyai akurasi tinggi maka efisiensi pelarutan, destilasi,
destruksi atau ekstraksi. Agar hasil pengujian mempunyai akurasi tinggi maka efisiensi
pelarutan, destilasi, destruksi atau ekstraksi terhadap analit tersebut harus memiliki efisiensi
100%. Untuk mengecek efisiensi proses pretreatment dan preparasi tersebut maka dilakukan
uji perolehan kembali (recovery test, %R) yang dirumuskan sebagai berikut :
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi harga uji recovery, antara lain faktor
instrumen yang digunakan, personil atau analis atau operator yang mengoperasikan alat,
interferensi dari unsur unsur lain yang ada dalam sampel.
4. Evaluasi hasil
1 3S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol (out of control),
apabila hasil pemeriksaan satu bahan kontrol melewati batas x 3 S.
2 2S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila hasil
pemeriksaan 2 kontrol berturut-turut keluar dari batas yang sama yaitu x + 2 S atau x – 2
S.
R 4S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila
perbedaan antara 2 hasil kontrol yang berturut-turut melebihi 4 S (satu kontrol diatas +2
S, lainnya dibawah -2 S)
4 1S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila 4
kontrol berturut-turut keluar dari batas yang sama baik x + S maupun x – S.
10 X : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila 10
kontrol berturut-turut berada pada pihak yang sama dari nilai tengah.
Aturan ini mendeteksi gangguan ketelitian (kesalahan acak) yaitu 1 3S, R 4S atau
gangguan ketepatan (kesalahan sistematik) yaitu 2 2S, 4 1S, 10 x, 1 3S.
5. Uji Ketepatan
Pada uji ketepatan ini dipakai serum kontrol yang telah diketahui rentang nilai kontrolnya
(assayed). Hasil pemeriksaan uji ketepatan ini dilihat apakah terletak di dalam atau di luar
rentang nilai kontrol menurut metode pemeriksaan yang sama. Bila terletak di dalam rentang
nilai kontrol, maka dianggap hasil pemeriksaan bahan kontrol masih tepat sehingga dapat
dianggap hasil pemeriksaan terhadap spesimen juga tepat. Bila terletak di luar rentang nilai
kontrol, dianggap hasil pemeriksaan bahan kontrol tidak tepat sehingga hasil pemeriksaan
terhadap spesimen juga dianggap tidak tepat.
Cara Kerja
1. Pembuatan kurva kalibrasi pemeriksaan nitrit di Laboratorium Kesehatan Masyrakat
- Buat satu seri larutan baku nitrit yang mengandung 2 – 25 ug/L sebagai N
- Pipet larutan baku nitrit 0,0 ; 4,0 ; 10,0 ; 15,0 ; 20,0 ; 25,0 ; 30,0 ; 35,0 ; 40,0 ; 45,0 ; 50,0
ml masing-masing masukkan ke dalam erlenmeyer, tambahkan air suling bebas nitrit
sampai 50 ml
- Pipet50 ml masing-masing larutan standar dan sampel uji, pindahkan ke gelas piala 200
ml
- Tambahkan 1 ml larutan sulfanilamida dan 1 ml NED dihidroklorida pada masing-
masing larutan standar dan sampel, kocok biarkan selama 10 menit dan segera lakukan
pengukuran (tidak boleh lebih dari 2 jam)
- Baca absorbansi masing-masing campuran pada panjang gelombang 543 nm
- Buat kurva kalibrasinya
Pemeriksaan spike sampel
- Dipipet 10 ml spike nitrit 0,1 ppm dan tambahkan 40 ml sampel yang tidak dispike , lalu
aduk
- Ditambahkan 1 ml sulfanilamida dan 1 ml NED
- Dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 543 nm
- Dihitung %recovery
% recovery yang baik : 80% – 100%
2. Uji presisi pada pemeriksaan albumin dan membuat grafik kontrol di laboratorium
patologi klinik
Uji presisi (RPD)
- Pastikan alat-alat yang akan digunakan berfungsi dengan baik
- Dilakukan pemeriksaan terhadap serum sampel dengan parameter albumin yang diulang
sebanyak dua kali (duplo)
- Dihitung nilai RPD dari hasil pemeriksaan dengan rumus :
𝑋1−𝑋2
RPD = 𝑋1+𝑋2 𝑥 100%
𝑛[∑XY]−[∑X][∑Y] [∑XY]−b[∑X]
b= 𝑛[∑X2]−[∑(X)2] a= 𝑛
= 1, 0747 = 0,008596
0.25
y = 1.0747x + 0.0086
R² = 0.9992
0.2
absorbansi
0.15
0.1
0.05
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
konsentrasi larutan standar
Jadi persamaan regresi linear yang didapat yaitu y= 1,0747x + 0,0086 dengan nilai R =
0,9992
b. Recovey test
Tabel hasil pembacaan absorbansi spike sampel pada spektrofotometer
No Sample ID Type Ex conc WL 543,0
1 23 Unknown 0,000 0,009
2 Spike Unknown 0,023 0,034
3 23,2 Unknown 0,000 0,009
Diketahui :
Konsentrasi spike yang ditambahkan yaitu 0,1 ppm
Abs sampel yang dispike (y) : 0,034
Y = 1,0747x + 0,0086
0,034 = 1,0747x + 0,0086
0,034−0,0086
x =
1,0747
x = 0,02364
jadi konsentrasi sampel yang dispike yaitu 0,02364 ppm
Abs sampel yang tidak dispike (y) : 0,009
Y = 1,0747x + 0,0086
0,009 = 1,0747x + 0,0086
0,009−0,0086
X =
1,0747
X = 0,000376
jadi konsentrasi sampel yang tidak dispike yaitu 0,000376 ppm
Ditanya : %recovery......?
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑝𝑖𝑘𝑒 − 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑠𝑝𝑖𝑘𝑒
%𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦 = 𝑥 100%
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑝𝑖𝑘𝑒
0,02364−0,000376
= x 100 %
0,1
= 23,264 %
Jadi nilai recovery test pada pemeriksaan nitrit yaitu 23, 264 % maka akurasi buruk karena
<80%
=%
120 3SD
118
2SD
116
1SD
114
X
112
-1SD
110
-2SD
108
-3SD
106
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
2SD
215
1SD
210
X
205
-1SD
200 -2SD
195 -3SD
190
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
2. Periode Kontrol
No N-kontrol P-kontrol Interpretasi Hasil
Data QC Posisi (SD) Data QC Posisi
(SD)
1 112,58 -0,35 208,95 0,26 In control
2 113,40 0,03 211,49 0,84 In control
3 114,52 0,56 212,03 0,97 In control
4 109,55 -1,76 203,46 -1,01 In control
5 110,74 -1,21 202,42 -1,25 Out control
6 113,13 -0,09 207,29 -0,13 In control
7 112,20 -0,03 203,05 -1,1 In control
8 114,84 0,71 212,21 1,01 In control
9 114,91 0,74 203,09 -1,09 In control
10 111,49 -0,86 202,76 -1,17 In control
11 109,31 -1,87 210,57 0,63 In control
12 116,85 1,65 206,02 -0,42 In control
13 116,16 1,32 209,57 0,4 In control
14 115,03 0,80 210,15 0,53 In control
15 115,99 1,24 210,58 0,62 In control
16 115,38 0,96 210,00 0,5 In control
17 116,85 1,65 212,82 1,15 Out control
18 116,33 1,40 208,70 0,2 In control
19 115,44 0,99 209,00 0,27 In control
20 113,52 0,09 211,37 0,81 In control
21 112,42 -0,42 213,86 1,39 In control
22 114,04 0,33 210,98 0,72 Out control
23 114,13 0,38 209,99 0,5 In control
24 116,49 1,48 211,31 0,8 In control
25 114,73 0,66 211,18 0,77 In control
TV 128,00 195,00
Rerata 113,33 207,83
SD 2,14 4,34
SD Pabrik 2,40 4,34
CV % 1,89 2,09
d% -11,46 6,58
TE% -7,68 10,76
Control Chart Parameter Kolesterol
225
220 3SD
2SD
215
kadar kontrol patologis
1SD
210
X
205
-1SD
200
-2SD
195 -3SD
190
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Evaluasi Hasil
Data ke 22 merupakan penolakan karena termasuk jenis error 10X dimana 10 hasil kontrol
terakhir dari level kontrol yang sama (across run) berada pada sisi yang sama di atas nilai
rata-rata.
Evaluasi Hasil
- Pada data ke 5 merupakan penolakan karena termasuk jenis error 41S dimana 4 hasil
kontrol berturut turut dari level kontrol yang berbeda (within run) berada pada lebih dari
1SD.
- Pada data ke 17 merupakan penolakan karena termasuk jenis error 10x dimana 10 hasil
kontrol terakhir dari level kontrol yang berbeda (within run) berada pada sisi yang sama
yaitu di atas rata-rata
Staphylococcus Kualitas
menunjukkan sifat baik
pertumbuhan yang
khas yaitu kuning
emas pada media
NAP
DAFTAR PUSTAKA
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/1018
www.docs-engine.com/pdf/1/mutu-laboratorium-mikrobiologi.html
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=328351&val=5503&title=QUALITY%2
0CONTROL%20OF%20MICROBIOLOGY%20LABORATORY.
http://diploma.chemistry.uii.ac.id/kuliah%20online/PENGENDALIAN%20DAN%20JAMIN
AN%20MUTU.pdf.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56061/4/Chapter%20II.pdf.