Anda di halaman 1dari 24

TUGAS KENDALI MUTU

“Laporan Praktikum di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi


Lampung”

Disusun oleh :
Risa Rahima Ningtyas
14340071

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG


KARANG
2016
LAPORAN PRAKTIKUM KENDALI MUTU

Nama : Risa Rahima Ningtyas


NPM : 14340071
Waktu dan Tempat :
- Selasa, 8 November 2016 di Laboratorium Kesehatan Masyrakat
BLK
- Rabu, 9 November 2016 di Laboratorium Patologi Klinik BLK
- Sabtu, 12 November 2016 dan Selasa, 15 November 2016 di
Laboratorium Mikrobiologi BLK
Materi :
1. Laboratorium Kesehatan Masyarakat :
- Quality Control di Laboratorium
a. Pembuatan kurva kalibrasi
b. Recovery Test
2. Laboratorium Patologi Klinik
- Dasar-dasar pengendalian kualitas
- Kegiatan Laboratorium tahap pre-analitik, analitik dan pasca
analitik
- Bahan Kontrol
- Pengolahan dan pengendalian kualitas :
a. Batas kontrol SD, CV, TE, Tea
b. Grafik kontrol
c. Evaluasi harian, bulanan, dan tahunan
3. Laboratorium mikrobiologi
- Kegiatan pemantapan mutu internal di laboratorium
mikrobiologi

Tujuan :
- Mengetahui macam-macam kegiatan pengendalian mutu di masing-masing laboratorium
yang ada di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan (BLK)
- Mengetahui perbedaan kegiatan pengendalian mutu pada tiap-tiap laboratorium di UPTD
Balai Laboratorium Kesehatan (BLK)
Dasar Teori
Laboratorium Kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,
penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal
dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat. Sebagai bagian yang integral dari
pelayanan kesehatan, pelayanan laboratorium sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan berbagai
program dan upaya kesehatan, dan dimanfaatkan untuk keperluan penegakan diagnosis,
pemberian pengobatan dan evaluasi hasil pengobatan serta pengambilan keputusan lainnya.
Laboratorium klinik sebagai subsistem pelayanan kesehatan menempati posisi penting
dalam diagnosis invitro. Setidaknya terdapat 5 alasan penting mengapa pemeriksaan
laboratorium diperlukan, yaitu : skrining, diagnosis, pemantauan progresifitas penyakit,
monitor pengobatan dan prognosis penyakit. Oleh karena itu setiap laboratorium harus dapat
memberikan data hasil tes yang teliti, cepat dan tepat. Dalam proses pengendalian mutu
laboratorium dikenal ada tiga tahapan penting, yaitu tahap pra analitik, analitik dan pasca
analitik. Pada umumnya yang sering diawasi dalam pengendalian mutu hanya tahap analitik
dan pasca analitik yang lebih cenderung kepada urusan administrasi, sedangkan proses pra
analitik kurang mendapat perhatian. Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan
kontribusi sekitar 61% dari total kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%,
dan kesalahan pasca analitik 14%.
Mutu adalah mendapatkan hasil yang benar secara langsung setiap saat dan tepat waktu,
menggunakan sumber daya yang efektif dan efisien. Ini penting dalam semua tahap proses,
mulai dari penerimaan sampel hingga pelaporan hasl uji. Untuk mencapai mutu hasil
laboratorium yang memiliki ketepatan dan ketelitian tinggi maka seluruh metode dan
prosedur operasional laboratorium harus terpadu mulai dari perencanaan, pengambilan
contoh uji, penanganan, pengujian sampai pemberian laporan hasil uji laboratorium ke
pelanggan. Mutu suatu produk atau jasa bukan hanya penting bagi pemakai namun juga bagi
pemasok.
Pada pelayanan jasa laboratorium kesehatan rendahnya mutu hasil pemeriksaan pada
akhirnya akan menimbulkan penambahan biaya untuk kegiatan pengerjaan ulang dan klaim
dari jasa pelanggan. Untuk menanggulangi biaya kompensasi yang berasal dari rendahnya
mutu hasil pemeriksaan laboratorium tersebut diperlukan suatu usaha peningkatan mutu.
Pemantapan mutu merupakan suatu upaya untuk meminimalkan atau pencegahan
kesalahan semaksimal mungkin mulai dari kesalahan pra analitik, analitik dan pasca analitik.
Program Kendali Mutu Laboratorium Kesehatan merupakan kegiatan yang ideal apabila
dilakukan secara terus-menerus dan berkesinarnbungan sehingga mutu pelayanan
laboratorium kesehatan lebih terjamin pelayanan laboratoriumnya. Dan, dibutuhkan juga
adanya kesepakatan yang bersifat nasional yang didasari oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi mutakhir dan dilaksanakan secara konsisten.
Pelaksanaan kendali mutu internal, kendali mutu eksternal, dan pemantapan mutu apabila
dilakukan dengan baik dan tepat, akan menjamin bahwa pelayanan yang diberikan oleh
laboratorium medik dan kesehatan memenuhi persyaratan yang ditentukan dan memberi
manfaat yang optimal bagi pengguna jasa.

I. Pengendalian Mutu di Laboratorium Kesehatan Masyarakat


Menurut Hardiani (2009), program pengendalian mutu yang dapat diterapkan
dilaboratorium penguji diantaranya adalah kurva kalibrasi, bagan kendali akurasi dan presisi
untuk setiap parameter uji. Tujuan pengendalian mutu adalah untuk menjamin bahwa setiap
hasil uji ataupun analisa terhadap suatu sampel untuk parameter tertentu telah terjamin
akurasi dan presisinya.
Kurva kalibrasi adalah Metode statistik yang digunakan untuk mengetahui perbandingan
pengaruh kadar analit dengan respon alat (instrumen). Presisi adalah variabilitas dari
beberapa kali pengukuran/pengujian yang menggambarkan kecermatan data dan berkaitan
dengan kesalahan random (acak). Sedangkan akurasi adalah kedekatan hasil analisis dengan
nilai sebenarnya yang menggambarkan ketepatan data dan berkaitan dengan kesalahan
sistematik atau bias. (Kantasubrata, 2008)
Kadar unsur dalam sampel uji ditentukan dengan menggunakan metode kurva kalibrasi
standar yaitu dengan mengukur intensitas sampel uji kemudian diintrapolasikan ke dalam
kurva kalibrasi masing-masing unsur. Kadar unsur dihitung berdasarkan faktor pemekatan
dan volume sampel uji.
Pengendalian mutu :
a) Koefisien korelasi (r) lebih besar atau sama dengan 0,95 dengan intersepsi lebih kecil atau
sama dengan batas deteksi.

b) Lakukan analisis blanko untuk kontrol kontaminasi.

c) Lakukan analisis duplo untuk kontrol ketelitian analisis.

d) Koefisien variasi/standar deviasi relatif hasil pengukuran lebih besar atau sama dengan
10% maka dilakukan pengukuran ketiga. (SNI 06-6989.5-2004)
Seringkali pengujian analit dalam suatu sampel tidak langsung diukur dengan perlatan
instrumentasi namun dilakukan preparasi yang meliputi antara lain pelarutan, destilasi atau
ekstraksi. Agar hasil pengujian mempunyai akurasi tinggi maka efisiensi pelarutan, destilasi,
destruksi atau ekstraksi. Agar hasil pengujian mempunyai akurasi tinggi maka efisiensi
pelarutan, destilasi, destruksi atau ekstraksi terhadap analit tersebut harus memiliki efisiensi
100%. Untuk mengecek efisiensi proses pretreatment dan preparasi tersebut maka dilakukan
uji perolehan kembali (recovery test, %R) yang dirumuskan sebagai berikut :

𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑝𝑖𝑘𝑒 − 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑠𝑝𝑖𝑘𝑒


%𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦 = 𝑥 100%
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑝𝑖𝑘𝑒

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi harga uji recovery, antara lain faktor
instrumen yang digunakan, personil atau analis atau operator yang mengoperasikan alat,
interferensi dari unsur unsur lain yang ada dalam sampel.

II. Pengendalian Mutu di Laboratorium Patologi Klinik


Laboratorium digunakan untuk menentukan diagnosis, pemantauan pengobatan dan
meramalkan prognosis, maka amatlah perlu untuk selalu menjaga mutu hasil pemeriksaan,
dalam arti mempunyai tingkat akurasi dan presisi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam melaksanakan uji ketelitian ini dapat digunakan bahan kontrol assayed atau
unassayed. Kegiatan yang harus dilakukan adalam pengujian ini adalah :
1. Periode pendahuluan
Pada periode ini ditentukan nilai dasar yang merupakan nilai rujukan untuk pemeriksaan
selanjutnya. Periode ini umumnya dilakukan baik untuk pemeriksaan kimia klinik,
hematologi, imunoserologi maupun kimia lingkungan. Cara :
a. Periksalah bahan kontrol bersamaan dengan pemeriksaan spesimen setiap hari kerja atau
pada hari parameter yang bersangkutan diperiksa sampai mencapai 25 hari kerja.
b.Catat setiap nilai yang diperoleh tiap hari kerja tersebut dalam formulir periode
pendahuluan pada kolom x.
c. Setelah diperoleh 25 nilai pemeriksaan, hitung nilai rata-ratanya (mean), standar deviasi
(SD). Koefisien variasi (CV), batas peringatan (mean  2 SD) dan batas kontrol (mean  3
SD).
d. Teliti kembali apakah ada nilai yang melebihi batas mean  3 SD. Bila ada, maka nilai
tersebut dihilangkan. Hitung kembali nilai mean, SD, CV, mean  2 SD dan mean  3 SD.
e. Nilai mean dan S yang diperoleh ini dipakai sebagai nilai rujukan Periode kontrol.
2. Periode kontrol
Merupakan periode untuk menentukan ketelitian pemeriksaan pada hari tersebut. Prosedur
pada periode kontrol ini tergantung dari bidang pemeriksaannya. Untuk pemeriksaan kimia
klinik, hematologi dan kimia lingkungan cara dalah sebagai berikut :
a. Periksa bahan kontrol setiap hari kerja atau pada hari parameter yang bersangkutan
diperiksa.
b.Catatlah nilai yang diperoleh pada formulir periode kontrol.
c. Hitung penyimpangannya terhadap nilai rujukan dalam satuan S (Standar Deviasi Index)
d.Satuan S yang diperoleh di plot pada kertas grafik kontrol. Sumbu X dalam grafik kontrol
menunjukkan hari/tanggal pemeriksaan sedangkan sumbu Y menunjukkan satuan S.

4. Evaluasi hasil
 1 3S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol (out of control),
apabila hasil pemeriksaan satu bahan kontrol melewati batas x  3 S.
 2 2S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila hasil
pemeriksaan 2 kontrol berturut-turut keluar dari batas yang sama yaitu x + 2 S atau x – 2
S.
 R 4S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila
perbedaan antara 2 hasil kontrol yang berturut-turut melebihi 4 S (satu kontrol diatas +2
S, lainnya dibawah -2 S)
 4 1S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila 4
kontrol berturut-turut keluar dari batas yang sama baik x + S maupun x – S.
 10 X : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila 10
kontrol berturut-turut berada pada pihak yang sama dari nilai tengah.
Aturan ini mendeteksi gangguan ketelitian (kesalahan acak) yaitu 1 3S, R 4S atau
gangguan ketepatan (kesalahan sistematik) yaitu 2 2S, 4 1S, 10 x, 1 3S.

5. Uji Ketepatan
Pada uji ketepatan ini dipakai serum kontrol yang telah diketahui rentang nilai kontrolnya
(assayed). Hasil pemeriksaan uji ketepatan ini dilihat apakah terletak di dalam atau di luar
rentang nilai kontrol menurut metode pemeriksaan yang sama. Bila terletak di dalam rentang
nilai kontrol, maka dianggap hasil pemeriksaan bahan kontrol masih tepat sehingga dapat
dianggap hasil pemeriksaan terhadap spesimen juga tepat. Bila terletak di luar rentang nilai
kontrol, dianggap hasil pemeriksaan bahan kontrol tidak tepat sehingga hasil pemeriksaan
terhadap spesimen juga dianggap tidak tepat.

III. Pengendalian Mutu di Laboratorium Mikrobiologi


Internal quality assurance/Internal quality control (pemantapan mutu internal) Ini
berarti bahwa laboratorium itu mempunyai program pengawasan hasil pemeriksaanya secara
terus menerus dan tertentu. Laboratorium bertanggung jawab secara etis untuk memberikan
hasil pemeriksaan yang tepat dan bermanfaat bagi pasien. Program pengawasan internal
quality control dapat dilakukan terhadap:
a. Prosedur kerja laboratorium meliputi kebersihan ruangan, kesehatan personilnya,
pemisahan ruangan kerja dengan ruang makan, minum dan merokok, kesehatan dan
keselamatan kerja, penanganan dan penghancuran bahan-bahan reinfeksi, imunisasi
karyawan, pemeliharaan alat, penanganan specimen (pengambilan, pengumpulan, pencatatan,
penyimpanan, pengiriman dan pengolahan), pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan,
prosedur mudah, terbaru dan sesuai standard.
b. Pemeliharaan alat yang baik dan benar serta terus menerus akan menghasilkan kerja alat
yang baik dan akan mempengaruhi mutu hasil pemeriksaan.
c. Mutu cat, reagensia, antigen, antisera dan cakram obat
- Cat dan reagensia
Pengawasan dilakukan setiap kali atau setiap hari apabila reagen atau cat dibuat saat akan
melakukan pemeriksaan dengan menyertakan control positif dan negative. Pengawasan dapat
pula dilakukan setiap 1 minggu, 3 bulan, 6 bulan atau setiap cat atau reagen yang baru dibuka
atau dibuat, tergantung dari sifat cat atau reagen itu apabila terpengaruh udara, cahaya dan
sebagainya pada waktu penyimpanan. Cat atau reagensia boleh dibuang atau tidak dipakai
apabila tanggal kadaluarsanya telah dilampaui atau apabila sudah ada perubahan warna,
kekeruhan, dan ada endapan.
- Antigen dan antisera
Beberapa anjuran untuk mendapatkan hasil yang baik dari antigen dan antisera:
1. Selalu mengikuti petunjuk pabrik
2. Simpan dalam suhu yang dianjurkan. Beberapa reagen tidak baik bila disimpan dalam
freezer
3. Hindari pengulangan pembekuan dan pencairan
4. Buang zat bila lewat tanggal kadaluarsa
5. Gunakan kultur murni dan baru untuk mengetes antisera
6. Selalu menyertakan serum control negative dan positif setiap menggunakan antigen baru.
- Cakram obat
Untuk mengurangi kesalahan dalam penggunaan disc obat, ikutilah petunjuk berikut :
 Cakram obat harus betul diameternya (6,35m)
 Cakram obat harus betul potensinya (tes dengan strain)
 Cakram obat stock disimpan pada -20 C
 Cakram obat untuk kerja sehari-hari tidak boleh disimpan lebih dari 1 bulan pada 2-8oC
 Cakram obat yang baru dibeli ditest dulu potensinya dengan strain standard

Pemeliharaan dan penyimpanan kultur bakteri standar


1. Stock kultur: harus baik dan murni, baik berari harus cocok sifat-sifat morfologinya,
kulturnya, biokimianya, tes kimianya, dan serologinya. Murni berarti kultur tersebut tidak
ada kontaminasi dengan bakteri lain.

Penyimpanan dan Pengawetan


- Cara yang terbaik untuk menyimpan kultur bakteri yaitu dengan di lyophilize (kering dan
dingin) atau disimpan pada suhu -70oC dengan deepfreezer.
- Stock kultur dapat disimpan dengan disuspensikan di dalam glycerol, disimpan pada suhu
kurang dari 20 C, dapat bertahan hidup 1 tahun atau lebih. Dapat pula disimpan dengan
cara ditanam didalam Tryticase soy agar tabung tegak, dapat disimpan pada suhu kamar, ada
yang dapat bertahan sampai 10 tahun.
- Kultur rutin dapat disimpan dengan kultur goresan pada TSA tabung, pada suhu kamar.
Bakteri yang cepat tumbuh dan umurnya pendek boleh dipindahtanamkan setiap 2-3 hari
sekali.

Parameter Dalam Penjaminan Mutu


1. Parameter Sterilisasi
Sterilisasi media mempunyai peranan penting dalam kualitas media. Umumnya dilakukan
autoklaf untuk sterilisasi media. Namun, waktu autoklaf dan kuantitas media harus disterilkan
secara diatur. Heat treatment media kultur kompleks dapat mengakibatkan kerusakan gizinya
baik melalui degradasi termal langsung atau dengan reaksi antar komponen. Oleh karena itu,
sangat penting untuk mengoptimalkan proses pemanasan untuk meminimalkan pemanasan
kerusakan. Siklus yang disarankan adalah tahap 1:20-121 ° C, tahap 2: <100-121 ° C, tahap
3:121-121 ° C dan tahap 4:121-80 ° C.
Volume media dalam satu batch sterilisasi harus tetap kecil, idealnya dua liter. Reguler
memeriksa dari proses sterilisasi dengan indikator harus dilakukan; suhu dan tekanan juga
harus terus-menerus dipantau. Sterilisasi indikator seperti indikator biologis dan tes Bowie
Dick yang tersedia untuk memeriksa efisiensi proses. Indikator biologi seperti spora Bacillus
stearothermophilus dapat digunakan untuk memeriksa pembunuhan kemanjuran spora.
2. Parameter Fisik
Penampilan fisik kotor media sering menunjukkan kualitas. Media disiapkan harus diperiksa
untuk ciriciri fisik seperti gelembung yang berlebihan atau lubang, tidak setara pengisian
pelat (leveling seragam), retak menengah di piring dan pembekuan atau kristalisasi. Semua
karakter yang disebutkan di atas dapat diperiksa secara visual oleh mata telanjang. Namun,
untuk yang tidak sama mengisi pelat, ketebalan medium dapat diperiksa pada empat poin.
Keempat poin adalah dua ujung dari dua diameter piring, yang tegak lurus satu sama lain.
Jadi, semua empat sisi dapat diperiksa secara bersamaan. Ketebalan pada empat poin adalah
catat dan ketebalan rata-rata ditentukan dan dilaporkan sebagai rata-rata ketebalan medium di
piring, yang harus 4,0 ± 0,2 mm.
Nilai pH medium juga salah satu karakter fisik penting, yang harus diperiksa. Hal ini dapat
diukur sementara persiapan medium sebelum dan sesudah autoklaf dengan menggunakan pH
meter standar setelah kalibrasi yang tepat dengan buffer standar.
3. Parameter Mikrobiologi
Pendukung pertumbuhan karakteristik adalah parameter yang paling penting saat melakukan
pengendalian kualitas media. Prosedur baku inokulasi harus digunakan. Hasilnya harus
diperiksa secara kualitatif dan kuantitatif dan saat pengujian banyak baru, baik batch
sebelumnya dan batch baru harus tumbuh secara bersamaan. National committee for clinical
laboratory standards (NCCLS)/ Komite Nasional untuk standar laboratorium klinis
(NCCLS) telah menetapkan pedoman tertentu untuk organisme kontrol yang akan digunakan
untuk setiap medium, konsentrasi inokulum yang diinginkan dan hasil yang diharapkan
mereka pertumbuhan.
4. Parameter Kontaminasi
Ini adalah parameter yang sangat penting bagi penentuan kualitas media. Batch tersebut harus
benar-benar diperiksa untuk kontaminasi sebelum melewati untuk penggunaan laboratorium.
Hal ini juga menyarankan bahwa batch seluruh media disiapkan diperiksa untuk kontaminasi
dengan menjaga pelat minimal selama tiga hari pada suhu kamar. Atau, dua piring dari batch
tes dapat diambil dan ditempatkan ke dalam inkubator ditetapkan 37 °C selama 24 jam.
Setelah inkubasi diperlukan, pelat diperiksa untuk pertumbuhan apapun. Jika ada
pertumbuhan apapun, proses ini diulang, mengambil lagi dua piring dari batch yang sama.
Jika pencemaran terjadi lagi, maka disimpulkan bahwa kontaminasi telah terjadi di batch
disiapkan. Sesuai rekomendasi lebih dari 10% kontaminasi membutuhkan batch yang akan
dibuang.

Alat dan Bahan


1. Pembuatan kurva kalibrasi di Laboratorium Kesehatan Masyrakat
Alat : Bahan :
- Spektrofotometer
- Labu ukur - Aquades
- Pipet volume - Larutan Baku nitrit
- Beaker glass - Sulfanilamida
- Pipet tetes - NED dihidroklorida
- Gelas piala - Sampel air
- Vacum pump
2. Uji presisi pada pemeriksaan albumin di Laboratorium Patologi Klinik
Alat :
- Fotometer Bahan :
- Mikropipet + tip - Sampel serum
- Tabung reaksi - Reagen Kit
- Rak tabung - aquades
3. Kegiatan PMI di Laboratorium Mikrobiologi
a. Uji Kinerja Autoklaf
Alat :
- indikator tip
-autoklaf
- alat-alat gelas
b. Uji mutu Giemsa dan Ziehl nelson
Alat : - Kertas saring
- Pipet tetes - Mikroskop
Bahan : - Metanol absolut
- Cat giemsa dan Ziehl nelson A,B dan
C
c. Uji sterilitas dan kualitas media
Alat : Bahan :
- Ose - Media nutrient agar plate (NAP) dan
- Bunsen eosin methylen blue (EMB)
- Inkubator - Kuman kontrol (Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli)
d. Uji mutu antibiotik
Alat : Bahan :
- Pinset - Media muller hinton (MH)
- Bunsen - Antibiotik (clindamicin
- Lidi kapas steril - Strain kuman pseudomonas
- Inkubator - Mc farlan

Cara Kerja
1. Pembuatan kurva kalibrasi pemeriksaan nitrit di Laboratorium Kesehatan Masyrakat
- Buat satu seri larutan baku nitrit yang mengandung 2 – 25 ug/L sebagai N
- Pipet larutan baku nitrit 0,0 ; 4,0 ; 10,0 ; 15,0 ; 20,0 ; 25,0 ; 30,0 ; 35,0 ; 40,0 ; 45,0 ; 50,0
ml masing-masing masukkan ke dalam erlenmeyer, tambahkan air suling bebas nitrit
sampai 50 ml
- Pipet50 ml masing-masing larutan standar dan sampel uji, pindahkan ke gelas piala 200
ml
- Tambahkan 1 ml larutan sulfanilamida dan 1 ml NED dihidroklorida pada masing-
masing larutan standar dan sampel, kocok biarkan selama 10 menit dan segera lakukan
pengukuran (tidak boleh lebih dari 2 jam)
- Baca absorbansi masing-masing campuran pada panjang gelombang 543 nm
- Buat kurva kalibrasinya
Pemeriksaan spike sampel
- Dipipet 10 ml spike nitrit 0,1 ppm dan tambahkan 40 ml sampel yang tidak dispike , lalu
aduk
- Ditambahkan 1 ml sulfanilamida dan 1 ml NED
- Dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 543 nm
- Dihitung %recovery
% recovery yang baik : 80% – 100%

2. Uji presisi pada pemeriksaan albumin dan membuat grafik kontrol di laboratorium
patologi klinik
Uji presisi (RPD)
- Pastikan alat-alat yang akan digunakan berfungsi dengan baik
- Dilakukan pemeriksaan terhadap serum sampel dengan parameter albumin yang diulang
sebanyak dua kali (duplo)
- Dihitung nilai RPD dari hasil pemeriksaan dengan rumus :
𝑋1−𝑋2
RPD = 𝑋1+𝑋2 𝑥 100%

Nilai RPD untuk albumin tidak boleh >7,5%

Membuat grafik kontrol


- Dibuat periode pendahuluan dengan mencari rata-rata , standar deviasi , dan batas
kontrol dari hasil pemeriksaan bahan kontrol baik normal maupun patologis yang telah
dikumpulkan selama sebulan
- Dilihat apakah ada data yang keluar dari batas kontrol ( X ± 3SD) jika “ya” maka buang
data tersebut dan hitung ulang rata-rata dan SD-nya
- Dibuat grafik levey jeaning dan plotkan data kontrol yang diperiksa setiap hari pada
grafik tersebut sebagai periode kontrol
- Dilakukan eveluasi terhadap pola yang dibentuk pada grafik sesuai dengan “westgard
multirule system”

3. Kegiatan PMI di Laboratorium Mikrobiologi


a. Uji kinerja autoklaf
- Ditempelkan indikator tip pada cawan petri atau erlenmeyer
- Disterilisasi cawan petri atau erlenmeyer dengan autoklaf pada 121 C 1 ATM selama 15-
20 menit
- Dilihat ada tidaknya perubahan warna pada indikator tip
Interpretasi hasil : kinerja autoklaf baik jika indikator tip berubah warna menjadi coklat
tua
b. Uji mutu Giemsa
- Diteteskan 2 tetes giemsa pada kertas saring
- Diteteskan 2 tetes metanol absolut pada tempat yang sama
- Ditunggu 2-3 menit
- Diamati warna yang terbentuk pada kertas saring
Interpretasi hasil : mutu giemsa baik jika terbentuk tiga lingkaran warna yaitu ungu (
dalam), biru (tengah), merah (luar)
c. Uji mutu ziehl nelson
- Dilakukan pengecatan ziehl nelson sesuai dengan prosedur pengecatan pada sediaan
kering yang mengandung kuman kontrol BTA positif
- Diamati preparat hasil pengecatan
Interpretasi hasil : mutu cat ziehl nelson yang baik jika pada lapangan pandang BTA
akan berwarna merah
d. Uji sterilitas media
- Diambil 10% dari media batch yang dibuat di waktu bersamaan
- Diinkubasi media tersebut pada 37 C
- Diamati ada tidaknya pertumbuhan koloni kuman
Interpretasi hasil : seluruh media dapat digunakan jika tidak terdapat pertumbuhan koloni
atau ada pertumbuhan koloni ≤2 pada beberapa media yang telah diinkubasi
e. Uji kualitas media
- Dilakukan isolasi kuman kontrol yang memiliki ciri khas pertumbuhan yang spesifik
pada media tertentu seperti staphylococcus pada NAP dan E.coli pada EMB
- Diinkubasi pada 37 C selama 24 jam
- Diamati sifat pertumbuhan koloni yang dihasilkan pada media
Interpretasi hasil : kualitas media baik jika pertumbuhan koloni yang ditunjukan pada
media EMB berupa warna hijau metalic dan kuning emas pada NAP
f. Uji mutu antibiotik
- Dipulas kuman pseudomonas pada media muhler hinton (MH)
- Diletakkan 3 jenis antibiotik yang berbeda dengan jarak tertentu pada media MH
- Diinkubasi pada 37 C selama 24 jam
- Diukur zona hambat yang terbentuk dengan mikrometer sekrup
Interpretasi hasil : lihat tabel ATCC dan sesuaikan antara antibiotik yang dipakai dengan
spesiesnya dan tentukan in control atau out control.
Hasil Pengamatan
I. Laboratorium Kesehatan Masyarakat
a. Kurva kalibrasi pemeriksaan nitrit
No Konsentrasi (X) Abs(Y) XY X2 Y2
1 0,000 0,010 0 0 0,0001
2 0,001 0,010 0,00001 0,000001 0,0001
3 0,050 0,059 0,00295 0,0025 0,003481
4 0,100 0,119 0,0119 0,01 0,014161
5 0,150 0,167 0,02505 0,0225 0,027889
6 0,200 0,225 0,045 0,04 0,050625
∑X = 0,501 ∑Y = 0,59 ∑XY= 0,08491 ∑X2= 0,075001 ∑Y2= 0,096356

𝑛[∑XY]−[∑X][∑Y] [∑XY]−b[∑X]
b= 𝑛[∑X2]−[∑(X)2] a= 𝑛
= 1, 0747 = 0,008596

0.25
y = 1.0747x + 0.0086
R² = 0.9992
0.2
absorbansi

0.15

0.1

0.05

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
konsentrasi larutan standar

Jadi persamaan regresi linear yang didapat yaitu y= 1,0747x + 0,0086 dengan nilai R =
0,9992

b. Recovey test
Tabel hasil pembacaan absorbansi spike sampel pada spektrofotometer
No Sample ID Type Ex conc WL 543,0
1 23 Unknown 0,000 0,009
2 Spike Unknown 0,023 0,034
3 23,2 Unknown 0,000 0,009

Diketahui :
Konsentrasi spike yang ditambahkan yaitu 0,1 ppm
Abs sampel yang dispike (y) : 0,034
Y = 1,0747x + 0,0086
0,034 = 1,0747x + 0,0086
0,034−0,0086
x =
1,0747
x = 0,02364
jadi konsentrasi sampel yang dispike yaitu 0,02364 ppm
 Abs sampel yang tidak dispike (y) : 0,009
Y = 1,0747x + 0,0086
0,009 = 1,0747x + 0,0086
0,009−0,0086
X =
1,0747
X = 0,000376
jadi konsentrasi sampel yang tidak dispike yaitu 0,000376 ppm

Ditanya : %recovery......?
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑝𝑖𝑘𝑒 − 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑠𝑝𝑖𝑘𝑒
%𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦 = 𝑥 100%
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑝𝑖𝑘𝑒
0,02364−0,000376
= x 100 %
0,1
= 23,264 %
Jadi nilai recovery test pada pemeriksaan nitrit yaitu 23, 264 % maka akurasi buruk karena
<80%

II. Laboratorium Patologi Klinik


a. Uji presisi pada parameter albumin (RPD)
Diketahui : X1 =
X2 =
𝑋1−𝑋2
Jadi, RPD = 𝑥 100%
𝑋1+𝑋2

= + 𝑥100%

=%

b. Membuat grafik kontrol


Data Bahan Kontrol
Pemeriksaan : kolesterol
Periode pendahuluan
No N-kontrol P-kontrol
Data QC Posisi (SD) Data QC Posisi (SD)
1 115,27 207,01
2 115,06 211,33
3 116,06 214,59
4 109,56 212,01
5 114,93 213,34
6 111,26 212,75
7 115,36 211,72
8 114,68 208,82
9 112,90 213,85
10 111,64 207,20
11 115,52 210,24
12 113,05 211,25
13 115,71 209,46
14 112,62 207,79
15 111,43 202,39
16 112,96 208,33
17 110,98 203,49
18 110,22 201,95
19 113,19 203,12
20 111,23 202,95
21 111,71 203,31
22 110,34 200,34
23 115,50 202,96
24 116,74 207,83
25 115,21
26
TV 108,00 195
SD 3,00 7
Pabrik
*pada periode pendahuluan posisi SD tidak perlu diisi
1. Periode Pendahuluam
Kontrol Normal Kontrol Patologis
X = 113,2442 X =207,8346
SD = 2,141855 SD =4,339257
Upper Control Limit = X + 3SD Upper Control Limit =X + 3SD
= 113,2442 + 3. =207,8346+3.
2,141855 4,339257
= 119,6697 =220,8524
Lower Control Limit = X – 3SD Lower Control Limit =X – 3SD
= 113,2442 - 3. =207,8346+3.
2,141855 4,339257
= 106,8186 =194,8168
Grafik Pendahuluan kontrol normal

120 3SD
118
2SD
116
1SD
114
X
112
-1SD
110
-2SD
108
-3SD
106
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25

Grafik pendahuluan kontrol


225
patologis
220 3SD
kadar kontrol patologis

2SD
215
1SD
210
X
205
-1SD
200 -2SD
195 -3SD
190
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25
2. Periode Kontrol
No N-kontrol P-kontrol Interpretasi Hasil
Data QC Posisi (SD) Data QC Posisi
(SD)
1 112,58 -0,35 208,95 0,26 In control
2 113,40 0,03 211,49 0,84 In control
3 114,52 0,56 212,03 0,97 In control
4 109,55 -1,76 203,46 -1,01 In control
5 110,74 -1,21 202,42 -1,25 Out control
6 113,13 -0,09 207,29 -0,13 In control
7 112,20 -0,03 203,05 -1,1 In control
8 114,84 0,71 212,21 1,01 In control
9 114,91 0,74 203,09 -1,09 In control
10 111,49 -0,86 202,76 -1,17 In control
11 109,31 -1,87 210,57 0,63 In control
12 116,85 1,65 206,02 -0,42 In control
13 116,16 1,32 209,57 0,4 In control
14 115,03 0,80 210,15 0,53 In control
15 115,99 1,24 210,58 0,62 In control
16 115,38 0,96 210,00 0,5 In control
17 116,85 1,65 212,82 1,15 Out control
18 116,33 1,40 208,70 0,2 In control
19 115,44 0,99 209,00 0,27 In control
20 113,52 0,09 211,37 0,81 In control
21 112,42 -0,42 213,86 1,39 In control
22 114,04 0,33 210,98 0,72 Out control
23 114,13 0,38 209,99 0,5 In control
24 116,49 1,48 211,31 0,8 In control
25 114,73 0,66 211,18 0,77 In control
TV 128,00 195,00
Rerata 113,33 207,83
SD 2,14 4,34
SD Pabrik 2,40 4,34
CV % 1,89 2,09
d% -11,46 6,58
TE% -7,68 10,76
Control Chart Parameter Kolesterol

Control chart parameter kolesterol

225

220 3SD

2SD
215
kadar kontrol patologis

1SD
210
X
205
-1SD

200
-2SD

195 -3SD

190
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Evaluasi Hasil
Data ke 22 merupakan penolakan karena termasuk jenis error 10X dimana 10 hasil kontrol
terakhir dari level kontrol yang sama (across run) berada pada sisi yang sama di atas nilai
rata-rata.

Evaluasi Hasil
- Pada data ke 5 merupakan penolakan karena termasuk jenis error 41S dimana 4 hasil
kontrol berturut turut dari level kontrol yang berbeda (within run) berada pada lebih dari
1SD.
- Pada data ke 17 merupakan penolakan karena termasuk jenis error 10x dimana 10 hasil
kontrol terakhir dari level kontrol yang berbeda (within run) berada pada sisi yang sama
yaitu di atas rata-rata

III. Laboratorium Mikrobiologi


No Gambar Nama Uji Keterangan kesimpulan
1 Uji kinerja Warna indikator tip Kualitas
autoklaf berubah menjadi baik
coklat tua setelah
disterilisasi

2 Uji Mutu Terdapat 3 Kualitas


Giemsa komponen warna baik
pada kertas saring
yaitu ungu (dalam) ,
biru (tengah) dan
merah (luar)

3 Uji Mutu Pada lapangan Kualitas


Ziehl Nelson pandang kuman baik
kontrol positif BTA
berwarna merah

4 Uji Tidak terdapat Kualitas


sterilisasi pertumbuhan koloni baik
media pada media NAP
setelah diinkubasi 24
jam
5 Uji Kualitas E.coli menunjukkan Kualitas
Media sifat pertumbuhan baik
yang khas yaitu hijau
methalic pada media
EMB

Staphylococcus Kualitas
menunjukkan sifat baik
pertumbuhan yang
khas yaitu kuning
emas pada media
NAP

6 Uji kualitas Zona hambat yang Kualitas


antibiotik terbentuk terhadap buruk
masing-masing
antibiotik yaitu :
Kesimpulan :
 Di laboratorium kesehatan masyarakat penerapan kegiatan pemantapan mutu yang
dilakukan oleh BLK berupa pembuatan kurva kalibrasi dan melakukan uji akurasi
dengan recovery test.
 Di laboratorium patologi klinik pengendalian kualitas yang diterapkan oleh BLK berupa
pembuatan kontrol chart dan uji presisi (RPD) pada pemeriksaan kimia klinik.
 Di laboratorium mikrobiologi pengendalian mutu dilakukan terhadap komponen-
komponen yang digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi seperti autoklaf , media , cat
giemsa dan ziehl nelson serta antibiotiknya agar diketahui layak atau tidak untuk
digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/1018

www.docs-engine.com/pdf/1/mutu-laboratorium-mikrobiologi.html
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=328351&val=5503&title=QUALITY%2
0CONTROL%20OF%20MICROBIOLOGY%20LABORATORY.
http://diploma.chemistry.uii.ac.id/kuliah%20online/PENGENDALIAN%20DAN%20JAMIN
AN%20MUTU.pdf.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56061/4/Chapter%20II.pdf.

Anda mungkin juga menyukai