Anda di halaman 1dari 3

Pengendalian mutu di laboratorium kesehatan bertujuan untuk mendeteksi dan mengurangi titik

kesalahan dalam proses analisis laboratorium sebelum melaporkan hasilnya kepada pasien. Terdapat
beberapa kemungkinan dimana terdapat proses yang bisa menjadi sumber error yang berdampak pada
kualitas hasil laboratorium klinik. Kesalahan tersebut dapat terjadi pada tahap pra analitik, analitik, dan
pasca analitik.

TAHAP PENGNEDALIAN MUTU PRA NALITIK

Sebelum melakukan pemeriksaan sampel pasien terdapat rentetan kegiatan yang perlu dilakukan,
diantaranya adalah:

1. Persiapan sampel
2. Pemberian identitas sampel
3. Pengambilan dan penampungan sampel
4. Penanganan sampel
5. Pengiriman sampel
6. Pengolahan dan penyiapan sampel

Dari proses diatas, ada beberapa hal yang bisa menjadi sumber kesalahan. Kesalahannya adalah
sebagai berikut:

Kesalahan Menulis Informasi Pasien

Petugas dapat saja melakukan kesalahan saat menuliskan informasi pasien. Informasi pasien
yang dimaksud seperti nama, jenis kelamin, usia, bangsal, efek olahraga, efek pola makan,
riwayat medis, kehamilan, efek obat-obatan dan alkohol dll. Kesalahan ini nantinya akan
mempengaruhi nilai hasil analisis laboratorium.

Tidak Mengambil Sampel dengan Jumlah yang Sesuai

Jumlah sampel yang tidak mencukupi tidak dapat diproses lebih lanjut. Karena jumlah sampel
tidak sesuai seperti yang diminta oleh dokter.

Tidak Menyimpan Sampel dengan Benar

Penyimpanan sampel yang tidak tepat dapat menyebabkan hemolisis sampel sebelum mencapai
laboratorium untuk dianalisis. Sampel yang terlalu hemolisis akan ditolak karena pecahnya sel
darah menyebabkan pelepasan intraseluler tertentu bahan kimia dan enzim yang akan
menyebabkan peningkatan kadar kalium, fosfat dan transaminase.

Pengendalian mutu pada tahap pra analitik bertujuan untuk memastikan bahwa sampel yang diterima
benar serta dari pasien yang benar pula dan sesuai dengan syarat yang telah ditentukan. Kesalahan yang
terjadi pada tahap pra analitik adalah yang terbesar, yaitu dapat mencapai 60% - 70%. Mempersiapkan
pasien sebelum melakukan pengambilan sampel adalah langkah yang krusial. Sampel yang tidak
memenuhi syarat sebaiknya ditolak untuk dilakukan pengulangan pengambilan sampel agar tidak
merugikan laboratorium.

Tahap Pengendalian Mutu Analitik

Tahap pengendalian mutu analitik dimulai dari saat mempersiapkan sampel pasien untuk
dilakukan analisis hingga terbitnya hasil tes sampel. Kegiatan tersebut dapat dirinci sebagai
berikut :

1. Persiapan pasien
2. Pemberian identitas sampel
3. Pengambilan dan penampungan sampel
4. Penanganan sampel
5. Pengiriman sampel
6. Pengolahan dan penyiapan sampel

Potensi kesalahan yang mungkin terjadi pada tahap analitik meliputi pengukuran sampel, pre-
treatment sampel, pengukuran volume reagen, pencampuran sampel dan reagen, inkubasi, waktu
reaksi, dan perhitungan. Kesalahan-kesalahan diatas dapat mempengaruhi kualitas hasil tes yang
diperoleh menjadi kurang valid. Namun, rangkaian kegiatan pada tahap analitik ini lebih mudah
dikendalikan dibandingkan tahap pra analitik. Hal tersebut karena semua kegiatannya berada
dalam laboratorium. Sedangkan pada tahap pra analitik ada hubungannya dengan pasien, yang
sudah diluar kendali kita.

Maka dari itu, kualitas laboratorium harus dipertahankan dengan melakukan kontrol kualitas
internal (IQC) setiap hari. Kemudian, berpartisipasi dalam penilaian kualitas eksternal (EQA).
Selain itu juga, laboratorium perlu mebuat aturan khusus untuk menerima dan menolak proses
analitis.

Tahap Pengendalian Mutu Pasca Analitik

Setelah melakukan tahap analitik. Maka tahap pengendalian mutu selanjutnya adalah pasca
analitik yang meliputi :

1. Penulisan hasil
2. Interpretasi hasil
3. Pelaporan hasil

Tingkat kesalahan pada pasca analitik tidak sebesar jika dibandingkan dengan tahap pra analitik.
Tingkat kesalahan tahap pasca analitik hanya sekitar 15% - 20%. Walaupun begitu, kesalahan
kecil sekalipun pada laboratorium akan berdampak besar pada hasil diagnosa pasien. Kesalahan
penulisan hasil pemeriksaan pasien dapat membuat klinisi salah memberikan diagnosis terhadap
pasiennya. Kesalahan dalam menginterpretasikan dan melaporkan hasil pemeriksaan juga dapat
berbahaya bagi pasien

Anda mungkin juga menyukai