ST
Instalasi Laboratorium Terpadu
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Patient
Document & Organization
record Test Order
Personnel
Specimen Colection
Occurrence
management Specimen Handling Equipment
39
• Lab harus memiliki prosedur untuk memastikan
bahwa personel yang berwenang :
‒ Mengkaji hasil tes, mengevaluasi hasi QC internal
‒ Mengevaluasi hasil tes terhadap informasi klinis
yang tersedia dan hasil tes sebelumnya sebelum
hasil dikeluarkan (jika memungkinkan)
‒ Melaporkan hasil setiap pemeriksaan secara
akurat, jelas, tidak membingungkan dan sesuai
dengan setiap instruksi spesifik dalam prosedur
pemeriksaan
40
ISO 15189 : 2012
Verifikasi
• Apa verifikasi ?
‒ Konfirmasi melalui penyediaan bukti obyektif bahwa
persyaratan yang ditentukan telah dipenuhi
‒ Secara sederhana berarti memastikan keaslian
kegiatan atau data sebelum dikomunikasikan kepada
pihak terkait ( ISO 15189 : 2012 Standar 3.27 )
• Bagaimana verifikasi dilakukan ?
‒ Tinjau seluruh kegiatan lab mulai
tahap pra- s/d pasca-analitik
‒ Konfirmasi bahwa persyaratan
tertentu telah dipenuhi 41
• Istilah “terverifikasi” atau “terkonfirmasi” untuk
menetapkan status tes yang bersangkutan, seperti :
– Sampel benar diambil utk analisis yg benar
– Sampel dianalisis sesuai prosedur standar (SOP)
– Peralatan yang digunakan telah dikalibrasi
– Data hasil tes yang dimasukkan sesuai dengan data
di lembar kerja, data keluaran instrumen
– Rumus yang digunakan dalam perhitungan benar
– Dokumen telah ditinjau kebenarannya sebelum
diterbitkan 42
1) Verifikasi hasil pemeriksaan
• Apakah hasil tes sudah keluar/ jadi?
• Apakah tes lab sudah sesuai permintaan?
• Apakah penulisan jelas, tidak salah transkrip,
tidak salah input?
• Adakah tes yang belum dikerjakan?
• Apakah identitas pasien sudah benar?
• Apakah penulisan hasil tes sudah benar?
kualitatif, semi-kuantitatif, kuantitatif
• Apakah nilai rujukan dan satuan sudah benar ?
2) Verifikasi sampel
Test Order
PRA Specimen Colection
ANALITIK
Specimen Handling
Result Interpretation
Validasi PASCA Validasi
Verification & Validation
Teknis ANALITIK Medis
Test Result
Patient
Medical Validation
Technical Validation
Proses Validasi
Pengesahan
Validasi hasil
pasca-
Validasi analitik
analitik
Validasi
pra-
analitik
1)Meninjau hasil lab
• Apakah hasil di luar batas linearitas/ batas deteksi alat?
• Apakah hasil abnormal tapi tidak sesuai dengan
status hasil sebelumnya atau tidak sesuai klinis?
• Apakah hasil meragukan?
• Apakah hasil ‘’borderline’’ ?
• Apakah hasil normal tapi ada
flagging, hasil abnormal tapi
tidak ada flagging?
2 ) Va l i d a s i P r a - A n a l i t i k
• Apakah ada kemungkinan terjadi
kesalahan sampel?
jenis sampel? teknik pengambilan?
volume? waktu pengambilan? aplikasi
torniquet? diet? terapi? gejala klinis?
• Bagaimana jika ada masalah pada sampel ?
‒ Edukasi pasien untuk sampling ulang
‒ Jika tetap menggunakan data hasil tes
dari sampel yang bermasalah, mintakan
persetujuan dokter/ pasien dan
cantumkan kondisi sampel pada laporan
hasil lab
3 ) Va l i d a s i A n a l i t i k
• Apa metode pemeriksaan ? akurasi dan presisi ?
sensitivitas dan spesifisitas ? faktor pengganggu ?
nilai rujukan ?
• Kondisi alat ? kalibrasi alat ? kalibrasi reagen ?
• Running QC ya/ tidak ? Hasil QC ?
4 ) Va l i d a s i P a s c a - A n a l i t i k
• Apakah harus diperiksa ulang (duplo)?
• Apakah harus ulang sampel?
• Apakah harus konfirmasi manual mikroskopik?
• Apakah harus dirujuk ke lab luar?
Fiscbach & Dunning. 2009. A Manual of Laboratory and Diagnostic Tests, 8th Ed.
PARAMETER USIA HASIL SATUAN
Glukosa Wanita & anak < 40 mg/dL
Laki-laki > 50
Laki2 & wanita :
< 30 hari > 200
> 30 hari < 17 th > 300
> 17 tahun > 450
Hematokrit (HCT) Semua umur < 21 %
> 65
Trombosit (PLT) Semua umur < 10 103/µL
Leukosit (WBC) Semua umur < 0,5 103/µL
> 50
Fibrinogen Semua umur < 100 mg/dL
Prothrobin time (PT) Semua umur > 100 detik
Fiscbach & Dunning. 2009. A Manual of Laboratory and Diagnostic Tests, 8th Ed.
Delta Check (δ-check)
• Adalah membandingkan hasil tes saat ini dengan hasil tes
sebelumnya yang paling baru untuk pasien yang sama
• Perbedaan antara kedua tes dibandingkan menggunakan
batas rujukan khusus untuk setiap pengukuran
• Jika perbedaan melebihi batas, maka hasil saat ini dikatakan
telah memicu peringatan cek delta, dan harus diselidiki
• Perbedaan hasil tes yang mencolok diselidiki untuk
kemungkinan ada intervensi atau perubahan besar pada
kondisi pasien setelah tes lab sebelumnya
• Jika tidak ada konfirmasi, kesalahan hasil tes kemungkinan
karena kesalahan analitis atau sampel salah label
• Konsep δ-check dikenalkan pertama kali oleh Nosanchuk dan
Gottman pada tahun 1974
• Tahun 1975 Landenson memperkenalkan penggunaan sistem
komputerisasi untuk δ-check
• Autoverifikasi dalam sistem informasi lab berbasis komputer
(LIS) sangat membantu penentuan tindakan δ-check
• Kebijakan δ-check didasarkan pada kesan klinis dan ditetapkan
oleh manajer mutu bekerja sama dengan staf lab
• Tak ada kriteria atau persyaratan standar untuk δ-check
Misal, δ-check hanya untuk mengidentifikasi perbedaan
hasil yang mencolok saja
• Pengulangan pemeriksaan karena δ-check dilakukan sesuai
pedoman atau SOP yang ditetapkan oleh otoritas lab
Burtis, Ashwood, Bruns, 2012. Tiets Text Book of Clinical Chemistry and Molecular Diagnostic, 5th Edition
Burtis, Ashwood, Bruns, 2012. Tiets Text Book of Clinical Chemistry and Molecular Diagnostic, 5th Edition
Penanganan hasil dalam kriteria nilai kritis dan
delta check
1. Periksa identitas sampel
2. Periksa abnormalitas sample (ikterik, lipemik, lisis,
keruh)
3. Periksa kembali hasil QC apakah dalam batas rentang
kontrol atau tidak
4. Ulangi pemeriksaan sampel dan kontrol (bila perlu)
5. Jika hasil pengulangan tak sesuai dengan status atau
gambaran klinis pasien maka ambil sampel baru dan
kerjakan ulang bersama kontrol
5. Cek hasil pasien lain dengan pemeriksaan yang
sama dalam waktu pengerjaan yang bersamaan
(apakah ada kemungkinan terjadi carry over/ cross
contamination)
6. Periksa status pasien, diagnosa dan gambaran
klinis pasien jika ada
7. Lihat/ cari informasi kemungkinan pasien sedang
dalam kondisi terapi/ pengobatan tertentu
8. Konsultasikan hasil dengan supervisor/ dokter
penanggung jawab lab
Kriteria hasil yang harus dikonsultasikan ke
Supervisor atau PJ Lab
1. Hasil berada pada rentang nilai kritis & δ-check
→ Lakukan penelusuran terhadap variabel pra-analitik
dan analitik
→ Jika tak ada masalah atau data pra-analitik terbatas,
maka konsultasikan hasil tersebut untuk menentukan
langkah yang harus dilakukan
2. Pemeriksaan mikroskopik seperti malaria, filaria, sel LE,
preparat hematologi, difteri, atau pemeriksaan yang
jarang dilakukan
5 ) p e n g e s a h a n H a s i l Te s
• Proses terakhir validasi adalah mengesahkan hasil
tes berdasarkan hasil tes langsung, tes ulang,
konfirmasi manual mikroskopik, pemeriksaan
rujukan, atau konsultasi ke supervisor atau PJ lab
• Pengesahan hasil dengan membubuhkan
tanda tangan pada lembar hasil
• Penggunaan validasi elektronik pada
sistem informasi lab berbasis komputer
(LIS) yang menyediakan sistem lebih
menguntungkan
Case Study
Seorang pasien perempuan usia 54 tahun dengan CHF (chronic
heart failure) diperiksa laboratorium :
• Darah lengkap
• Albumin, AST/SGOT, ALT/SGPT
• BUN, kreatinin
• Glukosa sewaktu
• Natrium, kalium, dan klorida
Sampel darah diambil di ruang rawat inap oleh perawat dan
dikirim ke laboratorium oleh seorang pramu husada. Sehari dan
dua hari sebelumnya, pasien diperiksa laboratorium untuk
parameter darah lengkap, BUN, kreatinin, glukosa sewaktu,
natrium, kalium, dan klorida
Limit check, konsul supervisor