Anda di halaman 1dari 5

PEMERIKSAAN CAIRAN TUBUH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

.. /SPO/LAB 00 1 dari 5

Ditetapkan
STANDAR Tanggal Terbit Direktur,
PROSEDUR
OPERASIONAL ….……………………….

dr. Irma Rismayanty, MM


Pemeriksaan Cairan Tubuh (cairan otak, sendi, pleura dan ascites) adalah
prosedur baku yang disusun oleh profesi yang memuat tata cara melakukan
pemeriksaan cairan tubuh yang meliputi bahan pemeriksaan, reagensia dan
peralatan yang dibutuhkan, prinsip pemeriksaan, cara kerja / pemeriksaan, serta
Pengertian penilaian hasil.
Ruang lingkup prosedur ini adalah dimulai dari persiapan pemeriksaan cairan
otak (LCS), cairan sendi, cairan pleura dan cairan asites sampai selesai dilakukan
pemeriksaan.

1. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah pemeriksaan cairan otak


(LCS), cairan sendi, cairan pleura dan cairan asites.
Tujuan 2. Terdapatnya hasil pemeriksaan cairan otak ( LCS ), cairan sendi, cairan pleura
dan cairan asites yang tepat.

Sesuai dengan Peraturan Direktur Nomor … tentang Kebijakan Pelayanan


Kebijakan Laboratorium di Rumah Sakit Bina Medika Bintaro

Prosedur PEMERIKSAAN CAIRAN OTAK (LCS)


a. Bahan pemeriksaan : Cairan otak
b. Reagen dan Alat :
 Asam asetat 3 %, larutan methylene blue dan larutan Giemsa
 Mikroskop, kaca objek dan kamar hitung
 Pipet dan tabung reaksi
 Reagensia Nonne, Pandy
 Sentrifus

c. Cara pemeriksaan :
1. Makroskopis : lihat warna, kekeruhan / jernih, bekuan, darah.
2. Mikroskopis
a. Jumlah sel ( dengan kamar hitung improved Neubauer )
 Larutan Asam asetat 3 % ditambah sedikit larutan methylene blue
 Pindahkan cairan otak 4 tetes yang telah dicampur secara
homogen kedalam tabung reaksi yang bersih dan kering.
PEMERIKSAAN CAIRAN TUBUH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

.. /SPO/LAB 00 2 dari 5

 Bilaslah pipet Pasteur dengan larutan asam asetat 3 %, kemudian


larutan tersebut dibuang.
 Pipet Pasteur yg telah dibilas dengan asam asetat 3 % tambah 1 tetes
cairan otak dan lihat ada kekeruhan atau tidak (+/-).

 1 ml reagens Nonne dimasukkan ke dalam tabung reaksi,


kemudian diatas, biarkan selama 1 menit.
 Campur isi pipet agar homogen.Buanglah tetes pertama dan
sisanya dimasukkan ke dalam kamar hitung .
 Hitunglah banyak leukosit dalam ke 9 bidang besar kamar hitung.
 Jumlah leukosit :

Jumlah sel/uL = 1/0,9 X N X Faktor pengenceran.

b. Jenis sel
Sentrifus cairan otak, lalu ambil sedimennya kemudian dibuat
sediaan apus dan warnai dengan Giemsa tetapi jika jumlah sel tidak
terlalu banyak, yaitu kurang dari 50 per ul, hitung jenis sel cukup
dihitung dari kamar hitung saja. Hitung jenis sel dengan mikroskop

3. Pemeriksaan protein dengan Nonne dan Pandy


a. Masukkan 1 ml reagens Pandi ke dalam tabung reaksi, kemudian
tambahkan 1 tetes cairan otak dan lihat ada kekeruhan atau tidak
(+/-).

b. Masukkan 1 ml reagens Nonne ke dalam tabung reaksi, kemudian


secara hati-hati masukkan cairan otak sama banyaknya ke dalam
tabung tersebut dan lihat apakah ada pembentukkan cincin ungu
atau tidak (+/-).

4. Pemeriksaan protein cairan otak


Dirujuk ke laboratorium rujukan.

2. PEMERIKSAAN CAIRAN SENDI


a. Bahan pemeriksaan :
Cairan sendi :
 3 - 10 mL di tampung dalam penampung steril , untuk periksa
mikrobiologi
 2 - 5 mL dengan antikoagulan Na Heparin K3EDTA untuk
pemeriksaan jumlah sel, hitung jenis sel , identifikasi kristal dan
PEMERIKSAAN CAIRAN TUBUH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

.. /SPO/LAB 00 3 dari 5

sitologi
 Cairan sendi tanpa antikoagulan untuk pemeriksaan kimia.
Plasma
b. Reagen dan alat :
- Larutan NaCl 0,85 %
- Larutan Giemsa
- Kaca objek
- Kamar hitung Improve Neubauer
- Mikroskop
- Tabung reaksi
- Na Heparin / K3EDTA
- Reagen Protein total dan glukosa
Cara kerja :
1. Makroskopis :
 Lihatlah volume, warna, kejernihan, kekentalan, dan periksalah ada
bekuan / tidak.
 Ambil 1 – 2 tetes cairan sendi dan diteteskan diatas kaca objek lalu
tutup Viskositas :
Cairan sendi diteteskan melalui spuit ( syringe ).
Normal : membentuk string sepanjang 3-6 Cm
Menurun :Cairan langsung menetes seperti air.

 Mucin Clot Test ( Tes bekuan Mucin ) :


Reagen : asam asetat 7 N dibuat dgn mencampurkan asam asetat
glasial 40,8 mL ke dalam 1 L air suling.

Cara pemeriksaan :
1. Ke dalam tabung reaksi di masukkan 4 mL air suling dan
kemudian ditambah 1 mL cairan sendi
2. Tambahkan 0,14 mL larutan asam asetat 7 N
3. Isi tabung dicampur dengan menggunakan batang pengaduk
4. Hasil segera dibaca dan sesudah 2 jam.

Hasil :
1. Mucin berkualitas baik : bekuan kenyal dan cairan jernih
2. Mucin berkualitas lumayan : bekuan tdk berbatas tegas dalam
cairan
jernih.
PEMERIKSAAN CAIRAN TUBUH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

.. /SPO/LAB 00 4 dari 5

3. Mucin berkualitas buruk : bekuan berkeping – keping dalam


cairan
keruh.

2. Mikroskopis :
a. Hitung jumlah sel ( seperti hitung leukosit )
 Campurlah cairan sendi sampai homogen, kemudian pindahkan 50
uL cairan sendi ke dalam tabung reaksi.
 Tambahkan 500 Ul NaCl 0,85 %.
 Masukkan campuran tersebut ke dalam kamar hitung Improve
Neubauer
 Hitung jumlah leukosit dalam 9 bidang besar dgn menggunakan
mikroskop cahaya dan hasil yang diperoleh dikalikan dengan 12.
 Perhatikan banyaknya neutrofil dalam 100 leukosit dilaporkan dalam
%.

b. Pemeriksaan kristal
Pemeriksaan kristal harus secepat mungkin dilakukan setelah cairan
diperoleh. Letakkan 1 tetes cairan sendi di atas kaca objek, kemudian
ditutup dengan kaca penutup. Jangan meletakkan cairan berlebihan.
Tepi kaca tutup dikelilingi dengan cat kuku atau parafin yg mencair.
Lalu dilihat dibawah mikroskop.
Dilaporkan : Urat monosodium, kalsium pirofosfat, kolesterol,
kalsium oksalat, hidroksi apatite dan kortokosteroid.

c. Hitung jenis sel :


Buatlah sediaan apus dan warnai dengan zat warna Giemsa.

3. PEMERIKSAAN CAIRAN ASCITES ATAU PLEURA


a. Bahan pemeriksaan :
Cairan tubuh (rongga abdomen, pleura, pericardium, dan lain-lain).

b. Reagens dan alat :


- NaCl 0,9 %
- Larutan Giemsa
- Kaca objek
- Kamar hitung improved neubauer
- Mikroskop
- Larutan asam acetat glasial
- Tabung silinder
PEMERIKSAAN CAIRAN TUBUH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

.. /SPO/LAB 00 5 dari 5

c. Cara pemeriksaan :
1. Makroskopis : Dilihat jumlah, warna, kejernihan, bekuan, dan bau
yang tercium.
2. Mikroskopis :
a. Hitung jumlah sel (seperti hitung leukosit)
Gunakan alat analyzer hematologi dengan cara seperti hitung sel
hematologi.
b. Hitung jenis sel
Buatlah sediaan apus dari sedimen cairan dan warnai dengan
pewarnaan Giemsa.
c. Pemeriksaan Rivalta
Masukkan ke dalam tabung silinder 100 l aquadest lalu
tambahkan 1 tetes asam acetat glasial, kemudian jatuhkan 1
tetes cairan tubuh ke dalam tabung tersebut kira-kira 1 cm dari
atas permukaan.

Perhatikan tetes itu , ada 3 kemungkinan :


 Tetesan itu bercampur dgn lrt asetat tanpa menimbulkan
kekeruhan
sama sekali : hasil tes negatif.

 Tetesan mengadakan kekeruhan yg sangat ringan serupa


kabut halus : hasil tes positif lemah
 Tetesan itu membuat kekeruhan yg nyata spt kabut tebal
atau dlm keadaan ekstrem 1 presipitat putih : hasil tes positif.

d. Hitung ratio protein cairan terhadap protein serum


Lihat prosedur pemeriksaan kimia protein cairan
Lihat prosedur pemeriksaan kimia protein serum
Lihat prosedur pengoperasian alat kimia klinik

e. Hitung ratio LDH cairan terhadap LDH serum


Dirujuk ke Laboratorium rujukan.

Interpretasi : ratio LDH > 0,6 & ratio protein > 0,5 = eksudat
ratio LDH <0,6 & ratio protein < 0.5 = transudat

Unit Terkait Unit Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai