Metode Supravital
1
Alat:
1. Mikroskop Binokuler
2
Sebagai untuk memindahkan larutan dari suatu wadah ke
wadah lain dengan jumlah yang sangat sedikit dan dengan
tingkat ketelitian pengukuran volume yang sangat rendah
5. Tabung Reaksi
6. Batang Pengaduk
Bahan:
2. BCB 1%
3
Sebagai zat warna yang sering digunakan dalam
pemeriksaan laboratorium terutama untuk menghitung
jumlah sel.
3. Minyak Imersi
4
- Cara Basah
1. Letakkan satu tetes larutan BCB 1% di tengah kaca
objek.
2. Letakkan satu tetes darah di atas zat warna tersebut,
kemudian homogenkan dengan menggunakan
batang pengaduk.
3. Tutuplah campuran tersebut dengan kaca penutup
(cover glass)
4. Biarkan selama 1-3 menit agar zat warna meresap
ke dalam retikulosit.
5. Untuk menghindari penguapan, lakukan inkubasi
pada cawan petri yang diberi tisu yang dibasahi
selama 3 menit.
6. Setelah diinkubasi, periksalah sediaan di bawah
mikroskop dengan perbesaran10x lalu diubah
menjadi perbesaran 100x, jangan lupa teteskan
minya imersi dan tentukan jumlah retikulosit dalam
1.000 eritrosit.
7. Pilih area/lapang pandang di mana eritrosit tersebar
secara merata, terpisah satu sama lain.
8. Hitunglah jumlah retikulosit dalam 1.000 eritrosit.
Hitung retikulosit = jumlah retikulosit dibagi jumlah
eritrosit dikalikan 100%
C. Pasca Analitik
Pada Tahap ini didapatkan hasil perhitungan retikulosit.
Rumus : N/1000 x 100%
Nilai Rujukan:
• Dewasa : 0,5 – 1,5 %
• Bayi baru lahir : 2,5 – 6,5 %
• Bayi : 0,5 – 3,5 %
• Anak : 0,5 – 2,0 %
Hal yang perlu diperhatikan:
o Sediaan kering atau sediaan basah harus dibuat tipis
5
sekali, agar retikulosit tidak menumpuk (over
lepping) sehingga mudah mengenal sel retikulosit
o Pemeriksaan sediaan basah menyebabkan leukosit
dan trombosit berwarna biru sehingga seringkali sel
retikulosit dianggap sama dengan sel tersebut.
o Pemeriksaan sebaiknya menggunakan darah segar
yang baru diambil dari pasien, tidak lebih dari 30
menit setelah pengambilan agar tidak mengalami
kerusakan pada retikulosit.