RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Dengan tes ini ditentukan lamanya perdarahan setelah dibuat tusukan
atau insisi kecil pada permukaan kulit cuping telinga atau bagian volar
lengan bawah.
TUJUAN Untuk menilai faktor-faktor hemostasis ektravaskuler, tetapi keadaan
dinding kapiler dan jumlah trombosit juga berpengaruh.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR Pra analitik
1. Persiapan pasien :
a. Terangkan bahwa tes ini digunakan untuk mengukur waktu
berhentinya perdarahan atau terjadinya koagulasi.
b. Jelaskan bahwa tidak ada larangan makan atau minum
sebelum tes.
c. Ditanyakan apakah mengkonsumsi obat sebelum tes seperti
thiazid, sulfonamid, antineoplastik, antikoagulan atau anti
inflamasi, aspirin.
d. Jelaskan hal yang diperlukan seperti dipasangi alat
pengukur tekanan darah, diinsisi kecil dua garis dan akan
ada perdarahan sekitar 10 20 menit.
2. Alat dan bahan : Lanset, antiseptik, kertas saring, plester, stop
watch dan tensimeter.
Analitik
1. Cara Duke
a. Disinfeksi cuping telinga dengan antiseptik sebagai tempat
tusukan.
b.Tusuk sedalam 2 4 mm dengan lanset dan jalankan stop
watch.
c. Lap dengan kertas saring tiap 30 detik sampai perdarahan
berhenti, tanpa menyentuh permukaan kulit.
d. Catat waktunya antara tusukan sampai perdarahan berhenti.
e. Waktu perdarahan ialah rata-rata waktu pada 3 tusukan
tersebut.
2. Cara IVY Template
Hampir sama dengan cara Duke, tetapi tusukan diganti
WAKTU PERDARAHAN
WAKTU PERDARAHAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
WAKTU BEKUAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Dengan tes ini ditentukan lamanya waktu yang diperlukan darah untuk
membeku.
TUJUAN Untuk menilai aktivitas faktor-faktor koagulasi darah, terutama faktor
pembentuk tromboplastin dan trombosit.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
PETUGAS
PROSEDUR Pra analitik
1. Persiapan pasien :
a. Terangkan bahwa tes ini digunakan untuk menentukan waktu
pembekuan.
b. Jelaskan bahwa tidak ada larangan makan atau minum
sebelum tes.
c. Ditanyakan apakah mengkonsumsi obat sebelum tes seperti
thiazid, sulfonamid, antineoplastik, antikoagulan atau anti
inflamasi.
d. Jelaskan untuk tidak takut waktu diambil darahnya walaupun
ada sedikit rasa sakit dan tidak enak.
2. Alat : Tabung reaksi 100 x 10 mm, 4 buah; stop watch
danwaterbath.
Analitik
Cara kerja :
1. Tempatkan keempat tabung reaksi dalam waterbath (370C).
2. Ambil darah vena, jalankan stopwatch saat darah tampak di
dalam spoit.
3. Tuangkan 1 ml ke dalam setiap tabung.
4. Setelah 3 menit, mulailah mengamati keempat tabung.
5. Angkat tabung tegak lurus lalu miringkan tiap 30 detik sampai
darah terlihat membeku.
6. Catat selang waktu saat pengambilan darah sampai darah
membeku.
WAKTU BEKUAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG
PROSEDUR Pasca Analitik
Nilai rujukan : 4 10 menit (370C)
Waktu bekuan memanjang (trombosis)
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit PelayananRumahSakit: Poliklinik, Perawatan.
3. SistemRujukan.
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Tes Darah Rutin dalam hal ini adalah kelompok pemeriksaan darah yang
secara rutin dilakukan sebagai tes saring, dengan menggunakan alat
automatic cell counter.
TUJUAN Untuk mencari penyebab anemia dan dapat menetapkan klasifikasi
anemia berdasarkan morfologi.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRA ANALITIK
Persiapan pasien : Tidak memerlukan persiapan khusus.
Persiapan sampel :
a. Sampel darah EDTA, sebaiknya tes dilakukan selambatnya 2
jam.
b. Sampel dapat disimpan sampai 24 jam di kulkas dengan
suhu 40C.
c. Anamnesis perlu diperhatikan riwayat perdarahan, obat yang
diminum dan transfusi darah.
Alat dan bahan :
Alat :
a. Tabung reaksi
b. Alat automatik Sysmex Kx 21
Bahan :
a. Sampel darah EDTA
b. Reagen : Cell pack, Stromatolyser dan Cell clean.
2. ANALITIK
Cara kerja :
a. Siapkan alat automatik Sysmex Kx 21, buat program tes darah
rutin( WB atau PD ) sesuai volume sampel.
b. Sampel darah EDTA dimasukkan dalam tabung reaksi sebanyak
3 ml, dekatkan tabung dengan jarum pengisap sampel, tekan
tombol pengisap sampel. Selanjutnya tes berjalan secara
automatik.
c. Hasil tes tampak pada print out
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR Pasca Analitik
Nilai Rujukan: Sesuai jenis tes :
Kadar hemoglobin (Hb) : Laki-laki ( >15 tahun ) : 14 16 g/dL
Perempuan ( >15 tahun) : 12 14 g/dL
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN SOP ini merupakan pedoman pemakaian alat PENTRA XL-120 / XL 80
dan pedoman mengatasi masalah yang timbul pada saat pemakaian.
TUJUAN Ada prosedur tetap pemakaian alat dan mengatasi masalah yang
terjadi.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H.M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR Pengoperasian harian
Prosedur harian yang dilakukan oleh petugas laboratorium
1. Tekan tombol on untuk nyalakan berturut Printer computer
SYSMEX KX 21
2. Alat akan menganalisis secara self test
Cek Reagen dengan mengklik status
3. Klik Work list untuk memulai pemeriksaan sampel
4. Masukkan identitas sample dan klik star rak
5. Mesin akan bekerja sendiri dan Hasil akan tercetak dalam print
out
6. Setiap Akhir tes parameter, alat dicuci dengan aquadest dengan
menekan tombol clean
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR
UNIT TERKAIT 1. Impesa
2. Supplier alat yang bersangkutan
3. BPFK (Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan)
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Tes Laju Endap Darah adalah pengukuran kecepatan pengendapan
eritrosit dalam suatu tabung dari sediaan darah yang mengandung
antikoagulan.
TUJUAN Untuk menetapkan nilai LED
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR Pra analitik
1. Persiapan pasien : Tidak ada persiapan khusus
2. Persiapan sampel : Menggunakan sampel darah EDTA.
3. Alat dan Bahan :
a. Pipet Westegren
b. NaCl 0,9 % perbandingan (1:4)
c. Sampel darah vena
d. Rak pipet westegren
Analitik :
Cara kerja :
1. Siapkan sampel yang akan diperiksa, 4 bagian darah EDTA
dicampur dengan 1 bagian larutan NaCl 0,9 % (1,6 ml darah +
0,4 ml NaCl 0,9 %),homogenkan.
2. Pipet sampel darah sampai tanda 0, letakkan pada rak pipet
tepat menutup darah diatas karet agar sampel tidak tumpah.
3. Tegakkan pipet (900) pada raknya.
4. Setelah 1 jam I, dan 1 jam II dibaca jarak dari permukaan
meniskus sampai puncak kolom eritrosit yang mengendap
(dalam mm), catatlah sebagai LED.
5. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil, dan
ditandatangani oleh pemeriksa dan doker patologi klinik.
Pasca Analitik:
Nilai rujukan : Perempuan : < 20mm/1 jam
Laki-laki : < 10 mm/1 jam
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Tes Laju Endap Darah adalah pengukuran kecepatan pengendapan
eritrosit dalam suatu tabung dari sediaan darah yang mengandung
antikoagulan
TUJUAN Membantu diagnosis dan evaluasi penyakit hati, penyakit ginjal, penyakit
gastrointestinal, keganasan, malnutrisi dan dehidrasi
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRA ANALITIK
a. Persiapan Pasien : tidak ada persiapan khusus.
b. Persiapan Sampel :
Sampel tidak boleh lipemik, hemolitik dan berbusa, volume darah
minimal 55 mm dan maksimal 64 mm pada tabung vakum
(Monosed), sampel harus dikerjakan maksimal 4 jam bila
menggunakan antikoagulan sodium sitrat 3,8% pada perbandingan
4 :1 dengan darah.
c. Alat dan bahan
Alat :
- Jarum
- Holder
- Tabung vakum (Monosed) (Gambar 1) dan Monitor 100
- Sarung tangan
- Kapas alkohol, torniket, dan plester
Bahan :
1. Whole blood, volume 1,28 ml.
2. Sodium citrate 3,8%, volume 0,32 ml.
2. ANALITIK
Cara Kerja :
(1) Siapkan instrumen.
(2) Identifikasi sampel.
(3) Mixing sampel dengan rotamix, 5 menit, 15-20 rpm.
(4). Masukkan sampel pada alat dalam posisi vertika
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR (5). Alat akan bekerja selama 60 menit, maksimal 100 sampel.
(6). Hasil akan keluar dalam bentuk print out.
3. PASCA-ANALITIK
Nilai Rujukan : Perempuan : < 20 mm/1 jam
Laki-laki : < 10 mm/1 jam
Interpretasi :
1.Meningkat :
(a) Fisiologis :
(1) Kehamilan
(2) Menstruasi
(3) Orang tua
(b) Patologis :
(1) Karsinoma
(2) Multiple myeloma
(3) Leukemia
(4) Rematik artritis
(5) Hepatitis akut
(6) Hipertiroidism
(7) Ulkus kolitis
(8) Infark miokard
(9) Tuberkulosis
(10) Keracunan arsen.
(1) Menurun :
(a) Polisitemia
(b) Anemia mikrositik dan anisositosis
(c) Anemia sel sabit
(d) Hipofibrinogene
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR 3. Genangisediaanapusdengan zat warna 1 (MGG dan
Buffer perbandingan 1:1) dan biarkan 2 menit, sisa air dibuang.
4. Genangi dengan larutan 2 (giemza 5% dan buffer
perbandingan 1: 4) biarkan 10-15 menit.
5. Periksa dibawah mikroskop
6. Catat hasil tes pada buku hasil dan formulir hasil.
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR 6. Catat pada daftar pemeriksaan perawatan
7. Tekan tombol [SAMPEL NO.] dan masukkan nomor file. Untuk
mencantumkan nomor file lain, tekan tombol [C] untuk menghapus
& mencantumkan nomor file baru.
8. Tekan tombol [ENTER], pada layar QC Chart untuk memilih QC file
yang dimuncul.
9. Tekan tombol [1] untuk memilih 1.QC analyzer. Layar analisa
control L-J muncul.
10. Pastikan alat dalam keadaan READY
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Human Immunodeficiency Virus ( HIV) adalah suatu retrovirus yang
menyebabkan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)
TUJUAN Sebagai tes saring untuk mendeteksi antibodi HIV- 1 dan atau HIV-2
dalam serum atau plasma.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR TES ANTI HIV -1 / HIV 2 (rapid tes)
1. Pra analitik
a. Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus
b. Persiapan sampel : hindari hemolisis
c. Alat dan Bahan :
- Kit ACON HIV-1/2 terdiri dari alat tes, Buffer, pipet tetes
- Serum/ Plasma ( EDTA / heparin / sitrat )
2. Analitik
Cara Kerja
a. Alat tes dilepaskan dari tutupnya pada suhu ruang.
b. Tempatkan alat tes pada permukaan datar dan bersih.Pipet
tetes dipegang secara vertikal lalu teteskan serum / plasma
1 tetes kedalam sumur spesimen (S), kemudian tambahkan
2 tetes buffer. Hindari gelembung udara.
c. Tunggu sampai garis merah muncul. Hasil dibaca dalam
waktu 10 menit.
3. Pasca analitik
a. Positif (reaktif) jika nampak 2 garis merah pada garis kontrol
(C) dan garis tes (T)
b. Negatif (reaktif) hanya nampak 1 garis merah pada bagian
kontrol (C)
c. Invalid tidak tampak garis merah sama sekali atau nampak
hanya pada bagian tes (T)
RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.
TES NARKOBA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Tes narkoba adalah tes yang meliputi pemeriksaan (morfin, amfetamin,
dan thc) pada urine
TUJUAN Sebagai tes pendahuluan yang bersifat kualitatif untuk mendeteksi ada
tidaknya narkoba atau metabolitnya (morfin, amfetamin, dan THC) pada
seseorang dengan atau tanpa manifestasi klinik.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR TES NARKOBA (rapid tes)
1. Pra analitik
a. Persiapan pasien : Tidak ada persiapan khusus
b. Persiapan sampel : Gunakan botol penampung urin dari
plastik atau gelas yang kering dan bersih serta beri label
identitas sampel. Sampel adalah urin tanpa pengawet.
Sebaiknya dipakai urin segar dan di periksa sesegera
mungkin. Sampel dapat juga disimpan pada suhu dingin 2 0
80 C selama 2 hari atau pada suhu beku 20 0 C selama > 2
hari . Sampel yang sudah didinginkan atau dibekukan
sebelum dilakukan tes harus berada pada suhu ruang. Jika
sampel tidak jernih atau keruh, sentrifuse terlebih dahulu
sebelum tes dilakukan.
c. Alat dan Bahan : Nova Multi Drug Screen Test:
- MOR (Morfin)
- AMP (Amfetamin)
- THC (metabolit dari Ganja)
Alat tes yang berbentuk card dari Nova ini, stabil sampai
batas waktu kadaluarsa jika disimpan dalam kemasannya
pada suhu 20 300 C.
- Clinipette 200 l
- Timer
- Botol penampung urin dan sampel urin
TES NARKOBA
RSUD
BANTAENG
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Pemeriksaan ini Merupakan tes metode serologi dengan memeriksa
reaksi antara antibody aglutinin dalam serum penderita yang telah
mengalami pengenceran berbeda-beda terhadap antigen somatik (O)
dan flagela (H) yang ditambahkan dalam jumlah yang sama sehingga
terjadi aglutinasi.
TUJUAN Untuk Identifkasi antibodi tubuh terhadap penyakit tifus.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR A. Pra Analitik :
1. Persiapan pasien : Pasien demam > dari 3 hari
2. Persiapan sampel , Serum atau Plasma EDTA
3. Alat dan Bahan :
a) Reagen Widal ( Salmonella typhi O, H dan Paratyphi AH,
BH )
b) Slide Reaksi
c) Batang pengaduk
d) Klinipet 5,10 dan 20
B. Analitik :
1. Pipet 20 serum atau plasma kedalam 4 ( empat ) bagian
diatas plat putih
2. Tambahkan masing-masing 1 tetes antiserum
3. Campur dengan menggunakan ujung batang pengaduk lalu
goyangkan, Tepat 1 menit kemudian amati reaksi aglutinasi
pada masing2 bagian
C. Pasca Analitik :
Aglutinasi (-) : Tes widal Negatif
Aglutinasi (+) : Tes Widal Positif,Titer 1/80
Untuk hasil positif, lanjutkan dengan pengenceran bertingkat :
- 10 serum + 1 tetes Antigen = Pengenceran 1/160
- 5 serum + 1 tetes Antigen = Pengenceran 1/320
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.
TES ALBUMIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Protein tubuh terdiri dari protein plasma, protein jaringan dan
hemoglobin. Albumin adalah salah satu protein plasma utama selain
globulin dan fibrinogen. Tes Albumin adalah tes untuk menetapkan kadar
albumin darah dengan menggunakan alat automatik.
TUJUAN Membantu diagnosis dan evaluasi penyakit hati, penyakit ginjal, penyakit
gastrointestinal, keganasan, malnutrisi dan dehidrasi.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRA ANALITIK
1.1 Persiapan Pasien:
Tidak perlu persiapan khusus.
Hindari obat obat yang dapat mempengaruhi kadar albumin
serum in vivo, kadarnya meningkat pada infus albumin,
progesteron, dan menurun pada obat estrogen, dextran, halotan,
pirazinamid .
1.2 Persiapan Sampel:
Hindari hemolisis dan penggunaan tourniquet yang lama
karena akan menyebabkan hasil peningkatan palsu.
1.3 Alat dan Bahan:
Alat :
Alat Automatik COBAS C311
Bahan :
Sampel: Serum atau plasma EDTA
2. ANALITIK
2.1 Persiapan reagen kerja:
Reagen siap pakai
2.2 Cara kerja:
Tempatkan reagen kerja diraknya pada alat.
Masukkan tabung sampel pada rak sampel.
Masukkan nomor identitas pasien lalu pilih program tes
Albumin.
TES ALBUMIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR Pengukuran dilakukan secara automatik
Hasil tes keluar berupa lembar print out.
2.3 Nilai rujukan: 3,4 4,8 g/dl
3 PASCA-ANALITIK
Interpretasi:
Albumin meningkat pada: dehidrasi, multipel mieloma.
Albumin menurun pada:
Penyakit hati, ginjal, darah, keganasan, malnutrisi, AIDS, penyakit
kolagen, inflamasi gastrointestinal, hipertiroid, diare kronik (Colitis
ulseratif, Crohn,s desease).
Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian
ditandatangani oleh analis yang bertugas.
Tes dapat dilakukan setiap hari di Subdivisi Kimia Klinik selama 24
jam sesuai permintaan
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Protein tersusun dari asamasam amino yang bergandengan dengan
ikatan peptida. Protein plasma yang utama adalah albumin, globulin dan
fibrinogen.
Protein plasma berfungsi untuk:
- mempertahankan tekanan osmotik plasma.
- media transportasi misalnya: tiroksin binding globulin,
transferin, transkobalamin, apolipoprotein.
- sebagai proteksi misalnya : antibodi, sistim komplemen dan
hemostasis.
Tes protein total adalah tes untuk menetapkan kadar protein total darah
yaitu albumin dan globulin dengan menggunakan alat automatik.
TUJUAN Menentukan adanya defisiensi protein, penyakit hati, penyakit ginjal,
penyakit gastrointestinal atau keganasan
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRAANALITIK
I.1 Persiapan Pasien:
Hindari zat atau obat yang mempengaruhi kadar protein total.
Yang dapat meningkatan protein total in vivo seperti steroid,
androgen, angiotensin, digitalis, epinefrin, hormon pertumbuhan,
hormon tiroid, insulin, klofibrat, kontrasepsi oral, progesteron
kortikotropin.
Yang dapat menurunkan protein total in vivo seperti
laksansia, rifampisin, pirazinamid, dekstran dan estrogen.
1.2 Persiapan Sampel: Hindari hemolisis dan pemakaian tourniquet
yang lama.
1.3 Alat dan Bahan:
Alat automatic COBAS C311
Bahan:
1. Sampel: serum, plasma heparin atau plasma EDTA
2. Reagen: Siap Pakai
RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
2. ANALITIK
2.1. Persiapan reagen kerja: Reagen siap pakai dari Cobas C311
2.2 Cara kerja:
Tempatkan reagen kerja diraknya pada alat(Closed System).
Masukkan Cup sampel pada rak sampel.
Masukkan nomor identitas pasien lalu pilih program tes
protein total.
Pengukuran dilakukan secara automatik.
Hasil tes keluar pada layar hasil
3. PASCAANALITIK
Interpretasi:
Protein Total meningkat pada: inflamasi kronik misalnya
artritis, dehidrasi, Diabetes Mellitus (DM) asidosis,
makroglobulinemia, leukemia monositik, multipel mieloma,
sarkoidosis.
Protein Total menurun pada: gangguan hati, malabsorbsi,
malnutrisi, nefrosis, luka bakar, DM, toksemia gravidarum,
glomerulonefritis kronik, syok berat.
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Glutamat Piruvat Transaminase (GPT) atau Alanine Amino Transferase /
Alanin Transaminase (ALT / ALAT) adalah enzim yang dijumpai dalam
konsentrasi yang tinggi di sel hati serta dalam jumlah yang relatif kecil di
cairan tubuh, jantung, ginjal dan muskuloskeletal. Tes GPT adalah tes
untuk menetapkan kadar GPT darah dengan menggunakan alat
automatik.
TUJUAN 1. Membantu diagnosis dan evaluasi penyakit
hati karena enzim ini merupakan indikator kerusakan sel hati.
2. Memantau efek obat yang hepatotoksik.
3. Membedakan ikterus hemolitik dengan
ikterus karena penyakit hati.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRAANALITIK
a. Persiapan Pasien: Hindari obat yang dapat mempengaruhi kadar
GPT misalnya salisilat.
b. Persiapan Sampel: Hindari hemolisis.
c. Alat dan Bahan:
- Alat automatik COBAS C311
- Bahan:
Sampel: serum, plasma heparin atau plasma EDTA
Reagensia: Siap Pakai Dalam Cobas C311
2. ANALITIK
a. Persiapan reagen kerja: Reagen siap pakai
b. Cara kerja:
- Tempatkan reagen kerja diraknya pada alat.
- Masukkan tabung sampel pada rak sampel.
- Masukkan nomor identitas pasien lalu pilih program tes GPT.
- Pengukuran dilakukan secara automatik.
- Hasil tes keluar berupa lembar print out.
c. Nilai rujukan:
Laki-laki : < 41 u/l (370C)
Perempuan : < 32 u/l (370C)
RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
3 PASCA-ANALITIK
Intrepretasi:
a. Peningkatan 20 50 kali nilai rujukan: Hepatitis virus atau
karena obat
b. Peningkatan 10 < 20 kali nilai rujukan:
- Hepatitis kronis
- Kolestasis atau Kolesistitis
- Mononukleosis infeksiosa
- Penyembuhan hepatitis
c. Peningkatan < 10 kali nilai rujukan:
- Sirosis hepatis
- Hepatitis karena alkohol
- Obstruksi traktus biliaris
d. Peningkatan sedang ( 3 10 kali nilai rujukan) juga ditemui pada
keadaan:
- Gagal ginjal
- Infark miokard akut
- Pankreatitis akut
- Penyakit jantung kongestif
- Recent cerebrovascular accident
- Trauma intestinal
- Trauma otot: injeksi intramuscular
- Infeksi
Obat-obatan yang hepatotoksik:
Allupurinol, aspirin,antibiotik (oksasilin,ampisilin),narkotik,
digitalis, kaptopril, heparin, barbiturat dan flurazepam.
e. Peningkatan 1 2 kali nilai rujukan: Kongesti hepatik
6. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian
ditandatangani oleh analis yang bertugas.
7. Tes dapat dilakukan setiap hari di Subdivisi Kimia Klinik selama 24
jam sesuai permintaan.
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.
RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
3 PASCA-ANALITIK
Intrepretasi:
a) Peningkatan 20 50 kali nilai rujukan: Hepatitis virus atau karena
obat
b. Peningkatan 10 < 20 kali nilai rujukan:
- Hepatitis kronis
- Kolestasis atau Kolesistitis
- Mononukleosis infeksiosa
- Penyembuhan hepatitis
c. Peningkatan < 10 kali nilai rujukan:
- Sirosis hepatis
- Hepatitis karena alkohol
- Obstruksi traktus biliaris
d. Peningkatan sedang ( 3 10 kali nilai rujukan) juga ditemui pada
keadaan:
- Hepatitis karena alkohol
- Obstruksi traktus biliaris
e. Peningkatan sedang ( 3 10 kali nilai rujukan) juga ditemui pada
keadaan:
- Gagal ginjal
- Obat-obatan yang hepatotoksik: allupurinol, aspirin,antibiotik,
(oksasilin,ampisilin),narkotik, digitalis, kaptopril, heparin,
- Penyakit jantung kongestif
- Infark miokard akut
- Pankreatitis akut
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Bilirubin adalah produk utama katabolisma hemoglobin. Ada dua bentuk
bilirubin serum yaitu bilirubin terkonyugasi (bilirubin direk) yang larut
dalam air dan bilirubin tak terkonyugasi (bilirubin indirek) yang tidak larut
dalam air.
Tes bilirubin adalah tes untuk menetapkan kadar bilirubin darah dengan
menggunakan alat automatik.
TUJUAN - Mengevaluasi fungsi hepatobilier (gangguan ekskresi fungsi hati)
dan eritropoetik.
- Diagnosis banding ikterus dan memantau
progresivitasnya.
- Diagnosis banding obstruksi bilier (bilirubin direk) dan anemia
hemolitik (bilirubin indirek)
RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
3. PASCA ANALITIK
a. Nilai rujukan Bilirubin Total : < 1,1 mg/dl
b. Interpretasi
Peningkatan bilirubin total dijumpai pada:
- Gangguan transport bilirubin: Sindroma Dubin Johnson,
Sindroma Rotor, Kolestasis pasca bedah.
- Kerusakan hepatoseluler: hepatitis virus, obat-obatan, alkohol,
sirosis hati, neoplasma.
- Obstruksi bilier ekstrahepatik: batu kandung empedu,
pankreatitis, kolangitis sklerosis, striktur bilier, neoplasma.
- Obstruksi bilier intrahepatik: obat-obatan, alkohol, sirosis hati,
kolestasis pasca bedah, sirosis hati bilier primer, atresia bilier,
parasit.
- Peninggian produksi bilirubin: hemolisis, eritropoesis yang
tidak efektif, Primary Shunt Hyperbilirubinemia.
- Gangguan transport bilirubin: Sindroma Gilbert, Sindroma
Crigler Najjar.
- Campuran : hiperbilirubinemia neonatus, obat-obatan.
4. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian
5. ditandatangani oleh analis yang bertugas.
6. Tes dapat dilakukan setiap hari di Subdivisi Kimia Klinik selama 24
jam sesuai permintaan.
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.
TES KOLESTEROL TOTAL
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Lipid darah terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak
bebas. Agar dapat diangkut dalam peredaran darah, lipid harus
terikat dengan protein dalam bentuk lipoprotein. Menurut berat
jenisnya, lipoprotein dibagi menjadi:
a) kilomikron
b) kolesterol-VLDL (very low density
lipoprotein-cholesterol)
c) kolesterol-LDL (low density lipoprotein-
cholesterol)
d) kolesterol-HDL (high density lipoprotein-
cholesterol)
Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai
dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Tes
saring untuk dislipidemia adalah tes kadar kolesterol total, kolesterol-
LDL, kolesterol-HDL dan trigliserida. Tes Kolesterol Total adalah tes untuk
menetapkan kadar Kolesterol Total darah dengan menggunakan alat
automatik.
TUJUAN Mengetahui dan membantu pengelolaan adanya dislipidemia
RSUD
BANTAENG 07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
b) Persiapan Sampel:
Waktu pengambilan sampel darah pasien
dalam posisi duduk yang sudah dilakukan selama 5 menit.
Pada saat pengambilan darah , pemasangan
torniquet sebaiknya tidak lebih 1 menit
Serum sebaiknya dipisahkan dari sel darah
merah sesegera mungkin.
Sampel sebaiknya segera dites, tidak disimpan
atau tidak dibekukan. Bila digunakan plasma sebaiknya
menggunakan antikoagulan EDTA.
Hindari sample yang ikterus dan hemolisis
karena dapat terjadi peningkatan palsu pada hasil tes.
c) Alat dan Bahan:
- Alat automatik Cobas C311
- Bahan:
Sampel: serum, plasma EDTA
Reagensia: Reagen siap pakai
2. ANALITIK
a. Cara kerja:
- Tempatkan reagen kerja diraknya pada alat.
- Masukkan tabung sampel pada rak sampel.
- Masukkan nomor identitas pasien lalu pilih program tes kolesterol
total.
- Pengukuran dilakukan secara automatik.
- Hasil tes keluar berupa lembar print out.
b. Nilai rujukan: 200 mg/dl
3. PASCA ANALITIK:
Interpretasi :
200 239 mg/dl diwaspadai terjadinya PJK 240 mg/dl resiko
terjadinya PJK
Setiap 1% peninggian kolesterol akan meningkatkan 2% terjadi PJK.
4 Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian
ditandatangani oleh analis yang bertugas.
5 Tes dapat dilakukan setiap hari di Subdivisi Kimia Klinik UPL RSWS
selama 24 jam sesuai permintaan.
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.
TES HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL)
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Lipid darah terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak
bebas. Agar dapat diangkut dalam peredaran darah, lipid harus
terikat dengan protein dalam bentuk lipoprotein. Menurut berat
jenisnya, lipoprotein dibagi menjadi:
a) kilomikron
b) kolesterol-VLDL (very low density
lipoprotein-cholesterol)
c) kolesterol-LDL (low density lipoprotein-
cholesterol)
d) kolesterol-HDL (high density lipoprotein-
cholesterol)
Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai
dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Tes
saring untuk dislipidemia adalah tes kadar kolesterol total, kolesterol-
LDL, kolesterol-HDL dan trigliserida. Tes Kolesterol HDL adalah tes untuk
menetapkan kadar kolesterol HDL dengan menggunakan alat automatik.
TUJUAN Mengetahui dan membantu pengelolaan adanya dislipidemia
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRAANALITIK
a. Persiapan Pasien:
- Puasa 10 14 jam termasuk menghentikan merokok dan
olahraga tetapi diperbolehkan minum air putih.
- Tidak mendapat obat yang mempengaruhi kadar lipid
dalam 2 minggu terakhir.
- Pasien dalam keadaan stabil, tidak ada perubahan berat
badan, pola makan, kebiasaan merokok, minum kopi dan alkohol dalam 2
minggu terakhir sebelum dites.
- Pasien tidak sedang mengalami stres oleh penyakit akut
TES HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) CHOLESTEROL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG 07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
2. Persiapan Sampel:
- Waktu pengambilan sampel darah pasien dalam posisi duduk yang sudah
dilakukan selama 5 menit.
- Pada saat pengambilan darah, pemasangan torniquet sebaiknya tidak lebih 1
menit.
- Serum sebaiknya dipisahkan dari sel darah merah sesegera mungkin. Sampel
sebaiknya segera dites, tidak disimpan atau tidak dibekukan.
- Hindari sampel yang ikterus dan hemolisis karena dapat terjadi peningkat pada
hasil tes.
3 Alat dan Bahan:
- Alat automatik COBAS C311
- Bahan:
Sampel : serum, plasma EDTA
Reagensia : reagen siap pakai
2. ANALITIK
a. Cara kerja:
Tempatkan reagen kerja diraknya pada alat.
Masukkan tabung sampel pada rak sampel.
Masukkan nomor identitas pasien lalu pilih program tes kolesterol HDL.
Pengukuran dilakukan secara automatik.
Hasil tes keluar pada layar hasil
b. Nilai rujukan:m
Laki-laki 30 - 55 mg/dl
Perempuan 45 55 mg/dl
3. PASCA ANALITIK:
Interpretasi:
- 60 mg/dl resiko tinggi terjadinya PJK
- < 40 mg/dl resiko negatif terjadi PJK
- Kadar HDL-Ch dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain merokok, latihan
fisik, hormone, jenis kelamin dan umur.
4. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian ditandatangani oleh
analis yang bertugas.
5. Tes dapat dilakukan setiap hari di Subdivisi Kimia Klinik selama 24 jam sesuai
permintaan.
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.
TES LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL)
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Lipid darah terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak
bebas. Agar dapat diangkut dalam peredaran darah, lipid harus
terikat dengan protein dalam bentuk lipoprotein. Menurut berat
jenisnya, lipoprotein dibagi menjadi:
a) kilomikron
b) kolesterol-VLDL (very low density
lipoprotein-cholesterol)
c) kolesterol-LDL (low density lipoprotein-
cholesterol)
d) kolesterol-HDL (high density lipoprotein-
cholesterol)
Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai
dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Tes
saring untuk dislipidemia adalah tes kadar kolesterol total, kolesterol-
LDL, kolesterol-HDL dan trigliserida. Tes Kolesterol LDL adalah tes untuk
menetapkan kadar kolesterol LDL darah secara langsung dengan
menggunakan alat automatik.
TUJUAN Mengetahui dan membantu pengelolaan adanya dislipidemia
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRA ANALITIK
a. Persiapan Pasien:
- Puasa 10 14 jam termasuk menghentikan merokok dan
olahraga tetapi diperbolehkan minum air putih.
- Tidak mendapat obat yang mempengaruhi kadar lipid dalam 2
minggu terakhir
- Pasien dalam keadaan stabil, tidak ada perubahan berat badan,
pola makan, kebiasaan merokok, minum
- kopi dan alkohol dalam 2 minggu terakhir sebelum dites.
Pasien tidak sedang mengalami stres oleh penyakit akut.
b. Persiapan Sampel:
- Waktu pengambilan sampel darah pasien dalam posisi
duduk yang sudah dilakukan selama 5 menit.
- Pada saat pengambilan darah, pemasangan torniquet
sebaiknya tidak lebih 1 menit.
TES LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG 07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
- Serum sebaiknya dipisahkan dari sel darah merah sesegera
mungkin. Sampel sebaiknya segera dites, tidak disimpan atau
tidak dibekukan
- Hindari sample yang ikterus dan hemolisis karena dapat terjadi
peningkatan palsu pada hasil tes.
c Alat dan Bahan:
- Alat automatik Cobas C311
- Bahan:
Sampel: serum, plasma EDTA
Reagensia: Siap Pakai
2. ANALITIK
a. Cara kerja:
- Tempatkan reagen kerja diraknya pada alat.
- Masukkan Cup sampel pada rak sampel.
- Masukkan nomor identitas pasien lalu pilih program tes
kolesterol LDL.
- Pengukuran dilakukan secara automatik.
- Hasil tes keluar pada layar hasil
b. Nilai rujukan: < 130 mg/dl
3. PASCA ANALITIK:
Interpretasi:
- Optimal tinggi : 100-129 mg/dl
- Boderline tinggi : 130-159 mg/dl
- Tinggi : 160-189 mg/dl
- Sangat tinggi : 190 mg/dl.
4 Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian
ditandatangani oleh analis yang bertugas.
5 Tes dapat dilakukan setiap hari di Subdivisi Kimia Klinik selama 24
jam sesuai permintaan.
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Lipid darah terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak
bebas. Lipid di dalam serum diukur sebagai lipoprotein dan trigliserida.
Trigliserida merupakan ester gliserol alkohol trihidrik dengan 3 rantai
panjang asam lemak, yang sebagian besar disintesis di dalam hati dan
jaringan adiposus. Tes saring untuk dislipidemia adalah tes kadar
kolesterol total, kolesterol-LDL, kolesterol-HDL dan trigliserida. Tes
Trigliserida adalah tes untuk menetapkan kadar trigliserida darah dengan
menggunakan alat automatik.
TUJUAN Mengetahui dan membantu pengelolaan adanya dislipidemia
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRAANALITIK
a. Persiapan Pasien:
- Puasa 10 14 jam termasuk menghentikan merokok dan olahraga
tetapi diperbolehkan minum air putih. Puasa diperlukan terutama
untuk menghindari terjadinya lipemia dan pada pasien yang
diindikasikan untuk tes trigliserida.
- Tidak mendapat obat yang mempengaruhi kadar lipid dalam 2
minggu terakhir.
- Pasien dalam keadaan stabil, tidak ada perubahan berat badan,
pola makan, kebiasaan merokok, minum kopi dan alkohol dalam 2
minggu terakhir sebelum dites.
- Pasien tidak sedang mengalami stres oleh penyakit akut
b. Persiapan Sampel:
- Waktu pengambilan sampel darah pasien dalam posisi duduk
yang sudah dilakukan selama 5 menit.
- Pada saat pengambilan darah , pemasangan torniquet sebaiknya
tidak lebih 1 menit
- Serum sebaiknya dipisahkan dari sel darah merah sesegera
mungkin.
TES TRIGLISERIDA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
- Sampel sebaiknya segera dites, tidak disimpan atau tidak
dibekukan. Bila digunakan plasma sebaiknya menggunakan
antikoagulan EDTA.
- Hindari sampel yang ikterus dan hemolisis karena dapat terjadi
peningkatan palsu pada hasil tes.
c. Alat dan Bahan:
- Alat automatik Cobas C311
- Bahan:
Sampel: serum, plasma EDTA
2. ANALITIK
a. Cara kerja:
- Tempatkan reagen kerja diraknya pada alat.
- Masukkan tabung sampel pada rak sampel.
- Masukkan nomor identitas pasien lalu pilih program tes trigliserida.
- Pengukuran dilakukan secara automatik.
- Hasil tes keluar pada layar hasil.
b. Nilai rujukan: < 200 mg/dl
3. PASCA ANALITIK
Interpretasi : 200 399 mg/dl diwaspadai terjadinya PJK
400 mg/dl resiko terjadinya PJK
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Tes Glukosa Darah pada pasien Diabetes Melitus (DM) dapat berupa darah Darah
Sewaktu (GDS), Tes Glukosa Darah Puasa (GDP), Tes Glukosa Darah 2 Jam Post
Prandial (GD2PP) dan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO). Tes GDS adalah tes untuk
menetapkan kadar GDS dengan menggunakan alat automatik. Tes GDS dapat berupa
tes saring dan tes diagnostik untuk DM
TUJUAN a. Sebagai tes saring untuk:
- mendeteksi kasus DM sedini mungkin sehingga dapat dicegah kemungkinan
terjadinya komplikasi kronik akibat penyakit ini.
b. Sebagai tes diagnostik untuk:
- Memastikan diagnosis DM pada individu dengan keluhan klinis khas DM atau
mereka yang terjaring pada tes saring.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR Dilaksanakan oleh analis laboratorium yang bertugas.
1. PRAANALITIK
a. Persiapan Pasien: tidak ada persiapan
khusus.
b. Persiapan Sampel:
- Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena adanya variasi
diurnal.
- Sampel plasma, stabil selama < 1 jam, bila > 1 jam konsentrasi glukosa turun
karena adanya glikolisis ex vivo.
- Untuk tes saring DM, sampelnya adalah plasma vena, serum, atau darah
kapiler. Untuk tes diagnostik sampel yang dianjurkan adalah plasma vena, akan
tetapi dapat juga digunakan sampel whole blood, darah vena ataupun kapiler
dengan memperhatikan angka kriteria diagnostik yang berbeda
- Pada sampel simpan tambahkan glikolisis inhibitor (Natrium Fluorida 2,5 mg/mL
darah). Sampel ini stabil pada suhu 15-25C selama 24 jam, dan pada suhu
4C stabil selama 10 10 hari.
- Sampel serum stabil selama < 2 jam.
c. Nilai rujukan:
Serum, plasma : < 180 mg/dl
RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
2 PASCAANALITIK
Interpretasi:
Darah kapiler < 90 < 5,0 90199 5,011,0 > 200 > 11,1
2. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian ditandatangani oleh analis
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Tes Glukosa Darah pada pasien Diabetes Melitus (DM) dapat berupa Tes
Glukosa Darah Puasa (GDP), Tes Glukosa Darah Sewaktu (GDS), Tes
Glukosa Darah 2 Jam Post Prandial (GD2PP) dan Tes Toleransi Glukosa
Oral (TTGO). Tes GDP adalah tes untuk menetapkan kadar GDP dengan
menggunakan alat automatik. Tes GDP dapat berupa tes saring, tes
diagnostik dan tes monitoring untuk DM.
TUJUAN a. Sebagai tes saring untuk:
- Mendeteksi kasus DM sedini mungkin sehingga dapat dicegah
kemungkinan terjadinya komplikasi kronik akibat penyakit ini.
b. Sebagai tes diagnostik untuk:
- Memastikan diagnosis DM pada individu dengan keluhan klinis
khas DM atau mereka yang terjaring pada tes saring.
c. Sebagai tes monitoring untuk:
- Memantau keberhasilan pengobatan dan mencegah terjadinya
komplikasi kronik DM.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRAANALITIK
a. Persiapan Pasien:
- Pasien dipuasakan 8 12 jam sebelum pengambilan sampel.
- Semua obat dihentikan dulu, bila ada obat yang harus diberikan
ditulis pada blanko permintaan tes
- Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena
adanya variasi diurnal.
- Sampel plasma, stabil selama < 1 jam, bila > 1 jam konsentrasi
glukosa turun karena adanya glikolisis ex vivo.
- Untuk tes saring dan tes pengendalian DM, sampelnya adalah
plasma vena, serum, atau darah kapiler. Untuk tes diagnostik
sampel yang dianjurkan adalah plasma vena, akan tetapi dapat
juga digunakan sampel whole blood, darah vena ataupun kapiler
dengan memperhatikan angka kriteria diagnostik yang berbeda
- Pada sampel simpan tambahkan glikolisis inhibitor (Natrium
Fluorida 2,5 mg/mL darah). Sampel ini stabil pada suhu 20-25C
selama 24 jam, dan pada suhu 4-8C stabil selama 72 jam.
- Sampel serum stabil selama < 2 jam.
RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
b. Alat dan Bahan:
- Alat autoanalyzer Cobas C311, Cup Sampel
- Bahan : serum, plasma EDTA
Reagensia Siap Pakai
2. ANALITIK
a. Cara kerja:
- Tekan On/Of, periksa washer, Rinse, Rak cuvet, Reagen dan
dilakukan kontrol Sebelum alat digunakan, setelah semua selesai,
alat siap dioperasikan.
- Ambil serum dengan menggunakan pipet volumetrik 500 ul.
- Masukkan serum kedalam cup sample.
- Letakkan cup sample pada rak.
- Pada main menu, klik work list, klik patien, klik Add New ( + )
- Isi data pasien, pilih test yang akan dikerjakan ( GDP ), klik Ok.
- Kemudian letakkan rak sample pada sample tray di Cobas C311.
Pada saat Meletakkan rak, lampu pada sample tray harus berwarna
hijau. Apabila masih berwarna merah tekan tombol Pause dan
tunggu sampai lampu berwarna hijau.
- Klik start, program dijalankan secara otomatis.
- Selanjutnya hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada monitor dan
dapat diprint out.
3. PASCA ANALITIK
Interpretasi:
Tes Sampel
Bukan DM Belum Pasti DM DM
(mg/dL) (mmol/L) (mg/dL) (mmol/L) (mg/dL) (mmol/L)
GDP Plasma < 110 < 6,1 110125 6,17,0 > 126 > 7,0
vena
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Tes Glukosa Darah pada pasien Diabetes Melitus (DM) dapat berupa Tes
Glukosa Darah Puasa (GDP), Tes Glukosa Darah Sewaktu (GDS), Tes
Glukosa Darah 2 Jam Post Prandial (GD2PP) dan Tes Toleransi Glukosa
Oral (TTGO). Tes GD2PP adalah tes untuk menetapkan kadar GD2PP
dengan menggunakan alat automatik. Tes GD2PP dapat berupa tes
saring, tes diagnostik dan tes monitoring untuk DM.
TUJUAN a. Sebagai tes saring untuk:
- Mendeteksi kasus DM sedini mungkin sehingga dapat dicegah
kemungkinan terjadinya komplikasi kronik akibat penyakit ini.
b. Sebagai tes diagnostik untuk:
- Memastikan diagnosis DM pada individu dengan keluhan klinis
khas DM atau mereka yang terjaring pada tes saring.
c. Sebagai tes monitoring untuk:
- Memantau keberhasilan pengobatan dan mencegah terjadinya
komplikasi kronik DM.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRAANALITIK
a. Persiapan Pasien:
- Tiga hari sebelum pemeriksaan, pasien tetap makan
seperti kebiasaan sehari-hari (dengan karbohidrat yang cukup
dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti biasa)
- Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari)
sebelum pemeriksaan, minum air putih tanpa gula tetap
diperbolehkan
- Diperiksa kadar glukosa darah puasa
- Diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa), atau 1,75
gram/kgBB (anak-anak), dilarutkan dalam air 250 ml dan diminum
dalam waktu 5 menit.
- Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah
untuk pemeriksaan 2 jam setelah minum larutan glukosa selesai.
- Diperiksa kadar glukosa darah 2 (dua) jam sesudah
beban glukosa.
RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
- Selama proses pemeriksaan, subjek yang diperiksa tetap
istirahat dan tidak merokok.
b. Alat dan Bahan:
- Alat autoanalyzer Cobas C311, pipet voumetrik, Cup
sampel
- Bahan: Sampel serum, plasma EDTA, Reagensia Siap
Pakai
2. ANALITIK
a. Cara kerja:
- Tekan On/Of, periksa washer, Rinse, Rak cuvet, Reagen dan
dilakukan kontrol Sebelum alat digunakan, setelah semua selesai,
alat siap dioperasikan.
- Ambil serum dengan menggunakan pipet volumetrik 500 ul.
- Masukkan serum kedalam cup sample.
- Letakkan cup sample pada rak.
- Pada main menu, klik work list, klik patien, klik Add New ( + )
- Isi data pasien, pilih test yang akan dikerjakan ( GD2PP ), klik Ok.
- Kemudian letakkan rak sample pada sample tray di alat Cobas
C311. Pada saat Meletakkan rak, lampu pada sample tray harus
berwarna hijau. Apabila masih berwarna merah tekan tombol
Pause dan tunggu sampai lampu berwarna hijau.
- Klik start, program dijalankan secara otomatis.
- Selanjutnya hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada
monitor dan dapat diprint out.
3. PASCA ANALITIK
Interpretasi:
Tes Sampel (mg/dL) (mmol/L)
GD2PP Plasma vena < 140 < 7,8
Darah kapiler < 120 < 6,7
4. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian ditandatangani
oleh analis yang bertugas.
5. Tes dapat dilakukan setiap hari di Subdivisi Kimia Klinik selama 24 jam
sesuai permintaan.
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.
TES UREUM
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Ureum dibentuk di hati merupakan hasil akhir metabolisme protein yang
difiltrasi oleh glomerulus. Kadar urea menggambarkan intake protein dan
kemampuan ekskresi ginjal. Peninggian kadar urea disamping
menunjukkan adanya gangguan ginjal juga dapat disebabkan adanya
obstruksi saluran kemih dan peningkatan katabolisma protein. Tes
Ureum adalah tes untuk menetapkan kadar ureum darah dengan
menggunakan alat automatik.
TUJUAN Membantu diagnosis dan evaluasi gangguan ginjal.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRAANALITIK
a. Persiapan Pasien: Tidak memerlukan persiapan khusus
b. Persiapan Sampel:
- Hindari sampel yang keruh, ikterik
dan hemolisis.
- Sampel hendaknya dianalisis dalam beberapa jam setelah
pengambilan karena ureum akan hilang akibat aktivitas bakteri
atau disimpan didalam lemari pendingin.
c. Alat dan Bahan:
- Alat automatik Cobas C311
- Bahan: Sampel: serum, plasma heparin atau plasma EDTA,
Reagensia Siap pakai
1. ANALITIK
a. Persiapan reagen kerja: Reagen siap pakai.
b. Cara kerja:
- Tempatkan reagen kerja diraknya pada alat.
- Masukkan tabung sampel pada rak sampel.
- Masukkan nomor identitas pasien lalu pilih program tes ureum.
- Pengukuran dilakukan secara automatik.
- Hasil tes keluar pada layar hasil.
c. Nilai rujukan:
Dewasa : 17 43 mg/dl
Wanita < 50 tahun : 15 40 mg/dl
Wanita > 50 tahun : 21 43 mg/dl
Laki-laki < 50 tahun : 19 44 mg/dl
Laki-laki > 50 tahun : 18 55 mg/dl
TES UREUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG 07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
Anak-anak
1 3 tahun : 11 36 mg/dl
4 13 tahun : 15 36 mg/dl
14 19 tahun : 18 45 mg/dl
2. PASCA-ANALITIK
Interpretasi.
a. Peningkatan ureum dalam darah ditemukan pada:
- gangguan fungsi ginjal
- penyakit jantung kongestif
- shock
- dehidrasi
- perdarahan di traktus gastrointestinalis
- infark miokardial akut
- stress
- intake protein yang banyak/peningkatan katabolisme protein
b. Penurunan urea dalam darah ditemukan pada:
- liver failure
- akromegali
- malnutrisi
- pemakaian anabolik steroid
- overhidrasi (IV feeding)
- kegagalan absorpsi (penyakit celiac)
- sindroma nefrotik
- SIADH (Syndrome of Inappropriate secretion of Anti Diuretic
Hormone)
3. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian
ditandatangani oleh analis yang bertugas.
4. Tes dapat dilakukan setiap hari di Subdivisi Kimia Klinik selama
24 jam sesuai permintaan.
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin. Kreatin adalah
senyawa nitrogen yang terutama disintesis di hati dan disimpan di dalam
otot. Kreatinin diekskresikan ke urin melalui filtrasi glomerulus.Tes
Kreatinin adalah tes untuk menetapkan kadar kreatinin darah dengan
menggunakan alat automatik.
TUJUAN Membantu diagnosis dan evaluasi gangguan ginjal melalui perkiraan nilai
laju filtrasi glomerulus.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRA ANALITIK
a. Persiapan Pasien : tidak ada persiapan khusus
b. Persiapan Sampel :
- Hindari sampel yang keruh, ikterik, dan hemolisis. Sampel
hendaknya dianalisis dalam beberapa jam setelah pengambilan
karena ureum akan hilang akibat aktivitas bakteri atau disimpan
didalam lemari pendingin
c. Alat dan Bahan:
- Alat autoanalyzer Cobas C311, pipet voumetrik, tabung sampel
- Bahan: Sampel serum, plasma heparin atau plasma EDTA
Reagensia siap pakai
2. ANALITIK
a. Cara kerja:
- Tekan On/Off, periksa Washer, Rinse, rak kuvet, reagen dan
dilakukan kontrol sebelum alat digunakan, setelah semua selesai
alat siap dioperasikan.
- Ambil serum dengan menggunakan pipet volumetrik 500 l .
- Masukkan serum ke dalam cup sampel.
- Beri label sesuai identitas pasien.
- Letakkan cup sampel pada rak sampel.
- Pada main menu, klik worklist, klik patient, klik Add New (+)
- Isi data pasien, pilih tes yang akan dikerjakan (Creatinin), klik OK.
- Kemudian letakkan rak sample pada sample
- tombol pause dan tunggu sampai lampu menjadi hijau.
- Klik start, program dijalankan secara otomatis.
TES CREATININ
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
- Selanjutnya hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada monitor dan
dapat di print out.
b. Nilai rujukan:
Pria : 7,0 13,6 mg/L
0,7 1,36 mg/L
60- 120 mol/L
Wanita: 6,0 11,3 mg/L
0,6 1,13 mg/dL
53 - 100 mol/L
3. PASCA ANALITIK:
Interpretasi :
a. Kadar kreatinin darah menurun pada keadaan:
- Distrofi muskular
- Penyakit hati lanjut
- Malnutrisi: intake protein yang tidak adekuat
- Ketoasidosis diabetika
- Penggunaan obat-obatan: cefoxitin sodium, klorpromazin,
marijuana, diuretika: tiazid dan vankomisin serta adanya bilirubin
dan glukosa.
b. Kadar kreatinin darah meningkat pada keadaan:
- Gangguan ginjal: gagal ginjal akut dan kronik, nefritis kronik.
- Obstruksi traktus urinarius
- Shock yang lama
- Dehidrasi
4. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian
ditandatangani oleh analis yang bertugas.
5. Tes dapat dilakukan setiap hari di Subdivisi Kimia Klinik selama 24 jam
sesuai permintaan.
UNIT TERKAIT 4. Internal Laboratorium.
5. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
6. Sistem Rujukan.
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Asam Urat dibentuk dari perombakan asam nukleat dan merupakan hasil
akhir dari metabolisme purin. Produksi asam urat yang berlebihan terjadi
jika:
- Adanya pemecahan sel dan katabolisme asam nukleat
yang berlebihan misalnya pada gout.
- Adanya produksi dan destruksi sel yang berlebihan
misalnya pada leukemia.
- Adanya ketidakmampuan mengekskresi produksi asam
urat misalnya pada gagal ginjal.
Tes Asam Urat adalah tes untuk menetapkan kadar asam urat darah
dengan menggunakan alat automatik.
TUJUAN Evaluasi penyakit gout, leukemia dan ginjal.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRAANALITIK
a. Persiapan Pasien: Tidak memerlukan persiapan khusus.
b. Persiapan Sampel: Hindari hemolisis.
c. Alat dan Bahan:
- Alat automatik Cobas C311
- Bahan:
Sampel: serum, plasma EDTA, plasma heparin
Reagensia: siap pakai
2. ANALITIK
a. Cara kerja:
- Tempatkan reagen kerja diraknya pada alat.
- Masukkan tabung sampel pada rak sampel.
- Masukkan nomor identitas pasien lalu pilih program tes
asam urat.
- Pengukuran dilakukan secara automatik.
- Hasil tes keluar berupa lembar print out.
b. Nilai rujukan:
Laki-laki : < 7,0 mg/dl
Perempuan : < 5,7 mg/dl
RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
3. PASCA-ANALITIK
Interpretasi.
a. Meningkat pada (hiperurikemia):
- Gout
- Starvasi
- Penyakit ginjal dan gagal ginjal
- Asidosis metabolic
- Alkoholisme
- Toxemia pada kehamilan
- Dehidrasi
- Hiperlipidemia
- Leukemia
- Mononucleosis
- Limpoma
- Hipoparatiroidisme
- Anemia hemolitik
- Kemoterapi dan radioterapi
b. Menurun pada:
- Sindroma Fanconi
- Wilsons Disease
- SIADH (Syndrome of Inappropriate secretion of Anti Diuretic
Hormone)
- Keracunan logam berat
- Beberapa keganasan (Penyakit Hodgkin, Multiple Mieloma)
- Xanthinuria (defisiensi xanthine oksidase)
4. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian
ditandatangani oleh analis yang bertugas.
5. Tes dapat dilakukan setiap hari di Subdivisi Kimia Klinik selama 24 jam
sesuai permintaan.
RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
RSUD
BANTAENG
PENERIMAAN SPESIMEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Cara penerimaan specimen adalah tatacara penerimaan jenis specimen
pemeriksaan, menentukan apakah specimen tersebut masih memenuhi
syarat untuk diperiksa
TUJUAN Mendapatkan dan menerima spesimen yang memenuhi syarat untuk
pemeriksaan, untuk menunjang perolehan hasiltes laboratorium yang
bermutu dan dipercaya
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Spesimen yang datang pertama-tama harus melalui loket pendaftaran
sampel untuk pencatatan oleh petugas administrasi laboratorium.
2. Loket pendaftaran menerima sampel rawat inap dari masing-masing
ruang perawatan.
3. Staf laboratorium menerima spesimen dan mencocokkan identitas
(nama, tanggal lahir dan nomor rekammedik) pada wadah dan form
permintaan laboratorium.Spesimen harus ditempatkan dalam wadah
yang ditutup rapat untuk mencegah tumpah dan bocornya spesimen.
4. Staf laboratorium menilai kelayakan specimen untuk diperiksa.Jika
specimen tidak layak diperiksa, contoh identitas tidak lengkap, ada
bekuan, lisis, sampel kurang, staf laboratorium segera mengkonfirmasi
keruang perawatan terkait ketidak layakan specimen tersebut.
RSUD
BANTAENG
dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.
RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Manajemen Hasil Kritis adalah langkah-langkah penatalaksanaan hasil-
hasil laboratorium yang termasuk dalam nilai-nilai kritis.
RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
2 Januari 2017
NIP: 19710206 200312 1 011
9. Penetapan Nilai kritis berdasarkan sumber dari Mayo Clinic
Lampiran 1
SARAN :
Diharapkan dalam setiap permintaan pemeriksaan laboratorium untuk
mencantumkan dengan lengkap :
Nama, tanggal lahir, no. rekam medis dan ruang rawat pasien
Nama dokter pengirim dan no Hp
Gejala klinis pasien
RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
2 Januari 2017
NIP: 19710206 200312 1 011
Pemantapan mutu internal tahap analitik
a. Memantau pengolahan spesimen
b. Memantau pemeliharaan dan kalibrasi peralatan
c. Memantau uji ketelitian dan ketepatan
3. Pemantapan mutu internal pasca analitik
a. Memantau pencatatan hasil pemeriksaan laboratorium
b. Memantau interpretasi dan verifikasi hasil pemeriksaan
laboratorium
c. Memantau penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium
d. Memberi umpan balik hasil pemantauan kepada sub unit
Klinik Rutin (cairan tubuh, parasitologi), Hematologi Klinik, Kimia
Klinik, Imunologi Klinik, Tropis Infeksi, IRD, Laboratorium Sore
e. Membuat laporan bulanan dan tahunan.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
AP 5.5 EP2
AP 5.5 EP2
DISTRIBUSI REAGENSIA
RSUD
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
BANTAENG NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR - Cuci tangan dengan menggunakan desinfektan dan dilanjutkan
dengan sabun setelah selesai bekerja
- Dilarang makan dan minum selama melakukan penerimaan dan
pengiriman spesimen ke sub-sub bagian laboratorium
2. PENCEGAHAN PENYEBARAN BAHAN INFEKSIUS
a. Lakukan disinfektan sebelum bekerja dan setelah bekerja pada meja
kerja
b. Jas prakter, masker dan sarung tangan harus dilepas / ditinggal di
laboratorium jika keluar dari laboratorium
c. Tempatkan alat atau wadah bekas spesimen untuk didisinfektan atau
dihancurkan dengan cara dibakar
d. Bahan bekas proses analisis dan sisa-sisa spesimen dibuang pada
saluran limbah khusus
e. Cuci tangan dengan disinfektan dan dilanjutkan dengan sabun
sebelum meninggalkan laboratorium
f. Jas praktek dilarang dicuci di rumah, pencucian harus dilakukan di
laundry rumah sakit
g. Disediakan tempat /wadah untuk menampung limbah medik dan
limbah umum pada tempat yang berbeda untuk limbah padat
h. Pada alat-alat flow rate pada botol waste dimasukkan / dibubuhkan
disinfektan dan
i. dilakukan pembuangan setiap hari pada saluran limbah khusus
3. PROSEDUR PERCEGAHAN TERINFEKSINYA PETUGAS
LABORATORIUM
a. Cuci tangan sesering mungkin
b. Gunakan sarung tangan dan masker jika melakukan penanganan
sampel
c. Jangan menyentuh mulut, mata, lubang hidung atau menggaruk-garuk
bagian tubuh manapun
d. Bagi petugas laboratorium wanita dilarang memakai kosmetik
e. Selama melakukan pekerjaan diusahakan sedikit mungkin untuk
berbicara
f. ungkin dengan sabun / disinfektan
g. Spuit sesudah dipakai jarumnya harus dalam keadaan tertutup
h. Hindari memipet dengan menggunakan mulut, sebaiknya
menggunakan alat bantu memipet; clinipette; dispenser; filling pipet.
i. Gunakan pipet ukur (pipet volume), karena cairan tidak perlu
dikeluarkan sampai habis/titik akhir
RSUD
BANTAENG
RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR - Dalam melarutkan antara golongan bahan kimia yang satu dengan
yang lain harus sesuai dengan protap, jangan melakukan dengan
cara coba-coba
- Limbah reaksi bahan kimia harus dibuang pada saluran limbah
khusus dengan air yang mengalir
- Hindari memipet dengan menggunakan mulut, sebaiknya
menggunakan alat bantu memipet; clinipette, dispensir, filling pipet
5.TATA RUANG DAN MAP PENUNJANG PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN KECELAKAAN
a. Seluruh ruangan laboratorium mudah dibersihkan dan tehan terhadap
reaksi disinfektan
b. Dinding / tembok harus diporselin setinggi 1,5 meter dari lantai dasar
c. Lebar pintu depan setiap ruangan minimal 1,20 meter
d. Pada tempat yang rawan kecelakaan diberi tanda peringatan
e. Koridor/gang harus bebas halangan
f. Lantai laboratorium harus bersih, kering dan tidak licin
g. Sistem ventilasi harus cukup dan udara dalam ruangan dibuat
mengalir searah
h. AC / pendingin ruangan harus cukup, bisa menstabilkan suhu ruangan
antara 20 C 25 C
i. Penerangan cukup
j. Untuk ruangan mikrobiologi dilengkapi dengan lampu UV dan kabinet
keamanan biologis
PENERIMAAN SPESIMEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Cara penerimaan specimen adalah tata cara penerimaan jenis specimen
pemeriksaan, menentukan apakah specimen tersebut masih memenuhi
syarat untuk diperiksa.
TUJUAN Mendapatkan dan menerima spesimen yang memenuhi syarat untuk
pemeriksaan, untuk menunjang perolehan hasil tes laboratorium yang
bermutu dan dipercaya.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Spesimen yang datang pertama-tama harus melalui loket pendaftaran
sampel untuk pencatatan oleh petugas administrasi laboratorium.
2. Loket pendaftaran menerima sampel rawat inap dari masing-masing
ruang perawatan.
3. Staf laboratorium menerima spesimen dan mencocokkan dentitas
(nama, tanggal lahir da nomor rekam medik) pada wadah dan form
permintaan laboratorium.Spesimen harus ditempatkan dalam wadah
yang ditutup rapat untuk mencegah tumpah dan bocornya spesimen.
4. Staf laboratorium menilai kelayakan specimen untuk diperiksa.Jika
specimen tidak layak diperiksa, contoh identitas tidak lengkap, ada
bekuan, lisis, sampel kurang, staf laboratorium segera mengkonfirmasi
keruang perawatan terkait ketidaklayakan specimen tersebut.
5. Data specimen diregistrasi kedalam buku spesimen
6. Label ditempelkan pada masing-masing wadah sesuai jenis
pemeriksaan.
7. Spesimen diserahkan ke bagian masing-masing sesuai permintaan
pemeriksaan (hematologi, kimia klinik, imunologi, urin rutin, dll) untuk
diperiksa.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Laboratorium
PENGIRIMAN SPESIMEN
RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR - Spesimen dikirim melalui jasa transportasi yang menjamin segera
mengantar ke laboratorium penerima
- Laboratorium penerima segera memberitahu pengirim bahwa
specimen telah diterima dan segera dilakukan pemeriksaan
3. Pasca Analitik : -
Interpretasi: -
UNIT TERKAIT 1. Laboratorium Sentral
2. Laboratorium IRD
3. Laboratorium PCC
RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Cara penyediaan reagensia adalah penyediaan reagensia yang dilakukan
dengan benar sesuai dengan kebutuhan masing-masing divisi
laboratorium
TUJUAN Untuk menghindari kesalahan penyediaan reagensia yang tidak sesuai
dengan kebutuhan divisi laboratorium
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Alat ;
a. Reagensia
b. Alat tulis menulis
c. Buku register reagensia
2. Cara Penyediaan Reagensia :
a. Penyediaan reagensia dilaksanakan oleh analis laboratorium yang
bertugas.
b. Setiap jenis reagensia di register untuk memudahkan pendataan.
c. Masing-masing divisi laboratorium menuliskan kebutuhan reagensia
sesuai alat dan tes laboratorium yang dipakai.
d. Reagensia yang dibutuhkan di catat dan di daftar sehingga
reagensia tetap tersedia setiap hari.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Pelayanan Rumah Sakit; Ruang pemeriksaan Poliklinik,
Perawatan
2. Mitra kerja RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng.
RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Cara distribusi reagensia adalah cara pendistribusian reagensia yang
benar sehingga reagensia selalu berada dalam kondisi yang baik.
TUJUAN Untuk menghindari kesalahan distribusi reagensia.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1) Alat ;
a. reagensia
2) Cara Pendistribusian Reagensia :
i. Pendistribusian reagensia dilaksanakan oleh analis
laboratorium yang bertugas.
ii. Setiap jenis reagensia di register untuk
memudahkan pendataan.
iii. Reagensia di distribusi sesuai kebutuhan masing-
masing divisi laboratorium.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Pelayanan Rumah Sakit; Ruang pemeriksaan Poliklinik,
Perawatan
2. Mitra kerja RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng.
CARA PENGETESAN REAGENSIA
RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Cara pengetesan reagensia adalah pengetesan reagensia yang dilakukan
dengan benar saat kontrol alat laboratorium berjalan
TUJUAN Untuk menghindari hasil tes laboratorium yang tidak valid
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Alat ;
a. Reagensia
b. Alat Laboratorium
2. Cara Pengetesan Reagensia :
a. Pengetesan reagensia dilaksanakan oleh analis laboratorium yang
bertugas.
b. Setiap jenis reagensia di register untuk memudahkan pendataan.
c. Reagensia di tes untuk meyakinkan kondisi reagen tetap baik
sehingga tes laboratorium yang akan dilakukan hasilnya valid.
d. Reagensia di tes saat awal mulai reagensia akan dipakai.
e. Reagensia di tes saat kontrol alat berjalan.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Pelayanan Rumah Sakit; Ruang pemeriksaan Poliklinik,
Perawatan
2. Mitra kerja RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng.
RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Permintaan pemeriksaan adalah langkah-langkah yang dilaksanakan oleh
dokter yang merawat untuk meminta pemeriksaan laboratorium untuk
pasiennya.
RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP laboratorium (Gedung Lantai 2 )
b. Sampel pasien IGD, Rawat Inap,RPK,ICU,dan Kebidanan diambil
oleh Analis (petugas sampling).
c. Jadwal pengambilan sampel darah keruangan :
1.Jaga pagi: diambil jam 10.00 wita , 12.00 wita dan jam 13.00 wita.
2. Jaga sore: diambil jam 16.00 wita,18.30 wita dan jam 20.30 wita
3. Jaga malam: diambil jam 21.30 wita , 23.00 wita dan jam 07.00
wita.
4. Untuk pasien IGD atau cito, akan segera diambil oleh petugas
laboratorium (Analis).
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Laboratorium.
2. Instalasi Pelayanan Rumah Sakit.
WAKTU PENYELESAIAN HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
JADWAL PEMERIKSAAN
RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
Ulangi Tahap
Pemeriksaan Yang
TidakSesuai
Sesuai TidakSesuai
RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
Sesuai TidakSesuai
KonfirmasiHasilLaboratorium
Ke DPJP Pasien / PetugasRuangan
RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Identifikasi risiko keselamatn adalah proses penanganan dan pencegahan
kejadian luar biasa di laboratorium.
TUJUAN 1. Mengidentifikasi kejadian luar biasa di laboratorium dan
penatalaksaannya.
2. Pemakaian peralatan spesifik untuk mencegah penularan penyakit
nosokomial selama bekerja di laboratorium.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR Luka tusuk jarum
a. Pencegahan
1) Gunakan tempat khusus untuk membuang spuit bekas pakai.
2) Arahkan ujung jarum kebawah saat membuang spuit bekas pakai.
3) Kehati-hatian dan konsentrasi saat bekerja sangat diperlukan untuk
mencegah resiko cedera.
b. Penanganan
1) Segera buka sarung tangan.
2) Cuci dengan alkohol 70%, betadin 10% dan dibawah air yang
mengalir.
3) Jangan tekan luka karena akan menghambat darah yang mengalir
keluar.
4) Biarkan darah mengalir keluar agar virus keluar bersama darah yang
keluar.
5) Tenang dan jangan panik.
Konsultasikan dan buat laporan insiden kejadian ke Tim K3 RS dan PPI
RS.
UNIT TERKAIT Unit laboratorium, K3 RS dan PPI RS.
AP 5.1 EP 4
AP 5.6
B. Imuno
Hematologi
1. Golongan Slide Anti Sera ABO Reaksi Antigen Analis
Darah Antibody
C. Faktor
Koagulasi
1. PT Koagulatormeter Semi Automatic Analis
Stago
2. APTT Koagulatormeter Semi Automatic Analis
Stago
D. Kimia Darah
1. Gula Puasa Automatic Analizer Glukose integra Hexokinase Analis
Cobas C311
2. Gula 2 jam PP Automatic Analizer Glukose integra Hexokinase Analis
Cobas C311
3. Gula Sewaktu Automatic Analizer Glukose integra Hexokinase Analis
Cobas C311
4. Billirubin Automatic Analizer Bilirubin integra DPD Analis
Total Cobas C311
5. Billirubin Automatic Analizer Bilirubin integra Colourimetri Analis
Direct/Indirect Cobas C311 DCA
6. Protein Total Automatic Analizer Protein total Fotometri Analis
Cobas C311 integra Biuret
7. Albumin Automatic Analizer Colourimetri Analis
Cobas C311 BCG
8. SGOT Automatic Analizer IFCC With P5P Analis
Cobas C311 Kinetic
9. SGPT Automatic Analizer IFCC With P5P Analis
Cobas C311 Kinetic
10. Ureum Automatic Analizer Urease-GLDH Analis
Cobas C311 Enzymatic
11. Kreatinin Automatic Analizer Analis
Cobas C311
12. Asam Urat Automatic Analizer CHOD-PAP Analis
Cobas C311 Analis
13. Kolesterol Automatic Analizer Enzimatic
Total Cobas C311 Direct Analis
14. HDL Automatic Analizer Enzimatic
Kolesterol Cobas C311 Direct Analis
15. LDL Automatic Analizer Gliserol
Kolesterol Cobas C311 Blanking
16. Trigliseri Automatic Analizer Optimized UV
Cobas C311 IFCC
E. Urin
Kualitatif/
Kuantitatif
1. pH Urin Analizer Aution Stik Carik Celup Analis
Meditron Combur 10
2. Berat Jenis Urin Analizer Aution Stik Carik Celup Analis
Meditron Combur 10
3. Protein Urin Urin Analizer Aution Stik Carik Celup Analis
Meditron Combur 10
4. Glukosa A Urin Analizer Aution Stik Carik Celup Analis
Meditron Combur 10
5. Urobillin Urin Analizer Aution Stik Carik Celup Analis
Meditron Combur 10
6. Billirubin Urin Analizer Aution Stik Carik Celup Analis
Meditron Combur 10
7. Benda Keton Urin Analizer Aution Stik Carik Celup Analis
Meditron Combur 10
8. Nitrit Urin Analizer Aution Stik Carik Celup
Meditron Combur 10 Analis
9. Sedimen Mikroskop Mikroskopis
Analis
10. TestKehamilan Obyek Glass Nova HcG Strip
11. Mariyuana Tabung Reaksi Nova Strip Analis
12. Morphin Tabung Reaksi Nova Strip
13. Amphetamine Tabung Reaksi Nova Strip
F. Feses
1. Telur Cacing Slide Eosin 2% Mikroskopis Analis
2. Lekosit Slide Eosin 2% Mikroskopis Analis
3. Eritrosit Slide Eosin 2% Mikroskopis Analis
4. Epitel Slide Eosin 2% Mikroskopis Analis
5. Lemak Slide Eosin 2% Mikroskopis Analis
6. Sisa Daging Slide Eosin 2% Mikroskopis Analis
7. Sisa Slide Eosin 2% Mikroskopis Analis
Tumbuhan Slide Eosin 2% Mikroskopis
8. Amuba -
G. Mikrobiologi/
Pengecatan
1. Gram Slide Cat Gram Mikroskopis Analis
2. BTA Slide Zeil Nelson Mikroskopis Analis
3. Gonorhea Slide Cat Gram Mikroskopis Analis
4. Trichomonas Slide A,B,C,D Mikroskopis Analis
5. Candida Slide NaCl 85% Mikroskopis Analis
KOH
H. Imuno-
Serologi dan
Hormon
1. IgM
Salmonella Sumuran TUbex TF Skala Warna Analis
2. HbsAg Strip HBsAg Rapid Test
3. Anti HBs Rapid Test Analis
4. Anti HCV Rapid Test Analis
5. Dengue IgG/ Analis
IgM Analis
6. Anti HIV - Determinasi
7. T4 - Immunoenzyma
8. TSH - tic
PEMERIKSAAN LABORATORIUM CITO
RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Pelayanan pemeriksan laboratroium segera atau cito adalah pelayanan
pemeriksaan laboratroium dengan prioritas utama berdasarkan indikasi
tingkat kegawatdaruratan medik dalam menunjang tegaknya diagnosa.
Yang termasuk pemeriksaan cito adalah gula darah, elektrolit, hemoglobin,
termasuk dalam pelayanan pemeriksaan laboratorium dari IGD dan rawat
inap.
Pelayanan ini mulai dari pemeriksaan sampel sampai penulisan hasil.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tentang prosedur kegiatan
laboratorium sebagai penegakan diagnosa secara cepat, tapat, dan akurat.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Permintaan pemeriksaan laboratorium dapat tertulis oleh pemohon
disertai tulisan cito dan diantar langsung ke Laboratorium, atau
pemohon menghubungi petugas laboratorium via telpon
menginformasikan bahwa ada pemeriksaan cito dengan informasi yang
lengkap dan jelas (Nama pasien,ruang rawat,umur,status pasien,dokter
yang meminta)
2. Pengambilan sampel dilakukan oleh petugas laboratorium
3. Petugas laboratorium segera melakukan pemeriksaan sesuai permintaan
pemohon sampai penulisan hasil.
4. Respon time pemeriksaan cito mulai pemeriksaan sampai penulisan hasil
adalah sebagai berikut :
- Hemoglobin 10 Menit
- Gula Darah ; 10 menit.
- Elektrolit : 15 menit.
UNIT TERKAIT Unit laboratorium, Rawat Inap, Rawat jalan dan IGD.
PEMBUANGAN SPESIMEN
RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Tatacara membuang spesimen yang sudah selesai dilakukan pemeriksaan
dan berpotensi menyebabkan infeksi bagi petugas laboratorium.
TUJUAN . Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tentang cara membuang
spesimen.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Dengan menggunakan APD lengkap spesimen dibuang ke tempatnya
masing-masing sesuai dengan jenis spesimen :
a. Sampel darah EDTA, serum, plasma dibuang ke dalam penampung
limbah khusus limbah infeksius.
b. Sampel urin dibuang ke saluran pembuangan limbah cair.
c. Sampel feses dibuang ke dalam penampung limbah khusus limbah
infeksius.
d. Sampel sputum dibuang ke dalam penampung limbah khusus
limbah infeksius.
e. Sampel cairan pleura, otak dan asites dibuang ke dalam penampung
limbah khusus limbah infeksius.
Spesimen yang ditampung dalam penampung limbah infeksius ditutup
rapat dan akan ditangani oleh petugas kebersihan.
UNIT TERKAIT
1. Laboratorium Klinik RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
2. Unit K3 dan PPI
AP 5.1 EP 3
PROGRAM PEMANTAPAN MUTU
INSTALASI LABORATORIUM RSUD PROF.Dr.HM.ANWAR
MAKKATUTU BANTAENG
Disusun Oleh :
INSTALASI LABORATORIUM
RSUD PROF.Dr.HM.ANWAR MAKKATUTU BANTAENG
2015
KATA PENGANTAR
AP 5.9
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kepada Allah SWT terhadap rahmat dan
hidayahNya maka akreditasi RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng dapat
menyelesaikan penyususnan Buku Kerangka Acuan Program Pemantapan Mutu
Laboratorium Klinik. Tanpa adanya kerja sama yang baik dari semua anggota tim
akreditasi serta dukungan moral maupun material dari Direktur RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng ,maka sangat mustahil Buku Kerangka
Acuan Program Pemantapan Mutu Instalasi Laboratorium RSUD Prof.dr.HM.Anwar
Makkatutu Bantaeng dapat terwujud.
Bantaeng,Januari 2015
Rumah RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu
Bantaeng
Muhajir,SKM.MKes
Kabid Penunjang Pelayanan
HALAMAN PENGESAHAN DAN PEMBERLAKUAN
Bismillahirrahmannirrahiim
Dr.H. Sultan,M.Kes
Nip: 19710206 200312 1 011
KERANGKA ACUAN
PROGRAM PEMANTAPAN MUTU
INSTALASI LABORATORIUM RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
A. LATAR BELAKANG
Tujuan pembangunan kesehatan adalah terciptanya kemempuan untuk hidup sehat
bagi tiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan Nasional. Untuk itu
perlu ditingkatkan upaya memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dengan mutu yang baik dan biaya yang terjangkau.
Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi
masyarakat, maka sistem nilai dan orientasi dalam masyarakat mulai berubah.
Masyarakat mulai cenderung menuntut pelayanan umum yang lebih baik dan lebih
ramah, termasuk di bidang kesehatan.
Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan rumah
sakit maka fungsi pelayanan Laboratorium RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu
Bantaeng secara bertahap perlu ditingkatkan agar lebih efektif dan efisien serta
mampu memberikan kepuasan pada pelanggan .Agar upaya peningkatan mutu
pelayanan RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng dapat seperti yang
diharapkan, termasuk pelayanan Laboratorium, maka perlu disusun buku Kerangka
Acuan Program Pemantapan Mutu Instalasi Laboratorium. RSUD Prof.dr.HM.Anwar
Makkatutu Bantaeng. Pemantapan mutu Laboratorium ditujukan untuk menjamin
ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium. Pemantapan mutu
laboratorium dilakukan 2 kegiatan yaitu pemantapan mutu internal dan pemantapan
mutu eksternal.
B. TUJUAN
1. Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan dengan
mempertimbangkan aspek analitik dan klinis.
2. Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga pengeluaran hasil yang salah tidak
terjadi dan perbaikan kesalahan dapat dilakukan segera.
3. Memastikan bahwa semua proses mulai dari peningkatan mulai dari persiapan
pasien, pengambilan, pengiriman, penyimpanan dan pengolahan spesimen
sampai dengan penacatatan dan pelaporan telah dilakukan dengan benar.
4. Mendeteksi kasalahan dan mengetahui sumbernya.
5. Membantu perbaikan pelayanan penderita melalui peningkatan mutu
pemeriksaan laboratorium.
C. PELAKSANAAN PROGRAM
1) Penanggungjawab kegiatan
Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng, melalui Penanggungjawab
Instalasi Laboratorium yang dilaksanakan oleh Kordinator ruangan Laboratorium
klinik
2) Jadwal dan tempat kegiatan
Pemantapan Mutu Internal :
Dilaksanakan setiap hari
Tempat : Instalasi Laboratorium
Pemantapan mutu Eksternal :
Dilaksanakan setahun 2 kali
Tempat : Instalasi laboratorium dan dievaluasi KementrianKesehatan Cq Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Makassar
3) Sasaran kegiatan
. Laboratorium RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
4) Bentuk kegiatan
Pemantapan Mutu Internal :
- Meliputi 3 tahap aktivitas : tahap pra-analitik, analitik dan pasca
analitik.
- Evaluasi hasil
Pemantapan mutu Eksternal :
- Meliputi 3 tahap : pendaftaran ke BBLK Makassar, pengerjaan bahan
kontrol, pembuatan dan pengiriman hasil
- Evaluasi hasil
5) Langkah kegiatan
2. Darah kapiler
- Bersihkan bagian yang akan ditusuk dengan alkohol
70% dan biarkan kering.
- Pegang bagian tersebut supaya tidak bergerak dan
tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
- Tusuk dengan lancet steril disposibel. Pada jari tusuk
dengan arah tegak lurus pada garis-garis sidik kulit
jari. Pada daun telinga tusuklah pinggirnya, jangan
sisinya.
- Jangan menekan-nekan jari atau telinga untuk
mendapat cukup darah.
- Buang tetes darah yang pertama keluar dengan kapas
kering, tetes darah berikutnyadipakai untuk
pemeriksaan.
3. Urin
Pada wanita : pada pengambilan urin porsi tengah yang
dilakukan oleh penderita sendiri, sebelumnya diberi
penjelasan sebagai berikut :
- Penderita harus mencuci tangan dan dikeringkan.
- Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril
dengan arah dari depan ke belakang. Bilas dengan air
hangat dan keringkan dengan kasa steril.
- Selama proses berlangsung labia harus tetap terbuka
lebar dan jari tangan jangan menyentuh daerah yang
sudah steril.
- Keluarkan urin, aliran pertama dibuang dan aliran
selanjutnya ditampung dalam wadah. Pengumpulan urin
selesai sebelum aliran urin habis.
- Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke
laboratorium.
Pada laki-laki :
- Penderita harus mencuci tangan dan dikeringkan.
- Jika tidak disirkumsisi tarik kulit preputium ke
belakang.
- Keluarkan urin, aliran pertama dibuang dan aliran
selanjutnya ditampung dalam wadah. Pengumpulan urin
selesai sebelum aliran urin habis.
- Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke
laboratorium.
Pada bayi dan anak-anak :
- Penderita diberi minum untuk memudahkan buang air
kecil.
- Bersihkan alat genetal seperti diterangkan diatas.
- Anak duduk dipangku.
- Pengaruhi anak untuk mengeluarkan urin, tampung urin
dalam wadah.
- Bayi dipasang kantung penampung urin pada alat
genital.
Urin kateter :
- Bagian selang yang terbuat dari karet dibersihkan
dengan alkohol 70 %.
- Aspirasi urin dengan menggunakan semprit + 10 cc.
- Masukkan urin kedalam wadah.
- Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke
laboratorium.
4. Faeces
Tinja untuk pemeriksaan sebaikmya yang berasal dari
defekasi spontan, jika pemeriksaan sangat diperlukan
dapat pula diambil dari rektum dengan jari bersarung
tangan.
5. Sputum
Pasien diberi penjelasan mengenai pemeriksaan dan
tindakan yang akan dilakukan dan dijelaskan perbedaan
sputum dengan ludah.
Bila pasien mengalami kesulitan mengeluarkan sputum
pada malam hari sebelumnya minum teh manis atau diberi
obat gliseril guayakolat 200 mg.]
- Sebelum pengambilan sputum pasien diminta berkumur
dengan air. Bila memakai gigi palsu sebaiknya dilepas.
- Pasien berdiri tegak atau duduk tegak.
- Pasien diminta untuk menarik nafas dalam 2-3 kali,
kemudian keluarkan nafas bersamaan dengan batuk yang
kuat dan berulang kali sampai keluar sputum.
- Sputum yang keluar ditampung dalam wadah. Amati
kaeadaan sputum yang baik tampak kental purulen dengan
volume 1-2 ml.
- Tutup wadah dan segera kirim ke laboratorium.
6. Sekret uretra
- Pasien diberi penjelasan mengenai pemeriksaan dan tindakan
yang akan dilakukan.
- Kenakan sarung tangan.
- Jika tidak disirkumsisi tarik kulit preputium ke belakang.
- Sekitar lubang kemaluan dibersihkan dengan NaCl fisiologis
steril, kemudian sekret dikeluarkan dengan menekanatau
mengurut uretra.
- Sekret yang keluar diambil dengan kapas lidi steril.
- Jika tidak ada sekret yang keluar atau terlalu sedikit,
masukkan kapas lidi steril yang berdiamter 2 mm kedalam
uretra sedalam 2-3 cm sambil diputar searah jarum jam,
kemudian ditarik keluar.
c) PERSYARATAN :
1. Peralatan : secara umum peralatan yang digunakan harus memenuhi
syarat-syarat :
- bersih
- kering
- tidak mengandung bahan kimia atau detergen
- terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat yang ada pada
specimen
- mudah dicuci dari bekas specimen sebelumnya
- pengambilan specimen untuk pemeriksaan biakan harus menggunakan
peralatan yang steril. Pengambilan specimen yang bersifat invasive
harus menggunakan peralatan yang steril dan sekali pakai buang.
3. Pengawet :
- Pengawet adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam sampel agar
analit yang akan diperiksa dapat dipertahankan kondisi dan jumlahnya
untuk kurun waktu tertentu.
- Antikoagulan adalah zat kimia yang digunakan untuk mencegah
sampel darah membeku.
- Perbandingan penggunaan antikoagualan / pengawet dengan darah /
sampel lainnya:
4. Waktu :
- Pemeriksaan kimia klinik, hematology dan imunologi dilakukan di
pagi hari, karena nilai normal ditetapkan pada keadaan basal
- Demam tifoid : untuk biakan darah paling baik dilakukan pada minggu
I atau II
- Untuk pemeriksaan widal dilakukan pada fase skut dan konvalesen
- Pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman : specimen diambil
sebelum pemberian antibiotika
- Pemeriksaan Gonorrhoe : pengambilan secret uretra sebaiknya
dilakukan 2 jam setelah buang air kecil yang terakhir
- Pemeriksaan microfilaria : dilakukan pada waktu senja dan menjelang
tengah malam
- Pemeriksaan tuberculosis : dahak diambil pada pagi ahri segera setelah
pasien bangun tidur.
5. Lokasi Pengambilan :
- Darah vena : V. cubiti daerah siku
- Darah arteri : A. radialis di pergelangan tangan atau A. femoralis di
daerah lipat paha
- Darah kapiler : ujung jari tengah tangan atau jari manis tangan bagian
tepi atau pada tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki atau cuping telingan
pada bayi.
- Pemeriksaan biakan : harus diambil di tempat yang sedang mengalami
infeksi kecuali darah dan cairan otak
- Pemeriksaan microfilaria : sampel darah lengkap diambil dari kapiler
(jari tangan).
- Cobas c311
- Sysmex KX 21
- ABX Micros 60
- Electrolyte Analyzer
- Nycocard rider
- Stago
- AGD
- Urin Analyser
- Fotometer 5010
1. UJI KETELITIAN :
Menggunakan bahan control Assayed
1) PRECINORM U : untuk pemeriksaan Glucosa, SGOT,SGPT, Urea,
Creatinin, Total Protein, Albumin, Bilirubin, Uric Acid.
2) Apo : untuk pemeriksaan HDL, LDL, Cholesterol, Trygliserida.
3) Tru Lab : untuk pemeriksaan CKMB, Bil Direk, ALP, Ca, LDH, GGT,
CK-D
4) Control Hematologi : untuk pemeriksaan Hematologi.
5) Control Imunologi : untuk pemeriksaan Imunologi .
Evaluasi Hasil :
Apabila hasil pemeriksaan terletak di dalam batas perhitungan
(mean + 2SD) makahasil pemeriksaan bahan control dinyatakan
terkontrol baik shingga seluruh pemeriksaan specimen pada hari
pemeriksaan tersebut dianggap dapat diterima hasilnya.
Apabila hasil pemeriksaan terletak di daerah peringatan ( mean +
2 SD sampai mean + 3 SD ), maka kemungkinan terjadi
penyimpangan hasil pemeriksaan bahan control sehingga perlu
diteliti prosedur pemeriksaannya tetapi belum perlu dilakukan
pemeriksaan ulang.
Hasil pemeriksaan dinyatakan menyimpang apabila :
Ada hasil pemeriksaan bahan control terletak di luar
control ( mean + 3 SD ).
Hasil pemeriksaan bahan control selama 2 kali berturut-
turut terletak di luar batas peringatan ( mean + 2 SD )
pada pihak yang sama.
Hasil pemeriksaan bahan control selama 4 kali berturut-
turut lebih dari mean + 1 SD dan terletak pada pihak yang
sama.
Hasil pemeriksaan control selama 7 hari berturut-turut
cenderung meningkat atau menurun ( disebut TREND ).
Hasil pemeriksaan bahan control selama 7 kali berturut-
turut terletak pada pihak yang sama ( disebut SHIFT ).
2. UJI KETEPATAN :
o Menggunakan serum control yang telah diketahui nilai kontrolnya
(PRECINORM U).
o Dilihat hasil pemeriksaannya terletak di dalam / di luar rentang
nilai control.
o Bila hasil terletak di dalam rentang nilai control maka dianggap
hasil pemeriksaan bahan control tepat sehingga hasil pemeriksaan
specimen juga tepat.
o Bila terletak diluar rentang nilai control, dianggap hasil
pemeriksaan bahan control tidak tepat,sehingga hasil
pemeriksaan specimen juga tidak tepat.
I. TAHAP PENDAFTARAN :
Laboratorium RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng menerima Surat
pemberitahuan dari Departemen Kesehatan RI Derektorat Jendral Pelayanan
Medik dan BBLK Makssar tentang Pendaftaran Program Nasional Pemantapan
Mutu Eksternal Kimia Klinik, Hematologi, Imunologi.
Pihak Rumah Sakit mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan untuk
bidang Kimia Klinik dan Hematologi dan mentransfer biaya pendaftaran.
Mengirim Formulir pendaftaran dan fotokopi slip bukti setoran ke :
- Subdit Peningkatan Mutu SDM Laboratorium, Direktorat Laboratorium
Kesehatan, Ditjen Yanmedik Depkes Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav. 4
9 Lantai V Blok C, Ruang 517, Jakarta 12950.
- Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar Jl Periintis Kemerdekaan
Tamalanrea Makssar No
Pelaksanaan Pemeriksaan :
a) HEMATOLOGI :
1. Ambil bahan kontrol dari lemari es, pada tanggal pemeriksaan yang telah
ditentukan.
2. Didiamkan pada suhu kamar selama 30 menit.
3. Sebelum dilakukan pemeriksaan botol dibolak-balik beberapa kali agar
cairan homogen, jangan dikocok agar tidak berbusa.
4. Setelah dibuka diperiksa parameter Hemoglobin, hitung lekosit dan hitung
trombosit dengan menggunakan metode autoanalizer dengan CELL-DYN.
b) KIMIA KLINIK :
Serum kontrol yang telah diencerkan sebelum diperiksa didiamkan pada
1.
suhu kamar selama 30 menit.
2. Serum kontrol yang telah diencerkan stabil selama :
@ 8 jam pada suhu 25 C
@ 10 jam pada suhu +2 sampai +8 C
@ 1 bulan pada suhu 20 C
3. Botol serum kontrol dibolak-balik beberapa kali sehingga isi dalam botol
melarut sempurna, jangan dikocok agar tidak berbusa.
4. Kemudian serum kontrol tadi diperiksa dengan alat TMS
c) IMUNOLOGI :
Bahankontrol siap pakai dari penyelenggara, sebelum diperiksa didiamkan
pada suhu kamar selama 30 menit.
e) KOAGULASI :
1. Pengiriman Hasil :
- Formulir hasil yang telah diisi dimasukkan dalam amplop yang telah
disediakan.
- Dikirim kepada :
1. Penyelenggara Departemen Kesehatan RI :
Sub Direktorat Patologi
Direktorat Laboratorium Kesehatan Ditjen Yanmed
Departemen Kesehatan Lt. V/C Ruang 517; Telp. : (021) 5221706
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kav. 4 9,
JAKARTA 12950
6) Biaya :
Dibebankan kepada kas Rumah Sakit.
D. TOLOK UKUR KEBERHASILAN
E. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Program Pemantapan Mutu Instalasi Laboratorium RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng ini dibuat. Diharapkan dengan adanya hal ini
akan lebih meningkatkan pelayanan laboratorium dalam rangka mendukung Program
pelayanan Pirma di RSUD prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng