Anda di halaman 1dari 128

WAKTU PERDARAHAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Dengan tes ini ditentukan lamanya perdarahan setelah dibuat tusukan
atau insisi kecil pada permukaan kulit cuping telinga atau bagian volar
lengan bawah.
TUJUAN Untuk menilai faktor-faktor hemostasis ektravaskuler, tetapi keadaan
dinding kapiler dan jumlah trombosit juga berpengaruh.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR Pra analitik
1. Persiapan pasien :
a. Terangkan bahwa tes ini digunakan untuk mengukur waktu
berhentinya perdarahan atau terjadinya koagulasi.
b. Jelaskan bahwa tidak ada larangan makan atau minum
sebelum tes.
c. Ditanyakan apakah mengkonsumsi obat sebelum tes seperti
thiazid, sulfonamid, antineoplastik, antikoagulan atau anti
inflamasi, aspirin.
d. Jelaskan hal yang diperlukan seperti dipasangi alat
pengukur tekanan darah, diinsisi kecil dua garis dan akan
ada perdarahan sekitar 10 20 menit.
2. Alat dan bahan : Lanset, antiseptik, kertas saring, plester, stop
watch dan tensimeter.

Analitik
1. Cara Duke
a. Disinfeksi cuping telinga dengan antiseptik sebagai tempat
tusukan.
b.Tusuk sedalam 2 4 mm dengan lanset dan jalankan stop
watch.
c. Lap dengan kertas saring tiap 30 detik sampai perdarahan
berhenti, tanpa menyentuh permukaan kulit.
d. Catat waktunya antara tusukan sampai perdarahan berhenti.
e. Waktu perdarahan ialah rata-rata waktu pada 3 tusukan
tersebut.
2. Cara IVY Template
Hampir sama dengan cara Duke, tetapi tusukan diganti
WAKTU PERDARAHAN
WAKTU PERDARAHAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
dengan insisi pada bagian volar lengan bawah yang bebas
vena berupa dua garis insisi dengan dalam 1 mm dan
panjang 4 mm. Waktu perdarahan ialah rata-rata waktu
perdarahan pada dua garis tersebut. Bekas insisi didisinfeksi
dan ditutup dengan plester.
Pasca Analitik:
Nilai Rujukan:
a. Cara Duke : 3 7 menit
b. Cara IVY : 2,5 9,5 menit
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan
3. Sistem Rujukan.

WAKTU BEKUAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Dengan tes ini ditentukan lamanya waktu yang diperlukan darah untuk
membeku.
TUJUAN Untuk menilai aktivitas faktor-faktor koagulasi darah, terutama faktor
pembentuk tromboplastin dan trombosit.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
PETUGAS
PROSEDUR Pra analitik
1. Persiapan pasien :
a. Terangkan bahwa tes ini digunakan untuk menentukan waktu
pembekuan.
b. Jelaskan bahwa tidak ada larangan makan atau minum
sebelum tes.
c. Ditanyakan apakah mengkonsumsi obat sebelum tes seperti
thiazid, sulfonamid, antineoplastik, antikoagulan atau anti
inflamasi.
d. Jelaskan untuk tidak takut waktu diambil darahnya walaupun
ada sedikit rasa sakit dan tidak enak.
2. Alat : Tabung reaksi 100 x 10 mm, 4 buah; stop watch
danwaterbath.
Analitik
Cara kerja :
1. Tempatkan keempat tabung reaksi dalam waterbath (370C).
2. Ambil darah vena, jalankan stopwatch saat darah tampak di
dalam spoit.
3. Tuangkan 1 ml ke dalam setiap tabung.
4. Setelah 3 menit, mulailah mengamati keempat tabung.
5. Angkat tabung tegak lurus lalu miringkan tiap 30 detik sampai
darah terlihat membeku.
6. Catat selang waktu saat pengambilan darah sampai darah
membeku.

WAKTU BEKUAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011

RSUD
BANTAENG
PROSEDUR Pasca Analitik
Nilai rujukan : 4 10 menit (370C)
Waktu bekuan memanjang (trombosis)
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit PelayananRumahSakit: Poliklinik, Perawatan.
3. SistemRujukan.

TES DARAH RUTIN ALAT SYSMEX KX 21


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Tes Darah Rutin dalam hal ini adalah kelompok pemeriksaan darah yang
secara rutin dilakukan sebagai tes saring, dengan menggunakan alat
automatic cell counter.
TUJUAN Untuk mencari penyebab anemia dan dapat menetapkan klasifikasi
anemia berdasarkan morfologi.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRA ANALITIK
Persiapan pasien : Tidak memerlukan persiapan khusus.
Persiapan sampel :
a. Sampel darah EDTA, sebaiknya tes dilakukan selambatnya 2
jam.
b. Sampel dapat disimpan sampai 24 jam di kulkas dengan
suhu 40C.
c. Anamnesis perlu diperhatikan riwayat perdarahan, obat yang
diminum dan transfusi darah.
Alat dan bahan :
Alat :
a. Tabung reaksi
b. Alat automatik Sysmex Kx 21
Bahan :
a. Sampel darah EDTA
b. Reagen : Cell pack, Stromatolyser dan Cell clean.

2. ANALITIK
Cara kerja :
a. Siapkan alat automatik Sysmex Kx 21, buat program tes darah
rutin( WB atau PD ) sesuai volume sampel.
b. Sampel darah EDTA dimasukkan dalam tabung reaksi sebanyak
3 ml, dekatkan tabung dengan jarum pengisap sampel, tekan
tombol pengisap sampel. Selanjutnya tes berjalan secara
automatik.
c. Hasil tes tampak pada print out

TES DARAH RUTIN ALAT ALAT SYSMEX KX 21


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR Pasca Analitik
Nilai Rujukan: Sesuai jenis tes :
Kadar hemoglobin (Hb) : Laki-laki ( >15 tahun ) : 14 16 g/dL
Perempuan ( >15 tahun) : 12 14 g/dL

WBC 4,0 10,0 . 10 3 / mm 3


RBC 4,00 6,00 . 10 6 / mm 3
Hm 37,0 48,0 %
MCV 80 97 mm 3
MCH 26,5 33,5 pg
MCHC 31,5 35,0 g/dL
RDW 10,0 15,0 %
PLT 150 400 . 10 3 / mm 3
MPV 6,5 11,0 mm 3
PCT 0,150 0,500 %
PDW 10,0 18,0 %
Lymfosit % 20,0 40,0
Monosit % 2,0 8,0
Netrofil % 52,0 75,0
Eosinifil % 0,0 3,0
Basofil % 0,0 1,0

UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.


2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan

PENGOPERASIAN DAN PENANGANAN MASALAH


SYSMEX KX 21
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN SOP ini merupakan pedoman pemakaian alat PENTRA XL-120 / XL 80
dan pedoman mengatasi masalah yang timbul pada saat pemakaian.

TUJUAN Ada prosedur tetap pemakaian alat dan mengatasi masalah yang
terjadi.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H.M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR Pengoperasian harian
Prosedur harian yang dilakukan oleh petugas laboratorium
1. Tekan tombol on untuk nyalakan berturut Printer computer
SYSMEX KX 21
2. Alat akan menganalisis secara self test
Cek Reagen dengan mengklik status
3. Klik Work list untuk memulai pemeriksaan sampel
4. Masukkan identitas sample dan klik star rak
5. Mesin akan bekerja sendiri dan Hasil akan tercetak dalam print
out
6. Setiap Akhir tes parameter, alat dicuci dengan aquadest dengan
menekan tombol clean

PENGOPERASIAN DAN PENANGANAN MASALAH


SYSMEX KX 21
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR
UNIT TERKAIT 1. Impesa
2. Supplier alat yang bersangkutan
3. BPFK (Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan)

TES LAJU ENDAP DARAH METODE WESTERGREN


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Tes Laju Endap Darah adalah pengukuran kecepatan pengendapan
eritrosit dalam suatu tabung dari sediaan darah yang mengandung
antikoagulan.
TUJUAN Untuk menetapkan nilai LED
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR Pra analitik
1. Persiapan pasien : Tidak ada persiapan khusus
2. Persiapan sampel : Menggunakan sampel darah EDTA.
3. Alat dan Bahan :
a. Pipet Westegren
b. NaCl 0,9 % perbandingan (1:4)
c. Sampel darah vena
d. Rak pipet westegren

Analitik :
Cara kerja :
1. Siapkan sampel yang akan diperiksa, 4 bagian darah EDTA
dicampur dengan 1 bagian larutan NaCl 0,9 % (1,6 ml darah +
0,4 ml NaCl 0,9 %),homogenkan.
2. Pipet sampel darah sampai tanda 0, letakkan pada rak pipet
tepat menutup darah diatas karet agar sampel tidak tumpah.
3. Tegakkan pipet (900) pada raknya.
4. Setelah 1 jam I, dan 1 jam II dibaca jarak dari permukaan
meniskus sampai puncak kolom eritrosit yang mengendap
(dalam mm), catatlah sebagai LED.
5. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil, dan
ditandatangani oleh pemeriksa dan doker patologi klinik.

Pasca Analitik:
Nilai rujukan : Perempuan : < 20mm/1 jam
Laki-laki : < 10 mm/1 jam

TES LAJU ENDAP DARAH METODE WESTERGREN


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.

TES LAJU ENDAP DARAH VITAL SYSTEM


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Tes Laju Endap Darah adalah pengukuran kecepatan pengendapan
eritrosit dalam suatu tabung dari sediaan darah yang mengandung
antikoagulan
TUJUAN Membantu diagnosis dan evaluasi penyakit hati, penyakit ginjal, penyakit
gastrointestinal, keganasan, malnutrisi dan dehidrasi
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRA ANALITIK
a. Persiapan Pasien : tidak ada persiapan khusus.
b. Persiapan Sampel :
Sampel tidak boleh lipemik, hemolitik dan berbusa, volume darah
minimal 55 mm dan maksimal 64 mm pada tabung vakum
(Monosed), sampel harus dikerjakan maksimal 4 jam bila
menggunakan antikoagulan sodium sitrat 3,8% pada perbandingan
4 :1 dengan darah.
c. Alat dan bahan
Alat :
- Jarum
- Holder
- Tabung vakum (Monosed) (Gambar 1) dan Monitor 100
- Sarung tangan
- Kapas alkohol, torniket, dan plester
Bahan :
1. Whole blood, volume 1,28 ml.
2. Sodium citrate 3,8%, volume 0,32 ml.
2. ANALITIK
Cara Kerja :
(1) Siapkan instrumen.
(2) Identifikasi sampel.
(3) Mixing sampel dengan rotamix, 5 menit, 15-20 rpm.
(4). Masukkan sampel pada alat dalam posisi vertika

TES LAJU ENDAP DARAH VITAL SYSTEM


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR (5). Alat akan bekerja selama 60 menit, maksimal 100 sampel.
(6). Hasil akan keluar dalam bentuk print out.

3. PASCA-ANALITIK
Nilai Rujukan : Perempuan : < 20 mm/1 jam
Laki-laki : < 10 mm/1 jam
Interpretasi :
1.Meningkat :
(a) Fisiologis :
(1) Kehamilan
(2) Menstruasi
(3) Orang tua
(b) Patologis :
(1) Karsinoma
(2) Multiple myeloma
(3) Leukemia
(4) Rematik artritis
(5) Hepatitis akut
(6) Hipertiroidism
(7) Ulkus kolitis
(8) Infark miokard
(9) Tuberkulosis
(10) Keracunan arsen.
(1) Menurun :
(a) Polisitemia
(b) Anemia mikrositik dan anisositosis
(c) Anemia sel sabit
(d) Hipofibrinogene

UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.


2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.

APUSAN DARAH TEPI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Tes apusan darah tepi adalah pembuatan apusan darah pada kaca
objek, berdasarkan prinsip pewarnaan sifat kimiawi dalam sel.
TUJUAN Untuk mencari kemungkinan penyakit (suspected disease) baik yang
primer akibat kelainan hematologi maupun yang sekunder akibat
penyakit sistemik.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Pra analitik
Persiapan pasien : Tidak ada persiapan khusus
Persiapan sampel :
a. Darah kapiler segar akan memberikan morfologi dan hasil
pewarnaan yang optimal pada sediaan apus.
b. Darah EDTA (Etilen Diamin Tetra Asetat) dapat dipakai
karena tidak berpengaruh terhadap morfologi eritrosit dan lekosit
serta mencegah trombosit bergumpal.
c. Tes sebaiknya dilakukan dalam waktu kurang dari 2 jam.
d. Tiap 1 mg EDTA digunakan untuk 1 ml darah vena.
Alat dan Bahan :
a. Kaca objek
b. Larutan MGG (May Grunwald Giemza) yang telah siap pakai
(komposisi : eosin, metilen biru)
c. Larutan Giemza yang telah siap (Merk) (komposisinya : azur,
eosin, metilenbiru)
d. Larutan buffer, ph 6,4 yang terbuat dari : 26,5 cc Na 2HPO4 2 H2O
+ KH2PO4 sampai 100 cc
e. Rak pewarnaan, pipet tetes, pengatur waktu.
2. Analitik :
Cara kerja :
1. Apuskansampel yang akan diperiksa di atas kaca objek.
2. Keringkan di udara terbuka ,letakkan sediaan apus yang
telah difiksasi dengan methanol di atas rak pewarnaan.

APUSAN DARAH TEPI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR 3. Genangisediaanapusdengan zat warna 1 (MGG dan
Buffer perbandingan 1:1) dan biarkan 2 menit, sisa air dibuang.
4. Genangi dengan larutan 2 (giemza 5% dan buffer
perbandingan 1: 4) biarkan 10-15 menit.
5. Periksa dibawah mikroskop
6. Catat hasil tes pada buku hasil dan formulir hasil.
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.

PEMELIHARAAN DAN KALIBRASI SYSMEX KX 21


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN a. Pedoman pemeliharaan dan Quality Control Sysmex KX-21 lengkap
yang merupakan prosedur baku oleh petugas laboratorium dan sudah
ditetapkan dengan surat keputusan direktur rumah sakit yang memuat
tata cara melakukan pemeliharaan alat, kalibrasi, uji ketelitian dan
ketepatan sesuai petunjuk pelaksanaan pemantapan mutu internal
laboratorium kesehatan dan permenkes RI
No.363/Menkes/Per/IV/1998 tentang pengujian dan kalibrasi alat
kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan.
b. Quality Control adalah kegiatan peneraan untuk pengendalian mutu
parameter, pengendalian bagan kontrol, penghitungan nilai nominal,
dan pengendali mutu hasil.
c. Sertifikat adalah tanda yang menyatakan alat kesehatan tersebut laik
pakai oleh karena telah memenuhi standar dengan sertifikat yang
diberikan oleh institusi pengujian peralatan sesuai ketentuan.
TUJUAN Terpeliharanya peralatan Sysmex KX 21 hingga layak dipakai
dengan nilai benar.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR Perawatan Mingguan CLEAN SRV TRAY (membersihkan penampang
SRV)
1. Matikan power. Tunggu lebih 30 detik untuk melepaskan tekanan
dan vacum yang terkumpul dalam jalur-jalur pneumatic.
2. Buka penutup bagian depan pada posisi penutup tidak akan
menghalangi
3. Lepaskan penampang dari kotoran dengan menyeka dan membilas
4. Pasang kembali penampang seperti pada posisi awal
5. Tutup penutup depan

PEMELIHARAAN DAN KALIBRASI SYSMEX KX 21


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR 6. Catat pada daftar pemeriksaan perawatan
7. Tekan tombol [SAMPEL NO.] dan masukkan nomor file. Untuk
mencantumkan nomor file lain, tekan tombol [C] untuk menghapus
& mencantumkan nomor file baru.
8. Tekan tombol [ENTER], pada layar QC Chart untuk memilih QC file
yang dimuncul.
9. Tekan tombol [1] untuk memilih 1.QC analyzer. Layar analisa
control L-J muncul.
10. Pastikan alat dalam keadaan READY
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.

PELAYANAN INSTALASI LABORATORIUM KLINIK

PEMERIKSAAN HBsAg Rapid Tes


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
RSUD Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
BANTAENG

07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Hepatitis B adalah penyakit Hepatitis kronik. Perubahan serologik
pada VHB dimulai dengan timbulnya HbsAg dalam darah/ serum
yang sering mendahului peningkatan aktivitas transaminase.
TUJUAN Tes HbsAg digunakan untuk memantau penyakit Hepatits B.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR
1. Pra analitik
a. Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus
b. Persiapan sampel : hindari hemolisis
c. Alat dan Bahan
- Kit Nova HbsAg terdiri dari: alat tes dan pipet tetes
- Serum/ Plasma ( EDTA / heparin / sitrat )
2. Analitk
a. Alat tes dilepaskan dari tutupnya pada suhu ruang.
b. Tempatkan alat tes pada permukaan datar dan bersih.Pipet
tetes dipegang secara vertikal lalu teteskan serum /
plasma 3 tetes kedalam sumur spesimen (S).
c. Tunggu sampai garis merah muncul. Hasil dibaca dalam
waktu 10 menit.
3. Pasca analitik
a. Positif (reaktif) jika nampak 2 garis merah pada garis
kontrol (C) dan garis tes (T)
b. Negatif (reaktif) hanya nampak 1 garis merah pada bagian
kontrol (C)
c. Invalid tidak tampak garis merah sama sekali atau nampak
hanya pada bagian tes (T)

PELAYANAN INSTALASI LABORATORIUM KLINIK


PEMERIKSAAN HBsAg Rapid Tes
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.

PELAYANAN INSTALASI LABORATORIUM KLINIK

PEMERIKSAAN Anti HCV Rapid Tes


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
RSUD Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
BANTAENG

07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Hepatitis C adalah penyakit Hepatitis kronik. Perubahan serologik pada
VHB dimulai dengan timbulnya HbsAg dalam darah/ serum yang sering
mendahului peningkatan aktivitas transaminase.
TUJUAN . Tes Anti HCV digunakan untuk memantau penyakit Hepatitis C.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Pra analitik
a. Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus
b. Persiapan sampel : hindari hemolisis
c. Alat dan Bahan
- Kit Nova Anti HCV terdiri dari: alat tes dan pipet tetes
- Serum/ Plasma ( EDTA / heparin / sitrat )
2. Analitk
a. Alat tes dilepaskan dari tutupnya pada suhu ruang.
b. Tempatkan alat tes pada permukaan datar dan bersih.Pipet
tetes dipegang secara vertikal lalu teteskan serum / plasma
3 tetes kedalam sumur spesimen (S).
c. Tunggu sampai garis merah muncul. Hasil dibaca dalam
waktu 10 menit.
3.Pasca analitik
a. Positif (reaktif) jika nampak 2 garis merah pada garis kontrol
(C) dan garis tes (T)
b. Negatif (reaktif) hanya nampak 1 garis merah pada bagian
kontrol (C)
c. Invalid tidak tampak garis merah sama sekali atau nampak
hanya pada bagian tes (T)

PELAYANAN INSTALASI LABORATORIUM KLINIK


PEMERIKSAAN Anti HCV Rapid Tes
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.

PEMERIKSAAN HIV RAPID TEST


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Human Immunodeficiency Virus ( HIV) adalah suatu retrovirus yang
menyebabkan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)
TUJUAN Sebagai tes saring untuk mendeteksi antibodi HIV- 1 dan atau HIV-2
dalam serum atau plasma.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR TES ANTI HIV -1 / HIV 2 (rapid tes)
1. Pra analitik
a. Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus
b. Persiapan sampel : hindari hemolisis
c. Alat dan Bahan :
- Kit ACON HIV-1/2 terdiri dari alat tes, Buffer, pipet tetes
- Serum/ Plasma ( EDTA / heparin / sitrat )
2. Analitik
Cara Kerja
a. Alat tes dilepaskan dari tutupnya pada suhu ruang.
b. Tempatkan alat tes pada permukaan datar dan bersih.Pipet
tetes dipegang secara vertikal lalu teteskan serum / plasma
1 tetes kedalam sumur spesimen (S), kemudian tambahkan
2 tetes buffer. Hindari gelembung udara.
c. Tunggu sampai garis merah muncul. Hasil dibaca dalam
waktu 10 menit.
3. Pasca analitik
a. Positif (reaktif) jika nampak 2 garis merah pada garis kontrol
(C) dan garis tes (T)
b. Negatif (reaktif) hanya nampak 1 garis merah pada bagian
kontrol (C)
c. Invalid tidak tampak garis merah sama sekali atau nampak
hanya pada bagian tes (T)

PEMERIKSAAN HIV RAPID TEST


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.

TES NARKOBA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Tes narkoba adalah tes yang meliputi pemeriksaan (morfin, amfetamin,
dan thc) pada urine
TUJUAN Sebagai tes pendahuluan yang bersifat kualitatif untuk mendeteksi ada
tidaknya narkoba atau metabolitnya (morfin, amfetamin, dan THC) pada
seseorang dengan atau tanpa manifestasi klinik.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR TES NARKOBA (rapid tes)
1. Pra analitik
a. Persiapan pasien : Tidak ada persiapan khusus
b. Persiapan sampel : Gunakan botol penampung urin dari
plastik atau gelas yang kering dan bersih serta beri label
identitas sampel. Sampel adalah urin tanpa pengawet.
Sebaiknya dipakai urin segar dan di periksa sesegera
mungkin. Sampel dapat juga disimpan pada suhu dingin 2 0
80 C selama 2 hari atau pada suhu beku 20 0 C selama > 2
hari . Sampel yang sudah didinginkan atau dibekukan
sebelum dilakukan tes harus berada pada suhu ruang. Jika
sampel tidak jernih atau keruh, sentrifuse terlebih dahulu
sebelum tes dilakukan.
c. Alat dan Bahan : Nova Multi Drug Screen Test:
- MOR (Morfin)
- AMP (Amfetamin)
- THC (metabolit dari Ganja)
Alat tes yang berbentuk card dari Nova ini, stabil sampai
batas waktu kadaluarsa jika disimpan dalam kemasannya
pada suhu 20 300 C.
- Clinipette 200 l
- Timer
- Botol penampung urin dan sampel urin

TES NARKOBA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG

07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR 2. Analitik
a. Alat tes dilepaskan dari
tutupnya pada suhu ruang.
b. Tempatkan alat tes pada
permukaan datar dan bersih.Pipet tetes dipegang secara
vertikal lalu teteskan urine 3 tetes kedalam sumur spesimen
(S).
c. Tunggu sampai garis merah
muncul. Hasil dibaca dalam waktu 3-8 menit
3. Pasca analitik
Interpretasi hasil
a. Positif (reaktif) jika nampak garis merah pada garis kontrol
(C) dan tidak nampak garis merah pada garis tes (T)
b. Negatif (reaktif) jika nampak garis merah pada bagian
konrtol (C) dan garis tes (T)
c. Invalid jika:
- Tidak tampak pita warna merah muda baik pada area tes C
maupun T.
- Tampak pita warna merah muda pada area tes T tetapi
tidak tampak pita warna pada area tes C.
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.

PEMERIKSAAN WIDAL METODE SLIDE


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Pemeriksaan ini Merupakan tes metode serologi dengan memeriksa
reaksi antara antibody aglutinin dalam serum penderita yang telah
mengalami pengenceran berbeda-beda terhadap antigen somatik (O)
dan flagela (H) yang ditambahkan dalam jumlah yang sama sehingga
terjadi aglutinasi.
TUJUAN Untuk Identifkasi antibodi tubuh terhadap penyakit tifus.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR A. Pra Analitik :
1. Persiapan pasien : Pasien demam > dari 3 hari
2. Persiapan sampel , Serum atau Plasma EDTA
3. Alat dan Bahan :
a) Reagen Widal ( Salmonella typhi O, H dan Paratyphi AH,
BH )
b) Slide Reaksi
c) Batang pengaduk
d) Klinipet 5,10 dan 20
B. Analitik :
1. Pipet 20 serum atau plasma kedalam 4 ( empat ) bagian
diatas plat putih
2. Tambahkan masing-masing 1 tetes antiserum
3. Campur dengan menggunakan ujung batang pengaduk lalu
goyangkan, Tepat 1 menit kemudian amati reaksi aglutinasi
pada masing2 bagian
C. Pasca Analitik :
Aglutinasi (-) : Tes widal Negatif
Aglutinasi (+) : Tes Widal Positif,Titer 1/80
Untuk hasil positif, lanjutkan dengan pengenceran bertingkat :
- 10 serum + 1 tetes Antigen = Pengenceran 1/160
- 5 serum + 1 tetes Antigen = Pengenceran 1/320

PEMERIKSAAN WIDAL METODE SLIDE


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.

TES ALBUMIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Protein tubuh terdiri dari protein plasma, protein jaringan dan
hemoglobin. Albumin adalah salah satu protein plasma utama selain
globulin dan fibrinogen. Tes Albumin adalah tes untuk menetapkan kadar
albumin darah dengan menggunakan alat automatik.
TUJUAN Membantu diagnosis dan evaluasi penyakit hati, penyakit ginjal, penyakit
gastrointestinal, keganasan, malnutrisi dan dehidrasi.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRA ANALITIK
1.1 Persiapan Pasien:
Tidak perlu persiapan khusus.
Hindari obat obat yang dapat mempengaruhi kadar albumin
serum in vivo, kadarnya meningkat pada infus albumin,
progesteron, dan menurun pada obat estrogen, dextran, halotan,
pirazinamid .
1.2 Persiapan Sampel:
Hindari hemolisis dan penggunaan tourniquet yang lama
karena akan menyebabkan hasil peningkatan palsu.
1.3 Alat dan Bahan:
Alat :
Alat Automatik COBAS C311
Bahan :
Sampel: Serum atau plasma EDTA
2. ANALITIK
2.1 Persiapan reagen kerja:
Reagen siap pakai
2.2 Cara kerja:
Tempatkan reagen kerja diraknya pada alat.
Masukkan tabung sampel pada rak sampel.
Masukkan nomor identitas pasien lalu pilih program tes
Albumin.

TES ALBUMIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR Pengukuran dilakukan secara automatik
Hasil tes keluar berupa lembar print out.
2.3 Nilai rujukan: 3,4 4,8 g/dl

3 PASCA-ANALITIK
Interpretasi:
Albumin meningkat pada: dehidrasi, multipel mieloma.
Albumin menurun pada:
Penyakit hati, ginjal, darah, keganasan, malnutrisi, AIDS, penyakit
kolagen, inflamasi gastrointestinal, hipertiroid, diare kronik (Colitis
ulseratif, Crohn,s desease).
Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian
ditandatangani oleh analis yang bertugas.
Tes dapat dilakukan setiap hari di Subdivisi Kimia Klinik selama 24
jam sesuai permintaan
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.

TES TOTAL PROTEIN


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Protein tersusun dari asamasam amino yang bergandengan dengan
ikatan peptida. Protein plasma yang utama adalah albumin, globulin dan
fibrinogen.
Protein plasma berfungsi untuk:
- mempertahankan tekanan osmotik plasma.
- media transportasi misalnya: tiroksin binding globulin,
transferin, transkobalamin, apolipoprotein.
- sebagai proteksi misalnya : antibodi, sistim komplemen dan
hemostasis.
Tes protein total adalah tes untuk menetapkan kadar protein total darah
yaitu albumin dan globulin dengan menggunakan alat automatik.
TUJUAN Menentukan adanya defisiensi protein, penyakit hati, penyakit ginjal,
penyakit gastrointestinal atau keganasan
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRAANALITIK
I.1 Persiapan Pasien:
Hindari zat atau obat yang mempengaruhi kadar protein total.
Yang dapat meningkatan protein total in vivo seperti steroid,
androgen, angiotensin, digitalis, epinefrin, hormon pertumbuhan,
hormon tiroid, insulin, klofibrat, kontrasepsi oral, progesteron
kortikotropin.
Yang dapat menurunkan protein total in vivo seperti
laksansia, rifampisin, pirazinamid, dekstran dan estrogen.
1.2 Persiapan Sampel: Hindari hemolisis dan pemakaian tourniquet
yang lama.
1.3 Alat dan Bahan:
Alat automatic COBAS C311
Bahan:
1. Sampel: serum, plasma heparin atau plasma EDTA
2. Reagen: Siap Pakai

TES TOTAL PROTEIN


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
2. ANALITIK
2.1. Persiapan reagen kerja: Reagen siap pakai dari Cobas C311
2.2 Cara kerja:
Tempatkan reagen kerja diraknya pada alat(Closed System).
Masukkan Cup sampel pada rak sampel.
Masukkan nomor identitas pasien lalu pilih program tes
protein total.
Pengukuran dilakukan secara automatik.
Hasil tes keluar pada layar hasil

2.3 Nilai rujukan : 6,4 8,7 g/dl

3. PASCAANALITIK
Interpretasi:
Protein Total meningkat pada: inflamasi kronik misalnya
artritis, dehidrasi, Diabetes Mellitus (DM) asidosis,
makroglobulinemia, leukemia monositik, multipel mieloma,
sarkoidosis.
Protein Total menurun pada: gangguan hati, malabsorbsi,
malnutrisi, nefrosis, luka bakar, DM, toksemia gravidarum,
glomerulonefritis kronik, syok berat.

4. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian


ditandatangani oleh analis yang bertugas.
5. Tes dapat dilakukan setiap hari di Subdivisi Kimia Klinik selama 24
jam sesuai permintaan.
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.

TES GLUTAMAT PIRUVAT TRANSAMINASE (GPT)


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Glutamat Piruvat Transaminase (GPT) atau Alanine Amino Transferase /
Alanin Transaminase (ALT / ALAT) adalah enzim yang dijumpai dalam
konsentrasi yang tinggi di sel hati serta dalam jumlah yang relatif kecil di
cairan tubuh, jantung, ginjal dan muskuloskeletal. Tes GPT adalah tes
untuk menetapkan kadar GPT darah dengan menggunakan alat
automatik.
TUJUAN 1. Membantu diagnosis dan evaluasi penyakit
hati karena enzim ini merupakan indikator kerusakan sel hati.
2. Memantau efek obat yang hepatotoksik.
3. Membedakan ikterus hemolitik dengan
ikterus karena penyakit hati.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRAANALITIK
a. Persiapan Pasien: Hindari obat yang dapat mempengaruhi kadar
GPT misalnya salisilat.
b. Persiapan Sampel: Hindari hemolisis.
c. Alat dan Bahan:
- Alat automatik COBAS C311
- Bahan:
Sampel: serum, plasma heparin atau plasma EDTA
Reagensia: Siap Pakai Dalam Cobas C311
2. ANALITIK
a. Persiapan reagen kerja: Reagen siap pakai
b. Cara kerja:
- Tempatkan reagen kerja diraknya pada alat.
- Masukkan tabung sampel pada rak sampel.
- Masukkan nomor identitas pasien lalu pilih program tes GPT.
- Pengukuran dilakukan secara automatik.
- Hasil tes keluar berupa lembar print out.
c. Nilai rujukan:
Laki-laki : < 41 u/l (370C)
Perempuan : < 32 u/l (370C)

TES GLUTAMAT PIRUVAT TRANSAMINASE (GPT)


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
3 PASCA-ANALITIK
Intrepretasi:
a. Peningkatan 20 50 kali nilai rujukan: Hepatitis virus atau
karena obat
b. Peningkatan 10 < 20 kali nilai rujukan:
- Hepatitis kronis
- Kolestasis atau Kolesistitis
- Mononukleosis infeksiosa
- Penyembuhan hepatitis
c. Peningkatan < 10 kali nilai rujukan:
- Sirosis hepatis
- Hepatitis karena alkohol
- Obstruksi traktus biliaris
d. Peningkatan sedang ( 3 10 kali nilai rujukan) juga ditemui pada
keadaan:
- Gagal ginjal
- Infark miokard akut
- Pankreatitis akut
- Penyakit jantung kongestif
- Recent cerebrovascular accident
- Trauma intestinal
- Trauma otot: injeksi intramuscular
- Infeksi
Obat-obatan yang hepatotoksik:
Allupurinol, aspirin,antibiotik (oksasilin,ampisilin),narkotik,
digitalis, kaptopril, heparin, barbiturat dan flurazepam.
e. Peningkatan 1 2 kali nilai rujukan: Kongesti hepatik
6. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian
ditandatangani oleh analis yang bertugas.
7. Tes dapat dilakukan setiap hari di Subdivisi Kimia Klinik selama 24
jam sesuai permintaan.
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.

TES GLUTAMAT OKSALOASETAT TRANSAMINASE (GOT)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Glutamat Oksaloasetat Transaminase (GOT) atau Aspartat Amino
Transferase / Aspartat Transaminase (AST / ASAT) adalah enzim yang
banyak terdapat di sel hati dan miokard serta dalam jumlah kecil di
muskuloskeletal, ginjal, pankreas, otak dan eritrosit. Tes GOT adalah tes
untuk menetapkan kadar GOT darah dengan menggunakan alat
automatik.
TUJUAN 1. Membantu diagnosis dan evaluasi penyakit hati dan penyakit jantung.
2. Memantau efek obat yang hepatotoksik dan nefrotoksik.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1 PRA ANALITIK
a. Persiapan Pasien:
- Hindari latihan fisik yang berat sebelum pengambilan sampel.
- Hindari obat atau zat yang dapat mempengaruhi kadar GOT
misalnya salisilat dan alkohol.
a. Persiapan Sampel: Hindari hemolisis.
b. Alat dan Bahan:
- Bahan: Sampel: serum, plasma heparin atau plasma EDTA
- Alat automatik COBAS C311
2 ANALITIK
a. Persiapan reagen kerja:
Reagen siap pakai dari Roche
b. Cara kerja:
- Tempatkan reagen kerja diraknya pada alat.
- Masukkan Cup sampel pada rak sampel.
- Masukkan nomor identitas pasien lalu pilih program tes GPT.
- Pengukuran dilakukan secara automatik.
- Hasil tes keluar berupa lembar print out.
c. Nilai rujukan:
Laki-laki : < 40 u/l (370C)
Perempuan : < 33 u/l (370C)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
3 PASCA-ANALITIK
Intrepretasi:
a) Peningkatan 20 50 kali nilai rujukan: Hepatitis virus atau karena
obat
b. Peningkatan 10 < 20 kali nilai rujukan:
- Hepatitis kronis
- Kolestasis atau Kolesistitis
- Mononukleosis infeksiosa
- Penyembuhan hepatitis
c. Peningkatan < 10 kali nilai rujukan:
- Sirosis hepatis
- Hepatitis karena alkohol
- Obstruksi traktus biliaris
d. Peningkatan sedang ( 3 10 kali nilai rujukan) juga ditemui pada
keadaan:
- Hepatitis karena alkohol
- Obstruksi traktus biliaris
e. Peningkatan sedang ( 3 10 kali nilai rujukan) juga ditemui pada
keadaan:
- Gagal ginjal
- Obat-obatan yang hepatotoksik: allupurinol, aspirin,antibiotik,
(oksasilin,ampisilin),narkotik, digitalis, kaptopril, heparin,
- Penyakit jantung kongestif
- Infark miokard akut
- Pankreatitis akut

- Recent cerebrovascular accident


barbiturat dan flurazepam.
- Trauma intestinal
- Trauma otot: injeksi intramuskular
- infeksi
f. Peningkatan 1 2 kali nilai rujukan: Kongesti hepatik

8. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian


ditandatangani oleh analis yang bertugas.
9. Tes dapat dilakukan setiap hari di Subdivisi Kimia Klinik selama 24
jam sesuai permintaan.
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.

TES BILIRUBIN TOTAL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Bilirubin adalah produk utama katabolisma hemoglobin. Ada dua bentuk
bilirubin serum yaitu bilirubin terkonyugasi (bilirubin direk) yang larut
dalam air dan bilirubin tak terkonyugasi (bilirubin indirek) yang tidak larut
dalam air.
Tes bilirubin adalah tes untuk menetapkan kadar bilirubin darah dengan
menggunakan alat automatik.
TUJUAN - Mengevaluasi fungsi hepatobilier (gangguan ekskresi fungsi hati)
dan eritropoetik.
- Diagnosis banding ikterus dan memantau
progresivitasnya.
- Diagnosis banding obstruksi bilier (bilirubin direk) dan anemia
hemolitik (bilirubin indirek)

KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng


Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRA ANALITIK
a. Persiapan Pasien: Puasa, tetapi puasa yang terlalu lama dapat
meningkatkan kadar bilirubin serum (1,3 kali setelah puasa 24 jam dan
2,2 kali setelah puasa 48 jam).
b. Persiapan Sampel: Hindari hemolisis dan cahaya matahari langsung. Tes
dilakukan dalam waktu < 2 jam setelah pengambilan sampel.
c. Alat dan bahan
Alat automatik Cobas C311
Bahan : Sampel: serum, plasma heparin
Reagensia : Reagen Siap Pakai Dalam Cobas C311
2. ANALITIK
Cara Kerja
Tempatkan reagen kerja di raknya pada alat.
Masukkan tabung sampel pada rak sampel
Masukkan nomor identitas pasien lalu pilih program tes bilirubin total dan
bilirubin direk.
Pengukuran dilakukan secara automatik.
Hasil tes keluar berupa lembar print out.

TES BILIRUBIN TOTAL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
3. PASCA ANALITIK
a. Nilai rujukan Bilirubin Total : < 1,1 mg/dl
b. Interpretasi
Peningkatan bilirubin total dijumpai pada:
- Gangguan transport bilirubin: Sindroma Dubin Johnson,
Sindroma Rotor, Kolestasis pasca bedah.
- Kerusakan hepatoseluler: hepatitis virus, obat-obatan, alkohol,
sirosis hati, neoplasma.
- Obstruksi bilier ekstrahepatik: batu kandung empedu,
pankreatitis, kolangitis sklerosis, striktur bilier, neoplasma.
- Obstruksi bilier intrahepatik: obat-obatan, alkohol, sirosis hati,
kolestasis pasca bedah, sirosis hati bilier primer, atresia bilier,
parasit.
- Peninggian produksi bilirubin: hemolisis, eritropoesis yang
tidak efektif, Primary Shunt Hyperbilirubinemia.
- Gangguan transport bilirubin: Sindroma Gilbert, Sindroma
Crigler Najjar.
- Campuran : hiperbilirubinemia neonatus, obat-obatan.
4. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian
5. ditandatangani oleh analis yang bertugas.
6. Tes dapat dilakukan setiap hari di Subdivisi Kimia Klinik selama 24
jam sesuai permintaan.
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.
TES KOLESTEROL TOTAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Lipid darah terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak
bebas. Agar dapat diangkut dalam peredaran darah, lipid harus
terikat dengan protein dalam bentuk lipoprotein. Menurut berat
jenisnya, lipoprotein dibagi menjadi:
a) kilomikron
b) kolesterol-VLDL (very low density
lipoprotein-cholesterol)
c) kolesterol-LDL (low density lipoprotein-
cholesterol)
d) kolesterol-HDL (high density lipoprotein-
cholesterol)
Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai
dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Tes
saring untuk dislipidemia adalah tes kadar kolesterol total, kolesterol-
LDL, kolesterol-HDL dan trigliserida. Tes Kolesterol Total adalah tes untuk
menetapkan kadar Kolesterol Total darah dengan menggunakan alat
automatik.
TUJUAN Mengetahui dan membantu pengelolaan adanya dislipidemia

KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng


Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRAANALITIK
a. Persiapan Pasien:
- Puasa 10 14 jam termasuk menghentikan merokok dan
olahraga tetapi diperbolehkan minum air putih.
- Tidak mendapat obat yang mempengaruhi kadar lipid
dalam 2 minggu terakhir.
- Pasien dalam keadaan stabil, tidak ada perubahan berat
badan, pola makan, kebiasaan merokok, minum
- kopi dan alkohol dalam 2 minggu terakhir sebelum dites.
Pasien tidak sedang mengalami stres oleh penyakit akut.
TES KOLESTEROL TOTAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG 07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
b) Persiapan Sampel:
Waktu pengambilan sampel darah pasien
dalam posisi duduk yang sudah dilakukan selama 5 menit.
Pada saat pengambilan darah , pemasangan
torniquet sebaiknya tidak lebih 1 menit
Serum sebaiknya dipisahkan dari sel darah
merah sesegera mungkin.
Sampel sebaiknya segera dites, tidak disimpan
atau tidak dibekukan. Bila digunakan plasma sebaiknya
menggunakan antikoagulan EDTA.
Hindari sample yang ikterus dan hemolisis
karena dapat terjadi peningkatan palsu pada hasil tes.
c) Alat dan Bahan:
- Alat automatik Cobas C311
- Bahan:
Sampel: serum, plasma EDTA
Reagensia: Reagen siap pakai
2. ANALITIK
a. Cara kerja:
- Tempatkan reagen kerja diraknya pada alat.
- Masukkan tabung sampel pada rak sampel.
- Masukkan nomor identitas pasien lalu pilih program tes kolesterol
total.
- Pengukuran dilakukan secara automatik.
- Hasil tes keluar berupa lembar print out.
b. Nilai rujukan: 200 mg/dl
3. PASCA ANALITIK:
Interpretasi :
200 239 mg/dl diwaspadai terjadinya PJK 240 mg/dl resiko
terjadinya PJK
Setiap 1% peninggian kolesterol akan meningkatkan 2% terjadi PJK.
4 Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian
ditandatangani oleh analis yang bertugas.
5 Tes dapat dilakukan setiap hari di Subdivisi Kimia Klinik UPL RSWS
selama 24 jam sesuai permintaan.
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.
TES HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Lipid darah terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak
bebas. Agar dapat diangkut dalam peredaran darah, lipid harus
terikat dengan protein dalam bentuk lipoprotein. Menurut berat
jenisnya, lipoprotein dibagi menjadi:
a) kilomikron
b) kolesterol-VLDL (very low density
lipoprotein-cholesterol)
c) kolesterol-LDL (low density lipoprotein-
cholesterol)
d) kolesterol-HDL (high density lipoprotein-
cholesterol)
Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai
dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Tes
saring untuk dislipidemia adalah tes kadar kolesterol total, kolesterol-
LDL, kolesterol-HDL dan trigliserida. Tes Kolesterol HDL adalah tes untuk
menetapkan kadar kolesterol HDL dengan menggunakan alat automatik.
TUJUAN Mengetahui dan membantu pengelolaan adanya dislipidemia
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRAANALITIK
a. Persiapan Pasien:
- Puasa 10 14 jam termasuk menghentikan merokok dan
olahraga tetapi diperbolehkan minum air putih.
- Tidak mendapat obat yang mempengaruhi kadar lipid
dalam 2 minggu terakhir.
- Pasien dalam keadaan stabil, tidak ada perubahan berat
badan, pola makan, kebiasaan merokok, minum kopi dan alkohol dalam 2
minggu terakhir sebelum dites.
- Pasien tidak sedang mengalami stres oleh penyakit akut
TES HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) CHOLESTEROL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG 07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
2. Persiapan Sampel:
- Waktu pengambilan sampel darah pasien dalam posisi duduk yang sudah
dilakukan selama 5 menit.
- Pada saat pengambilan darah, pemasangan torniquet sebaiknya tidak lebih 1
menit.
- Serum sebaiknya dipisahkan dari sel darah merah sesegera mungkin. Sampel
sebaiknya segera dites, tidak disimpan atau tidak dibekukan.
- Hindari sampel yang ikterus dan hemolisis karena dapat terjadi peningkat pada
hasil tes.
3 Alat dan Bahan:
- Alat automatik COBAS C311
- Bahan:
Sampel : serum, plasma EDTA
Reagensia : reagen siap pakai
2. ANALITIK
a. Cara kerja:
Tempatkan reagen kerja diraknya pada alat.
Masukkan tabung sampel pada rak sampel.
Masukkan nomor identitas pasien lalu pilih program tes kolesterol HDL.
Pengukuran dilakukan secara automatik.
Hasil tes keluar pada layar hasil
b. Nilai rujukan:m
Laki-laki 30 - 55 mg/dl
Perempuan 45 55 mg/dl
3. PASCA ANALITIK:
Interpretasi:
- 60 mg/dl resiko tinggi terjadinya PJK
- < 40 mg/dl resiko negatif terjadi PJK
- Kadar HDL-Ch dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain merokok, latihan
fisik, hormone, jenis kelamin dan umur.
4. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian ditandatangani oleh
analis yang bertugas.
5. Tes dapat dilakukan setiap hari di Subdivisi Kimia Klinik selama 24 jam sesuai
permintaan.
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.
TES LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Lipid darah terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak
bebas. Agar dapat diangkut dalam peredaran darah, lipid harus
terikat dengan protein dalam bentuk lipoprotein. Menurut berat
jenisnya, lipoprotein dibagi menjadi:
a) kilomikron
b) kolesterol-VLDL (very low density
lipoprotein-cholesterol)
c) kolesterol-LDL (low density lipoprotein-
cholesterol)
d) kolesterol-HDL (high density lipoprotein-
cholesterol)
Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai
dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Tes
saring untuk dislipidemia adalah tes kadar kolesterol total, kolesterol-
LDL, kolesterol-HDL dan trigliserida. Tes Kolesterol LDL adalah tes untuk
menetapkan kadar kolesterol LDL darah secara langsung dengan
menggunakan alat automatik.
TUJUAN Mengetahui dan membantu pengelolaan adanya dislipidemia
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRA ANALITIK
a. Persiapan Pasien:
- Puasa 10 14 jam termasuk menghentikan merokok dan
olahraga tetapi diperbolehkan minum air putih.
- Tidak mendapat obat yang mempengaruhi kadar lipid dalam 2
minggu terakhir
- Pasien dalam keadaan stabil, tidak ada perubahan berat badan,
pola makan, kebiasaan merokok, minum
- kopi dan alkohol dalam 2 minggu terakhir sebelum dites.
Pasien tidak sedang mengalami stres oleh penyakit akut.
b. Persiapan Sampel:
- Waktu pengambilan sampel darah pasien dalam posisi
duduk yang sudah dilakukan selama 5 menit.
- Pada saat pengambilan darah, pemasangan torniquet
sebaiknya tidak lebih 1 menit.
TES LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG 07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
- Serum sebaiknya dipisahkan dari sel darah merah sesegera
mungkin. Sampel sebaiknya segera dites, tidak disimpan atau
tidak dibekukan
- Hindari sample yang ikterus dan hemolisis karena dapat terjadi
peningkatan palsu pada hasil tes.
c Alat dan Bahan:
- Alat automatik Cobas C311
- Bahan:
Sampel: serum, plasma EDTA
Reagensia: Siap Pakai
2. ANALITIK
a. Cara kerja:
- Tempatkan reagen kerja diraknya pada alat.
- Masukkan Cup sampel pada rak sampel.
- Masukkan nomor identitas pasien lalu pilih program tes
kolesterol LDL.
- Pengukuran dilakukan secara automatik.
- Hasil tes keluar pada layar hasil
b. Nilai rujukan: < 130 mg/dl
3. PASCA ANALITIK:
Interpretasi:
- Optimal tinggi : 100-129 mg/dl
- Boderline tinggi : 130-159 mg/dl
- Tinggi : 160-189 mg/dl
- Sangat tinggi : 190 mg/dl.
4 Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian
ditandatangani oleh analis yang bertugas.
5 Tes dapat dilakukan setiap hari di Subdivisi Kimia Klinik selama 24
jam sesuai permintaan.

UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.


2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.
TES TRIGLISERIDA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Lipid darah terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak
bebas. Lipid di dalam serum diukur sebagai lipoprotein dan trigliserida.
Trigliserida merupakan ester gliserol alkohol trihidrik dengan 3 rantai
panjang asam lemak, yang sebagian besar disintesis di dalam hati dan
jaringan adiposus. Tes saring untuk dislipidemia adalah tes kadar
kolesterol total, kolesterol-LDL, kolesterol-HDL dan trigliserida. Tes
Trigliserida adalah tes untuk menetapkan kadar trigliserida darah dengan
menggunakan alat automatik.
TUJUAN Mengetahui dan membantu pengelolaan adanya dislipidemia
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRAANALITIK
a. Persiapan Pasien:
- Puasa 10 14 jam termasuk menghentikan merokok dan olahraga
tetapi diperbolehkan minum air putih. Puasa diperlukan terutama
untuk menghindari terjadinya lipemia dan pada pasien yang
diindikasikan untuk tes trigliserida.
- Tidak mendapat obat yang mempengaruhi kadar lipid dalam 2
minggu terakhir.
- Pasien dalam keadaan stabil, tidak ada perubahan berat badan,
pola makan, kebiasaan merokok, minum kopi dan alkohol dalam 2
minggu terakhir sebelum dites.
- Pasien tidak sedang mengalami stres oleh penyakit akut
b. Persiapan Sampel:
- Waktu pengambilan sampel darah pasien dalam posisi duduk
yang sudah dilakukan selama 5 menit.
- Pada saat pengambilan darah , pemasangan torniquet sebaiknya
tidak lebih 1 menit
- Serum sebaiknya dipisahkan dari sel darah merah sesegera
mungkin.

TES TRIGLISERIDA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
- Sampel sebaiknya segera dites, tidak disimpan atau tidak
dibekukan. Bila digunakan plasma sebaiknya menggunakan
antikoagulan EDTA.
- Hindari sampel yang ikterus dan hemolisis karena dapat terjadi
peningkatan palsu pada hasil tes.
c. Alat dan Bahan:
- Alat automatik Cobas C311
- Bahan:
Sampel: serum, plasma EDTA
2. ANALITIK
a. Cara kerja:
- Tempatkan reagen kerja diraknya pada alat.
- Masukkan tabung sampel pada rak sampel.
- Masukkan nomor identitas pasien lalu pilih program tes trigliserida.
- Pengukuran dilakukan secara automatik.
- Hasil tes keluar pada layar hasil.
b. Nilai rujukan: < 200 mg/dl
3. PASCA ANALITIK
Interpretasi : 200 399 mg/dl diwaspadai terjadinya PJK
400 mg/dl resiko terjadinya PJK

4. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian


ditandatangani oleh analis yang bertugas.
5. Tes dapat dilakukan setiap hari di Subdivisi Kimia Klinik selama 24
jam sesuai permintaan.

UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.


2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.
.
TES GLUKOSA DARAH SEWAKTU (GDS)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Tes Glukosa Darah pada pasien Diabetes Melitus (DM) dapat berupa darah Darah
Sewaktu (GDS), Tes Glukosa Darah Puasa (GDP), Tes Glukosa Darah 2 Jam Post
Prandial (GD2PP) dan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO). Tes GDS adalah tes untuk
menetapkan kadar GDS dengan menggunakan alat automatik. Tes GDS dapat berupa
tes saring dan tes diagnostik untuk DM
TUJUAN a. Sebagai tes saring untuk:
- mendeteksi kasus DM sedini mungkin sehingga dapat dicegah kemungkinan
terjadinya komplikasi kronik akibat penyakit ini.
b. Sebagai tes diagnostik untuk:
- Memastikan diagnosis DM pada individu dengan keluhan klinis khas DM atau
mereka yang terjaring pada tes saring.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR Dilaksanakan oleh analis laboratorium yang bertugas.
1. PRAANALITIK
a. Persiapan Pasien: tidak ada persiapan
khusus.
b. Persiapan Sampel:
- Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena adanya variasi
diurnal.
- Sampel plasma, stabil selama < 1 jam, bila > 1 jam konsentrasi glukosa turun
karena adanya glikolisis ex vivo.
- Untuk tes saring DM, sampelnya adalah plasma vena, serum, atau darah
kapiler. Untuk tes diagnostik sampel yang dianjurkan adalah plasma vena, akan
tetapi dapat juga digunakan sampel whole blood, darah vena ataupun kapiler
dengan memperhatikan angka kriteria diagnostik yang berbeda
- Pada sampel simpan tambahkan glikolisis inhibitor (Natrium Fluorida 2,5 mg/mL
darah). Sampel ini stabil pada suhu 15-25C selama 24 jam, dan pada suhu
4C stabil selama 10 10 hari.
- Sampel serum stabil selama < 2 jam.
c. Nilai rujukan:
Serum, plasma : < 180 mg/dl

TES GLUKOSA DARAH SEWAKTU (GDS)


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
2 PASCAANALITIK
Interpretasi:

Bukan DM Belum Pasti DM DM


Tes Sampel
(mg/dL) (mmol/L) (mg/dL) (mmol/L) (mg/dL) (mmol/L)
GDS Plasma vena < 110 < 6,1 110199 6,111,0 > 200 > 11,1

Darah kapiler < 90 < 5,0 90199 5,011,0 > 200 > 11,1

2. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian ditandatangani oleh analis

UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.


2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
TES GLUKOSA DARAH PUASA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Tes Glukosa Darah pada pasien Diabetes Melitus (DM) dapat berupa Tes
Glukosa Darah Puasa (GDP), Tes Glukosa Darah Sewaktu (GDS), Tes
Glukosa Darah 2 Jam Post Prandial (GD2PP) dan Tes Toleransi Glukosa
Oral (TTGO). Tes GDP adalah tes untuk menetapkan kadar GDP dengan
menggunakan alat automatik. Tes GDP dapat berupa tes saring, tes
diagnostik dan tes monitoring untuk DM.
TUJUAN a. Sebagai tes saring untuk:
- Mendeteksi kasus DM sedini mungkin sehingga dapat dicegah
kemungkinan terjadinya komplikasi kronik akibat penyakit ini.
b. Sebagai tes diagnostik untuk:
- Memastikan diagnosis DM pada individu dengan keluhan klinis
khas DM atau mereka yang terjaring pada tes saring.
c. Sebagai tes monitoring untuk:
- Memantau keberhasilan pengobatan dan mencegah terjadinya
komplikasi kronik DM.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRAANALITIK
a. Persiapan Pasien:
- Pasien dipuasakan 8 12 jam sebelum pengambilan sampel.
- Semua obat dihentikan dulu, bila ada obat yang harus diberikan
ditulis pada blanko permintaan tes
- Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena
adanya variasi diurnal.
- Sampel plasma, stabil selama < 1 jam, bila > 1 jam konsentrasi
glukosa turun karena adanya glikolisis ex vivo.
- Untuk tes saring dan tes pengendalian DM, sampelnya adalah
plasma vena, serum, atau darah kapiler. Untuk tes diagnostik
sampel yang dianjurkan adalah plasma vena, akan tetapi dapat
juga digunakan sampel whole blood, darah vena ataupun kapiler
dengan memperhatikan angka kriteria diagnostik yang berbeda
- Pada sampel simpan tambahkan glikolisis inhibitor (Natrium
Fluorida 2,5 mg/mL darah). Sampel ini stabil pada suhu 20-25C
selama 24 jam, dan pada suhu 4-8C stabil selama 72 jam.
- Sampel serum stabil selama < 2 jam.

TES GLUKOSA DARAH PUASA


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
b. Alat dan Bahan:
- Alat autoanalyzer Cobas C311, Cup Sampel
- Bahan : serum, plasma EDTA
Reagensia Siap Pakai

2. ANALITIK
a. Cara kerja:
- Tekan On/Of, periksa washer, Rinse, Rak cuvet, Reagen dan
dilakukan kontrol Sebelum alat digunakan, setelah semua selesai,
alat siap dioperasikan.
- Ambil serum dengan menggunakan pipet volumetrik 500 ul.
- Masukkan serum kedalam cup sample.
- Letakkan cup sample pada rak.
- Pada main menu, klik work list, klik patien, klik Add New ( + )
- Isi data pasien, pilih test yang akan dikerjakan ( GDP ), klik Ok.
- Kemudian letakkan rak sample pada sample tray di Cobas C311.
Pada saat Meletakkan rak, lampu pada sample tray harus berwarna
hijau. Apabila masih berwarna merah tekan tombol Pause dan
tunggu sampai lampu berwarna hijau.
- Klik start, program dijalankan secara otomatis.
- Selanjutnya hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada monitor dan
dapat diprint out.
3. PASCA ANALITIK
Interpretasi:

Tes Sampel
Bukan DM Belum Pasti DM DM
(mg/dL) (mmol/L) (mg/dL) (mmol/L) (mg/dL) (mmol/L)
GDP Plasma < 110 < 6,1 110125 6,17,0 > 126 > 7,0
vena

4. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian ditandatangani


oleh analis yang bertugas.
5. Tes dapat dilakukan setiap hari di Subdivisi Kimia Klinik selama 24 jam
sesuai permintaan.

UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.


2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.
TES GLUKOSA DARAH 2 JAM POST PRANDIAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Tes Glukosa Darah pada pasien Diabetes Melitus (DM) dapat berupa Tes
Glukosa Darah Puasa (GDP), Tes Glukosa Darah Sewaktu (GDS), Tes
Glukosa Darah 2 Jam Post Prandial (GD2PP) dan Tes Toleransi Glukosa
Oral (TTGO). Tes GD2PP adalah tes untuk menetapkan kadar GD2PP
dengan menggunakan alat automatik. Tes GD2PP dapat berupa tes
saring, tes diagnostik dan tes monitoring untuk DM.
TUJUAN a. Sebagai tes saring untuk:
- Mendeteksi kasus DM sedini mungkin sehingga dapat dicegah
kemungkinan terjadinya komplikasi kronik akibat penyakit ini.
b. Sebagai tes diagnostik untuk:
- Memastikan diagnosis DM pada individu dengan keluhan klinis
khas DM atau mereka yang terjaring pada tes saring.
c. Sebagai tes monitoring untuk:
- Memantau keberhasilan pengobatan dan mencegah terjadinya
komplikasi kronik DM.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRAANALITIK
a. Persiapan Pasien:
- Tiga hari sebelum pemeriksaan, pasien tetap makan
seperti kebiasaan sehari-hari (dengan karbohidrat yang cukup
dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti biasa)
- Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari)
sebelum pemeriksaan, minum air putih tanpa gula tetap
diperbolehkan
- Diperiksa kadar glukosa darah puasa
- Diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa), atau 1,75
gram/kgBB (anak-anak), dilarutkan dalam air 250 ml dan diminum
dalam waktu 5 menit.
- Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah
untuk pemeriksaan 2 jam setelah minum larutan glukosa selesai.
- Diperiksa kadar glukosa darah 2 (dua) jam sesudah
beban glukosa.

TES GLUKOSA DARAH 2 JAM POST PRANDIAL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
- Selama proses pemeriksaan, subjek yang diperiksa tetap
istirahat dan tidak merokok.
b. Alat dan Bahan:
- Alat autoanalyzer Cobas C311, pipet voumetrik, Cup
sampel
- Bahan: Sampel serum, plasma EDTA, Reagensia Siap
Pakai
2. ANALITIK
a. Cara kerja:
- Tekan On/Of, periksa washer, Rinse, Rak cuvet, Reagen dan
dilakukan kontrol Sebelum alat digunakan, setelah semua selesai,
alat siap dioperasikan.
- Ambil serum dengan menggunakan pipet volumetrik 500 ul.
- Masukkan serum kedalam cup sample.
- Letakkan cup sample pada rak.
- Pada main menu, klik work list, klik patien, klik Add New ( + )
- Isi data pasien, pilih test yang akan dikerjakan ( GD2PP ), klik Ok.
- Kemudian letakkan rak sample pada sample tray di alat Cobas
C311. Pada saat Meletakkan rak, lampu pada sample tray harus
berwarna hijau. Apabila masih berwarna merah tekan tombol
Pause dan tunggu sampai lampu berwarna hijau.
- Klik start, program dijalankan secara otomatis.
- Selanjutnya hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada
monitor dan dapat diprint out.
3. PASCA ANALITIK
Interpretasi:
Tes Sampel (mg/dL) (mmol/L)
GD2PP Plasma vena < 140 < 7,8
Darah kapiler < 120 < 6,7
4. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian ditandatangani
oleh analis yang bertugas.
5. Tes dapat dilakukan setiap hari di Subdivisi Kimia Klinik selama 24 jam
sesuai permintaan.
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.
TES UREUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Ureum dibentuk di hati merupakan hasil akhir metabolisme protein yang
difiltrasi oleh glomerulus. Kadar urea menggambarkan intake protein dan
kemampuan ekskresi ginjal. Peninggian kadar urea disamping
menunjukkan adanya gangguan ginjal juga dapat disebabkan adanya
obstruksi saluran kemih dan peningkatan katabolisma protein. Tes
Ureum adalah tes untuk menetapkan kadar ureum darah dengan
menggunakan alat automatik.
TUJUAN Membantu diagnosis dan evaluasi gangguan ginjal.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRAANALITIK
a. Persiapan Pasien: Tidak memerlukan persiapan khusus
b. Persiapan Sampel:
- Hindari sampel yang keruh, ikterik
dan hemolisis.
- Sampel hendaknya dianalisis dalam beberapa jam setelah
pengambilan karena ureum akan hilang akibat aktivitas bakteri
atau disimpan didalam lemari pendingin.
c. Alat dan Bahan:
- Alat automatik Cobas C311
- Bahan: Sampel: serum, plasma heparin atau plasma EDTA,
Reagensia Siap pakai
1. ANALITIK
a. Persiapan reagen kerja: Reagen siap pakai.
b. Cara kerja:
- Tempatkan reagen kerja diraknya pada alat.
- Masukkan tabung sampel pada rak sampel.
- Masukkan nomor identitas pasien lalu pilih program tes ureum.
- Pengukuran dilakukan secara automatik.
- Hasil tes keluar pada layar hasil.
c. Nilai rujukan:
Dewasa : 17 43 mg/dl
Wanita < 50 tahun : 15 40 mg/dl
Wanita > 50 tahun : 21 43 mg/dl
Laki-laki < 50 tahun : 19 44 mg/dl
Laki-laki > 50 tahun : 18 55 mg/dl
TES UREUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG 07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
Anak-anak
1 3 tahun : 11 36 mg/dl
4 13 tahun : 15 36 mg/dl
14 19 tahun : 18 45 mg/dl
2. PASCA-ANALITIK
Interpretasi.
a. Peningkatan ureum dalam darah ditemukan pada:
- gangguan fungsi ginjal
- penyakit jantung kongestif
- shock
- dehidrasi
- perdarahan di traktus gastrointestinalis
- infark miokardial akut
- stress
- intake protein yang banyak/peningkatan katabolisme protein
b. Penurunan urea dalam darah ditemukan pada:
- liver failure
- akromegali
- malnutrisi
- pemakaian anabolik steroid
- overhidrasi (IV feeding)
- kegagalan absorpsi (penyakit celiac)
- sindroma nefrotik
- SIADH (Syndrome of Inappropriate secretion of Anti Diuretic
Hormone)
3. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian
ditandatangani oleh analis yang bertugas.
4. Tes dapat dilakukan setiap hari di Subdivisi Kimia Klinik selama
24 jam sesuai permintaan.

UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.


2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.
TES CREATININ

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin. Kreatin adalah
senyawa nitrogen yang terutama disintesis di hati dan disimpan di dalam
otot. Kreatinin diekskresikan ke urin melalui filtrasi glomerulus.Tes
Kreatinin adalah tes untuk menetapkan kadar kreatinin darah dengan
menggunakan alat automatik.
TUJUAN Membantu diagnosis dan evaluasi gangguan ginjal melalui perkiraan nilai
laju filtrasi glomerulus.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRA ANALITIK
a. Persiapan Pasien : tidak ada persiapan khusus
b. Persiapan Sampel :
- Hindari sampel yang keruh, ikterik, dan hemolisis. Sampel
hendaknya dianalisis dalam beberapa jam setelah pengambilan
karena ureum akan hilang akibat aktivitas bakteri atau disimpan
didalam lemari pendingin
c. Alat dan Bahan:
- Alat autoanalyzer Cobas C311, pipet voumetrik, tabung sampel
- Bahan: Sampel serum, plasma heparin atau plasma EDTA
Reagensia siap pakai
2. ANALITIK
a. Cara kerja:
- Tekan On/Off, periksa Washer, Rinse, rak kuvet, reagen dan
dilakukan kontrol sebelum alat digunakan, setelah semua selesai
alat siap dioperasikan.
- Ambil serum dengan menggunakan pipet volumetrik 500 l .
- Masukkan serum ke dalam cup sampel.
- Beri label sesuai identitas pasien.
- Letakkan cup sampel pada rak sampel.
- Pada main menu, klik worklist, klik patient, klik Add New (+)
- Isi data pasien, pilih tes yang akan dikerjakan (Creatinin), klik OK.
- Kemudian letakkan rak sample pada sample
- tombol pause dan tunggu sampai lampu menjadi hijau.
- Klik start, program dijalankan secara otomatis.

TES CREATININ
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
- Selanjutnya hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada monitor dan
dapat di print out.
b. Nilai rujukan:
Pria : 7,0 13,6 mg/L
0,7 1,36 mg/L
60- 120 mol/L
Wanita: 6,0 11,3 mg/L
0,6 1,13 mg/dL
53 - 100 mol/L
3. PASCA ANALITIK:
Interpretasi :
a. Kadar kreatinin darah menurun pada keadaan:
- Distrofi muskular
- Penyakit hati lanjut
- Malnutrisi: intake protein yang tidak adekuat
- Ketoasidosis diabetika
- Penggunaan obat-obatan: cefoxitin sodium, klorpromazin,
marijuana, diuretika: tiazid dan vankomisin serta adanya bilirubin
dan glukosa.
b. Kadar kreatinin darah meningkat pada keadaan:
- Gangguan ginjal: gagal ginjal akut dan kronik, nefritis kronik.
- Obstruksi traktus urinarius
- Shock yang lama
- Dehidrasi
4. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian
ditandatangani oleh analis yang bertugas.
5. Tes dapat dilakukan setiap hari di Subdivisi Kimia Klinik selama 24 jam
sesuai permintaan.
UNIT TERKAIT 4. Internal Laboratorium.
5. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
6. Sistem Rujukan.

TES ASAM URAT


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Asam Urat dibentuk dari perombakan asam nukleat dan merupakan hasil
akhir dari metabolisme purin. Produksi asam urat yang berlebihan terjadi
jika:
- Adanya pemecahan sel dan katabolisme asam nukleat
yang berlebihan misalnya pada gout.
- Adanya produksi dan destruksi sel yang berlebihan
misalnya pada leukemia.
- Adanya ketidakmampuan mengekskresi produksi asam
urat misalnya pada gagal ginjal.
Tes Asam Urat adalah tes untuk menetapkan kadar asam urat darah
dengan menggunakan alat automatik.
TUJUAN Evaluasi penyakit gout, leukemia dan ginjal.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PRAANALITIK
a. Persiapan Pasien: Tidak memerlukan persiapan khusus.
b. Persiapan Sampel: Hindari hemolisis.
c. Alat dan Bahan:
- Alat automatik Cobas C311
- Bahan:
Sampel: serum, plasma EDTA, plasma heparin
Reagensia: siap pakai
2. ANALITIK
a. Cara kerja:
- Tempatkan reagen kerja diraknya pada alat.
- Masukkan tabung sampel pada rak sampel.
- Masukkan nomor identitas pasien lalu pilih program tes
asam urat.
- Pengukuran dilakukan secara automatik.
- Hasil tes keluar berupa lembar print out.
b. Nilai rujukan:
Laki-laki : < 7,0 mg/dl
Perempuan : < 5,7 mg/dl

TES ASAM URAT


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
3. PASCA-ANALITIK
Interpretasi.
a. Meningkat pada (hiperurikemia):
- Gout
- Starvasi
- Penyakit ginjal dan gagal ginjal
- Asidosis metabolic
- Alkoholisme
- Toxemia pada kehamilan
- Dehidrasi
- Hiperlipidemia
- Leukemia
- Mononucleosis
- Limpoma
- Hipoparatiroidisme
- Anemia hemolitik
- Kemoterapi dan radioterapi
b. Menurun pada:
- Sindroma Fanconi
- Wilsons Disease
- SIADH (Syndrome of Inappropriate secretion of Anti Diuretic
Hormone)
- Keracunan logam berat
- Beberapa keganasan (Penyakit Hodgkin, Multiple Mieloma)
- Xanthinuria (defisiensi xanthine oksidase)
4. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil kemudian
ditandatangani oleh analis yang bertugas.
5. Tes dapat dilakukan setiap hari di Subdivisi Kimia Klinik selama 24 jam
sesuai permintaan.

UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.


2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.

PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Limbah laboratorium adalah buangan dari kegiatan laboratorium dalam
bentuk limbah cair, padat, gas. Limbah laboratorium dibagi menjadi dua
yaitu limbah umum dan limbah khusus.
1. Limbah umum ialah limbah yang berasal dari sampah umum
(domestik) misalnya kertas.
2. Limbah khusus terdiri dari :
a. Limbah khusus padat yaitu peralatan habis pakai seperti alat
suntik,sarung tangan, kapas, botol spesimen, kemasan reagen,
sisa spesimen dan medium biakan.
b. Limbah khusus cair yaitu pelarut organik, bahan kimia untuk
pengujian, air bekas pencucian alat, sisa spesimen

TUJUAN Untuk menjaga/melindungi agar petugas laboratorium dan sekitarnya


terlindung dari penyakit yang dapat ditularkan melalui limbah laboratorium
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Penanganan limbah umum (domestik)
a. Limbah dikumpulkan pada tempat limbah tertutup rapat yang
dialasi kantong plastik warna hitam.
b. Kantong hitam ditutup/diikat sebelum diambil oleh petugas sanitasi
c. Limbah dikumpulkan dua kali sehari oleh petugas santiasi kedalam
satu tempat sampah besar
d. Selanjutnya limbah dibawa ke tempat pengolahan sampah rumah
sakit
2. Penanganan limbah khusus padat
a. Limbah khusus padat dimasukkan kedalam tempat khusus yang
dilapisi kantong warna kuning (merah). Kantong kuning (merah)
ditutup diikat/diikat sebelum diambil diambil oleh petugas sanitasi.
b. Pengambilan limbah oleh petugas sanitasi dilakukan 2 kali sehari
c. Selanjutnya limbah dibawa ke tempat pengolahan sampah rumah
sakit.

PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011

3. Penanganan limbah khusus cair :


Penanganan dibuang lngsung ke wastafel pembuangan limbah
laboratorium yang disalurkan ke septik tank untuk menetralkan zat
kimia sebelum dialirkan ke sistem tempat pengolahan (ditangani oleh
intalasi sanitasi RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
4. Penanganan reagen/bahan laboratorium yang kadaluarsa
Reagen/bahan laboratorium yang kadaluarsa dikembalikan ke
rekanan atau penyalur reagen/bahan tersebut.
UNIT TERKAIT . Instalasi Sanitasi

PEMBUATAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM


KLINIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Laporan hasil pemeriksaan yang lengkap adalah laporan hasil
pemeriksaan yang memuat identitas pengirim, identitas pasien, jenis
spesimen, jenis pemeriksaan yang diperiksa, hasil pemeriksaan, metode
yang digunakan, nilai rujukan, tanggal pemeriksaan dan tandatangan.
TUJUAN Sebagai acuan langkah-langkah untuk membuat laporan hasil
pemeriksaan laboratorium yang lengkap.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR A. Palayanan Laboratorium Rawat Jalan,Rawat Inap dan IRD (Pagi:
08.00 14.00 wita)
1. Petugas ruangan ( hematologi, imunologi, kimia klinik, mikrobiologi,
cairan tubuh dan parasitologi ) menyerahkan lembar permintaan
pemeriksaan/format kontrol spesimen dan hasil pemeriksaan
sementara ke petugas pembuat hasil secara komputerisasi.
2. Petugas mencocokkan identitas pasien pada pengantar
pemeriksaan dengan hasil pemeriksaan
3. Petugas ruangan memasukkan data secara manual ke buku
registrasi hasil meliputi:
a. Identitas pasien (Nomor Rekam Medik, Nama Pasien, Jenis
Kelamin, Tanggal Hasil)
b. Tanggal pemeriksaan
c. Identitas pengirim
d. Jenis spesimen
e. Jenis pemeriksaan
f. Metode
g. Hasil
h. Nilai rujukan
4. Petugas mengeluarkan lembaran hasil pemeriksaan setelah diteliti
data tidak ada kesalahan.
5. Petugas menyerahkan format permintaan dan hasil pemeriksaan
kepada dokter Patologi Klinik .
6. Dokter Patologi Klinik menanda tangani hasil pemeriksaan
setelah mengevaluasi hasil pemeriksaan laboratorium.
7. Petugas ruangan menyerahkan hasil pemeriksaan ke loket
pengambilan hasil . Hasil pemeriksaan untuk pasien rawat jalan
diserahkan kepada pasien

PEMBUATAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM


KLINIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG

07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
dan hasil pemeriksaan rawat Inap dan IRD diserahkan kepada
perawat ruangan atau yang mewakili (keluarga pasien)
B. Palayanan Laboratorium Rawat Inap dan IRD (24 jam) sore dan
malam
1. Petugas Lab Shift mengisi data di formulir hasil pemeriksaan
meliputi:
a. Identitas pegirim
b. Identitas pasien
c. Jenis spesimen
d. Jenis pemeriksaan
e. Hasil pemeriksaan
f. Metode yang digunakan
g. Nilai rujukan
h. Tanggal dan jam pemeriksaan.
2. Petugas Lab Shift menulis data hasil pemeriksaan di buku register
hasil pemeriksaan
3. Petugas Lab shift menyerahkan hasil pemeriksaan kepada perawat
ruanagn atau yang mewakili (keluarga pasien).

UNIT TERKAIT . 1. Instalasi Rawat Jalan


2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Gawat Darurat

PENERIMAAN SPESIMEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Cara penerimaan specimen adalah tatacara penerimaan jenis specimen
pemeriksaan, menentukan apakah specimen tersebut masih memenuhi
syarat untuk diperiksa
TUJUAN Mendapatkan dan menerima spesimen yang memenuhi syarat untuk
pemeriksaan, untuk menunjang perolehan hasiltes laboratorium yang
bermutu dan dipercaya
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Spesimen yang datang pertama-tama harus melalui loket pendaftaran
sampel untuk pencatatan oleh petugas administrasi laboratorium.
2. Loket pendaftaran menerima sampel rawat inap dari masing-masing
ruang perawatan.
3. Staf laboratorium menerima spesimen dan mencocokkan identitas
(nama, tanggal lahir dan nomor rekammedik) pada wadah dan form
permintaan laboratorium.Spesimen harus ditempatkan dalam wadah
yang ditutup rapat untuk mencegah tumpah dan bocornya spesimen.
4. Staf laboratorium menilai kelayakan specimen untuk diperiksa.Jika
specimen tidak layak diperiksa, contoh identitas tidak lengkap, ada
bekuan, lisis, sampel kurang, staf laboratorium segera mengkonfirmasi
keruang perawatan terkait ketidak layakan specimen tersebut.

5. Spesimen diserahkan ke bagian masing-masing sesuai permintaan


pemeriksaan (hematologi, kimia klinik, imunologi, urin rutin, dll) untuk
diperiksa

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Laboratorium


2. Instalasi Rawat Inap

CARA PEMBERIAN IDENTITAS SPESIMEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
RSUD Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
BANTAENG

07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Cara pemberian identitas spesimen adalah tata cara menulis identitas
yang lengkap di buku registrasi dan blanko pemeriksaan dan memberikan
label yang ditempelkan pada wadah spesimen.
TUJUAN Untuk menghindari kesalahan spesimen satu dengan lainnya.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Alat ;
a. Pulpen
b. Kertas label
c. Spidol permanen ( bila tidak menggunakan kertas label )
2. Cara Pemberian Identitas Spesimen:
Pemberian identitas dilaksanakan oleh analis laboratorium yang
bertugas.
Identitas yang lengkap ditulis pada buku registrasi dan blanko
pemeriksaan sesuai dengan formulir permintaan berupa ;
a. Tanggal permintaan
b. Tanggal dan jam pengambilan spesimen
c. Identitas pasien ( nama, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, nomor
rekam medik)
d. Identitas pengirim ( nama, alamat / ruangan, nomor telepon)
e. Identitas spesimen ( jenis, volume, lokasi pengambilan)
f. Pemeriksaan laboratorium yang diminta
g. Nama pengambil spesimen
h. Transpor media / pengawet yang digunakan
i. Keterangan klinis ; Diagnosis atau riwayat singkat penyakit, riwayat
pengobatan
i. Identitas pada kertas label berupa, nomor urut lab, tanggal lahir,
jenis kelamin pasien, jenis spesimen, tanggal dan jam

CARA PEMBERIAN IDENTITAS SPESIMEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011

pengambilan, kemudian ditempelkan pada wadah yang sudah berisi


spesimen ( tabung reaksi, botol, atau slide )
Bila tidak menggunakan kertas label, bisa menggunakan spidol
permanen dan menulis langsung pada wadah yang berisi spesimen.
ii. Spesimen yang sudah lengkap identitasnya dikirim ke masing-masing
ruangans pemeriksaan sesuai jenis pemeriksaan ( hematologi, kimia
klinik, imunologi, cairan tubuh ).
UNIT TERKAIT 1.Instalasi Pelayanan IGD,Rawat Jalan dan Rawat Inap
2.Mitra kerja Rumah Sakit

PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Ketentuan-ketentuan pemakaian alat-alat pelindung tubuh saat bekerja

TUJUAN Melindungi bahaya penularan penyakit


KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Jas lab
Jas lab harus dikenakan oleh setiap petugas laboratorium pada waktu
pengambilan sampel, preparasi, analisis dan pengelolaan limbah.
2. Sarung tangan dan masker, dipakai
a. Pada waktu melakukan pengambilan darah/sampling.
b. Pada waktu melakukan preparasi.
c. Pada waktu menerima, membawa dan melabel sampel.
d. Pada waktu membuka ampul, membuka wadah sampel.
e. Pada waktu menuangkan atau pipetisasi sampel ke wadah lain /
tabung / cup.
f. Pada waktu melakukan penanaman kuman.
g. Pada waktu melakukan pengelolaan limbah.
3. Apron plastik
Dikenakan pada waktu melakukan kegiatan pengelolaan sisa spesimen
dan limbah
4. Goggle, dipakai
a. Pada waktu melakukan pengambilan darah/sampling
b. Pada waktu melakukan preparasi
c. Pada waktu menerima, membawa dan melabel sampel
d. Pada waktu membuka ampul, membuka wadah sampel
e. Pada waktu menuangkan atau pipetisasi sampel ke
wadah lain/tabung/cup
f. Pada waktu melakukan penanaman kuman
g. Pada waktu melakukan pengelolaan limbah

PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
UNIT TERKAIT 1. Internal Laboratorium.
2. Unit Pelayanan Rumah Sakit: Poliklinik, Perawatan.
3. Sistem Rujukan.

MANAJEMEN HASIL KRITIS LABORATORIUM KLINIK


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Manajemen Hasil Kritis adalah langkah-langkah penatalaksanaan hasil-
hasil laboratorium yang termasuk dalam nilai-nilai kritis.

TUJUAN 1. Mempercepat tindakan terapi yang diberikan kepada pasien untuk


mengantisipasi komplikasi dan akibat buruk yang lain.
2. Pedoman bagi petugas kesehatan untuk memberikan terapi
secepatnya kepada pasien.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H.M. Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Setiap hasil pemeriksaan yang dikategorikan sebagai nilai kritis
langsung dilaporkan ke dokter yang bertugas pada hari itu.
2. Cek dengan keadaan spesimen
3. Cek kembali tahapan-tahapan pemeriksaan yang telah dilakukan,
apakah telah sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan.
4. Jika spesimen rusak, hemolisis, lipemik atau ikterik, lakukan
pengulangan pengambilan sampel dan pengulangan pemeriksaan
5. Jika hasil yang diperoleh tetap sama, lakukan konfirmasi keadaan klinis
atau diagnosis klinis pasien dengan dokter yang merawat pasien. Jika
sesuai dengan keadaan klinis pasien, hasil dapat dikeluarkan.
6. Jika hasil yang diperoleh berbeda dan tidak sesuai dengan keadaan
klinis pasien, ulangi pemeriksaan specimen.
7. Hasil pemeriksaan selanjutnya akan diverivikasi, di validasi,
diinterpretasi dan ditandatangani oleh Dokter Spesialis Patologi Klinik
untuk selanjutnya diserahkan kepada DPJP/dokter pengirim atau
perawat atau keluarga pasien.

8. Hasil pemeriksaan yang sifatnya kritis segera disampaikan (dalam 15


menit pertama setelah hasil divalidasi) kepada DPJP/dokter pengirim
ataupun dokter yang diberi wewenang dalam penanganan pasien (hasil
kritis tercantum pada lampiran.

MANAJEMEN HASIL KRITIS LABORATORIUM KLINIK


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
2 Januari 2017
NIP: 19710206 200312 1 011
9. Penetapan Nilai kritis berdasarkan sumber dari Mayo Clinic

UNIT TERKAIT 1. Laboratorium Klinik

Lampiran 1

CRITICAL RESULT /NILAI KRITIS

No Jenis Tes Waktu Tes Nilai Normal Nilai Kritis


Laboratorium
1 Hemoglobin 10-15 menit Pr: 12-14 gr/dl <6.0 g/dl - 24.0 g/dl
Lk: 14-16 gr% (< 7 minggu)
<6.0 g/dl - > 20.0 g/dl (
> 7 minggu)
7 gr/dl (adult)
2 Trombosit 10-15 menit 150.000- 50 atau > 600 x 103/uL(adult)
400.000/mm3 <30 atau >800 x 103/uL
(pediatric)
3 Glukosa Darah Cara Kering <200 mg/dl <50 atau >250 mg/dl (neonatus)
Sewaktu (Rapid) 10-15 <70 atau >350.mg/dl (peds &
me,nit adults)
Cara Basah <200 mg/dl <50 atau >250 mg/dl (adult)
60-90 menit

4 Kreatinin 60-90 menit <1.5 mg/dl l,5mg/dl (1 day-4 weeks)


2.0 mg/dl (5weeks-23
month)
2,5 mg/dl (2 yrs-llyrs)
3,0 mg/dl (12 yrs-15 yrs)
GGA: >3 mg/dl
GGK: >6 mg/dl
5 Creatinin kinase total 60-90 menit <190 U/L (L) 10.000 U/L
<167 U/L (P)
6 Creatinin Kinase 60-90 menit <25U/L >25 U/L
Myonal Band
(CKMB)
7 Troponin I 30-45 menit Negative Positif
8 Kalium 60-90 menit 3.5-5.1 mmol/L 2.5 - 6.0 mM/L
(Elektroiit)
9 Natrium 60-90 menit 136 -145 mmol/L 120 - 160 mM/L
(Elektroiit)
10 Clorida 60-90 menit 97-111 mmol/L <80 atau >120 mM/L
(Elektrolit)
12 Activated Partial 10-15 menit 22-30 sec 80 sec
Thromboplastin
Time, Plasma
13 WBC count 10-15 menit 4.0xl03/ul <1.0 atau 50.0 x 109/L (adult)
-10.0xl03/ul <1.5 atau >30.0 x 109/L
(pediatric)
14 Neutrophils 10-15 menit 0.5 x 109/L

17 Hematokrit 10-15 menit 37%-48% <21.0% atau >60.0%


18 Lactate 60-90 menit >5 mmol/L
19 Bilirubin total 60-90 menit < 1,1 mg/dl >15 mg/dL (neonatus) lebih
dari 10 hari
100 mg/dL (adult)

SARAN :
Diharapkan dalam setiap permintaan pemeriksaan laboratorium untuk
mencantumkan dengan lengkap :
Nama, tanggal lahir, no. rekam medis dan ruang rawat pasien
Nama dokter pengirim dan no Hp
Gejala klinis pasien

Sumber: Mayo Clinic

PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN a. . Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah semua
kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan laboratorium.
Pemantapan mutu internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan
pengawasan yang dilaksanakan oleh laboratorium secara terus-
menerus agar tidak terjadi atau mengurangi error/penyimpangan
sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat.
b. Tindakan pencegahan dan pengawasan pada PMI meliputi tiga tahap,
yaitu tahap pra analitik, analitik, dan pasca anilitik.
Tahap pra analitik meliputi: persiapan pasien, pemeriksaan spesimen,
memberi identitas, mengirim spesimen, menyiapkan spesimen,
menguji kualitas air, kualitas reagen/antigen-antisera/media.
Tindakan analitik meliputi: mengolah spesimen, kalibrasi dan kontrol
peralatan laboratorium, menguji ketelitian dan ketepatan.
Tindakan pasca analitik meliputi: mencatat hasil pemeriksaan,
interpretasi hasil dan pelaporan.
c. Teratur adalah bila melakukan seluruh kegiatan pemantapan mutu
internal sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam buku Petunjuk
Pelaksanaan Pemantapan Mutu Internal Laboratorium Kesehatan.
d. Evaluasi adanya penilaian/monitoring pelaksanaan kegiatan mutu
internal.
TUJUAN Meningkatkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR Pemantapan Mutu Internal (PMI)
1. Pemantapan mutu internal tahap pra analitik
a. Memantau persiapan pasien
b. Memantau penerimaan spesimen
c. Memantau pemberian label spesimen
d. Memantau pengujian kualitas air
e. Memantau pengujian kualitas reagen
f. Memantau pengujian kualitas media
g. Memantau pengujian kualitas antigen-antisera

PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI)


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
2 Januari 2017
NIP: 19710206 200312 1 011
Pemantapan mutu internal tahap analitik
a. Memantau pengolahan spesimen
b. Memantau pemeliharaan dan kalibrasi peralatan
c. Memantau uji ketelitian dan ketepatan
3. Pemantapan mutu internal pasca analitik
a. Memantau pencatatan hasil pemeriksaan laboratorium
b. Memantau interpretasi dan verifikasi hasil pemeriksaan
laboratorium
c. Memantau penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium
d. Memberi umpan balik hasil pemantauan kepada sub unit
Klinik Rutin (cairan tubuh, parasitologi), Hematologi Klinik, Kimia
Klinik, Imunologi Klinik, Tropis Infeksi, IRD, Laboratorium Sore
e. Membuat laporan bulanan dan tahunan.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap

PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN a. Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah semua
kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan laboratorium.
Pemantapan mutu eksternal (PME) adalah kegiatan yang
diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain di luar laboratorium
yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu
laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu.
b. Teratur adalah bila melakukan seluruh kegiatan pemantapan mutu
internal sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam buku Petunjuk
Pelaksanaan Pemantapan Mutu Internal Laboratorium Kesehatan.
c. Evaluasi adanya penilaian/monitoring pelaksanaan kegiatan mutu
eksternal.

TUJUAN Meningkatkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium


KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
Dilaksanakan secara berkala oleh Kementerian Kesehatan RI melalaui
Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar (BBLK) dan produsen alat
tertentu.
UNIT TERKAIT 1. 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap

CARA PENYEDIAAN REAGENSIA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Cara penyediaan reagensia adalah penyediaan reagensia yang dilakukan
dengan benar sesuai dengan kebutuhan masing-masing divisi
laboratorium.
TUJUAN Untuk menghindari kesalahan penyediaan reagensia yang tidak sesuai
dengan kebutuhan divisi laboratorium.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Alat ;
a. Reagensia
b. Alat tulis menulis
c. Buku register reagensia

2. Cara Penyediaan Reagensia :


a. Penyediaan reagensia dilaksanakan oleh analis laboratorium yang
bertugas.
b. Setiap jenis reagensia di register untuk memudahkan pendataan.
c. Masing-masing divisi laboratorium menuliskan kebutuhan
reagensia sesuai alat dan tes laboratorium yang dipakai.
d. Reagensia yang dibutuhkan di catat dan di daftar sehingga
reagensia tetap tersedia setiap hari.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Pelayanan Rumah Sakit; Ruang pemeriksaan Poliklinik,


Perawatan
2. Mitra kerja RSUD Prof.dr.H.M.Anwar Makkatutu Bantaeng

AP 5.5 EP2

CARA PENYIMPANAN REAGENSIA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Cara penyimpanan reagensia adalah tata cara menyimpan reagensia yang
benar sehingga reagensia selalu dalam kondisi yang baik.
TUJUAN Untuk menghindari kesalahan penyimpanan reagensia.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR . Alat ;
a. Reagensia
b. Refrigerator
2. . Cara Penyimpana reagensia :
a. Penyimpanan reagensia dilaksanakan oleh analis laboratorium
yang bertugas.
b. Setiap jenis reagensia di register untuk memudahkan pendataan.
c. Reagensia di simpan di gudang logistik laboratorium sebelum di
distribusikan ke masing-masing divisi laboratorium.
d. Reagensia tidak boleh di simpan langsung kena cahaya matahari.
e. Reagensia harus selalu disimpan di dalam refrigerator pada suhu
-2C- -8C.
f. Pencatatan suhu refrigerator dilakukan tiap hari pada kartu kontrol
yang ditempelkan di depan pintu refrigerator.
g. Pencatatan suhu refrigerator pada hari libur dilakukan oleh analis
yang jaga shift
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Laboratorium Klinik
2. Mitra kerja RSUD Prof.dr.H.M.Anwar Makkatutu Bantaeng

AP 5.5 EP2

DISTRIBUSI REAGENSIA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Cara distribusi reagensia adalah cara pendistribusian reagensia yang
benar sehingga reagensia selalu berada dalam kondisi yang baik
TUJUAN Untuk menghindari kesalahan distribusi reagensia
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Alat ;
a. reagensia
2. Cara Pendistribusian Reagensia :
a. Pendistribusian reagensia dilaksanakan oleh analis laboratorium
yang bertugas.
b. Setiap jenis reagensia di register untuk memudahkan pendataan.
c. Reagensia di distribusi sesuai kebutuhan masing-masing divisi
laboratorium.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Laboratorium Klinik
2. Mitra kerja RSUD Prof.dr.H.M.Anwar Makkatutu Bantaeng

PENGADAAN PERALATAN LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN SOP ini merupakan pedoman proses pengadaan peralatan laboratorium.

TUJUAN Untuk mengetahui proses pengadaan peralatan laboratorium.


KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1.Penawaran peralatan oleh vendor kepada pihak rumah sakit, dalam
hal ini vendor bersurat ke direktur
2.Direktur melalui direktur medik dan keperawatan menunjuk bagian
penunjang untuk menindak lanjuti penawaran tersebut.
3.Apabila segala pengurusan pemberkasan selesai, vendor akan
mempresentasikan alat kepada pihak rumah sakit.
4. Uji fungsi alat di laboratorium rumah sakit
5.Telaah alat oleh laboratorium.
iii. Hasil telaah diserahkan kepada direktur medik dan keperawatan.
iv. Persetujuan kerja sama operasional antara vendor dan pihak rumah
sakit.
v. Pelatihan pengoperasian alat oleh vendor kepada staf laboratorium
UNIT TERKAIT 1. Bagian Tata Usaha
2. Seluruh Bagian, Bidang, Instalasi di RSUD Prof.dr.H.M.Anwar
Makkatutu Bantaeng

PENGAMBILAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Pengeluaran atau pengiriman hasil pemeriksaan laboratorium adalah
penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium dari unit pelayanan
laboratorium kepada pasien atau yang mewakili.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menyerahkan hasil
pemeriksaan laboratorium tepat waktu
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor/RSU-BTG/05// tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR A. Untuk Pasien Rawat Jalan
1. Pasien atau yang mewakili menyerahkan kwitansi atau nomor
laboratorium kepada petugas loket pengambilan hasil.
2. Petugas loket pengambilan hasil memeriksa kesesuaian antara
kwitansi atau nomor laboratorium dengan identitas hasil
laboratorium.
3. Petugas loket pengambilan hasil menyerahkan hasil pemeriksaan
laboratorium kepada pasien atau yang mewakili.
4. Pasien atau yang mewakili menandatangani bukti serah terima
hasil.
B. Untuk Pasien Rawat Inap
1. Petugas Rawat inap atau yang mewakili mengambil hasil
pemeriksaan pasien di loket pengambilan hasil laboratorium.
2. Petugas rawat inap atau yang mewakili dan petugas loket /admin
lab menandatangani bukti serah terima hasil.
3. Waktu pengambilan hasil:
a. Pengambilan sampel pada pukul 10.00 Wita, hasil dapat
diambil pada pukul 13.00 wita.
b. Pengambilan sampel pada pukul 12.00 Wita, hasil dapat
diambil pada pukul 15.00 wita.
c. Pengambilan sampel pada pukul 16.00 Wita, hasil dapat
diambil pada pukul 19.00 wita.
d. Pengambilan sampel pada pukul 19.00 Wita, hasil dapat
diambil pada pukul 22.00 wita.
e. Pengambilan sampel pada pukul 23.00 Wita, hasil dapat
diambil pada pukul 06.00 wita (pagi hari).

PENGAMBILAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP 4. Jika hasil diminta segera, dapat dilaporkan pertelpon oleh petugas
laboratorium ke petugas ruangan, hasil laboratorium tertulis
menyusul yang diambil oleh perawat ruangan atatu yang mewakili
(keluarga pasien)
C. Untuk pasien IRD
1. Petugas IRD atau yang mewakili mengambil hasil pemeriksaan
pasien di loket hasil.
2. Petugas IRD atau yang mewakili menandatangi bukti serah terima
hasil
3. Jika hasil diminta segera, dapat dilaporkan pertelpon oleh petugas
laboratorium ke petugas ruangan, hasil laboratorium tertulis
menyusul yang diambil oleh perawat ruangan atau yang mewakili
(keluarga pasien)
UNIT TERKAIT 1. Seluruh unit pelayanan di RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
2. Rekam Medis

WAKTU PEMERIKSAAN LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Tepat waktu yang dimaksud adalah pemeriksaan, pembuatan laporan dan
pengeluaran / pengiriman hasil diselesaikan dalam waktu sesuai dengan
standar operating procedure (SOP) dan jadwal pemeriksaan yang dibuat
oleh IPL untuk jenis-jenis
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membuat laporan hasil
pemeriksaan laboratorium yang tepat waktu
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Petugas di loket pendaftaran mengisi data di registrasi spesimen
berdasarkan permintaaan cito atau rutin. Petugas dibagian sampling
pemeriksaan, komputerisasi, dokter, loket pengambilan hasil, petugas
sampling ruangan memperhatikan permintaan pemeriksaan cito dan
rutin
2. Petugas di bagian sampling, pemeriksaan , komputerisasi, dokter ,
loket pengambilan hasil, petugas sampling ruangan menyelesaikan
tugas dalam waktu yang ditentukan dijadwal

UNIT TERKAIT 1.Instalasi Laboratorium


2. Staf Medis

PERMINTAAN RUJUKAN LABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Permintaan rujukan adalah pemeriksaan yang tidak bisa dilakukan di
Laboratorium Patologi Klinik RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu
Bantaeng sehingga dikirim ke laboratorium yang lebih mampu.
TUJUAN Untuk mengatasi keterbatasan kemampuan pelayanan laboratorium dalam
memenuhi kebutuhan dokter/pasien
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 4. Rujukan dibuat berdasarkan permintaan dokter yang merawat
dengan sepengetahuan DPJP Laboratorium Klinik dan disetujui oleh
Direktur Medik dan Keperawatan atau yang mewakili.
5. Dokter yang merawat mengisi formulir permintaan laboratorium,
perawat di ruang perawatan menghubungi analis Laboratorium PK
RSWS.
6. Analis lab menjelaskan jenis darah yang dibutuhkan, harga tes
dan waktu yang dibutuhkan untuk tes tersebut.
7. Perawat menjelaskan kembali kepada pasien/keluarga pasien, jika
setuju maka dilakukan pengambilan darah oleh perawat (untuk pasien
dewasa) atau analis (untuk pasien anak).
8. Sampel/spesimen dikirim ke laboratorium lengkap dengan formulir
permintaan lab dan formulir pemeriksaan rujukan yang telah diisi
lengkap oleh DPJP dan kepala instalasi di ruang perawatan tempat
pasien dirawat.
9. Formulir tersebut kemudian ditandatangani oleh DPJP
Laboratorium PK untuk kemudian disetujui oleh Direktur Medik dan
Keperawatan (atau yang mewakili).
10. Setelah semua berkas dilengkapi, analis menghubungi
Laboratorium Rujukan untuk menjemput sampel yang telah disiapkan.
11. Pengambilan spesimen dilakukan setiap hari kerja (Senin-Jumat)
dan pada jam kerja (08.00-16.00) kecuali jika telah disepakati terlebih
dahulu.
12. Hasil diantarkan ke analis untuk kemudian diserahkan ke perawat
untuk dimasukkan dalam berkas rekam medis pasien.
UNIT TERKAIT 2) Bagian Tata Usaha
3) Seluruh Bagian, Bidang, Instalasi di RSUD Prof.dr.H..M.Anwar
Makkatutu Bantaeng.

KOMUNIKASI DIAGNOSTIK SPESIALISTIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Komunikasi dokter spesialistik adalah komunikasi kepada dokter spesialis
DPJP dari pasien yang telah mempunyai hasil pemeriksaan laboratorium.
TUJUAN Komunikasi dilakukan untuk konfirmasi terhadap hasil pemeriksaan pasien
dengan keadaan klinis pasien
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Melihat hasil tes yang kritis atau meragukan
2. Mencocokkan hasil tes dengan diagnostik klinis pasien
3. Menghubungi DPJP bagian perawatan atau poliklinik untuk konfirmasi
keadaan pasien.
UNIT TERKAIT 1. Dokter Penanggung Jawab Laboratorium.
2. Staf Fungsional Laboratorium.

PENGELUARAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM


KLINIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Pengeluaran atau pengiriman hasil pemeriksaan laboratorium adalah
penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium dari unit pelayanan
laboratorium kepada pasien atau yang mewakili.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menyerahkan hasil
pemeriksaan laboratorium tepat waktu
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR A. Untuk Pasien Rawat Jalan
1. Pasien atau yang mewakili menyerahkan kwitansi atau nomor
laboratorium kepada petugas loket pengambilan hasil.
2. Petugas loket pengambilan hasil memeriksa kesesuaian antara
kwitansi atau nomor laboratorium dengan identitas hasil
laboratorium.
3. Petugas loket pengambilan hasil menyerahkan hasil pemeriksaan
laboratorium kepada pasien atau yang mewakiliki.
4. Pasien atau yang mewakili mrnadatangani bukti serah terima hasil.
B. Untuk Pasien Rawat Inap
Petugas lab menyerahkan hasil pemeriksaan kepada perawat
ruangan atau yang mewakili (keluarga pasien) di laboratorium
Perawat ruangan atau yang mewakili menandatangani bukti serah
terima hasil
C. Untuk pasien IRD
1.Petugas lab menyerahkan hasil pemeriksaan kepada perawat
ruangan atau yang mewakili (keluarga pasien) di laboratorium
2.Perawat ruangan atau yang mewakili menandatangani bukti serah
terima hasil
3.Jika hasil diminta segera, dapat dilaporkan pertelpon, hasil
laboratorium tertulis menyusul.
UNIT TERKAIT 1. Seluruh unit pelayanan di RSUD BANTAENG
2. Rekam Medis

MANAJEMEN HASIL CITO LABORATORIUM KLINIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Manajemen hasil cito adalah alur pelayanan hasil cito yang harus
dikeluarkan kurang dari 24 jam
TUJUAN Untuk memenuhi permintaan agar dapat melayani dan menangani pasien
dengan tepat dan cepat
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Petugas di loket pendaftaran mengisi/registrasi data spesimen
berdasarkan permintaaan cito atau rutin. Petugas dibagian sampling,
pemeriksaan, komputerisasi, dokter, loket pengambilan hasil,
memperhatikan permintaan pemeriksaan cito dan rutin.
2. Petugas di bagian sampling, pemeriksaan , komputerisasi, dokter , loket
pengambilan hasil, menyelesaikan tugas dalam waktu yang ditentukan
dijadwal.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Laboratorium.
2. Instalasi pelayanan RSUD Pr Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng

PENCEGAHAN BAHAYA/KECELAKAAN FISIK KIMIA DAN


BIOLOGIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Perlindungan diri terhadap bahaya kecelakaan fisik, bahan kimia serta
bahan biologis selama melakukan pekerjaan
TUJUAN Untuk kesehatan dan keselamatan petugas maupun lingkungan
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. PENGELOLAAN SPESIMEN
a. Penerimaan spesimen di laboratorium
- Laboratorium mempunyai loket khusus / tempat khusus
penerimaan spesimen
- Spesimen harus ditempatkan dalam wadah tertutup (botol, tabung,
dan spit)
- Wadah harus dapat didisenfektan atau diautoklaf
- Wadah harus terbuat dari bahan yang tidak mudah pecah dan
bocor
- Wadah diberi label; nama pasien; alamat zaal; dan identitas
spesimen
- Spesimen diletakkan di atas baki yang terletak di atas meja khusus
tempat pengumpulan spesimen
- Meja dan baki pengumpulan spesimen terbuat dari bahan yang
tidak menyerap air dan bisa dibersihkan dengan disinfektan.
- Blanko permintaan pemeriksaan laboratorium harus dipisahkan
dari spesimen.
b. Petugas penerima dan permbawa spesimen dalam laboratorium
- Petugas harus menggunakan sarung tangan dan masker
- Semua spesimen harus dianggap infeksi dan ditangani dengan
hati-hati
- Meja penerimaan didesinfektan tiap hari
- Dilarang mengusap-usap mata, mulut dan rambut atau bagian
tubuh lainnya selama melakukan penerimaan dan membawa
spesimen
- Membawa spesimen menggunakan baki

PENCEGAHAN BAHAYA/KECELAKAAN FISIK KIMIA DAN


BIOLOGIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes
BANTAENG NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR - Cuci tangan dengan menggunakan desinfektan dan dilanjutkan
dengan sabun setelah selesai bekerja
- Dilarang makan dan minum selama melakukan penerimaan dan
pengiriman spesimen ke sub-sub bagian laboratorium
2. PENCEGAHAN PENYEBARAN BAHAN INFEKSIUS
a. Lakukan disinfektan sebelum bekerja dan setelah bekerja pada meja
kerja
b. Jas prakter, masker dan sarung tangan harus dilepas / ditinggal di
laboratorium jika keluar dari laboratorium
c. Tempatkan alat atau wadah bekas spesimen untuk didisinfektan atau
dihancurkan dengan cara dibakar
d. Bahan bekas proses analisis dan sisa-sisa spesimen dibuang pada
saluran limbah khusus
e. Cuci tangan dengan disinfektan dan dilanjutkan dengan sabun
sebelum meninggalkan laboratorium
f. Jas praktek dilarang dicuci di rumah, pencucian harus dilakukan di
laundry rumah sakit
g. Disediakan tempat /wadah untuk menampung limbah medik dan
limbah umum pada tempat yang berbeda untuk limbah padat
h. Pada alat-alat flow rate pada botol waste dimasukkan / dibubuhkan
disinfektan dan
i. dilakukan pembuangan setiap hari pada saluran limbah khusus
3. PROSEDUR PERCEGAHAN TERINFEKSINYA PETUGAS
LABORATORIUM
a. Cuci tangan sesering mungkin
b. Gunakan sarung tangan dan masker jika melakukan penanganan
sampel
c. Jangan menyentuh mulut, mata, lubang hidung atau menggaruk-garuk
bagian tubuh manapun
d. Bagi petugas laboratorium wanita dilarang memakai kosmetik
e. Selama melakukan pekerjaan diusahakan sedikit mungkin untuk
berbicara
f. ungkin dengan sabun / disinfektan
g. Spuit sesudah dipakai jarumnya harus dalam keadaan tertutup
h. Hindari memipet dengan menggunakan mulut, sebaiknya
menggunakan alat bantu memipet; clinipette; dispenser; filling pipet.
i. Gunakan pipet ukur (pipet volume), karena cairan tidak perlu
dikeluarkan sampai habis/titik akhir

PENCEGAHAN BAHAYA/KECELAKAAN FISIK KIMIA DAN


BIOLOGIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG

07 April 2015 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR 4. PENCEGAHAN DAN PENGAMANAN BAHAN KIMIA
a.Syarat-syarat penyimpanan
- Bahan beracun
Ruang dingin dan berfentilasi
Jauhkan dari bahan yang mudah terbakar
Jauhkan dari bahan yang mungkin mudah bereaksi
Beri tanda bahan beracun
- Bahan korosif
Tempatkan pada ruang dingin dan berventilasi
Jauhkan dari bahan beracun
Beri tanda bahan korosif
- Bahan mudah terbakar
Ruangan dingin dan berventilasi
Jauhkan dari sumber api atau panas
Jauhkan dari bahan oksidator
Beri tanda bahan mudah terbakar
- Bahan mudah meledak
Ruangan dingin dan berventilasi
Jauhkan dari sumber api dan panas
Jauhkan dari bahan mudah terbakar
Hindarkan dari gesekan / tumbukan mekanik
- Bahan oksidator
Ruangan dingin dan berventilasi
Jauhkan dari sumber api dan panas
Jauhkan dari bahan mudah terbakar atau zat reduktor
- Gas bertekanan
Disimpan dalam keadaan tegak dan terikat
Ruangan dingin dan tidak terkena sinar matahari langsung
Jauhkan dari api dan panas
Jauhkan dari bahan korosif yang dapat merusak keran dan katup
b. Bahan kimia yang mempunyai efek toksik, karsinogenik, teratogenik
atau yang bersifat asam kuat/basa kuat, jika akan digunakan harus
dilakukan di lemari asam dan petugas harus:
-Menggunakan alat pengaman; sarung tangan, masker, kacamata
pelindung
-Sesuai dengan protap, jangan melakukan dengan cara coba-coba
- Penempatan bahan-bahan kimia harus dipisahkan

PENCEGAHAN BAHAYA/KECELAKAAN FISIK KIMIA DAN


BIOLOGIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR - Dalam melarutkan antara golongan bahan kimia yang satu dengan
yang lain harus sesuai dengan protap, jangan melakukan dengan
cara coba-coba
- Limbah reaksi bahan kimia harus dibuang pada saluran limbah
khusus dengan air yang mengalir
- Hindari memipet dengan menggunakan mulut, sebaiknya
menggunakan alat bantu memipet; clinipette, dispensir, filling pipet
5.TATA RUANG DAN MAP PENUNJANG PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN KECELAKAAN
a. Seluruh ruangan laboratorium mudah dibersihkan dan tehan terhadap
reaksi disinfektan
b. Dinding / tembok harus diporselin setinggi 1,5 meter dari lantai dasar
c. Lebar pintu depan setiap ruangan minimal 1,20 meter
d. Pada tempat yang rawan kecelakaan diberi tanda peringatan
e. Koridor/gang harus bebas halangan
f. Lantai laboratorium harus bersih, kering dan tidak licin
g. Sistem ventilasi harus cukup dan udara dalam ruangan dibuat
mengalir searah
h. AC / pendingin ruangan harus cukup, bisa menstabilkan suhu ruangan
antara 20 C 25 C
i. Penerangan cukup
j. Untuk ruangan mikrobiologi dilengkapi dengan lampu UV dan kabinet
keamanan biologis

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Laboratorium.

PENERIMAAN SPESIMEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Cara penerimaan specimen adalah tata cara penerimaan jenis specimen
pemeriksaan, menentukan apakah specimen tersebut masih memenuhi
syarat untuk diperiksa.
TUJUAN Mendapatkan dan menerima spesimen yang memenuhi syarat untuk
pemeriksaan, untuk menunjang perolehan hasil tes laboratorium yang
bermutu dan dipercaya.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Spesimen yang datang pertama-tama harus melalui loket pendaftaran
sampel untuk pencatatan oleh petugas administrasi laboratorium.
2. Loket pendaftaran menerima sampel rawat inap dari masing-masing
ruang perawatan.
3. Staf laboratorium menerima spesimen dan mencocokkan dentitas
(nama, tanggal lahir da nomor rekam medik) pada wadah dan form
permintaan laboratorium.Spesimen harus ditempatkan dalam wadah
yang ditutup rapat untuk mencegah tumpah dan bocornya spesimen.
4. Staf laboratorium menilai kelayakan specimen untuk diperiksa.Jika
specimen tidak layak diperiksa, contoh identitas tidak lengkap, ada
bekuan, lisis, sampel kurang, staf laboratorium segera mengkonfirmasi
keruang perawatan terkait ketidaklayakan specimen tersebut.
5. Data specimen diregistrasi kedalam buku spesimen
6. Label ditempelkan pada masing-masing wadah sesuai jenis
pemeriksaan.
7. Spesimen diserahkan ke bagian masing-masing sesuai permintaan
pemeriksaan (hematologi, kimia klinik, imunologi, urin rutin, dll) untuk
diperiksa.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Laboratorium

PENGIRIMAN SPESIMEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Pengiriman specimen adalah tata cara penyiapan dan pengemasan
specimen untuk dikirim ke laboratorium rujukan
TUJUAN 1. Mendapatkan dan menyiapkan spesimen yang memenuhi syarat
pengiriman untuk menunjang perolehan hasil tes laboratorium yang
bermutudan dipercaya.
2. Sebagai panduan mengirim specimen secara benar agar tidak terjadi
perubahan-perubahan yang signifikan dalam spesimen.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Praanalitik
a. Persiapan pasien : -
b. Persiapan sampel : -
c. Alat dan bahan :-
2. Analitik
a. Spesimen dikemas dalam kotak khusus untuk pengiriman dalam 3
lapisan dari dalam keluar yaitu :
- Wadah kedap air berisi spesimen
- Wadah kedap air dengan bantalan absorben untuk mengisi
specimen bila bocor karena goncangan
- Wadah yang melindungi dari pengaruh luar
b. Spesimen dibuatkan berita acara dengan mencantumkan identitas
specimen berupa nama, umur, jenis kelamin, jenis spesimen,
tanggal, jam pengiriman, nomor pengiriman, laboratorium rujukan
yang dituju, tanda-tangan kepala Analis/atau yang mewakili.
c. Pada bagian luar paket kotak harus diberi peringatan agar bahan
bisa ditangani secara khusus dan hati-hati, sehingga harus ditulis
dengan huruf yang jelas " Berisi bahan yang mengandung bakteri/
virus penyebab penyakit"
d. Pengiriman specimen dengan paket:
-Spesimen dikirim dalam suhu tertentu (sesuai dengan penyimpanan
tiap spesimen untuk tes tertentu) dalam wadah yang sesuai.
Lindungi specimen dari panas, sinar matahari dan dingin yang terlalu
kuat.
PENGIRIMAN SPESIMEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG dr. H. SULTAN, M. Kes
07 April 2015
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR - Spesimen dikirim melalui jasa transportasi yang menjamin segera
mengantar ke laboratorium penerima
- Laboratorium penerima segera memberitahu pengirim bahwa
specimen telah diterima dan segera dilakukan pemeriksaan
3. Pasca Analitik : -
Interpretasi: -
UNIT TERKAIT 1. Laboratorium Sentral
2. Laboratorium IRD
3. Laboratorium PCC

CARA PENYEDIAAN REAGENSIA


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Cara penyediaan reagensia adalah penyediaan reagensia yang dilakukan
dengan benar sesuai dengan kebutuhan masing-masing divisi
laboratorium
TUJUAN Untuk menghindari kesalahan penyediaan reagensia yang tidak sesuai
dengan kebutuhan divisi laboratorium
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Alat ;
a. Reagensia
b. Alat tulis menulis
c. Buku register reagensia
2. Cara Penyediaan Reagensia :
a. Penyediaan reagensia dilaksanakan oleh analis laboratorium yang
bertugas.
b. Setiap jenis reagensia di register untuk memudahkan pendataan.
c. Masing-masing divisi laboratorium menuliskan kebutuhan reagensia
sesuai alat dan tes laboratorium yang dipakai.
d. Reagensia yang dibutuhkan di catat dan di daftar sehingga
reagensia tetap tersedia setiap hari.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Pelayanan Rumah Sakit; Ruang pemeriksaan Poliklinik,
Perawatan
2. Mitra kerja RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng.

CARA DISTRIBUSI REAGENSIA


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Cara distribusi reagensia adalah cara pendistribusian reagensia yang
benar sehingga reagensia selalu berada dalam kondisi yang baik.
TUJUAN Untuk menghindari kesalahan distribusi reagensia.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1) Alat ;
a. reagensia
2) Cara Pendistribusian Reagensia :
i. Pendistribusian reagensia dilaksanakan oleh analis
laboratorium yang bertugas.
ii. Setiap jenis reagensia di register untuk
memudahkan pendataan.
iii. Reagensia di distribusi sesuai kebutuhan masing-
masing divisi laboratorium.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Pelayanan Rumah Sakit; Ruang pemeriksaan Poliklinik,
Perawatan
2. Mitra kerja RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng.
CARA PENGETESAN REAGENSIA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Cara pengetesan reagensia adalah pengetesan reagensia yang dilakukan
dengan benar saat kontrol alat laboratorium berjalan
TUJUAN Untuk menghindari hasil tes laboratorium yang tidak valid
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Alat ;
a. Reagensia
b. Alat Laboratorium
2. Cara Pengetesan Reagensia :
a. Pengetesan reagensia dilaksanakan oleh analis laboratorium yang
bertugas.
b. Setiap jenis reagensia di register untuk memudahkan pendataan.
c. Reagensia di tes untuk meyakinkan kondisi reagen tetap baik
sehingga tes laboratorium yang akan dilakukan hasilnya valid.
d. Reagensia di tes saat awal mulai reagensia akan dipakai.
e. Reagensia di tes saat kontrol alat berjalan.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Pelayanan Rumah Sakit; Ruang pemeriksaan Poliklinik,
Perawatan
2. Mitra kerja RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng.

PERMINTAAN DAN PENGAMBILAN SPESIMEN


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Permintaan pemeriksaan adalah langkah-langkah yang dilaksanakan oleh
dokter yang merawat untuk meminta pemeriksaan laboratorium untuk
pasiennya.

Pengambilan sampel pemeriksaan adalah langkah-langkah yang


dilaksanakan oleh petugas laboratorium untuk mengambil sampel
pemeriksaan laboratorium pasien.
TUJUAN Sebagai pedoman kepada staf laboratorium untuk melakukan analisis
terhadap sampel pasien.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Dokter yang meminta pemeriksaan laboratorium dan dibantu oleh
perawat ruangan mengisi identitas pasien secara lengkap dan
jelas(nama, tanggal lahir, no. rekam medik, ruang rawat, tanggal
permintaan pemeriksaan, keterangan klinis)
2. Dokter yang meminta pemeriksaan laboratorium menandai/ melingkari
pemeriksaan yang diinginkan / dibutuhkan.
3. Dokter yang meminta pemeriksaan laboratorium menulis nama lengkap
dan menandatangani form permintaan pemeriksaan laboratorium.
4. a. Rawat Jalan:
Pasien atau keluarga pasien membawa langsung format permintaan
pemeriksaan ke Laboratorium untuk dilakukan pengambilan sampel.
b. Rawat Inap:
Perawat ruangan atau keluarga pasien membawa format permintaan
pemeriksaan ke Laboratorium, kecuali CITO dapat dilakukan dengan
via telepon secara langsung antara petugas ruangan dengan
petugas laboratorium dengan informasi yang jelas dan lengkap :
(Nama pasien ,tanggal lahir,ruang rawat,jenis pemeriksaan,status
pasien dan Nama petugas ruangan) . Format permintaan
pemeriksaan diambil oleh petugas Lab pada saat sampling
keruangan tersebut.
5. Pengambilan sampel :
a. Sampel rawat jalan diambil oleh analis di ruang sampling

PERMINTAAN DAN PENGAMBILAN SPESIMEN


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP laboratorium (Gedung Lantai 2 )
b. Sampel pasien IGD, Rawat Inap,RPK,ICU,dan Kebidanan diambil
oleh Analis (petugas sampling).
c. Jadwal pengambilan sampel darah keruangan :
1.Jaga pagi: diambil jam 10.00 wita , 12.00 wita dan jam 13.00 wita.
2. Jaga sore: diambil jam 16.00 wita,18.30 wita dan jam 20.30 wita
3. Jaga malam: diambil jam 21.30 wita , 23.00 wita dan jam 07.00
wita.
4. Untuk pasien IGD atau cito, akan segera diambil oleh petugas
laboratorium (Analis).
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Laboratorium.
2. Instalasi Pelayanan Rumah Sakit.
WAKTU PENYELESAIAN HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011

JADWAL PEMERIKSAAN

PERMINTAAN PEMERIKSAAN WAKTU


Cito............................. < 2 Jam
Darah Rutin < 6 Jam
BTA 3 x............. 3 Hari
Apusan Darah Tepi dan Malaria 1 Hari
Kimia Klinik <24 jam
Faeses rutin < 24 jam
Urine Rutin < 24 Jam
Serologi <24 jam

MANAJEMEN HASIL KRITIS LABORATORIUM KLINIK


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011

ALUR PELAYANAN NILAI KRITIS


Nilai Kritis

Cek SemuaTahap Pemeriksaan (Preanalitik, Analitik, PascaAnalitik)

Tidak Bermasalah Bermasalah

Ulangi Tahap
Pemeriksaan Yang
TidakSesuai

Konfirmasi Kondisi Klinis, Diagnosis danTerapi

Sesuai TidakSesuai

Lapor DPJP Laboratorium

Konfirmasi Hasil Laboratorium


Ke DPJP Pasien / PetugasRuangan

*Catatan : Hasil Nilai Kritis dikeluarkan< 60 menit

MANAJEMEN HASIL CITO LABORATORIUM KLINIK


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011

ALUR PELAYANAN HASIL CITO


Hasil Cito

CekSemuaTahapPemeriksaan (Preanalitik, Analitik, PascaAnalitik)

Tidak Bermasalah Bermasalah

Ulangi Tahap Pemeriksaan


Yang TidakSesuai

Konfirmasi Kondisi Klinis, Diagnosis danTerapi

Sesuai TidakSesuai

Lapor DPJP Laboratorium

KonfirmasiHasilLaboratorium
Ke DPJP Pasien / PetugasRuangan

*Catatan : Hasil CITO dikeluarkan

IDENTIFIKASI RISIKO KESELAMATAN


No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Identifikasi risiko keselamatn adalah proses penanganan dan pencegahan
kejadian luar biasa di laboratorium.
TUJUAN 1. Mengidentifikasi kejadian luar biasa di laboratorium dan
penatalaksaannya.
2. Pemakaian peralatan spesifik untuk mencegah penularan penyakit
nosokomial selama bekerja di laboratorium.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR Luka tusuk jarum
a. Pencegahan
1) Gunakan tempat khusus untuk membuang spuit bekas pakai.
2) Arahkan ujung jarum kebawah saat membuang spuit bekas pakai.
3) Kehati-hatian dan konsentrasi saat bekerja sangat diperlukan untuk
mencegah resiko cedera.
b. Penanganan
1) Segera buka sarung tangan.
2) Cuci dengan alkohol 70%, betadin 10% dan dibawah air yang
mengalir.
3) Jangan tekan luka karena akan menghambat darah yang mengalir
keluar.
4) Biarkan darah mengalir keluar agar virus keluar bersama darah yang
keluar.
5) Tenang dan jangan panik.
Konsultasikan dan buat laporan insiden kejadian ke Tim K3 RS dan PPI
RS.
UNIT TERKAIT Unit laboratorium, K3 RS dan PPI RS.
AP 5.1 EP 4

MEKANISME PEMERIKSAAN LABORATORIUM RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Suatu proses jalannya pemeriksaan laboratorium di Rawat Inap baik dari
permintaan yang terencana maupun yang cito atau tambahan sampai
dengan pendistribusian hasil.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tentang prosedur untuk
memperkecil faktor kesalahan mulai dari proses pre analitik, analitik, dan
post analitik sehingga tercapai hasil yang akurat dengan respon time yang
sesuai standar yang sudah ditentukan.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Permintaan sesuai dengan SOP jadwal pengambilan sampel.
2. Permintaan tambahan/ permintaan cito diluar jadwal permintaan
pemeriksaan laboratorium, pengambilan sampel dilakukan oleh
perawat.
3. Perawat menyerahkan pengantar pemeriksaan laboratorium dan sampel
ke laboratorium.
UNIT TERKAIT . Unit laboratorium, Ruangan rawat inap dan ICU.

AP 5.6

PENENTUAN KADALUARSA REAGEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD
RSUD
BANTAENG

2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes


NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN . Penentuan kadaluarsa reagen adalah kegiatan menentukan akhir masa
reagen dapat dipakai untuk menjamin reagen selalu dalam kondisi baik
sehingga menghasilkan pemeriksaan yang valid
TUJUAN 1. . Memberi labeling kadaluarsa pada setiap reagen yang diterima dari
logistik
2. Memantau tanggal kadaluarsa saat masa penyimpanan
Memeriksa tanggal kadaluarsa reagen setiap hari saat melakukan kontrol
internal
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Memberi labeling kadaluarsa pada setiap reagen yang diterima
dari logistik
i. Saat pengambilan reagen dari logistik, salah satunya adalah memeriksa
tanggal kadaluarsa
ii. Setelah itu memberi labeling tanggal kadaluarsa pada tempat reagen
iii. Penyimpanan selanjutnya memperhatikan reagen yangtelah ada
sebelumnya. Pengambilan reagen ditentukan dengan peraturan first in
first out
2. Memantau tanggal kadaluarsa saat masa penyimpanan
i. Saat melakukan pengecekan stok reagen setiap mingguan, salah satu
kegiatannya adalah memeriksa tanggal kadaluarsa reagen yang masih
ada. Bila ada yang telah masuk tanggal kadaluarsa, maka reagen tersebut
dikeluarkan dari tempat penyimpanan
3. Memeriksa tanggal kadaluarsa reagen saat pengisian reagen pada
tempat reagen di alat :
Saat melakukan pengisian botol reagen di alat , salah satu yang diperiksa
adalah tanggal penerimaan dan tanggal kadaluarsa dari reagen pemeriksaan.
Bila telah melewati tanggal kadaluarsa tersebut, maka reagen diganti dengan
kemasan yang baru dan belum kadaluarsa
UNIT TERKAIT Bagian logistik

DAFTAR PEMERIKSAAN LABORATORIUM


RSUD Prof.dr.HM.ANWAR MAKKATUTU BANTAENG
JENIS ALAT REAGEN METODE KETEN
PEMERIKSAAN AGAN
A. Darah
Lengkap
1. Hemoglobin Auto Analizer Sysmex Dedikatit Reagen Cyanide Free hb Analis
2. Lekosit kx21 Dedikatit Reagen Impedance & Analis
Optik
3. Hitung Jenis Auto Analizer Dedikatit Reagen Impedance & Analis
Sysmex kx21 optik
4. Laju Endap Vital system Na Citrat 3.2% Otomatik Analis
Darah

5. Eritrosit Auto Analizer Dedikatit Reagen Optik Analis


Sysmex kx21
6. Hematokrit Auto Analizer Dedikatit Reagen Optik Analis
Sysmex kx21
7. MCV Auto Analizer Dedikatit Reagen Optik Analis
Sysmex kx21
8. MCH Auto Analizer Dedikatit Reagen Optik Analis
Sysmex kx21
9. MCHC Auto Analizer Dedikatit Reagen Optik Analis
Sysmex kx2
10. Trombosit Auto Analizer Dedikatit Reagen Optik Analis
Sysmex kx2
Analis
11. Malaria Slide Cat Maygrunwold Mikroskopis Dokter
12. Morfologi Slide Cat Maygrunwold Mikroskopis Sp,PK
Darah Tepi

B. Imuno
Hematologi
1. Golongan Slide Anti Sera ABO Reaksi Antigen Analis
Darah Antibody

C. Faktor
Koagulasi
1. PT Koagulatormeter Semi Automatic Analis
Stago
2. APTT Koagulatormeter Semi Automatic Analis
Stago
D. Kimia Darah
1. Gula Puasa Automatic Analizer Glukose integra Hexokinase Analis
Cobas C311
2. Gula 2 jam PP Automatic Analizer Glukose integra Hexokinase Analis
Cobas C311
3. Gula Sewaktu Automatic Analizer Glukose integra Hexokinase Analis
Cobas C311
4. Billirubin Automatic Analizer Bilirubin integra DPD Analis
Total Cobas C311
5. Billirubin Automatic Analizer Bilirubin integra Colourimetri Analis
Direct/Indirect Cobas C311 DCA
6. Protein Total Automatic Analizer Protein total Fotometri Analis
Cobas C311 integra Biuret
7. Albumin Automatic Analizer Colourimetri Analis
Cobas C311 BCG
8. SGOT Automatic Analizer IFCC With P5P Analis
Cobas C311 Kinetic
9. SGPT Automatic Analizer IFCC With P5P Analis
Cobas C311 Kinetic
10. Ureum Automatic Analizer Urease-GLDH Analis
Cobas C311 Enzymatic
11. Kreatinin Automatic Analizer Analis
Cobas C311
12. Asam Urat Automatic Analizer CHOD-PAP Analis
Cobas C311 Analis
13. Kolesterol Automatic Analizer Enzimatic
Total Cobas C311 Direct Analis
14. HDL Automatic Analizer Enzimatic
Kolesterol Cobas C311 Direct Analis
15. LDL Automatic Analizer Gliserol
Kolesterol Cobas C311 Blanking
16. Trigliseri Automatic Analizer Optimized UV
Cobas C311 IFCC

E. Urin
Kualitatif/
Kuantitatif
1. pH Urin Analizer Aution Stik Carik Celup Analis
Meditron Combur 10
2. Berat Jenis Urin Analizer Aution Stik Carik Celup Analis
Meditron Combur 10
3. Protein Urin Urin Analizer Aution Stik Carik Celup Analis
Meditron Combur 10
4. Glukosa A Urin Analizer Aution Stik Carik Celup Analis
Meditron Combur 10
5. Urobillin Urin Analizer Aution Stik Carik Celup Analis
Meditron Combur 10
6. Billirubin Urin Analizer Aution Stik Carik Celup Analis
Meditron Combur 10
7. Benda Keton Urin Analizer Aution Stik Carik Celup Analis
Meditron Combur 10
8. Nitrit Urin Analizer Aution Stik Carik Celup
Meditron Combur 10 Analis
9. Sedimen Mikroskop Mikroskopis
Analis
10. TestKehamilan Obyek Glass Nova HcG Strip
11. Mariyuana Tabung Reaksi Nova Strip Analis
12. Morphin Tabung Reaksi Nova Strip
13. Amphetamine Tabung Reaksi Nova Strip

F. Feses
1. Telur Cacing Slide Eosin 2% Mikroskopis Analis
2. Lekosit Slide Eosin 2% Mikroskopis Analis
3. Eritrosit Slide Eosin 2% Mikroskopis Analis
4. Epitel Slide Eosin 2% Mikroskopis Analis
5. Lemak Slide Eosin 2% Mikroskopis Analis
6. Sisa Daging Slide Eosin 2% Mikroskopis Analis
7. Sisa Slide Eosin 2% Mikroskopis Analis
Tumbuhan Slide Eosin 2% Mikroskopis
8. Amuba -

G. Mikrobiologi/
Pengecatan
1. Gram Slide Cat Gram Mikroskopis Analis
2. BTA Slide Zeil Nelson Mikroskopis Analis
3. Gonorhea Slide Cat Gram Mikroskopis Analis
4. Trichomonas Slide A,B,C,D Mikroskopis Analis
5. Candida Slide NaCl 85% Mikroskopis Analis
KOH
H. Imuno-
Serologi dan
Hormon
1. IgM
Salmonella Sumuran TUbex TF Skala Warna Analis
2. HbsAg Strip HBsAg Rapid Test
3. Anti HBs Rapid Test Analis
4. Anti HCV Rapid Test Analis
5. Dengue IgG/ Analis
IgM Analis
6. Anti HIV - Determinasi
7. T4 - Immunoenzyma
8. TSH - tic
PEMERIKSAAN LABORATORIUM CITO

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Pelayanan pemeriksan laboratroium segera atau cito adalah pelayanan
pemeriksaan laboratroium dengan prioritas utama berdasarkan indikasi
tingkat kegawatdaruratan medik dalam menunjang tegaknya diagnosa.
Yang termasuk pemeriksaan cito adalah gula darah, elektrolit, hemoglobin,
termasuk dalam pelayanan pemeriksaan laboratorium dari IGD dan rawat
inap.
Pelayanan ini mulai dari pemeriksaan sampel sampai penulisan hasil.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tentang prosedur kegiatan
laboratorium sebagai penegakan diagnosa secara cepat, tapat, dan akurat.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Permintaan pemeriksaan laboratorium dapat tertulis oleh pemohon
disertai tulisan cito dan diantar langsung ke Laboratorium, atau
pemohon menghubungi petugas laboratorium via telpon
menginformasikan bahwa ada pemeriksaan cito dengan informasi yang
lengkap dan jelas (Nama pasien,ruang rawat,umur,status pasien,dokter
yang meminta)
2. Pengambilan sampel dilakukan oleh petugas laboratorium
3. Petugas laboratorium segera melakukan pemeriksaan sesuai permintaan
pemohon sampai penulisan hasil.
4. Respon time pemeriksaan cito mulai pemeriksaan sampai penulisan hasil
adalah sebagai berikut :
- Hemoglobin 10 Menit
- Gula Darah ; 10 menit.
- Elektrolit : 15 menit.
UNIT TERKAIT Unit laboratorium, Rawat Inap, Rawat jalan dan IGD.
PEMBUANGAN SPESIMEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


A 1/1
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur RSUD

RSUD
BANTAENG
2 Januari 2017 dr. H. SULTAN, M. Kes
NIP: 19710206 200312 1 011
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN Tatacara membuang spesimen yang sudah selesai dilakukan pemeriksaan
dan berpotensi menyebabkan infeksi bagi petugas laboratorium.
TUJUAN . Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tentang cara membuang
spesimen.
KEBIJAKAN Surat keputusan Direktur RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
Nomor.. tentang pelayanan Laboratorium di RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng.
PETUGAS
PROSEDUR 1. Dengan menggunakan APD lengkap spesimen dibuang ke tempatnya
masing-masing sesuai dengan jenis spesimen :
a. Sampel darah EDTA, serum, plasma dibuang ke dalam penampung
limbah khusus limbah infeksius.
b. Sampel urin dibuang ke saluran pembuangan limbah cair.
c. Sampel feses dibuang ke dalam penampung limbah khusus limbah
infeksius.
d. Sampel sputum dibuang ke dalam penampung limbah khusus
limbah infeksius.
e. Sampel cairan pleura, otak dan asites dibuang ke dalam penampung
limbah khusus limbah infeksius.
Spesimen yang ditampung dalam penampung limbah infeksius ditutup
rapat dan akan ditangani oleh petugas kebersihan.
UNIT TERKAIT
1. Laboratorium Klinik RSUD Prof.dr.H..M.Anwar Makkatutu Bantaeng
2. Unit K3 dan PPI
AP 5.1 EP 3
PROGRAM PEMANTAPAN MUTU
INSTALASI LABORATORIUM RSUD PROF.Dr.HM.ANWAR
MAKKATUTU BANTAENG

Disusun Oleh :

INSTALASI LABORATORIUM
RSUD PROF.Dr.HM.ANWAR MAKKATUTU BANTAENG
2015
KATA PENGANTAR

AP 5.9
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kepada Allah SWT terhadap rahmat dan
hidayahNya maka akreditasi RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng dapat
menyelesaikan penyususnan Buku Kerangka Acuan Program Pemantapan Mutu
Laboratorium Klinik. Tanpa adanya kerja sama yang baik dari semua anggota tim
akreditasi serta dukungan moral maupun material dari Direktur RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng ,maka sangat mustahil Buku Kerangka
Acuan Program Pemantapan Mutu Instalasi Laboratorium RSUD Prof.dr.HM.Anwar
Makkatutu Bantaeng dapat terwujud.

Buku Kerangka Acuan Program Pemantapan Mutu Instalasi Laboratorium


Klinik ini dibuat sesuai dengan prosedur yang dilakukan di RSUD Prof.dr.HM.Anwar
Makkatutu Bantaeng

Harapan kami Buku Kerangka Acuan Program Pemantapan Mutu Instalasi


Laboratorium Klinik ini dapat dipakai sebagai pedoman bagi semua staf yang
bertugas di Instalasi Laboratorium Klinik RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu
Bantaeng
Tim Buku Kerangka Acuan Program Pemantapan Mutu Instalasi
Laboratorium RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng mengucapkan terima
kasih kepada Direktur dan semua pihak yang telah membantu terselesainya
penyusunan Buku Kerangka Acuan Program Pemantapan Mutu Instalasi
Laboratorium RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng

Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Bantaeng,Januari 2015
Rumah RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu
Bantaeng

Muhajir,SKM.MKes
Kabid Penunjang Pelayanan
HALAMAN PENGESAHAN DAN PEMBERLAKUAN

Bismillahirrahmannirrahiim

Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng setelah membaca dan


memahami Buku Program Pemantapan Mutu, maka buku pedoman tersebut kami
TETAPKAN dan kami BERLAKUKAN
sebagai pedoman program Pemantapan Mutu Instalasi Laboratorium Klinik
RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng sejak ditetapkannya buku ini.

Bantaeng, Februari 2015


RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng

Dr.H. Sultan,M.Kes
Nip: 19710206 200312 1 011
KERANGKA ACUAN
PROGRAM PEMANTAPAN MUTU
INSTALASI LABORATORIUM RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

A. LATAR BELAKANG
Tujuan pembangunan kesehatan adalah terciptanya kemempuan untuk hidup sehat
bagi tiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan Nasional. Untuk itu
perlu ditingkatkan upaya memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dengan mutu yang baik dan biaya yang terjangkau.
Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi
masyarakat, maka sistem nilai dan orientasi dalam masyarakat mulai berubah.
Masyarakat mulai cenderung menuntut pelayanan umum yang lebih baik dan lebih
ramah, termasuk di bidang kesehatan.
Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan rumah
sakit maka fungsi pelayanan Laboratorium RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu
Bantaeng secara bertahap perlu ditingkatkan agar lebih efektif dan efisien serta
mampu memberikan kepuasan pada pelanggan .Agar upaya peningkatan mutu
pelayanan RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng dapat seperti yang
diharapkan, termasuk pelayanan Laboratorium, maka perlu disusun buku Kerangka
Acuan Program Pemantapan Mutu Instalasi Laboratorium. RSUD Prof.dr.HM.Anwar
Makkatutu Bantaeng. Pemantapan mutu Laboratorium ditujukan untuk menjamin
ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium. Pemantapan mutu
laboratorium dilakukan 2 kegiatan yaitu pemantapan mutu internal dan pemantapan
mutu eksternal.

B. TUJUAN
1. Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan dengan
mempertimbangkan aspek analitik dan klinis.
2. Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga pengeluaran hasil yang salah tidak
terjadi dan perbaikan kesalahan dapat dilakukan segera.
3. Memastikan bahwa semua proses mulai dari peningkatan mulai dari persiapan
pasien, pengambilan, pengiriman, penyimpanan dan pengolahan spesimen
sampai dengan penacatatan dan pelaporan telah dilakukan dengan benar.
4. Mendeteksi kasalahan dan mengetahui sumbernya.
5. Membantu perbaikan pelayanan penderita melalui peningkatan mutu
pemeriksaan laboratorium.

C. PELAKSANAAN PROGRAM
1) Penanggungjawab kegiatan
Direktur RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng, melalui Penanggungjawab
Instalasi Laboratorium yang dilaksanakan oleh Kordinator ruangan Laboratorium
klinik
2) Jadwal dan tempat kegiatan
Pemantapan Mutu Internal :
Dilaksanakan setiap hari
Tempat : Instalasi Laboratorium
Pemantapan mutu Eksternal :
Dilaksanakan setahun 2 kali
Tempat : Instalasi laboratorium dan dievaluasi KementrianKesehatan Cq Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Makassar
3) Sasaran kegiatan
. Laboratorium RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
4) Bentuk kegiatan
Pemantapan Mutu Internal :
- Meliputi 3 tahap aktivitas : tahap pra-analitik, analitik dan pasca
analitik.
- Evaluasi hasil
Pemantapan mutu Eksternal :
- Meliputi 3 tahap : pendaftaran ke BBLK Makassar, pengerjaan bahan
kontrol, pembuatan dan pengiriman hasil
- Evaluasi hasil

5) Langkah kegiatan

PEMANTAPAN MUTU INTERNAL


Dilaksanakan mulai dari tahap :
1. Pra analitik yaitu :
Persiapan pasien
Mengambil dan menerima specimen
Memberi identitas spesimen
Menguji kualitas reagent, antigen dan antisera.
2. Analitik yaitu :
Mengolah specimen
Mengkalibrasi alat
Melakukan uji ketelitian dan ketepatan.
3. Pasca analitik yaitu :
Mencatat hasil pemeriksaan
Interpretasi hasil pemeriksaan
Pelaporan hasil pemeriksaan.

A. TAHAP PRA ANALITIK :


I.A. Persiapan pasien :
- Pasien puasa kurang lebih 12 jam untuk pemeriksaan gula
darah puasa dan trygliserida.
- Obat-obatan tertentu tidak boleh diminum.

I.B. Mengambil dan menerima specimen :


I.B.1. Mengambil specimen : yang perlu diperhatikan dalam mengambil specimen
adalah :
1) Waktu pengambilan spesimen : memperhatikan jenis
pemeriksaannya, misalnya :
Pemeriksaan microfilaria diambil menjelang senja
Pemeriksaan Kultur dan sensitifitas diambil sebelum
pemberiaan antibiotic
Pemeriksaan TBC diambil dahak pagi setelah bangun
tidur.
2) Volume Spesimen : mencukupi kebutuhan untuk pemeriksaan
yang diminta yaitu
Darah Rutin / Hematologi : 2 cc darah EDTA
Kimia Klinik : 3 cc darah
Urin : 15 cc
Feces : secukupnya.

3) Cara pengambilan spesimen: diambil oleh tenaga yang


professional.
a) PERALATAN :
- DARAH : Spuit + jarum, Plester, Torniquet, tabung
vacutainer K3 EDTA, tabung untuk pemeriksaan kimia
darah,tabung vacutainer citrat, Holder autoclik, Kapas
Alkohol 70 %.
- URIN/FECES/SPUTUM : Wadah bermulut lebar dan
bertutup rapat.
- PEMERIKSAAN KULTUR & RESISTENSI : kapas
lidi steril dan media transport.
- agd : Spuit + heparin cair.

b) CARA PELAKSANAAN : untuk specimen darah dan


pemeriksaan kultur diambil petugas laboratorium dan untuk
specimen selain darah diantar perawat ke laboratorium
disertai surat pengantar.
Tehnik Pengambilan Spesimen : terlampir.
1. Darah vena
- Luruskan posisi lengan pasien, pasien mengepalkan
tangan.
- Pasang torniquet 10 cm diatas lipat siku.
- Pilih bagian lengan median cubital atau chepalic.
- Bersihkan kulit yang akan diambil darahnya dengan
alkohol 70%, biarkan kering.
- Tusuk vena tadi dengan lubang jarum menghadap ke
atas dengan sudut kemiringan 15 derajat.
- Bila jarum berhasil masuk vena akan terlihat dalam
semprit, tarik darah pelan-pelan jangan ditarik paksa
karena akan menyebabkan darah lisis.
- Setelah volume cukup lepaskan torniquet.
- Letakkan kapas alkohol 70% diatas tusukan jarum,
lepaskan jarum.
- Bekas tusukan ditekan dengan kapas tersebut selama
+ 2 menit.
- Setelah darah berhenti bekas tusukan diplester.

2. Darah kapiler
- Bersihkan bagian yang akan ditusuk dengan alkohol
70% dan biarkan kering.
- Pegang bagian tersebut supaya tidak bergerak dan
tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
- Tusuk dengan lancet steril disposibel. Pada jari tusuk
dengan arah tegak lurus pada garis-garis sidik kulit
jari. Pada daun telinga tusuklah pinggirnya, jangan
sisinya.
- Jangan menekan-nekan jari atau telinga untuk
mendapat cukup darah.
- Buang tetes darah yang pertama keluar dengan kapas
kering, tetes darah berikutnyadipakai untuk
pemeriksaan.

3. Urin
Pada wanita : pada pengambilan urin porsi tengah yang
dilakukan oleh penderita sendiri, sebelumnya diberi
penjelasan sebagai berikut :
- Penderita harus mencuci tangan dan dikeringkan.
- Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril
dengan arah dari depan ke belakang. Bilas dengan air
hangat dan keringkan dengan kasa steril.
- Selama proses berlangsung labia harus tetap terbuka
lebar dan jari tangan jangan menyentuh daerah yang
sudah steril.
- Keluarkan urin, aliran pertama dibuang dan aliran
selanjutnya ditampung dalam wadah. Pengumpulan urin
selesai sebelum aliran urin habis.
- Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke
laboratorium.
Pada laki-laki :
- Penderita harus mencuci tangan dan dikeringkan.
- Jika tidak disirkumsisi tarik kulit preputium ke
belakang.
- Keluarkan urin, aliran pertama dibuang dan aliran
selanjutnya ditampung dalam wadah. Pengumpulan urin
selesai sebelum aliran urin habis.
- Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke
laboratorium.
Pada bayi dan anak-anak :
- Penderita diberi minum untuk memudahkan buang air
kecil.
- Bersihkan alat genetal seperti diterangkan diatas.
- Anak duduk dipangku.
- Pengaruhi anak untuk mengeluarkan urin, tampung urin
dalam wadah.
- Bayi dipasang kantung penampung urin pada alat
genital.
Urin kateter :
- Bagian selang yang terbuat dari karet dibersihkan
dengan alkohol 70 %.
- Aspirasi urin dengan menggunakan semprit + 10 cc.
- Masukkan urin kedalam wadah.
- Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke
laboratorium.
4. Faeces
Tinja untuk pemeriksaan sebaikmya yang berasal dari
defekasi spontan, jika pemeriksaan sangat diperlukan
dapat pula diambil dari rektum dengan jari bersarung
tangan.

5. Sputum
Pasien diberi penjelasan mengenai pemeriksaan dan
tindakan yang akan dilakukan dan dijelaskan perbedaan
sputum dengan ludah.
Bila pasien mengalami kesulitan mengeluarkan sputum
pada malam hari sebelumnya minum teh manis atau diberi
obat gliseril guayakolat 200 mg.]
- Sebelum pengambilan sputum pasien diminta berkumur
dengan air. Bila memakai gigi palsu sebaiknya dilepas.
- Pasien berdiri tegak atau duduk tegak.
- Pasien diminta untuk menarik nafas dalam 2-3 kali,
kemudian keluarkan nafas bersamaan dengan batuk yang
kuat dan berulang kali sampai keluar sputum.
- Sputum yang keluar ditampung dalam wadah. Amati
kaeadaan sputum yang baik tampak kental purulen dengan
volume 1-2 ml.
- Tutup wadah dan segera kirim ke laboratorium.

6. Sekret uretra
- Pasien diberi penjelasan mengenai pemeriksaan dan tindakan
yang akan dilakukan.
- Kenakan sarung tangan.
- Jika tidak disirkumsisi tarik kulit preputium ke belakang.
- Sekitar lubang kemaluan dibersihkan dengan NaCl fisiologis
steril, kemudian sekret dikeluarkan dengan menekanatau
mengurut uretra.
- Sekret yang keluar diambil dengan kapas lidi steril.
- Jika tidak ada sekret yang keluar atau terlalu sedikit,
masukkan kapas lidi steril yang berdiamter 2 mm kedalam
uretra sedalam 2-3 cm sambil diputar searah jarum jam,
kemudian ditarik keluar.

7. Sekret Endocervic : pengambilan dilaksanakan oleh bagian


polikinik Obgyn.

8. Sekret vagina : pengambilan dilaksanakan oleh bagian polikinik


Obgyn.

9. Apus orofaring : sekret diambil dari tonsil bagian posterior faring.

10. Pus dari luka purulen / ulkus


- Pasien diberi penjelasan mengenai pemeriksaan dan tindakan
yang akan dilakukan.
- Bersihkan luka dengan kasa yamg telah dibasahi dengan NaCl
fisiologis sebanyak 3 kali untuk menghilangkan kotoran dan
lapisan eksudat yang mengering.
- Tanpa menyentuh bagian kapas buka kapas lidi dari
pembungkusnya kemudian usapkan bagian kapasnya pada
luka/ulkus tanpa menyentuh bagian tepi luka/ulkus.
- Lakukan sebanyak 2 kali dengan menggunakan 2 kapas lidi.
- Masukkan dalam media transport, tutup rapat. Beri identitas
pasien pada tabung.

11. Pus dari abses


- Pasien diberi penjelasan mengenai pemeriksaan dan tindakan
yang akan dilakukan.
- Diatas abses dibersihkan dengan Povidone Iodine 10 %,
bersihkan sisanya dengan kapas alkohol 70 %.
- Tusukkan jarum dan hisap dengan semprit steril cairan eksudat
atau pus.
- Cabut jarum dan tutup dengan kapas steril.
- Teteskan cairan aspirasi eksudat atau pus pada kapas lidi steril.
- Masukkan dalam media transport, tutup rapat. Beri identitas
pasien pada tabung.

12. Usap tenggorok


- Penderita duduk
- Penderita diminta membuka mulut, lidah ditekan dengan spatel
lidah.
- Masukkan lidi kapas yang sudah dibasahi saline steril hingga
menyentuh dinding belakang faring.
- Usap kekiri dan kekanan dinding belakang faring dan tonsil
lalu tarik keluar dengan hati-hati tanpa menyentuh bagian
mulut yang lain.
- Masukkan dalam media transport, tutup rapat. Beri identitas
pasien pada tabung.

c) PERSYARATAN :
1. Peralatan : secara umum peralatan yang digunakan harus memenuhi
syarat-syarat :
- bersih
- kering
- tidak mengandung bahan kimia atau detergen
- terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat yang ada pada
specimen
- mudah dicuci dari bekas specimen sebelumnya
- pengambilan specimen untuk pemeriksaan biakan harus menggunakan
peralatan yang steril. Pengambilan specimen yang bersifat invasive
harus menggunakan peralatan yang steril dan sekali pakai buang.

2. Wadah : wadah specimen harus memenuhi syarat-syarat :


- Terbuat dari gelas atau plastic. Untuk specimen darah wadah harus
terbuat dari gelas
- Tidak bocor dan tidak merembes
- Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir
- Besar wadah disesuaikan dengan volume specimen
- Bersih
- Kering
- Tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam specimen
- Tidak mengandung bahan kimia atau detergen
- Untuk pemeriksaan zat dalam specimen yang mudah rusak atau
teruraikarena pengaruh sinar matahari, maka perlu digunakan botol
berwarna coklat (inaktinis)
- Untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman, wadah harus steril

3. Pengawet :
- Pengawet adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam sampel agar
analit yang akan diperiksa dapat dipertahankan kondisi dan jumlahnya
untuk kurun waktu tertentu.
- Antikoagulan adalah zat kimia yang digunakan untuk mencegah
sampel darah membeku.
- Perbandingan penggunaan antikoagualan / pengawet dengan darah /
sampel lainnya:

Jenis Jenis Bahan Volume Wadah Anticoagulan Stabilitas


pemeriksaa yang /
n dibutuhka pengawet
n
Glukose Serum 3,0 ml Plastik/gelas 20 - 25C
darah beku tutup merah
Bilirubin Serum 3,0 ml Plastik/gelas Segera
beku tutup merah mungkin
AST Serum 3,0 ml Plastik/gelas 20 - 25C
beku tutup merah (7hari
aktivitas
turun 1%)
ALT serum 3,0 ml Plastik/gelas 20 - 25C
beku tutup merah (7hari
aktivitas
turun 1%)
Urea Serum 3,0 ml Plastik/gelas 20 - 25C
beku tutup merah
Kreatinin Serum 3,0 ml Plastik/gelas 20 - 25C
beku tutup merah
Kolesterol 3,0 ml Plastik/gelas 20 - 25C
beku tutup merah
Trigliserida 3,0 ml Plastik/gelas 20 - 25C
beku tutup merah
Profil lipid Serum(puasa 3,0 ml Plastik/gelas 20 - 25C
) beku tutup merah
Asam Urat Serum 3,0 ml Plastik/gelas 20 - 25C
beku tutup merah
Elektrolit Serum 3,0 ml Plastik/gelas 20 - 25C
beku tutup merah
PT Plasma Citrat 2,0 ml Plastik/gelas Na.Citrat 3,2 Segera
tutup biru %
APTT Plasma Citrat 2,0 ml Plastik/gelas Na.Citrat 3,2 Segera
tutup biru %
Darah Rutin Darah EDTA 3,0 ml Plastik/Gela K3EDTA 1- Suhu
WB s tutup ungu 1,5 mg/ml kamar(2ja
darah m)
LED Darah Citrat 2,0 ml Plastik/Gela Na.Citrat 3,8
s tutup %
hitam
Urine Rutin Urin pagi 10 ml Plastik/Gela Suhu
s kamar ( 1
jam)
Test Urine pagi 5 ml Plastik/Gela Suhu
Kehamilan s Kamar
(segera) 4-
8 C (2
hari)
Serologi Serum 3,0 ml Plastik/gelas
beku tutup merah
Homon Serum 3,0 ml Plastik/gelas
Tiroid beku tutup merah

4. Waktu :
- Pemeriksaan kimia klinik, hematology dan imunologi dilakukan di
pagi hari, karena nilai normal ditetapkan pada keadaan basal
- Demam tifoid : untuk biakan darah paling baik dilakukan pada minggu
I atau II
- Untuk pemeriksaan widal dilakukan pada fase skut dan konvalesen
- Pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman : specimen diambil
sebelum pemberian antibiotika
- Pemeriksaan Gonorrhoe : pengambilan secret uretra sebaiknya
dilakukan 2 jam setelah buang air kecil yang terakhir
- Pemeriksaan microfilaria : dilakukan pada waktu senja dan menjelang
tengah malam
- Pemeriksaan tuberculosis : dahak diambil pada pagi ahri segera setelah
pasien bangun tidur.

5. Lokasi Pengambilan :
- Darah vena : V. cubiti daerah siku
- Darah arteri : A. radialis di pergelangan tangan atau A. femoralis di
daerah lipat paha
- Darah kapiler : ujung jari tengah tangan atau jari manis tangan bagian
tepi atau pada tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki atau cuping telingan
pada bayi.
- Pemeriksaan biakan : harus diambil di tempat yang sedang mengalami
infeksi kecuali darah dan cairan otak
- Pemeriksaan microfilaria : sampel darah lengkap diambil dari kapiler
(jari tangan).

6. Volume : specimen yang diambil mencukupi kebutuhan pemeriksaan


laboratorium atau mewakili obyek yang diperiksa yaitu sebagai berikut :
- Hematologi : 2 ml darah Na2 EDTA
- Kimia Klinik : 3 ml serum
- Imunologi-serologi : 3 ml serum
- Urin Rutin : 10 ml urin
- Parasitologi dan Mikrobiologi :
Malaria dan microfilaria : 3 tetes darah kapiler
Trichomonas : secret vagina / uretra secukupnya
Candida : secret vagina / uretra secukupnya.

I.B.2. Menerima specimen :

1) PERALATAN : wadah, baki terbuat dari plastic,label,spidol


permanent, jas laboratorium, sabun anti septic.
2) CARA PELAKSANAAN :
1. Spesimen diterima ditempat penerimaan specimen beserta
surat pengantarnya
2. Kemudian dibawa ke ruang penerimaan diletakkan di meja
specimen, untuk specimen urin, feces, sputum dan cairan
tubuh lainnya diletakkan ditempat khusus.
3. Wadah specimen diberi identitas pasien : nama, ruang
perawatan dan tanggal pengambilan specimen.
4. Surat pengantar pemeriksaan diserahkan ke bagian
administrasi di ruang pengelolaan hasil.

3) SYARAT-SYARAT YANG DIPERLUKAN :


1. Wadah : Kedap air, Tertutup rapat, Tidak mudah bocor, Dapat
didesinfektan, Untuk wadah urin/feces/sputum harus bermulut lebar dan bertutup
rapat.
2. Baki Pembawa Spesimen : Terbuat dari plastic, Dapat
didesinfektan,didesinfeksi setiap hari.
3. Petugas Laboratorium : Mengenakan jas laboratorium, tidak
makan
minum saat bekerja, cuci tangan dengan sabun desinfektan setiap selesai menerima
specimen, semua specimen harus dianggap infeksious.
4. Meja specimen : Datar dan tidak bergerak, Didesinfektan
setiap hari.

I.C. Memberi Identitas :


1. Memberi identitas pada blangko permintaan pemeriksaan :
Melengkapi pada surat pengantar/formulir pemeriksaan Laboratorium sangat penting
dan harus diisi lengkap meliputi :
- Tanggal permintaan
- Tanggal dan jam pengambilan
- Identitas pasien ( nama, umur, jenis kelamin, ruang )
- Nomor rekam medik
- Namor Laboratorium
- Jenis specimen
- Jenis pemeriksaan yang diminta
- Lokasi pengambilan specimen
- Media transport/pengawet yang digunakan.
2. Memberi label pada wadah yang akan dikirim ke Laboratorium
berisi:
- Tanggal pengambilan specimen
- Identitas pasien
- Ruang, nama dan nomor kamar
- Jenis specimen.
3. Memberi identitas pada wadah specimen yang diambil di
Laboratorium berisi
- Tanggal pengambilan specimen
- Nama pasien
- Nomor/kode specimen.
4. Memberi identitas pada formulir hasil pemeriksaan sebagai
berikut :
- Tanggal pemeriksaan
- Identitas pasien ( nama, umur, jenis kelamin, ruang )
- Nomor rekam kedik
- Namor Laboratorium
- Hasil pemeriksaan
- Satuan nilai hasil pemeriksaan
- Nilai rujukan
- Tanggal hasil pemeriksaan dikeluarkan
- Tanda tangan penanggungjawab Laboratorium
- Keterangan lain yang diperlukan.

I.D. Menguji Kualitas Reagent, Antigen dan Antisera :


I.D.1. Menguji Kualitas Reagen :
1) Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan reagent antara lain :
Produsen telah dikenal
Metodenya telah direkomendasi lembaga berwenang
Isi kemasan sesuai kebutuhan
Waktu kadaluwarsa yang panjang
Mudah diperoleh.
2) Hal-hal yang diperhatikan pada kemasan reagent :
Etiket wadah
Batas kadaluwarsa
Keadaan fisik tdak pecah, tidak keruh, tdak berubah warna
Penyimpanan : disimpan sesuai dengan yang tertera dalam
kemasan reagen dan diberi kartu stock ( tanggal menerima,
tanggal ED, tanggal dibuka, jumlah yang diambil, jumlah yang
tersisa ).
Pencampuran : dilarutkan dengan aquades sesuai prosedur.
Cara pemakaian : Sesuai prosedur di brosur.

3) Uji Kualitas reagen dilakukan jika :


Setiap kali batch larutan kerja dibuat
Bila sudah mendekati Kadaluwarsa
Ditemukan tanda-tanda kerusakan
Bila terdapat kecurigaan terhadap hasil pemeriksaan.
4) Cara menguji kualitas reagen : melakukan pemeriksaan bahan
control yang telah diketahui nilainya dengan menggunakan reagen
tersebut.
5) Formulir uji kualitas reagen terlampir.

I.D.2. Menguji Kualitas Antigen-antisera :


1) Menggunakan antigen-antisera diperhatikan hal-hal sebagai berikut
:
Menggunakan sesuai pentunjuk pabrik
Sebelum digunakan dikocok dahulu dan disesuaikan suhu
kamar
Disimpan pada suhu yang dianjurkan
Diperiksa masa kadaluwarsanya
Pemeriksaan dilakukan dengan mengikutsertakan serum
control negatif dan positif.

2) Cara menguji kualitas antigen :


Uji Aglutinasi : antigen diuji dengan antisera polivalen
kemudian antisera indovalen uintuk mendapatkan antigen yang
sama.
Uji Kemurnian : diuji secara aglutinasi dengan berbagai
antibody untuk melihat adanya reaksi silang. Bila ada satu
reaksi yang sensitive berarti ada reaksi silang.
Formulir uji kualitas reagen terlampir.

II. TAHAP ANALITIK


II.A. Mengolah specimen :
o Dilakukan pemusingan untuk mendapatkan serum yang ditunggu
sampai beku terlebih dahulu dengan kecepatan 3000 rpm
o Sampel Hematologi : darah ditambah K3EDTA dengan perbandingan 1
1,5 mg/ml darah.
o Pemeriksaan Kultur dimasukkan dalam media transport.
o Pemeriksaan Analisa gas darah menggunakan anticoagulant heparin
cair.
o Formulir untuk pengelolaan specimen terlampir.

II.B. Mengkalibrasi alat :


Alat-alat yang perlu dikalibarsi adalah :
1. Kalibrasi alat dilakukan oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Makassar
dan diberi sertifikat:
- Kulkas
- Centrifuge
- Mikropipet

2. Kalibrasi alat dilakukan oleh tehnisi dari pemegang alat masing-masing:

- Cobas c311
- Sysmex KX 21
- ABX Micros 60
- Electrolyte Analyzer
- Nycocard rider
- Stago
- AGD
- Urin Analyser
- Fotometer 5010

II.C. Melakukan Uji Ketelitian-Ketepatan :


o Menggunakan bahan control yang sudah diketahui nilainya yaitu
bahan control Assayed.
o Bahan control Assayed dapat digunakan untuk : Uji ketepatan &
ketelitian, uji kualitas reagen, uji metode pemeriksaan.

1. UJI KETELITIAN :
Menggunakan bahan control Assayed
1) PRECINORM U : untuk pemeriksaan Glucosa, SGOT,SGPT, Urea,
Creatinin, Total Protein, Albumin, Bilirubin, Uric Acid.
2) Apo : untuk pemeriksaan HDL, LDL, Cholesterol, Trygliserida.
3) Tru Lab : untuk pemeriksaan CKMB, Bil Direk, ALP, Ca, LDH, GGT,
CK-D
4) Control Hematologi : untuk pemeriksaan Hematologi.
5) Control Imunologi : untuk pemeriksaan Imunologi .

Dilakukan 2 periode yaitu :


Periode Pendahuluan : digunakan untuk pemeriksaan Kimia Klinik
a) pemeriksaan bahan control bersama specimen setiap hari kerja
sampai 25 hari kerja.
b) Setiap nilai secara otomatis tersimpan dalam komputer
c) Setelah didapat 25 nilai pemeriksaan, dihitung : Nilai rata-rata
( mean ), Standart Deviasi ( SD ), Koefisien Variasi ( CV ), Batas
peringantan ( mean + 2 SD ) dan batas control ( mean +3 SD )
d) Nilai mean dan SD yang diperoleh dipakai sebagai nilai rujukan
periode control.
e) Bila nomor Bacth ganti baru harus dimulai periode pendahuluan
lagi.
Periode Kontrol : menentukan baik tidaknya pemeriksaan pada hari
tersebut.
Bahan Kontrol diperiksa setiap hari kerja.
Catat nilai pada formulir periode control
Dihitung penyimpangannya terhadap nilai rujukan dalam Satuan
SD, dengan rumus sbb :
Satuan SD = xi - mean
SD
Satuan SD yang diperoleh diplot pada kertas grafik control.

Evaluasi Hasil :
Apabila hasil pemeriksaan terletak di dalam batas perhitungan
(mean + 2SD) makahasil pemeriksaan bahan control dinyatakan
terkontrol baik shingga seluruh pemeriksaan specimen pada hari
pemeriksaan tersebut dianggap dapat diterima hasilnya.
Apabila hasil pemeriksaan terletak di daerah peringatan ( mean +
2 SD sampai mean + 3 SD ), maka kemungkinan terjadi
penyimpangan hasil pemeriksaan bahan control sehingga perlu
diteliti prosedur pemeriksaannya tetapi belum perlu dilakukan
pemeriksaan ulang.
Hasil pemeriksaan dinyatakan menyimpang apabila :
Ada hasil pemeriksaan bahan control terletak di luar
control ( mean + 3 SD ).
Hasil pemeriksaan bahan control selama 2 kali berturut-
turut terletak di luar batas peringatan ( mean + 2 SD )
pada pihak yang sama.
Hasil pemeriksaan bahan control selama 4 kali berturut-
turut lebih dari mean + 1 SD dan terletak pada pihak yang
sama.
Hasil pemeriksaan control selama 7 hari berturut-turut
cenderung meningkat atau menurun ( disebut TREND ).
Hasil pemeriksaan bahan control selama 7 kali berturut-
turut terletak pada pihak yang sama ( disebut SHIFT ).

2. UJI KETEPATAN :
o Menggunakan serum control yang telah diketahui nilai kontrolnya
(PRECINORM U).
o Dilihat hasil pemeriksaannya terletak di dalam / di luar rentang
nilai control.
o Bila hasil terletak di dalam rentang nilai control maka dianggap
hasil pemeriksaan bahan control tepat sehingga hasil pemeriksaan
specimen juga tepat.
o Bila terletak diluar rentang nilai control, dianggap hasil
pemeriksaan bahan control tidak tepat,sehingga hasil
pemeriksaan specimen juga tidak tepat.

III. PASCA ANALITIK


a) Mencatat hasil pemeriksaan :
Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan secara otomatis
hasil masuk kedalam komputer dan mengisi form hasil
laboratorium sesuai dengan permintaan
Dilakukan dengan cermat dan teliti sehingga tidak ada
kekeliruan
b) Pelaporan :

Cara pembuatan Hasil Laboratorium :

1) PENDAFTARAN PASIEN SISTEM MANUAL :


1. Registrasi Pasien lengkap dengan identitas
2. Dilakukan pengambilan sampel sesuai perminaan
pemeriksaan
3. Distribusi spesimen kebagian bagian sesuai permintaan
4. Dilakukan tindakan pemeriksaan yang diminta
5. Tulis bukti tindakan yang baru saja dibuat

2) MENGISI HASIL PEMERIKSAAN :


1. Masukkan Hasil Lab ke format hasil
2. Teliti hasil tersebut dan cocokkan dengan hasil Print Out
dari alat
3. Verifikasi hasi oleh verifikator
4. Disimpan dibuku registrasi hasil

Cara pengeluaran Hasil Laboratorium :

1. Semua petugas jaga shief HARUS melakukan koreksi hasil sebelum


dikeluarkan.
2. Ambil hasil yang akan dikeluarkan.
3. Sebelum dikeluarkan HARUS diFINAL CHECK.
4. Hasil dicocokan dengan hasil print out dari alat .
5. Setelah sesuai kemudian di stempel dan paraf oleh dokter patologi
klinikf. Hasil dikelompokkan sesuai ruang perawatan, untuk pasien
rawat jalan dimasukkan dalam amplop laboratorium klinik.
6. Petugas perawatan/Keluarga pasien mengambil hasil pada jam :
Jam 13.00 wib
Jam 06.00 WIB
Untuk pemeriksaan cyto hasil selesai sesuai jenis pemeriksaannya,
diinformasikan melalui telephone, hasil asli diambil sesuai jam
pengiriman hasil.

PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL :


Pemantapan mutu eksternal diselenggarakan oleh Direktorat Bina Pelayanan
Medic, Direktorat jendral pelayanan medic departemem kesehatan republic
Indonesia, dan Balai Laboratorium Kesehatan Makassar

I. TAHAP PENDAFTARAN :
Laboratorium RSUD Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng menerima Surat
pemberitahuan dari Departemen Kesehatan RI Derektorat Jendral Pelayanan
Medik dan BBLK Makssar tentang Pendaftaran Program Nasional Pemantapan
Mutu Eksternal Kimia Klinik, Hematologi, Imunologi.
Pihak Rumah Sakit mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan untuk
bidang Kimia Klinik dan Hematologi dan mentransfer biaya pendaftaran.
Mengirim Formulir pendaftaran dan fotokopi slip bukti setoran ke :
- Subdit Peningkatan Mutu SDM Laboratorium, Direktorat Laboratorium
Kesehatan, Ditjen Yanmedik Depkes Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav. 4
9 Lantai V Blok C, Ruang 517, Jakarta 12950.
- Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar Jl Periintis Kemerdekaan
Tamalanrea Makssar No

II. TAHAP PENERIMAAN SERUM KONTROL :


Rumah Sakit Umum Daerah Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng
menerima bahan kontrol beserta :
1. Petunjuk pelaksanaan PNPME H, PNPME K, PNPME I, PNPME NP.
2. Nomor kode peserta laboratorium
3. Lembar kode alat, kode reagen dan kode pemeriksa
4. Empat lembar formulir hasil dan amplop hasil pemeriksaan.
Laboratorium menyimpan bahan kontrol tadi dalam lemari es suhu 2 8 C
sampai saat dikerjakan.

III. TAHAP PEMERIKSAAN SERUM KONTROL :


Pengenceran SERUM KONTROL :
- Hematology bahan tanpa pengenceran
- Kimia klinik diencerkan dengan aquabides sebanyak 5 ml
- Imunologi siap pakai
- Narkotika Psikotropika siap pakai
- Koagulasi diencerkan dengan aquabides sebanyak 1 ml.

Pelaksanaan Pemeriksaan :
a) HEMATOLOGI :

1. Ambil bahan kontrol dari lemari es, pada tanggal pemeriksaan yang telah
ditentukan.
2. Didiamkan pada suhu kamar selama 30 menit.
3. Sebelum dilakukan pemeriksaan botol dibolak-balik beberapa kali agar
cairan homogen, jangan dikocok agar tidak berbusa.
4. Setelah dibuka diperiksa parameter Hemoglobin, hitung lekosit dan hitung
trombosit dengan menggunakan metode autoanalizer dengan CELL-DYN.

b) KIMIA KLINIK :
Serum kontrol yang telah diencerkan sebelum diperiksa didiamkan pada
1.
suhu kamar selama 30 menit.
2. Serum kontrol yang telah diencerkan stabil selama :
@ 8 jam pada suhu 25 C
@ 10 jam pada suhu +2 sampai +8 C
@ 1 bulan pada suhu 20 C
3. Botol serum kontrol dibolak-balik beberapa kali sehingga isi dalam botol
melarut sempurna, jangan dikocok agar tidak berbusa.
4. Kemudian serum kontrol tadi diperiksa dengan alat TMS

c) IMUNOLOGI :
Bahankontrol siap pakai dari penyelenggara, sebelum diperiksa didiamkan
pada suhu kamar selama 30 menit.

Stabilitas bahan kontrol :


- 8 jam pada suhu 25 C
- 10 jam pada suhu +2 sampai +8 C
- 1 bulan pada suhu 20 C

Kerjakan pemeriksaan untuk parameter :


- HbsAg dikerjakan dengan metode ELISA dan Rapid
- HIV dikerjakan dengan metode Rapid
- HCV dikerjakan dengan metode Rapid
- VDRL dikerjakan dengan metode Rapid

d) NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA :

1. Bahankontrol siap pakai dari penyelenggara, sebelum diperiksa didiamkan


pada suhu kamar selama 30 menit.
2. Kerjakan pemeriksaan dari botol sampel I,II,III untuk parameter :
- Morphin dikerjakan dengan metode Rapid
- Amphetamin dikerjakan dengan metode Rapid
- Benzodiazepine dikerjakan dengan metode Rapid
- Marijuana dikerjakan dengan metode Rapid

e) KOAGULASI :

1. Bahan kontrol siap pakai dari penyelenggara, sebelum diperiksa didiamkan


pada suhu kamar selama 30 menit.
2. Stabilitas bahan kontrol :
- 8 jam pada suhu 25 C
- 10 jam pada suhu +2 sampai +8 C
- 1 bulan pada suhu 20 C
3. Kerjakan pemeriksaan untuk parameter :
- PT dikerjakan dengan metode Semi-automatic Mecanical
- APTT dikerjakan dengan metode Semi-automatic Mecanical
3. TAHAP PEMBUATAN DAN PELAPORAN HASIL :
Pembuatan Hasil :
Tulis hasil pemeriksaan dalam lembar jawaban yang telah disediakan, ditulis dengan
jelas untuk menghindari kekeliruan dilengkapi dengan data sebagai berikut :
- nomor kode peserta
- tanggal penerimaan bahan kontrol
- kualitas bahan
- tanggal pemeriksaan
- alat yang dipakai
- metode pemeriksaan yang digunakan
- kode pemeriksa
- kode pemeriksa
- hasil dilaporkan dengan cara penulisan sebagai berikut :
1. Hasil Hematologi dinyatakan dalam 2 desimal
2. Hasil Cholesterol, Glucosa, Triglicerid dinyatakan 2 desimal
3. Hasil Ureum, Asam Urat, SGOT, SGPT dinyatakan dalam 2 desimal
4. Hasil Bilirubin, Creatinin, Protein Total, Albumin dinyatakan dalam 2
desimal
5. Hasil HbsAg dinyatakan dalam 2 desimal
6. Hasil HCV dan HIV dinyatakan dalam positif/negatif
7. Hasil VDRL dinyatakan dalam positif
8. Hasil Narkotika Psikotropika dinyatakan dalam positif/negatif
9. Hasil Koagulasi dinyatakan dalam 1 desimal.
- nama peserta
- alamat jelas, cap/stempel laboratorium serta nama dan tanda tangan
penanggungjawab laboratorium.

1. Pengiriman Hasil :
- Formulir hasil yang telah diisi dimasukkan dalam amplop yang telah
disediakan.

- Dikirim kepada :
1. Penyelenggara Departemen Kesehatan RI :
Sub Direktorat Patologi
Direktorat Laboratorium Kesehatan Ditjen Yanmed
Departemen Kesehatan Lt. V/C Ruang 517; Telp. : (021) 5221706
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kav. 4 9,
JAKARTA 12950

2. Penyelenggara BBLK Makassar : Bagian Patologi Klinik dan


Mikrobiologi .Jl Perintis Kemerdekaan Tamalanrea No

4. TAHAP EVALUASI PENERIMAAN HASIL :


Dievaluasi hasilnya jika ada yang kurang bagus diusulkan untuk kalibrasi alat atau
pengecekan reagen.

6) Biaya :
Dibebankan kepada kas Rumah Sakit.
D. TOLOK UKUR KEBERHASILAN

Pemantapan Mutu Tolok Ukur Keberhasilan


Internal Apabila hasil pemeriksaan terletak di dalam batas perhitungan
(mean + 2SD) maka hasil pemeriksaan bahan control
dinyatakan terkontrol baik sehingga seluruh pemeriksaan
specimen pada hari pemeriksaan tersebut dianggap dapat
diterima hasilnya.
Eksternal 1. Hematologi
Indeks Deviasi atau ID rata-rata :
0.00 1.00 : Baik
1.01 2.00 : Cukup
2. Kimia Klinik
Kriteria VIS :
0 50 : Sangat Baik
51 100 : Baik
101 200 : Cukup

E. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Program Pemantapan Mutu Instalasi Laboratorium RSUD
Prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng ini dibuat. Diharapkan dengan adanya hal ini
akan lebih meningkatkan pelayanan laboratorium dalam rangka mendukung Program
pelayanan Pirma di RSUD prof.dr.HM.Anwar Makkatutu Bantaeng

Anda mungkin juga menyukai