DARAH
No. Dokumen :
090 / SOP / A.3.01 / VI / 2016
No Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2016
Halaman : 1-2
Baca Hasil
No. Dokumen :
090 / SOP / A.3.08 / VI / 2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2016
Halaman : 1-2
Mencuci
tangan
Petugas memakai
jas,masker,sarung
tangan
10.Dokumen terkait -
11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PELAPORAN HASIL
LABORATORIUM
No. Dokumen :
090 / SOP / A.3.09 / VI / 2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2016
Halaman : 1-2
Hasil
Halaman: 1-2
7.Bagan Alir
Petugas menuangkan dalam bentuk program
11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PELABELAN REAGENSIA
No. Dokumen :
090 / SOP / A.3.11 / VI /2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2016
Halaman : 1-2
7.Bagan Alir
Analis
BACA PADA
KEMASAN
REAGENSIA
Catat pada
kertas label
8.Hal-hal yang perlu Pelabelan tanggal masuk dan kadaluarsa reagensia
di perhatikan
9.Unit Terkait 1.Analis Laboratorium
11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PENGELOLAAN LIMBAH
LABORATORIUM
No. Dokumen :
090 / SOP / A.3. 12 / VI / 2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2016
Halaman :1-2
Limbah
Limbah Cair Padat
Limbah Gas
PADAT
DIMASUKKAN
KANTONG
PLASTIK
11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PEMANTAUAN PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI
No. Dokumen :
090 /SOP / A.3.13 / VI /2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2016
Halaman : 1-2
UPTD PUSKESMAS Elfrida L.Sihotang,M.Kes
KARO Nip.197510102003122002
1.Pengertian Pemantauan penggunaan Alat Pelindung Diri bagi petugas
Laboratorium adalah pemantauan yang di lakukan oleh tim mutu
Puskesmas terhadap petugas Laboratorium dalam pemakaian
penggunaan alat pelindung diri dan sarana serta prasarana yang
dikenakan saat bekerja di Laboratorium agar terhindar dari
kecelakaaan kerja dan paparan penyakit yang di timbulkan di
Laboratorium
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memantau pemakaian
alat pelindung diri bagi petugas Laboratorium yang bertujuan agar
melindungi kesehatan dan keselamatan petugas Laboratorium itu
sendiri
3. Kebijakan 1. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.02/VI/2016
tentang Jenis-jenis Pelayananan di UPTD Puskesmas Karo Kota
Pematangsiantar
2. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.05/VI/2016
tentang Pelaksanaan Program dan Pelayanan di UPTD Puskesmas
Karo Kota Pematangsiantar
4.Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.37 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.75 tentang pusat Kesehatan
Masyarakat
3.Buku Pedoman Kesehatan dan keselamatan Kerja Puskesmas
5.Prosedur Alat dan Bahan
Alat
Formulir hasil evaluasi pemantauan pemakaian APD
6.Langkah-langkah 5.1.Petugas Laboratorium harus menggunakan alat pelindung diri
dalam bekerja di Laboratorium
5.2.Petugas Laboratorium harus memperlakukan semua sample
sebagai bahan yang beresiko tinggi dan memperlakukan sample
sesuai standart operasional prosedur
5.3.Alat Pelindung Diri bagi petugas Laboratorium di antaranya
adalah pemakaian masker,jas laboratorium,handscoen,sepatu
tertutup
5.4.Tim mutu mementau setiap hari apakah petugas laboratorium
sudah memakai alat pelindung diri dalam bekerja di Laboratorium
5.5.Tim mutu mencatat dan memberikan penilaian hasil pemantauan
pemakaian alat pelindung diri
5.6.Tim mutu mengevaluasi hasil pemantauan pemakaian alat
pelindung diri melalui rapat monitoring
5.7.Tim mutu memberikan hasil evaluasi kepada Kepala Puskesmas
untuk ditindak lanjuti
5.8.Kepala Puskesmas berhak memberikan teguran atau binaan
Kepada petugas Laboratorium apabila terdapat pelanggaran
terhadap pemakaian APD di Laboratorium
7.Bagan Alir
-
8.Hal-hal yang perlu Penggunaan APD pada petugas analis
di perhatikan
9.Unit Terkait TIM MUTU,ANALIS LABORATORIUM,KEPALA PUSKESMAS
11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PERMINTAAN-PENERIMAAN-
PENGGUNAAN REAGENSIA
No. Dokumen :
090 / SOP / A.3.14 / VI / 2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2016
Halaman : 1-3
5.Prosedur
6.Langkah-langkah Permintaan oleh petugas analisa :
1. Jumlah permintaan barang seperti reagensia, bahan kontrol, bahan
kalibrator dan bahan kimia lainnya berdasarkan Kebutuhan rutin
harian dari bagian analisa
2. Permintaan tersebut di tulis pada form permintaan barang ke
petugas logistik
Penerimaan oleh petugas analisa dari petugas logistik :
1. Jumlah barang yang diterima dari petugas logistik harus sesuai
dengan jumlah yang tertulis pada form permintaan
2. Barang langsung disimpan dilemari penyimpanan terbuka, Barang
disimpan sesuai karakteristik barang tersebut, seperti
Jenis barang : Cair, Padat, Barang / Bahan habis pakai.
Temperatur lemari penyimpanan yang digunakan adalah 2C
s/d 8C dan atau 18C s/d 25C
Metode penyimpanan barang menggunakan metode FIFO (first
in first out) yaitu barang yang masuk terlebih dahulu
dikeluarkan lebih dahulu
Metode penyimpanan barang dengan Expire Date yang lebih
pendek diletakkan diurutan terdepan dan dikeluarkan lebih dulu
walaupun barang tersebut baru datang.
Penggunaan oleh petugas analisa :
1. Penggunaan barang seperti reagensia, bahan kontrol, bahan
kalibrator dan bahan kimia lainnya berdasarkan permintaan
pemeriksaan sampel pasien dari kegiatan analisa setiap hari di
laboratorium
2. Jika pada penggunaan harian masih menyisakan stok barang yang
cukup maka petugas analisa tidak perlu melakukan permintaan
ulang untuk hari berikutnya ke petugas logistik
7.Bagan Alir
Analis
Petugas logistik
Barang/reagen di
terima
Analis
11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PEMERIKSAAN FAECES
No. Dokumen :
090 / SOP/ A.3.02 / VI / 2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit: 13 Juni2016
Halaman : 1-2
Periksa
makroskopis
Hasil ditulis
No. Dokumen :
090 / SOP / A.3.03 / VI / 2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2016
Halaman : 1-2
Pengambilan
sample
Tetes 3-4
deluen
Baca hasil
test setelah
5-10 menit
No. Dokumen :
090 / SOP / A.3.04 / VI / 2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2016
Halaman : 1-2
Pengambilan
sample
Celup strip
pd urine
Diamkan 1 mnt
pd kertas tissue
Halaman : 1-2
Petugas tertusuk
jarum dibawa ke UGD
Utk Pengobatan
Pemeriksaan
HIV
No. Dokumen :
090 / SOP /A.3.16 / VI / 2016
No. Revisi : 00
Halaman : 1-2
2.Tujuan Sebagai petunjuk dalam mengambil sampel darah pasien yang akan
diperiksa sesuai dengan jenis pemeriksaannya dalam jumlah yang cukup
dan cara yang tepat
3. Kebijakan 1. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.02/VI/2016
tentang Jenis-jenis Pelayananan di UPTD Puskesmas Karo Kota
Pematangsiantar
2. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.05/VI/2016
tentang Pelaksanaan Program dan Pelayanan di UPTD Puskesmas
Karo Kota Pematangsiantar
4.Referensi 1. KEPMENKES No.835 tahun 2009 tentang Pedoman Keselamatan
dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan Biomedik
2. PERMENKES No. 411 tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik
3. Penuntun Laboratorium Klinik oleh R. Gandasoebrata
4. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium Kesehatan oleh
Widya Ananda
5. Prosedur Laboratorium Dasar untuk Bakteriologi Klinis oleh J.
Vandepite
6.Langkah-langkah
A.PETUNJUK KERJA PENGAMBILAN DARAH KAPILER
- Pilih jari tengah atau jari manis dari pasien yang akan diambil
darahnya
- Ujung jari pasien dibersihkan dengan kapas alkohol 70 %
-Jari tengah atau jari manis yang akan ditusuk dipegang antara ibu dan
jari dan telunjuk, ditekan sedikit sampai kulitnya berwarna agak merah
-Ujung jari tersebut ditusuk dengan vaksinostil atau lancet yang steril
-Tetesan darah yang kemudian baru dipakai untuk pemeriksaan
-Setelah mengambil darah, luka dibersihkan dengan kapas alkohol 70 %
dan ditekan sedikit
Pengambilan
sample
11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM
PUSKESMAS KARO
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifi kasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadual Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga (Rawat Inap)
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan bahwa
tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomi dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan dan mempunyai
peran besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut di atas.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari pelayanan kesehatan
Perseorangan primer dan pelayanan kesehatan masyarakat primer. Upaya kesehatan tersebut
dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pilihan. Oleh karena upaya
pelayanan Laboratorium Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas, maka Puskesmas wajib menyelenggarakan
laboratorium di Puskesmas.
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya tuntutan masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya transisi epidemiologi penyakit, perubahan struktur
demografi, otonomi daerah, serta masuknya pasar bebas, maka
Puskesmas diharapkan mengembangkan dan meningkatkan mutu layanannya. Untuk
meningkatkan mutu pelayanan yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang dapat menentukan
diagnosa penyakit secara pasti yaitu pelayanan laboratorium yang bermutu.
Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan
yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi
kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan Umum :
Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan permasalahan
kesehatan masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada pelayanan secara
holistik, komprehensif, dan terpadu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
Tujuan Khusus :
a. Menjadi acuan petugas dalam penyelenggaraan laboratorium puskesmas Karo
b. Menjadi standar monotoring dan evaluasi pelayanan laboratorium di puskesmas
Karo
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pedoman ini meliputi sarana,prasarana,jenis-jenis pemeriksaan,standard
hasil pemeriksaan,dan keselamatan dan mutu laboratorium
D. Batasan Operasional
a. Pusat Kesehatan Masyarakat, yang selanjutnya disebut Puskesmas, adalah unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja tertentu.
b. Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas yang
melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal
dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi
kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
masyarakat.
c. Sarana laboratorium adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
Laboratorium Puskesmas.
d. Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat suatu sarana
yang ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
e. Keselamatan Keria adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan,
keb:karan, bahaya peledakan, penyakit akibat kerja, oencernaran lingkungan yang
pada urnumnya menimbulkan kerugian nyawa, waktu dan harta benda bagi.
pekerja dan masyarakat yang berada dilingkungannya
f. Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan proses
atau semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan
hasil pemeriksaan.
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/III/2003 tentang
Laboratorium Kesehatan;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1647/MENKES/SK/XII/2005 tentang
Pedoman Jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/MENKES/PER/VIII/2009 tentang
Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan
Informasinya;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/MENKES/PER/VIII/2009 tentang
Jejaring Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-
Emerging;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 585);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis
Penyakit Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangannya;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifi kasi Sumber Daya Manusia
Jenis/Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Pelaksana di Laboratorium Puskesmas
Ketentuan lainnya:
Uraian tugas
1. Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas
Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium;
b. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil pemeriksaan
laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan laboratorium;
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan laboratorium;
d. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.
2. Tenaga Teknis
Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai kompetensi dan
kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan standar prosedur operasional;
b. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium;
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium;
e. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau tenaga
kesehatan lain;
f. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
A. Denah Ruang
Persyaratan Ruangan Laboratorium Puskesmas
2 Langit-langit berwarna
terang dan mudah
dibersihkan.
6 Disarankan disediakan
akses langsung
(lubang/celah) bagi pasien
untuk memberikan sampel
dahak.
7
Kamar kecil/WC pasien
laboratorium dapat
bergabung dengan WC
pasien Puskesmas.
DENAH
1 2
4 8 7
Keterangan:
1. Pintu Masuk
2. Lemari
5. Tempat tidur
6. Lemari
7. Mikroskop
8. Rotator
B. Standar Fasilitas Persyaratan Perlengkapan ruangan laboratorium Puskesmas dan kondisi
Fasilitas laboratorium Puskesmas XXX
1.Prasarana
1 Pencahayaan Terang MS
Sirkulasi udara
2. 12-15 ACH Jendela
baik, pertukaran
Terbuka
udara dari dalam
ruangan dapat
mengalir ke luar
ruangan
area pengambilan
3. Exhauster dipasang TMS
sampel dilengkapi
pada ketinggian +
exhauster yang
120 cm dari
mengarah keluar
permukaan lantai
bangunan
Puskesmas ke area
terbuka
Suhu udara nyaman suhu dipertahankan
4. MS
antara 220C s/d
260C.tidak boleh
memakai kipas
angin
Pengambilan dahak
5 Di halaman MS
dilakukan di
Belakang
ruangan terbuka
Puskesmas
yang telah
disiapkan.
Tersedia air air bersih yang
6 TMS
mengalir dan debit
air yang
cukup pada bak
cuci. Air tersebut
harus memenuhi
syarat
kesehatan
Limbah padat tersedia wadah
7 MS
(tempat sampah)
khusus/terpisah
yang
dilengkapi dengan
penutupnya untuk
pembuangan limbah
padat
medis infeksius dan
non infeksius pada
laboratorium.
Pengelolaan
(pewadahan,
pengangkutan dan
pemusnahan)
limbah padat
dilakukan sesuai
prosedur dan
peraturan yang
berlaku
Limbah cair diolah pada
Langsung ke TMS
sistem/instalasi
Septitank
pengolahan air
limbah Puskesmas.
1. Perlengkapan
2) Mempunyai laci
Loket pendaftaran,
TMS
penerimaan sampel
urin dan dahak,
pengambilan hasil
Kursi petugas 1) Mempunyai
MS
laboratorium dan sandaran
kursi pasien 2) Dapat terbuat dari
kayu, besi, dan lain-
lain
Bak cuci/sink 1) Dilengkapi keran
TMS
untuk mengalirkan
air bersih
2) Ukuran minimal
40 cm x 40 cm
dengan kedalaman
bak
minimal 30 cm
3) Dilengkapi
saluran/pipa
pembuangan air
kotor menuju
sistem pengolahan
air limbah
Puskesmas
Meja pemeriksaan 1) Lebar meja adalah
60 cm dengan
panjang sesuai
dengan
kebutuhan pelayanan
yang
diselenggarakan
2) Meja pemeriksaan
terbuat/dilapisi dari
bahan tahan
panas, tahan zat
kimia (seperti teflon/
formika), mudah
dibersihkan, tidak
berpori dan
berwarna terang
3) Ada meja khusus
untuk meletakkan
alat centrifuge
Lemari pendingin 1) Fungsinya adalah
Tidak Ada TMS
(refrigerator) untuk menyimpan
reagen dan sampel,
volume sesuai
kebutuhan
2) Reagen dan
sampel disimpan
dalam lemari
pendingin
yang terpisah
Lemari alat 1) Fungsinya untuk
Tidak Ada MS
menyimpan alat
2) Ukuran sekitar p x
l x t = 160 cm x 40
cm x 100 cm
3) Dapat terbuat dari
kayu atau rangka
alumunium dengan
rak terbuat dari kaca
4) Khusus untuk
mikroskop
dilengkapi dengan
lampu 5
Watt
Rak reagen 1) Fungsinya adalah
Tidak ada TMS
untuk menyimpan
reagen
2) Ukuran sesuai
kebutuhan
3) Dapat terbuat dari
kayu dilapisi dengan
teflon/ formika
atau dapat terbuat
dari kaca
2.Peralatan
Peralatan Utama
Peralatan Gelas
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
Keterangan Gambar:
1. Pasien datang, mendaftarkan diri di loket pendaftaran Puskesmas.
2. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa, dan bila diperlukan, diberi formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium(Formulir 1).
2. Pasien rujukan dokter dari luar Puskesmas yang datang ke Puskesmas untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium, setelah mendaftar di loket pendaftaran Puskesmas, langsung menuju
ruang laboratorium untuk menyerahkan formulir permintaan rujukan pemeriksaan laboratorium
dari dokter yang merujuknya (Formulir2).
3. Menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium kepada petugas laboratorium.
4. Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium, pasien diambil
spesimennya.
5. Spesimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas laboratorium.
6. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada penanggung jawab laboratorium untuk dilakukan
validasi.
7. Formulir hasil pemeriksaan Laboratorium Puskesmas (Formulir 3)diletakkan di loket
pengambilan hasil.
8. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh pasien ke ruang pemeriksaan dokter
untuk mendapat penjelasan dari dokter
tentang hasil pemeriksaan laboratorium tersebut.
8a. Untuk pasien rujukan, Formulir hasil pemeriksaan laboratorium langsung dibawa ke dokter
yang merujuk.
9. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan oleh dokter pemeriksa kepada pasien
BAB V
LOGISTIK
Reagen
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk tiap pemeriksaan di
Laboratorium Puskesmas tersebut.
Penanganan dan penyimpanan reagen harus sesuai persyaratan antara lain:
a. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.
b. Pemakaian reagen dengan metode First inFirst out (sesuai urutan penerimaan).
c. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam sediaan induk.
d. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi pada sediaan
reagen.
e. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
f. Lindungi label dari kerusakan.
g. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak kena cahaya
matahari langsung.
h. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
i. Reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan Nasional.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan pasien
lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil
Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium puskesmas, mulai dari persiapan pasien sampai
selesai dapat menimbulkan bahaya/risiko terhadap petugas yang berada di dalam laboratorium.
a. Setiap petugas diwajibkan memakai jas laboratorium, sarung tangan dan masker
(infeksius) di ruangan laboratorium.
c. Tidak boleh menyimpan, makanan dan minuman di dalam lemari es bersama reagen.
1) Beri label pada semua bahan kimia meliputi nama, konsentrasi, tanggal
penerimaan, tanggal pembuatan dan tanggal kadaluarsa, keterangan/ peringatan
tentang bahaya bahan.
2) Bahan kimia disimpan pada ruang yang terang tidak kena sinar matahari langsung,
dalam lemari/rak secara rapi dan teratur, yang bersifat corrosive harus diletakkan di
tempat rendah.
3) Pembuangan bahan kimia yang mudah terbakar dan mudah menguap dikumpulkan
dalam kaleng yang aman dan jangan dibuang kedalam pipa saluran umum.
1) Jangan menggunakan cairan atau gas yang mudah terbakar di sekitar peralatan
listrik.
1) Pengumpulan dan pembuangan limbah infeksius (sisa sampel dan barang/alat bekas
pakai dan tidak infeksius (cair dan padat) sesuai ketentuan yang berlaku.
2) Lakukan desinfeksi sisa sample, tampung dalam wadah berisi kaporit, diamkan 12
jam, buang ke saluran pembuangan.
3) Naturalisasi sisa reagen dengan pengenceran yaitu penambahan air sampai netral
(tidak bersifat asam/basa kuat)
4) Rendam alat habis pakai selama 12 jam dengan larutan desinfektan (kaporit), cuci
bersih dengan air dan sabun, keringkan.
1) Bila ruangan laboratorium menggunakan AC, maka bak pencuci harus terpisah atau
mempunyai penyedot udara, terutama untuk ruangan laboratorium mikrobiologi
atau kimia dengan menggunakan bahan mudah menguap.
b.Pelabelan
No Penggolongan Warna Angka
label
Bahan kimia yang BIRU 4 Dapat menyebabkan kematian
mengakibatkan gangguan walapun sudah diobati
kesehatan {H}
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Bakuan Mutu
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu, diperlukan
bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat dijadikan pedoman kerja
bagi tenaga pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan
bagaimana prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana baru yang
akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis akan
menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis
laboratorium dan disahkan oleh penanggung jawab Laboratorium Puskesmas.
6. Indikator mutu pelayanan laboratorium meliputi;
Kalibrasi alat
Proses
Pelayanan sesuai protap dan standar mutu
1. SOP penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil, CR 90 %
hasil evaluasi dan tindak lanjut hasil evaluasi CR 90 %
2. SOP pelayanan di luar jam kerja CR 90 %
3. SOP pemantauan waktu penyampaian hasil CR 90 %
pemeriksaan laboratorium untuk pasien CR 90 %
urgen/gawat darurat. Hasil pemantauan.
4. SOP pemeriksaan laboratorium
5. SOP pemantauan pelaksanaan prosedur
pemeriksaan laboratorium, hasil pemantauan,
tindak lanjut pemantauan
Out put
Ketepatan pemberian hasil pemeriksaan 100 %
laboratorium
Out come
Kepuasan pelanggan 90 %
B. Pemantapan Mutu
Pemantapan mutu (quality assurance) adalah keseluruhan proses atau semua tindakan yang
dilakukan untuk menjamin ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan.
Pemantapan mutu harus dilakukan dan diselenggarakan di laboratorium, kegiatan ini berupa
pemantapan mutu internal dan eksternal.
1) Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas laboratorium
untuk menjamin mutu pemeriksaan dengan mencegah terjadinya kesalahan dan mendeteksi
sedini mungkin bila terjadi kesalahan.
Berbagai tindakan pencegahan perlu dilaksanakan sejak tahap praanalitik, tahap analitik
sampai pasca analitik.
1. Yang dimaksud dengan tahap praanalitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien,
mengambil spesimen, menerima spesimen, memberi identitas spesimen, mengirim
spesimen rujukan, menyimpan spesimen sampai dengan menguji kualitas
air/reagen/antigen-antisera/media.
a. Persiapan pasien
b. Pengambilan spesimen
Pengambilan spesimen yang berasal dari pasien harus mendapat persetujuan dari
pasien dan spesimen harus diambil secara benar dengan memperhatikan waktu,
lokasi, volume, cara, peralatan, wadah spesimen, pengawet/ antikoagulan.
c. Penerimaan spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara spesimen yang
diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan mencatat kondisi spesimen
tersebut pada saat diterima antara lain volume, warna, kekeruhan dan konsistensi
Spesimen yang tidak sesuai atau tidak memenuhi syarat hendaknya ditolak.
Dalam keadaan spesimen yang diterima tidak dapat ditolak (karena diterima
melalui pos) maka perlu dicatat dalam buku penerimaan spesimen dan formulir
hasil pemeriksaan.
d. Pemberian identitas
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang penting, baik
pada saat pengisian surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran,
pengisian label wadah spesimen maupun pada formulir hasil pemeriksaan.
e. Pengiriman spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan kepada bagian pemeriksaan
sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika laboratorium puskesmas tidak
mampu melakukan pemeriksaan, maka spesimen dikirim ke laboratorium lain dan
sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil.
f. Penyimpanan spesimen
Misalnya penyimpanan usap dubur dalam Carry & Blair untuk pemeriksaan
vibrio cholera.
2. Yang dimaksud tahap analitik adalah tahap mulai dari mengolah spesimen,
mengkalibrasi dan memelihara alat laboratorium dan melakulan pemeriksaan.
a. Pengolahan spesimen
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium adalah
peralatan laboratorium, wadah spesimen, pengawet/antikoagulan.
3. Yang dimaksud tahap pasca analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil
pemeriksaan, melakuan verifikasi dan validasi hasil serta memberikan interpretasi hasil
sampai dengan pelaporan.
Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu dilakukan di Puskesmas
antara lain:
2) Pemantapan Mutu Eksternal (PME) adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak luar
secara periodik untuk memantau dan menilai penampilan laboratorium dalam bidang
tenentu.
Kegiatan ini antara lain diselenggarakan oleh pemerintah dengan melibatkan peran serta
organisasi profesi dan swasta baik secara nasional maupun regional. Beberapa kegiatan
PME yang dilakukan di laboratorium Puskesmas antara lain Pemantapan mutu Eksternal
Mikroskopis BTA (PME-M-BTA), Mikroskopis Malaria (PME-M-MM) dan Mikroskopis
Parasit Saluran Pencernaan (PME-M-TC).
2. Pelaksanaan pemeriksaan
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dalam melaksanakan pelayanan
laboratorium di Puskesmas
Keberhasilan pelayanan medik dasar terkait dengan kepatuhan pemberi layanan
terhadap standar dan prosedur yang ditetapkan.
KESELAMATAN KERJA PETUGAS
LABORATORIUM
No. Dokumen :
090 / SOP / A.3.17 / VI / 2016
No.Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2016
Halaman :1-2
7.Bagan Alir -
11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
KEWASPADAAN UMUM
No. Dokumen :
090 / SOP / A.3.18 / VI / 2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2016
Halaman : 1-2
7.Bagan Alir -
11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PENATALAKSANAAN HASIL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No. Dokumen :
090 / SOP / A.3.19 / VI / 2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2016
Halaman :1-4
3. Dokter Laboratorium
A. Dokter Spesialis Patologi Klinik ( DSPK ) melakukan
penilaian terhadap hasil pemeriksaan yang dilaporkan analis
sebelum diketik oleh petugas administrasi. Berikan saran
cara penyelesaiannya pada hasil yang keputusan dinilai
salah.
B. DSPK melakukan koreksi dan analisis terhadap form. hasil
pemeriksaan dengan menilai hubungan antara hasil
parameter yang satu dengan lainnya serta keterangan klinik
yang dicantumkan sebagai bagian melakukan kontrol
kualitas internal.
C. DSPK memastikan hasil pemeriksaan benar sebagai kontrol
kualitas internal dan pada hasil yang meragukan dilakukan
langkah-langkah di bawah ini:
- Mencari informasi yang diperlukan melalui hasil
pemeriksaan sebelumnya,
- Menanyakan kepada pelaksana analis kemungkinan
terjadi kesalahan dalam pemeriksaan, seperti spesimen,
reagen, metode, peralatan, air dan listrik
- Menanyakan pada petugas sampling, atau pasien dan
keluarganya serta perawat, bila perlu diskusikan dengan
dokter yang menangani pasien masalah hasil tersebut.
4. Petugas Laboratorium
A. Petugas laboratorium melipat form hasil pasien rawat jalan
dan rujukan, kemudian memasukkan formulir hasil pasien
rujukan ke dalam amplop yang telah disiapkan petugas
administrasi.
B. Petugas laboratorium menempelkan nota rincian biaya
pemeriksaan pada formulir hasil pasien rawat inap yang
telah disiapkan petugas administrasi.
C. Petugas laboratorium mencatat waktu penyerahan form
hasil, nama petugas laboratorium yang menyerahkan
dan namapetugas poliklinik/ruangan atau status
penerimaform hasil(pasien atau keluarganya) pada buku
spesimen.
D. Petugas laboratorium mencatat juga dalam buku ekspedisi
Nama pasien, asal ruangan, tanggal dan waktu
penyerahan, untuk form hasil pasien ruangan yang belum
diserahkan/diambil di laboratorium.
E. Petugas laboratorium mengantarkan form. Hasil
pemeriksaan pasien ke ruangan ICU,IGD dan IRNA (oleh
petugas pengantar hasil) dengan membawa buku ekspedisi.
Tulis nama dan mintalah tandatangan petugas/perawat yang
menerima form hasil.
5. Keadaan Khusus
A. Form hasil yang sudah mendapat persetujuan Dokter melalui
Telpondapat diserahkan kepada petugas/perawat ruangan
apabila sangat diperlukan.
B. Form hasil pasien rawat jalan dan rujukan yang tidak diambil
sampaibatas waktu 3 (tiga) bulan akan dimusnahkan.
C. Pada saat petugas pengantar hasil tidak ada (di luar jam dinas,
Hari libur, cuti sakit, ijin), maka form. hasil dapat diambil di
Laboratorim atau diserahkan pada petugas ruangan saat
mengantar spesimen kelaboratorium.
Sebaliknya running time dapat lebih lama bila form. hasil pemeriksaan
pada saat dikoreksi/dianalisis ditemukan kejanggalan atau kesalahan
pengetikan, dan tergantung pada jumlah dan jenis parameter yang
diperiksa.
7.Bagan Alir -
11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan