Anda di halaman 1dari 62

PEMERIKSAAN GOLONGAN

DARAH
No. Dokumen :
090 / SOP / A.3.01 / VI / 2016
No Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2016

Halaman : 1-2

UPTD PUSKESMAS Elfrida L.Sihotang,M.Kes


KARO Nip.197510102003122002
1.Pengertian Pemeriksaan golongan darah A/B/AB/O adalah suatu prosedur untuk
mengetahui jenis golongan darah seseorang
2.Tujuan Untuk menentukan golongan darah seseorang

3. Kebijakan 1. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.02/VI/2016


tentang Jenis-jenis Pelayananan di UPTD Puskesmas Karo Kota
Pematangsiantar
2. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.05/VI/2016
tentang Pelaksanaan Program danPelayanan di UPTD Puskesmas
Karo Kota Pematangsiantar
4.Referensi 1.Buku Acuan Standart Pelayanan Laboratorium Puskesmas
2.Buku Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas
5.Prosedur Alat dan Bahan
1.Alat
- Blood Lancet
- Objeck Glass
- Kapas Alkohol
- Sarung Tangan
2.Bahan
Reagensia Anti A, Anti B dan Anti AB

6.Langkah-langkah 1.. Sterilkan daerah yang akan di tusuk.


2. Tusuk daeah yang sudah disinfeksi dengan Blood Lancet
3. Teteskan darah kapiler pada slide pada tiga tempat berbeda
4. Pada tetesan darah pertama tambahkan Anti A
5. Pada tetesan darah kedua teteskan Anti B
6. Pada tetesan darah ketiga teteskan Anti AB
7. Goyangkan slide beberapa saat
Baca Hasil
Golongan Darah A : Aglutinasi pada tetesan pertama yang
dicampur Anti A
Golongan Darah B : Aglutinasi pada tetesan kedua yang
dicampur Anti B
Golongan Darah AB : Aglutinasi pada semua tetesan darah
Golongan Darah O : Tidak terjadi aglutinasi pada kedua tetesan
darah
8. Catat Hasil pada buku register
7.Bagan Alir
Ambil darah kapiler dari ujung jari pasien dengan
menggunakan Blood Lancet

Teteskan darah kapiler pada objeck glass di tiga


tempat berbeda

Pada tetesan darah pertama tambahkan 1 tetes


Anti A

Pada tetesan darah pertama tambahkan 1 tetes


Anti B

Pada tetesan darah pertama tambahkan 1 tetes


Anti AB

Baca Hasil

Catat hasil pada


Buku register

8.Hal-hal yang perlu Perhatikan gumpalan yang terjadi


di perhatikan
9.Unit Terkait 1.Poli Umum
2.Rawat Jalan
3.Laboratorium
10.Dokumen terkait 1.Rekam Medis
2.Catatan Laboratorium
11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
ALAT PELINDUNG DIRI

No. Dokumen :
090 / SOP / A.3.08 / VI / 2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2016

Halaman : 1-2

UPTD PUSKESMAS Elfrida L.Sihotang,M.Kes


KARO Nip.197510102003122002
1.Pengertian 1.1. Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang di
gunakan oleh Petugas Laboratorium untuk melindungi seluruh
atau sebagian tubuh terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya atau kecelakaan kerja.
1.2. Penggunaan Alat Pelindung Diri adalah cara untuk
menggunakan alat pelindung diri sesuai standart sehingga
petugas dapat terlindung dari bahaya dan keselamatan kerja.

2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas untuk


menggunakan alat Pelindung diri agar tidak tertular penyakit.

3. Kebijakan 1. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.02/VI/2016


tentang Jenis-jenis Pelayananan di UPTD Puskesmas Karo Kota
Pematangsiantar
2. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.05/VI/2016
tentang Pelaksanaan Program dan Pelayanan di UPTD Puskesmas
Karo Kota Pematangsiantar
4.Referensi 1.Buku Good Laboratory Practice 2008

5.Prosedur Alat dan Bahan


Alat
- Baju Jas Laboratorium
- Masker
- Sarung Tangan

6.Langkah-langkah 1. Petugas Laboratorium menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD)


yang akan di pakai.
2. Petugas Laboratorium mencuci tangan terlebih dahulu sebelum
menggunakan Alat Pelindung Diri.
3. Petugas Laboratorium memakai jas laboratorium terstandart.
4. Petugas Laboratorium memakai masker sesuai standart.
5. Petugas Laboratorium memakai sarung tangan saat melakukan
pemeriksaan.
6. Petugas Laboratoeium melepaskan semua Alat Pelindung
Diri(APD) Sesuai dengan prosedur,bila petugas memakai ketiga
APD (jas lab Masker,sarung tangan),maka urutan melepaskan
APD yang Pertama adalah sarung tangan,kedua masker dan
yang terakhir Jas lab.
7. Petugas Laboratorium melakukan cuci tangan dengan sabun
sesuai ketentuan cuci tangan yang benar.
7.Bagan Alir
Petugas mempersiapkan alat
pelindung diri sebelum bekerja

Mencuci
tangan

Petugas memakai
jas,masker,sarung
tangan

8.Hal-hal yang perlu Perhatikan keselamatan diri dengan penggunaan APD


di perhatikan
9.Unit Terkait 1.Analis Laboratorium

10.Dokumen terkait -

11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PELAPORAN HASIL
LABORATORIUM
No. Dokumen :
090 / SOP / A.3.09 / VI / 2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2016

Halaman : 1-2

UPTD PUSKESMAS Elfrida L.Sihotang,M.Kes


KARO Nip.197510102003122002
1.Pengertian Adalah Pelaporan hasil Pemeriksaan Laboratorium yang meliputi
pemeriksaan Kimia Darah,haematologi dan serologi

2.Tujuan Sebagai acuan Pelaporan Pemeriksaan Laboratorium yang benar

3. Kebijakan 1. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.02/VI/2016


tentang Jenis-jenis Pelayananan di UPTD Puskesmas Karo Kota
Pematangsiantar
2. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.05/VI/2016
tentang Pelaksanaan Program dan Pelayanan di UPTD Puskesmas
Karo Kota Pematangsiantar
4.Referensi Sesuai kesepakatan bersama

5.Prosedur Alat dan Bahan


Alat
- Formulir Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
- Formulir hasi

6.Langkah-langkah 1. Analis Laboratorium mencatat hasil Laboratorium yang telah


lengkap
2. Hasil Laboratorium di tempelkan pada Formulir Permintaan
Pemeriksaan Laboratorium (FPPL)
3. Hasil Laboratorium yang telah di tempelkan pada FPPL di teliti
kembali
4. Kemudian di serah kan ke koordinator atau penanggung jawab
Laboratorium untuk di setujui dan di tanda tangani
5. Jika hasil :
- Di setujui,maka hasil di serah kan kepada pasien setelah
di tanda tangani
- Tidak di setujui,maka lakukan saran coordinator/dokter
penanggung jawab
6. Formulir Permintaan Pemeriksaan Laboratorium di file kan
7.Bagan Alir
Sampel di periksa oleh petugas

Hasil

Di tempel pada FPPL

Hasil di serah kan kepada coordinator


Laboratorium untu di tanda tangani

8.Hal-hal yang perlu Pelaporan hasil dan nilai normal hasil


di perhatikan
9.Unit Terkait 1.Poli Umum
2.Rawat Jalan
3.Laboratorium
10.Dokumen terkait 1.Rekam Medis
2.Catatan Laboratorium
11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PELAPORAN KESELAMATAN
PASIEN
No. Dokumen :
090 / SOP / A.3.10 / VI / 2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2016

Halaman: 1-2

UPTD PUSKESMAS Elfrida L.Sihotang,M.Kes


KARO Nip.197510102003122002
1.Pengertian Pelaporan program keselamatan pasien adalah pelaporan upaya untuk
mengurangi dan mencegah kejadian yang tidak di harap kan yang
mengancam keselamatan pasien akibat melakukan tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya di ambil di Laboratorium
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelaporan program
keselamtan pasien agar dapat mengurangi atau mencegah bahaya yang
terjadi akibat melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya di ambil di Laboratorium UPTD Puskesmas Karo
3. Kebijakan 1. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.02/VI/2016
tentang Jenis-jenis Pelayananan di UPTD Puskesmas Karo Kota
Pematangsiantar
2. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.05/VI/2016
tentang Pelaksanaan Program dan Pelayanan di UPTD Puskesmas
Karo Kota Pematangsiantar
4.Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
2. Pedoman praktek Laboratorium yang benar,Departemen
Kesehatan RI Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat
Laboratorium Kesehatan 2004
5.Prosedur -

6.Langkah-langkah 1.Petugas menetapkan sasaran keselamatan pasien di Laboratorium


dan menuangkan dalam bentuk Program Keselamatan Pasien
Laboratorium
2.Petugas menerapkan sasaran keselamatan pasien di Puskesmas
yang tertuang dalam Program Keselamatan Pasien Laboratorium
pada semua pasien Laboratorium
3.Petugas menyusun laporan pelaksanaan Program Keselamatan
Pasien Laboratorium kepada tim K3 Puskesmas

7.Bagan Alir
Petugas menuangkan dalam bentuk program

Menerapkan sasaran keselamatan

Menyusun laporan pelaksanaan K3

Menyerahkan laporan pada tim K3 Puskesmas


8.Hal-hal yang perlu Pelaporan dalam hal keselamatan pasien
di perhatikan
9.Unit Terkait 1.Analis Laboratorium
2.Tim K3 Puskesmas
10.Dokumen terkait 1.laporan K3 Puskesmas

11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PELABELAN REAGENSIA

No. Dokumen :
090 / SOP / A.3.11 / VI /2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2016

Halaman : 1-2

UPTD PUSKESMAS Elfrida L.Sihotang,M.Kes


KARO Nip.197510102003122002
1.Pengertian Pelabelan adalah satu cara menulis identitas yang lengkap dengan
Memberikan label yang di tempel pada kemasan atau botol reagensia
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelaporan program
keselamtan pasien agar dapat mengurangi atau mencegah bahaya yang
terjadi akibat melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya di ambil di Laboratorium UPTD Puskesmas Karo
3. Kebijakan 1. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.02/VI/2016
tentang Jenis-jenis Pelayananan di UPTD Puskesmas Karo Kota
Pematangsiantar
2. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.05/VI/2016
tentang Pelaksanaan Program dan Pelayanan di UPTD Puskesmas
Karo Kota Pematangsiantar
4.Referensi Pedoman praktek Laboratorium yang benar,Departemen Kesehatan
RI Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Laboratorium
Kesehatan 2004

5.Prosedur Alat dan Bahan


Alat
- Spidol
- Kertas label

6.Langkah-langkah 1.Pelabelan di laksanakan oleh Analis Laboratorium yang bertugas


2.Perhatikan keterangan yang tertera pada masing-masing kemasan
3.Catat pada kertas label berupa tanggal penerimaan

7.Bagan Alir
Analis

BACA PADA
KEMASAN
REAGENSIA

Catat pada
kertas label
8.Hal-hal yang perlu Pelabelan tanggal masuk dan kadaluarsa reagensia
di perhatikan
9.Unit Terkait 1.Analis Laboratorium

10.Dokumen terkait Formulir Penerimaan Barang

11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PENGELOLAAN LIMBAH
LABORATORIUM
No. Dokumen :
090 / SOP / A.3. 12 / VI / 2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2016

Halaman :1-2

UPTD PUSKESMAS Elfrida L.Sihotang,M.Kes


KARO Nip.197510102003122002
1.Pengertian Pengelolaan limbah Laboratorium adalah pengolahan terhadap bahan
bekas pakai dalam pekerjaan di Laboratorium yang dapat berupa
limbah cair,padat dan gas
2.Tujuan Menyelenggarakan pengelolaan limbah Laboratorium secara baik
sehingga menghilangkan resiko bahaya limbah terhadap manusia,baik
petugas Laboratorium,pasien,tamu,masyarakat maupun lingkungan
sekitar.
3. Kebijakan 1. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.02/VI/2016
tentang Jenis-jenis Pelayananan di UPTD Puskesmas Karo Kota
Pematangsiantar
2. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.05/VI/2016
tentang Pelaksanaan Program dan Pelayanan di UPTD Puskesmas
Karo Kota Pematangsiantar
4.Referensi 1.Peraturan Menteri Kesehatan RI No.75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
2. Pedoman praktek Laboratorium yang benar,Departemen
Kesehatan RI Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat
Laboratorium Kesehatan 2004
5.Prosedur Alat dan Bahan
Alat
-Dirigen
-Wastafel
-Kotak sampah berwarna kuning
6.Langkah-langkah A.Limbah Cair
Yang termasuk limbah cair adalah:
Pelarut organik bahan kimia untuk pengujian,bahan pencucian alat
dan specimen ( darah dan cairan tubuh )
*Cairan bekas pencucian alat langsung di alirkan lewat wastafel
yang langsung terhubung dengan pipa pembuangan akhir limbah
organik
*Limbah cair sisa analisa dari alat kimia maupun hematologi di
Tampung dalam dirigen,kemudian di bawa ke pembuangan limbah
organik untuk di proses
B.Limbah Padat
Yang termasuk limbah padat adalah : peralatan habis pakai seperti
Jarum suntik,sarung tangan,kapas,botol specimen,kemasan
reagen,sisa specimen,kertas bekas
*Jarum suntik dan sisa benda tajam lainnya di tamping dalam
dirigen
khusus,kemudian di bakar atau di hancurkan
*Sarung tangan,kapas,botol specimen,kemasan reagen dan bahan
bahan infeksius lainnya di tampung bak sampah kotak berwarna
kuning,sedangkan kertas dan plastik bekas di tampung dalam bak
sampah dengan plastik
C.Limbah Gas : di hasilkan dari penggunaan generator,sterilisasi atau
Dari thermometer yang pecah ( air raksa )
7.Bagan Alir
LIMBAH

Limbah
Limbah Cair Padat

Limbah Gas
PADAT
DIMASUKKAN
KANTONG
PLASTIK

8.Hal-hal yang perlu


di perhatikan Antara pembuangan limbah infeksius dan non infeksius
9.Unit Terkait 1.Analis Laboratorium
2.Kesehatan Lingkungan
10.Dokumen terkait MOU tentang pembuangan limbah

11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PEMANTAUAN PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI
No. Dokumen :
090 /SOP / A.3.13 / VI /2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2016

Halaman : 1-2
UPTD PUSKESMAS Elfrida L.Sihotang,M.Kes
KARO Nip.197510102003122002
1.Pengertian Pemantauan penggunaan Alat Pelindung Diri bagi petugas
Laboratorium adalah pemantauan yang di lakukan oleh tim mutu
Puskesmas terhadap petugas Laboratorium dalam pemakaian
penggunaan alat pelindung diri dan sarana serta prasarana yang
dikenakan saat bekerja di Laboratorium agar terhindar dari
kecelakaaan kerja dan paparan penyakit yang di timbulkan di
Laboratorium
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memantau pemakaian
alat pelindung diri bagi petugas Laboratorium yang bertujuan agar
melindungi kesehatan dan keselamatan petugas Laboratorium itu
sendiri
3. Kebijakan 1. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.02/VI/2016
tentang Jenis-jenis Pelayananan di UPTD Puskesmas Karo Kota
Pematangsiantar
2. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.05/VI/2016
tentang Pelaksanaan Program dan Pelayanan di UPTD Puskesmas
Karo Kota Pematangsiantar
4.Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.37 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.75 tentang pusat Kesehatan
Masyarakat
3.Buku Pedoman Kesehatan dan keselamatan Kerja Puskesmas
5.Prosedur Alat dan Bahan
Alat
Formulir hasil evaluasi pemantauan pemakaian APD
6.Langkah-langkah 5.1.Petugas Laboratorium harus menggunakan alat pelindung diri
dalam bekerja di Laboratorium
5.2.Petugas Laboratorium harus memperlakukan semua sample
sebagai bahan yang beresiko tinggi dan memperlakukan sample
sesuai standart operasional prosedur
5.3.Alat Pelindung Diri bagi petugas Laboratorium di antaranya
adalah pemakaian masker,jas laboratorium,handscoen,sepatu
tertutup
5.4.Tim mutu mementau setiap hari apakah petugas laboratorium
sudah memakai alat pelindung diri dalam bekerja di Laboratorium
5.5.Tim mutu mencatat dan memberikan penilaian hasil pemantauan
pemakaian alat pelindung diri
5.6.Tim mutu mengevaluasi hasil pemantauan pemakaian alat
pelindung diri melalui rapat monitoring
5.7.Tim mutu memberikan hasil evaluasi kepada Kepala Puskesmas
untuk ditindak lanjuti
5.8.Kepala Puskesmas berhak memberikan teguran atau binaan
Kepada petugas Laboratorium apabila terdapat pelanggaran
terhadap pemakaian APD di Laboratorium

7.Bagan Alir
-
8.Hal-hal yang perlu Penggunaan APD pada petugas analis
di perhatikan
9.Unit Terkait TIM MUTU,ANALIS LABORATORIUM,KEPALA PUSKESMAS

10.Dokumen terkait Formulir hasil evaluasi pemantauan pemakaian APD

11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PERMINTAAN-PENERIMAAN-
PENGGUNAAN REAGENSIA
No. Dokumen :
090 / SOP / A.3.14 / VI / 2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2016

Halaman : 1-3

UPTD PUSKESMAS Elfrida L.Sihotang,M.Kes


KARO Nip.197510102003122002
1.Pengertian 1. Permintaan adalah usulan kebutuhan barang dari petugas analisa
seperti reagensia, bahan kontrol, bahan kalibrator dan bahan kimia
lainnya sebagai penunjang kegiatan analisa laboratorium kepada
petugas logistik laboratorium
2. Penerimaan yaitu proses penyerahan barang dari petugas logistik
laboratorium ke petugas analisa sebagai realisasi permintaan
kemudian di simpan di lemari penyimpanan terbuka untuk
digunakan
3. Penggunaan adalah pemakaian reagensia, bahan kontrol, bahan
kalibrator dan bahan kimia lainnya dibagian analisa pada proses
analisa di laboratorium.
2.Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
Untuk meningkatkan mutu pelayanan laboratorium rumah sakit
2. Tujuan Khusus
Untuk mengontrol dan memonitoring kebutuhan permintaan,
penerimaan, penggunaan barang seperti reagensia, bahan
kontrol, bahan kalibrator dan bahan kimia lainnya sebagai
penunjang kegiatan analisa di laboratorium dan pemakaiannya
harus dapat dipertanggung jawabkan oleh petugas analisa dan
petugas logistik
Untuk mengontrol dan memonitoring dan mencegah terjadinya
ketidak sesuaian antara barang yang diterima petugas analisa dan
yang diserahkan oleh petugas logistik
Untuk mengontrol dan memonitoring sistem penyimpanan
barang berdasarkan metode FIFO (first in first out).
Untuk mengontrol dan memonitoring jumlah pemakaian
terhadap persediaan barang dan memeriksa kesesuaian antara
sisa persediaan dengan barang yang sudah terpakai atau
dikeluarkan.

3. Kebijakan 1. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.02/VI/2016


tentang Jenis-jenis Pelayananan di UPTD Puskesmas Karo Kota
Pematangsiantar
2. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.05/VI/2016
tentang Pelaksanaan Program dan Pelayanan di UPTD Puskesmas
Karo Kota Pematangsiantar
4.Referensi -

5.Prosedur
6.Langkah-langkah Permintaan oleh petugas analisa :
1. Jumlah permintaan barang seperti reagensia, bahan kontrol, bahan
kalibrator dan bahan kimia lainnya berdasarkan Kebutuhan rutin
harian dari bagian analisa
2. Permintaan tersebut di tulis pada form permintaan barang ke
petugas logistik
Penerimaan oleh petugas analisa dari petugas logistik :
1. Jumlah barang yang diterima dari petugas logistik harus sesuai
dengan jumlah yang tertulis pada form permintaan
2. Barang langsung disimpan dilemari penyimpanan terbuka, Barang
disimpan sesuai karakteristik barang tersebut, seperti
Jenis barang : Cair, Padat, Barang / Bahan habis pakai.
Temperatur lemari penyimpanan yang digunakan adalah 2C
s/d 8C dan atau 18C s/d 25C
Metode penyimpanan barang menggunakan metode FIFO (first
in first out) yaitu barang yang masuk terlebih dahulu
dikeluarkan lebih dahulu
Metode penyimpanan barang dengan Expire Date yang lebih
pendek diletakkan diurutan terdepan dan dikeluarkan lebih dulu
walaupun barang tersebut baru datang.
Penggunaan oleh petugas analisa :
1. Penggunaan barang seperti reagensia, bahan kontrol, bahan
kalibrator dan bahan kimia lainnya berdasarkan permintaan
pemeriksaan sampel pasien dari kegiatan analisa setiap hari di
laboratorium
2. Jika pada penggunaan harian masih menyisakan stok barang yang
cukup maka petugas analisa tidak perlu melakukan permintaan
ulang untuk hari berikutnya ke petugas logistik

7.Bagan Alir
Analis

Formulir Permintaan Barang /


Reagensia

Petugas logistik

Barang/reagen di
terima

Analis

Di cek berdasarkan jumlah yang


tertulis di formulir

Barang/reagensia di simpan sesuai


karakteristik nya
8.Hal-hal yang perlu 1.Permintaan reagensia sesuai dengan yang di butuhkan di
di perhatikan laboratotium Puskesmas
2.Penyimpanan reagensia sesuai dengan karakteristiknya
9.Unit Terkait 1.Pihak Supplier barang (reagensia, bahan kontrol, bahan kalibrator
dan bahan kimia lainnya)
2.Bagian pengadaan logistik laboratorium
10.Dokumen terkait Formulir permintaan barang

11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PEMERIKSAAN FAECES

No. Dokumen :
090 / SOP/ A.3.02 / VI / 2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit: 13 Juni2016

Halaman : 1-2

UPTD PUSKESMAS Elfrida L.Sihotang,M.Kes


KARO Nip.197510102003122002
1.Pengertian Metode Natif (Direct slide)
Metode ini dipergunakan untuk pemeriksaan secara cepat dan baik
untuk infeksi berat, tetapi untuk infeksi yang ringan sulit ditemukan
telur-telurnya. Cara pemeriksaan ini menggunakan larutan NaCl
fisiologis (0,9%) atau eosin 2%. Penggunaa eosin 2% dimaksudkan
untuk lebih jelas membedakan telur-telur cacing dengan kotoran
disekitarnya.
2.Tujuan Mengetahui adanya infeksi cacing parasit pada seseorang yang
diperiksa fesesnya.
3. Kebijakan 1. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.02/VI/2016
tentang Jenis-jenis Pelayananan di UPTD Puskesmas Karo Kota
Pematangsiantar
2. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.05/VI/2016
tentang Pelaksanaan Program dan Pelayanan di UPTD Puskesmas
Karo Kota Pematangsiantar
4.Referensi 1. KEPMENKES No.835 tahun 2009 tentang Pedoman Keselamatan
dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan Biomedik
2. PERMENKES No. 411 tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik
3. Penuntun Laboratorium Klinik oleh R. Gandasoebrata
4. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium Kesehatan oleh Widya
Ananda
5. Prosedur Laboratorium Dasar untuk Bakteriologi Klinis oleh J.
Vandepite

5.Prosedur Alat dan Bahan


Alat:
Batang pengaduk (Lidi)
Object glass
Cover glass
Mikroskop
Bahan:
Sampel tinja sebanyak 10 gram atau sebesar biji kacang
Larutan NaCl 0,9%
Larutan eosin 2 %
6.Langkah-langkah 1. Diperiksa feces secara makroskopis meliputi :
warna,konsistensi,darah,lendir,cacing dewasa,bau.
2. Disiapkan objek glass yg bersih dan bebas lemak
3. Ditetesi dengan 1 tetes larutan NaCl 0,9% atau,eosin 2 %
4. Diamabil satu ujung feces dengan lidi
5. Dicampur dengan larutan NaCl 0,9% atau,eosin 2 %
6. Diperiksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x dan 100x
7. Diperiksa feces secara makroskopis meliputi: eritrosit,leukosit,telur
cacing,larva cacing,amoeba
7.Bagan Alir
Sample

Periksa
makroskopis

Hasil ditulis

8.Hal-hal yang perlu Pembuangan limbah bekas sample


di perhatikan
9.Unit Terkait 1.Poli Umum
2.Rawat Jalan
10.Dokumen terkait - Formulir Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
- Formulir Hasil Laboratorium
11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PEMERIKSAAN HIV-AIDS

No. Dokumen :
090 / SOP / A.3.03 / VI / 2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2016

Halaman : 1-2

UPTD PUSKESMAS Elfrida L.Sihotang,M.Kes


KARO Nip.197510102003122002
1.Pengertian AIDS adalah kumpulan gejala atau penyakit yang disebakan oleh
menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV yang
termasuk family retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi
HIV.
2.Tujuan Untuk mengetahui cara pemeriksaan immunologi pada infeksi virus
HIV AIDS
3. Kebijakan 1. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.02/VI/2016
tentang Jenis-jenis Pelayananan di UPTD Puskesmas Karo Kota
Pematangsiantar
2. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.05/VI/2016
tentang Pelaksanaan Program dan Pelayanan di UPTD Puskesmas
Karo Kota Pematangsiantar
4.Referensi 1. KEPMENKES No.835 tahun 2009 tentang Pedoman Keselamatan
dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan Biomedik
2. PERMENKES No. 411 tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik
3. Penuntun Laboratorium Klinik oleh R. Gandasoebrata
4. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium Kesehatan oleh Widya
Ananda
5. Prosedur Laboratorium Dasar untuk Bakteriologi Klinis oleh J.
Vandepite

5.Prosedur Alat dan Bahan


Alat:
- Strip
- Pipet otomatis
- Handscone
Bahan :
- Diluen
Serum
6.Langkah-langkah 1. Masukkan 10 mikroliter serum pasien terinfeksi HIV/AIDS yang
akan diperiksa ke lubang sampel dengan menggunakan pipet
otomatis
2.Tambahkan 3 4 tetes deluen
3. Hasil dibaca setelah 5 10 menit
4. Lakukan hal yang sama pada serum pasien yang tidak terinfeksi
HIV/AIDS
7.Bagan Alir
Pasien

Pengambilan
sample

Tetes 3-4
deluen

Baca hasil
test setelah
5-10 menit

8.Hal-hal yang perlu Pembuangan limbah bekas sample


di perhatikan
9.Unit Terkait 1.Poli Umum
2.Rawat Jalan
10.Dokumen terkait - Formulir Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
- Formulir Hasil Laboratorium
11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PEMERIKSAAN URINALISA

No. Dokumen :
090 / SOP / A.3.04 / VI / 2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2016

Halaman : 1-2

UPTD PUSKESMAS Elfrida L.Sihotang,M.Kes


KARO Nip.197510102003122002
1.Pengertian Sampel didalam tabung akan bereaksi setelah pada permukaan strip
urine yang telah dilapisi kertas sellulosa berupa adanya berubahan
warna pada masing-masing parameter
2.Tujuan Untuk mengetahui kelainan pada urine

3. Kebijakan 1. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.02/VI/2016


tentang Jenis-jenis Pelayananan di UPTD Puskesmas Karo Kota
Pematangsiantar
2. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.05/VI/2016
tentang Pelaksanaan Program dan Pelayanan di UPTD Puskesmas
Karo Kota Pematangsiantar
4.Referensi 1. KEPMENKES No.835 tahun 2009 tentang Pedoman Keselamatan
dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan Biomedik
2. PERMENKES No. 411 tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik
3. Penuntun Laboratorium Klinik oleh R. Gandasoebrata
4. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium Kesehatan oleh Widya
Ananda
5. Prosedur Laboratorium Dasar untuk Bakteriologi Klinis oleh J.
Vandepite

5.Prosedur Alat dan Bahan


Alat
Strip Urine
Urine analyzer
Bahan
Urine

6.Langkah-langkah 1.Masukkan Urine kedalam tabung reaksi


2.Celupakan strip pada urine
3.Diamkan selama 1menit kemudian sentuhkan pada kertas tissue
rembesan urine tersebut.
4.Stip urine dibaca pada skala standart
SG : Berat Jenis Urine
pH : Tingkat Keasaman Urine
LEU : Ada tidaknya Leukosit dalam urine
NIT : Ada tidaknya Nitrit (bakteri) dalam urine
PRO : Ada tidaknya Protein dalam urine
GLU : Ada tidaknya Glukosa dalam urine
KET : Ada tidaknya benda-benda keton dalam urine
UBG : Ada tidaknya Urobilinogen dalam urine
BIL : Ada tidaknya Bilirubin dalam urine
ERY : Ada tidaknya Eritrosit dalam urine
7.Bagan Alir
Pasien

Pengambilan
sample

Celup strip
pd urine

Diamkan 1 mnt
pd kertas tissue

Baca hasil dan


laporkan

8.Hal-hal yang perlu Pembuangan limbah bekas sample


di perhatikan
9.Unit Terkait 1.Poli Umum
2.Rawat Jalan
10.Dokumen terkait - Formulir Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
- Formulir Hasil Laboratorium
11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PENANGANAN KECELAKAAN
TERTUSUK JARUM
No. Dokumen :
090 / SOP / A.3.15 / VI /2016
SOP No. Revisi : 00

Tanggal Terbit : 13 Juni 2016

Halaman : 1-2

UPTD PUSKESMAS Elfrida L.Sihotang,M.Kes


KARO Nip.197510102003122002
1.Pengertian SOP Penanganan kecelakaan kerja tertusuk jarum/syringe adalah
prosedur stndar mengenai langkah-langkah yang dilakukan apabila
tertusuk jarum selama bekerja dengan bahan yang infeksius/limbah
berdasar sumber, sifat dan bentuk limbah/bahan infeksius.
2.Tujuan Mencegah terjadinya infeksi nosokomial terhadap petugas yang
bekerja di laboratorium akibat terpaparnya bahan infeksius.
3. Kebijakan 1. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.02/VI/2016
tentang Jenis-jenis Pelayananan di UPTD Puskesmas Karo Kota
Pematangsiantar
2. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.05/VI/2016
tentang Pelaksanaan Program dan Pelayanan di UPTD Puskesmas
Karo Kota Pematangsiantar
4.Referensi 1. KEPMENKES No.835 tahun 2009 tentang Pedoman Keselamatan
dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan Biomedik
2. PERMENKES No. 411 tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik
3. Penuntun Laboratorium Klinik oleh R. Gandasoebrata
4. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium Kesehatan oleh Widya
Ananda
5. Prosedur Laboratorium Dasar untuk Bakteriologi Klinis oleh J.
Vandepite

5.Prosedur Alat dan Bahan


Sarung tangan
Masker
Jas Laboratorium
Kacamata Pelindung
6.Langkah-langkah 1.Pada saat terpapar/tertusuk jarum, petugas segera mencuci daerah
luka dengan sabun dan air mengalir.
2.Jangan menghisap jari yang tertusuk dengan mulut.
3.Setiap pajanan harus dicatat dan dilaporkan oleh petugas kepada
atasan unit.
4.Petugas yang tertusuk jarum segera dibawa ke Unit Gawat Darurat
untuk mendapatkan tindakan penanganan/pengobatan.
5.Dilakukan pemeriksaan HIV kepada petugas yang tertusuk jarum
atau menghubungi tim VCT (Voluntary Conceling and Testing).
7.Bagan Alir
Tertusuk
jarum

Pencucian dengan sabun


dan air mengalir

Petugas tertusuk
jarum dibawa ke UGD
Utk Pengobatan

Pemeriksaan
HIV

8.Hal-hal yang perlu Ketelitian dalam bekerja


di perhatikan
9.Unit Terkait 1.IGD
2.VCT
10.Dokumen terkait - Formulir K3
- Formulir VCT
11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PENGAMBILAN SAMPLE

No. Dokumen :
090 / SOP /A.3.16 / VI / 2016
No. Revisi : 00

SOP Tanggal Terbit : 13 Juni 2016

Halaman : 1-2

UPTD PUSKESMAS Elfrida L.Sihotang,M.Kes


KARO Nip.197510102003122002
1.Pengertian Prosedur invasive untuk mengambil specimen darah dari tubuh klien

2.Tujuan Sebagai petunjuk dalam mengambil sampel darah pasien yang akan
diperiksa sesuai dengan jenis pemeriksaannya dalam jumlah yang cukup
dan cara yang tepat
3. Kebijakan 1. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.02/VI/2016
tentang Jenis-jenis Pelayananan di UPTD Puskesmas Karo Kota
Pematangsiantar
2. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.05/VI/2016
tentang Pelaksanaan Program dan Pelayanan di UPTD Puskesmas
Karo Kota Pematangsiantar
4.Referensi 1. KEPMENKES No.835 tahun 2009 tentang Pedoman Keselamatan
dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan Biomedik
2. PERMENKES No. 411 tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik
3. Penuntun Laboratorium Klinik oleh R. Gandasoebrata
4. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium Kesehatan oleh
Widya Ananda
5. Prosedur Laboratorium Dasar untuk Bakteriologi Klinis oleh J.
Vandepite

5.Prosedur AAlA Alat dan Bahan


Aaa Alat
1) Lancet
2) Spuit 2,5cc dengan
3) Tourniquet
4) Kapas Alkohol
5) Aditoclel holder

6.Langkah-langkah
A.PETUNJUK KERJA PENGAMBILAN DARAH KAPILER
- Pilih jari tengah atau jari manis dari pasien yang akan diambil
darahnya
- Ujung jari pasien dibersihkan dengan kapas alkohol 70 %

-Jari tengah atau jari manis yang akan ditusuk dipegang antara ibu dan
jari dan telunjuk, ditekan sedikit sampai kulitnya berwarna agak merah
-Ujung jari tersebut ditusuk dengan vaksinostil atau lancet yang steril
-Tetesan darah yang kemudian baru dipakai untuk pemeriksaan
-Setelah mengambil darah, luka dibersihkan dengan kapas alkohol 70 %
dan ditekan sedikit

B. PETUNJUK KERJA PENGAMBILAN DARAH VENA


- Gunakan jarum dan spuit yang steril
- Tempat yang akan diambil dengan jarum dibersihkan dengan
kapas alkohol 70 %
- Dibagian atas lengan diikat dengan tourniquet sehingga vena
agak mengembung dan tampak lebih jelas. Pengikatan
lengan bagian atas dengan tourniquet tidak boleh lebih dari 2
menit
- Telapak tangan pasien diminta untuk posisi mengepal
- Saat menusukkan jarum, di spuit tidak boleh ada udara.
Jangan sekali kali memasukkan udara ke dalam vena
- Menghisap darah dilakukan secara perlahan perlahan
- Bila setelah selesai, waktu hendak menarik jarum keluar,
tekanlah terlebih dahulu tempat ujung jarum yang
menembus kulit dengan kapas alkohol 70 %
- Tourniquet dilepaskan dan lengan dilipat
7.Bagan Alir
Pasien

Persiapan kondisi pasien

Pengambilan
sample

8.Hal-hal yang perlu di Ketelitian dalam pengambilan sample


perhatikan
9.Unit Terkait 1.Loket
2.Poli Umum
10.Dokumen terkait - Formulir Permintaan Pemeriksaan Laboratorium

11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM
PUSKESMAS KARO

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifi kasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadual Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga (Rawat Inap)
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan bahwa
tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomi dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan dan mempunyai
peran besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut di atas.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari pelayanan kesehatan
Perseorangan primer dan pelayanan kesehatan masyarakat primer. Upaya kesehatan tersebut
dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pilihan. Oleh karena upaya
pelayanan Laboratorium Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas, maka Puskesmas wajib menyelenggarakan
laboratorium di Puskesmas.
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya tuntutan masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya transisi epidemiologi penyakit, perubahan struktur
demografi, otonomi daerah, serta masuknya pasar bebas, maka
Puskesmas diharapkan mengembangkan dan meningkatkan mutu layanannya. Untuk
meningkatkan mutu pelayanan yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang dapat menentukan
diagnosa penyakit secara pasti yaitu pelayanan laboratorium yang bermutu.
Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan
yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi
kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan Umum :
Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan permasalahan
kesehatan masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada pelayanan secara
holistik, komprehensif, dan terpadu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
Tujuan Khusus :
a. Menjadi acuan petugas dalam penyelenggaraan laboratorium puskesmas Karo
b. Menjadi standar monotoring dan evaluasi pelayanan laboratorium di puskesmas
Karo
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pedoman ini meliputi sarana,prasarana,jenis-jenis pemeriksaan,standard
hasil pemeriksaan,dan keselamatan dan mutu laboratorium
D. Batasan Operasional
a. Pusat Kesehatan Masyarakat, yang selanjutnya disebut Puskesmas, adalah unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja tertentu.
b. Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas yang
melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal
dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi
kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
masyarakat.
c. Sarana laboratorium adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
Laboratorium Puskesmas.
d. Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat suatu sarana
yang ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
e. Keselamatan Keria adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan,
keb:karan, bahaya peledakan, penyakit akibat kerja, oencernaran lingkungan yang
pada urnumnya menimbulkan kerugian nyawa, waktu dan harta benda bagi.
pekerja dan masyarakat yang berada dilingkungannya
f. Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan proses
atau semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan
hasil pemeriksaan.

E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/III/2003 tentang
Laboratorium Kesehatan;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1647/MENKES/SK/XII/2005 tentang
Pedoman Jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/MENKES/PER/VIII/2009 tentang
Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan
Informasinya;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/MENKES/PER/VIII/2009 tentang
Jejaring Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-
Emerging;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 585);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis
Penyakit Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangannya;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifi kasi Sumber Daya Manusia
Jenis/Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Pelaksana di Laboratorium Puskesmas

No Jenis Tenaga Kualifikasi Jumlah

Penanggung Jawab Dokter -


1
Tenaga Teknis Analis Kesehatan 1
2
Tenaga Non Teknis 0 0
3

Ketentuan lainnya:
Uraian tugas
1. Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas
Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium;
b. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil pemeriksaan
laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan laboratorium;
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan laboratorium;
d. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.

2. Tenaga Teknis
Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai kompetensi dan
kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan standar prosedur operasional;
b. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium;
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium;
e. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau tenaga
kesehatan lain;
f. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.

3. Tenaga Non Teknis


Tenaga non teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab
a. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan alat dan bahan;
b. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan pasien;
c. Membantu administrasi
BAB III STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Persyaratan Ruangan Laboratorium Puskesmas

Sarana laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik


bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan Laboratorium
Puskesmas.

Persyaratan sarana/ruangan Laboratorium Puskesmas dan kondisi Laboratorium


Puskesmas Karo adalah sebagai berikut:

No Standar Kondisi MS TMS Rekomendasi


Puskesmas
1 Ukuran ruang minimal 3x4 3x4 m2
m2, kebutuhan luas ruang
disesuaikan dengan jenis
pemeriksaan yang
diselenggarakan oleh
Puskesmas

2 Langit-langit berwarna
terang dan mudah
dibersihkan.

3 Dinding berwarna terang,


harus keras, tidak berpori,
kedap air, dan mudah
dibersihkan serta tahan
terhadap bahan kimia
(keramik).

4 Lantai harus terbuat dari


bahan yang tidak licin,
tidak berpori, warna terang,
dan mudah dibersihkan
serta tahan terhadap bahan
kimia (epoxi, vinyl)

5 Pintu disarankan memiliki Hanya terdiri


lebar bukaan minimal 100 dari 1 daun
cm yang terdiri dari 2 dua pintu
daun pintu dengan ukuran
80 cm dan 20 cm.

6 Disarankan disediakan
akses langsung
(lubang/celah) bagi pasien
untuk memberikan sampel
dahak.

7
Kamar kecil/WC pasien
laboratorium dapat
bergabung dengan WC
pasien Puskesmas.

DENAH

TATA RUANGAN LABORATORIUM PUSKESMAS

1 2

4 8 7

Keterangan:

1. Pintu Masuk

2. Lemari

3. Meja pendaftaran, pengambilan dan penerimaan spesimen

4. Meja batu tempat pengerjaan sample

5. Tempat tidur

6. Lemari

7. Mikroskop

8. Rotator
B. Standar Fasilitas Persyaratan Perlengkapan ruangan laboratorium Puskesmas dan kondisi
Fasilitas laboratorium Puskesmas XXX

1.Prasarana

No Jenis Standard Kondisi MS/TMS Rekomendasi


Pusesmas

1 Pencahayaan Terang MS
Sirkulasi udara
2. 12-15 ACH Jendela
baik, pertukaran
Terbuka
udara dari dalam
ruangan dapat
mengalir ke luar
ruangan
area pengambilan
3. Exhauster dipasang TMS
sampel dilengkapi
pada ketinggian +
exhauster yang
120 cm dari
mengarah keluar
permukaan lantai
bangunan
Puskesmas ke area
terbuka
Suhu udara nyaman suhu dipertahankan
4. MS
antara 220C s/d
260C.tidak boleh
memakai kipas
angin
Pengambilan dahak
5 Di halaman MS
dilakukan di
Belakang
ruangan terbuka
Puskesmas
yang telah
disiapkan.
Tersedia air air bersih yang
6 TMS
mengalir dan debit
air yang
cukup pada bak
cuci. Air tersebut
harus memenuhi
syarat
kesehatan
Limbah padat tersedia wadah
7 MS
(tempat sampah)
khusus/terpisah
yang
dilengkapi dengan
penutupnya untuk
pembuangan limbah
padat
medis infeksius dan
non infeksius pada
laboratorium.
Pengelolaan
(pewadahan,
pengangkutan dan
pemusnahan)
limbah padat
dilakukan sesuai
prosedur dan
peraturan yang
berlaku
Limbah cair diolah pada
Langsung ke TMS
sistem/instalasi
Septitank
pengolahan air
limbah Puskesmas.

Perlengkapan dan Peralatan

1. Perlengkapan

No Nama Standar Kondisi MS/TMS Rekomendasi


Puskesmas
1) Minimal
Meja pengambilan TMS
menggunakan meja
sampel darah
biro (ukuran 90 x
60 cm)

2) Mempunyai laci
Loket pendaftaran,
TMS
penerimaan sampel
urin dan dahak,

pengambilan hasil
Kursi petugas 1) Mempunyai
MS
laboratorium dan sandaran
kursi pasien 2) Dapat terbuat dari
kayu, besi, dan lain-
lain
Bak cuci/sink 1) Dilengkapi keran
TMS
untuk mengalirkan
air bersih
2) Ukuran minimal
40 cm x 40 cm
dengan kedalaman
bak
minimal 30 cm
3) Dilengkapi
saluran/pipa
pembuangan air
kotor menuju
sistem pengolahan
air limbah
Puskesmas
Meja pemeriksaan 1) Lebar meja adalah
60 cm dengan
panjang sesuai
dengan
kebutuhan pelayanan
yang
diselenggarakan
2) Meja pemeriksaan
terbuat/dilapisi dari
bahan tahan
panas, tahan zat
kimia (seperti teflon/
formika), mudah
dibersihkan, tidak
berpori dan
berwarna terang
3) Ada meja khusus
untuk meletakkan
alat centrifuge
Lemari pendingin 1) Fungsinya adalah
Tidak Ada TMS
(refrigerator) untuk menyimpan
reagen dan sampel,
volume sesuai
kebutuhan
2) Reagen dan
sampel disimpan
dalam lemari
pendingin
yang terpisah
Lemari alat 1) Fungsinya untuk
Tidak Ada MS
menyimpan alat
2) Ukuran sekitar p x
l x t = 160 cm x 40
cm x 100 cm
3) Dapat terbuat dari
kayu atau rangka
alumunium dengan
rak terbuat dari kaca
4) Khusus untuk
mikroskop
dilengkapi dengan
lampu 5
Watt
Rak reagen 1) Fungsinya adalah
Tidak ada TMS
untuk menyimpan
reagen
2) Ukuran sesuai
kebutuhan
3) Dapat terbuat dari
kayu dilapisi dengan
teflon/ formika
atau dapat terbuat
dari kaca

2.Peralatan

No Nama peralatan Standar Kondisi Pkm MS/TMS Rekomendasi

Peralatan Utama

Fotometer Tidak Ada

Hematology Analyzer Tidak Ada

Hemositometer Set Tidak ada

Mikroskop Binokuler Ada MS


Pemanas/Penangas dengan Tidak Ada
Air
Pipet Mikro 5-50, 100-200, Tidak ada
500-1000 ul
Sentrifus Listrik Tidak ada

Sentrifus Mikrohematokrit Tidak Ada


Tabung Laju Endap Darah Tidak Ada
(Westergren Set)

Telly Counter Tidak ada


Urinometer (Alat Pengukur Tidak ada,
Berat Jenis Urine yang tersedia
strip urin

Peralatan Gelas

Batang Pengaduk Tidak ada TMS

Beker Glass Tidak ada TMS

Botol Pencuci Tidak ada TMS

Corong Kaca (5 cm) Tidak TMS

Erlenmeyer, Gelas Tidak Ada TMS

Gelas Pengukur (100 cc) Tidak Ada TMS


Gelas Pengukur (16 Tidak Ada TMS
OZ/500 ml)
Kaca Objek Tidak Ada MS
Kaca Penutup
Tidak Ada MS
Pipet berskala (Vol 1 cc) Tidak Ada TMS
Pipet berskala (Vol 10 cc) Tidak Ada
Tabung Kapiler Tidak Ada
Mikrohematokrit
Tabung Reaksi dengan Ada
tutup karet/gabus
Tabung Reaksi (12 mm) Tidak ada
Tabung Sentrifus tanpa Tidak Ada
skala
Termometer 0 - 50 Derajat Tidak Ada
Celcius (Skala1/2 C)
Wadah Aquades Tidak Ada
II. Peralatan Penunjang

Autoklaf Tidak Ada


Blood Lanset dengan Ada
Autoklik
Kaki Tiga Tidak Ada
Kawat Asbes Tidak ada
Kertas Lakmus Tidak Ada
Kertas Lensa Tidak Ada
Kertas Saring Tidak Ada
Lampu Spiritus Tidak Ada
Pembendung Tidak Ada
Lemari Es Tidak Ada
Penghisap Karet (Aspirator) Tidak Ada
Penjepit Tabung dari Kayu Tidak ada
Pensil Kaca Tidak Ada
Pipet Tetes (Pipet Pasteur) Ada TMS
Pot Spesimen Urine (Mulut Tidak ada TMS
Lebar)

Pot Spesimen Dahak Mulut Ada MS


Lebar
Rak Pengering Tidak Ada MS
Rak Pewarna Kaca Preparat Tidak Ada MS
Rak Tabung Reaksi Tidak Ada
Rotator Plate Ada MS
Sengkelit / Ose Tidak Ada TMS
Sikat Tabung Reaksi Tidak Ada TMS
Spuit Disposible Ada MS
- 3 cc
- 5 cc Tidak Ada
Stopwatch Tidak Ada TMS
Timer Tidak Ada MS
Tip Pipet kuning Ada MS

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
Keterangan Gambar:
1. Pasien datang, mendaftarkan diri di loket pendaftaran Puskesmas.
2. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa, dan bila diperlukan, diberi formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium(Formulir 1).
2. Pasien rujukan dokter dari luar Puskesmas yang datang ke Puskesmas untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium, setelah mendaftar di loket pendaftaran Puskesmas, langsung menuju
ruang laboratorium untuk menyerahkan formulir permintaan rujukan pemeriksaan laboratorium
dari dokter yang merujuknya (Formulir2).
3. Menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium kepada petugas laboratorium.
4. Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium, pasien diambil
spesimennya.
5. Spesimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas laboratorium.
6. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada penanggung jawab laboratorium untuk dilakukan
validasi.
7. Formulir hasil pemeriksaan Laboratorium Puskesmas (Formulir 3)diletakkan di loket
pengambilan hasil.
8. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh pasien ke ruang pemeriksaan dokter
untuk mendapat penjelasan dari dokter
tentang hasil pemeriksaan laboratorium tersebut.
8a. Untuk pasien rujukan, Formulir hasil pemeriksaan laboratorium langsung dibawa ke dokter
yang merujuk.
9. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan oleh dokter pemeriksa kepada pasien

B. Kemampuan Pemeriksaan, Metode dan Reagen


1. Kemampuan Pemeriksaan
Kemampuan pemeriksaan laboratorium di Puskesmas meliputi pemeriksaan-pemeriksaan dasar
seperti:
a. Hematologi: Hemoglobin,
b. Kimia klinik: Glukosa, asam Urat, Cholesterol
c. Mikrobiologi dan Parasitologi: BTA
d. Imunologi: Tes kehamilan, Golongan darah, VDRL, HIV
e. Urinalisa: Makroskopis (Warna, Kejernihan, Bau, Volume), pH, Berat jenis, Protein,
Glukosa, Bilirubin, Urobilinogen, Keton, Nitrit, Lekosit, Eritrosit dan Mikroskopik
(sedimen).
f. Tinja: Makroskopik, Darah samar dan Mikroskopik.
2. Metode
Metode pemeriksaan laboratorium di Puskesmas menggunakan metode manual, semi
automatik dan automatik.

BAB V
LOGISTIK

Reagen
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk tiap pemeriksaan di
Laboratorium Puskesmas tersebut.
Penanganan dan penyimpanan reagen harus sesuai persyaratan antara lain:
a. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.
b. Pemakaian reagen dengan metode First inFirst out (sesuai urutan penerimaan).
c. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam sediaan induk.
d. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi pada sediaan
reagen.
e. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
f. Lindungi label dari kerusakan.
g. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak kena cahaya
matahari langsung.
h. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
i. Reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan Nasional.

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan pasien
lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil

Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu:


1. hak pasien
2. mendidik pasien dan keluarga
3. keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien tindakan
yang seharusnya diambil

SASARAN KESELAMATAN PASIEN


Sasaran keselamatan di area pelayanan laboratorium adalah;
SASARAN I : KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan
nomor kamar atau lokasi pasien.
Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan
klinis

SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF


Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh
pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien.
Komunikasi dapat berbentuk elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang mudah
terjadi kesalahan kebanyakan terjadi pada saat perintah diberikan secara lisan atau
melalui telepon.
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain adalah pelaporan kembali hasil
pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil laboratorium klinik cito melalui telepon ke
unit pelayanan.
klinik cito melalui telepon ke unit pelayanan. Puskesmas secara kolaboratif
mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk perintah lisan dan telepon
termasuk: mencatat (atau memasukkan ke komputer) perintah yang lengkap atau hasil
pemeriksaan oleh penerima perintah; kemudian penerima perintah membacakan kembali
(read back) perintah atau hasil pemeriksaan; dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah
dituliskan dan dibaca ulang adalah akurat. Kebijakan dan/atau prosedur
pengidentifikasian juga menjelaskan bahwa diperbolehkan tidak melakukan pembacaan
kembali (read back) bila tidak memungkinkan seperti di kamar operasi dan situasi gawat
darurat di IGD

Elemen Penilaian Sasaran II


1. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan dituliskan
secara lengkap oleh penerima perintah.
2. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan dibacakan kembali secara
lengkap oleh penerima perintah.
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang
menyampaikan hasil pemeriksaan
4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan komunikasi
lisan atau melalui telepon secara konsisten.

SASARAN III : PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN


KESEHATAN
Puskesmas mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan
Maksud dan Tujuan Sasaran III
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalam tatanan
pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang berhubungan
dengan pelayanan kesehatan merupakan keprihatinan besar bagi pasien maupun para
profesional pelayanan kesehatan. Infeksi biasanya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan
kesehatan termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran darah (blood stream
infections) dan pneumonia (sering kali dihubungkan dengan ventilasi mekanis).
Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan (hand
hygiene) yang tepat. Pedoman hand hygiene bisa dibaca kepustakaan WHO, dan berbagai
organisasi nasional dan internasional.
Puskesmas mempunyai proses kolaboratif untuk mengembangkan kebijakan dan/atau
prosedur yang menyesuaikan atau mengadopsi petunjuk hand hygiene yang diterima secara
umum dan untuk implementasi petunjuk itu di puskesmas.
Elemen Penilaian Sasaran III
1. Puskesmas mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang
diterbitkan dan sudah diterima secara umum (al.dari WHO Patient Safety).
2. Puskesmas menerapkan program hand hygiene yang efektif.
3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan secara
berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium puskesmas, mulai dari persiapan pasien sampai
selesai dapat menimbulkan bahaya/risiko terhadap petugas yang berada di dalam laboratorium.

Untuk mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium harus


melaksanakan pekerjaan dengan hati-hati mengenali bahan potensial berbahaya dan
penanggulangannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan tersebut merupakan upaya
kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan meliputi:

1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat umum.

a. Setiap petugas diwajibkan memakai jas laboratorium, sarung tangan dan masker
(infeksius) di ruangan laboratorium.

b. Tidak diperbolehkan makan minum dan merokok di dalam ruang laboratorium.

c. Tidak boleh menyimpan, makanan dan minuman di dalam lemari es bersama reagen.

d. Jaga kebersihan ruang laboratorium dan bersihkan dengan desinfektan.

e. Anggap semua spesimen mengandung bahan infeksius.

2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat khusus.

a. Yang berkaitan dengan mikroorganisme

1) Jangan memipet dengan mulut, gunakan alat bantu pipet.

2) Jangan meniup pipet, yang berisi bahan infeksius.

3) Jangan menuangkan cairan yang telah terkontaminasi langsung kedalam pipa


saluran.

b. Yang berkaitan dengan bahan kimia

1) Beri label pada semua bahan kimia meliputi nama, konsentrasi, tanggal
penerimaan, tanggal pembuatan dan tanggal kadaluarsa, keterangan/ peringatan
tentang bahaya bahan.

2) Bahan kimia disimpan pada ruang yang terang tidak kena sinar matahari langsung,
dalam lemari/rak secara rapi dan teratur, yang bersifat corrosive harus diletakkan di
tempat rendah.

3) Pembuangan bahan kimia yang mudah terbakar dan mudah menguap dikumpulkan
dalam kaleng yang aman dan jangan dibuang kedalam pipa saluran umum.

c. Yang berkaitan dengan peralatan listrik.

1) Jangan menggunakan cairan atau gas yang mudah terbakar di sekitar peralatan
listrik.

2) Peralatan listrik harus dirawat dan dipelihara.


d. Yang berkaitan dengan limbah

1) Pengumpulan dan pembuangan limbah infeksius (sisa sampel dan barang/alat bekas
pakai dan tidak infeksius (cair dan padat) sesuai ketentuan yang berlaku.

2) Lakukan desinfeksi sisa sample, tampung dalam wadah berisi kaporit, diamkan 12
jam, buang ke saluran pembuangan.

3) Naturalisasi sisa reagen dengan pengenceran yaitu penambahan air sampai netral
(tidak bersifat asam/basa kuat)

4) Rendam alat habis pakai selama 12 jam dengan larutan desinfektan (kaporit), cuci
bersih dengan air dan sabun, keringkan.

e. Yang berkaitan dengan ruangan laboratorium

1) Bila ruangan laboratorium menggunakan AC, maka bak pencuci harus terpisah atau
mempunyai penyedot udara, terutama untuk ruangan laboratorium mikrobiologi
atau kimia dengan menggunakan bahan mudah menguap.

2) Ruangan laboratorium tidak diperkenankan menggunakan kipas angin.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:


A. . Di Tempat Kerja dan Lingkungan Kerja
1. Desain Tempat Kerja Yang Menunjang K3
Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan proses kerja di
laboratorium;
Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja;
Pencahayaan cukup dan nyaman;
Ventilasi cukup dan sesuai;
Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah dijangkau jika
diperlukan;
Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya.
2. Sanitasi Lingkungan
Semua ruangan harus bersih, kering dan higienis;
Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan
kantong plastik dan diberi tanda khusus;
Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak dapat dimasuki/
menjadi sarang serangga atau binatang pengerat;
Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan
dibersihkan secara teratur;
Petugas laboratorium dilarang makan dan minum dalam laboratorium;
Dilarang meletakkan hiasan dalam bentuk apapun di dalam
laboratorium.

B. Proses Kerja, Bahan dan Peralatan Kerja


1. Melaksanakan praktek laboratorium yang benar setiap petugas laboratorium
harus mengerti dan melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya yang
mungkin terjadi, dapat menggunakan setiap peralatan laboratorium dan
peralatan kesehatan dan keselamatan kerja dengan benar, serta mengetahui
2. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan keselamatan kerja, seperti
tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan alat pemadam kebakaran.
3. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium, masker, sarung
tangan, alas kaki tertutup) yang sesuai selama bekerja.
4. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus selama bekerja dalam
laboratorium dan harus dilepaskan serta ditinggalkan di laboratorium (hati-hati
dengan jas laboratorium yang berpotensi infeksi).
5. Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus diikat ke belakang
dengan rapi.
6. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh sebelum dan
setelah selesai melakukan aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju
proteksi sebelum meninggalkan ruang laboratorium.
7. Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium tanpa ijin pejabat yang
berwenang.
8. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air) dan merokok di
tempat kerja.
9. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah, jarum atau benda
tajam dan barang sisa laboratorium harus ditempatkan di bak/peti dalam
laboratorium dan diberi keterangan.
10. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/ peti kuning (menjadi
limbah medis/ infeksius) yang diberi tanda khusus.
11. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
12. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan karet penghisap.
13. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada penanggung jawab
Laboratorium.
14. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat yang ditentukan.
15. Pengelolaan spesimen
Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius.
Harus mempunyai loket khusus untuk penerimaan spesimen.
Setiap petugas harus mengetahui dan melaksanakan cara pengambilan,
pengiriman dan pengolahan spesimen dengan benar.
Semua spesimen darah dan cairan tubuh harus disimpan pada wadah
yang memiliki konstruksi yang baik, karet pengaman untuk mencegah
kebocoran ketika dipindahkan.
Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati guna menghindari
pencemaran dari luar kontainer atau laboratorium.
Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairan tubuh
(contoh: membuka tutup tabung vakum) harus menggunakan sarung
tangan dan masker.
Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cuci tangan dan
mengganti sarung tangan.
Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah
infeksius dan dikelola sesuai ketentuan yang berlaku.
Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus
Didekontaminasi dengan desinfektan setelah selesai melakukan
kegiatan laboratorium.
16. Pengelolaan bahan kimia yang benar
- Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan kimia yang
benar (antara lain penggolongan bahan kimia, bahan kimia yang tidak
boleh tercampur, efek toksik dan persyaratan penyimpanannya).
- Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan mempunyai
pengetahuan serta keterampilan untuk menangani kecelakaan.
- Semua bahan kimia yang ada harus diberi label/etiket dan tanda
peringatan yang sesuai.
17. Pengelolaan Limbah
a. Limbah Padat
Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum dan limbah khusus seperti benda
tajam, limbah infeksius, limbah sitotoksik, limbah toksik, limbah kimia, limbah B3
dan limbah plastik.
Fasilitas Pembuangan Limbah Padat:
1) Tempat Pengumpulan Sampah
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya. Mempunyai tutup yang
mudah dibuka dan ditutup, minimal terdapat satu buah untuk masing-masing
kegiatan. Kantong plastik diangkat setiap hari atau apabila 2/3 bagian telah terisi
sampah.
Setiap tempat pengumpulan sampah harus dilapisi plastik sebagai pembungkus
sampah dengan label dan warna seperti digambarkan pada tabel 7 sebagai berikut:
2) Tempat Penampungan Sampah Sementara
Tersedia tempat penampungan sampah yang tidak permanen, yang diletakkan pada lokasi
yang mudah dijangkau kendaraan pengangkut sampah.
Tempat penampungan sampah sementara dikosongkan dan dibersihkan sekurang-
kurangnya satu kali dalam 24 jam.
3) Tempat Pembuangan Sampah Akhir
i. Sampah infeksius, sampah toksik dan sitotoksik dikelola sesuai prosedur dan
peraturan yang berlaku.
ii. Sampah umum (domestik) dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir yang
dikelola sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
b. Limbah Cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/ domestik, limbah cair infeksius dan limbah
cair kimia.
Cara menangani limbah cair:
1) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam septik tank.
2) Limbah cair infeksius dan Kimia dikelola sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku
C.Manajemen Resiko di Pelayanan Laboratorium Puskesmas.
1.Identifikasi Ancaman bahaya dan Penceghannya
A.Identifikasi ancaman bahaya;
1.Kimia
a.Penggologan
No Penggolongan
Bahan kimia yang Karsinogen
mengakibatkan gangguan Korosif
kesehatan {H} Toksik
Iritan
Sensitizer
Merusak organ
tubuh tertentu
Bahan kimia yang Padat
mengakibatkan Kebakaran Cair
{F} Gas
Bahan kimia yang mudah
meledak {R}
Bahan kimia dengan sikap oksidator
khususnya {S/N} Reaktiv terhadap
air
Reaktif terhadap
asam
Bahan radioaktif
Bahan kimia
yang tidak boleh
tercampur

b.Pelabelan
No Penggolongan Warna Angka
label
Bahan kimia yang BIRU 4 Dapat menyebabkan kematian
mengakibatkan gangguan walapun sudah diobati
kesehatan {H}

BIRU 4 Dapat menyebabkan kematian


Bahan kimia yang walapun sudah diobati
mengakibatkan gangguan 3 Dapat menyebabkan luka serius
kesehatan {H} meskipun sudah mendapat
pengobatan

2 Dapat menyebabkan luka dan


membutuhkan pengobatan segera

1 Dapat menyebabkan iritasi jka tidak


diobati
0 Tidak berbahaya

Bahan kimia yang MERAH 4


mengakibatkan Kebakaran {F} 3
2
1
0
Bahan kimia yang mudah 4
meledak {R} 3
2
1
0
Bahan kimia dengan sikap oksidator OKS
khususnya {S/N}
Bahan kimia dengan sikap oksidator OKS
khususnya {S/N} Reaktiv W
terhadap
air
Reaktif acid
terhadap
asam
Bahan Rad
radioaktif
Bahan ALK
kimia
yang tidak
boleh
tercampur

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Bakuan Mutu
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu, diperlukan
bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat dijadikan pedoman kerja
bagi tenaga pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan
bagaimana prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana baru yang
akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis akan
menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis
laboratorium dan disahkan oleh penanggung jawab Laboratorium Puskesmas.
6. Indikator mutu pelayanan laboratorium meliputi;

Input Rincian Kegiatan Target


1. Sumber Daya
Manusia
SDM memiliki SIK 100 %
SDM menerima pelatihan 20 jam
pelatihan
2. Alat Ketersediaan alat sesuai standard 90 %
3. Sarana Ketersediaan sarana sesuai standard 90 %
4. Kebijakan Pola ketenagaan ada
Persyaratan kompetensi petugas ada
pembaca interpretasi
tentang jenis reagensia esensial dan ada
bahan lain yang harus tersedia
tentang menyatakan kapan ada
reagensia tidak tersedia (batas
buffer stock untuk melakukan
order)
Tentang Pelayanan diluar jam kerja ada
tentang jenis-jenis pemeriksaan ada
laboratorium yang tersedia,
Tentang permintaan pemeriksaan, ada
penerimaan spesimen, pengambilan
dan penyimpanan spesimen
rentang nilai yang menjadi rujukan ada
hasil pemeriksaan laboratorium
kebijakan pengendalian mutu ada
laboratorium

kebijakan tentang PME, Hasil ada


PME.

Kalibrasi alat
Proses
Pelayanan sesuai protap dan standar mutu
1. SOP penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil, CR 90 %
hasil evaluasi dan tindak lanjut hasil evaluasi CR 90 %
2. SOP pelayanan di luar jam kerja CR 90 %
3. SOP pemantauan waktu penyampaian hasil CR 90 %
pemeriksaan laboratorium untuk pasien CR 90 %
urgen/gawat darurat. Hasil pemantauan.
4. SOP pemeriksaan laboratorium
5. SOP pemantauan pelaksanaan prosedur
pemeriksaan laboratorium, hasil pemantauan,
tindak lanjut pemantauan

6. SOP pemeriksaan laboratorium yang berisiko tinggi CR 90 %


7. SOP pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium CR 90 %
yang kritis, rekam medis CR 90 %
8. SOP evaluasi terhadap rentang nilai, hasil evaluasi CR 90 %
dan tindak lanjut
9. SOP kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas
10. SOP penggunaan alat pelindung diri, SOP CR 90 %
pemantauan terhadap penggunaan alat pelindung
diri

11. SOP pengelolaan bahan berbahaya dan beracun, CR 90 %


12. SOP pengelolaan limbah hasil pemeriksaan CR 90 %
laboratorium CR 90 %
13.SOP pengelolaan reagen CR 90 %
14.SOP pengendalian mutu laboratorium CR 90 %
15.SOP rujukan laboratorium CR 90 %
16.SOP penerapan manajemen risiko laboratorium, CR 90 %
bukti pelaksanaan manajemen risiko: identifikasi CR 90 %
risiko, analisis, dan tindak lanjut risiko
17.SOP orientasi prosedur dan praktik
keselamatan/keamanan kerja, bukti pelaksanaan
program orientasi
18.SOP pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru,
bahan berbahaya, peralatan baru, bukti pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan
Kerangka acuan program keselamatan/keamanan
laboratorium, bukti pelaksanaan program

Waktu penyampaian hasil laboratorium (5 menit


(30 mnt
parasitol
ogi)
Kepatuhan hand hygyne CR 90 %

Out put
Ketepatan pemberian hasil pemeriksaan 100 %
laboratorium

Out come
Kepuasan pelanggan 90 %

B. Pemantapan Mutu

Pemantapan mutu (quality assurance) adalah keseluruhan proses atau semua tindakan yang
dilakukan untuk menjamin ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan.

Pemantapan mutu harus dilakukan dan diselenggarakan di laboratorium, kegiatan ini berupa
pemantapan mutu internal dan eksternal.

1) Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas laboratorium
untuk menjamin mutu pemeriksaan dengan mencegah terjadinya kesalahan dan mendeteksi
sedini mungkin bila terjadi kesalahan.

Berbagai tindakan pencegahan perlu dilaksanakan sejak tahap praanalitik, tahap analitik
sampai pasca analitik.

1. Yang dimaksud dengan tahap praanalitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien,
mengambil spesimen, menerima spesimen, memberi identitas spesimen, mengirim
spesimen rujukan, menyimpan spesimen sampai dengan menguji kualitas
air/reagen/antigen-antisera/media.

a. Persiapan pasien

Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasan kepada pasien mengenai


persiapan dan tindakan yang hendak dilakukan.

b. Pengambilan spesimen

Pengambilan spesimen yang berasal dari pasien harus mendapat persetujuan dari
pasien dan spesimen harus diambil secara benar dengan memperhatikan waktu,
lokasi, volume, cara, peralatan, wadah spesimen, pengawet/ antikoagulan.

c. Penerimaan spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara spesimen yang
diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan mencatat kondisi spesimen
tersebut pada saat diterima antara lain volume, warna, kekeruhan dan konsistensi

Spesimen yang tidak sesuai atau tidak memenuhi syarat hendaknya ditolak.

Dalam keadaan spesimen yang diterima tidak dapat ditolak (karena diterima
melalui pos) maka perlu dicatat dalam buku penerimaan spesimen dan formulir
hasil pemeriksaan.

d. Pemberian identitas

Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang penting, baik
pada saat pengisian surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran,
pengisian label wadah spesimen maupun pada formulir hasil pemeriksaan.

e. Pengiriman spesimen

Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan kepada bagian pemeriksaan
sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika laboratorium puskesmas tidak
mampu melakukan pemeriksaan, maka spesimen dikirim ke laboratorium lain dan
sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil.

f. Penyimpanan spesimen

Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan


memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa.

Beberapa cara penyimpanan spesimen antara lain:

- Disimpan pada suhu kamar

Misalnya penyimpanan usap dubur dalam Carry & Blair untuk pemeriksaan
vibrio cholera.

- Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0C - 8C.

- Dapat diberikan bahan pengawet.

- Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.

g. Uji kualitas air/reagen/antigen-antisera/media dilakukan sesuai dengan standar


yang berlaku.

2. Yang dimaksud tahap analitik adalah tahap mulai dari mengolah spesimen,
mengkalibrasi dan memelihara alat laboratorium dan melakulan pemeriksaan.

a. Pengolahan spesimen

Beberapa jenis pemeriksaan memerlukan pengolahan terlebih dahulu.

Pengolahan spesimen antara lain sentrifugasi, destruksi, homogenisasi dsb.

Pengetahuan mengenai teknik pengolahan harus dikuasai benar, karena pengolahan


yang kurang baik akan mempengaruhi kualitas spesimen yang selanjutnya akan
mempengaruhi pula hasil pemeriksaan.
b. Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium adalah
peralatan laboratorium, wadah spesimen, pengawet/antikoagulan.

Harus dilakukan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan laboratorium secara teratur


dan terjadwal. Wadah spesimen harus bersih dan tidak terkontaminasi.
Pengawet/antikoagulan tidak kadaluarsa.

c. Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai protap masing-masing


parameter.

3. Yang dimaksud tahap pasca analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil
pemeriksaan, melakuan verifikasi dan validasi hasil serta memberikan interpretasi hasil
sampai dengan pelaporan.

Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu dilakukan di Puskesmas
antara lain:

1. Pembuatan alur pasien, alur pemcriksaan, cara pengambilan spesimen.

2. Pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk pengambilan spesimen dan setiap jenis


pemeriksaan.

2) Pemantapan Mutu Eksternal (PME) adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak luar
secara periodik untuk memantau dan menilai penampilan laboratorium dalam bidang
tenentu.

Kegiatan ini antara lain diselenggarakan oleh pemerintah dengan melibatkan peran serta
organisasi profesi dan swasta baik secara nasional maupun regional. Beberapa kegiatan
PME yang dilakukan di laboratorium Puskesmas antara lain Pemantapan mutu Eksternal
Mikroskopis BTA (PME-M-BTA), Mikroskopis Malaria (PME-M-MM) dan Mikroskopis
Parasit Saluran Pencernaan (PME-M-TC).

Puskesmas yang menjadi peserta PME perlu melaksanakan langkah-langkah kegiatan


sebagai berikut:

1. Mempelajari instruksi dari penyelengaraan PME sesuai dengan jenis/parameter PME

2. Pelaksanaan pemeriksaan

3. Penulisan hasil pemeriksaan dalam formulir hasil

4. Penyusunan formulir hasil ke penyelenggara PME.

BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dalam melaksanakan pelayanan
laboratorium di Puskesmas
Keberhasilan pelayanan medik dasar terkait dengan kepatuhan pemberi layanan
terhadap standar dan prosedur yang ditetapkan.
KESELAMATAN KERJA PETUGAS
LABORATORIUM
No. Dokumen :
090 / SOP / A.3.17 / VI / 2016
No.Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2016

Halaman :1-2

UPTD PUSKESMAS Elfrida L.Sihotang,M.Kes


KARO Nip.197510102003122002
1.Pengertian Keselamatan kerja adalah upaya untuk melindungi pekerja dan orang
di sekitar laboratorium
2.Tujuan Melindungi pekerja laboratorium dan orang di sekitarnya dari resiko
terkena gangguan kesehatan yang ditimbulkan laboratorium
3. Kebijakan 1. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.02/VI/2016
tentang Jenis-jenis Pelayananan di UPTD Puskesmas Karo Kota
Pematangsiantar
2. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.05/VI/2016
tentang Pelaksanaan Program dan Pelayanan di UPTD Puskesmas
Karo Kota Pematangsiantar
4.Referensi 1. KEPMENKES No.835 tahun 2009 tentang Pedoman Keselamatan
dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan Biomedik
2. PERMENKES No. 411 tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik
3. Penuntun Laboratorium Klinik oleh R. Gandasoebrata
4. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium Kesehatan oleh Widya
Ananda
5. Prosedur Laboratorium Dasar untuk Bakteriologi Klinis oleh J.
Vandepite

5.Prosedur Alat dan bahan


Alat
- Jas Lab
- Sarung tangan
- Masker
6.Langkah-langkah KETENTUAN UMUM DI LABORATORIUM
Menganggap dan memberlakukan setiap spesimen sebagai bahan
infeksius.
1. Bahan infeksius adalah bahan yang mengandung
mikroorganisme yang hidup seperti bakteri, virus, parasit ,
jamur yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia.
2. Spesimen adalah setiap bahan yang berasal dari manusia seperti
eskreta, sekreta, darah dan komponennya, jaringan dan cairan
jaringan dan bahan yang berasal bukan dari manusia yang
dikirim untuk tujuan pemeriksaan.
3. Limbah laboratorium adalah bahan bekas pakai dalam
pekerjaan laboratorium yang dapat berupa limbah cair, padat,
dan gas.

PRINSIP UMUM KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM


1. Selalu mengenakan sarung tangan saat menangani atau
mengambil spesimen, penggunaan sarung tangan 1 kali 1
pasien atau 1 kali tindakan.
2. Jas laboratorium dikenakan sebagai pelindung dari percikan
bahan biologis dan dilepas sebelum meninggalkan
laboratorium. Pakaian yang terkontaminasi harus
didekontaminasi kimiawi sebelum dikirim ke CSSD.
Masker, pelindung mata atau pelindung muka harus dipakai
bila terdapat resiko percikan atau tumpahan bahan infeksius
untuk melindungi membran mukosa mulut, hidung , dan mata
dari percikan darah, cairan tubuh, maupun benda lain.
3. Hindari terbentuknya aerosol, percikan atau tumpahan.
4. Cuci tangan sebelum memakai sarung tangan, setelah melepas
sarung tangan setelah bekerja, sebelum meninggalkan
laboratorium atau bila perlu.
5. Satu pasang sarung tangan hanya dipakai untuk satu penderita.
6. Jarum suntik dan benda tajam lainnya diletakkan dalam wadah
tahan tusuk (puncture proof). Jangan menutup,membengkokkan
atau mematahkan jarum dengan tangan.
7. Permukaan meja harus didekontaminasi dengan desinfektan
kimiawi setelah adanya tumpahan, setelah selesai bekerja atau
bila diperlukan.
8. Menggunakan alat untuk memipet secara mekanis, jangan
memipet dengan mulut.
9. Tidak makan, minum, merokok, berdandan maupun
menyimpan makanan dan barang pribadi di ruang kerja
laboratorium. Rambut panjang harus diikat dan ditutupi.
10. Dilarang bekerja di laboratorium bila menderita luka terbuka di
kulit. Luka harus diobati sampai sembuh sebelum
diperkenankan bekerja di laboratorium. Luka serut ringan harus
ditutupi dengan plester kedap air.

7.Bagan Alir -

8.Hal-hal yang perlu Ketelitian dadan keselamtan dalam bekerja


di perhatikan
9.Unit Terkait 1.Analis Laboratorium

10.Dokumen terkait - Formulir K3

11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
KEWASPADAAN UMUM

No. Dokumen :
090 / SOP / A.3.18 / VI / 2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2016

Halaman : 1-2

UPTD PUSKESMAS Elfrida L.Sihotang,M.Kes


KARO Nip.197510102003122002
1.Pengertian Prosedur standar tindakan yang dilakukan agar tidak terjadi kecelakaan
sewaktu bekerja di laboratorium dan tindakan yang perlu dilakukan
apabila terjadi kecelakaan sewaktu bekerja.

2.Tujuan Mencegah terjadinya kecelakaan selama bekerja di laboratorium dan


cara penanganan apabila terjadi kecelakaan sehingga mencegah resiko
terinfeksi atau terjadinya cacat fisik pada petugas / karyawan
laboratorium.
3. Kebijakan 1. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.02/VI/2016
tentang Jenis-jenis Pelayananan di UPTD Puskesmas Karo Kota
Pematangsiantar
2. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.05/VI/2016
tentang Pelaksanaan Program dan Pelayanan di UPTD Puskesmas
Karo Kota Pematangsiantar
4.Referensi 1. KEPMENKES No.835 tahun 2009 tentang Pedoman Keselamatan
dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan Biomedik
2. PERMENKES No. 411 tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik
3. Penuntun Laboratorium Klinik oleh R. Gandasoebrata
4. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium Kesehatan oleh Widya
Ananda
5. Prosedur Laboratorium Dasar untuk Bakteriologi Klinis oleh J.
Vandepite

5.Prosedur Alat dan Bahan


Alat
Sarung tangan
Masker
Jas Laboratorium
Kacamata Pelindung
6.Langkah-langkah PENCEGAHAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA
a) Petugas melakukan disinfektan dengan larutan hipoklorit 0,5%
pada meja yang digunakan untuk pemerikasaan sebelum dan
setelah bekerja.
b) Petugas kebersihan memberikan tanda atau pembatas pada lantai
yang masih basah.
c) Petugas Laboratorium menggunakan pelindung diri mulai dari jas
laboratorium, sarung tangan, masker, kacamata pelindung selama
bekerja. (cara pemakaian lihat SPO pemakaian alat pelindung).
d) Semua petugas bekerja dengan penuh konsentrasi.
e) Petugas selama bekerja tidak boleh makan, minum, atau
melakukan sesuatu yang tidak berkaitan dengan pekerjaan.
f) Petugas bekerja dengan hati-hati, tidak tergesa-gesa.
g) Setiap petugas membiasakan melakukan cuci tangan sebelum dan
sesudah bekerja.
PENANGANAN KECELAKAAN KERJA DI LABORATORIUM
a) Penanganan tertusuk jarum (lihat SPO penanganan tertusuk jarum)
b)Penanganan pecahan botol sampel atau bahan kimia. (lihat
SOP)penanganan botol pecah)

7.Bagan Alir -

8.Hal-hal yang perlu Ketelitian dadan keselamatan dalam bekerja


di perhatikan
9.Unit Terkait Kesehatan lingkungan

10.Dokumen terkait - Formulir K3

11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
PENATALAKSANAAN HASIL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No. Dokumen :
090 / SOP / A.3.19 / VI / 2016
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juni 2016

Halaman :1-4

UPTD PUSKESMAS Elfrida L.Sihotang,M.Kes


KARO Nip.197510102003122002
1.Pengertian SOP Penatalaksanaan Hasil Pemeriksaan Laboratorium adalah prosedur
standar proses pengelolaan hasil pemeriksaan laboratorium sampai
dengan penyerahan Formulir hasil pemeriksaan laboratorium.
2.Tujuan Menjamin bahwa hasil pemeriksaan akurat dan ditulis pada Form. Hasil
Lab yang diserahkan tersebut valid, akurat dan sampai kepada yang
berhak.
3. Kebijakan 1. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.02/VI/2016
tentang Jenis-jenis Pelayananan di UPTD Puskesmas Karo Kota
Pematangsiantar
2. SK Kepala UPTD Puskesmas Karo Nomor : 065/SK/A.1.05/VI/2016
tentang Pelaksanaan Program dan Pelayanan di UPTD Puskesmas
Karo Kota Pematangsiantar
4.Referensi 1. KEPMENKES No.835 tahun 2009 tentang Pedoman Keselamatan
dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan Biomedik
2. PERMENKES No. 411 tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik
3. Penuntun Laboratorium Klinik oleh R. Gandasoebrata
4. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium Kesehatan oleh Widya
Ananda
5. Prosedur Laboratorium Dasar untuk Bakteriologi Klinis oleh J.
Vandepite

5.Prosedur Alat dan Bahan


Alat
1. Buku Register
2. Alat tulis
3. Form Hasil
6.Langkah-langkah 1. Pelaksana Analis
A. Analis mencatat hasil pemeriksaan pada blanko permintaan
di sebelah parameter yang diperiksa.
B. Analis melaporkan hasil pemeriksaan kepada Dokter
Spesialis Patologi Klinik & konsultasikan hasil yang
bermasalah, terlalu ekstrim, atau meragukan sebelum
diketik. Pada saat dokter tidak ada di laboratorium, analis
melaporkan melalui telpon.
C. Analis menyerahkan blanko permintaan yang memuat hasil
pemeriksaan kepada petugas administrasi untuk dibuatkan
form. hasil pemeriksaan. Diluar jam dinas atau petugas
administrasi tidak ada, form hasil dibuat oleh analis yang
bertugas.
D. Analis melakukan koreksi pada form. hasil pemeriksaan
lalu tanda tangan di form. hasil yang sudah benar sebagai
bukti pengesahan dan dibubuhkan stempel pada form. hasil
pasien dari Askes dan Jamkesmas. Analis menyerahkan
form. hasil kepada dokter patologi klinik untuk dikoreksi
dan dianalisis.
E. Jika ada hasil yang salah, Dokter patologi klinik
mengembalikan form hasil yang salah ke petugas
administrasi untuk diralat.
F. Analis melakukan koreksi nota rincian biaya dan
mencocokkan dengan form. hasil yang sudah selesai di
analisis dokter antara lain identitas pasien, jenis dan biaya
pemeriksaan.
G. Analis dan atau petugas administrasi menempelkan nota
rincian biaya yang sudah benar dan cocok pada form hasil
pemeriksaan pasien rawat inap yang sudah disetujui Dokter
Spesialis Patologi Klinik.
H. Petugas administrasi menyerahkan form hasil pasien rawat
inap beserta nota rincian biaya pemeriksaan kepada
petugas/perawat atau orang yang ditunjuk untuk mengambil
form hasil di laboratorium. Petugas mencatat di buku
penerimaan spesimen jam dan tanggal penyerahan form
hasil (bila berbeda tanggal) dan nama petugas ruangan.
Form hasil pasien rawat inap yang tidak diambil akan
diantarkan petugas pengantar hasil ke ruangan secara
kolektif pada hari kerja dan jam dinas.
I. Analis menyerahkan form hasil milik pasien rawat jalan dan
rujukkan kepada petugas administrasi atau staf laboratorium
yang ada di loket.
2. Petugas Administrasi
A. Petugas administrasi membuat form hasil pemeriksaan
laboratorium sebagai laporan tertulis yang resmi.
1) Petugas administrasi memasukkan data pasien yang
ada pada form permintaan, diketik di komputer.
Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin,
alamat, dan no. register. Khusus untuk pasien
rujukan/kiriman dari luar tidak ada no. register.
Identitas pengirim : nama dan asal ruang/rujukan.
Jenis spesimen.
Tanggal dan jam spesimen diterima serta diperiksa
di laboratorium
Cantumkan satu tanggal dan jam untuk spesimen
yang langsung diperiksa, atau cantumkan tanggal
dan jam yang berbeda untuk pemeriksaan yang
harus ditunda.
Jenis parameter yang diperiksa.
2) Petugas administrasi memasukkan data hasil
pemeriksaan yang ada pada masing-masing
parameter.
3) Petugas administrasi memberikan keterangan pada
bagian kiri tepat di bawah hasil bila ada informasi
penting bagi Dokter pengirim, misal : serum ikterik,
atau alasan pemeriksaan tertentu tidak dikerjakan
karena spesimen darah/urine kurang, atau darah lisis,
spesimen bukan dahak tapi air liur dsb.
4) Petugas administrasi mencetak formulir hasil yang
telah lengkap, lalu menyerahkan kepada analis form
hasil bersama-sama form. permintaan untuk dikoreksi.

B. Petugas administrasi membuat nota rincian biaya untuk


semua pasien rawat inap sesuai jumlah dan jenis paramater
yang diperiksa. Dan diserahkan kepada analis atau petugas
pengantar form. hasil untuk dikoreksi sebelum diambil di
laboratorium atau diantarkan ke ruangan.

3. Dokter Laboratorium
A. Dokter Spesialis Patologi Klinik ( DSPK ) melakukan
penilaian terhadap hasil pemeriksaan yang dilaporkan analis
sebelum diketik oleh petugas administrasi. Berikan saran
cara penyelesaiannya pada hasil yang keputusan dinilai
salah.
B. DSPK melakukan koreksi dan analisis terhadap form. hasil
pemeriksaan dengan menilai hubungan antara hasil
parameter yang satu dengan lainnya serta keterangan klinik
yang dicantumkan sebagai bagian melakukan kontrol
kualitas internal.
C. DSPK memastikan hasil pemeriksaan benar sebagai kontrol
kualitas internal dan pada hasil yang meragukan dilakukan
langkah-langkah di bawah ini:
- Mencari informasi yang diperlukan melalui hasil
pemeriksaan sebelumnya,
- Menanyakan kepada pelaksana analis kemungkinan
terjadi kesalahan dalam pemeriksaan, seperti spesimen,
reagen, metode, peralatan, air dan listrik
- Menanyakan pada petugas sampling, atau pasien dan
keluarganya serta perawat, bila perlu diskusikan dengan
dokter yang menangani pasien masalah hasil tersebut.

D. DSPK membubuhkan tanda-tangan pada formulir hasil


yang sudah benar dan menyerahkan kembali formulir hasil
yang sudah disetujui kepada petugas laboratorium.

4. Petugas Laboratorium
A. Petugas laboratorium melipat form hasil pasien rawat jalan
dan rujukan, kemudian memasukkan formulir hasil pasien
rujukan ke dalam amplop yang telah disiapkan petugas
administrasi.
B. Petugas laboratorium menempelkan nota rincian biaya
pemeriksaan pada formulir hasil pasien rawat inap yang
telah disiapkan petugas administrasi.
C. Petugas laboratorium mencatat waktu penyerahan form
hasil, nama petugas laboratorium yang menyerahkan
dan namapetugas poliklinik/ruangan atau status
penerimaform hasil(pasien atau keluarganya) pada buku
spesimen.
D. Petugas laboratorium mencatat juga dalam buku ekspedisi
Nama pasien, asal ruangan, tanggal dan waktu
penyerahan, untuk form hasil pasien ruangan yang belum
diserahkan/diambil di laboratorium.
E. Petugas laboratorium mengantarkan form. Hasil
pemeriksaan pasien ke ruangan ICU,IGD dan IRNA (oleh
petugas pengantar hasil) dengan membawa buku ekspedisi.
Tulis nama dan mintalah tandatangan petugas/perawat yang
menerima form hasil.

5. Keadaan Khusus
A. Form hasil yang sudah mendapat persetujuan Dokter melalui
Telpondapat diserahkan kepada petugas/perawat ruangan
apabila sangat diperlukan.
B. Form hasil pasien rawat jalan dan rujukan yang tidak diambil
sampaibatas waktu 3 (tiga) bulan akan dimusnahkan.
C. Pada saat petugas pengantar hasil tidak ada (di luar jam dinas,
Hari libur, cuti sakit, ijin), maka form. hasil dapat diambil di
Laboratorim atau diserahkan pada petugas ruangan saat
mengantar spesimen kelaboratorium.

Hasil pemeriksaan anti-HIV yang positif (bukan pasien VCT) tidak


boleh diinformasikan melalui telpon dan tidak boleh dibuatkan form.
hasil pemeriksaan, bila tidak dilakukan tes konfirmasi yang
direkomendasikan untuk diagnosis pasti HIV atau jika hasil tes
konfirmasi negatif. Form. hasil POSITIF pemeriksaan anti-HIV dan/
hasil tes konfirmasi sama POSITIF, maka harus dilaporkan dan form
hasil harus ditanda tangani Dokter Spesialis Patologi Klinik
Catatan :
RUNING TIME :
Waktu yang diperlukan untuk penatalaksanaan laporan hasil yang tidak
bermasalah :
1. Pencatatan hasil dan konsultasi 1 menit.
2. Pembuatan form. hasil 2 menit (termasuk amplop dan nota rincian
biaya).
3. Koreksi Form hasil 1 menit.
4. Konsultasi dan analisis 3 menit.
5. Pencatatan form hasil ke buku register dan buku ekspedisi 1-2
menit.
Penatalaksanan hasil pemeriksaan yang tidak bermasalah dapat selesai
11-20 menit, dihitung sejak pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan
sampai form hasil sudah dapat diketahui atau siap diambil di
laboratorium.

Sebaliknya running time dapat lebih lama bila form. hasil pemeriksaan
pada saat dikoreksi/dianalisis ditemukan kejanggalan atau kesalahan
pengetikan, dan tergantung pada jumlah dan jenis parameter yang
diperiksa.

7.Bagan Alir -

8.Hal-hal yang perlu Penatalaksaan pelaporan hasil laboratorium


di perhatikan
9.Unit Terkait Loket,Poli umum

10.Dokumen terkait - FPPL


- Formulir Hasil Laboratorium

11.Rekaman historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai