PEDOMAN PELAYANAN
MANAJEMEN RISIKO DAN
LABORATORIUM
KESELAMATAN PASIEN
UPT PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE
KOTA BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kami, sehingga kami berhasil
menyusun buku Pedoman Pelayanan Laboratorium di UPT Puskesmas
Padasuka.
Bandung,
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terlaksananya pelayanan Laboratorium yang bermutu di UPT
Puskesmas Padasuka.
2. Tujuan khusus
Tercapainya pelayanan Laboratorium puskesmas yang memenuhi
tuntutan masyarakat yang mengikuti ilmu pngetahuan dan
teknologi.
D. BATASAN OPERASIONAL
Laboratorium puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan,
dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk
penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau
faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
masyarakat di wilayah kerja puskesmas.
1. Tujuan
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tenteng Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
PEDOMAN LABORATORIUM UPT PUSKESMAS PADASUKA 3
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaga
Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5063);
3. Peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3637);
4. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Mentri Kesehatan Nomor 493/Menkes/Per/VI/2009 tentang
Perbahan Kedua atas Peraturan Mentri Kesehatan Nomor
1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 298/Menkes/SK/III/2008
tentang Pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/Menkes/Per/VIII/2009
tentang Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik
dan Muatan Informasinya;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/Menkes/Per/VIII/2009
tentang Jejaring Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New
Emerging dan Re-Emerging;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 tahun 2012 tentang
penyelenggaraan laboratium pusat kesehatan masyarakat
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 835/Menkes/PSK/IX/2009
tentang Pedoman Keselamatan dan Keamanan Laboratorium
Mikrobiologik dan Biomedik.
Keterangan lainnya
1. Penanggung jawab laboratorium puskesmas adalah Dokter Puskesmas /
Kepala Puskesmas.
2. Penambahan tenaga pelaksana tergantung dari beban kerja
laboratorium.
3. Setiap petugas laboratorium harus mempunyai uraian tugas yang
tertulis dan diketahui kepala puskesmas.
4. Dalam keadaan keterbatasan sumber daya, beberapa kriteria dapat
tidak terpenuhi oleh laboratorium UPT Puskesmas Padasuka sepanjang
diketahui oleh Kepala Dinas kesehatan Kabupaten Bandung.
2. Tenaga Teknis
Sesuai Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 42
tahun 2015 tentang Izin penyelenggaraan dan Praktik ahli teknologi
laboratorium medik, maka untuk dapat melaksanakan pekerjaan di
laboratorium UPT Puskesmas Padasuka, setiap tenaga Teknis
Laboratorium setidaknya memenuhi persyaratan :
KEPALA UPT
PUSKESMAS :
PENANGGUNG JAWAB
LABORATORIUM :
PETUGAS LABORATORIUM :
1. Dodot Sriratna S
2. In In Sri Maulina
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
C. JADWAL KEGIATAN
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN
a. Denah ruangan laboratorium UPT Puskesmas Padasuka
Lemari
Bak Cuci
Meja administrasi
500
Pendingin Pintu
350
b. Peralatan
No Peralatan Jumlah
1 Hematology Analyzer Sysmex 1 unit
2 Fotometer 1 unit
3 Mikroskop 1 unit
4 Centrifuge 1 buah
5 Rotator 1 unit
6 Urinalisis 1 unit
7 Rak Tabung 12 lubang 3 unit
8 Rak Tabung 40 lubang 1 unit
9 Mikropipet 25 uL 1 buah
10 Mikropipet 10 – 100 uL 1 buah
11 Mikropipet 100 -1000 uL 1 buah
12 Mikropipet 10 uL 2 buah
13 Rak Mikropipet 5 Lubang 1 buah
14 Alat HB Mission 1 buah
A. LINGKUP KEGIATAN
Ruang lingkup kegiatan pelayanan Laboratorium mencakup mulai
dari menerima formulir perminataan pemeriksaan dari dalam dan luar
puskesmas, kemudian melakukan pemeriksaan, sampai proses
penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium kepada pasien. Kegiatan ini
terdiri dari pra-analitik, analitik, dan pasca analitik.
1. Tahap pra-analitik:
a. Persiapan pasien
b. Penerimaan spesimen
c. Penanganan spesimen
d. Pengiriman spesimen
e. Penyimpanan spesimen
2. Analitik
a. Persiapan reagen
b. Pemeliharaan peralatan
c. Pelaksanaan prosedur
3. Pasca-analitik
a. Validasi hasil
b. Interpretasi hasil
c. Pencatatan
d. Pelaporan
B. KEMAMPUAN PEMERIKSAAN, METODE DAN WAKTU PENYAMPAIAN
Sesuai dengan Sarana dan prasarana yang terdapat di Laboratorium
UPT Puskesmas Padasuka, maka pemeriksaan laboratorium yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Keterangan :
1. Pasien datang menuju loket pendaftaran untuk daftar
2. Pasien daftar sesuai dengan tujuan poli yang di tuju (Ruang Pengobatan
Umum, Ruang Gigi, Ruang KIA/KB, Ruang MTBS). Bila tujuan pasien
hanya ke Ruang layanan Laboratorium dan sudah membawa surat
E. PENGELOLAAN SPESIMEN
Tata Laksana Pelayanan Teknik, Pengambilan dan Penanganan Spesimen
1. Persiapan Pasien:
a. Pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam post prondial
1) Sebelum pemeriksaan pasien harus berpuasa selama 10 - 12 jam.
Pagi hari pasien diambil darah untuk pemeriksaan glukosa puasa,
kemudian pasien makan dan minum seperti biasa, selesai makan
pasien puasa lagi selama 2 jam
2) Pasien diambil darah yang kedua untuk pemeriksaan glukosa 2
jam pp
b. Pemeriksaan Cholesterol.
Pasien diharuskan puasa selama 10 - 12 jam
2. Persiapan Alat:
a. Spuit, Lancet, Tourniquet.
b. Pot urine / Pot dahak
c. Objek glass, cover glass.
3. Persiapan Bahan:
a. Kapas alkohol
b. Anti koagulant
4. Teknik Pengambilan Spesimen :
a. Darah Vena
1) Catat nama pasien pada tabung
2) Gunakan sarung tangan sebelum pengambilan darah
3) Pasang tourniquet pada daerah yang akan diambil darahnya
4) Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alkohol.
5) Tusuk vena dengan jarum spuit sampai terlihat darah keluar
6) Pemeriksaan Hematologi lengkap : Darah EDTA 3 ml
7) Pemeriksaan Kimia Klinik : Darah beku 3 ml.
8) Pemeriksaan Immunologi : Darah beku 3 ml.
9) Pemeriksaan Hematologi+Kimia+Immun : Darah EDTA
F. PENGOLAHAN SPESIMEN
2. Pelaporan
Pelaporan dilakukan setiap 1 bulan sekali yang dilaporkan kepada
kepala puskesmas dan ke Dinas Kesehatan kesehatan Kota andung,
data laporan diambil dari hasil pencatatn harian yang rutin
dilakukan. Macam macam pelaporan adlah :
a. Pelaporan jumlah setiap pemeriksaan Laboratorium
b. Pelaporan Rekapan Tahunan
c. Pelaporan jenis pasien umum
LOGISTIK
A. PERLENGKAPAN
1. Meja pengambilan sampel darah
a. Minimal menggunakan meja setengah biro (ukuran 90x60cm)
b. Mempunyai laci
2. Loket pendaftaran, penerimaan sampel urin dan dahak, pengambilan
hasil
3. Kursi petugas laboratorium dan kursi pasien.
a. Mempunyai sandaran
b. Dapat terbuat dari kayu, besi dan lain-lain
4. Bak cuci
a. Dilengkap kran untuk mengalirkan air bersih
b. Ukuran minimal 40 cm x 40 cm dengan kedalaman bak minimal 30
cm
c. Dilengkapi saluran pipa pembuangan air kotor menuju sistem air
limbah puskesmas
5. Meja pemeriksaan
a. Lebar meja adalah 60 cm dengan panjang sesuai dengan kebutuhan
pelayanan yang diselenggarakan
b. Meja pemeriksaan terbuat dari bahan tahan panas, tahan zat kimia,
mudah dibersihkan, tidak berpori dan berwarna terang
c. Ada meja khusus untuk meletakan centrifuge
6. Lemari pendingin
a. untuk menyimpan reagen dan sampel, volume sesuai kebutuhan
b. Reagen dan sampel disimpan dalam lemari pendingin yang terpisah
7. Lemari alat
a. Berfungsi untuk menyimpan alat,
b. Ukuran sekitar 160 cm x 40 cm x 100 cm
c. Dapat terbuat dari kayu, atau rangka alumunium dengan rak
terbuat dari kaca
d. Khusus untuk mikroskop dilengkapi dengan lampu 5 watt
8. Rak reagen
a. Berfungsi adalah untuk menyimpan reagen
b. Ukuran sesuai kebutuhan
c. Dapat terbuat dari kayu yang dilapisi teflon atau dapat terbuata dari
kaca
B. PERALATAN
1. Daftar Peralatan Laboratorium
JUMLAH PERALATAN
UPT
JENIS PERALATAN PERMENKES
NO PUSKESMAS
411 TH 2010
PADASUKA
I. SET LABORATORIUM
1 Batang pengaduk 3 buah 3
2 Beaker gelas 3 buah 3
3 Botol pencuci 1 buah 2
4 Corong kaca (5cm) 3 buah 5
5 Erlenmeyer gelas 2 buah 7
6 Fotometer 1 buah 2
7 Gelas ukur (100 cc) 1 buah 1
8 Gelas ukur (16 Oz/500 ml) 1 buah 1
9 Hematology analyzer 1 set 1
10 Hemositometer set/ alat hitung
1 set 1
manual
11 Lemari es 1 buah 2
12 Mikroskop binokuler 1 buah 2
13 Pipet mikro 5-50 ul, 100-200
1 buah 1
ul, 500-1000 ul
14 Pipet berskala (vol 1 cc) 3 buah 3
15 Pipet berskala (vol 10 cc) 3 buah 3
16 Pipiet tetes (pipiet pasteur) 12 buah 5
17 Pot spesimen dahak (mulut Sesuai Sesuai
lebar) kebutuhan kebutuhan
18 Pot spesimen urin (mulut lebar) Sesuai Sesuai
kebutuhan kebutuhan
19 Rotator plate 1 buah 1
20 Sentrifuge listrik 1 buah 1
21 Sentrifuge mikrohematokrit 1 buah 1
22 Tip pipet (kuning,biru) Sesuai Sesuai
kebutuhan kebutuhan
23 Tabung kapiler Sesuai Sesuai
mikrohematokrit
kebutuhan kebutuhan
24 Tabung reaksi (12 mm) Sesuai
50
kebutuhan
25 Tabung reaksi dengan tutup
12 buah 15
karet gabus
26 Tabung sentrifuge tanpa skala 6 buah 16
IV.
MEUBELAIR
1 Kursi kerja 2 buah 5 buah
2 Lemari peralatan 1 buah 2
3 Meja tulis ½ biro 1 buah 2 buah
V. PENCATATAN DAN PELAPORAN
1 Buku register pelayanan Sesuai Sesuai
kebutuhan kebutuhan
2 Formulir informed consent Sesuai Sesuai
kebutuhan kebutuhan
3 Formulir dan surat keterangan Sesuai Sesuai
lain sesuai kebutuhan kebutuhan kebutuhan
2. Pemeliharaan Peralatan
3. Perbaikan Peralatan
a. Pastikan masalahnya. Jangan membuat asumsi tentang
kemungkinan permasalahan.
b. Jika penanganan sederhana gagal, minta bantuan atasan atau
hubungi agen untuk menanyakan masalah tersebut.
c. Tempelkan label bahwa alat rusak.
d. Catatlah semua tindakan/ upaya perbaikan pada catatan khusus.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
BAB VII
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
A. KEGIATAN K3 DI LABORATORIUM
Adapun kegiatan dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 di
Laboratorium antara lain:
1. Memastikan tempat kerja yang menunjang K3
2. Memastikan sanitasi lingkungan kerja yang menunjang K3
3. Memastikan proses kerja yang menunjang K3
4. Mengelola dan menggunakan bahan dan peralatan kerja yang menjamin
K3
5. Mengelola limbah laboratorium hasil pemeriksaan yang menunjang K3
C. SANITASI LINGKUNGAN
Sanitasi di lingkungan kerja yang perlu diperhatikan sehingga dapat
menunjang K3 adalah:
1. Semua ruangan harus bersih, kering dan hygenis;
2. Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan
kantong plastik dan diberi tanda khusus;
3. Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak dapat dimasuki/
menjadi sarang serangga atau binatang pengerat;
4. Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan dibersihkan
secara teratur;
5. Petugas laboratorium dilarang makan dan minum di laboratorium;
6. Dilarang meletakan perhiasan dalam bentuk apapun di laboratorium.
D. PROSES KERJA
Agar setiap kegiatan dapat menunjang K3, maka ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, antara lain:
1. Melaksanakan praktik laboratorium yang benar. Setiap petugas harus
mengerti dan melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya
yang mungkin terjadi, dapat menggunakan setiap peralatan
laboratorium dan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja dengan
benar, serta mengetahui cara mengatasi apabila terjadi kecelakaan di
laboratorium.
2. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan keselamatan
kerja, seperti tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan alat
pemadam kebakaran;
3. Dilarang makan, minum (termasuk dari botol air) dan merokok di
tempat kerja;
4. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah, jarum
atau benda tajam dan barang siasa laboratorium harus ditempatkan
dalam bak/peti dalam laboratorium dan diberi keterangan;
5. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/peti
kuning (menjadi limbah medis infeksius) yang diberi tanda khusus;
6. Semua tumpahan harus segera dibersihkan;
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Bakuan Mutu
Demi menjamin tercapainya dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu,
diperlukan bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat
dijadikan pedoman kerja bagi pelaksana.
B. Pamantauan Mutu
proses atau semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan
ketepatan hasil pemeriksaan. Kegiatan ini berupa pemantauan mutu
internal, pemantauan mutu eksternal dan peningkatan mutu.
C. Cakupan
Objek pemantauan mutu internal meliputi : tahap pra analitik, tahap
analitik dan tahap pasca analitik
1. Tahap pra analitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien,
megambil spesimen, menerima spesimen, mengirim spesimen rujukan
sampai dengan menyimpan spesimen
2. Tahap analitik adalah tahap mulai dari persiapan reagen,
mengkalibrasi, dan memelihara peralatan laboratorium, uji ketepatan
dan ketelitian dengan menggunakan kontrol dan pemeriksaan spesimen
3. Tahap pasca analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil, dan
melakukan validasi hasil, serta meberikan interpretasi hasil sampai
dengan pelaporan.
D.Peningkatan Mutu
Peningkatan mutu adalah suatu proses terus menerus yang dilakukan oleh
laboratorium sebagai tindak lanjut dari pemantauan mutu internal dan
pemantauan mutu ekssternal untuk meningkatkan kinerja laboratorium
BAB IX
PENUTUP