Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SITU UDIK
Jalan KH. Abdul hamid desa situ udik KM 4 kode pos 16630
e-mail :upfpkm.situudik@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SITU UDIK


NOMOR : 440/133 -SK/Pkm-Jpg/IV/2018
TENTANG
PELAYANAN LABORATORIUM

KEPALA PUSKESMAS SITU UDIK,

Menimbang : a. Bahwa untuk menunjang diagnosis penyakit dan


peningkatan pelayanan klinis , maka perlu dilakukan
pengembangan pelayanan klinis yaitu melalui
pemeriksaan laboratorium Puskesmas;

b. Bahwa untuk melaksanakan pengembangan


pelayanan klinis di Puskesmas Situ Udik diperlukan
layanan Laboratorium;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan


b, perlu ditetapkan Keputusan Kepala Puskesmas
Situ Udik tentang Pelayanan Laboratorium;;

Mengingat : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat;
2. Yang Baik Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik:.

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 514 Tahun
2015 tentang Pedoman Layanan Klinis di Faskes
Tingkat I;
6. Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2010 tentang
Retribusi Pelayanan Kesehatan di Puskesmas.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SITU UDIK


KABUPATEN BOGOR TENTANG PELAYANAN
LABPRATORIUM
Kesatu : Pelayanan Laboratorium yang dapat dilaksanakan di
puskesmas Situ Udik sebagaimana terlampir dalam
bagian dan tidak terpisahkan dari Surat Keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapannya,maka akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Situ Udik


Pada tanggal : 02 April 2018
KEPALA PUSKESMAS SITU UDIK

Drg.Lenny Asyita Cahyani


NIP:197501272010012004
LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS SITU
UDIK
NOMOR : 440/133-SK/PKM-Jpg/IV/2018
TANGGAL : 02 April 2018
TENTANG : PELAYANAN
LABORATORIUM

PETUGAS KESEHATAN YANG KOMPETEN SESUAI KEBUTUHAN


PELAYANAN

NO NAMA PENDIDIKAN KEWENANGAN


1 Dewi Sinta Smk Analis Melakukan
Kesehatan pemeriksaan
laboratorium

Nama tersebut diatas memiliki kewenangan untuk melakukan pemeriksaan


Laboratorium di Puskesmas Situ Udik

NO. NAMA PENDIDIKAN KEWENANGAN


1 dr. Lenny Asyita Cahyani S1 Kedokteran Melakukan
Gigi interprestasi
hasil
pemeriksaan
laboratorium
3 dr.Ferry S1 Kedokteran Melakukan
Umum interprestasi
hasil
pemeriksaan
laboratorium

Nama tersebut diatas memiliki kewenangan untuk melakukan interprestasi


hasil laboratorium di puskesmas Situ Udik.
PELAYANAN DI LUAR JAM KERJA

NO TEMPAT RUJUKAN KETERANGAN

Rujukan luar dilakukan untuk


RSUD Lewiliang
pasien yang emergency
2. RS Karya Bakti Pratiwi (darurat), jika bisa ditunda
dilakukan pada pagi hari
3. RS Medika Dramaga
keesokan harinya
4. Puskesmas Cibungbulang

PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG BERISIKO TINGGI

I. Peneriksaan laboratorium yang berisiko tinggi adalah pemeriksaan yang


dilakukan pada sampel yang mudah menularkan mikroorganisme
apabila cara pemeriksaannya tidak sesuai prosedur.
II. Spesimen yang berisiko tinggi, antara lain :
1. Sampel Darah
2. Sampel Urin
3. Sampel Fases
4. Sampel BTA
III. Hal hal yang perlu diperhatikan oleh petugas labotatorium ketika
melakukan pemeriksaan spesimen yang berisiko tinggi, antara lain :
1. Memastikan ketersediaan tempat sampah infeksius dan bahan
beracun
2. Cuci tangan dengan 6 langkah sebelum dan setelah melakukan
pemeriksaan.
3. Penggunaan alat pelindung diri
4. Setelah selesai melakukan pemeriksaan harus dilakukan disinfeksi
pada meja pemeriksaan spesimen.
5. Menganggap semua sampel dan alat yang sudah terkontrak dengan
spesimen risiko tinggi sebagai bahan infeksius.
6. Membuang semua bahan habis pakai dan spesimen berisiko tinggi ke
dalam tempat sampah infeksius.
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BAGI PETUGAS LABORATORIUM

Setiap kegiatan yang dilaksaanakan di laboratorium Puskesmas dapat


menimbulkan bahaya atau resiko terhadap petugas yang berada di dalam
laboratorium maupun lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dan
mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium harus
melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan tersebut
merupakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium.
Beberapa hal yang perlu di perhatikan:

A. DI TEMPAT KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA


1. Desain tempat ruang kerja yang menunjang K3
 Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan proses
kerja di laboratorium
 Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja
 Pencahayaan cukup dan nyaman
 Ventilasi cukup dan sesuai
 Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah
dijangkau jikadiperlukan
 Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya.
2. Sanitasi Lingkungan
 Semua ruangan harus bersih,kering dan higienis
 Menyediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi
dengan kantong plastik dan diberi tanda khusus
 Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak dapat
dimasuki/ menjadi sarang serangga atau binatang pengerat
 Menyediakan tempat cuci tangan dengan air mengalir dan
dibersihkan secara teratur.
 Petugas laboratorium dilarang makan dan minum dalam
laboratorium
 Dilarang meletakan hiasan dalam bentuk apapun didalam
laboratorium
 .
B. PROSES KERJA,BAHAN DAN PERALATAN KERJA
1. Melakukan praktek laboratorium yang benar
2. Setiap petugas laboratorium haurs mengerti dan melaksanakan
upaya pencegahan terhadap bahaya yang mungkin terjadi, dapat
menggunakan setiap peralatan laboratorium dan peralatan kesehatan
dan keselamatan kerja dengan benar, serta mengetahui cara
mengetahui cara mengatasi apabila terjadi kecelakaan di
laboratorium
3. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan keselamatan
kerja, seperti tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan alat
pemadam kebakaran.
4. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (Jas laboratorium, sarung
tangan, masker, alas kaki tertutup yang sesuai) selama bekerja.
5. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus selama
bekerja dalam laboratorium dan harus dilepaskan serta ditinggalkan
di laboratorium (hati hati dengan jas laboratorium yang berpotensi
infeksi)
6. Petugas harus mencuci tangan secara higenis dan menyeluruh
sebelum dan setelah selesai melakukan aktifitas laboratorium dan
harus melepaskan baju proteksi sebelum meninggalkan ruangan
laboratorium.
7. Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium tanpa ijin
pejabat yang berwenang.
8. Dilarang makan dan minum (termasuk minum dari botol air) dan
merokok di tempat kerja.
9. Tempat kerja harus selalu bersih. Kaca pecah, jarum atau benda
tajam dan barang sisa labratorium harus di tempatkan di bak/ peti
dalam laboratorium dan diberi keterangan.
10. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak / peti
kuning (menjadi limbah medis/infeksius) yang diberi tanda khusus.
11. Semua tumpahan harus segera dibersihkan dengan menggunakan
larutan hipoklorit 0,5%.
12. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memimet, gunakan
karet penghisap.
13. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporlam kepada
penanggung jawab laboratorium.
14. Tas/ kantong/ tempat sampah harus ditempatkan di tempat yang
di tentukan.
15. Pengelolaan spesimen
 Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius.
 Mempunyai loket khusus untuk penerimaan specimen
 Setiap petugas harus mengetahui dan melaksanakan cara
pengambilan pengiriman dan pengelolahan spesimen dengan
benar
 Semua specimen darah harus disimpan pada wadah yang
memiliki kontruksi baik, dengan karet pengaan untuk
mencegah kebocoran ketika dipindahkan
 Saat mengumpulkan specimen harus berhati hati guna
menghindari pencemaran dari luar container atau laboratorium
 Setiap petugas yang memperoses spesimen darah harus
menggunakan sarung tangan dan masker
 Setelah memperoses spesimen spesimen tersebut harus cuci
tangan dan mengganti sarung tangan
 Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai
limbah infeksius dan dikelola sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
 Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus
didekontaminasi dengan desinfektan setelah selesai melakukan
keiatan laboratorium.
16. Pengelolaan bahan kimia yang benar
 Semua petugas mengetahui cara pengelolaan bahan kimia yang
benar (antara lain penggolongan bahan kimia, bahan kimia
yang tidak boleh tercampur, efek toksik dan persyaratan
penyimpanannya).
 Setiap petugas mengenal bahaya bahan kimia dan mempunyai
pengetahuan serta ketrampilan untuk menangani kecelakaan.
 Semua bahan kimia yang ada diberi label/ etiket dan tanda
peringatan yang sesuai
17. Pengelolaan limbah
a. Limbah padat
Limbah padat terdiri dari sampah / sampah umum dan limbah
khusus seperti benda tajam, limbah infeksius,limbah dll.
Tempat pembuangan limbah padat :
1) Tempat pengumpulan sampah
2) Tempat pengumpulan sampah sementara
3) Tempat pengumpulan sampah sementara
b. Limbah cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/ domestik, limbah cair
infeksius dan limbah cair kimia.
Cara menangani limbah cair :
1) Limbah cair umum/ domestik dialirkan masuk ke dalam septic
tank
2) Limbah cair infeksius dan kimia dikelola di saluran khusus
IPAL

PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM URGENT(CITO)


DAN KRITIS

PUSKESMAS SITU UDIK

1. Apabila ada permintaan pemeriksaan laboratorium cito dari dokter, Petugas


Laboratorium harus dengan segera menyampaikan laporan hasil pemeriksaan
lab cito tersebut kepada dokter pengirim.
2. Apabila dalam pemeriksaan laboratorium di temukan hasil laboratorium pasien
yang tidak sesuai dengan nilai normal yang sudah di tetapkan maka petugas
laboratorium harus dengan segera menyampaikan laporan hasil pemeriksaan
laboratorium kepada dokter pengirim.
3. Petugas laboratorium harus mendokumentasikan hasil pemeriksaan dalam
buku register.
4. Nilai Laboratorium Kritis sebagaimana tertera pada table di bawah :
NILAI AMBANG KRITIS

No Parameter Limit Rendah Limit Tinggi Satuan


Hematologi:
Hemoglobin <7 >20 gr/dl
Kimia Darah:
Gula Darah <50 >450 mg/dl
Asam Urat 1 30
Kolesterol - 400
Urinalisa
Protein Urine - Positif 3

DAFTAR JENIS REAGENSIA DAN BAHAN LAIN YANG HARUS TERSEDIA

NAMA REAGEN DAN


NO SATUAN KETERANGAN
BAHAN LAIN

1 Alkohol 70 % Botol

2 PP Tes Box

3 Reagen golongan darah Vial

4 Reagen ziehl nelsen Botol

5 Stik urine Botol Protein

Stik glukosa, Asam Urat,


6 Box
Kolesterol

7 Sarung tangan Bok

8 Masker Bok

9 Tisue Roll
BATAS BUFFERSTOCK REAGENSIA UNTUK MELAKUKAN PEMESANAN

NO KEGIATAN

Jika reagensia dan bahan lain untuk pemeriksaan laboratorium


tidak tersedia maka petugas laboratorium wajib menyampaikan
1 kepada Kepala Pokja UKP yang kemudian ditembuskan kepada
Kepala Puskesmas untuk selanjutnya Kepala Puskesmas
berkewajiban menyiapkan melalui permintaan ke Dinas Kesehatan.

BATAS BUFFERSTOCK REAGENSIA

JANGKA
NAMA REAGEN JUMLAH
SATUAN WAKTU
NO DAN BAHAN PERSEDIAAN
PENGGUNAAN
LAIN

1. Alkohol 70 % 2 botol botol 1 bulan

2. PP Tes 1 box box 2 bulan

Stik glukosa,
3. Asam Urat, dan 2 botol botol 1 bulan
Kolesterol

Reagen golongan
4. ½ botol Vi al 1 bulan
darah

Reagen ziehl
5. 3 set botol 1 bulan
nellson

6. Stik urine 20 stik botol 1 bulan

7. Tissue 10 gulung gulung 1 bulan

8. Sarung tangan 2 box box 1 bulan

9. Masker 2 box box 1 bulan

PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM PUSKESMAS SITU UDIK


Pengendalian Mutu Laboratorium yang dilaksanakan di Puskesmas Situ Udik
bertujuan untuk menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu laboratorium secara
berkelanjutan. Kegiatan Pengendalian mutu Laboratorium meliputi:

1. Penyusunan Standar Operasional Prosedur oleh tenaga teknis


laboratorium yang disahkan oleh Kepala Puskesmas;
2. Penerapan Standar Operasional Prosedur oleh tenaga teknis
laboratorium secara berkesinambungan;
3. Pemantapan Mutu Laboratorium, yaitu keseluruhan proses atau semua
tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan. Kegiatan ini meliputi pemantapan mutu internal dan
pemantapan mutu eksternal;.
4. Melaksanakan perbaikan alat jika terjadi penyimpangan hasil
pemeriksaan.

PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH BERBAHAYA

A. PENGERTIAN
 Pengelolaan limbah adalah semua kegiatan baik administrative maupun
operasional (termasuk kegiatan transformasi), melibatkan penanganan,
perawatan,penimbunan dan pembuangan limbah.
 Limbah puskesmas adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan
puskesmas dalam bentuk padat, cair dan gas.
 Limbah padat puskesmas adalah semua limbah puskesmas yang terdiri
dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi,
limbah kimiawi, limbah container bertekanan, limbah dengan kandungan
logam berat yang tinggi
 Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari
kegiatan puskesmas diluar medis yang berasal dari dapur,
perkantoran,taman dan halaman yang dimanfaatkan kembali apabila ada
teknologinya.
 Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
kegiatan puskesmas yang kemungkinan mengandung mikroorganisme,
bahan kimia beracun yang berbahaya bagi kesehatan
 Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari
kegiatan pembakaran di puskesmas
 Incinerasi adalah proses dengan suhu tinggi untuk mengurangi isi dan
berat limbah. Proses ini biasanya dipilih untuk menangani limbah yang
tidak dapat didaur ulang, dipakai lagi atau dibuang ketempat pembuangan
limbah atau tempat kebersihan perataan tanah.
 Enkapsulasi adalah pengisian wadah benda tajam yang telah terisi ¾
penuh dengan semen atau tanah liat, yang setelah kering dapat
dimanfaatkan untuk menambah gundukan tanah pada bagian yang
rendah.
 Kontaminasi adalah keadaan secara potensial atau telah terjadi kontak
dengan mikroorganisme yang dapat menimbulkan infeksi atau penyakit

B. KELOMPOK UTAMA YANG BERESIKO


Dari semua berbagai limbah yang ada dan dihasilkan oleh puskesmas
berikut ini adalah kelompok utama yang beresiko, yakni :
1. Medis dan paramedic
2. Pasien
3. Tenaga pendukung pelayanan, missal CS, pengelola limbah
masyarakat dan pemulung.

C. TUJUAN PENGELOLAAN LIMBAH


1. Melindungi petugas pembuangan limbah dari perlukaan
2. Melindungi penyebaran infeksi terhadap para petugas kesehatan
3. Mencegah penularan infeksi pada masyarakat sekitar
4. Membuang bahan-bahan berbahaya dengan aman

Tata kelola lingkungan dan limbah dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Tata kelola limbah non medis


Tata kelola limbah non medis merupakan pengelolaan limbah yang
dihasilkan dari aktivitas non medis baik organic maupun anorganik
yang bersumber dari lingkungan, pegawai, pengunjung,dan alat non
medis., kegiatan nya meliputi :
- Pengadaan dan penataan tempat penampungan sampah sementara
(TPS) di tiap ruangan dan tempat strategis lainnya(TPS 1)
- Mobilisasi harian ke TPS Puskesmas (TPS 2)
- Pengangkutan limbah non medis oleh truk sampah bekerjasama
dengan Komplek Perumahan Telaga Kahuripan
2. Tata kelola limbah medis
Tata kelola limbah medis merupakan pengelolaan limbah yang
dihasilkan dari aktivitas medis (cair, padat, biologi, kimiawi) baik yang
bersumber dari kegiatan medis teknis atau alat penunjang medis.
Tujuannya adalah untuk menghindari dampak yang diakibatkan oleh
limbah medis, baik terhadap petugas, pengunjung, lingkungan dan
masyarakat. Kegiatannya meliputi :
1. Tahap pemilahan.
a. Pemilahan limbah dilakukan mulai dari sumber yang
menghasilkan limbah sesuai dengan jenis limbah medis padat
yang dihasilkan meliputi limbah benda tajam, limbah medis,
infeksius, limbah farmasi dan kimiawi.
b. Limbah benda tajam termasuk jarum suntik dikumpulkan
dalam suatu wadah kotak berwarna kuning (safety box)
c. Limbah infeksius : pot sputum,cairan darah, kapas, perban,
ditempatkan dalam satu wadah. Pendesinfeksian dilakukan
selama kurang lebih 10 menit dengan cara direndam dalam
larutan klorin 10 % diencerkan dengan perbandingan 1;19,
terkecuali untuk pot sputum direndam selama 24 jam.
2. Tahap pengumpulan.
Pada tahap ini semua limbah medis dikumpulkan dari tiap
ruangan IGD, gigi, laboratorium lalu dikumpulkan di tempat
pengumpulan sementara untuk diambil oleh PT MTLB (Mitra Tata
Lingkungan Baru)

D. YANG HARUS DIHINDARI


Tumpukan limbah terbuka harus dihindari, karena :
- Menjadi objek pemulung yang akan memanfaatkan limbah yang
terkontaminasi
- Dapat menyebabkan perlukaan
- Menimbulkan bau busuk
- Mengundang lalat dan hewan penyebar penyakit lainnya.

E. KEBIJAKAN PENGELOLAAN LIMBAH


a. Lakukan Identifikasi limbah :
Limbah cair, limbah padat, tajam, infeksius dan non infeksius
b. Pemisahan :
Pemisahan dimulai dari awal penghasil limbah, pisahkan limbah sesuai
jenis limbah, tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya
c. Labelling
1. Limbah padat infeksius : kantong plastik kuning
2. Limbah padat non infeksius : kantong plastik warna hitam
3. Limbah benda tajam
4. Kantong pembuangan diberi label biohazard atau sesuai jenis limbah.
d. Packing
- Tempatkan dalam wadah limbah tertutup
- Tutup mudah dibuka, sebaiknya bisa dibuka dengan kaki
- Container dalam keadaan bersih
- Tempatkan setiap container limbah pada jarak 10-20 meter
- Ikat limbah, jika sudah terisi ¾ penuh
- Container limbah harus dicuci setiap hari
e. Penyimpanan
- Simpan limbah ditempat penampungan sementara khusus
- Tempatkan limbah dalam kantong plastik dan ikat dengan kuat
- Beri label pada kantong plastic limbah
- Setiap hari limbah diangkat dari tempat penampungan sementara
- Tidak boleh ada yang tercecer
- Gunakan alat pelindung diri ketika menangani limbah
- Tempat penampungan sementara harus di area terbuka, terjangkau,
aman dan selalu dijaga kebersihannya dan kondisi kering
f. Pengangkutan
g. Treatment :
- Limbah infeksius dimasukan dalam incinerator (bekerjasama dengan
pihak ketiga)
- Limbah non infeksius dibawa ke tempat pembuangan limbah umum
- Limbah benda tajam dimasukan dalam incinerator ( bekerjasama
dengan pihak ketiga )
- Limbah cair dalam wastafel diruang spoelhok
- Limbah feses, urine ke dalam WC

1. Penangan limbah benda tajam


- Jangan menekuk atau mematahkan benda tajam
- Jangan meletakan limbah benda tajam disembarang tempat
- Segera buang benda tajam ke container yang tersedia tahan tusuk
dan tahan air dan tidak bias lagi dibuka
- Selalu buang sendiri oleh sipemakai
- Tidak menyarungkan kembali jarum suntik habis pakai
- Container benda tajam diletakan dekat lokasi tindakan
2. Penanganan limbah pecahan kaca
- Gunakan sarung tangan rumah tangga
- Gunakan kertas koran untuk mengumpulkan pecahan benda kaca
tersebut, kemudian bungkus dengan kertas
- Masukan dalam container tahan tusukan dan beri label
3. Penanganan limbah cair
- Limbah cair domestic dari dapur dibuang terpisah dengan limbah
medis cair.
- Limbah medis cair yaitu darah, urine, dahak langsung dibuang
melalui septik tank
- Alat bekas pakai direndam di wadah dan diberi larutan klorin 10%
selama 1 malam, kemudian dicuci disterilkan. Air bekas pakai
dibuang melalui septik tank.
- Limbah cair infeksius dan kimia dikelola sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
4. Penanganan limbah terkontaminasi
- Pakailah wadah plastik atau logam dengan tutup yang rapat
- Gunakan wadah tahan tusukan untuk pembuangan semua benda-
benda tajam yang akan digunakan kembali
- Tempatkan wadah limbah dekat dengan lokasi terjadinya limbah itu
dan mudah dicapai oleh pemakai ( mengangkat-angkat limbah
kemana-kemana dapat meningkatkan reiko infeksi pada
pembawanya).
- Peralatan yang dipakai untuk mengumpulkan dan mengangkut
limbah tidak boleh dipakai untuk keperluan lain
- Cuci semua wadah limbah dengan larutan desinfektan ( klorin 0.5%+
sabun ) bilas teratur dengan air
- Gunakan APD ketika menangani limbah
- Cuci tangan atau gunakan penggosok tangan antiseptic berbahan
dasar alcohol tanpa air setelah melepaskan sarung tangan apabila
menangani limbah.
5. Penanganan Limbah Farmasi
- Dalam jumlah yang sedikit limbah farmasi (obat dan bahan obat-
obatan) dapat dikumpulkan dalam wadah dengan limbah infeksius
dan dibuang dengan cara yang sama dengan insinerasi, enkapsulasi
atau dikubur secara aman.
- Sejumlah kecil limbah farmasi seperti obat-obatan kadaluarsa
(kecuali sitotoksik dan antibiotik), dapat dibuang ke pembuangan
kotoran tapi tidak boleh dibuang kedalam sungai, kali, telaga atau
danau.
- Jika jumlah banyak, limbah farmasi dapat dibuang dengan metode
sebagai berikut:
 Sitotoksik dan antibiotic dapat di insinerasi bekerjasam dengan
pihak ketiga
 Bahan yang larut dalam air, campuran ringan bahan farmasi
seperti larutan vitamin, obat batuk, cairan intravena, tetes mata
dan lain-lain dapat diencerkan dengan sejumlah besar air lalu
dibuang dalam tempat pembuangan kotoran.
6. Penanganan limbah logam berat
- Pelayanan daur ulang melalui industry pabrik
- enkapsulasi
- tidak boleh diinsinerasi karena uap logam beracun yang dikeluarkaan
- tidak boleh dikubur tanpa enkapsulasi karena mengakibatkan polusi
air di tanah.
- Air raksa tidak boleh dibuang dalam air atau udara karena dapat
mengkontaminasi air dan udara tersebut.
- Jika thermometer pecah :
 Pakai sarung tangan pemeriksaan pada kedua belah tangan
 Kumpulkan semua butiran air raksa yang jatuh dengan sendok,
tuangkan dalam wadah kecil tertutup untuk dibuang atau dipakai
kembali

Mengetahui
KEPALA PUSKESMAS SITU UDIK

Drg.Lenny Asyita Cahyani


NIP:197501272010012004

Anda mungkin juga menyukai