Anda di halaman 1dari 6

Mimi Sugiarti : Pengaruh PoliethilenGlikol 6000 8% pada Serum Lipemik terhadap Hasil Pemeriksaan Glukosa, SGOT dan SGPT

Pengaruh Poliethilen Glikol 6000 8% pada Serum Lipemik terhadap Hasil


Pemeriksaan Glukosa, SGOT dan SGPT

Mimi Sugiarti, Eka Sulistianingsih


Program Studi Teknologi Laboratorium Medis Program Sarjana Terapan Poltekkes Tanjungkarang

Abstrak

Setiap laboratorium harus memberikan hasil yang teliti, cepat dan tepat.Dari total kesalahan laboratorium 61%
merupakan kontribusi dari kesalahan pra analitik, kesalahan analitik 25%, dan kesalahan pasca analitik 14%. Pra
Analitik merupakan tahap persiapan awal, sangat menentukan kualitas sampel yang akan dihasilkan dan proses
kerja selanjutnya. Ada dua kelompok pra analitik yaitu pra analitik ekstra laboratorium dan pra analitik intra
laboratorium. Proses pra analitik meliputi persiapan pasien, cara dan waktu pengambilan sampel, pengiriman
sampel ke laboratorium, penanganan, perlakuan terhadap proses persiapan sampel sampai selesai dikerjakan.
Kondisi serum lipemik dapat mengganggu hasil pemeriksaan kimia darah, kususnya pemeriksaan Glukosa,
SGOT dan SGPT. Dilakukan preparasi sampel lipemik sebelum pemeriksan parameter tersebut. Preparasi berupa
presipitasi menggunakan Poliethilen Glikol (PEG). 6000 8%. Supernatan digunakan untuk pemeriksaan Glukosa,
SGOT dan,SGPT. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh presipitasi menggunakan Poliethylen
Glikol pada serum Lipemik terhadap hasil pemeriksaan Glukosa, SGOT dan SGPT. Penelitian dilakukan di
Laboratorium Kimia Klinik Jurusan Analis Kesehatan,dengan metode Eksperimen. Sampel lipemik diperiksa
sebelum dan sesudah presipitasi menggunakan (PEG) 6000 8% sejumlah 30 kali pengulangan. Hasil di analisa
menggunakan Independent Sampel T test. diperoleh p value sebesar 0,000 berarti ada perbedaan sebelum dan
setelah presipitasi dengan PEG 6000.8%.

Kata kunci : Glukosa, Lipemik, Poliethilen Glikol, SGOT, SGPT

Effect of Polyethylene Glycol 6000.8% in Lipemic Serum on Glucose


Examination Results SGOT and SGPT

Abstract

Each laboratory must provide accurate, fast and precise results. Of the total laboratory errors, 61% are
contributed by pre-analytical errors, 25% analytical errors, and 14% post-analytic errors. Pre-Analytical is the
initial preparation stage, it really determines the quality of the sample to be produced and the next work process.
There are two pre-analytic groups, namely extra-laboratory pre-analytic and intra-laboratory pre-analytic. The
pre-analytic process includes patient preparation, sampling method and time, sample delivery to the laboratory,
handling, treatment of the sample preparation process until it is completed. Lipemic serum conditions can
interfere with the results of blood chemistry examinations, especially glucose, SGOT and SGPT examinations.
Sample preparation is carried out lipemic before examining these parameters. Preparation in the form of
precipitation using Polyethylene Glycol (PEG). 6000 8%. The supernatant was used for examination of Glucose,
SGOT and, SGPT. The purpose of this study was to determine the effect of precipitation using Polyethylene
Glycol on Lipemic serum on the results of Glucose, SGOT and SGPT examinations. The research was conducted
at the Clinical Chemistry Laboratory, Department of Health Analyst, with the experimental method. Lipemic
samples were examined before and after precipitation using (PEG) 6000 8% with a total of 30 repetitions. The
results were analyzed using the Independent Sample T test. The p value of 0.000 means that there is a difference
before and after precipitation with PEG 6000.8%.

Key words : Glukosa, Lipemik, Poliethilen Glikol ,SGOT,SGPT

Korespondensi : Mimi Sugiarti, Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Tanjungkarang, Jl.Soekarno-
Hatta No.1 Hajimena, Bandar Lampung, Mobile 081214886917, e-mail mimizoom123@gmail.com

Jurnal Analis Kesehatan : Volume 10, Nomor 2, Desember 2021 56


Mimi Sugiarti : Pengaruh PoliethilenGlikol 6000 8% pada Serum Lipemik terhadap Hasil Pemeriksaan Glukosa, SGOT dan SGPT

Pendahuluan Beberapa sumber kesalahan yang kurang


terkontrol dari proses pra analitik yang dapat
Sebagai subsistem pelayanan kesehatan mempengaruhi keakuratan hasil pemeriksaan
Laboratorium Klinik menempati posisi yang laboratorium, dan hal ini sulit untuk
penting dalam menegakkan diagnosis. Terdapat diidentifikasi oleh petugas laboratorium.
5alasan penting yang menyebabkan Variabel ini misalnya adalah variable fisik
pemeriksaan laboratorium diperlukan yaitu : pasien, seperti latihan fisik, puasa, diet, stress,
skrining, diagnosis, pemantauan progresif efek posisi, gaya hidup Variabel tersbut
penyakit, monitor pengobatan dan prognosis mempunyai pengaruh yang kuat terhadap hasil
penyakit. Oleh karena itu setiap laboratorium pemeriksaan hematologi dan kimia klinik,
harus dapat memberikan data hasil test yang sehingga kondisi ini harus diperhatikan sebelum
cepat, tepat dan teliti. Untuk mendapatkan hasil pengambilan sampel (Joyce,2007).
yang akurat Laboratorium harus mengacu pada Beberapa parameter dalam pemeriksaan
Good Laboratory Prosedure (GLP) yang kimia klinik dipengaruhi oleh makanan,
meliputi tahapan Pra analitik, Analitik dan sehingga pengambilan sampel harus dilakukan
Pasca analitik (Direktorat Laboratorium setelah pasien berpuasa dalam jangka waktu
Kesehatan Departemen Kesehatn RI, 2004). tertentu, yaitu 8-10 jam. Jika kondisi ini tidak
Ada tiga tahapan penting dalam proses terpenuhi maka akan menyebabkan kondisi
pengendalian mutu laboratorium, yaitu tahapan sampel yang kurang baik, misalnya sampel
pra analitik, analitik dan pasca analitik. menjadi lipemik (Sacher, 2004).
Pengendalian mutu pada umumnya hanya Serum adalah bagian darah yang cair
mengawasi tahap analitik dan pasca analitik setelah darah membeku (Gandasoebrata 2013).
yang lebih cenderung kepada urusan Serum diperoleh setelah darah dibekukan
administrasi, sementara proses pra analitik selama 10-15 menit kemudian disentrifuge
kurang mendapat perhatian. Kesalahan yang dengan kecepatan 1500 – 2000 rpm selama 10
terjadi pada proses pra analitik memberikan menit. Cairan yang terbentuk akan berwarna
kontribusi sekitar 61 % dari total kesalahan kuning jernih, dan harus dipisahkan dari bekuan
laboratorium, sementara 25% disebabkan oleh darah senelum dilakukan pemeriksaan.
kesalahan analitik dan 14% disebabkan oleh Secara normal serum jernih denganwarna
kesalahan pasca analitik. Terdapat dua kuning muda, dalam keadaan tertentu dapat
kelompok proses pra analitik yaitu pra analitik ditemukan serum yang keruh. Kekeruhan
ekstra laboratorium dan pra analitik intra bervariasi mulai dari rungan sampai sangat
laboratorium. Proses-proses tersebut meliputi keruh. Serum yang eruh ini dapat mengganggu
persiapan pasien, pengambilan spesimen, pemeriksaan kimia darah (Dia Sys, 2019).
pengiriman spesimen ke laboratorium, Serum lipemik adalah serum yang
penanganan spesimen, dan penyimpanan kekeruhan disebabkan oleh peningkatan
specimen (Direktorat Laboratorium Kesehatan konsentrasi lipoprotein yang dapat dilihat
Departemen Kesehatn RI, 2004). dengan mata (Gandasoebrata 2013 ) Penyebab
Persiapan pasien untuk pemeriksaan kekeruhan adalah akumulasi dari partikel
Laboartorium dimulaisaat dokter memutuskan lipoprotein. Namun tidak semua jenis
pemeriksaan laboratorium bagi pasien. Dokter lipoprotein menyebabkan kekeruhan. Penyebab
memberikan informasi mengenai tndakan apa utama dari kekeruhan adalah kilomikron
yang akan dilakukan, manfaat dan persyaratan dengan ukuan 70 – 1000 nm yang merupakan
apa yang harus dilakukan oleh pasien. Pasien partikel terbesar. Sementara akumulasi dari
harus mendapatkan informasi yang jelas agar partikel yang kecil yaitu HDL (Hight Density
pasien tidak merasa takut atau memiliki Lipoprotein) dan LDL (Low Denxity
persepsi yang keliru. Kondisi klinis pasien dan ipoprotein) tidak meneyebabkan kekeruhan.
pemilihan test yang tepat penting untuk Menurut Sacher dan Mc. Pherson 2004,
diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang kekeruhan pada serum mengindikasikan adanya
akurat, karena kondisi klinis pasien atau hasil peningkatan kadar VLDL (Very Low Density
pemilihan tes yang keliru dapat menghasilkan Lipoprotein) (Kee, 2013).
interprestasi hasil yang berbeda. Selain itu Terdapat tiga tingkatan kekeruhan pada
ketaatan ketaatan pasien akan instruksi yang serum yaitu : Peningkatan VLDL tanpa
telah diberikan oleh dokter atau paramedic khilomikron yang signifikan (Uniform);
sangat besar pengaruhnya terhadap hasil peningkatan khilomikron dan VLDL ditandai
pemeriksaan laboratorium (Lestari, Chairlan, dengan adanya krim diatas permukaan serum
2011). yang keruh dan peningkatan Khilomikron tanpa

57 Jurnal Analis Kesehatan : Volume 10, Nomor 2, Desember 2021


Mimi Sugiarti : Pengaruh PoliethilenGlikol 6000 8% pada Serum Lipemik terhadap Hasil Pemeriksaan Glukosa, SGOT dan SGPT

tanpa VLDL ditandai dengan krim diatas poly (oxyethylene) atau poli (ethylene oxide)
permuakaan serum yang jernih. (Sacher 2004). (Kuixiong, 1993).
Selain khilomikron dan VLDL, kadar Dalam bidang kesehatan PEG digunkan
trigliserida dan kolesterol tinggi lebih dari 240 untuk melarutkan sediaan yang tidak larut
mg/dL juga dapat menyebabkan kekeruhan dalam air. Berbagai jenis PEG dipasaran yang
pada serum (Baron, 2006). biasa digunakan dalam laboratorium.Bentuk
Hampir semua pengukuran yang PEG bisa berupa cairan maupun padatan
menggunakan spektrofotometri dengan tergantung dari Berat Molekul PEG itu sendiri.
penyerapan dan penghamburan cahaya Sifat EPG yang sangat efektif dilingkungan
terganggu dengan keadaan lipemik ini. yang berair dan membentuk dua fase sistem
Kekruhan dapat berpengaruh terhadap polimer yang berbeda. Ketika PEG melekat
penyerapan (absorbs) spektrofotometer pada pada molekul polimer lain dapat mempengaruhi
semua panjang gelobang, sehingga dapat sifat kimia dan molekul lemak. PEG mengikat
menyebabkan kesalahan pada nilai analisa absobsi dan disolusi suatu lemak yang sukar
(Piyophirapong dkk,2002). Lipoprotein dengan larut dalam air. Beberapa penelitian telah
trigliserida konsentrasi tingi juga dapat membuktikan kegunaan PEG ini. Penelitian
mengganggu karena memiliki efek deplesi yang dilakukan oleh peneliti di Universitas
volume, dimana konsentrasi analit menurun Andalas menunjukkan bahwa penggunaan PEG
karena lipoprotein menggantikan volume air. 6000 8%, dapat meningkatkan disolusi (Basel,
Dengan katalain volume yang tergantikan oleh 2009).
lipoprotein terhitung sebagai konsentrasi analit Pemeriksaan glukosa darah merupakan
(Baron, 2006). salah satu pemeriksaan kimia klinik yang
Kualitas serum dapat dipengaruhi oleh banyak dilakukan seiring dengan meningkatnya
makanan yang dimakan, diantaranya adalah kasus Diabetes Melitus di Indonesia.
glukosa, lemak dan kalsium. Oleh karena itu Pemeriksaan ini untuk darah sewaktu tidak
pengambilan sampel setelah makan dapat melalui puasa, sehingga dapat ditemukan serum
menjadi salah satu factor penyebab kesalahan yang lipemik. Demikian juga untuk
pra analitik yang menghasilkan serum lipemik. pemeriksaan enzim SGOT dan enzim SGPT
Beberapa methode dapat digunakan tidak mengharuskan pasien puasa, sehingga jika
untuk menjernihkan serum lipemik, yaitu pasien dengan kasus fatiliver bisa ditemukan
sentrifugasi, ekstraksi, pengenceran dan serum lipemik.
presipitasi. Standar emas untuk menjernihkan Tujuan umum penelitian ini adalah untuk
serum lipemik adalah sentrifugasi dengan alat mengetahui pengaruh presipitasi mengunakan
ultrasentrifugasi. Namun cara ini memerlukan Poliethylen Glikol 6000. 8% pada serum
alat tambahan berupa centrifuge ultra yang Lipemik terhadap hasil pemeriksaan glukosa
mahal (WHO, 2002). darah, enzim SGOT dan SGPT.
Metode lain untuk menjernihkan serum
lipemik bisa dilakukan dengan method Metode
presipitasi menggunakan Poliethilen glikol (
PEG). Dimana PEG ini dapat mengikat lemak Jenis penelitian kuantitatif desain studi
kemudian mengendapkannya sehingga serum eksperimen. Variabel terikat adalah presipitasi
menjadi jernih. PEG merupakan senyawa kimia serum lipemik menggunakan Poliethylen Glikol
yang tidak berbahaya dan murah. Menurut 6000. 8%, Variabel bebas adalah hasil
WHO penelitian mengungkapkan bahwa hasil pemeriksaan glukosa, SGOT dan SGPT.
pemeriksaan 20 unsur dalam serum tidak Analisa data menggunakan Independent Sampel
terpengaruh oleh presipitasi lipoprotein T test. yaitu untuk menguji perbedaan mean
menggunakan PEG (WHO, 2002). hasil pemeriksaan Glukosa, SGOT dan SGPT
Polietilena glikol adalah polimer yang serum lipemik sebelum dan sesudah di
banyak digunakan dalam industri pangan, presipitasi dengan PEG.
kosmetik, dan farmasi. Secara kimiawi, PEG Penelitian dilakukan di Laboratorium
merupakan sekelompok polimer sintetik yang Kimia Klinik Jurusan Analis Kesehatan
larut air dan memiliki kesamaan struktur kimia Poltekkes Tanjungkarang. Waktu penelitian
berupa adanya gugus hidroksil primer pada pada bulan April sampai dengan November
ujung rantai polieter yang mengandung 2020. Subjek penelitian ini adalah spesimen
oksietilen. Rumus molekul C2nH4n+2On+1, massa serum lipemik yang diperoleh dari
molar 44n+62, larut dalam air, nama IUPAC Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit
Umum Daerah Abdul Moeloek Lampung.

Jurnal Analis Kesehatan : Volume 10, Nomor 2, Desember 2021 58


Mimi Sugiarti : Pengaruh PoliethilenGlikol 6000 8% pada Serum Lipemik terhadap Hasil Pemeriksaan Glukosa, SGOT dan SGPT

Dilakukan 30 kali pengulangan untuk setiap Hasil setelah dipresipitasi dengan PEG
parameter sebelum dan sesudah dipresipitasi. 6000. 8% terlihat adanya penurunan baik untu
Sampel terdiri dari serum gabungan atau Glukosa aktivitas, Enzim SGOT maupun
pooled serum. Data diperoleh dengan cara (1) Aktivitas Enzim SGPT. Penurunan tertinggi
Mengambil serum lipemik di Rumah Sakit terihat pada Aktivitas Enzim SGPT, seperti
Umum Daerah Abdul Moeloek Provinsi yang terlihat pada table dibawah ini.
Lampung. Setelah serum terkumpul lakukan
pemeriksaan trigliserid untuk melihat seberapa Tabel 3. Rerata penurunan setelah dipresipitasi
besar serum tersebut mengalami lipemik, dengan PEG 6000. 8%
setelah itu dilakukan pemeriksaan kadar Sebelum Setelah Persen
glukosa darah, SGOT dan SGPT. (2) Serum Presipitasi Presipitasi Penurunan
lipemik dipresipitasi dengan menggunakan Gulokosa 119 103,7 13,22
Poliethylen Glikol 6000. 8%, lalu lakukan SGOT 48,42 31,96 33,99
pemeriksaan glukosa , SGOT dan SGPT.
SGPT 153,84 26,7 82,64
Hasil
2. Analisa Bivariat
1. Analisa Univariat Analisa bivariat untuk mengetahui
Hasil pemeriksaan kadar glukosa ,SGOT pengaruh variabel dapat dilakukan apabila data
dan SGPT pada serum lipemik sebelum di memenuhi persyaratan terdistribusi normal
presipitasi dengan PEG 6000 8% dapat dilihat yaitu dengan cara uji normalitas data. Uji
pada table 1. normalitas data dapat dilakukan menggunakan
uji Kolmogorov-Smirnov dengan melihat nilai
Tabel 1. Hasil pemeriksaan Glukosa, SGOT dan Asymp. Sig. Apabila nilai Asymp. Sig.>0,05,
SGPT pada serum Lipemik sebelum maka data terdistribusi data normal. Sedangkan
dipresipitasi dengan PEG 6000 8% apabila hasil Asymp. Sig.<0,05, maka data
Glukosa SGOT SGPT dinyatakan tidak terdistribusi normal. Hasil uji
(mg/dL) (U/L) (U/L) normalitas data menggunakan Kolmogorov-
Rata-rata 119 48,42 153,84 Smirnov menunjukkan bahwa hasil pengolahan
Tertinggi 136 68,3 168 data menghasilkan nilaip value untuk glukosa
sebesar 0,149, nilai p value SGOT sebesar
Terendah 108 36,8 144,7 0,157 dan nilai p valueuntuk SGPT sebesar
0,200 artinya nila p value.>0,05, maka data
Dari table tersebut terlihat bahwa pada dinyatakan terdistribusi normal.
sampel lipemik hasil pemeriksaan Glukosa
tertinggi adalah 136 mg/dL, hasil ini berada Hasil
pada nilai normal untuk glukosa sewaktu yaitu
sampai dengan 140 mg/dl. Tabel 4. Hasil Uji kadar Glukosa sebelum dan
Untuk Aktivitas enzim SGOT nilai sesudah dipresipiatsi dengan PEG 600.8%
tertinggi adalah 48,42 U/L yang juga berada P
Variabel Mean SD SE
sedikit diatas nilai normal yaitu 41 U/L, value
sementara untuk akytivitas enzim SGPT Kadar glukosa 17,637 11.447 2.090 0,000
tertinggi adalah 153,84 U/L ini berada lebih
dari 3 kali niai normal yaitu 41 U/L. Hasil uji kadar glukosa pada sampel
lipemik sebelum dan sesudah dipresipitasi
Tabel 2. Hasil pemeriksaan Glukosa, Enzim SGOT
dengan PEG 6000.8% didapatkan p value 0,000
dan Enzim SGPT pada serum lipemik
setelah dipresipitasi dengan PEG 6000
lebih kecil dari tingkat kepercayaan 95% yaitu
8% 0.005, berarti ada perbedaan kadar glukosa
Glukosa SGOT SGPT
darah sebelum dengan sesudah di presipitasi
(mg/dL) (U/L) (U/L) dengan PEG 6000.8%.
Rata-rata 103,27 31,96 26,7 Tabel 5. Hasil Uji Aktivitas Enzim SGOT sebelum
Tertinggi 129 37,4 30 dan sesudah dipresipiatsi dengan PEG
600.8%
Terendah 93 23,8 23,4 P
Variabel Mean SD SE
value
SGOT 16.45333 7.53094 1.37495 0.0000

59 Jurnal Analis Kesehatan : Volume 10, Nomor 2, Desember 2021


Mimi Sugiarti : Pengaruh PoliethilenGlikol 6000 8% pada Serum Lipemik terhadap Hasil Pemeriksaan Glukosa, SGOT dan SGPT

Hasil uji Aktivitas SGOT pada sampel kejujuran dan pemahaman pasien akan
Lipemik sebelum dan sesudah dipresipitasi pentingnya sebuah proses. Yang pada ahirnya
dengan PEG 6000.8% p value 0,000 lebih kecil akan berimbas pada mutu dari sampel pasien itu
dari tingkat kepercayaan 95% yaitu 0.005, sendiri. Misalnya pasien yang tidak berpuasa
berarti ada perbedaan aktivitas enzim SGOT ketika akan dilakukan pemeriksaan biokimia,
sebelum dengan sesudah di presipitasi dengan atau pasien yang obesitas. Sehingga serum
PEG 6000.8%. pasien yang dihasilkan cenderung menjadi
lipemik. Serum yang lipemik dapat
Tabel 6. Hasil Uji Aktivitas Enzim SGPT sebelum berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan kimia
dan sesudah dipresipiatsi dengan PEG klinik yang sebagian besar reaksinya dibaca
600.8% dengan menggunakan fotometer (Direktorat
P Laboratorium Kesehatan Departemen Kesehatn
Variabel Mean SD SE
value
RI 2004).
SGOT 127.83667 6.30913 1.15188 0.000 Hal ini sesuai dengan penelitian Wheny
Mufita (2017) yang melakukan penelitian
Hasil uji aktivitas SGPT pada sampel tentang penggunaan PEG 600 8% pada serum
Lipemik sebelum dan sesudah dipresipitasi lipemik untuk pemeriksaan Kreatinin, dari
dengan PEG 6000.8% p value 0,000 lebih kecil penelitian tersebut diperoleh hasil ada
dari tingkat kepercayaan 95% yaitu 0.005, perbedaan bermakna antara hasil sebelum dan
berarti ada perbedaan aktivitas enzim SGPT sesudah dipresipitasidengan PEG 6000.8%.
sebelum dengan sesudah di presipitasi dengan Hasil penelitian dari Beta Lutfi (2019)
PEG 6000.8%. juga menunjukkan adanya penurunan yang
bermakna pada kadar protein serum lipemik
Pembahasan yang dipresipitasi dengan PEG 6000.8%
dengan yang tanpa PEG 6000.8% (Lutfi, 2019).
Hasil penelitian diatas menunjukkan Hasil pengujian serum Control yang
bahwa terjadi penurunan kadar glukosa serum diperlakukan sama dengan sampel diperoleh
lipemik sebelum dipresipitasi dengan PEG kadar 110,4 mg/dL sebelum dipresipitasi dan
6000.8% dibandingkan dengan setelah 110,2mg/dL setelah dipresipitasi dengan
dipresipitasi dengan PEG 6000.8% yaitu dari menggunakan PEG 6000.8% hal ini
rata-rata 119 mg/dL menjadi 103,27mg/dL atau menunjukkan bahwa kadar Glukosa dalam
turun sebesar 13,22%. serum control tidak berubah dengan
Pemeriksaan aktivitas enzim SGOT juga penambahan PEG 6000.8%.
terjadi penurunan dari rata-rata aktivitas dari Hasil Uji statistic bivariat mengunakan
sebelum duoresipitasi dengan PEG 6000.8% Paired Sampel T-test untuk kadar glukosa
dibandingkan dengan stelah dipresipitasi diperoleh p value sebesar 0,000, ( p < 0,05)
dengan PEG 6000.8% yaitu dari 48,42 U/L yang beratti ada perbedaan bermakna antara
menjadi 31,96 U/L atau turun sebesar 33, 99%. sebelum dan sesudah perlakuan.
Pemeriksaan aktivitas Enzim SGPT mengalami Demikian juga dengan hasil uji bivariate
penurunan yang sangat besar dari sebelum menggunaka Paired Sampel t-test untuk
dipresipitasi sebesar 153,84 U/L menjadi 26,7 aktivitas enzim SGOT diperoleh hasil p value
U/L setelah dipresipitasi dengan PEG 6000.8% sebesar 0,000 ( p< 0,05) hasil yang sama juga
atau menurun sebesar 82,64%. Berdasarkan diperoleh pada uji Paired sampel t-test untuk
hasil diatas dapat diketahui bahwa pada sampel aktivitas enzim SGPT diperoleh p value sebesar
serum yang lipemik ditemukan hasil yang 0,000 ( p< 0,05).
tinggi baik untuk glukosa, enzim SGOT Dengan demikian dari ketiga
maupun enzim SGPT. Kadar tinggi palsu ini pemeriksaan tersebut ketiga nya menunjukkan
tentu dapat menyebabkan kesalahan sebuah ada perbedaan yang significant antar sebelum
diagnosa. dipresipitasi dengan PEG 6000.8% dengan
Secara umum ada kesalahan yang terjadi setelah dipresipitasi dengan PEG 6000.8%.
pada proses pra analitik dalam melakukan Kekeruhan pada sampel lipemik dapat
pemeriksaan laboratorium, kesalahan ini sering mengganggu reaksi serta penbacaan hasil reaksi
tidak bisa dikontrol oleh petugas karna kimia pada fotometer, lipemik menyebabkan
berhubungan dengan kondisi pasien dan sampel keruh yang akan meningkatkan
kejujuran pasien. Keterangan yang diberikan penyerapan absorbance saat pembacaan dengan
oleh pasien dalam menanggapi instruksi dari fotometer.
dokter atau paramedis sangat tergantung pada

Jurnal Analis Kesehatan : Volume 10, Nomor 2, Desember 2021 60


Mimi Sugiarti : Pengaruh PoliethilenGlikol 6000 8% pada Serum Lipemik terhadap Hasil Pemeriksaan Glukosa, SGOT dan SGPT

Simpulan hasil pemerikaan Glukosa Diagnostic Sysems GmbH Alte


darah Enzim SGOT dan Enzim SGPT sebelum Strasse 9 ‘65558 Germany
dipresipitasi dengan PEG 6000.8% adalah
sebagai berikut (1) Glukosa rata-rata 119 DiaSys. 2019. .Diagnostic reagent for
mg/dL, kadar tertinggi 136 mg/dL kadar quantitative in Vitro determinan of
terendah 108 mg/dL. (2) Enzim SGOT rata – ALAT (GPT) in serum or plasma on
rata 48,43U/L tertinggi 63,8u/l terendah 36,8 photometric systwma DiaSys
U/L (3) Enzim SGPT rata-rata 153,84U/L, Diagnostic Sysems GmbH Alte
tertinggi 168 U/L terendah 144,7 U/L. Hasil Strasse 9 ‘65558 Germany
pemeriksaan Glukosa darah Enzim SGOT dan
Enzim SGPT setelah dipresipitasi dengan PEG DN.baron 2006.Kapita Selekta Patologi Klinik,
6000.8% adalah sebagai berikut (1) Glukosa Edisi 4 ,EGC Jakarta.
rata-rata 103 mg/dL tertinggi129 mg/dL dan
terendah 93 mg/dL. (2) Enzim SGOT rata-rata Ganda Soebrata.2103. Pemeriksaan
31,96 U/L,tertinggi 37,4 U/L dan terendah 23,8 Laboratorium Klinik, EGC Jakarta
U/L (3) Enzim SGPT rata-rata 26,7U/L
tertinggi 30 U/L dan terendah 23,4 U/L. (4) Joyce LeFever Kee, 2007. Pedoman
Ada perbedaan yang bermakna antara hasil Pemeriksaan Laboratorium &
Glukosa darah, Aktivitas Enzim SGOT dan Diagnostik, EGC, Jakarta,
Aktivitas Enzim SGPT sebelum dan sesudah
presipitasi. Kee, M 2013. Pedoman Pemeriksaan
Saran untuk mengatasi kesalahan hasil laboratorium dan Diagnostik Edisi 6,
pada pemeriksaan serum lipemik hendaknya EGC Jakarta
dilakukan presipitasi terlebih dahulu
menggunakan PEG 6000.8%. Kuixiong Gao (1993). Polyethylene glycol as an
embedment for microscopy and
Daftar Pustaka histochemistry. CRC Press. ISBN 978-0-
8493-4323-0.Page.1-10
Beta lutfi Ayu nastiti 2019 .Perbedaan kadar
Protein Total pada serum lipemik yang Lestari,Estu. Chairlan.2011. Pedoman Teknik
dipreparasi menggunkan Poliethylen Dasar Untuk Laboratorium
Glikol 6000.8% dengan inkubasi pada Kesehatan. EGC,Jakarta.
suhu 4oC, Suhu ruang dan tanpa
inkubasi..Poltekkes Tanjungkarang 2019 Piyophirapong,S.M.D.,Wongtiraporn,W.M.D
dkk 2010 Factitious Result in
Birkhäuser Basel. 2009.PEGylated Protein Clinical ChemistryTests Caused by
Drugs: Basic Science and Clinical Common Endogenous Interferents.
Applications. ISBN 978-3-7643-8678- Siriraj Medical Journal ,Volume 62
8.Page.147 Number 4, july-August 2010

Direktorat Laboratorium Kesehatan Sacher dan Mc Pherson,RA,2004,Tinjauan


Departemen Kesehatn RI, 2004 Pedoman Klinis Hasil Pemeriksaan
praktek Laboratorium yang Benar Laboratorium,Alih bahasa :Brahm U.P
(Good Laboratory Practice), dan dewi wulandari, Jakarta EGC
Cetakan ke-3, Jakarta,
Sari, Wheny Mufita. Hardisari,Ratih Ni.
DiaSys.2019. .Diagnostic reagent for Sujono. 2017.Perbedaan kadar
quantitative in Vitro determinan of Kreatinin pada Y Serum Lipemik yang
glucose in serum or plasma on diolah dengan Polyethylene Glicol
photometric systwma DiaSys 6000 8% dan High Speed
Diagnostic Sysems GmbH Alte Sentrifugasi.Jurnal Kesehatan Volume
Strasse 9 ‘65558 Germany 13 No 1.

DiaSys 2019. .Diagnostic reagent for WHO 2002 .Use of Anticoagulatn in


quantitative in Vitro determinan of Diagnostic Laboratory Investigation
ASAT (GOT) in serum or plasma on
photometric systwma DiaSys

61 Jurnal Analis Kesehatan : Volume 10, Nomor 2, Desember 2021

Anda mungkin juga menyukai