Anda di halaman 1dari 23

KIMIA KLINIK

TEAM Kimia Klinik


MATERI KULIAH SP DNG UTS
1. Pendahuluan
2. Pemeriksaan kadar lipid dan glukosa
3. Pemeriksaan gangguan fungsi Hati dan Ginjal
4. Pemeriksaan gangguan hormon tiroid
5. Metabolisme lipid dan lipoprotein
6. Lanjutan metabolisme lipid dan lipoprotein
7. Metabolisme karbohidrat
8. UTS
MATERI KULIAH UTS SAMPAI UAS
1. Diabetes melitus
2. Fisiologi hati
3. Gangguan fungsi hati
4. Fungsi ginjal
5. Pemeriksaan klinik Urea, BUN dll
6. Pemeriksaan hematologi
7. Presentasi
8. UAS
CARA PENILAIAN
 Kehadiran <80 % tidak boleh mengikuti ujian
 Tugas kelompok, wajib untuk dipresentasikan
pada akhir kuliah sebelum pelaksanaan UAS
 Penilaian akhir :

UTS 40 %
UAS 40 %
Tugas 15 %
Kehadiran 5 %
PENDAHULUAN

 Kimia klinik adalah ilmu yang mempelajari


teknik terhadap darah, urin, sputum (ludah,
dahak), cairan otak, ginjal, sekret2 yang
dikeluarkan. Pemeriksaan laboratorium yang
berdasarkan pada reaksi kimia dapat digunakan
darah, urin atau cairan tubuh lain.
 pemeriksaan kimia darah di lab klinik antara
lain uji fungsi hati, otot jantung, ginjal, lemak
darah, gula darah, fungsi pankreas, elektrolit
dan dapat pula dipakai beberapa uji kimia yang
digunakan untuk membantu menegakkan
diagnosis
TUJUAN

 kebutuhan pemahaman data klinik bagi


seorang farmasis untuk dapat memahami
tindakan kefarmasian dengan tepat sesuai
dengan tujuan terapi, bukan untuk diagnosa
CONTOH KEGUNAAN PEMERIKSAAN LAB
KIMIA KLINIK
KOMPETENSI INTERPRETASI DATA KLINIK
 Latar belakang :
 Pelayanan berorientasi pada pasien dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
 Perlunya seorang apoteker mempunyai akses data
klinik pasien
 Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk
mendapatkan informasi bagi dokter dan apoteker
dalam pengambilan keputusan klinik
 Kompetensi interpretasi data lab sangat mendukung
dan memudahkan apoteker untuk pengkajian
penggunaan obat secara aktif dan berdiskusi dengan
profesi kesehatan lain tentang terapi obat
PENGGUNAAN DATA LABORATORIUM
DALAM PRAKTIK KLINIK

a. Menilai kesesuaian terapi obat


b. Monitoring efek terapeutik
c. Monitoring reaksi obat yang tidak diinginkan
(ROTD)
d. Menilai toksisitas obat
e. Monitoring kepatuhan minum obat
A.MENILAI KETEPATAN OBAT

 Apakah obat yang telah digunakan sesuai


dengan indikasi
 Apakah obat yang diresepkan merupakan drug
of choice
 Apakah pasien mempunyai kontra indikasi pada
obat yang digunakan
 Apakah pasien dengan kondisi tsb memerlukan
penyesuaian dosis
 Apakah pasien memiliki resiko tejadinya reaksi
obat yang tidak diinginkan
B. PENILAIAN EFEKTIVITAS TERAPI
 Apakah terdapat efek terapeutik yang dapat
diukur secara secara langsung misal pemberian
kalium dapat dimonitoring melalui Pengukuran
kadar kalium serum

 Apakah jumlah obat di dalam tubuh memadai


yaitu terdapat rentang terapi di atas batas kadar
efektif minimal dan di bawah batas kadar toksik
C. MENDETEKSI DAN MENCEGAH
TERJADINYA REAKSI OBAT YANG TIDAK
DIINGINKAN (ROTD)
 Menghindarkan penggunaan obat yang tidak
direkomendasikan , misal menghindari penggunaan
ketokenazol pada pasien dengan hasil uji fungsi hati
yang abnormal
 Merekomendasikan penyesuaian dosis serta
monitoring efektivitas dan efek samping terapi, misal
pasien gagal ginjal , maka dosis harus disesuaikan
D. MENILAI KEPATUHAN OBAT
Seorang apoteker dapat menggunakan hasil uji
laboratorium untuk menilai kepatuhan melalui
pengukuran :
 Kadar obat digoksin, antikonvulsan dalam darah

 Kadar glukosa darah pada penggunaan obat


antidiabetes
 Kolesterol pada penggunaan statin

 Kadar kalium serum pada penggunaan


spironolakton
Suatu uji laboratorium akan bernilai hasilnya jika
1. Mempengaruhi diagnosis , prognosis atau
terapi
2. Memberikan pemahaman yang lebih baik
mengenai proses penyakit
3. Memberikan rekomendasi terkait penyesuaian
dosis
INTERPRETASI DATA LABORATORIUM

Hasil pemeriksaan laboratorium merupakan


informasi yang berharga untuk :
 Membedakan diagnosis

 Mengkonfirmasi dosis

 Menilai status klinik pasien

 Mengevaluasi efektivitas terapi dan muncul

nya reaksi obat yang tidak diinginkan


SPESIMEN BAHAN YANG DIGUNAKAN
 Bahan atau spesimen yang didapatkan melalui
tindakan invasif ( menggunakan alat yang
dimasukkan dalam tubuh) atau non invasif
 Contoh spesimen : darah lengkap( darah vena,
darah arteri), plasma, serum, urin, feses,
sputum, keringat, saliva, sekresi saluran cerna,
cairan vagina, cairan serebrospinal dan jaringan
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
HASIL LABORATORIUM

1. Pasien : umur, jenis kelamin, ras, genetik,


berat badan, kondisi klinik, status nutrisi dan
penggunaan obat

2. Laboratorium : cara pengambilan spesimen,


waktu pengambilan, metode analisis, kualitas
spesimen, jenis alat dan tehnik pengukuran
3 KRITERIA DALAM PENGUKURAN
Nilai klinik pemeriksaan laboratorium tergantung
pada :
1. Sensitifitas menggambarkan kepekaan tes
2. Spesifisitas : menggambarkan kemampuan
membedakan penyakit gangguan fungsi organ
3.Akurasi : ukuran ketepatan pemeriksaan
KETELITIAN ( PRESISI)
 Untuk mendapatkan analisa dengan ketelitian
yang baik dibutuhkan peralatan dan reagen yang
berkualitas tinggi, serta pemeriksaan yang
cermat
 Pemipetan secara eksak merupakan hal yang
sangat penting dalam teknik semi mikro dan
mikro, bila tidak akurat menimbulkan
penyimpangan yang relatif besar
CONTOH PEMERIKSAAN LAB
 Pemeriksaan darah lengkap
 Pemeriksaan fungsi ginjal

 Pemeriksaan fungsi hati

 Pada praktikum kimia klinik akan dilakukan


pemeriksaan : kadar glukosa, kolesterol,
trigliserida, asam urat, urea, kreatinin, bilirubin,
SGPT/ALT dan SGOT / AST
CONTOH PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK
 Hematokrit
 Nilai normal ; pria 40-50%

wanita 35-45 %
Diskripsi :
Hematokrit (Hct) menunjukkan persentase sel
darah merah terhadap volume darah total
Implikasi klinijk :
- Penurunan Hct merupakan indikator anemia

- Peningkatan nilai Hct terjadi pada eritositosis,


dehidrasi, kerusakan paru paru kronik,
polisetemia, syok
ALAT MIKROLAB

Anda mungkin juga menyukai